Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mengalami pubertas hingga
menuju level kematangan seksual. Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik
yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal, terutama yang terjadi pada masa awal remaja
(Santrock, 2003 dalam Fajri, 2011). Hurlock (2004) menyatakan bahwa kriteria yang paling
sering digunakan untuk menentukan masa pubertas adalah munculnya menstruasi pertama
(menarche) pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki (Fajri, 2011). Haid atau menstruasi
adalah pengeluaran darah dan sel sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim
perempuan secara periodik (Heri et al. 2015). Remaja memiliki siklus haid yang sangat
bevariasi. Hampir 90% wanita yang memiliki siklus menstruasi 25-35 hari, dan hanya 10-
15% yang memiliki siklus 28 hari. Meskipun demikian, ada beberapa wanita yang memiliki
siklus yang tidak teratur, hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis (Supratiknyo
2016).
Menurut Proverawati (2009) diperkirakan sebesar 20% remaja Indonesia mengalami
masalah dalam menstruasi, salah satunya adalah ketidakteraturan siklus menstruasi yang
rentan terhadap depresi, karena dapat menimbulkan ketidakpastian yang mengakibatkan
kecemasan dan keresahan pada diri remaja itu sendiri. Cakir, M et al dalam Mulastin (2009)
dalam penelitiannya menemukan bahwa dismenore merupakan gangguan mentruasi dengan
prevalensi terbesar yaitu 89,5% diikuti ketidakteraturan siklus menstruasi sebanyak 31,2%,
serta perpanjangan siklus menstruasi sebanyak 5,3%. Pada penelitian Bienieaz, et al (2007)
mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder sebanyak
18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%.
Gangguan menstruasi sendiri adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus
menstruasi, menimbulkan nyeri, menyebabkan perdarahan tidak biasa yang lebih banyak
atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu (Humaira,
2019)
B. RUMUSAN MASALAH.
C. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah disesuaikan dengan rumusan masalah, yaitu :
1. Untuk memahami definisi dari polimenorea.
2. Untuk memahami penyebab dari polimenorea.
3. Untuk memahami patofisiologi dari polimenorea.
4. Untuk memahami tanda dan gejala dari polimenorea.
5. Untuk memahami penatalaksanaan dari polimenorea.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI POLIMENORHEA
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari normalnya (kurang dari 21 hari).
Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Dapat disebabkan oleh
gangguan ovulasi karena adanya gangguan hormonal, pendeknya masa luteal, kongesti
ovarium akibat peradangan, endometriosis (Prawirohardjo, 2014).
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan usia korpus luteum memendek
sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih pendek yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan
jumlah darah relatif tetap (Manuaba, 2010). Pada kasus polimenorea wanita akan mengalami
menstruasi yang lebih sering yaitu dua kali dalam satu bulan dengan jumlah darah relatif
sama atau lebih banyak dari biasanya. Hal ini membuat wanita yang mengalaminya merasa
cemas dan memerlukan penanganan agar polimenorea dapat teratasi.
Polimenorea merupakan kelainan siklus menstruasi yang menyebabkan wanita berkali-
kali mengalami menstruasi dalam sebulan, bisa dua atau tiga kali atau bahkan lebih.
Normalnya, siklus menstruasi berlangsung selama 21- 35 hari dengan durasi sekitar 2-8 hari.
Wanita yang mengalami polimenorea memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21
hari dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak
dari biasanya (Sinaga dkk 2017)
B. PENYEBAB POLIMENORHEA
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek
sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya (Marmi, 2015). Timbulnya
menstruasi yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita
yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidakseimbangan hormon tersebut
dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya
waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga
didapatkan menstruasi yang lebih sering (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Polimenorea juga
dapat terjadi karena pengaruh psikologis seperti stress dan depresi, selain itu bisa disebabkan
karena pengaruh kontrasepsi yang digunakan. Misalnya seperti kontrasepsi yang
mengandung hormon estrogen maupun progesteron, hal ini juga dapat mempengaruhi
keseimbangan hormon yang mengatur terjadinya siklus menstruasi.
Menurut Saryono dan Sejati penyebab polimenorea adalah gangguan hormonal,
mengakibatkan gangguan ovulasi (pendeknya masa luteal), kongesti ovarium karena
peradangan dan endometriosis (Saryono dan Sejati 2009 dalam Murti 2016). Menurut
Kusmiran (2012) factor risiko dari variabilitas siklus menstruasi sebagai berikut:
1. Berat badan, penurunan berat yang akut dan sedang menyebabkan gangguan fungsi
ovarium
2. Aktivitas fisik, tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi.
3. Stress
4. Diet
5. Paparan lingkungan dan kondisi kerja
6. Gangguan endokrin
7. Gangguan perdarahan
C. PATOFISIOLOSI POLIMENORHEA
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus
menerus.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan hal yang sangat fisiologis yang dialami oleh setiap perempuan
normal, Namun, ada hal yang harus diperhatikan bahwa tidak semua parempuan
mengalami menstruasi yang normal. Ada beberapa macam gangguan menstruasi yang
mungkin terjadi pada perempuan, salah satunya polimenorea. Tentu saja, ada beberapa
hal yang menyebabkan seseorang perempuan mengalami polimenorea seperti karena
kesuburan endometrium kurang akibat dari pengaruh hormon kombinasi progesteron dan
estrogen yang sangat berpengaruh pada endometrium. Namun dengan demikian,
polimenorea bukanlah suatu kejadian yang sangat membahayakan. Dengan penanganan
dan manajemen terapeutiik yang tepat, polimenorea dapat disembuhkan.
B. SARAN
1. Bagi Wanita Usia Reproduksi Sehat.
Diharapkan bagi wanita usia reproduksi sehat untuk rutin mencatat dan mengingat
siklus menstruasinya, sehingga bila ada gangguan yang dialami seperti amenorrhea
dapat segera mendatangi tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
2. Bagi Tenaga Kesehatan.
Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif sesuai SOP dan menggunakan evidenced based practice terbaru
TINJAUAN KASUS
b. Keluarga
Pasien mengatakan dari pihak keluarga tidak sedang dan tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, anemia, DM, asma dan penyakit
menular seperti TBC, HIV, hepatitis, mioma, kanker serviks.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 21 tahun Siklus: + 30 hari, tidak teratur
Warna darah : merah tua Lama: 7 hari
Nyeri haid : Ya
Leukorea : kadang-kadang, tidak berbau, tidak gatal, dan tidak berwarna
3
Banyaknya : Hari ke 1-3 ganti pembalut 3 x sehari, penuh.
4
1
Hari ke 4-5 ganti pembalut 2x sehari, penuh.
2
Hari ke 6-7 ganti pembalut 2 x sehari, bercak cokelat
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang Lalu.
Pasien mengatakan belum pernah hamil, bersalin, nifas sebelumnya.
5. Riwayat KB
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun sebelumnya.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3x perhari
b) Komposisi :
c. Personal hygiene
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Gosok gigi 2x sehari
Ibu selalu mengeringkan genitalia setiap sehabis cebok dari arah depan ke
belakang.
d. Hubungan seksual
e. Istirahat/tidur
Pasien mengatakan aktifitasnya lebih banyak dalam posisi duduk dan tidak
mengerjakan beban kerja berat..
dokter/bidan.
2) Kesadaran : composmentis
4) Nadi : 86x/menit
5) Suhu : 36,5°C
6) RR : 20x/menit
7) BB : 56 kg
8) TB : 160 cm
9) LILA : 25 cm
b. Status Present
Kepala : simetris, tidak ada luka, rambut tidak mudah rontok, tidak ada benjolan.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : simetris, normal, tidak ada polip, bersih.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, fungsi normal.
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak ada gusi berdarah, dan tidak ada karies gigi.
Leher : tidak ada bendungan vena di leher, tidak ada pembesaran kelenjar
gondok, ataupun pembesaran kelenjar limfe.
Ketiak : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi napas vaskuler.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat nyeri tekan.
Lipat paha: tidak ada nyeri tekan.
Vulva : tidak ada oedema.
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, reflek baik, kapiler
refill normal.
Bawah : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak ada varises,
reflek baik, kapiler refill normal, reflek patella Kanan +2/ Kiri +2.
Punggung: tidak ada lordosis, kifosis, maupun skoliosis.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pada kunjungan ini dilakukan pemeriksaan Hb:
-Hb: 11.5 g/dl.
E. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan.
Nn. N usia 14 tahun P0A0 dengan Polimenorhea.
2. Masalah.
kecemasan pasien dan gangguan menstruasi.
3. Diagnosa Potensial.
Infertilitas.
4. Tindakan Segera.
-.
F. Penatalaksanaan
Tanggal : 21 April 2021 Jam: 11.00 WIB