Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “S”

DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT III

DI KLINIK PASAPUA AMBON

PROPOSAL KTI

Oleh :

VIVIANA LEHALIMA

NIM. B.1709098

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PASAPUA

PRODI KEBIDANAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu yang sering terjadi pada ibu hamil dan merupakan komplikasi

akibat langsung dari kehamilan adalah hyperemesis gravidarum. Setiap wanita

hamil memiliki derajat emesis yang berbeda, ada yang tidak merasakan apa-apa,

ada juga merasakan mual, bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah

setiap saat sehingga memerlukan penanganan serius oleh pihak medis. Gejala

ini terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan meskipun demikian gejala mual

dan muntah yang berat dapat juga berlangsung sampai 4 bulan, bahkan sampai

umur kehamilan 20 minggu (Diakses 05 April 2011).

Penyebab hyperemesis gravidarum sampai saat ini belum diketahui secara

pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabakan oleh faktor toksik, juga

tidak ditemukan kelainan biokimia (Prawirohardjo S, 2007 hal 275). Mual dan

muntah terjadi pada 60 – 80 % Primigravida dan 40 – 60 % multi gravida. Satu

dan seribu kehamilan, gejala- gejala ini menjadi lebih berat. (Prawirohardjo S,

2007 hal. 275 ). WHO (World Healt Organization) memperkirakan lebih dari

585.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat kehamilan dan persalinan

(Saifuddin AB, 2001, hal.3).

Berdasarkan data dari dinas kesehatan propinsi Maluku pada tahun 2006

diperoleh angka kematian ibu sebesar 133 orang per 100.000 kelahiran hidup,

sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 143 kematian per 100.000 kelahiran

hidup. Untuk tahun 2018 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan

menjadi 121 orang per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2019 jumlah
kematian ibu sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup .(Profil Dinas Kesehatan

Maluku tahun 2019 )

Berdasarkan data yang di peroleh dari Klinik Pasapua Ambon, priode juli

sampai desember 2018 jumlah penderita hyperemesis gravidarum sebanyak 23

orang, dari jumlah kunjungan 1373 orang. Sedangkan pada tahun 2019

sebanyak 7 orang dari jumlah kunjungan 1719 orang. (Data primer rekam medik

Klinik Pasapua)

Dari data tersebut menunjukkan Hyperemesis Gravidarum tidak

mempengaruhi peningkatan AKI jika ditangani lebih dini, sebab jika tidak

mendapatkan penanganan yang baik, keadaan dapat menjadi lebih buruk dan

tidak hanya mengancam kehidupan ibu, namun juga dapat menyebabkan efek

samping pada janin seperti abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur

serta malformasi pada bayi baru lahir. (Runiari Nengah, 2016,)

Berdasarkan fenomena diatas, penulis merasa termotivasi untuk menelusuri

lebih lanjut dengan memilih judul “Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” dengan

Hyperemesis Gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon”.

B. Ruang Lingkup Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka ruang lingkup permasalahan dalam

penulisan karya tulis ilmiah ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada Ny.”S” Dengan

Hyperemesis Gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny.”S” Dengan Hyperemesis

Gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon, dengan menggunakan

pendekatan asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ny.”S” dengan

hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon

b. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan

diagnosa/masalah aktual pada Ny.”S” dengan hyperemesis gravidarum

Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon

c. Dapat mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada Ny.”S” \

dengan hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahan

masalah pada Ny.”S” dengan hyperemesis gravidarum Tingkat III di

Klinik Pasapua Ambon

e. Dapat merencanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny.”S”

dengan hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.”S” dengan

hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny.”S” dengan

hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon.

h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam

asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada Ny.”S” dengan

hyperemesis gravidarum Tingkat III di Klinik Pasapua Ambon


D. Manfaat Penulisan

1. Merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan pengalaman bagi

penulis menangani kasus Hyperemesis Gravidarum

2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan tujuan akhir dan penerapan ilmu

yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan Diploma III di STIKES

PASAPUA Ambon.

3. Sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan bagi pembaca,

terutama bagi penulis sendiri untuk memperluas dan menambah wawasan

dalam asuhan kebidanan dengan kasus hyperemesis gravidarum.

E. Metode penulisan

Metode penulis yang digunakan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini,

yaitu :

1. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan dan mempelajari literetur-literatur yang relevan

dengan kasus hyperemesis gravidarum.

2. Studi Kasus

Penulis menggunakan pendekatan proses manajemen menurut Varney yang

terdiri dari 7 langkah yang berurutan. Proses ini dimulai dengan pengumpulan

data dan berakhir dengan evaluasi.

Dalam pengumpulan data digunakan teknik antara lain :

a. Wawancara

Dimana penulis melakukan tanya jawab langsung pada klien, keluarga

klien, bidan serta dokter yang menangani kasus Ny”S” dengan

Hyperemesis Gravidarum Tingkat III di Rumah sakit Umum Haji Makassar.


b. Observasi

Dimana penulis melakukan pengamatan langsung keadaan pasien.

c. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi

dan perkusi dimulai dari kepala hingga kaki dan pemeriksaan

laboratorium.

3. Studi Dokumentasi

Penulis mempelajari status kesehatan klien berdasarkan catatan medik

yang terkait dengan kasus hyperemesis gravidarum maupun sumber lain

yang menunjang yaitu laboratorium.

4. Diskusi

Diskusi dengan pembimbing, bidan, dokter yang memberikan informasi

dan pengetahuan yang berhubungan dengan keadaan klien.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya tulis ini

terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Ruang Lingkup Penulisan

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Tanda-tanda Kehamilan

3. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Saat Kehamilan

4. Pengawasan Antenatal

B. Tinjauan Tentang Hyperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum

2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum

3. Klasifikasi Hyperemesis Gravidarum

4. Diagnosa Hyperemesis Gravidarum

5. Penanganan Hyperemesis Gravidarum

C. Tinjauan Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

2. Proses Asuhan Kebidanan

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB II STUDI KASUS

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

B. Langkah II : Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual

C. Langkah III : Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial

D. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi


E. Langkah V : Intervensi /Rencana Tindakan

F. Langkah VI : Implementasi

G. Langkah VII : Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, menurut

Federasi Obstetri Ginekologi Internasionals (Prawirohardjo,S, 2007, hal 213)

2. Tanda-tanda kehamilan

a. Dugaan Hamil

1) Amenore

2) Nausea

3) Pusing

4) Sering buang air kecil

5) Hiperpigmentasi : kloasma, linea nigra

6) Varices

7) Payudara menegang

8) Perubahan perasaan

9) Berat badan bertambah

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1) Rahim membesar

2) Tanda hegar, Chadwick, Piscasek

3) Braxton Hicks

4) Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat

5) Ballotemen positif

6) Tes Urine kehamilan (tes HCG) positif

c. Tanda pasti kehamilan


1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

2) Terasa gerakan janin

3) Pada pemeriksaan USG terihat adanya kantong kehamilan, ada

gambar embrio.

4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (≥ 6 minggu).

3. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Saat Kehamilan

a. Perubahan Anatomi Fisiologi

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, placenta, dan amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

bertambah besar secara cepat selama kehamilan dan pulih kembali

seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

Pada perempuan tidak hamil, uterus mempunyai berat 70 gram dan

kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah

menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, placenta, dan

cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya

mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan

berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, S, 2007 hal 175)

2) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16

minggu. Korpus luteum gravidatatis berdiameter kira-kira 3 cm.


Kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk (Prawirohardjo S,

2007, Hal.95)

3) Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Jika korpus uteri lebih banyak mengandung lebih

banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan

ikat, hanya 10% jaringan otot, jaringan ikat pada serviks ini banyak

mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan

adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.

(Prawirohardjo S, 2007, Hal. 94)

4) Vagina dan vulva

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiru-biruan (livide) yang disebut tanda chadwick.

(Prawirohardjo S, 2007, Hal.95)

5) Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon estrogen,

progesteron dan hormon somamamotropin, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem

saluran payudara, progesteron menambah sel-sel asinus sedangkan

somamamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan

menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan

kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae di

persiapkan untuk laktasi. (Prawirohardjo S, 2007, Hal. 95)

6) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

alat-alat tertentu. Pigmentasi ini di sebabkan oleh pengaruh

melanorphore stimulating hormone yang meningkat. MSH ini adalah

salah satu hormon yang juga di keluarkan oleh lobus anterior hipofisis.

Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung,

dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di

aerola mammae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, di kenal

sebagai linea grisea. Tidak jarang di jumpai kulit perut seolah-olah

retak-retak, warnanya berubah agak hipermik dan kebiru-biruan,

disebut strie livide. Setelah partus strie livide ini akan berubah

warnanya menjadi putih dan disebut strie albikantes. Pada seorang

multigravida sering tampak striae livide bersama dengan striae

albikantes. (Prawirohardjo S, 2007, Hal. 97)

7) Perubahan metabolisme

Terjadi peningkatan perubahan pertukaran kalsium pada awal

kehamilan disertai peningkatan resorpsi tulang dan penurunan volume

tulang. Metabolisme kalsium ibu berubah, untuk mempermudah

penyaluran kalsium pada janin. Plasenta secara aktif memindahkan

kalsuim dari darah ibu. Konsentrasi kalsium plasenta lebih tinggi dari

pada kadar ibu sehingga janin terlindung apabila kadar ibu menurun.

Efisiensi plasenta jauh lebih besar dari pada kapasitas absorpsi

saluran pencernaan janin. Pada 10 minggu terakhir gestasi, janin

memperoleh 8 gr kalsium dan 10 gr fosfor dari sirkulasi ibu, yang

ekuivalen dengan 800 kalsuim dalam makanan ibu pada priode


tersebut. Namun, 25-30 gr kalsium yang dikumpulkan oleh janin

merupakan persentase yang sangat kecil dari kalsium total ibu.

( Jane Coad – Melvyn Dunstal, 2009, hal 239)

8) Sistem pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang

rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru

berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih

cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk

janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.

Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi

agak tersumbat oleh penumpukan darah (kogesti). Kadang hidung dan

tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kogesti ini.

Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah. (Sulistyawati

Ari, 2009, Hal. 69)

9) Sistem sirkulasi darah

a. Volume darah

Volume darah total dan volume darah naik pesat sejak akhir

trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira

25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah

jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak + 30%.

b. Sel Darah

Sel Darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan

sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume

darah.
(Hidyati Ratna, 2009, hal.125).

10) Sistem Gastrointestinal

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(mual), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus

traktus digestivus menurun, sehingga motilitas (daya gerak) seluruh

traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di

dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada

dalam usus-usus. Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada

pagi hari yang biasa di kenal dengan morning sickness.

(Prawirohardjo S, 2007, hal.97).

11) Sistem Urinaria

Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh

uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering

berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan

bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika

kepala janin sudah mulai turun ke atas panggul, keluhan itu akan

timbul kembali. (Prawirohardjo S, 2007, hal. 97).

12) Sistem Endokrin

Perubahan fisologi pada kehamilan dikendalikan oleh perubahan

sekresi hormon. Sel trofoblastik menghasilkan HCG, yang

merangsan sekresi dari korpus luteum, meningkatkan produksi

hormon steroid ovarium. Seiring dengan perkembangnya, plasenta

juga menghasilkan estrogen dan progesteron. Namun, fungsi

endokrin plasenta jauh lebih luas karena plasenta membentuk

berbagai hormon dan relasing faktor yang serupa dengan yang


dihasilkan oleh hipotalamus dan organ endokrin ibu lainya. (Jane

Coad – Melvyn Dunstall, 2009, Hal. 217)

13) Berat Badan

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi

selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika

terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat

mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan janin intra-uteri.

(Sulistyawati Ari, 2009, Hal. 69).

c. Perubahan Psikologi

a. Trimester pertama (1-3 bulan)

Pada periode ini ibu merasa ragu-ragu akan kehamilannya,

ambivalen (konflik perasaan) dan lebih banyak berfokus pada diri

sendiri. Pada trimester ini, adanya perasaan tidak nyaman akibat

perasaan mual, muntah dan keletihan sering sekali keinginan seksual

menurun.

b. Trimester kedua (4-6 bulan)

1) Pada periode ini ibu mulai merasakan adanya pergerakan bayi, ibu

mulai yakin dengan keadaan bayinya, dan ibu merasa percaya

akan segera mempunyai bayi.

2) Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya iya merasa lebih

baik daripada trimester pertama dan belum terganggu aktifitasnya.


3) Perubahan terhadap ukuran tubuh untuk beberapa ibu hamil

menyebabkan perubahan body image atau pandangan terhadap

diri negatif.

c. Trimester ketiga (7-9 bulan)

1) Pada trimester ini persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan, Ibu

menanyakan tentang tanda-tanda persalinan kepada teman atau

keluarga yang telah mengalami proses persalinan.

2) Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan merasa

tidak nyaman menghadapi hari-hari menjelang persalinan.

3) Ibu menyiapakan pakaian, tempat untuk bayi, dan merencanakan

perawatanya.

(Hidayati Ratna, 2009, hal. 28).

4. Pengawasan Antenatal

a. Pengertian Antenatal

Antenatal care adalah suatu asuhan untuk memfasilitasi bidan

melakukan pengkajian data dengan hasil yang sehat dan positif bagi ibu

maupun bayinya. ( Vivian Nanny Lia Dewi, 2011, Hal. 140).

b. Tujuan Antenatal

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta

sosial ibu dan bayi.


3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau kompliksi yang

mungkin terjadi selama kehamilan.

4) Mempersiapkan kehamilan yang cukup bulan, ibu dan bayi dapat

melewati proses kelahiran dengan selamat.

5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011, Hal. 140)

c. Jadwal kunjungan

Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan

harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup

empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan

antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari

kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan

K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal pada

trimester I, sekali kunjungan antenatal pada trimester II dan sebanyak dua

kali kunjungan antenatal pada trimester III.(Vivian Nanny Lia Dewi, 2011,

Hal. 140)

B. Tinjauan Tentang Hyperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum

a. Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi

pada ibu hamil yang disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen

dan HCG dalam serum, dimana satu diantara seribu kehamilan gejala-

gejala ini menjadi berat dan menyebabkan keadaan umum menjadi buruk.

(Prawihardjo S, 2005, hal.275).


b. Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dalam kehamilan yang

berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan

penurunan berat badan

(Taber Ben-zion, M.D, 1994, hal. 232)

d. Hyperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan pada wanita

hamil, sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadilah dehidrasi. (Hidayati

Ratna, 2009, hal. 66)

2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum

Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak

ditemukan kelainan biokimia perubahan-perubahan anatomi pada otak,

jantung hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin,

beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh

beberapa penulis sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor

hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut

hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap anak,

juga disebut sebagai salah satu faktor organik.


c. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga

disebut sebagai salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,

rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan

dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup.

(Prawirohardjo S, 2007)

3. Klasifikasi Hyperemesis Gravidarum

a. Hyperemesis Gravidarum tingkat I

Muntah terus berlangsung, makan berkurang, berat badan menurun,

Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah, nyeri di daerah epigastrium,

tekanan darah turun dan nadi meningkat dan mata tampak cekung.

b. Hyperemesis Gravidarum Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak, mata

cekung, turgor kulit makin kurang, tekanan darah menurun, nadi

meningkat dan mulai tampak gangguan kesadaran menjadi apatis.

c. Hyperemesis Gravidarum Tingkat III

Muntah berkurang, keadaan umum ibu hamil makin menurun, tekanan

darah turun, nadi meningkat, suhu naik, keadaan dehirasi makin jelas,

gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus, gangguan

kesadaran dalam bentuk samnolen sampai koma, komplikasi susunan

saraf pusat (ensefalopati Wernick), nistagmus (perubahan arah bola


mata), diplopia (gambar tampak ganda) dan perubahan mental. (Manuaba

Ida Ayu Chandranita,dkk, 2009, hal 49)

Ikterus dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah

(hemolisis) yang berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian)

darah bayi dan ibunya.

2. Gangguan dalamproses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan

fungsi liver

3. Gangguan transportasi karenma kurangnya albumin dan yang

meningkat adalah bilirubin

4. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena

infeksi atau kerusakan sel liver).

4. Diagnosa Hyperemesis Gravidarum

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar, yaitu dengan

menentukan kehamilan dan adanya muntah berlebihan yang sampai

menimbulkan pat menimbulkan gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan

dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan

gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya.

Oleh karena itu hyperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegahdan

harus diobati secara adekuat.

5. Penanganan Hyperemesis Gravidarum

Pengobatan yang baik pada Hyperemesis Gravidarum adalah sebagai

berikut :
a. Isolasi dan terapi psikologis

1) Isolasi di ruangan yang di lakukan

dengan baik dapat meringankan Hyperemesis Gravidarum karena

perubahan suasana rumah tangga.

2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk

menghilangkan faktor psikis rasa takut.

3) Memberi informasi tentang diet ibu hamil dengan makanan yang tidak

sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun sering.

4) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu

hamil mengalami pusing, mual dan muntah.

b. Pemberian cairan pengganti

Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti sehingga

dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain:

1) Glukosa 5%-10%;

2) Cairan yang ditambah vitamin C, B kompleks atau kalium yang

diperlukan untuk kelancaran metabolisme.

3) Selama dehidrasi keseimbangan cairan harus tetap terjaga (baik yang

masuk dan yang keluar), nilai tekanan darah, jumlah nadi, suhu dan

pernapasan harus terpantau. Lancarnya pengeluaran urine

memberikan petunjuk bahwa keadaan ibu berangsur-angsur membaik.

4) Meminimalkan asupan cairan per oral selama beberapa jam akan

memberi waktu yang cukup untuk lambung beristirahat.

c. Obat antimuntah yang sering digunakan adalah sebgai berikut:

1) Prometasin (Phemergan) 25 mg melalui intravena atau supositoria.


2) Klorpromazin (Thorazine) melalui supositoria 25-50 mg setiap 6- 8 jam

atau melalui IM 25-50 mg setiap 3-4 jam.

3) Proklorperazin (Compazine) 10 mg IM atau 2,5-10 mg IV setiap 3-4

jam atau 25 mg suppusitoria dua kali sehari.

4) Metoklopiramid (Regian) 10 mg PO 4 kali sehari jangan dikombinasi

dengan fenotiasin di atas sehubungan dengan efek ekstra piramidal

yang mungkin timbul

5) Metilprednisolon 16 mg tiga kali sehari selama tiga hari, kemudian

dikurangi bertahap selama dua minggu ( untuk Hyperemesis yang

membandel).

d. Setelah beberapa jam, tawarkan minuman per oral sedikit demi sedikit.

Apabila mual-muntah muncul lagi, minta ibu tersebut puasa. Apabila ibu

tersebut menerima cairan, tambahkan cairan sedikit demi sedikit.

e. Lakukan pemeriksaan sampel urine untuk mendeteksi keton.

f. begitu keton tidak ada lagi di dalam urine, kaji status maternal untuk

rumatan. (Hidayati Ratna, 2009, hal. 68)

C. Tinjauan Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari

pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.(Hidayati Ari, dan Mufdlila, 2009, hal.74).

2. Proses Asuhan Kebidanan


Proses asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah. Asuhan kebidanan dimulai

dengan pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.

Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai

dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :

a. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi

tentang ibu. Kegiatan pengumpulan data dimulai saat ibu masuk dan

dilanjutkan secara terus-menerus selama proses asuhan kebidanan

berlansung.

Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu :

1) Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan

(perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi

batuk, bunyi nafas), pencuiman (bau nafas), perabaan (suhu badan,

nadi).

2) Wawancara

Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan

pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting di

perhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke data yang

relevan.

3) Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan instrumen atau alat

pengukur. Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama,


kuantitas, Misalnya : tinggi badan dengan meteran, berat badan

dengan timbangan, tekanan darah dengan tensimeter.

b. Langkah II. Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang besar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan ibu berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang sudah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang

spesifik.

c. Langkah III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati ibu, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar terjadi.

d. Langkah IV. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera

Beberapa data menunjukan situasi emergency dimana bidan perlu

bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data

menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan

tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap ibu, untuk

menentukan asuhan yang paling tepat. Langkah ini mencerminkan

kesinambungan dari proses asuhan kebidanan.

e. Langkah V Merencanakan Asuhan yang Komprehensif /menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan

oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan asuhan

terhadap diagnosa atau masalah diidentifikasi atau antisipasi, pada

langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dilengkapi. Suatu

rencana asuhan harus sama-sama disetujui oleh bidan maupun ibu itu

agar efektif, karena pada akhirnya wanita itulah yang akan melaksanakan

rencana itu atau tidak. Oleh karena itu tugas dalam rencana ini termasuk

mendiskusikan rencana dengan ibu itu begitu juga termasuk penegasan

akan persetujuanya.

f. Langkah VI. Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah lima dilaksanakan efesien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh ibu, atau anggota tim

kesehatan lainya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (memastikan

langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan

berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam asuhan bagi ibu

yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

Asuhan yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan

mutu asuhan.

g. Langkah VII. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi ke efektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah


benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bagaimana telah

diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang

sebagian belum efektif. Asuhan kebidanan ini merupakan suatu kontinum,

maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif

melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses

manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana

asuhan berikutnya. (Hidayat Ari dan Mufdlilah, 2009, hal.74-79).

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian Asuhan kebidanan adalah bukti pencatatan dan

pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang

dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk

kebutuhan ibu, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.

a. Data Subyektif

Data Subyektif adalah segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien.

b. Data Obyektif

Data Obyektif adalah data yang di ambil dari observasi hasil

pemeriksaan bidan/ tenaga kesehatan lain.

c. Assesment/Analisis

Assesment adalah kesimpulan dari data subyektif dan obyektif dalam

penegakan diagnosa kebidanan, dijadikan sebagai dasar tindakan dalam

upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien.


d. Planning/perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh bidan berdasarkan analisis.(Hidayat alimul Aziz, 2009)


DAFTAR PUSTAKA

Astuti, PH. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). 2008. Yogyakarta:
Richima.
Gunawan, K dkk. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum dari
http://Indonesia.digitaljournal.org./index.php/idnmed/article/. [Diakses tanggal
10 Desember 2015]
Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, AA. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data
Jakarta: Salemba Medika.
Jannah, N. 2012. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandar Lampung. Kepmenkes No
396 / MENKES / SK / VII / 2007. Jakarta. Kepmenkes. Pedoman Pelayanan
Antenatal Terpadu. 2010.
Kusmiyati, Y, Heni PW, Sujuyanti. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Mandriwati, G.A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.A.C dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta
EGC. ,
I.A.C. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta EGC.
Marmi, S.S T. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Marmi. dkk, 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Menteri Kesehatan RI. 2010. Kepmenkes 1464/Menkes/Per/X/2010 Muslihatun,
W N., Mufdillah, Nanik Setyawati, 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Nengah Runiari, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prawihardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka. . 2010. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Pusdiknakes RI, 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes, WHO: JHPIGO
Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, A Y. Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta
: Penerbit Trans Info Media Jakarta.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta; Salemba
Medika. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: ECG.
_____________. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: ECG.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta;
Pustaka Baru Press. Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai