A. DEFINISI
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel
darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal
(120 hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia
diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu, makan
hilang, dan infeksi berulang.
Thalasemia
sumsum
terjadi
tulang
akibat
ketidakmampuan
membentuk
protein
yang
mestinya.
Hemoglobin
ke
seluruh
bagian
tubuh
yang
lagi
menjalankan
aktivitasnya
secara
normal.Thalasemia
adalah
secara
resesif.
Penyakit
ini
merupakan
penyakit
kelainan
Thalasemia
digolongkan
bedasarkan
orang
kulit
hitam
(25%
minimal
membawa 1 gen).
2. Beta Thalasemia (melibatkan rantai beta)
Beta Thalasemia pada orang di daerah
Mediterania dan Asia Tenggara.
Secara umum, terdapat 2 (dua) jenis thalasemia yaitu :
1. Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor
merupakan penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin
dalam darah.
Akibatnya, penderita kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia.
Dampak lebih lanjut, sel-sel darah merahnya jadi cepat rusak dan umurnya pun
sangat pendek, hingga yang bersangkutan memerlukan transfusi darah untuk
memperpanjang hidupnya. Penderita thalasemia mayor akan tampak normal
saat lahir, namun di usia 3-18 bulan akan mulai terlihat adanya gejala
anemia. Selain itu, juga bias muncul
gejala lain seperti jantung berdetak
lebih kencang dan
Faies
cooley
facies cooley.
adalah
thalasemiamayor,
ciri
yakni
khas
batang
dari
berat
ringannya
penyakit.
Yang
pasti,
semakin
berat
membawa
gen
penyakit
tanda-tanda
penyakit
thalasemia
minor
tak
Pada
garis
keturunan
dengan
baik,
anak-anak
dengan
tranfusi
darah
D. DIAGNOSA
Thalasemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya.
Hitung jenis darah komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV
(mean corpuscular volume). Elektroforesa bisa membantu, tetapi tidak pasti,
terutama untuk alfathalasemia. Karena itu diagnosis biasanya berdasarkan
kepada pola herediter dan pemeriksaan hemoglobin khusus.
E. PENGOBATAN
Atasi anemia dengan tranfusi PRC (packed red cell). Tranfusi hanya
diberikan bila Hb < 8 g/dL. Sekali diputuskan untuk diberi tranfusi darah, Hb
harus selalu dipertahankan diatas 12 g/dL dan tidak melebihi 15 g/dL.
Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan
pemberian tambahan asam folat. Penderita yang menjalani transfusi, harus
menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya
sulfonamid), karena zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan.
Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum
tulang. Terapi genetik masih dalam tahap penelitian.
Splenektomi diindikasikan bila terjadi hipersplenisme atau limpa terlalu
besar sehingga membatasi gerak pasien, menimbulkan tekanan intraabdominal
yang mengganggu napas dan berisiko mengalami rupture. Pencangkokan
sumsum tulang dipertimbangkan pada setiap kasus baru dengan talasemia
mayor.
Imunisasi terhadap virus hepatitis B dan C diperlukan untuk mencegah
infeksi virus tersebut melalui tranfusi darah.
F. PENCEGAHAN
Pada keluarga dengan riwayat thalasemia perlu dilakukan penyuluhan genetik
untuk menentukan resiko memiliki anak yang menderita thalasemia. Pengidap
thalasemia yang mendapat pengobatan secara baik dapat menjalankan hidup
layaknya orang normal di tengah masyarakat. Sementara zat besi yang
menumpuk di dalam tubuh bisa dikeluarkan dengan bantuan obat, melalui urine.
Penyakit thalasemia dapat dideteksi sejak bayi masih di dalam kandungan, jika
suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) thalasemia, maka anak
mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita thalasemia.
Karena itu, ketika sang istri mengandung, disarankan untuk melakukan tes darah
di laboratorium untuk memastikan apakah janinnya mengidap thalasemia atau
tidak.
Referensi : NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # 64 (15 Oktober 2010)
THALASSEMIA ( TALASEMIA)
Penyakit Darah Turunan
Thalassemia (Talasemia) merupakan penyakit darah resesif autosomal yang
diwariskan
atau
diturunkan.
Pada
penderita
thalassemia,
cacat
genetic
Utara.
Jauh
dari
Mediterania,
Asia
Selatan
juga
cukup
banyak
talasemia
diklasifikasikan
menurut
rantai
mana
dari
molekul
keturunan Afrika atau Asia, membuat mereka lebih mungkin untuk terserang
thalassemia . Thalassemia pada umumnya diderita oleh orang-orang Afrika,
juga di Yunani dan Italia.
Thalasemia atau yang juga disebut dengan cooley anemia ini merupakan
penyakit yang diturunkan secara autosomal resesif dimana terjadi mutasi pada
gen
dan
globin,
yang
mengakibatkan
ketidakseimbangan
produksi
hemoglobin dewasa (HbA), terangnya. Dr. Besari Adi Pramono, MSi, Med.,
Sp.OG(K) mengungkapkan, bila diderita ibu hamil, tentu saja akan berpengaruh
pada janin.
Penyakit yang diturunkan daru gen satu orang tua dan gen varian hemoglobin
dari orang tua yang lain menimbulkan anemia hingga kematian janin dan rahim.
Thalasemia yang biasa diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau
kodominan ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga: thalasemia mayor yang sangat
bergantung pada transfusi, minor atau karier tanpa gejala dan yang terakhir
adalah intermedia. Bila orang tua masing-masing membawa gen terdapat
kemungkinan 25% anak menderita thalasemia, 50% karier dan 25% sisanya
normal, ungkapnya. Thalasemia terbagi atas duajenis yaitu alfa dan beta.
Thalasemia alfa terjadi karena adanya ketidakseimbangan biosintesis globin a,
dengan kelebihan rantai globin a, a atau keduanya. Berdasarkan penelitian, dari
20 janin dilaporkan jika darah mengandung hemoglobin Barat sebanyak 65
sampai 98 persen dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim atau segera
setelah lahir dan memperlihatkan gambaran klinis khas hidrops fetalis nonimun,
terangnya. Jenis thalasemia beta yang terjadi akibat gangguan produksi rantai
globin a atau gangguan pada stabilitas rantai a. Bentuk thalasemia beta yang
paling parah adalah yang bergantung pada transfusi darah. Pada tahap
intermedia, penferita tidak bergantung pada transfusi darah, sedangkan
penderita thalasemia minor biasanya tanpa gejala. Pada thalasemia beta,
terjadi penurunan produksi rantai a dan kelebihan endapan rantai a yang
menyebabkan kerusakan membran sel.
Kelainan dasar ini menghasilkan gambaran patologi yang menandai thalasemia a
homoigot dengan meningkatnya kadar hemoglobin A2. Pada kasus thalasemia
mayor, bayi sehat saat lahir, tetapi seiring dengan berkurangnya kadar
hemoglobin F, bayi mulai mengalami anemia berat dan gannguan pertumbuhan,
apabila
masuk
ke
dalam
program
transfusi
yang
adekuat,
anak
yang
bersangkutan akan tumbuh secara normal sampai akhir dekade pertama saat
efek kelebihan besi mulai tampak, tambahnya.
8
Bila Anad mengeluh lemah, sering pusing, sesak, tampak pucat, jangan anggap
remeh. Pemeriksaan fisik dan riwayat kejadian abortus berulang dan riwayat
keluarga penting ditanyakan saat anamnesis untuk mengetahui apakan Anda
mengidap thalasemia atau tidak. Sedangkan bagi wanita hamil, dianjurkan untuk
memonitor kadar hemoglobin secara ketat.
Sebagai usaha untuk meminimalisir, diagnosis prenatal bagi ibu hamil dapat
dilakukan mulai usia kehamilan 9-13 minggu. Hal ini adalah salah satu cara
penting, disamping pemberian konseling genetik dan penapisan thalasemia yang
standar meliputi pemeriksaan darah lengkap dan Hb elektroforesis. Tidak ada
salahnya melakukan upaya preventif sebelum terlambat.
Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan dari orang tua
secara genetik yang dibedakan menjadi thalasemia minor (pembawa sifat/hidup
normal) dan Thalasemia mayor (memerlukan transfusi darah).
Penyakit ini menyerang siapa saja, mulai dari usia enam bulan hingga 33 tahun.
Penyakit ini membuat penderitanya bergantung pada transfusi darah.
Para penderita Thalasemia memang hidup dari transfusi darah. Namun transfusi
tersebut membawa efek yang kurang baik bagi penderita, seperti zat besi dalam
tubuh
penderita
meningkat.
katanya.
diberikan
mengatakan,
secara
salah
satunya
teratur
cara
10
dan
untuk
terus
mencegah
menerus.
perkembangan
besi.
"Para penderita Thalasemia memang hidup dari transfusi darah, namun transfusi
tersebut membawa efek yang kurang baik seperti zat besi dalam tubuh
penderita meningkat," katanya.
11
THALASEMIA
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang
dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
pertama kali dikenal didaerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali
ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua
kepadaanak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan
hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu
protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke
sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir
dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya. Thalassemia terutama
menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika. Ada dua jenis
thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan dengan
cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated
gen atau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi
disebut pembawa atau carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait
(sifat thalassemia). Kebanyakan pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang
mewarisi dua sifat gen, di mana satu dari ibu dan satu dari ayah, akan
mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah adalah pembawa,
kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai
penyakit
thalassemia,
adalah
sebesar
25
persen.
Anak
dari
pasangan
dilakukan
yaitu
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
C. Identifikasi kasus
Anton (5 tahun) datang ke poli hematologi dibawa ibunya, dengan keluhan
lemas,mudah lelah ketika beraktivitas, berat badan yang sangat kurang.
Meskipun berusia 5 tahun tetapi posturnya tidak sesuai dengan anak seusianya
BB 14 kg, kulit bersisik kehitaman pada beberapa tempat dan wajah tampak face
colley. Adanya hepatosplenomegali yang mengakibatkan perut terlihat buncit.
Hasil laboratorium didapatkan : Hb 7 g/dL, Ht 22%, SGOT 11/ml, SGPT 70 IU/L, Fe
1000 g/dL. Klien biasanya datang 3 minggu sekali ke poliklinik untuk diberikan
darah dan pemasangan desferal.
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoglobin
13
Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4 rantai
polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A, yang terdiri
dari dua rantai dan dua rantai (22) (Slamet Suyono, 2001). Selain Hb A
pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping (minor)yang disebut Hb
A2 (22). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio) terdapat bentuk hemoglobin
lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin embrional : Hb Gowers1 (zeta2
epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan Hb Portland (zeta2 gamma2). Kadar
Hb normal dewasa yaitu:Hb A : 96-98% Hb A2 : 1,5 3,2 % Hb F : 0,5 0,8 % (A.V.
Hoffbrand, et al., 2005)Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai
dengan pembentukan Hb Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang
bekerja sama dengan Hb Portland dalam masa transisi menuju Hb F. Pada
saatnya adanya pergantian pembentukan rantai gamma pada Hb F oleh rantai
alfa globin sehingga terbentuk HbA. Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke
hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan setelah kelahiran (A.V. Hoffbrand,et al.,
2005). Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post partum
(setelah kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih ditemukan
walaupun dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 1%). Hemoglobin
embrional hanya bertahan sampai umur janin 10 minggu saja (Slamet Suyono,
2001).
Hemoglobin
terdiri
dari
hemoglobin
normal dan
hemoglobin
patologis.
Hemoglobin
patologis
merupakan
akibat
dari
adanya kelainan
produksi
yang
memiliki
afinitas
14
tetapi
rantai
non-
bergabung
dengan
konfigurasi
yang
glutamate
glutamate
eritrosit
dalam tubuh,
dan
kompensasi
sumsum
tulang
b. Hemoglobinopati
Thalassemia
Anemia sickle cell
Hemoglobinopati lain seperti heterozigot ganda (thalassemiaHb E)c.
c. Defek
membran
(membranopati)
: Sferositosis
herediter,
obat-
ISI
A. KASUS THALASEMIA
Anton, 5 tahun datang ke poli hematologi untuk kesekian kalinya dengan keluhan
lemas, mudah lelah ketika beraktivitas. Berat badan sangat kurang,meskipun
16
berusia
tahun
tapi
posturnya
tidak
sesuai
dengan
anak
seusianya.
C. PENJELASAN KASUS
DEFINISI THALASEMIA
Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada sintesis
hemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantai
globin. (robbins,2007)
Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturunan) yang menyebabkan sel
darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa. (suryo,2005)
KLASIFIKASI THALASEMIA
17
disease
(4)
yang
disertai
anemia
hipokromik
mikrositer,
Kadar
Hb
hanya
g/dl
dan
pada elektroforesis
Hb
(gangguan
pembentukan
rantai
).
Thalassemia-
disebabkan oleh mutasi pada gen globin pada sisi pendek kromosom 1.
18
minor
bersifat
ringan,
biasanya
hanya
sebagai
ditandai
oleh
splenomegali,
anemia
berat, bentuk
infeksi
terutama
bila
limpanya
dapatmengakibatkan
kematian.
Dapat
timbul
pensitopenia
akibat hipersplenisme.
Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan
Fe,tebalnya tulang kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik
kehitaman akibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfusi
darah secara kontinu.
20
PATOFISIOLOGI
21
22
23
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan
2.
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
lelahketika beraktifitas.
3. Kerusakan integritas
perubahan
B. Elektroforesis Hb3.
1. HbF meningkat : 10-98%4.
2. HbA bisa ada pada +, bisa tidak ada pada o5.
3. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat
C. Pemeriksaan sumsum tulang
1. Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai
dengan peningkatan cadangan Fe.
D. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer).
Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia
eritrosit tidak terlisis
E. Pengukuran beban besi
1. Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan
transfuse
F. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara
pasien merupakan trait
G. Pemeriksaan molekuler
1.
2.
3.
4.
5.
penatalaksanan
pada
pasien harus
melakukan
pertimbangan
aspek
Transfusi
untuk
Sebelummelakukannya
perlu
mempertahankan
dilakukan
kadar
pemeriksaan
hb
di
genotif
atas
10 g/dl.
pasien untuk
mencegah terjadi antibody eritrosit. Transfusi PRC (packed red cell)dengan dosis
3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl. Antibiotik : untuk melawan
mikroorganisme pada infeksi. Untuk menentukan jenis antibiotic yang digunakan
perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut pada pasien.
25
besi
dapat berupa:
desferoksamin
diberikan
injeksi
subcutan,
mencegah
perkawinandiantara
pasien
Thalasemia
agar
tidak
mendiagnosis
kasus
homozigot
intra-uterin
sehingga
27