Anda di halaman 1dari 5

2.

3 Jenis – Jenis Abortus dan tanda gejala

1. Abortus Imminens (mengancam)


Yaitu, keadaan dimana pendarahan berasal dari intra uteri yang timbul
sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu dengan atau tanpa kolik uterus,
tanpa pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi serviks

Dalam keadaan ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan,


gejalanya di tandai dengan perdarahan bercak hingga sedang, serviks masih
tertutup (karena pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan), uterus
sesuai usia gestasi, kram perut bawah, nyeri memilin karena kontraksi tidak
ada atau sedikit sekali, tidak ditemukan kelainan pada serviks. Penanganan ibu
dengan abortus imminens:
1) Ibu diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti
2) Ibu diminta untuk tidak melakukan bersenggama selama lebih kurang
lebih 2 minggu
3) Tidak ada pengobatan khusus hanya dapat diberi sedativa seperti
luminal, codein atau morfin
2. Abortus Insipien
Yaitu, perdarahan dari intra uteri yang terjadi dengan dilatasi serviks kontinu
dan progresif, tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur
kehamilan lengkap 20 minggu
Gejalanya berupa perdarahan sedang hingga banyak, terkadang keluar
gumpalan darah, serviks terbuka, uterus sesuai masa kehamilan, kram nyeri
perut bawah karena kontraksi rahim kuat. Penangganan pada ibu dengan
abortus insipiens:
1) Ibu harus dirawat di rumah sakit
2) Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin pada
abortus insipiens, tugas tenaga kesehatan yaitu memantaukondisi
pasien, mempersiapkan alat-alat, membantu memberikan obat
intravena sesuai instruksi dokter, dan memasang infus RL dengan
oksitoksin 20 unit dengan 40 tetes per menit untuk membantu
ekspulasi hasil konsepsi
3. Abortus Inkompletus
Yaitu, keluarnya sebagian hasil konsepsi, tetapi tidak seluruh hasil konsepsi
sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu

Ditandai dengan perdarahan sedang hingga banyak, setelah terjadi abortus


dengan pengeluaran jaringan perdarahan masih berlangsung terus, serviks
terbuka karena masih ada benda di dalam uterus yang di anggap orpus alliem,
maka uterus akan terus berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan
kontraksi tetapi kalau keadaan ini dibiarkan lama, serviks akan menutup
kembali, uterus sesuai masa kehamilan. Kram atau nyeri perut bagian bawah
dan terasa mules-mules, ekspulasi sebagian hasil konsepsi. Penanganan pada
ibu dengan abortus inkomplit:
1) Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis dan jaringan dapat diraba
dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum.
2) Apabila abortus disertai dengan syok karena perdarahan segera
diberikan cairan infus NaCl atau cairan Ringer yang disusul dengan
transfusi
3) Setelah syok diatasi dilakukan kerokan
4) Pasca tindakan diberikan suntikan intramuskular ergometrin 0,2 mg
atau misoprostol 400 meg peroral untuk mempertahan kontraksi otot
uterus.
4. Abortus Kompletus
Yaitu, keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20
minggu

Ditandai dengan perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup atau


terbuka, uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit atau tanpa nyeri perut
bagian bawah dari riwayat hasil konsepsi, pada abortus komplit perdarahan
segera berkurang setelah isi rahim di keluarkan dan selambat-lambatnya dalam
10 hari perdarahan berhenti. Penanganan pada ibu dengan abortus kompletus:
1) Hasil konsepsi tidak perlu di evaluasi lagi karena sudah keluar
2) Hanya lakukan observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak,
memastikan untuk memantau keadaan umum ibu abortus
3) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600
mg/hari selama 2 minggu.
4) Jika anemia berat berikan transfusi darah, tetapi hanay dengan
uterotonika, berikan konseling pasca abortus dan pemantauan lanjut

5. Missed Abortion
Yaitu, abortus yang embrio atau janinnya meninggal dalam uterus sebelum
umur kehamilan lengkap 20 minggu, tetapi hasil konsepsi tertahan dalam
uterus selama 8 minggu atau lebih

Ditandai dengan gejala amenore, pada kehamilan usia 14-20 minggu penderita
biasanya merasakan rahimnya semakin mengecil dan tanda-tanda kehamilan
sekunder pada payudara mulai menghilang, serviks tertutup dan ada darah
sedikit, sekali- kali pasien merasakan perutnya dingin dan kosong.
Penanganan pada ibu dengan abortus missed abortion:
1) Rujuk ke rumah sakit atas perlindungan: plasenta dapat melekat
dengan erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi (kuretase)
akan lebih sulit dari resiko perforasi, pada umumnya kanalis servikalis
dalam keadaan tertutp sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang
laminaria selama 12 jam, tingginya kejadian komplikasi
hipofibrinogenis yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
2) Tindakan kurate isap dan prostaglandin oleh dokter ahli kandungan
lebih disukai tergantung pada ukuran uterus dan hari haid
6. Abortus Habitualis

Yaitu, terjadinya 3 atau lebih abortus spontan berturut – turut. Pasien dengan
abortus habitualis akan mudah hamil tetapi kehamilannya selalu berakhir
dengan keguguran. Abortus ini dapat disebabkan oleh faktor kelainan
anatomis, inkompensia serviks, dan faktor imunologis

7. Abortus infeksiosus
Yaitu abortus yang disertai dengan infeksi pada alat genitalia. Gejalanya
berupa panas tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardi, perdarahan yang
berbau, uterus yang membesar dan melembut serta adanya nyeri tekan.
8. Abortus septik
Yaitu abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh
dan dapat jatuh dalam keadaan syok sepsis yang tanda gejalanya panas tinggi,
mengigil, tekanan darah menurun.
9. Abortus anembrionik
Yaitu keadaan dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong
gestasi tetap terbentuk, kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk.
Kehamilan ini mencapai usia 16 minggu, kemudian terjadi abortus spontan.
Kehamilan ini sebaiknya dilakukan kurrate

Anda mungkin juga menyukai