Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ATERM Volume.2 No.

3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

Hubungan antara Kejadian Menoragia dengan Kadar Hemoglobin


pada Akseptor Kb IUD

Ade Kurnia Tarsa


Prodi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
IUD merupakan pilihan utama dalam pemakaian kontrasepsi jangka panjang yang
disarankan. Jumlah pengguna IUD di dunia mencapai angka 19%. Namun, terdapat efek
samping dari pemakaian IUD yaitu menoragia yang dapat menyebabkan penurunan kadar
hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kejadian
menoragia dengan kadar hemoglobin pada akseptor KB IUD. Penelitian ini mengggunakan
desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
sampling menggunakan purposive sampling. Besar sampel adalah 68 akseptor KB IUD di
Puskesmas Sibela yang telah memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara dan pengecekkan kadar hemoglobin. Uji analisis menggunakan
uji lambda dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows. Dari penelitian
diperoleh hasil bahwa sebagian besar akseptor KB IUD tidak mengalami menoragia yaitu
sebesar 57.4% dan tidak mengalami anemia yaitu sebesar 60.3%, serta kekuatan korelasi r
= 0.556 dengan nilai p = 0.003 (p < 0.005). Terdapat hubungan yang bermakna antara
kejadian menoragia dengan kadar hemoglobin pada akseptor KB IUD.
Kata kunci : Menoragia, Hemoglobin, IUD

ABSTRACT
IUD is longterm contraception among others. The number of IUD users in the world
reached 19%. However, there are side effects of IUD called menorrhagia which can cause
a decrease of hemoglobin concentration. This research aims at analyzing the correlation
between menorrhagia and hemoglobin concentration in IUD acceptor. This research used
the observational analytical research method with the cross-sectional approach. The
samples of the research were taken by using the purposive sampling method. It consisted of
68 IUD acceptors in community health centers of Sibela who included in the inclusion
criteria. The data were obtained by doing the interview and performing check of
hemoglobin concentration. The data were then analyzed by using the lambda formula
assisted with computer program of SPSS Version 17.0 for Windows. The results of the
research show that 57.4% of IUD acceptor do not experience menorrhagia and 60.3% of
them are not anemic and also the strength of correlation is r = 0.556 with significant p =
0.003 (p <0.005). There is a significant correlation between the menorrhagia and
hemoglobin in IUD Acceptor.
Keywords: Menorrhagia, hemoglobin, and IUD

16
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

PENDAHULUAN Januari sampai September 2013 terdapat


Indonesia merupakan negara dengan akseptor IUD sebanyak 12.168 (21.01%)
jumlah penduduk terbesar keempat setelah dan akseptor terbanyak IUD berada di
Cina, India dan Amerika Serikat. Menurut kecamatan Jebres. Dari 4 Puskesmas
data dari laporan Badan Pusat Statistik kelurahan yang terdapat di kecamatan Jebres
(BPS) bulan September 2013, jumlah diperoleh data akseptor terbanyak IUD
penduduk di Indonesia pada tahun 2010 terdapat di kelurahan Mojosongo yaitu dari
adalah sebanyak 237.641.326 jiwa. Dengan bulan Januari sampai September 2013
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar sebanyak 537 (30.44%) akseptor dari jalur
1.49%. Dengan meningkatnya jumlah pemerintah.
penduduk tersebut, semakin membuktikan Menurut Saifuddin (2010) tidak ada
perlunya mengurangi laju penduduk dengan satupun alat kontrasepsi yang efektif serta
cara menggerakkan program KB (keluarga aman bagi setiap klien. IUD merupakan
berencana). pilihan utama dalam pemakaian kontrasepsi
Keluarga berencana merupakan suatu jangka panjang yang disarankan. Namun,
usaha merencanakan jumlah anak dengan terdapat efek samping dari pemakaian IUD
menggunakan alat kontrasepsi. Salah satu berupa perdarahan yang terjadi saat
alat kontrasepsi jangka panjang yang banyak pemasangan dan setelah pemasangan, serta
dipilih oleh masyarakat adalah Intra Uterine haid menjadi lebih lama dan volume darah
Device (IUD). Di dunia, tingkat penggunaan haid yang banyak atau disebut dengan
IUD mencapai angka 19 % dan lebih banyak menoragia (Cunningham, 2013). Jika
digunakan oleh Pasangan Usia Subur (PUS) keadaan menoragia ini terjadi terus menerus
(WHO, 2007). Berdasarkan data dari Badan tanpa adanya penanganan akan
Kependudukan dan Keluarga Berencana menyebabkan tejadinya penurunan kadar
Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah hemoglobin yang dapat berkelanjutan
bahwa tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi anemia (Dinarti, 2012). Apabila
menjadi akseptor KB aktif di Provinsi Jawa akseptor IUD mengalami anemia maka
Tengah tercatat sebesar 5.287.343. Alat perempuan tersebut akan mengalami anemia
kontrasepsi yang digunakan terbagi atas pula pada kehamilan berikutnya (Fatma,
suntik sebesar 3.007.555 (56.88%), pil 2007). Untuk menangani masalah efek
sebesar 824.502 (15.59%), implan sebesar samping tersebut, akseptor IUD dapat
537.385 (10.60%), IUD sebesar 460.128 beralih menggunakan IUD hormonal yaitu
(8.70%), MOW sebesar 289.549 (5.48%), LNG – IUS yang bekerja mengurangi hari –
kondom sebesar 110.837 (2.10%) dan MOP hari menstruasi, meningkatkan konsentrasi
57.387 (1.09%) (BKKBN Jateng, 2012). hemoglobin, merupakan terapi yang efektif
Berdasarkan data BAPERMAS (Badan untuk menoragia, dan dapat mencegah atau
Pemberdayaan Masyarakat), PP mengobati anemia (Varney, 2007).
(Pemberdayaan Perempuan), PA Studi pendahuluan dilakukan di
(Pemberdayaan Anak), dan KB (Keluarga kelurahan Mojosongo pada bulan Desember
Berencana) kota Surakarta bahwa dari bulan 2013, melalui wawancara terhadap 10

17
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

akseptor IUD. Berdasarkan wawancara kontrasepsi yang efektif serta aman bagi
tersebut diperoleh hasil 6 (60%) akseptor setiap klien karena masing – masing
IUD mengalami gangguan menstruasi yaitu mempunyai kelebihan dan kelemahan. Salah
jumlah darah yang keluar lebih banyak atau satu efek samping yang umum terjadi pada
lebih lama dibandingkan sebelum memakai akseptor KB IUD adalah peningkatan
kontrasepsi IUD dengan siklus yang normal. volume darah saat menstruasi. Sekitar 15%
Kemudian diperoleh informasi dari 6 wanita pemakai IUD meminta alat ini
akseptor tersebut belum ada yang pernah dikeluarkan dalam satu tahun setelah
melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. pemasangan karena masalah – masalah yang
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh berkaitan dengan perdarahan. Mekanisme
Eni Setiawati pada tahun 2011 dengan judul yang mendasari perdarahan ini masih belum
“Hubungan antara lama penggunaan AKDR banyak dipahami. Perubahan – perubahan
dengan kadar hemoglobin pada akseptor KB ini tidak dapat diduga dan sangat bervariasi
di Desa Nomporejo Kecamatan Galur Kulon antara masing- masing wanita (Glasier,
Progo tahun 2011” dengan hasil terdapat 2006).
hubungan yang bermakna antara lama Peningkatan volume darah saat
penggunaan AKDR dengan kadar menstruasi disebabkan karena IUD
hemoglobin. Adapun yang membedakan bersinggungan dengan endometrium
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sehingga menimbukan inflamasi dan
adalah variabel dan waktu penelitian. leukosit yang mempengaruhi pengeluaran
Berdasarkan uraian di atas, peneliti histamin, aktivator plasminogen meningkat,
tertarik mengambil judul “Hubungan antara microvascularisasi, timbul erosi superfisial
Kejadian Menoragia dengan Kadar dan permeabilitas vascular meningkat.
Hemoglobin pada Akseptor KB IUD”, Peningkatan jumlah darah juga dapat
mengingat kadar hemoglobin sangat penting disebabkan oleh sintesis prostaglandin pada
bagi kesehatan ibu dan kehamilan endometrium sehingga menimbulkan radikal
selanjutnya. bebas yang berpengaruh terhadap perlukaan
endometrium. Kedua mekanisme tersebut
TUJUAN PENELITIAN dapat menyebabkan perdarahan saat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menstruasi menjadi dua kali lebih banyak
mengetahui hubungan antara kejadian dari biasanya. Mekanisme keseluruhan dan
menoragia dengan kadar hemoglobin pada reaksi ini masih banyak yang belum
akseptor KB IUD . Serta mengidentifikasi diketahui, sedangkan terapi dapat diberikan
kejadian menoragia dan kadar hemoglobin obat anti fibrinolitik/anti inflamasi
pada akseptor KB IUD.. nonsteroid (NSAIDs) (WHO, 2007).
Seorang perempuan yang tidak
TINJAUAN PUSTAKA memakai IUD mengeluarkan 32 ml darah
Metode kontrasepsi IUD merupakan setiap siklus menstruasi 28 hari. Pada
metode kontrasepsi pilihan bagi banyak akseptor KB IUD pengeluaran darah saat
wanita, namun tidak ada satupun alat menstruasi meningkat menjadi 52 – 72 ml,

18
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

diduga 10 persen perempuan kehilangan Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah


darah lebih dari 80 ml per bulan dan sampel minimal dalam penelitian yang akan
menstruasi menjadi lama atau disebut diambil adalah sebanyak 68 akseptor IUD.
dengan menoragia. Kejadian menoragia ini Instrumen dalam penelitian ini
berakibat terjadinya penurunan kadar menggunakan pedoman wawancara berupa
hemoglobin dalam tubuh atau mengalami blanko yang diisi dengan menjawab
anemia defisiensi besi (Cunningham, 2013). pertanyaan terbuka. Blanko ini berisi nama
peserta KB, umur, metode kontrasepsi yang
METODE PENELITIAN digunakan, lama penggunaan, serta
Penelitian ini menggunakan desain pertanyaan – pertanyaan tambahan yang
penelitian observasional analitik dengan berdasarkan tujuan penelitian.
pendekatan cross sectional untuk Stik hemoglobin set (metode untuk
mempelajari hubungan antara kejadian mengukur kadar hemoglobin) yang
menoragia dengan kadar hemogobin pada digunakan dalam penelitian ini telah
akseptor KB IUD. Desain penelitian cross dilakukan kalibrasi alat terlebih dahulu serta
sectional ini adalah jenis penelitian yang telah mendapatkan sertifikat jaminan untuk
mempunyai makna bahwa setiap subjek digunakan. Dalam penelitian ini, sebagian
hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa besar akseptor KB IUD dilakukan
dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengecekkan kadar hemoglobin pada saat
pengukuran (Saryono, 2011). hari ke 2 – 3 menstruasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data dalam penelitian ini
seluruh akseptor KB IUD di Puskesmas adalah dengan cara melakukan wawancara
Sibela pada bulan September 2013 yang kepada responden dengan panduan blanko
berjumlah 537 akseptor KB IUD. yang telah disediakan untuk mengetahui
Sampel pada penelitian ini adalah faktor risiko yaitu kejadian menoragia,
akseptor KB IUD di Puskesmas Sibela dari setelah itu melakukan pemeriksaan kadar
bulan September 2013 sampai April 2014. hemoglobin pada akseptor KB IUD yang
Teknik pengambilan sampel pada terpapar maupun tidak terpapar faktor risiko
penelitian ini menggunakan teknik non pada saat menstruasi dengan menggunakan
random sampling yaitu purposive sampling. stik hemoglobin set kemudian akan
Pada teknik ini pemilihan subjek dilakukan diperoleh kelompok anemia dan tidak
berdasarkan ciri – ciri atau sifat tertentu anemia.
yang berkaitan dengan kerakteristik populasi Analisis data menggunakan analisis
(Taufiqurohman, 2008). univariat dan bivariat. Analisis univariat
Menurut (Taufiqurohman, 2008) besar yang digunakan untuk mendapatkan
sampel pada penelitian cross sectional dapat gambaran distribusi responden yaitu dengan
dihitung dengan rumus sebagai berikut : cara membuat tabel distribusi frekuensi.
n = Zα2 . p . q Berdasarkan tabel tersebut variabel –
d2 variabel yang diteiti yaitu karakteristik
responden, kejadian menoragia, dan kadar

19
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

hemoglobin kemudian dianalisis masing –


masing secara deskriptif. HASIL
Analisis bivariat yang dilakukan Penelitian ini dilakukan di wilayah
adalah tabulasi silang antara dua variabel kerja Puskesmas Sibela, Kecamatan
yaitu variabel dependen dan variabel Mojosongo pada bulan Maret - April 2014
independen. Analisis bivariat yang dengan cara melakukan wawancara
digunakan untuk mengetahui hubungan terstruktur dan melakukan pengecekkan
antara kejadian menoragia dengan kadar kadar hemoglobin. Besar sampel yang
hemoglobin pada akseptor KB IUD adalah diambil sebanyak 68 responden sebagai
dengan menggunakan analisis data non subjek penelitian yang memenuhi kriteria
parametrik dengan uji statistik yang inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
digunakan adalah uji korelasi lambda. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah
Perhitungan dengan menggunakan program sebagai berikut:
SPSS versi 17. Kemudian dilihat koefisien
korelasi (r) dan nilai signifikan (p) (Dahlan,
2012).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis IUD


No. Jenis IUD Frekuensi Prosentase (%)

1. Cooper T 56 82.4
2. Nova T 3 4.4
3. Tidak Tahu 9 13.2
Jumlah 68 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa responden (82.4%) dan paling sedikit


responden terbanyak menggunakan IUD menggunakan IUD dengan jenis Nova T
dengan jenis Cooper T yaitu sebanyak 56 yaitu sebanyak 3 responden (4.4%).

20
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Keluhan Akibat Pemakaian


IUD
No. Jenis Keluhan Frekuensi Prosentase (%)

1. Jumlah Darah Menstruasi 25 36.8


2. Keputihan 5 7.3
3. Kram Perut 5 7.3
4. Lama Menstruasi 4 5.9
5. Perubahan Siklus 7 10.4
6. Pusing 6 8.8
7. Bercak Darah 11 16.2
8 Tidak ada Keluhan 5 7.3

Jumlah 68 100

Tabel 2. menunjukkan bahwa responden (36.8%) dan paling sedikit


responden terbanyak mengeluh mengalami mengeluh perubahan lama menstruasi yaitu
perubahan jumlah perdarahan menstruasi sebanyak 4 responden (5.9%).
akibat pemakaian IUD yaitu sebanyak 25

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Kejadian Menoragia


No Kejadian Frekuensi Prosentase (%)
Menoragia
1. Tidak Menoragia 39 57.4
2. Menoragia 29 42.6

Jumlah 68 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian yang mengalami menoragia sebanyak 29


besar responden tidak mengalami menoragia responden (42.6%).
yaitu sebanyak 39 responden (57.4%) dan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin


No Kadar Hemoglobin Frekuensi Prosentase (%)

1. Tidak Anemia 41 60.3


2. Anemia 27 39.7
Jumlah 68 100

21
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

Tebel 4 menunjukkan bahwa sebagian yang mengalami anemia sebanyak 27


besar responden tidak mengalami anemia responden (39.7%).
yaitu sebanyak 41 responden (60.3%) dan

Tabel 5. Cross Tabulation Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Kejadian


Menoragia dan Kadar Hemoglobin
Kadar Hemoglobin
Kejadian
No. Tidak Jumlah
Menoragia Anemia
Anemia
Tidak
1. 34 5 39
Menoragia
2. Menoragia 7 22 29
Jumlah 41 27 68

Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 39 menggunakan uji statistik Lambda untuk


responden yang tidak mengalami menoragia mengetahui apakah ada hubungan atau
terdapat 5 responden yang menderita anemia korelasi antara kejadian menoragia dengan
dan dari 29 responden yang mengalami kadar hemoglobin. Analisis data dilakukan
menoragia terdapat 22 responden yang dengan bantuan program SPSS versi 17.
menderita anemia. Berikut adalah hasil analisis data antara
Kedua data yang telah berhasil kejadian menoragia dengan kadar
dikumpulkan kemudian dianalisis dengan hemoglobin. Hasil Uji Lambda :

Tabel 6. Hubungan antara Kejadian Menoragia dengan Kadar Hemoglobin


Asymp. Std. Approx.
Value Approx. Tb
Errora Sig.
Symmetric .571 .121 3.472 .001
Kejadian
D Menoragia .586 .115 3.564 .000
Lambda
Dependent
Kadar Hemoglobin
.556 .133 2.959 .003
Dependent

Dari hasil uji analisis lambda tersebut, korelasi sedang dengan nilai p = 0.003 (p <
pada penelitian ini variabel terikat 0.05) membuktikan bahwa terdapat
(dependent) adalah kadar hemoglobin. hubungan yang bermakna antara kejadian
Sehingga pada tabel di atas dilihat pada baris menoragia dengan kadar hemogblobin pada
kadar hemoglobin. Diketahui nilai kekuatan akseptor KB IUD.
korelasi r = 0.556 menunjukkan kekuatan

22
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada tabel 1. mengenai responden tidak mengalami menoragia yaitu
distribusi frekuensi jumlah responden sebanyak 39 responden (57.4%) dan yang
berdasarkan jenis IUD menunjukkan mengalami menoragia sebanyak 29
sebagian besar responden menggunakan responden (42.6%). Hal ini menunjukkan
IUD dengan jenis Cooper T yaitu sebanyak bahwa tidak semua akseptor KB IUD
56 responden (82.4%). Hal ini sesuai dengan mengalami kejadian menoragia. Hasil
pendapat Glasier (2006) bahwa IUD jenis penelitian ini juga dapat disebabkan karna
Cooper T lebih diminati karna dilihat dari menurut Varney (2007) dalam menentukan
sisi biaya, harganya terjangkau lebih murah apakah perdarahan tersebut merupakan
untuk pemakaian alat kontrasepsi jangka perdarahan yang berlebihan atau bukan
panjang. Selain itu juga dilapangan para masih merupakan tugas yang sulit. Definisi
petugas KB safari menggunakan IUD jenis mengenai penuhnya pembalut masih berbeda
Cooper T. Hal ini sangat memungkinkan antara satu dengan yang lainnya. Dalam
jumlah akseptor KB IUD jenis Cooper T penelitian ini peneliti mengacu pada definisi
lebih banyak ditemukan daripada jenis operasional dari menoragia yaitu jumlah
lainnya. darah saat menstuasi lebih banyak dari
Hasil penelitian pada tabel 2. mengenai normal atau lebih lama dari normal, dan
distribusi frekuensi jumlah responden terjadi pada siklus menstruasi yang normal.
berdasarkan keluhan akibat pemakaian IUD Dalam hal ini definisi tersebut dibandingkan
didapatkan hasil sebagian besar responden sebelum dan sesudah akseptor tersebut
mengeluh mengalami perubahan jumlah menggunakan alat kontrasepsi IUD.
darah menstruasi yang lebih banyak yaitu Menurut Cunningham (2013)
sebanyak 25 responden (36.8%). Hal ini menoragia merupakan salah satu efek
sesuai dengan pendapat Cunningham (2013) samping dari penggunaan IUD khususnya
bahwa jumlah perdarahan menstruasi pada IUD jenis tembaga. Berdasarkan data
umumnya bertambah pada akseptor KB IUD diperoleh keterangan bahwa dari 29
khususnya pada akseptor IUD jenis tembaga. responden yang mengalami menoragia, 26
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian responden (89.7%) menggunakan IUD jenis
yang dilakukan oleh Intan Riyadhul Zannah Cooper T dan 3 responden lainnya (10.3%)
pada tahun 2011 yang berjudul “Gambaran tidak mengetahui jenis IUD yang
keluhan – keluhan akibat penggunaan alat digunakannya. Hal ini sesuai dengan teori
kontrasepsi IUD pada akseptor IUD di Glasier (2006) bahwa semua IUD yang
wilayah kerja Puskesmas Sukajadi kota mengandung tembaga meningkatkan jumlah
Bandung” yaitu dari 65 responden, sebanyak atau lama perdarahan menstruasi yang
28 akseptor IUD (43.08%) mengeluh disebut dengan menoragia.
mengalami perubahan jumlah darah Peningkatan jumlah darah menstruasi
menstruasi menjadi lebih banyak. setelah penggunaan IUD merupakan keluhan
Hasil penelitian pada tabel 3. yang paling sering akseptor keluhkan pada
menunjukkan bahwa sebagian besar saat kontrol IUD di tempat pelayanan

23
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

kesehatan. Pelepasan IUD atas alasan medis dan tidak fleksibel seperti halnya Nova T.
terutama akibat peningkatan banyaknya Berdasarkan data diperoleh keterangan
darah menstruasi, nyeri dan bercak darah bahwa dari 27 responden yang mengalami
(spotting) adalah sekitar 4 % per tahun anemia, 23 responden (85.2%)
(Cunningham, 2013). Berdasarkan data menggunakan IUD jenis Cooper T dan 4
diperoleh keterangan bahwa dari 29 responden lainnya (14.8%) tidak mengetahui
responden yang mengalami menoragia, 25 jenis IUD yang digunakannya. Hal ini juga
responden (86.2%) mengeluh mengalami sesuai dengan hasil penelitian yang
peningkatan jumlah darah menstruasi setelah dilakukan oleh Rani Dinarti pada tahun 2012
menggunakan IUD dan 4 responden (13.8%) yang berjudul “Perbedaan kadar hemoglobin
mengeluh mengalami perubahan lama pada pengguna IUD jenis Cooper T dan
menstruasi setelah menggunakan IUD. Nova T” yaitu dari 38 responden, sebanyak
Menurut Sadikin (2007) salah satu 20 responden (52.6%) menggunakan IUD
penyebab terjadinya penurunan kadar jenis Cooper T dan 18 responden (47.4%)
hemoglobin adalah perdarahan dalam jangka menggunakan IUD jenis Nova T. Kemudian
waktu yang lama. Perdarahan mikro dan dari hasil penelitian Rani Dinarti tersebut
kronis biasanya tidak atau kurang disadari diketahui bahwa kadar hemoglobin rata –
karena perdarahan tersebut tidak kelihatan rata pada pengguna IUD jenis Cooper T
apabila tidak dilakukan pemeriksaan klinis adalah 10.3550 gr/dl sedangkan jenis Nova
atau laboratorium dan keluhan subjetif T adalah 11.8778 g/dl sehingga diperoleh
kurang dirasakan. Penyebab perdarahan ini hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna
adalah antara lain disebabkan oleh kadar hemoglobin pada pengguna IUD
pemakaian kontrasepsi IUD yang lama. Cooper T dan Nova T.
Hasil penelitian pada tabel 4. Kadar hemoglobin dalam tubuh dapat
menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami penurunan sampai batas normal
responden tidak mengalami anemia yaitu (anemia) salah satunya disebabkan oleh
sebanyak 41 responden (60.3%) dan yang peningkatan jumlah darah dan perubahan
mengalami anemia sebanyak 27 responden lama menstruasi setelah menggunakan IUD
(39.7%). Dari data tersebut menunjukkan atau yang disebut dengan menoragia.
bahwa tidak semua akseptor KB IUD Berdasarkan data diperoleh keterangan
mengalami anemia. bahwa dari 27 responden yang mengalami
Menurut Cunningham (2013) anemia, 22 responden (81.5%) mengalami
dikatakan bahwa penggunaan IUD jenis kejadian menoragia dan 5 responden lainnya
Cooper T menyebabkan banyak perdarahan (18.5%) tidak mengalami kejadian
dan apabila terjadi terus menerus tanpa menoragia. Hal ini disebabkan karena selain
adanya penanganan, perdarahan tersebut faktor pemakaian kontrasepsi IUD terdapat
dapat menyebabkan penurunan kadar faktor lain yang mempengaruhi kadar
hemoglobin yang dapat berkelanjutan hemoglobin yaitu adanya cacat pada sel
menjadi anemia. Hal ini dikarenakan bentuk darah merah dan kekurangan asupan zat
dan ukuran dari Cooper T yang lebih kaku besi.

24
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

Berdasarkan hasil dari analisis lambda dengan nilai p = 0.001 (p < 0.05) sedangkan
diperoleh nilai kekuatan korelasi r = 0.556 untuk menguji perbedaan kadar hemoglobin
menunjukkan kekuatan korelasi sedang peneliti menggunakan Tes Tukey dengan
dengan nilai p = 0.003 (p < 0.05) nilai p = 0.005 (p < 0.05).
membuktikan bahwa terdapat hubungan Selain itu penelitian yang dilakukan
yang bermakna antara kejadian menoragia oleh Sutryani pada tahun 2010 dengan judul
dengan kadar hemoglobin pada akseptor KB “Gambaran kadar hemoglobin akseptor IUD
IUD. di kelurahan Rejo Mulyo Metro Selatan
Hubungan antara kejadian menoragia tahun 2010” didapatkan hasil bahwa rata –
dengan kadar hemoglobin pada akseptor KB rata kadar hemoglobin akseptor IUD adalah
IUD tersebut disebabkan karena IUD 10.5 g/dl. Hasil analisa menunjukkan dari 65
bersinggungan dengan endometrium responden sebanyak 35 akseptor IUD
sehingga menimbulkan inflamasi dan (53.84%) memiliki kadar hemoglobin di
leukosit yang mempengaruhi pengeluaran bawah rata – rata dan 30 akseptor IUD
histamin, aktivator plasminogen meningkat, lainnya (46.15%) memiliki kadar hemoglobn
microvascularisasi, timbul erosi superfisial di atas rata – rata. Sehingga dapat
dan permeabilitas vascular meningkat. disimpulkan bahwa kadar hemoglobin
Peningkatan jumlah darah juga dapat akseptor KB IUD di kelurahan Rejo Mulyo
disebabkan oleh sintesis prostaglandin pada Metro Selatan berada dibawah batas normal.
endometrium sehingga menimbulkan radikal
bebas yang berpengaruh terhadap perlukaan SIMPULAN DAN SARAN
endometrium. Kedua mekanisme tersebut A. Simpulan
dapat menyebabkan perdarahan saat Berdasarkan hasil penelitian yang
menstruasi menjadi dua kali lebih banyak telah dilakukan untuk mengetahui
dari biasanya dan dapat menyebabkan hubungan antara kejadian menoragia
penurunan kadar hemoglobin yaitu anemia dengan kadar hemoglobin yang dilakukan
defisiensi besi (WHO, 2007). di wilayah kerja Puskesmas Sibela,
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kelurahan Mojosongo pada bulan
yang dilakukan oleh Handayani di Surakarta Desember 2013 – Juni 2014 dapat
pada tahun 2011 yang berjudul “Hubungan diambil simpulan sebagai berikut :
antara lama perdarahan haid dengan kadar 1. Sebagian besar responden tidak
hemoglobin pada akseptor IUD, pil, dan non mengalami menoragia yaitu sebanyak
akseptor di Kota Surakarta” didapatkan hasil 39 responden (57.4 %.).
bahwa terdapat perbedaan lama haid antara 2. Sebagian besar responden tidak
akseptor IUD, pil, dan non akseptor serta mengalami anemia yaitu sebanyak 41
ada perbedaan kadar Hb yang signifikan responden (60.3%).
antara akseptor IUD, pil, dan non akseptor. 3. Terdapat hubungan yang bermakna
Uji yang digunakan dalam penelitian antara kejadian menoragia dengan
tersebut adalah untuk menguji perbedaan kadar hemoglobin pada akseptor KB
lama haid peneliti menggunakan Tes Tukey IUD yang mempunyai kekuatan

25
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

korelasi sedang. Hal tersebut hemoglobin selain kejadian


dibuktikan dari hasil perhitungan menoragia.
lambda yaitu nilai kekuatan korelasi r
= 0.556 dengan signifikan p = 0.003. DAFTAR PUSTAKA
B. Saran 1. Affandi B., 2011. Buku Panduan Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan Pelayanan Kontrasepsi. Cetakan 3. Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Bagi tenaga kesehatan khususnya pp. 9
bidan diharapkan memberikan 2. Badan Pusat Statistik, 2013. Laporan
konseling tentang efek samping Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 40
sehubungan dengan kejadian September 2013. Jakarta
3. Bakta IM., 2012. Hematologi Klinik
menoragia dan penanganannya pada Ringkas. Jakarta : EGC, pp. 12 – 13
saat sebelum atau setelah pemasangan 4. Bapermas, PP, PA, dan KB, 2013. Laporan
IUD. Petugas kesehatan juga dapat Umpan Balik Pelayanan Kontrasepsi
memberikan konseling tersebut pada September 2013. Surakarta
5. BKKBN, 2011. Peningkatan Akses dan
saat kunjungan ulang atau dalam Kualitas Pelayanan KB. Jakarta : BKKBN
bentuk penyuluhan kepada 6. Cunningham F., F. Gant, Norman, 2013.
masyarakat. Obstetri Williams. Alih bahasa : Rudi Setia.
2. Bagi Masyarakat Edisi 23. Volume 1. Jakarta : EGC, pp. 715
–9
Bagi masyarakat khususnya 7. Dahlan S., 2012. Statistika Untuk
akseptor KB IUD diharapkan Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
menyimpan dengan baik kartu Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika, pp. 184 –
akseptor KB yang diberikan oleh 7
8. Dinarti R., 2012. Perbedaan Kadar
petugas kesehatan untuk mengetahui Hemoglobin Pada Pengguna IUD Jenis
jenis IUD yang digunakannya. Cooper-T dan Nova-T. Jurnal Kedokteran
Akseptor KB IUD juga diharapkan Muhammadiyah. 1 : 48 – 53
mengetahui apa saja efek samping dari 9. Duckitt K., Collins S., 2007. Menorhhagia.
BMJ Publishing Group. 805 : 1 – 24
pemakaian alat kontrasepsi IUD 10. Fatmah, 2007. Gizi dan Kesehatan
khususnya kejadian menoragia. Selain Masyarakat. Edisi Revisi. Jakarta : Raja
itu untuk pencegahan terjadinya Grafindo Persada, pp. 162 - 4
11. Glasier A., 2006. Keluarga Berencana dan
anemia, akseptor KB IUD diharapkan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC, pp.
untuk mengkonsumsi tablet Fe atau 117 – 39
sayur – sayuran yang mengandung zat 12. Gokyildiz S., 2013. The Effects of
besi pada saat menstruasi. Menorrhagia on Women`s Quality of Life.
ISRN Obstet Gynecol. 2013 : 1- 7
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
13. Handayani S., 2010. Buku Ajar Pelayanan
Bagi peneliti selanjutnya KB. Yogyakarta : Pustaka Rihama, pp.138 –
diharapkan dapat menambahkan 63
variabel penelitian, misalnya dengan 14. Kusumaningrum, 2009. Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
menambahkan lama penggunaan IUD
Kontrasepsi yang Digunakan pada
atau asupan tablet Fe yang dapat Pasangan Usia Subur. S2 Kesehatan
mempengaruhi penurunan kadar Masyarakat Universitas Diponegoro. Tesis

26
JURNAL ATERM Volume.2 No.3 Januari – Juni 2014 ISSN : 2303 - 0984

15. Sadikin M., 2007. Biokimia Darah. Jakarta :


Widya Medika, pp. 25 – 42
16. Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3. Jakarta :
Trisada Printer, pp. 84 – 7
17. Saryono A., 2011. Metodologi Penelitian
Kebidanan D III, D IV, S1, dan S2. Nuha
Medika : Yogyakarta. pp. 85
18. Setiawati E., 2009. Hubungan Antara Lama
Penggunaan AKDR dengan Kadar
Hemoglobin pada Akseptor KB di Desa
Nomporejo Kecamatan Galur Kulon Progo
Tahun 2011. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
UGM. Tesis
19. Sulistyawati A., 2011. Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta : Salemba Medika
20. Sutryani, 2010. Gambaran Kadar
Hemoglobin Akseptor IUD di Kelurahan
Rejo Mulyo Metro Selatan Tahun 2010. S1
Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Skripsi
21. Riyadhul I., 2011. Gambaran Keluhan –
Keluhan Akibat Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD pada Akseptor IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kota
Bandung. S1 Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran. Skripsi
22. Tartowo W., 2007. Buku Saku Anemia Ibu
Hamil Konsep dan Penatalaksanaannya.
Jakarta : Trans Info Media, pp. 173 – 8
23. Taufiqurrokhman MA., 2008. Pengantar
Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS
Press, pp. 61 – 2, 131
24. Varney H., Jan MK, Carolyn LG, 2007. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, volume 1.
Jakarta : EGC. pp. 450 456
25. Widyawati S., 2011. Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Pemakaian AKDR di
Wilayah Kerja Puskesmas Batuah Kutai
Kartanegara. S2 Promosi Kesehatan
Universitas Hasanuddin. Tesis
26. Wiknjosastro H., 2009. Ilmu Kandungan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, pp. 103, 204
27. World Health Organization, 2007. Ragam
Metode Kontrasepsi. Terjemahan. Jakarta :
EGC, pp. 20 – 1
28. World Health Organization Quality of Life.
2006. in Quality of Life Assessment :
International Perspective. Germany : The
WHOQOL Group, pp. 41 - 57

27

Anda mungkin juga menyukai