Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN(PBL) PADA KELUARGA BINAAN

PADA NY.M DI DESA TELAGA SARI KEC. SUNGGAL KAB.DELI SERDANG

“ MENGENAI SUNTIK KB 3 BULAN PADA NY.M ’’

OLEH :

NAMA : ENDAH SRIPUR WATI MUNTHE

NIM : 20201045

PEMBIMBING : ERLIN LIANA SINAGA,SST,MKM.

AKADEMI KEBIDANAN SEHATI MEDAN


T.A. 2020/2021
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Hasil Praktek Belajar Lapangan (PBL) Kebidanan Komunitas
Mahasiswi Akademi Kebidanan Sehati Medan

Telah Mendapat Persetujuan Dari :

Dosen Pembimbing

(ELRIN LIANA SINULINGGA,SST,MKM)

Diketahui Oleh:
Direktur Akademi Kebidanan Sehati

(MEIYANA SINAGA SST,MKM)


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa,karna berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan makalah yang berjudul “KB SUNTIK 3 BULAN”
Dalam menyusun laporan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak terdapat
banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.Saya juga
menyadari bahwa laporan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dan
bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan
trimakasih pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan makalah ini.
Atas segala kekurangan dan demi kesempurnaan dimasa depan, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan makalah ini.

Medan, 13 February 2021


PENULIS

(ENDAH SRIPUR WATI MUNTHE)


DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………………………….I

KATAPENGANTAR………………………………………………………………………II

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….III

BAB I:PENDAHULUAN…...………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….2
1.4 Ruang Lingkup………………………………………………………………………....2
1.5 Metode Penuulisan……………………………………………………………………2

BAB II :PEMBAHASAN………………………………………………………………..…3

2.1 Pengertian Keluarga Binaan...............................................................................3

2.2 Fisiologi Keluarga Binaan…………………………………………………….3

2.3 Sasaran Program Kb……………………………………………….........................4

2.3 Pemilihaan Kontrasepsi Pada Klien ……………………………………………...5

BAB III :PENGKAJIAN…………………………………………………………………..6

3.1 Asuhan Kebidanan……………………………………………………………………6

BAB IV : PENUTUP………………………………………………………………………10

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………10

4.2 Saran………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11

DOKUMENTASI…………………………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Indonesia masih menduduki urutan keempat dengan penduduk terbanyak di dunia
dengan jumlah penduduk 255.461.686 jiwa (Kemenkes RI,2016). Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) memprediksi jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi
terbesar sedunia setelah China dan India jika laju pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara
sigifikan. Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju pertumbuhan
penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan pemakaian alat kontrasepsi
secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS) (Rismawati, dkk 2015).
KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi sederhana seperti kondom,
pantang berkala dan koitus interuptus. Metode kontrasepsi efektif efektif hormonal seperti pil,
susuk, dan suntikan. Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan Implant. Dan metode
kontrasepsi mantap seperti metode operasi wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP). Hal
ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya. (Manuaba, 2012).
Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016 penggunaan KB suntikan sebesar (48,85%),
pil sebesar (24,589%), kondom sebesar (4,31%), MOP sebesar (0,40%), MOW sebesar (2,56%).
Cakupan akseptor KB di wilayah Binjai sebanyak 11.728. Salah satu jenis kontrasepsi efektif
yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana
dan murah. Namun demikian KB suntik juga mempunyai banyak banyak efek samping seperti
Amenorhea (30%), spotting (bercak darah), dan menoragia, serta perubahan berat badan (Uliyah,
2010). Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas
metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan. Dalam
melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu 2 diperhatikan ketetapan bahwa makin rendah
pendidikan masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu susuk atau AKBK
(Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) (Manuaba, 2016).
sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bidan mengarahkan pemilihan alat kontrasepsi
sesuai dengan kebutuhan klien. Pada saat PKK II dan III yang dilakukan di Klinik Damayanti
Binjai. Berdasarkan pengumpulan data didapatkan jumlah akseptor KB pada bulan April yang
mendapat KB IUD sebanyak 2 orang, KB implant 3 orang, suntik KB 1 bulan 30 orang, suntik
KB 3 Bulan sebanyak 40 orang dan KB Pil 25 orang. Suntik KB 3 bulan adalah alat kontrasepsi
yang paling diminati akseptor KB. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan
asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny. M 25 tahun di
Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB suntik 3 bulan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3 Manfaat
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB suntik 3  bulan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi(Anggraini, dkk, 2012). Keluarga berencana
adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan
usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan (Pinem, dkk, 2009).

2.2 Fisiologi Keluarga Berencana


Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan
khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang bermakna. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pelayanan KB digolongkan ke dalam 3 fase yaitu fase menunda kehamilan, fase menjarangkan
kehamilan, fase menghentikan kehamilan(Pinem, 2009).

2.3 Sasaran Program KB


Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS)
yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung adalah kelompok usia remaja 15-
19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi
secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual
akibat telah berfungsinya alat- alat reproduksinya ( Suratun, dkk,. 2013).

2.4. Pemilihan Kontrasepsi pada klien :

Menurut Saroha(2014) pemilihan kontrasepsi pada :


1.Klien yang menyusui bayinya tidak memerlukan kontrasepsi pada 6 minggu pascpersalinan,
bahkan pada klien yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL) waktu tersebut    dapat
sampai 6 bulan.
2.Kontrasepsi kombinasi (merupakan pilihan terakhir pada klien karena) :
a) Jangan dipakai sebelum 6 - 8 minggu pasca persalinan karena akan mengurangi ASI dan
mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
b) Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu sampai dengan 6 bulan pascapersalinan.
Selama 3 minggu pascapersalinan meningkatkan resiko masalah pembekuan darah.

3. Progestin
a) Selama 6 minggu pascapersalinan mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
b) Tidak ada pengaruh terhadap ASI
c) Perdarahan ireguler dapat terjadi

4. AKDR
a) Dapat dipasang langsung pascapersalinan,sewaktu secsio cesarea, atau sesudah 48 jam
pascapersalinan.
b) Sesudah 4 - 6 minggu pascapersalinan.
c) Jika haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak ada kehamilan.

5. Kondom
Kondom dapat digunakan setiap saat, tidak ada pengaruhnya terhadap laktasi.
Klien tidak menyusui :
a) Kondom, MAL, Progestin dapat segera digunakan
b) Kontrasepsi kombinasi dapat dimulai 3 minggu pascapersalinan, lebih dari 6 minggu
pascapersalinan atau sesudah dapat haid (setelah yakin tidak ada kehamilan).

6. KB suntik 3 Bulan
Menurut Maryunani (2016), kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu:
a) KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi progesterone asetat 150 gram
disuntik secara intramuscular di daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali.
b) Cara kerja :
1) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
2) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat masuk dalam rahim.
3) Menipiskan endometrium.
c) Keuntungan :
1) Sangat efektif dengan kegegalan kurang dari 1%.
2) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
3) Sedikit efek samping
4) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
5) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

d) Kerugian :
1) Gangguan haid.
2) Pusing, mual kenaikan berat badan.
3) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian Kontrasepsi.

2.5 Asuhan Keluarga Berencana


a. Pengertian Asuhan pada Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependud
ukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan bahagia
dan sejahtera (Setiyaningrum, 2015).

b. Konseling Keluarga Berencana


Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga
berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan
yakni, pada saat pemberian pelayanan. Tehnik konseling yang baik dan informasi yang memadai
harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang
sesuai dengan budaya yang ada ( Handayani, 2014).

c. Tujuan Konseling menurut Handayani ( 2014) yaitu:


1. Meningkatkan penerimaan
2. Menjamin pilihan yang cocok
3. Menjamin penggunaan cara yang efektif
4. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

d. Jenis Konseling KB menurut( Handayani, 2014) yaitu:


1. Konseling Awal
2. Konseling Khusus
3. Konseling tindak lanjut
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ny.M Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di Desa Telaga
Sari Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
3.1    Kunjungan I
Pada bab ini penulis melakukan pengkajian data atas nama Ny.M umur 38 tahun dengan
keluarga berencana ( KB ) suntik 3 bulan  yang dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis
dalam pelayanan praktek kebidanan komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada klien
dengan metode penulisan pada tinjauan kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah
Helen Varney dan metode SOAP.

Data Subjektif
Pasien Ny.M berumur 38 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan ibu
rumah tangga, suaminya bernama Tn. G berumur 40 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan
SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat di Gang damai, Desa Telaga Sari Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang.
Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa dia tidak teratur haid.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit lain seperti : jantung,
asma/TBC paru, DM, hepatitis, epilepsy, IMS, HIV/AIDS dan lain-lain. Pola makan ibu teratur 3
kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan air putih. Tidak ada gangguan pada pola
makan, nafsu makan baik, pada pola eliminasi, BAB lancar 1 kali sehari, konsistensi lembek dan
berwarna kuning, Frekuensi BAK ≥ 6 kali sehari, lancar, warna jernih dan tidak ada keluhan
pada saat BAK. Pola istirahat pada siang hari 1 jam, dengan tidur malam ± 8 jam sehari. Ibu
mengatakan aktivitas seperti biasa dan tidak ada masalah. Ibu tidak pernah mempunyai
kebiasaan seperti merokok, minum jamu-jamuan, minum-minuman keras, makan sirih dan
memakai obatan terlarang, kebiasaan mengganti pakaian dalam 2 kali sehari.

Objektif
Dari hasil pemeriksaan umum pada Ny.M terdapat keadaan umum baik, kesadaran comp
osmentis, keadaan emosional stabil, tinggi badan 158 cm, berat badan 58 kg, pemeriksaan tanda-
tanda vital : TD :  120/80 mmHg, RR : 24 x/m, HR: 80x/i Temp : 36,00C. Pada pemeriksaan fisik 
terdapat : kepala tidak ada mesocephal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, mata ber
bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus, muka berbentuk simetris, tidak odema,
hidung berbentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, telinga berbentuk simetris, tidak ada
serumen, mulut/gigi tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada gigi, leher tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis, genetalia tidak dilakukan pemeriksa
an, anus tidak dilakukan pemeriksaan, Ekstermitas tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan
varises, refleks patella positif dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil interprestasi data pada Ny. M didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.M umur
38 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan, dengan masalah : ibu mengatakan kalau tidak
teratur haid, kebutuhan yang harus didapatkan Ny.M, yaitu : faktor lingkungan, istirahat yang
cukup, tidak boleh stres dan makan-makanan yang bergizi.

Dari hasil diagnosa potensial penulis tidak mendapatkan diagnosa potensial pada Ny.M.
Dari hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada Ny.M yaitu
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan konseling tentang penggunaan KB
suntik 3 bulan agar Ny.M dapat mengetahui hasil yang dilakukan.

Perencanaan yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Ny.M tentang hasil


pemeriksaan yang telah dilakukan, ingatkan kepada Ny.M untuk menjaga pola makan, tidak
boleh stress, beritahu kepada Ny.M tentang akibat haid tidak teratur, beritahu kepada Ny.M
tentang pentingnya pola hidup sehat, tidak boleh stress, dan tentang nutrisi, anjurkan Ny.M untuk
berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, beritahu kepada Ny.M bahwa akan
dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 10 Februari 2021.

Pelaksanaan yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan kepada Ny.M tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu tekanan darah 120/80 mmhg, pernapasan : 24 x/m, nadi :
80x/m, suhu : 36,00C, mengingatkan kepada Ny.M untuk menjaga pola makan, yaitu makan-
makanan yang bergizi, dan tidak boleh stress, menganjurkan Ny.M untuk berobat ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan obat, memberitahukan kepada Ny.M bahwa akan dilakukan
kunjungan kedua pada tanggal 10 Februari 2021.

Evaluasi yang telah didapatkan dari Ny.M, yaitu :


Ny.M telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Ny.M akan menjaga pola
makan, dan tidak boleh stress Ny.M telah mengerti tentang penjelasan tersebut,
Ny.M bersedia akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 10 Februari 2021.
3.2  Kunjungan II (10 Februari 2021)
Pada hari senin pukul 10.00 WIB tepatnya pada tanggal 10 Februari dilakukan
kunjungan ke II terhadap pasien. Ny.M mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, dan
menjaga agar tidak stress.
 Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi 
badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah :  120/70
mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C. 
Ny.M usia 38 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan Setelah dilakukannya assas
ment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien keluarga binaan yaitu Ny. M :
-  Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
-  Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan
kerugiannya
-  Memberitahu ibu agar ibu tidak stres  dan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
-  Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-  Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan  ulang pada tanggal 14 Februri 2021.
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi

3.3 Kunjungan III ( 14 Februari 2021)


Pada hari selasa tanggal 14 Februari 2021, pukul 11.30 WIB adalah terakhir kunjungan
pada keluarga binaan Ny.M . setelah kunjungan terakhir Ny.M mengatakan bahwa dia sudah
menjaga pola makan, merasa lebih nyaman, sudah tidak sulit lagi tidur malam.
Dilakukan pemeriksaan terakhir kunjungan didapatkan hasil Keadaan umum : baik, kesad
aran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg,
Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah :  120/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80
x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.M usia 38 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan Setelah dilakukannya
assasment dilanjutkan dengan planning  yang diberikan untuk pasien keluarga binaan yaitu Ny.M
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya
-  Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan keru
giannya
-  Memberitahu ibu agar ibu tidak stress, Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang
bergizi, Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat Kontrasepsi.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar
lapangan di Desa Telaga Sari Kecamatan Sunggal khususnya pada keluarga Tn.G. Dari
keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah
dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn. G sesuai dengan prioritas
masalah.

4.1   Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari
data subjektif dan data objektif.

4.1.1   Data Subjektif
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Ny. M.
Menurut Andreas (2012). Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa
terhadap klien.
Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. M berdasarkan proses
pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Ny. M Berdasarkan hasil
pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. M didapatkan bahwa Ny. M menjadi akseptor KB
aktif.
Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif  menggunakan
metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.1.2   Data Objektif
Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur,
dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.”M” Dan di dapat kan hasil normal tanpa adanya 
gangguan kesehatan dari Ny.”M”.Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objekt
if menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dengan praktek.
4.2    Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkemba
ngan kesehatan keluarga, yaitu:
1.    Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
2.    Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3.    Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu menganalisa
data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.”M”. Masalah
kesehatan yang dialami keluarga Ny.”M”yaitu Ny. “M” mengatakan menjadi akseptor KB aktif.
Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

4.3    Perumusan Masalah
Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluar
ga Ny.”E”. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah masalah yang hendak dipecahkan ya
itu:
1.    Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efeksampingnya
2.    Perkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugia
nnya
3.    Berikan motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak  ditemukan kesenjang anatara
teori dengan praktik.

Anda mungkin juga menyukai