Oleh :
SITI ELOK AZMI
NIM : 7212071
Oleh :
SITI ELOK AZMI
NIM : 7212071
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
7. Polindes Desa Mlaras dan Bu Murti Margi Rahayu, Amd.Keb yang telah
memberikan bimbingan dan fasilitas serta partisipasinya selama penulis
melakukan Laporan Tugas Akhir.
8. Untuk teman-teman almamaterku dan teman-teman seperjuanganku di
kampus PRODI DIII Kebidanan FIK UNIPDU khususnya yang tak bisa ku
sebutkan satu persatu. Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana Be
Professional Midwife, mengabdi kepada masyarakat. Jaga nama baik
almamater dan n buat harum nama kampus kita. Saat yang ku rindukan saat
berkumpul dengan kalian semua di kelas. Bangga menjadi angkatan 2012.
9. Keluarga BM 2 adik adik yang super gokil, terimakasih karena kalian
selalu siap menampung air mata, tawaku, tempat sharing dan tempat gosip
tentunya, makasih atas motivasinya ya. persahabatan ini takkan ku lupakan
sampai akhir hayat memisahkan kita.
vii
MOTTO
viii
KATA PENGANTAR
Segala syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan ASI Tidak Lancar di Polindes Desa
Mlaras Sumobito Jombang, dengan lancar.
Laporan tugas akhir ini disusun dalam bentuk laporan sebagai tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan di Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU
Jombang.
Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu terselesainya proposal. Maka
pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
Ninik Azizah, SST.M.Kes selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU
Jombang
4.
5.
ix
6.
7.
Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-satu.
Penulis menyadari bahwa pembuatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
penyempurnaan ini.
Demikian ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ASI TIDAK
LANCAR DI POLINDES DESA MLARAS
KEC.SUMOBITO KAB.JOMBANG
2015
Nama
NIM
Pembimbing I
Pembimbing II
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, ASI tidak lancar di
pengaruhi oleh faktor teknik menyusui, faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor
kondisi bayi. ASI tidak lancar dapat menyebabkan bayi tidak puas setiap kali
menyusu, bayi sering menangis,bayi menolak menyusu, berat badan bayi tidak
meningkat dan tinja bayi keras, kering dan berwarna hijau.
Tujuan dari Asuhan Kebidanan adalah melaksanankan Asuhan Kebidanan
Ibu Nifas pada Ny S P10001 dengan ASI tidak lancar di Polindes Desa Mlaras
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Metode yang di gunakan dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu nifas
dengan ASI tidak lancar adalah menggunakan standar asuhan kebidanan. Meliputi
pengkajian, identifikasi diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan
secara bertahap dan prosedural.
Hasil asuhan kebidanan yang telah di berikan pada Ibu nifas dengan ASI
tidak lancar dalam pengkajian, data subyektif dan data obyektif tidak ada yang
menunjukkan kelainan pada payudara ibu. ASI tidak lancar pada ibu nifas dapat
teratasi pada hari ke lima masa nifas.
Dari penyusunan asuhan kebidanan pada Ny S dengan ASI tidak lancar di
Polindes Desa Mlaras Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang setelah di
lakukan observasi 1 x 2 jam selama 14 hari dengan standar asuhan kebidanan
tidak terjadi hambatan dan berlangsung secara kooperatif dan komperhensif.
Rencana asuhan sesuai dengan yang di laksanakan dalam asuhan kebidanan ini.
Evaluasi akhir berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Pada penatalaksanaan
asuhan kebidanan ini, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu nifas, ASI
xi
ABSTRACT
MIDWIFERY CARE WOMEN WITH POSTPARTUM ASI
CURRENT IN POLINDES VILLAGE MLARAS
KEC. SUMOBITO KAB. JOMBANG
2015
Name
NIM
Supervisor I
Supervisor II
Breastfeeding (ASI) is best food for baby, ASI not fluent in to influence by
technique factor to milk, psychological factor, physical factor, baby's condition
factor. ASI not fluent can to caused baby not satisfy every time to milk, baby
often cry,baby refuse to milk, heavy of body baby doesn't level and the hard baby
feces, dry and green colory.
Aim from Bring up midwefery is Bring up take Mother's midwefery
Childbirth to Ny S P10001 with ASI not fluent in Polindes Village Mlaras
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
The Method that in use it in do bring up midwefery care women with post
partum ASI not fluent is to use it bring up standard kebidanan. To cover studying,
diagnosis identification and or midwefery problem, planning, execution,
evaluation, and bring up registration kebidanan that had be done according to to
phase and procedural.
Bring up Result midwifery that had in give it to Mother childbirth with ASI
not fluent in studying, subjective data and objective data there is no who show
anomaly to mother's breast ASI not fluent to mother childbirth can overcomed to
day to five post partum.
From bring up arranging midwifery to Ny S with ASI not fluent in Village
Polindes Mlaras Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang after in do
observation 1 x 2 time as long as 14 day with bring up standard midwifery don't
happen obstacle and to direct cooperatively and komperhensif. bring up Plan
according to with that in execute it in midwiferys bring up this. end Evaluation to
walk fluently without there is obstacle. To bring up take this midwifery, not got
problems between theory and fact
Keywords : Midwifery care, Woman post partum, ASI
xii
DAFTAR ISI
ii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................
vi
MOTTO.......................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR...................................................................................
ix
ABSTRAK...................................................................................................
xi
ABSTRACT.................................................................................................
xii
xix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xx
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................
xxi
Latar Belakang.....................................................................
Rumusan Masalah................................................................
Tujuan Penelitian..................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................
Ruang Lingkup.....................................................................
Manfaat Penulisan................................................................
1.5.1 Manfaat Teoritis........................................................
1.5.2 Manfaat Praktisi........................................................
1.5.2.1 Bagi Penulis................................................
xiii
1
1
5
5
5
5
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
9
11
1.6
1.7
2.1
xiv
11
11
12
12
12
12
13
13
13
21
21
22
23
24
25
26
26
26
28
28
29
30
31
31
33
33
34
34
35
35
36
xv
36
37
44
44
45
46
48
48
48
49
50
51
53
53
55
56
57
59
62
63
64
65
65
65
71
71
74
80
81
83
83
84
89
89
89
94
96
96
99
3.5 Evaluasi................................................................................
3.6 Pencatatan asuhan kebidanan...............................................
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................
4.1 Pengkajian............................................................................
4.2 Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.............
4.3 Perencanaan..........................................................................
4.4 Pelaksanaan..........................................................................
4.5 Evaluasi................................................................................
4.6 Pecatatan Asuhan Kebidanan...............................................
BAB V PENUTUP......................................................................................
5.1 Kesimpulan...........................................................................
5.2 Saran.....................................................................................
106
107
124
124
125
126
128
129
130
132
132
133
xvi
DAFTAR TABEL
16
46
Tabel 3 :
Kandungan Jantung Pisang Batu/Klutuk......................................
63
Penatalaksanaan............................................................................
74
Penatalaksanaan............................................................................
99
Tabel 4 :
Tabel 5 :
xvii
DAFTAR GAMBAR
20
Jantung pisang..............................................................................................
63
xviii
DAFTAR SINGKATAN
ASI
BAK
BAB
AKI
SC
: Sectio caesaria
VE
: Vacum ekstrasi
KB
: Keluarga bencana
DM
: Diabetes mellitus
HPHT
TD
: Tekanan darah
IPB
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
: KTP Responden
Lampiran VII
: Dokumentasi
Lampiran VIII
: Lembar Konsultasi
Lampiran IX
Lampiran X
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1.8
Latar Belakang
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun
psikis berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi,
terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi
dukungan. Atas dasar tersebut perlu di lakukan suatu pendekatan antara
ibu dan keluarga dalam manejemen kebidanan (Rahayu, 2012 : 2). Dalam
masa nifas terdapat berbagai komplikasi seperti masalah dalam produksi
ASI yang tidak lancar, puting lecet, payudara bengkak, abses payudara,
puting susu datar atau terbenam, sindrom ASI kurang, ibu bekerja, ibu
melahirkan dengan sectio caesar dan ibu dengan kondisi sakit
(Jannah, 2011:51).
Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI
sangat bervariasi. Sehingga ibu perlu memperhatikan tanda-tanda
kelaparan atau kepuasan yang di tunjukkan oleh bayi, serta pertambahan
berat badan bayi terhadap ASI (Dwi sunar, 2009:104). Produksi ASI di
pengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis ibu menyusui. Bila ke dua faktor
tersebut tidak terpenuhi maka produksi ASI tidak lancar. Faktor fisik
terutama mengenai asupan gizi ibu yang mencukupi, seimbang dan sehat,
serta faktor kesehatan ibu. Faktor psikologis terdiri dari rasa nyaman,
tenang dan berfikiran positif. Serta dukungan dari orang terdekat seperti
suami dan keluarga (Soetjiningsih, 2012:77)
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu
maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk
menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi
karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu,
menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses
menyusui
dan
WHO
juga merekomendasikan
para
ibu
untuk
Di Indonesia, proses
menyusu
tersebut
(23%), posisi menyusui yang salah sebanyak 3 orang (23%), ibu bekerja
sebanyak 2 orang (15,3%), dan di karenakan ibu nutrisinya kurang
sebanyak 3 orang (23%).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan
ASI Tidak Lancar di Polindes desa Mlaras Sumobito Jombang 2015.
1.9
Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan
ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015 ?
1.12.2.4
Bagi Klien
Sebagai bahan masukan dan data tambahan ilmu pengetahuan
Sumobito serta
mendokumentasikan.
Untuk
mengumpulkan
data
dalam
pengkajian
data
dapat
menggunakan metode :
1.13.2.1
Anamese
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami, dan keluarga
Pemeriksaan Fisik
Studi Dokumentasi
Studi di lakukan dengan mempelajari kasus kesehatan klien yang
Observasi
Yaitu pengamatan langsung terhadap perubahan-perubahan yang
Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman Studi Kasus ini, penulis,
: Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penulisan, metode
memperoleh data, sistematika penulisan.
BAB II
: Tinjauan pustaka
a. Menguraikan
tentang
Perencanaan,
Implementasi,
Evaluasi
dan
Pelaksanaan,
Evaluasi,
Pencatatan
asuhan
kebidanan.
BAB IV : Pembahasan
Pengkajian, Perumusan diagnose dan atau masalah potensial,
Perencanaan,
Pelaksanaan,
kebidanan.
BAB V
: Penutup
Saran dan Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Evaluasi,
Pencatatan
asuhan
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3
2.3.1
2.3.2
11
12
13
14
perdarahan.
Luka
bekas
pelekatan
plasenta
15
Tinggi Fundus
Berat
Diameter
Uteri
Plasenta lahir
Uteri
Setinggi pusat
Uterus
1000 gram
Uterus
12,5 cm
7 hari
(1 minggu)
Pertengahan
500 gram
7,5 cm
16
sympisis
14 hari
( 2 minggu)
6 minggu
Tidak teraba
350 gram
5 cm
Normal
60 gram
2,5 cm
17
Lochea
ini
berwarna
kuning
kecokeltan
karena
18
bayinya.
Wanita
yang
menyusui
berespon
terhadap
19
20
siap dihisap bayi dan ASI keluar melalui muaranya yaitu putting
(Soetjiningsih, 2012:1).
2.3.4.2 Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalianan. Hal
ini di sebabkan pada sat proses persalinan, alat pencernaan mengalami
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong pengeluaran cairan
berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan,
serta kurangnya aktivitas tubuh.
Supaya buang air besar normal, dapat di atasi dengan diet tinggi
serat, peningkatan asupan cairan dan ambulasi awal. Bila ini tidak
berhasil dalam waktu 2-3 hari dapat di berikan obat laksansia.
Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat
penuruna dari sekresi kelejar pencernaan dan mempengaruhi perubahan
sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang
nafsu maka (Sulistyawati, 2009:78).
21
22
segera
setelah
persalinan.
23
100
kali/menit
adalah
abnormal
kemungkinan
c. Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darahakan
rendah setelah ibu melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah
tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklampsia
postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan denga keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suha dan nadi tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas. Pernafasan dalam rentang normal yaitu 20 - 30 kali/menit
(Sujiyatini, 2010:151-152).
2.3.4.7 Perubahan Sistem Kardiovaskuler
24
25
6) Cairan
dan
26
27
28
2.3.5.6 Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagian tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang
untuk melakukan hubungan seksual sampaimasa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran. Keputusan
bergantung pada pasangan yang bersangkutan (Sulistyawati, 2009:103).
29
b. Tujuan
Senam nifas ini di antaranya bertujuan untuk :
1) Membantu mempercepat pemulihan ibu.
2) Memperlancar pengeluaran lochea.
3) Mempercepat proses involusi dan pemulihan
fungsi
alat
kandungan.
4) Memperbaiki sirkulasi darah.
5) Memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan.
6) Memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot-otot
abdomen/perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai
bawah dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi
otot-otot dasar panggul.
7) Meminimalisir timbulnya komplikasi nifas, misalnya: emboli,
trombosia dll.
c. Manfaat
1) Mengencangkan otot perut, liang sanggama, otot-otot sekitar
vagina maupun otot-otot panggul, di samping melancarkan
sirkulasi darah.
2) Kondisi ibu lebih baik
3) Rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat, conthnya:
kemungkinan terkena infeksi pun kecil karena sirkulasi darahnya
bagus.
30
4) Menumbuhkan/
memperbaiki
nafsu
makan
hingga
asupan
2.3.6
2.3.6.1 Taking in
Yaitu terjadi fantasi, intropeksi, proyeksi dan penolakan. Perhatian ibu
terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan.
Ciri-cirinya :
a. Terjadi 2-3 hari setelah melahirkan
b. Bersifat pasif dan tergantung, segala energinya di
fokuskan pada
31
32
33
34
2) Payudara bengkak
Untuk mencegah di perlukan :
a) Menyusui dini
b) Perlekatan yang baik
c) Menyusui on demand
Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui untuk mengurangi
edema. Pakailah BH yang sesuai, bila terlalu sakit, dapat di berikan
obat analgetik.
3) Mastitis/Abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara menjadi merah, bengkak
kadang kala di ikuti rasa nyeri dan panas, serta suhu tubuh
meningkat. Di dalam payudara terasa ada masa padat (lump), dan di
luarnya kulit menjadi merah. Tindakan yang dapat di lakukan
adalah sebagaiberikut :
a) Kompres hangat/panas atau pemijatan.
b) Rangsan oxytocin, di mulai pada payudara yang tidak sakit,
yaitu stimulasi puting, pijat leher, punggung dan lain-lain.
c) Pemberian antibiotika : flucloxacilin atau erythromycin selama
7-10 hari.
d) Bila perlu, bisa di berikan istirahat total dan obat untu
penghilang rasa nyeri.
e) Kalau sudah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak
boleh di susukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.
4) Puting susu datar/terbenam
a) Untuk mengetahui apakah puting susu datar/terbenam, dengan
cara menjepit aerola antara ibu jari dan jari telunjuk ke belakang
puting susu.
b) Cara mengatasinya bisa memepergunakan pompa puting. Puting
bisa juga di tarik ke luar secara teratur hingga puting akan
35
36
37
datar
yang
memiliki
ketinggian
kurang
lebih
sepinggang ibu.
e) Cara lain dapat meletakkan bantal di atas pangkuan ibu.
2) Bayi Sakit
Sebagian kecil bayi yang sakit debgan indikasi khusus, tidak
diperbolehkan mendapatkan makanan peroral. Tetapi jika kondisi
sudah memungkinkan, sebaiknya sesegera mungkin di berikan ASI
lagi. Bayi yang mendapatkan ASI sebenarnya jarang menderita
diare. Selain diare. Biasanya bayi sering muntah-muntah. Muntah
pada bayi di sebabkan beberapa hal. Tata laksana langsung di
sesuaikan
berdasarkan
penyebabnya.
Menyusui
bukan
38
39
c) Kaji
sejauh
mana
dukungan
keluarga
untuk
mengatasi
permasalahan ini.
d) Fasilitasi dengan peberian bimbingan dalam penyusunan menu
seimbang sesuai selera ibu.
2.3.7.6 Rasa Sakit,Lunak,dan atau Pembengkakan Pada Kaki
1) Gejala
a) Suhu badan meningkat selama 7 hari mulai hari ke 10 sampai hari
ke 20yang di sertai mengigil dan nyeri.
b) Nyeri hebat pada lipatan dada
c) Edema kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri,pada umumnya
terdapat pada paha.
d) Nyeri pada betis
2) Penanganan
a. Kaki di tinggikan untuk mengurangi edema.
b. Kaki di balut dengan elastis.
c. Tirah baring.
d. Antibiotik dan analgetik.
e. Antikoagulasi untuk mencegah bertambah luasnyathrombus dan
mengurangi bahaya pada emboli (Jannah, 2011:145-148).
2.3.7.7 Merasa sedih atau Tidak MampuMengasuh Bayinya Sendiri dan Dirinya
sendiri
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun
ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang
tidak pada umumnya seperti merasa sendiri, tidak mampu mengasuh
dirinya sendiri.
Faktor penyebab :
a) Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa
takut yang di alami kebanyakan wanita selam hamil dan melahirkan.
b) Rasa nyeri pada awal masa nifas
c) Kelelahan akibat urang tidur selama persalian dan telah melahirkan di
rumah sakit.
40
2.3.8
Kunjungan
1
Waktu
6-8 jam
persalianan
Tujuan
setelah a. Mencegah
perdarahan
atonia uteri.
b. Mendeteksi
dan
karena
merawat
apabila
perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu
dan salah satu anggota keluarga
bagaimana
cara
mencegah
perdarahan.
d. Pemberian ASI awal.
e. Membina hubungan baik antara
ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermi.
g. Bila petugas kesehatan
yang
ibu
dan
bayi
dalam
41
hari
persalinan
setelah
keadaan stabil.
a. Memastikan
involusi
berjalan normal.
b. Menilai
adanya
uteri
tanda-tanda
persalinan
persalinan)
6 minggu setelah a. Menanyakn kepada ibu tentang
persalinan
tanda
penyulit-penyulit
yang
42
ASI eksklusif adalah bayi hanya di beri ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur nasi
dan tim. Waktu pemberian ASI eksklusif adalah selama 6 bulan
(Rahayu, 2012:22).
43
meningkat sesudah 2-3 hari post partum buah dada akan besar,keras
dan nyeri ini menunjukkan permulaan sekresi ASI (Rahayu, 2012:12).
2.3.9.3 Manfaat ASI
a. Bagi Bayi
Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan
baik. Kolostrum, susu jolong,atau susu pertama mengandung anti bodi
yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjad kuat.
Penting sekalimemberikan ASI pada bayi pada jam pertama sesudah
lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga jam.
b. Bagi Ibu
1) Memulihkan diri dari proses persalinannya. Selama beberapa hari
pertama membantu membuat kontraksi rahim dengan cepat dan
memperlambat perdarahan (isapan puting susu merangsang di
keluarkannya hormon oksitosin alami yang akan membantu
kontraksi).
2) Ibu yang menyusui, menstruasinya belum muncul kembali, kecil
kemungkinan untuk menjadi hamil lagi (kadar prolaktin yang tinggi
menekan hormon FSH dan ovulasi.
3) Pemberian ASI adalah yang paling tepat dan terbaik untuk
mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya.
c. Bagi Semua Orang
1) Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khususs
2) Ibu menyusui yang menstruasiny belum muncul kembali,sehingga
kecil kemungkinnan menjadi hamil (Jannah, 2011:31).
2.3.9.4 Komposisi Gizi Dalam ASI
ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi dan anak karena
mengandung bioaktif yang memfasilitai perubahan yang di alami anak di
masa transisi dalam rahim dan saat di luar rahim. Komposisi ASI berubah
44
secara dramatik pada periode post partum seperti susunan sekresi dari
kolostrum sampai susu matur. Tahapan laktasi ini di bagi menurut waktu
postpartum,yaitu : kolostrum (0-5 hari),susu trasisional (6-14 hari),susu
matur
(15-30)
hari.Pada
bulan
3-4laktasi
menunjukan
periode
45
beberapa
hal
penting
tersebut,bidan
juga
harus
46
Ada beberapa kriteria yang dapat menjadi petunjuk bayi cukup ASI
adalah :
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih
sampai kuning muda.
b. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji.
c. Bayi tampak puas, sewaktu waktu merasa lapar, bangun, dan tidur
cukup.Bayi menyusui setidaknya 10 -12 kali dalam 24 jam.
d. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
e. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
f. Bayi bertambah berat badannya (Sulistyawati, 2009 : 23).
2.3.9.7 Teknik Menyusui Yang Benar
Agar proses menyusi berjalan lancar, maka seorang ibu harus
memiliki keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalirdari payudara
ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik adalah
dengan melakukan teknik menyusui yang benar meliputi posisi menyusui
dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan
ASI kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi. Posisi ibu
pada saat menyusui dan posisi tubuh bayi yang benar adalah :
a. Posisi muka bayi menghadap ke payudara ibu ( chin to breast ).
b. Perut /dada bayi menempel perut / dada ibu ( chest to chest ).
c. Seluruh badan bayi menghadapke ibu hingga telinga bayi membentuk
d.
e.
f.
g.
47
48
mempengauhi
produksi ASI.
Ibu
menyusui
harus
49
menyusui,
ibu dengan
status
gizi
baik
rata-rata
b.
Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang
berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga
di sarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk
beristirahat yan cukup sebagai persiapan untuk energi menyusui
bayinya nanti.
Kurang istirahat akan mengakibatkan beberapa kerugian,
misalnya :
1) Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.
50
fungsi transfer
51
produksi ASI ke bayi, oleh karena itu pada masa menyusui harus di
lakukan perawatan payudara dan mengajari teknik menyusui yang benar
(Jurnal, 2013).
Penelitian dari Elly Wahyuni, Sri Sumiati, Nurliani pada tahun
2012 membuktikan bahwa jantung pisang batu dapat memperlancar
produksi ASI. Jantung pisang batu/klutuk merupakan jenis makanan yang
mengandung laktogogum yaitu zat gizi yang dapat meningkatkan dan
melancarkan produksi ASI terutama pada ibu yang mengalami masalah
dalam produksi ASI.
Ada dua alasan yang mendasar dalam penelitian ini untuk memilih
jantung pisang batu/klutuk digunakan untuk meningkatkan produksi ASI
yaitu: Jenis jantung pisang yang umumnya di jual di pasaran berasal dari
jenis pisang kepok, klutuk/batu, dan pisang siam dan menurut masyarakat
di daerah tempat penelitian, bahwa jantung pisang batu rasanya lebih
enak, teksturnya lembut dan tidak terasa pahit sedikitpun seperti rasa
jantung pisang yang lainnya. Alasan ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Prof. Dr. Made Astawan (2011). Yang paling enak
adalah jenis pisang batu/klutuk bahkan bisa di makan mentah sebagai
lalapan. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, ahli Teknologi Pangan dan
Gizi dari IPB selain karbohidrat, jantung pisang juga mengandung
protein, mineral (terutama fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah
vitamin A, B1 dan C.
Hasil penelitian sejalan dengan teori Lingga dalam Murtiana
(2011), yang menyatakan bahwa jantung pisang batu memiliki beberapa
senyawa yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas ASI.
52
53
54
Kandungan
Energi
Jumlah
31kkal
Protein
1,2 gr
Lemak
0,3 gr
Karbohidrat
7,1 gr
Kalsium
30 mg
Fosfor
50 mg
Vitamin A
170 IU
Vitamin B1
0,05 mg
9
Vitamin C
(Gaya Hidup Sehat N0.390, 2007).
2.3.10.2 Resep memasak jantung pisang batu/klutuk
1. Tumis kecap jantung pisang batu/klutuk
Bahan bahan:
a. 1 liter air
b. 500 gr jantung pisang
Bumbu halus :
10 mg
55
a. Garam, secukupnya
b. Gula, secukupnya
c. 2 siung Bawang putih
d. 4 butir Bawang merah
e. 2 cabe
Cara memasak :
a. Didihkan air, kemudian masukkan jantung pisang, di rebus hingga
lunak.
b. Masukkan bumbu halus, tumis hingga harum.
c. Tunggu sampai mendidih, masukkan jantung pisang
d. Masukkan gula dan garam secukupnya, masukkan kecap.
e. Tunggu sampai matang, siap di sajikan.
2.3.10.3 Manfaat atau kegunaan
a. Mencegah penyakit : jantung pisang merupakan makanan yang kaya
akan nutrisi, di dalam kandunganya terdapat kalsium, fosfor, dan
beberapa vitamin.
b. Sangat baik untuk diet karena memiliki sedikit lemak
c. Aman dikonsumsi oleh penderita diabetes : Jantung pisang memiliki
indek glikemik rendah, memperlambat kemunculan gula darah
(glukosa), sehingga insulin yang dibutuhkan untuk mengubah
glukosa menjadi energi semakin sedikit.
d. Meningkatkan kesehatan saluran pencernaan
dengan
cara
56
Data Subyektif
Data yang langsung di dapat oleh klien dan keluarga. Data
subyektif ini mencakup keluhan keluhan dari klien terhadap masalah
kesehatan yang lain.
1) Biodata Ibu dan Suami
a) Nama ibu dan suami
Untuk mengetahui nama Ibu nifas dengan ASI tidak lancar, agar
tidak keliru dengan pasien lain.
b) Umur ibu dan suami
umur ibu nifas dengan ASI tidak lancar dan suami.
c) Agama ibu dan suami
Untuk memngatahui agama yang dianut ibu nifas dengan ASI
tidak lancar dan suami, agar lebih mudah dalam melakukan
pendekatan.
d) Suku ibu dan suami
Untuk mengetahui adat atau tempat asal dari ibu nifas dengan
ASI tidak lancar dan suami.
e) Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas dengan ASI
tidak lancar dan suami sebagai dasar dasar pemberian KIE.
f) Pekerjaan ibu dan suami
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi
ibu nifas dengan ASI tidak lancar dan suami, agar nasehat yang
diberikan sesuai.
g) Alamat ibu dan suami
Untuk mengetahui alamat daerah ibu nifas dengan ASI tidak
lancar dan suami, sehingga memudahkan dalam berkomunikasi.
2) Anamesa
57
a) Keluhan Utama
Ibu nifas hari ke x mengatakan bahwa produksi ASInya tidak
lancar.
b) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien sekarang menderita penyait yang menular dan
menurun seperti jantung, hypertensi, DM, asma dll.
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah klien pernah menderita penyait yang menular dan
menurun seperti jantung, hypertensi, DM, asma dll.
(3) Riwayat kesehatan kelurga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit menurun atau
menular seperti jantung, hypertensi, DM, asma ,dll.
c) Riwayat kebidanan
(1) Riwayat haid
Kapan
klien
menarce,amenorhoe,
siklus,
lamaanya,
(4) Riwayat KB
58
59
Muka
Mata
Telinga
Mulut
Leher
: Tidak
ada
pembesaran
kelenjar
tiroid,
tidak
ada,
keadaan
puting
susu
60
Geretalia
: Terdapat
lochea
rubra
biasanya
terjadi
1-4
(merah
hari
kehitaman)
pertama,
lochea
sanguinolenta (putih bercampus merah) terjadi 47 hari, lochea serosa (kekuningan) terjadi 7-14
hari, lochea alba (putih) terjadi >14 hari,
ada/tidak, terdapat luka ruptur perineum.
b) Palpasi
Payudara
Abdomen
Geretalia
c) Auskultrasi
Dada
d) Perkusi
: Ny X
penyebabnya)
Masalah
61
Kebutuhan
2.4.1.3 Perencanaan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh dengan rasional.
Diagnosa
: Ny X
Tujuan
penyebabnya).
: setelah diberikan asuhan kebidanan dalam 1 x 2 jam
selama 10 hari, diharapkan ASI tidak lancar pada ibu
nifas ini dapat teratasi, sehingga kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi.
Kriteria Hasil
: Kompos mentis
TTV
: Tekanan darah
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Pernafasan
: 16 24 x/menit
Nadi
: 80 100 x/menit
Lochea
TFU
: normal
Kontraksi
: baik
62
Intervensi :
1) Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.
R/ agar terjalin hubungan baik antara petugas kesehatan dengan klien.
2) Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum Ibu.
R/ mengetahui keadaan ibu dan perkembangan ibu.
3) Berikan penjelasan pada keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan.
R/ dengan di berikan penjelasan pada keluarga, maka keluarga akan
mengerti tentang keadaan ibu saat ini.
4) Berikan penjelasan pada ibu tentang perawatan payudara.
R/ untuk pencegahan terjadinya masalah menyusui lebih lanjut.
5) Berikan penjelasan tentang teknik menyusui yang benar
R/ agar produksi ASI lancar dan kebutuhan bayi terpenuhi
6) Jelaskan pada ibu untuk tetap memberikan ASI sesuai dengan
keinginan bayi dan jelaskan pada ibu untuk ke dua payudara di
susukan secara bergantian.
R/ Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI.
7) Jelaskan pada ibu untuk menyusui secara eksklusif
R/ ASI mengandung anti bodi, yang mencegah bayi dari berbagai
penyakit.
8) Jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup.
R/ Istirahat dapat mempengaruhi produksi ASI.
9) Berikan nutrisi yang mengandung laktogogum yaitu zat gizi yang
dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI yaitu pemberian
sayur oseng-oseng kecap jantung pisang.
R/ agar produksi ASI lancar.
2.4.1.4 Penatalaksanaan
No
Hari/Tanggal/Jam
Tindakan
TTD
63
1.
1. Melakukan
pendekatan
yang baik.
2. Mengobservasi tanda-tanda
vital dan keadaan umum
Ibu.
TD : 110/80 130/90
MmHg
Suhu : 36,5 37,5 0C
Pernafasan : 16 - 24
3.
x/menit
Nadi :80 100 x/menit
3. Memberitahukan
kepada
keluarga
pasien
tentang
hasil pemeriksaan
Ibu
masih
perlu
pemantauan
4.
hingga
kondisinya stabil
4. Menjelasan pada
tentang
ibu
perawatan
64
kering,
terutama
menyokong
payudara.
Apabila puting susu
lecet,
oleskan
kolostrum
atau ASI
setiap
kali
selesai
menyusui.
Menyusui
tetap
di
bayi
ke
chest ).
Seluruh
badan
bayi
65
menghadap
hingga
ke
ibu
telinga
bayi
lengan
tersanggah
dengan baik.
Ada
kontak
dengan ibu.
Pegang kepala bahu,
6.
bayi
bayi
bukan
daerah siku.
6. Menjelaskan pada
di
ibu
ibu
menyebabkan
dan
menjadi
66
karena
masih
ibu
sesuai
keinginan
dengan
bayi
Menjelaskan
dan
pada
ibu
secara
bergantian.
Karena isapan
dapat
8.
bayi
mempengaruhi
produksi ASI.
8. Menjelaskan pada
untuk
menyusui
ibu
secara
eksklusif.
ASI mengandung anti
bodi, yang mencegah
bayi
9.
dari
penyakit
9. Menjelaskan
untuk
berbagai
pada
istirahat
ibu
yang
67
cukup.
Istirahat yang cukup
dapat
10.
memperlancar
produksi ASI.
10. Memberikan nutrisi yang
mengandung laktogogum
yaitu zat gizi yang dapat
meningkatkan
dan
melancarkan
produksi
ASI.
Mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung
banyak
yang
meningkatkan
dapat
dan
melancarkan produksi
ASI, seperti jantung
pisang
batu/klutuk
oseng-oseng
200
hari,
gram
pada
68
observasi
yang
pertama
dilakukan
pasien,
memberikan konseling
dan
melakukan
pemeriksaan payudara,
setelah itu dilanjutkan
pengobservasian setiap
harinya dan evaluasi
keadaan
apakah
atau
setelah
mengevaluasi
jika
belum,
produksi
ASI
69
8)
9)
10)
Jam : ...
Payudara
: Compos mestis
: TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 derajat C
RR : 20x/menit
: Bentuk simetris, pembesaran normal, benjolan
abnormal tidak ada, keadaan puting susu menonjol,
hiperpigmentasi, areola besar, warna kulit tidak ada
kemerahan, ASI sudah keluar banyak.
70
71
Pasal 10
1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a.Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
c.Pelayanan persalinan normal.
d. Pelayanan ibu nifas normal
e.Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
3. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
2 berwenang untuk :
a.Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c.Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e.Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
72
sosial budaya)
Data Obyektif (hasil pemeriksaan fisik,psikologi dan pemeriksaan
penunjang)
73
A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa
data
yang
diperoleh
dapa
pengkajian,
sosial
budaya
klien/keluarga.
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence besed dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
STANDAR IV : Implementasi
A. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidene based kepada
74
spiritual-kultural
Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
STANDAR V : Evaluasi
A. Peryataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.
B. Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segara dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
A. Pernyataan standar
75
KIA)
Ditulis dalam bentuk catatn perkembangan SOAP
S adalah Subjektif, mencatat hasil anamnesa
O adalah Objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A adalah Analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANA PADA IBU NIFAS DENGAN ASI TIDAK
LANCAR DI POLINDES DESA MLARAS KEC. SUMOBITO
KAB. JOMBANG
: 09.00 WIB
76
77
78
BB /
N
Tahun
Tempat
Jenis
Uk
Partus
Persalinan
J
Penolong
Persalinan
TB
K
B
K
Lahir
1.
Saat ini
Saat ini
79
Saat hamil : Makan 3x/hari , porsi 1 piring dengan nasi, lauk, dan
sayur (disub,tumis dll).Minum 5-7 gelas/ hari (air
putih, teh, kadang susu)
Saat ini
Saat ini
Saat ini
e) Riwayat Psikososial
(1) Psikososial
Pasien mendapatkan dukungan dari suami beserta anggota
keluarganya dengan baik, dan senang menerima kehadiran
bayinya, tetapi pasien merasa cemas karena produksi ASInya
tidak lancar.
(2) Sosial
80
81
: Baik
Kesadarannya
: Compos mentis
TTV
: TD
Nadi
: 120/80 mmHg
: 80x/menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu
: 36.5C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Mulut
Leher
: Tidak
ada
pembesaran
kelenjar
tiroid,
tidak
ada,
keadaan
puting
susu
82
Geretalia
: Terdapat
lochea
rubra
(merah
kehitaman),
Abdomen
c) Auskultrasi
Dada
d) Perkusi
Refleks patela
Mx
Kebutuhan
83
3.3 Perencanaan
Dx
Tujuan
Kriteria Hasil
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
TTV
: Tekanan darah
Suhu
: 36,5 37,5 0C
Pernafasan
: 16 24 x/menit
Nadi
: 80 100 x/menit
Lochea
TFU
: normal
Kontraksi
: baik
Intervensi :
84
Tindakan
1. Melakukan
TTD
pendekatan
85
pasien.
Menyapa keluarga pasien
dengan sopan, ramah dan
selalu menjadi pendengar
2.
09.10 WIB
yang baik.
2. Mengobservasi
tanda-
09.25 WIB
menutup.
3. Memberitahukan
kepada
09.35 WIB
hingga
kondisinya stabil
4. Menjelasan
pada
tentang
perlu
ibu
merawatan
86
Menyusui
10.00 WIB
menyusui
muka
yang
bayi
menghadap ke payudara
ibu ( chin to breast ),
perut
/dada
bayi
ke
ibu
87
hingga
telinga
bayi
kepala
bahu,
10.15 WIB
cemas
karena
produksi
kolostrum
dan
88
89
7.
10.25 WIB
7. Menjelaskan
pada
ibu
sesuai
keinginan
dengan
bayi
Menjelaskan
dan
pada
ibu
otak
untuk
ibu
melepaskan
hormone
hisapan
prolaktin,
bayi
akan
10.35 WIB
menstimulus
produksi ASI.
8. Menjelaskan pada
untuk
menyusui
ibu
secara
eksklusif.
ASI mengandung
9.
10.45WIB
anti
bodi,
yang
mencegah
bayi
dari
berbagai
penyakit
9. Menjelaskan
pada
ibu
90
untuk
istirahat
yang
yang
cukup
cukup.
Istirahat
dapat
menunjang
memperlancar
10.
11.00 WIB
produksi
ASI.
10. Memberikan nutrisi yang
mengandung laktogogum
yaitu zat gizi yang dapat
meningkatkan
dan
pisang
batu
(pengobservasian
pada
ASI
atau
setelah
sudah
belum,
mengevaluasi
dan
91
11.
11.10 WIB
11.Memberikan Vitamin A
(200.000 IU) dan tablet FE
(60 mg besi elemental dan
0,25 asam folat).
Manfaat dari vitamin A
adalah
meningkatkan
kandungan
vitamin
dan
terserang
jarang
infeksi,
dan
melahirkan.
meningkatkan
sirkulasi
darah,
menambah
merah
(HB)
mencegah
anemia
melahirkan.
3.5 Evaluasi
1) Ibu dan keluarga bersifat kooperatif.
2) Ibu bersedia untuk di periksa.
sel
serta
darah
untuk
terjadinya
setelah
92
perawatan
payudara
dan
sudah
melakukannya.
5) Ibu mengerti tentang teknik menyusui yang benar dan sudah
melakukannya.
6) Ibu mengerti dan berusaha untuk bersifat tenang agar produksi ASInya
menjadi lancar.
7) Ibu mengerti akan menyusui bayinya sesuai keinginan bayi dan
menyusui dengan payudara yang bergantian.
8) Ibu mengerti akan menyusui secara eksklusif dan akan di lanjutkan
sampa usia anak 2 tahun.
9) Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat.
10) Ibu bersedia untuk mengonsumsi jantung pisang batu/klutuk.
11) Ibu mengerti tentang manfaat dari Vit.A dan tablet FE dan sudah
meminum Vit.A dan tablet FE.
3.6 Pencatatan asuhan kebidanan
Hari ke 2
Tanggal : 01 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 110/70 mmHg.
N : 84 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 20 x/menit.
93
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
produksi
ASI,
ibu
paham
dan
bersedia
melakukannya.
3) Jelaskan pada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif,
menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan tambahan dan di lanjutkan sampai
usia 2 tahun, ibu paham dan bersedia melakukannya.
4) Jelaskan pada ibu untuk belajar mobilisasi dini, tidak tarak makan,
menjelaskan pada ibu,mobilisasi dini yaitu belajar berjalan, duduk,
ibu paham dan bersedia melakukannya.
94
5)
Hari ke - 3
Tanggal : 02 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 37 0C.
RR : 20 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
95
P:
1) Jelaskan
pada
ibu
cara
membersihkan
luka
perineumnya,
Hari ke 4
Tanggal : 03 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 110/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 20 x/menit.
TFU
96
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
97
P:
1) Jelaskan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan payudara secara
bergantian, menjelaskan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan
payudara secara bergantian, ibu paham dan bersedia melakukannya.
2) Jelaskan pada ibu tanda bayi cukup ASI, menjelaskan pada ibu tanda
bayi cukup ASI yaitu bayi tidak rewel, bayi dapat tidur nyeyak, BB
bayi naik, ibu paham
3) Berikan ibu asupan nutrisi jantung pisang batu/klutuk diolah menjadi
tumis kecap jantung pisang batu/klutuk, memberikan ibu asupan
nutrisi jantung pisang batu/klutuk diolah menjadi tumis kecap
jantung pisang batu/klutuk dengan tempe, ibu memakannya.
Hari ke 5
Tanggal : 04 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/80 mmHg.
N : 78 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 22 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
98
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
jantung
pisang
batu/klutuk
dengan
memakannya.
Hari ke 6
Tanggal : 05 04 2015
: Compos mentis
: TD : 120/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
udang,
ibu
99
S : 36,7 0C.
RR : 20 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
Hari ke 7
Tanggal : 06 04 2015
100
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/80 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,7 0C.
RR : 21 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
101
Hari ke 8
Tanggal : 07 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/80 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 20 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
102
P:
1) Jelaskan pada ibu cara melakukan senam nifas, menjelaskan pada
ibu cara melakukan senam nifas dengan tujuan memperlancar
pengembalian uterus seperti sebelum hamil, ibu paham.
2) Jelaskan pada ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan menu
yang seimbang tidak tarak makan, menjelaskan pada ibu untuk tetap
menjaga pola makan dengan menu yang seimbang tidak tarak
makan, ibu paham dan sudah melakukannya.
Hari ke 9
Tanggal : 08 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 110/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,8 0C.
RR : 22 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
103
: Compos mentis
TTV
: TD : 110/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,8 0C.
RR : 22 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
104
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/80 mmHg.
N : 78 x/menit.
S : 36,5 0C.
105
RR : 20 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
106
P:
1) Jelaskan pada ibu untuk tetap menjaga bayinya tetap hangat,
menjelaskan pada ibu untuk tetap menjaga bayinya tetap hangat,
ibu paham dan bersedia melakukannya.
2) Jelaskan pada ibu untuk segera membawa ke tenaga kesehatan
apabila terdapat tanda bahaya pada bayi seperti bayi kuning, kejang
dsb, menjelaskan pada ibu untuk segera membawa ke tenaga
kesehatan apabila terdapat tanda bahaya pada bayi.
Hari ke 12
Tanggal : 11 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 110/80 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 22 x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
107
A : Ny S P10001 post partum hari ke dua belas dengan ASI sudah lancar.
P:
1) Jelaskan pada ibu tentang penggunaan KB kepada ibu, menjelaskan
tentang penggunaan KB kepada ibu agar ibu dapat merencanakan
KB berikutnya, ibu paham.
2) Fasilitasi ibu untuk menjadi orang tua baru, memfasilitasi ibu
menjadi orang tua baru dengan cara membantu ibu menyesuaikan
diri dengan peran barunya, ibu paham.
Hari ke 13
Tanggal : 12 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/80 mmHg.
N : 76 x/menit.
S : 36,7 0C.
RR : 20x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
108
A : Ny S P10001 post partum hari ke tiga belas dengan ASI sudah lancar.
P:
1) Jelaskan pada ibu untuk ke bidan apabila ibu mengalami kesulitan
pada dirinya dan pada bayinya, menjelaskan pada ibu untuk ke bidan
apabila ibu mengalami kesulitan pada dirinya dan pada bayinya
sehingga bidan dapat membantu ibu menyelesaikan masalah
tersebut, ibu paham dan bersedia melakukannya.
2) Jelaskan pada ibu untuk memeberikan MP ASI atau pendamping
ASI pada usia anak 6 bulan lebih, menjelaskan pada ibu untuk
memeberikan MP ASI atau pendamping ASI pada usia anak 6
bulan lebih seperti bubur,nasi tim, ibu paham dan berencana seperti
itu.
Hari ke 14
Tanggal : 13 04 2015
: Compos mentis
TTV
: TD : 120/70 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,5 0C.
RR : 22x/menit.
TFU
Kontraksi
: keras (baik).
109
Payudara
Bentuk
simetris,
pembesaran
normal,
benjolan
P:
1) Jelaskan pada ibu untuk tetap melakukan kunjungan ulang ke bidan
sampai 6 minggu setelah persalinan, menjelaskan pada ibu untuk
pada ibu untuk tetap melakukan kunjungan ulang ke bidan sampai 6
minggu setelah persalinan agar bidan dapat mencegah serta
menangani masalah yang terjadi pada ibu nifas dan bayi, ibu paham
dan bersedia melakukannya.
2) Jelaskan tentang penggunaan KB pada ibu, menjelaskan tentang
penggunaan KB kepada ibu agar ibu dapat merencanakan KB
berikutnya, ibu berencana menggunakan suntik.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENGKAJIAN
Pada tahap ini penulis mengumpulkan semua informasi yang lengkap yang
berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa
meliputi identitas ibu dan suami, keluhan utama, riwayat kebidanan, sedangkan
pada pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Dari hasil anamesa di ketahui Ny S P10001 hari pertama masa nifas di
dapatkan keluhan merasa cemas karena produksi ASInya tidak lancar sehingga
bayi tidak dapat tidur dengan nyenyak, bayi sering menangis dan menolak
menyusu. Pada pemeriksaan payudara tidak di dapatkan kelainan pada payudara.
Ny S mengatakan kehamilannya memang di rencanakan oleh ibu, suami dan
keluarga. Suami dan keluarga sangat mendukung ibu dan berharap dalam
kehamilan, persalinan dan nifasnya dapat berjalan dengan lancar dan bayi dalam
keadaan sehat dan normal. Dalam masa nifas ini, ibu mengalami produksi ASI
tidak lancar di karenakan ibu cemas ASInya tidak dapat keluar dengan lancar.
110
111
Pada teori tanda ASI tidak lancar menurut Jannah, 2011 sebagai berikut :
bayi tidak puas setiap kali menyusu, bayi sering menangis, bayi menolak
menyusu, tinja bayi keras, kering dan berwarna hijau. Sedangkan menurut
Sujiyatini , 2010 pada masa nifas, wanita banyak mengalami perubahan selain
fisik yaitu perubahan psikologis antara lain cemas, peningkatan emosi karena
mengalami transisi menjadi orang tua. Dan produksi ASI tidak lancar dapat di
pengaruhi oleh faktor psikologis ibu nifas.
Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta seorang ibu
nifas dengan keluhan produksi ASInya tidak lancar sehingga bayi tidak dapat tidur
dengan nyenyak, bayi sering menangis dan menolak menyusu dan ASI tidak
lancar pasien di karenakan kondisi psikologis ibu yang cemas.
112
karena produksi ASInya tidak lancar, kebutuhan : gizi pada masa laktasi,
perawatan payudara, teknik menyusui yang benar, konseling psikologis pada masa
laktasi.
Adapun diagnosa yang dirumuskan pada kasus ini adalah Ny. " S " P 10001
dengan ASI tidak lancar. Diagnosa ini sesuai dengan teori tanda ASI tidak lancar
Menurut Jannah, 2011 : 49 55 yaitu bayi tidak puas setiap kali menyusu, bayi
sering menangis, bayi menolak menyusu, tinja bayi keras, kering dan berwarna
hijau.
Maka diagnosa ibu nifas dengan ASI tidak lancar sesuai dengan teori.
Dalam hal ini data yang terdapat dalam perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan yang berisi tentang data subyektif dan data obyektif tidak terjadi
kesenjangan antara fakta dan teori.
4.3 PERENCANAAN
Perencanaan adalah merencanakan asuhan yang akan diberikan kepada
klien berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan. Pada fakta penulis memberikan
asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien yaitu :
Rencana asuhan yang bersifat secara menyeluruh adalah perencanaan yang
di lakukan dalam rangka meningkatkan produksi ASI ibu nifas. Rencana asuhan
kebidanan yang di lakukan pada Ny S adalah lakukan pendekatan pada pasien
dan keluarga, lakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum Ibu,
Menjelaskan pada keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan, jelaskan pada ibu
tentang perawatan payudara, jelaskan tentang teknik menyusui yang benar,
jelaskan pada ibu agar tidak cemas karena ASInya tidak lancar, jelaskan pada ibu
113
untuk tetap memberikan ASI sesuai dengan keinginan bayi dan jelaskan pada ibu
untuk ke dua payudara di susukan secara bergantian, jelaskan pada ibu untuk
menyusui secara eksklusif, jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup, berikan
nutrisi yang mengandung laktogogum yaitu zat gizi yang dapat meningkatkan dan
melancarkan produksi ASI dan berikan Vitamin A (200.000 IU) dan tablet FE (60
mg besi elemental dan 0,25 asam folat).
Menurut teori Jannah, 2011 cara mengatasi ASI tidak lancar di sesuaikan
dengan penyebabnya, yaitu mencari dari empat faktor penyebab yaitu faktor
teknik menyusui, faktor psikologis, faktor fisik ibu dan faktor kondisi bayi.
Penelitian dari Elly Wahyuni, Sri Sumiati, Nurliani pada tahun 2012 membuktikan
bahwa jantung pisang batu dapat memperlancar produksi ASI. Jantung pisang
batu/klutuk merupakan jenis makanan yang mengandung laktogogum yaitu zat
gizi yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI terutama pada ibu
yang mengalami masalah dalam produksi ASI.
Tidak terdapat kesenjangan karena rencana asuhan yang di laksanakan
sesuai dengan rencana asuhan yan terdapat pada teori mengatasi ASI tidak lancar.
4.4 IIMPLEMENTASI
Pada tinjauan kasus pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar,
penatalaksanaan pada Ny S sesuai dengan teori yaitu melakukan pendekatan
pada pasien dan keluarga, melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan
umum Ibu, menjelaskan pada keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan,
menjelaskan pada ibu tentang perawatan payudara, menjelaskan tentang teknik
114
menyusui yang benar, menjelaskan pada ibu agar tidak cemas karena ASInya tidak
lancar, menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan ASI sesuai dengan
keinginan bayi dan jelaskan pada ibu untuk ke dua payudara di susukan secara
bergantian, menjelaskan pada ibu untuk menyusui secara eksklusif, menjelaskan
pada ibu untuk istirahat yang cukup, memberikan nutrisi yang mengandung
laktogogum yaitu zat gizi yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi
ASI yaitu pemberian sayur tumis kecap jantung pisang dan Memberikan Vitamin
A (200.000 IU) dan tablet FE (60 mg besi elemental dan 0,25 asam folat).
Penatalaksanan untuk masa nifas dengan ASI tidak lancar Menurut Jannah,
2011:49-55 adalah dengan cara mengatasinya di sesuaikan dengan penyebab,
terutama di cari pada empat kelompok faktor penyebab yaitu faktor teknik
menyusui, faktor psikologis. faktor fisik ibu, dan faktor kondisi bayi. Penelitian
dari Elly Wahyuni, Sri Sumiati, Nurliani pada tahun 2012 membuktikan bahwa
jantung pisang batu dapat memperlancar produksi ASI. Jantung pisang batu/klutuk
merupakan jenis makanan yang mengandung laktogogum yaitu zat gizi yang
dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI terutama pada ibu yang
mengalami masalah dalam produksi ASI.
Berdasarkan teori menurut Supari (2007) pada implementasi, bidan
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan sesuai dengan asuhan
yang telah direncanakan.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara perencanaan dan
penatalaksanaan karena penulis sudah melaksanakan asuhan sesuai dengan
rencana.
115
4.5 EVALUASI
Dari data yang di peroleh dari hasil observasi, pemeriksaan, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi yang telah di lakukan peneliti sudah di sesuaikan
dengan permasalahan yang terjadi tentang asuhan pada ibu nifas dengan ASI tidak
lancar sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori Supari (2007) bidan mengevaluasi secara sistematis
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang diberikan. Menurut fakta yang di
lakukan dalam perencanaan yang yang di lakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
dan masalah pasien dapat teratasi lebih cepat, sehingga kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi.
Kesimpulan menurut teori dan kasus tidak ada kesenjangan dari hasil
pemeriksaan, perencanaan, dan pelaksanaan. Hal ini di karenakan pasien sangat
kooperatif, sehingga memudahkan peneliti dalam memberikan asuhan kebidanan
sehingga produksi ASI menjadi lancar.
4.6 PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Dalam pencatatan asuhan kebidanan di lakukan pencatatan secara lengkap,
akurat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang di temukan dalam
memeberikan asuhan kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan selama 14 hari pada tanggal 31
Maret 2015 - 13 April 2015 dan didapatkan hasil keadaan ibu dan bayi sehat, Pada
hari pertama Colostrum sudah keluar, namun ASI tidak lancar pada hari ke 1 ke
3, paha hari ke 4 ASI sebelah kiri yang tidak lancar dan pada hari ke 5 ASI sudah
mulai lancar. Karena ibu tidak tarak sehingga nutrisi ibu terpenuhi. Pada hari ke 1
sampai ke 7 TFU 2 jari bawah pusat, pada hari ke 8 sampai 14 hari post partum
TFU pertengahan pusat symfisis. Lochea pada hari 1 ke 3 post partum :
Rubra, pada hari ke 4 ke 7 post partum : sanguinolenta, pada hari ke 8 - 12 post
116
partum : serosa, hari ke 13 dan 14 post partum : Alba. Pada luka jahitan perineum
tidak menunjukkan tanda - tanda infeksi.
Menurut (Supari, 2007) melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan / kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan dilakukan segera setelah
melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia dalam buku KIA. Menurut
Jannah, 2011 TFU setelah plasenta lahir setinggi pusat, 1 7 hari pertengahan
pusat dan sympisis, 14 hari 6 minggu tidak teraba (normal). Lochea rubra
muncul pada hari ke 1 4, lochea sanguiolenta hari ke 5 7, lochea serosa hari ke
8 14 hari dan lochea alba berlangsung 14 hari sampai 6 minggu post partum.
Dapat di ambil kesimpulan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan fakta, karena tidak ditemukan komplikasi atau masalah yang timbul pada ibu
dan bayi, keadaan umum ibu dan bayi baik, tanda - tanda vital ibu dalam batas
normal, penurunan TFU dan pengeluaran Lochea ibu sesuai dengan tahapan masa
nifas. Karena pasien kooperatif dan bersedia diobservasi selama 2 minggu dalam
masa nifas, sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan
masalah dapat teratasi lebih cepat setelah dilakukan asuhan kebidanan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penyusunan asuhan kebidanan pada Ny S dengan ASI tidak lancar
di Polindes Desa Mlaras Kec.Sumobito Kab.Jombang dan observasi 1 x 2 jam
selama 14 hari dengan standar asuhan kebidanan tidak terjadi hambatan dan
berlangsung secara kooperatif dan komperhensif.
Pada pengkajian di dapat ibu berumur 17 tahun, ini merupakan
pengalaman pertama ibu menyusui dan ibu mengalami ASI tidak lancar di
sebabkan kondisi psikologis ibu yang cemas karena bayinya sering menangis,
menolak untuk menyusu, dan bayinya tidak dapat tidur dengan nyenyak.
Pada perencanaan di lakukan rencana tindakan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien, pada pelaksanaan di lakukan sesuai dengan rencana yang di
lakukan pada tanggal 31 Maret 2015 jam 09.00 WIB di peroleh keadaan umum
ibu baik, TTV dalam batas normal, payudara membesar, putting menonjol, tidak
ada kelainan pada payudara, TFU 2 jari bawah pusat, lochea serosa. Pencatatan
asuhan kebidanan di laksanakan sampai tanggal 13 April 2015 jam 07.30 WIB,
hasil di peroleh keadaan umum baik, TTV dalam batas normal, produksi ASI
lancar dan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
Rencana yang telah di buat sudah terlaksana dengan baik. Pada evaluasi
setelah di lakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar ibu
mengerti tentang penjelasan yang telah di berikan dan bersedia melakukannya.
117
118
5.2.3
5.2.4
DAFTAR PUSTAKA
Endy dkk. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Gustbee, Emma dkk. 2013. Hubungan perawatan payudara dan teknik menyusui
yang benar dengan kelancaran produksi ASI. Swedia : Jurnal Pubmed.
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan kebidanan ibu nifas. Jakarta : AM Media.
Nugraha, Taufan dkk. 2014. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta : Nuha Medika
.
Pritasari, Kirana dkk. 2010. Pelayanan kesehatan neonatal esensial. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Rahayu dkk. 2012. Buku ajar masa nifas dan menyusui. Jakarta : Mitra Wacana
Merdeka.
Riskesdas. 2013 . Cakupan pemberian ASI di Indonesia dan provinsi jawa timur.
Jakarta : Litbang Departemen Kesehatan.
Soetjiningsih. 2012. ASI. Jakarta : EGC
Suherni dkk. 2009. Perawatan masa nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Sujiyatini, 2010 . Asuhan kebidanan masa nifas. Jakarta : Medical book.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan ibu nifas. Yogyakarta : ANDI.
Sunar, Dwi. 2009. ASI eksklusif. Yogyakarta : Diva Press.
Supari, siti fadilah. 2010. Penyelenggaraan praktik bidan. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
... 2007. Standar asuhan kebidanan. Jakarta : Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
119
120
121
Dokumentasi
Melakukan Pengkajian
Mengajari Ibu Teknik Menyusui yang Benar dan Menjelaskan pada Ibu
tentang ASI Eksklusif
Nama
TTL
Agama
: Islam
Anak ke
: I
Alamat
Riwayat pendidikan
1. TK Dharma Wanita Asri tahun 1998 2000
2. Tamat MI Amiruddin tahun 2000 2006
3. Tamat MTs Darul Hikmah 2006 2009
4. Tamat MA Darul Hikmah tahun 2009 2012
5. Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU 2012 sekarang