BONE

HOMEOSTASIS
 HISTOFISIOLOGI

1. SKELETON, KOMPONEN TUAS ARTIKULASI (PASIVE) BERSAMA

OTOT SKELET (AKTIVE), SISTEM MUSKULOSKELETAL
2. PROTEKSI VISCERAL, OTAK, MEDULLASPINALIS DLL
3. BANK CADANGAN MINERAL (CALSIUM & PHOSPATE).
MEMPERTAHANKAN KADAR SERUM STABIL PADA LEVEL TERTENTU
(FUNGSI METABOLIK TUBUH)
4. KEDUA FUNGSI INI TERKADANG KONFLIK
BONE HOMEOSTASIS

BANK CADANGAN MINERAL

DINAMIK (ION CALSIUM DAN ION
PHOSPHAT)
KONSENTRASI CALSIUM DALAM
CAIRAN EKSTRASELLULAR
DINAMIK;
FAKTOR ENDOKRINE, SELS TULANG MAMPU
BIOCHEMICAL LOKAL, MEMBENTUK, MERESORBSI,
MEMPERTAHANKAN TULANG
BIOELECTRIC
(BONE HOMEOSTASIS).

MEMPERTAHANKAN KONSENTRASI
CALSIUM DALAM CAIRAN
EKSTRASELLULAR
 CA EKSTRASEL HANYA <1% CADANGAN Ca TUBUH.

KOMPONEN METABOLIK SGT

PENTING MEMPERTAHANKAN
FUNGSI TUBUH :
REAKSI ENZYMATIK
MEMPERTAHANKAN SEL MEMBRAN RANGE FISIOLOGI
KOMUNIKASI INTERSELLULAR KONSENTRASI
TRANSMISI INTERNEURAL CALSIUM SERUM
TRANSMISI NUEROMUSKULAR SANGAT SEMPIT
KONTRAKSI OTOT
PEMBEKUAN DARAH
SYSTEM HORMON
PARATHYROID-VIT D

1. ABSORBSI
GASTROINTESTINAL >
2. REABSORBSI DI GINJAL >
3. RESORBSI TULANG >
1. 1,25(OH)2D; KADAR & SEKRESI CADANGAN RENDAH
ABSORBSI UPPER GIT TDK EFISIEN:
LANSIA (>50) : 1500 MG/HR
PREMENOPAUSE (30): 1000 MG/HR
SUPLEMEN CALSIUM

2. KEBUTUHAN CALSIUM MENINGKAT

WANITA HAMIL 1500 mg/HARI.
LAKTASI BUTUH 2000 mg/HARI
KONSUMSI TIDAK MENCUKUPI PADA LACTASE DEFISIENSI,
DIET CALSIUM.
HIGHT PROTEOIN DIET EKSRESI Ca BY GINJAL MENINGKAT
REQUIREMENT VIT. D

VIT D METABOLIT (1,25(OH)2D MEMBANTU MENJAGA KADAR NORMAL

CALSIUM & PHOSPHATE :
MENINGKAT ABSORPSI INTESINUM &
RESORPSI OSTEOCLAST PADA TULANG

SUMBER
SEPARUH DARI MAKANAN (>SUSU),
SISANYA REAKSI PD KULIT YG DISTIMULUS OLEH RADIASI
ULTRAVIUOLET,
SEDIKIT DARI MAKANAN NATURAL (MINYAK IKAN)

LANSIA SERING MILD DEFISIENSI VIT D

BERKURANGNYA KONTAK DGN SINAR MATAHARI,
KURANG INTAKE SUSU,
MENURUNNYA ABSORBPSI INTESTINAL.
REGULASI CALS & PHOSPHAT

INTAKE HARIAN BERVARIASI, KADAR

DALAM SERUM SELALU KONSTAN

1. REGULASI HOMEOSTASIS UTAMA DI BAWAH KONTROL:

PARATHYROID GLD (PTH)
THYROID GLD (CALCITONIN)
GINJAL ( MENCEGAH HILANGNYA VIT D AKTIVE METABOLIT)

2. FAKTOR LAIN:
HORMON (STERPID GONAD, H.THYROID, GROWTH
HORMON, GLUCOCORTICOID, INSULIN)
VITAMIN C & D
PROTEIN (ALBUMIN, CALSIUM BINDING PROTEIN, VIT-D
BINDING PROTEIN)
PHOSPHATE
PENGHAMBAT MNERALISASI ( (PYROPHOSPHATASE)
PH DARAH
 HORMO PTH CALCITONIN
N 1,25(OH)2D
chief cells Parafoll cell
Proximal tub ren
parathyroid Thyroid
Stimulatin serum Ca < PTH > Ca serum >
g Serum Ca <
production Serum P <
Inhibiting
Serum Ca > Contra contra
production
No direct effect
Indirect action on
End organ INTESTI Strongly stimulate
bowel, by stim produc ?
action NE abs. of Ca & P
1,25(OH)2D in
Kidney
Stimulate 25(OH)D
1,25(OH)2D (prox
tub cells
KIDNEY Increase reabsorp of ? ?
filtered Ca
Promote urinary excr
P
BONE Stimelates Osteoclast Strongly stimulates Inhibits Osteoclast
Stimulates osteoclast resorption resorption
recruitment of bone ? Role in
Preosteoclast physiology
REGULASI MASSA TULANG

MASSA TULANG RELATIF KONSTAN SEPANJANG USIA (40AN)

METABOLISME TULANG TDK BERHENTI, KONTINYU REMODELING &
REAPPROPRIMATES CADANGAN MINERALNYA SELAMA TERJADI
MEKANIK STRESS
PADA DEWASA NORMAL TERJADI 2 PROSES YANG BALAN
(COUPLING) BONE FORMATION EQUAL BONE RESORPTION

4 MEKANISME REGULASI MASSA TULANG

1) STIMULASI & 2) INHIBISI BONE FORMATION/DIPOSITION

3) STIMULASI & 4) INHIBISI BONE RESORPTIN/WITHRAWAL

STIMULASI OSTEOCLAST (RESORPTION) MENGAWALI STIMULATION OF

OSTEOBLAS (FORMATION)
 OSTEBLAST ACT OSTEOCLAST ACT
(DEPOSITION) (WITHRAWAL)
STIMULATION Weight-bearing activity Lack of activity
Growth Hyperparathyroidism
Fluoride Hypercortisolism
electricity Hyperthyroidism
Estrogen menopause (estrgen
def)
Testosteron deficiency
Acidosis
Myeloma
Lymphoma
Inadecuate Ca intake
Normal aging

INHIBITION Lack of activity Weight bearing activity

Chronic malnutrition Estrogen
Alcoholism Testoteron
Chronic disease Calcitonin
Normal aging Adequate D intake
hypercortisonism Adequate Ca intake
BONE REMODELING

KORELASI LANGSUNG ANTARA BB DGN UKURAN TULANG

(GALILEO 1683)

SETIAP PERUBAHAN FUNGSI TULANG DIIKUTI OLEH

PERUBAHAN BENTUK (BONE ARCHITECTURE)
BONE ARCHITECTURE

HUBUNGAN BENTUK TULANG (EKSTERNAL) -- ARSITECTURE TULANG

(INTERNAL )
INTERNAL FORCE -- EKSTERNAL FORSCE
DYNAMIC INTERNAL FORCE : KONTRAKSI OTOT
DYNAMIC EKSTERNAL FORCES : GRAFITASI, BEBAN BAWAAN

ARSITEKTUR TRABEKULA PADA PROXIMAL FEMUR

POLA TRABEKULA : RESPON BIOLOGIS

PENGURANGAN BEBAN DISUSE/IMMOBILISASI PENIPISAN &

KEHILANGAN TRABEKULA, HILANG MASSA KARENA RESOPSI.
DISEMUA TULANG, >> EXIAL SKELETON, VERTEBRA
DISUSE SIGINIFIKAN PERUBAHAN BENTUK TULANG,
CALSIUM SERUM MENINGKAT;
CALCITONIN (PARAFOLLICULAR CELLS) MENGHAMBAT OSTEOCLAST
RESORPSION,

CALSIUM MENURUN
EFISIENSI ABSORPSI CALSIUM DI GASTROINTESTINAL, (TERGANTUNG
INTAKE CALSIUM PERHARI, STATUS VIT D DAN USIA)
REN : CONVERSI 25-HYDROXYVITAMIN D(25(OH)D 1,25(OH)D (ENZYM)
STIMULUS BY PENINGKATAN SERUM PTH & PENURUNAN SERUM LEVEL
PHOSPHATE
1,25(OH)D (D METABOLIK)
AKTIVE ABSORPSI CALSIUM & PHOSPHAT DI INTESTINAL,
MENINGKATKAN RESORPSI TULANG (RECRUITMENT PRECUSOR
OSTEOCLAST),
REABSORP CALSIUM DI GINJAL (PTH MENINGKAT > 95%)

TIAP PENAMBAHAN 1 GRAM CALSIUM YG DICERNA, HANYA 50 MG

PENAMBAHAN CALSIUM DI URIN,
KADAR CALS DI URIN IDIKATOR RATE OBSORPSI INTESTIN
(KEBANDING JUMLAH CALS YG DICERNA)
SUKSES UNTUK MU
AMIIIN