Anda di halaman 1dari 37

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2019


UNIVERSITAS HASANUDDIN

PESSARIUM

DISUSUN OLEH :
Fai’zah Afifah Salim
Putri Adhitya Ningrum
C111 13 321
PEMBIMBING RESIDEN :
dr. Arlen Resnawaldi

SUPERVISOR :
dr. Abadi Aman, Sp.OG(K)
dr. Monika Fitria Farid, Sp.OG(K), M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Putri Adhitya Ningrum


NIM : C111 13 321
Judul Referat : Pessarium

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen


Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, November 2018

Supervisor Pembimbing

dr. Monika Fitria Farid, Sp.OG(K), M.Kes. dr. Eva Kurnianti

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, Sp.OG(K)

ii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:


Nama : Putri Adhitya Ningrum
NIM : C11113321

Benar telah membacakan referat dengan judul “Pessarium” pada


Hari/tanggal : Senin/ 05 November 2018
Tempat :
Konsulen : dr. Monika Fitria Farid, Sp.OG(K), M.Kes.
Minggu dibacakan : Minggu VI
Nilai :

Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan sebagaimana


mestinya.

Makassar, November 2018


Pembimbing Supervisor Pembimbing Residen

dr. Monika Fitria Farid, SpOG., M.Kes. dr. Eva Kurnianti

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, Sp.OG (K)

iii
DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFARAT

Nama : Faizah Afifah Salim


NIM : C111 13 321
Hari/Tanggal :
Judul Refarat : Pessarium
Tempat :

No. Nama Minggu Tanda Tangan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Supervisor Residen

dr. Monika Fitria Farid, SpOG., M.Kes. dr. Eva Kurnianti

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................


SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT ................................
DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFERAT ............................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pessarium ............................................................................
2. Tipe Pessarium ..................................................................................
3. Indikasi Pemasangan Pessarium .......................................................
4. Kontraindikasi Pemasangan Pessarium .............................................
5. Teknik Pemasangan Pessarium .........................................................
6. Perawatan Pessarium .........................................................................
7. Komplikasi Pemasangan Pessarium ..................................................
8. Penatalaksanaan Komplikasi Pemasangan Pessarium ......................
9. Follow Up ..........................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .....................

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Selama satu abad terakhir angka harapan hidup di negara-negara
berkembang semakin meningkat, spesialis obstetri dan ginekologi diharapkan
akrab dengan penyakit yang diderita pada kelompok wanita dewasa dan
lansia . Prolaps organ panggul (POP) dan inkontinensia urin yang merupakan
kondisi yang sering muncul dan menyerang wanita usia lanjut.1

Prolaps organ panggul didapatkan mengalami peningkatan pada wanita


melahirkan. Meskipun keadaan ini lebih sering tanpa menimbulkan gejala,
penyakit ini dapat muncul disertai dengan gejala bulging, tekanan pada
pelvis, dan terkadang juga nyeri punggung. Keadaan ini sering dikaitkan
dengan keluhan pada kandung kemih, usus, dan disfungsi seksual.2

Prevalensi prolaps organ panggul semakin meningkat sekitar 40% setiap


penambahan 1 dekade usia seorang wanita. Derajat prolaps organ panggul
yang berat ditemukan pada wanita dengan usia yang lebih tua, yaitu, derajat 1
sebesar 28%-32,3%, derajat 2 sebesar 35%- 65,5%, dan derajat 3 hanya 2-
3
6%. Pilihan terapi di antaranya yaitu latihan dasar panggul, manajemen
kehamilan, penggunaan alat mekanik pada vagina (pessarium), dan koreksi
dengan tindakan operasi. 2
Selain menyebabkan ketidaknyamanan, prolaps organ panggul juga
memberikan dampak negatif pada fungsi seksual, penampilan, dan kualitas
hidup. Karena alasan kualitas hidup, operasi prolaps organ panggul menjadi
salah satu indikasi yang sering untuk operasi ginekologi. Saat ini, sebanyak
11-19% wanita di negara maju menjalani operasi prolaps organ panggul, dan
usia rata-rata wanita yang menjalani operasi adalah 60 tahun. Di Amerika
Serikat sebanyak 200.000 operasi prolaps organ panggul dilakukan per tahun
dengan angka rekurensi yang membutuhkan operasi ulang mencapai 30%.
Namun penatalaksanaan konservatif dan perubahan gaya hidup tetap

1
memiliki peran pada penatalaksanaan POP. Salah satu penatalaksanaan
konservatif yang direkomendasikan adalah penggunaan pessarium. 4
Kemampuan kontinensia urin dipengaruhi oleh mekanisme kontinensia
pada uretra yang normal. Mekanisme ini terdiri dari 2 komponen: komponen
intrinsik (pembuluh darah pleksus periuretra, mukosa, otot polos dan otot
lurik), dan faktor ekstrinsik. Mayoritas wanita menunjukkan gejala
inkontinensia urin dengan komponen faktor intrinsik yang masih intak,
namun kerusakan struktur faktor ekstrinsik yang pada akhirnya dapat
menyebabkan inkotinensia.2
Prosedur bedah yang dilakukan untuk menyembuhkan inkontinensia urin
bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekstrinsik dari uretra. Pessarium
kontinensia merupakan satu-satunya alternatif pengobatan secara konservatif
untuk memulihkan mekanisme kontinensia uretra.2
Pessarium adalah alat yang diletakkan didalam vagina yang berfungsi
untuk menopang organ yang mengalami prolaps agar tetap berada pada
tempatnya. Pessarium diindikasikan bagi mereka yang belum siap untuk
dilakukan tindakan operatif atau bagi mereka yang lebih suka pengobatan
konservatif. Pessarium dapat dipasang pada hampir seluruh wanita
dengan prolaps tanpa melihat stadium ataupun lokasi dari prolaps. Alat
ini digunakan oleh 75%-77% ahli ginekologi sebagai penatalaksanaan
lini pertama prolaps.2,4.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pessarium
Pessarium merupakan sebuah alat yang dimasukkan ke dalam vagina
untuk menopang vagina yang mengalami prolapsus atau untuk menciptakan
kontinensia urin. Pessarium memiliki keuntungan dikarenakan merupakan
tindakan pemasangan yang minimal invasif, dan dapat segera mengurangi
gejala yang timbul sebelumnya. Meskipun sebelumnya pessarium hanya
ditujukan penggunaannya pada kelompok lanjut usia saja, alat ini merupakan
alternatif yang sangat baik untuk mereka para wanita yang memiliki gejala
tertentu namun belum melahirkan atau bagi mereka yang memilih pengobatan
tanpa intervensi pembedahan atau mereka yang butuh mengurangi gejala
sambil menunggu jadwal operasi. Popularitas pessarium mengalami
peningkatan dan merupakan pilihan terapi dalam prolaps organ panggul dan
inkontinensia urin bagi para wanita dengan kelompok usia berapapun.2

2. Tipe Pessarium

Pessarium terbuat dari bahan silikon, hanya ukuran terbesar dari


pessarium yang terbuat dari besi dengan dilapisi oleh silikon. Hal ini
memberikan keuntungan , yaitu membuat pessarium tahan lama dan
cenderung tidak menyebabkan bau dan reaksi alergi.2

Pessarium tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, serta dapat


dikategorikan menjadi supportive pessarium (Ring, Gehrung) dan space
filling ( Gellhorn, Shaatz, Donut, Cube, Inflatoball). Pessarium yang biasa
digunakan pada prolaps adalah pessarium ring (dengan dan tanpa
penyokong), Gellhorn, donat, dan pessarium cube. Tipe pessarium yang bisa
dipasang berhubungan dengan derajat prolaps. 4,5

Support pessarium
Support pessarium duduk di dalam forniks posterior dan umumnya
di atas tulang kemaluan dan / atau dasar panggul. Supportive pessarium

3
umumnya lebih mudah untuk dimasukkan, memungkinkan hubungan
seksual, dan menyebabkan lebih sedikit terjadinya discharge atau iritasi
vagina dibandingkan dengan space filling pessarium. 5

a. Ring
 Merupakan pessarium yang paling banyak digunakan
 Dapat digunakan pada semua tipe prolaps
 Bentuknya mencegah pengumpulan cairan vagina dan
hubungan seksual memungkinkan .
 Pessarium ring with support yang merupakan pessarium cincin
tertutup, berlubang, berguna dalam kasus procidentia karena
uterus tidak dapat prolaps melalui cincin tertutup
 Ukuran bervariasi 0-9: 44 mm-101 mm).
Terdiri atas 4 tipe :

Ring pessarium without Ring pessarium with support


support

Incontinence ring Incontinence ring with support

4
Incontinence ring with & without dish2
 Digunakan pada stress urinary incontinence
 Kompresi urethra, meningkatkan tekanan urethra
b. Gehrung
 Merupakan pessarium tipe support pessarie
 Dapat digunakan pada semua tipe prolaps
 Sulit digunakan bagi mereka yang kurang berpengalaman
 Harus dilepas pada saat berhubungan sehingga kurang cocok
bagi wanita yang aktif secara seksual
 Pessarium Gehrung didesain bagi pasien dengan sistokel atau
retrokel
 Ukuran bervariasi 0-8 : 38 mm-89 mm).

Gehrung pessarium

Space filling pessarium


Space filling pessarium dalam bentuk persegi seragam dengan enam
permukaan cekung, dengan lubang untuk memungkinkan beberapa
sekresi vagina melewati dan dengan loop, seperti string tampon, untuk
menempatkannya dan membantu untuk dilepaskan.6
 Digunakan pada prolaps organ panggul yang berat
 Sulit untuk dipasang dan dilepas
 Hubungan seksual tidak memungkinkan dengan adanya alat ini.
 Ukuran bervariasi tergantung merek pessarium.

5
a. Cube pessarium
 Pessarium tipe space-filling yang berbentuk persegi enam
permukaan yang cekung.
 Dasar pessarium melekat ke dinding vagina sehingga alat
tersebut tetap pada tempatnya tanpa bergantung pada simfisis
untuk membuatnya tetap ditempatnya.
 Serviks berada pada permukaan atas cekungan dari dasar
pessarium sedangkan kenop diujung batang berada pada
dinding posterior vagina dan perineum
 Permukaan cekung membuat perlekatan pessarium lebih erat
ke dinding vagina.
 Harus dilepas saat melakukan hubungan intim.
 Harus dilepas setiap malam. Sulit untuk memasukkan dan
melepaskan alat ini.
 Ukuran bervariasi tergantung merek (ukuran 0-10 : sekitar 25
mm-75 mm).

Cube pessarium

b. Gelhorn
 Merupakan pessarium tipe space filling yang paling banyak
digunakan, memiliki dasar yang luas.

6
 Sulit digunakan bagi pengguna yang belum berpengalaman.
Spons atau forsep ring dapat digunakan untuk memudahkan
pemindahan.
 Berguna untuk semua jenis prolaps.
 Harus dilepas saat melakukan hubungan intim, yang membuat
alat ini kurang cocok bagi wanita yang aktif secara seksual.
 Ukuran bervariasi tergantung merek (ukuran 0-8: sekitar 38
mm-89 mm)

Gellhorn pessarium

c. Shaatz
 Dasarnya adalah Gellhorn pessarium tanpa batang dan dapat
dilipat, tetapi tidak juga seperti ring pessarium.
 Pelepasan pessarium Shaatz lebih sulit daripada pelepasan ring
pessarium
 Hubungan seksual memungkinkan

Shaazt pessarium

7
d. Donut
 Pessarium tipe space-filling yang berbentuk lingkaran.
 Pessarium ini digunakan pada prolaps uteri moderat dan
sistokel ringan (ukuran : 2 ½-3 inchi)
 Meskipun pessarium ini lunak, sulit untuk mengubah
bentuknya untuk memfasilitasi penyisipan dan pelepasan.
 Hubungan seksual tidak mungkin dengan pessarium tipe ini.

Donut pessarium

e. Inflatoball
 Pessarium tipe space-filling yang digunakan pada prolaps uteri
moderat
 Dapat dikempiskan untuk memudahkan penyisipan, dan
kemudian direflasikan kembali melalui tabung infus yang
dapat diselipkan ke dalam vagina.
 Jenis pessarium ini sering dipilih untuk penyesuaian diri dan
untuk penggunaan intermiten sesuai dengan keadaan pasien.
 Perlu dilepas setiap hari
 Kerugian utama adalah bahwa itu terbuat dari karet dan karena
itu tidak dapat digunakan pada pasien dengan alergi lateks
 Ukuran bervariasi (medium dan large)

8
Inflatoball pessarium

Tabel 1. Berbagai tipe pessarium dan kegunaannya 7


Tipe Kegunaan Ukuran Kemudahan
Kebiasaan untuk
memasukkan dan
melepaskan
Ring Prolaps Uteri Ringan 3-5 Mudah
Inkontinensia Inkontinensia stress 2-7 Mudah
Ring
Ring with Prolaps uteri ringan 3-5 Mudah
support
Inkontinensia Inkontinensia stress 3-5 Sedang
Dish
Dish with Sistokel ringan 3-5 Sedang
support Inkontinensia stres
Prolaps uteri ringan
Donut Prolaps uteri moderat 2 ½ - 3 inchi Sedang
Sistokel ringan
Gelhorn Prolaps uteri moderat 2¼-2¾ Sulit
Sistokel ringan inchi
Inflatable Prolaps uteri moderat Medium & Mudah
large
Cube Prolaps uteri moderat- 2-4 Sedang

9
berat
Sistokel ringan
Retrokel ringan
Other vaginal vault
prolapsd
Gehrung Sistokel moderat- 3-5 Sulit
berat
Retrokel ringan
Prolaps uteri moderat-
berat
Gehrung with Sama seperti gehrung 3-5 Sulit
knob Inkontinensia stres
Introl Inkontinensia stress Call Mudah
manufacturer

3. Indikasi Pessarium
Indikasi penggunaan pessarium termasuk untuk mendukung penanganan
kelainan pada panggul seperti prolaps uterus, prolaps vagina, dan
inkontinensia urin.7
Pessarium dapat digunakan untuk tujuan diagnostik atau terapeutik.
Pessarium sering digunakan untuk meredakan gejala prolaps6 dan
inkontinensia urinary stress. Mereka hemat biaya dalam pengobatan prolaps.7
Wanita yang memilih pessarium untuk pengobatan prolaps kemungkinan
besar akan puas dan memiliki fungsi dasar panggul yang lebih baik saat
mereka memilih operasi.2
Pessarium juga dapat digunakan untuk evaluasi preoperatif wanita dengan
prolaps dengan membuka inkontinensia stres laten dan memberikan informasi
tentang disfungsi berkemih pasca operasi. Pessarium juga dapat digunakan
sebagai sementara pengobatan gejala saat pasien menunggu operasi, dan
mereka dapat membantu menyembuhkan ulkus vagina yang dihasilkan dari

10
erosi karena prolaps besar. Mereka juga dapat memainkan peran dalam
mencegah perkembangan prolaps.2

PROLAPS ORGAN PANGGUL


a. Definisi
Prolaps organ panggul adalah penurunan abnormal atau herniasi
organ panggul dari tempat perlekatan normal atau posisi normal mereka
di panggul. Struktur panggul yang mungkin terlibat termasuk uterus
(prolaps uterus) atau apeks vagina (prolaps vagina apikal), vagina
anterior (cystocele), atau vagina posterior (rectocele) termasuk kandung
kemih, usus dan rectum 4,1 Sebetulnya semua perempuan multipara,
dan terutama multipara yang aktif bila diperiksa secara saksama
menunjukkan pertahanan pelvis yang kurang sempurna, meskipun
banyak yang tidak mengeluh dan hanya 10-15% yang membutuhkan
tindakan atau pengobatan. Sebaliknya, ada sebagian yang pertahanan
pelvisnya baik, tetapi mengeluhkan gejala prolapsus. Jadi yang
dimaksud dengan prolapsus organ pelvis adalah bila jelas ada
penurunan organ ke dalam vagina atau melampaui lubang vagina
dengan keluhan dan gejala seperti kesulitan miksi, defekasi, hubungan
seksual, dan keluhan-keluhan lain yang ada sangkut pautnya dengan
penurunan ini.8

b. Etiologi
Etiologi prolaps organ panggul bersifat multi-faktorial. Faktor
risiko yang telah diteliti antara lain adalah kehamilan, persalinan per
vaginam, menopause, defisiensi estrogen, peningkatan tekanan intra
abdomen jangka waktu panjang (konstipasi, mengangkat barang-barang
berat, penyakit paru obstruktif kronik, mengedan), ras, indeks massa
tubuh (IMT), faktor genetik, faktor anatomi, biokimiawi dan
metabolisme jaringan penunjang, dan riwayat pembedahan
(histerektomi dan kolposuspensi Burch). Persalinan per vaginam diduga
sebagai penyebab utama prolaps organ panggul, melalui mekanisme

11
kerusakan otot levator ani, nervus pudenda, dan fasia penyokong organ
panggul.4
Prolaps organ panggul terjadi pada 20-40% kehamilan, dan
semakin berat dengan meningkatnya gravida, paritas, jumlah persalinan
per vaginam dan dengan adanya kala II memanjang, persalinan dengan
bantuan forsep dan berat bayi lahir per vaginam lebih dari 4000 gram.
Pada wanita yang telah menjalani histerektomi, prolaps puncak vagina
lebih sering terjadi secara signifikan terutama pada wanita yang
memiliki riwayat persalinan per vaginam yang banyak, persalinan lama,
kerja fisik yang berat, penyakit neurologis, histerektomi sebelumnya
karena indikasi prolaps organ panggul, dan riwayat keluarga yang
memiliki prolaps organ panggul.4

c. Diagnosis
i. Anamnesis
Gejala yang ditimbulkan oleh Prolaps Organ Panggul mungkin
termasuk sensasi kepenuhan atau tekanan vagina, nyeri punggung
sakralis saat berdiri, bercak vagina dari ulserasi serviks yang menonjol
atau vagina, kesulitan coitus, ketidaknyamanan perut bagian bawah, dan
kesulitan berkemih dan defekasi. 1

Tabel 2. Gejala Prolaps 4


Gejala sesuai kompartemen Gejala
Gejala Vagina (semua Terasa benjolan
kompartemen) Rasa tertarik di perineum
Tekanan pada panggul
Rasa tidak nyaman
Duh tubuh atau keluar darah dari
ulkus decubitus
Gejala Berkemih (kompartemen Sulit memulai berkemih
anterior) Berkemih tidak lampias
Inkontinensia urin

12
Urgensi ISK berulang
Gejala BAB (kompartemen Benjolan pada liang vagina saat
posterior) mengedan BAB tidak lampias
Inkontinensia alvi
Perlunya penekanan pada
perineum atau vagina posterior
untuk membantu BAB
Gejala Seksual (semua Menurunnya sensasi vagina
kompartemen) Dispareunia
Menghindari hubungan seksual

ii. Pemeriksaan Fisik


 Pasien dalam posisi terlentang pada meja ginekologi dengan
posisi litotomi.
 Pemeriksaan ginekologi umum untuk menilai kondisi patologis
lain
 Inspeksi vulva dan vagina, untuk menilai:
- Erosi atau ulserasi pada epitel vagina.
- Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsi segera,
ulkus yang bukan kanker diobservasi dan dibiopsi bila tidak
ada reaksi pada terapi.
- Perlu diperiksa ada tidaknya prolaps uteri dan penting untuk
mengetahui derajat prolaps uteri dengan inspeksi terlebih
dahulu sebelum dimasukkan inspekulum.
 Manuver Valsava.
- Derajat maksimum penurunan organ panggul dapat dilihat
dengan melakukan pemeriksaan fisik sambil meminta
pasien melakukan manuver Valsava.
- Setiap kompartemen termasuk uretra proksimal, dinding
anterior vagina, serviks, apeks, cul-de-sac, dinding posterior
vagina, dan perineum perlu dievaluasi secara sistematis dan
terpisah.

13
- Apabila tidak terlihat, pasien dapat diminta untuk mengedan
pada posisi berdiri di atas meja periksa.
- Tes valsava dan cough stress testing (uji stres) dapat
dilakukan untuk menentukan risiko inkontinensia tipe stres
pasca operasi prolaps.
 Pemeriksaan vagina dengan jari untuk mengetahui kontraksi dan
kekuatan otot levator ani
 Pemeriksaan rektovagina untuk memastikan adanya rektokel
yang menyertai prolaps uteri.

iii. Pemeriksaan Penunjang


 Urin residu pasca berkemih
- Kemampuan pengosongan kandung kemih perlu dinilai
dengan mengukur volume berkemih pada saat pasien
merasakan kandung kemih yang penuh, kemudian diikuti
dengan pengukuran volume urin residu pasca berkemih
dengan kateterisasi atau ultrasonografi.
 Skrining infeksi saluran kemih
 Pemeriksaan urodinamik, apabila dianggap perlu.
 Pemeriksaan Ultrasonografi
- Ultrasonografi dasar panggul dinilai sebagai modalitas yang
relatif mudah dikerjakan, cost-effective, banyak tersedia dan
memberikan informasi real-time.
- Pencitraan akan membuat klinisi lebih mudah dalam
memeriksa pasien secara klinis.
- Pada pasien POP ditemukan hubungan yang bermakna
antara persalinan, dimensi hiatus levator, avulsi levator ani
dengan risiko terjadinya prolaps. Namun belum ditemukan
manfaat secara klinis penggunaan pencitraan dasar panggul.

14
d. Klasifikasi
Untuk mengklasifikasikan Prolaps organ panggul (POP) telah
dikembangkan beberapa sistem. Untuk keperluan praktik klinis, sistem
Baden-Walker telah digunakan secara luas, sementara sistem Pelvic
Organ Prolapse Quantification (POP-Q) mulai banyak digunakan untuk
keperluan praktik klinik dan penelitian. Beberapa ahli berpendapat 9
poin yang dinilai pada sistem POP-Q lebiih cocok untuk keperluan
penelitian. Sistem Baden-Walker cukup adekuat digunakan dalam
praktik klinik selama penurunan atau protrusi dari semua kompartemen
panggul (anterior, apikal, dan posterior) diperiksa.4

Tabel 3. Perbedaan Sistem POP-Q dan Baden-Walker 4


Sistem POP-Q Sistem Baden-Walker
- Sangat detail untuk keperluan - Adekuat untuk keperluan klinik,
praktik klinik asalkan seluruh kompartemen
- Adekuat untuk kepentingan dinilai
penelitian - Mengukur penurunan relatif
- Sangat baik untuk menilai terhadap himen
perubahan derajat POP - Satdium prolaps uteri dibagi
- Derajat Didasarkan pada menjadi 5 bagian berdasarkan
penurunan maksimal dari prolaps turunnya bagian terbawah organ
relatif terhadap himen, pada 1 atau  Stadium 0 : Posisi normal
lebih kompartemen untuk tiap lokasi
- Stadium prolaps uteri dibagi  Stadium 1 : Penurunan sampai
menjadi 5 stadium, yaitu : dengan setengah jarak
 Stadium 0 : tidak tampak (halfway) menuju himen
prolaps uteri. Titik Aa, Ap, Ba,  Satdium 2 : Turun sampai
dan Bp semuanya -3 cm dan dengan himen
titik C atau D terletak diantara  Stadium 3 : Turun setengah
–TVL (total vaginal length) jarak (halfway) melewati
dan – (TVL-2) cm. himen
 Stadium 1 : kriteria untuk  Stadium 4 : penurunan

15
stadium 0 tidak ditemukan, maksimum untuk tiap lokasi
tapi bagian distal prolaps >
1cm diatas level hymen.
 Stadium II: bagian paling
distal prolaps uteri > 1 cm
proksimal atau distal hymen
 Stadium III : bagian paling
distal prolaps uteri > 1
cmdibawah hymen tetapi tidak
menurun lebih dari 2 cm dari
TVL.
 Stadium IV : eversi komplit
total panjang traktur genitalia
bawah. Bagian distal prolaps
uteri menurun sampai (TVL-2)
cm.

Gambar 1. Tabel 3x3 deskripsi pencatatan kuantitatif dukungan organ


pelvis (kiri) dan gambaran sistem klasifikasi Baden-Walker (kanan)

e. Tatalaksana Prolaps Organ Panggul dengan Pessarium


Menurut survei AS, 77% dokter kandungan di AS meresepkan
pessarium sebagai terapi lini pertama untuk wanita dengan prolaps

16
organ panggul, meskipun pelatihan dalam penggunaan alat pessarium
masih terbatas. Demikian pula di Inggris, 86,7% ahli obstetri dan
ginekologi yang disurvei, memilih pessarium dalam penatalaksanaan
prolaps organ panggul. Pessarium dianggap sebagai metode yang relatif
aman untuk mengelola prolaps organ panggul tanpa efek samping yang
serius. 6
Angka keberhasilan penggunaan pessarium pada wanita yang
mengalami prolaps sebesar 71%-90%. Gejala seperti penonjolan dan
tekanan berkurang hingga 70%-90%. Ketika penggunaan pessarium
dirasakan berhasil di minggu ke empat, kebanyakan wanita akan terus
menggunakannya sampai 5 tahun lamanya. Pessarium tipe Ring
merupakan pessarium yang paling banyak digunakan diikuti oleh
Gellhorn, kubus atau donut. Alasan paling umum wanita menggunakan
pessarium adalah untuk mengurangi gejala prolaps organ panggul
seperti penonjolan dan untuk meningkatkan aktivitas serta kesehatan
pada umumnya. 2
Wanita yang menderita prolaps selama kehamilan atau
mengalami retensi urin yang disebabkan karena uterus inkarserata dapat
menggunakan pessarium meskipun tidak selamanya berhasil. Beberapa
penelitian menjelaskan manfaat penggunaan pessarium selama
kehamilan seperti mencegah kelahiran prematur pada wanita dengan
inkompetensi serviks. Namun sampai saat ini penggunaan pessarium
sebagai indikasi untuk mencegah kelahiran prematur belum
direkomendasikan. 2

1.) Prolaps Uteri


Klasifikasi prolaps uteri.8
 Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih dalam
vagina
 Prolaps uteri tingkat 1, uterus turun dengan serviks uteri
turun paling rendah sampai introitus vagina

17
 Prolaps uteri tingkat II, sebagian besar uteri keluar dari
vagina
 Prolaps uteri tingkat III atu prosidensia uteri, uterus keluar
seluruhnya dari vagina disertai dengan inversio vaginae

Gambar 2. Prolaps uteri Derajat 1, 2, dan 37

Prolaps uteri derajat I dan II biasanya ditangani dengan ring


pessarium. Tipe donut dan inflatable pessarium juga digunakan
sebagai tatalaksana prolaps uteri ringan-sedang. Jika prolaps uteri
berhubungan dengan sistokel, ring pessarium with support efektif
digunakan.7
Pessarium tipe Cube dirancang untuk prolaps uteri derajat III.
Jenis pessarium tipe ini dapat menunjang uterus namun harus
dilepas dan dibersihkan setiap hari karena tidak memiliki
kemampuan drainase. Pessarium tipe Donut, inflatoball atau
Gelhorn digunakan pada prolaps uteri derajat III. Pessarium tipe
Gelhorn dirancang untuk mengelola prolaps uterus atau vagina
yang parah. Jika Gelhorn dipasang terlalu kuat maka akan sulit
bagi pasien untuk melepaskannya. Jika sistokel atau retrokel
menyertai prolaps uteri derajat III, maka pessarium tipe Gehrung
yang paling cocok tetapi tipe ini sulit untuk dimasukkan.7

18
Ring passery Gelhorn pessary Cube pessary
Gambar 3. Insersi pessarium ring, Gelhorn dan Cube

Gambar 4. Insersi pessarium Gehrung

2.) Prolaps Vagina


Beberapa variasi dari prolaps vagina termasuk, retrokel,
enterokel, sistokel, dan vault prolaps. Retrokel terjadi ketika
fascial layers yang berada diantara rektum dan vagina
melemah. Kelemahan tersebut memungkinkan rektum
mengalami herniasi yang menyebabkan penonjolan pada
vagina posterior. Enterokel merupakan herniasi kolon
sigmoid ke dinding vagina bagian posterior superior. Sistokel
terjadi ketika jaringan antara kandung emih dan vagina
melemah menyebabkan herniasi kandung kemih. Herniasi ini
menyebabkan tonjolan dinding vagina anterior. Bagian lain
dari vagina juga bisa mengalami prolaps. Vault prolaps dapat
disertai gejala atau tanpa gejala.7
Pada pasien dengan sistokel ringan, tatalaksana dengan ring
with support, Hodge with support, donut with suffice sudah
cukup. Untuk mengelola prolaps dinding anterior yang besar
pessarium tipe Gelhorn merupakan pilihan terbaik, walaupun

19
penyisipan dan pengangkatannya sulit dilakukan. Inflatable
dan Cube pessarium digunakan pada pasien dengan sistokel
yang besar. Pada pasien dnegan retrokel dan enterokel
penggunaan Gelhorn, cube, inflatable biasanya diperlukan
untuk memberi dukungan yang diperlukan.7

Gambar 5. Insersi pessarium pada sistokel 8

INKONTINESIA TIPE STRESS


a) Definisi
Inkontinensia tipe stress adalah kondisi medis umum. Ini
melibatkan kehilangan urin yang tidak disengaja yang terjadi ketika
kekuatan fisik pada kandung kemih meningkat selama gerakan fisik
tubuh. Contohnya termasuk tetapi tidak terbatas pada kehilangan urin
dengan batuk, bersin, berolahraga, atau mengambil benda berat.
Inkontinensia tipe stress berbeda dari inkontinensia urin yang dapat
terjadi dari overactive bladder (OAB), kondisi umum lainnya.
Kebocoran, yang dikenal sebagai inkontinensia urgensi, terjadi dengan
keinginan kuat yang mendadak untuk buang air kecil yang dapat
menyebabkan hilangnya urin pada waktu yang tidak terduga. 9

b) Gejala inkontinensia tipe stress


Wanita dapat mengalami spektrum dalam jumlah kebocoran urin
mulai dari kehilangan hanya tetes ke sendok makan atau lebih. Tingkat
inkontinensia tipe seorang wanita sangat subyektif, dan pribadi baginya.

20
Namun, tingkat inkontinensia ini umumnya dianggap ringan pada
wanita yang hanya mengalami kebocoran ringan selama aktivitas yang
berat seperti berolahraga, atau dari bersin, tertawa, batuk, atau
mengangkat. Sebaliknya, volume urin atau inkontinensia urin yang
lebih besar yang terjadi bahkan dengan gerakan yang berdampak rendah
seperti berdiri, berjalan, atau membungkuk dapat dikategorikan sebagai
inkontenensia sedang atau berat.9

c) Faktor resiko
Inkontinensia tipe stres lebih sering terjadi pada wanita yang lebih
tua tetapi tidak disebabkan oleh penuaan karena terjadi pada wanita
yang lebih muda, aktif, dan sehat juga. Caucaasia atau Hispanik ras
yang kelebihan berat badan atau obesitas, merokok, dan batuk kronis
(yang menempatkan ketegangan sering di otot dasar panggul yang, pada
gilirannya, menyebabkan kebocoran kandung kemih) merupakan faktor
risiko untuk pengembangan inkontinensia ini. Kehamilan dan
persalinan, terutama melalui persalinan pervaginam, meningkatkan
kemungkinan inkontinensia karena otot dasar panggul dapat meregang,
melemah, atau rusak yang mengakibatkan hilangnya kandung kemih
dan dukungan uretra dan kebocoran kandung kemih berikutnya. Cedera
saraf ke punggung bawah dan operasi panggul juga merupakan faktor
risiko potensial untuk perkembangan inkontinensia tipe stres karena
ianya melemahkan otot-otot dasar panggul. 9

d) Tatalaksana inkontinensia tipe stress dengan pessarium


Tatalaksana untuk inkontinensia stres terdiri atas : 1) Latihan
pelvis (Kegel’s) yang akan membuat uretra lebih kencang sehingga
kebocoran akan teratasi; 2) Uretra dapat didukung sehingga tidak jatuh
kebawah dengan menggunakan pessarium yang ditempatkan di vagina
atau dengan operasi.
Pessarium digunakan pada ibu hamil, seorang wanita tua dimana
operasi akan beresiko dan pasien inkontinensia stres yang gagal dengan

21
operasi. Pessarium juga bisa digunakan oleh wanita yang hanya
mengalami inkontinensia stres dengan olahraga berat.5 Satu studi silang
menunjukkan bahwa cincin inkontinensia lebih efektif daripada tidak
ada perawatan untuk manajemen stres inkontinensia urin, secara
signifikan mengurangi jumlah episode inkontinensia dan meningkatkan
kualitas hidup. Delapan puluh persen wanita melihat perubahan
inkontinensia mereka dan 20% kering. 2
Pessarium menekan uretra ke bagian posterior superior simfisis
pubis dan mengangkat leher kandung kemih. Hal ini menyebabkan
peningkatan resistensi arus keluar dan memperbaiki sudut antara
kandung kemih dan uretra sehingga manuver valsava sendiri tidak
cukup kuat menyebabkan kebocoran urin. Beberapa pessarium telah
dirancang khusus untuk pengobatan inkontinensia stres. Pessarium yang
dimaksud seperti Ring pessarium with support and knob, inkontinensia
ring, inkontinensia dish, dan uresta device.
Pessarium dimasukkan kedalam vagina untuk memberikan
dukungan terhadap uretra. Alat tersebut berfungsi menstabilkan uretra
dan meningkatkan resistensi uretra. Ketika dipasang dengan benar,
mereka tidak terlihat dan wanita dapat melakukan kegiatan sehari-
harinya tanpa rasa tidak nyaman. 9
Pessarium tipe inkontinensia ring dan inkontinensia dish
merupakan pessarium yang paling banyak digunakan pada pasien
dengan stres inkontinensia. Pessarium tipe Hodge dengan atau tanpa
pendukung tergantung pada adanya sistokel dapat digunakan. Bagi
wanita yang menderita inkontinensia stres selama aktivitas berat seperti
joging, aerobik atau tennis, pessarium tipe cube dapat dimasukkan
sebelum aktivitas dilakukan. Pessarium tipe Hodge juga dibutuhkan
dalam pencegahan inkontionensia karena olahraga.7,10

22
Gambar 6. Insersi pessarium tipe incontinensia dish 11

Gambar 7. Insersi pessarium tipe incontinensia dish with


support 11

4. Kontraindikasi Pessarium
Ada beberapa kontraindikasi penggunaan pessarium. Infeksi aktif pada
pelvis atau vagina, seperti vaginitis atau penyakit radang panggul, mencegah
penggunaan pessarium sampai infeksi telah teratasi. Pasien yang tidak patuh
atau tidak mungkin menindaklanjuti tidak harus dipasang untuk pessarium.
Kebanyakan pessarium terbuat dari silikon; beberapa terbuat dari lateks.
Alergi terhadap produk juga akan menjadi kontraindikasi.7

5. Teknik Pemasangan Pessarium


Pada kunjungan awal, pemeriksaan panggul dilakukan untuk menilai jenis
dan tahap prolaps dan jenis dan ukuran pessary yang akan cocok. Ukuran
pessarium ditentukan dalam dua langkah. Pertama, dengan pemeriksaan
manual, panjang vagina dari forniks posterior ke simfisis pubis ditentukan.
Kedua, lebar vagina atau kaliber dinilai dengan menyebarkan jari indeks dan
jari tengah secara horizontal pada tingkat serviks atau vagina.5
Kombinasi dari kedua pengukuran ini memungkinkan pemilihan ukuran
pessarium yang sesuai untuk pemasangan awal. Ukuran pessarium harus

23
sedemikian rupa sehingga harus memungkinkan satu jari untuk dilewatkan
secara bebas di sekitar lingkar pessarium dan tidak boleh dikeluarkan pada
jongkok atau manuver Valsava.5
Setelah insersi, pelepasan harus diperiksa untuk gerakan, jongkok, dan
melakukan manuver Valsava. Pessarium yang dipasang terlalu ketat dapat
menyebabkan retensi urin dan oleh karena itu pasien harus disarankan untuk
membatalkan sebelum meninggalkan klinik. Wanita pascamenopause harus
diberikan krim estrogen untuk diterapkan secara lokal di vagina karena ini
dapat meminimalkan terjadinya abrasi vagina dan erosi.5
Pasien harus diberitahu tentang komplikasi potensial dan idealnya harus
diberikan selebaran informasi dengan rincian kontak untuk mengakses
perawatan jika diperlukan sebelum janji yang dijadwalkan. Tidak ada
konsensus mengenai interval antara perubahan pessarium. Namun,
pemeriksaan vagina secara berkala untuk memeriksa erosi dianjurkan dan
penunjukan lanjutan harus dilakukan tergantung pada protokol lokal yang
dapat bervariasi dari 6 minggu hingga 12 bulan.5

Berikut panduan cara memasang dan melepaskan pessarium tipe


Ring, dan Gelhorn.6
Pessarium Tipe Ring
Cara memasukkan :
 Lumasi ujung pessarium
 Lipat bagian lainnya, cekungkan sisi bawah, masukkan di
introitus, geser perlahan ke atas dinding vagina posterior sejauh
mungkin sebelum melepaskan. Jari telunjuk dapat membantu
untuk mendorong cincing ke depan belakang simfisis sehingga
berada sejajar dengan sumbu vagina dan dibelakang serviks di
forniks posterior. Bila berada ditempat yang tepat, serviks harus
berada di ring atau suportif diafragama saat cincin dengan
penyokong digunakan.
 Putar cincin sehingga lekukan secara lateral mencegah ekspulsi

24
Cara melepaskan :
 Putar cincin dengan lekukan menjadi anterior posterior untuk
memungkinkan pelipatan dan pelepasan lebih mudah
 Hubungkan telunjuk dibawah tepi depan dan tarik kebawah
sementara wanita itu meletakkan valsava dengan lembut. Putar
pessary secara miring untuk dilepas dengan tarikan lembut.
Lingkaran benang gigi bisa dilekatkan untuk mempermudah
pemindahan

Pessarium Tipe Gelhorn


Cara memasukkan:
 Lumasi ujung pessarium
 Pegang batangnya dengan tangan dominan, pisahkan labia dengan
tangan yang tidak dominan. Dengan dasar cembung tegak lurus
terhadap introitus dan sedikit miring untuk menghindari uretra,
ujung terdepan memasuki vagina dengan tekanan yang diarahkan
disepanjang dinding vagina posterior dan rendahkan pessarium
dibawa rami pubis inferior
 Untuk mendapatkan posisi Gelhorn, gunakan jari telunjuk untuk
memasukkan kenop ke sumbu vagina
 Saat diposisi yang tepat, pangkal dasar Gelhorn akan berorientasi
pada sudut kanan kearah kanal vagina dan batang dan kenop
akan berada disepanjang kanal vagina dan terlihat di introitus saat
labia dipisahkan.
 Jika Gelhorn memberikan dukungan yang baik namun batangnya
terlalu panjang dan memproyeksikan keluar dari vagina, model
yang berukuran sama dengan batang pendek bisa digantikan.

Cara melepaskan :
 Pegang kenop dengan tangan dominan dan jari searah introitus
sedangkan jari tengah yang tidak dominan mengusap atau
menyentuh bagian belakang untuk melepaskan suction. Sekali

25
suction dilepaskan, putar balikkan langkah-langkah yang
digunakan untuk memasukkan dan melepaskannya. Biasanya
tidak mungkin menariknya luruh kebawah, jadi suction haruskan
dipatahkan terlebih dahulu. Kadang-kadang spons atau forsep ring
mungkin dibutuhkan untuk memegang kenop, patahan suction
dan lepaskan pessarium.

6. Perawatan Pessarium6
 Perawatan pessarium dapat dilakukan secara individual dan paling baik
diajarkan pada kunjungan kedua atau kapan pun dimana pasien telah
merasa cocok untuk menggunakan pessarium
 Wanita harus diyakinkan bahwa pessarium tersebut tidak akan
meninggalkan tempatnya apabila telah dipasang.
 Mintalah pasien mencuci tangannya, cari posisi yang nyaman, berdiri
dengan lutut ditekuk, satu lutut ke atas, atau dalam posisi berbaring.
 Tunjukkan kepadanya bagaimana cara memasukkan dan melepaskan
pessarium, serta memastikan penempatannya benar
 Pessarium harus dilepaskan secara teratur misalnya seminggu sekali.
Dicuci kemudian dieringkan dan dimasukka kembali.
 Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat pada lembar informasi pasien.

7. Komplikasi Pessarium
Tingkat komplikasi yang dipublikasikan bervariasi, yang kemungkinan
mencerminkan perbedaan dalam pelaporan. Dalam sebuah studi oleh Hanson
et al. 88,5% dari 1216 wanita tidak mengalami komplikasi. Komplikasi yang
umum termasuk erosi (8,9%) dan infeksi vagina (2,5%) . Hal ini berbeda
dengan penelitian oleh Bai et al., Di mana 73% wanita mengalami
komplikasi, termasuk pendarahan, erosi, atau bau busuk. Meskipun tingkat ini
relatif tinggi, lebih dari 70% melaporkan puas dengan pessarium dan ingin
melanjutkan penggunaannya, menunjukkan bahwa komplikasi ini kecil.2

26
Tekanan lokal dari pessarium dapat menyebabkan devascularisasi fokal
dan menyebabkan erosi. Tingkat yang dilaporkan berkisar antara 2% hingga
9% . Erosi dapat muncul sebagai perdarahan vagina, bau, atau peningkatan
debit, yang biasanya berwarna coklat. Bau yang kuat biasanya muncul saat
pelepasan pessarium. Ketika bau kuat seperti itu terdeteksi selama perawatan
rutin pessarium, pemeriksaan seksama vagina harus dilakukan, sering
difasilitasi oleh penggunaan penyeka besar untuk mendorong leher rahim dan
dinding samping. Jika diabaikan, erosi bisa berlanjut menjadi bisul atau
fistula. Penyebab lain perdarahan vagina tidak dapat dikecualikan pada
pengguna pessarium, dan biopsi endometrium atau ulkus dapat diindikasikan
jika mereka menetap. Terapi terdiri dari pengangkatan pessarium untuk
jangka waktu 2 hingga 4 minggu dan penggunaan estrogen lokal (tablet atau
krim). Resolusi erosi juga dapat terjadi tanpa estrogen lokal. Untuk masalah
yang sedang berlangsung, kunjungan lebih sering dan perubahan dalam jenis
atau ukuran pessarium mungkin diperlukan. Kanker vagina adalah hubungan
yang jarang dengan penggunaan pessarium yang terlantar tetapi harus
dipertimbangkan dengan ulkus non-penyembuhan.2
Vagina discharge adalah keluhan umum pengguna pessarium. Ini dapat
disebabkan oleh respons fisiologis terhadap gesekan pessarium pada mukosa
vagina, vaginosis bakteri, atau jamur. Vaginosis bakterial dapat menyebabkan
keputihan vagina yang berbau busuk, yang dapat menjadi masalah tetapi tidak
berhubungan dengan munculnya ulkus. Alnaif dan Drutz menunjukkan
bahwa pada wanita yang cocok, pengguna pessarium memiliki tingkat
vaginosis bakterial yang didiagnosis 32% dibandingkan dengan 10% pada
pasien yang tidak didiagnosis Penggunaan krim estrogen tampaknya tidak
memiliki efek perlindungan. Pengangkatan pessarium yang lebih sering dapat
meringankan masalah ini. Penggunaan krim Trimo-San (Cooper Surgical)
atau Replens dapat menurunkan bau dan keluarnya.3 Perawatan antibiotik
dengan metronizadole oral atau vagina juga efektif. Seringkali kepastian
sederhana bahwa masalahnya adalah fisiologis mungkin cukup. Jamur dapat
diobati dengan cara konvensional. Seringkali dianjurkan untuk menjaga

27
pessarium dibersihkan selama perawatan, meskipun tidak ada bukti bahwa ini
membuat perbedaan.2
Jika sebuah pessarium berulang kali copot, wanita sering berhenti
menggunakan. Ini sebaiknya dihindari dengan mencegah sembelit dan
menghindari mengejan secara umum.2
Komplikasi mayor jarang terjadi pada penggunaan pessarium. Dalam
kasus laporan mendokumentasikan komplikasi termasuk fistula
vesicovaginal, fistula usus, pessarium inkarserata dll, 53 91% terkait dengan
pessarium yang terabaikan. Ini menekankan pentingnya tindak lanjut yang
berkelanjutan dan rajin.2

8. Penatalaksanaan Komplikasi dari Penggunaan Pessarium


Meskipun pessarium merupakan alat yang sangat aman untuk digunakan,
benda ini tetaplah merupakan benda asing yang menduduki vagina. Oleh
karena itu, efek samping yang paling sering muncul dari penggunaan
pessarium ini adalah peningkatan sekret vagina dan berbau. Efek samping ini
dapat diminimalisir dengan penggunaan gel asam khusus vagina seperti
Trimosan, di mana akan membantu mengurangi efek samping dengan cara
mengurangi iritasi minor dan rasa gatal. Beberapa dokter merekomendasikan
pasien membersihkan dengan cuka encer atau hidrogen peroksida untuk
membantu mengurangi efek samping.7
Wanita postmenopause dengan mukosa vagina yang tipis lebih beresiko
mengalami ulserasi pada penggunaan pessarium. Pengobatan dengan krim
estrogen dapat membuat mukosa vagina lebih resisten untuk terjadi erosi dan
harus digunakan sebelum atau bersamaan dengan penggunaan pessarium pada
pasien. Penggunaan krim estrogen dapat mempermudah dalam pelepasan
pessarium dan mengurangi kemungkinan terjadinya inflamasi dan membantu
pembentukan epitel.7
Penggunaan pessarium yang tidak dikontrol dapat menyebabkan pessarium
tertanam di dalam mukosa vagina dan mungkin akan sulit untuk dilepaskan.
Pada kasus yang berat pessarium harus dilepaskan dari vagina dengan
menggunakan metode pembedahan.7

28
9. Follow Up
Setelah pemasangan yang berhasil, wanita tersebut diminta datang
kontrol lagi dalam 2 sampai 4 minggu untuk melihat apakah dia puas atau
apakah ukuran atau jenis lain diperlukan. Jika memungkinkan, instruksi
tentang pelepasan dan perawatan harus diberikan.3
Meskipun tidak ada panduan yang jelas untuk perawatan pessarium,
wanita yang mampu melakukan perawatan diri disarankan untuk
membersihkan pessarium seminggu sekali dan mencucinya dengan air atau
sabun ringan air. Wanita yang tidak dapat melakukan perawatan diri harus
diikuti pada interval 3 bulan. Pemeliharaan perawatan pessarium oleh seorang
profesional perawatan kesehatan daripada pasien sering diperlukan dengan
Gellhorn, kubus, atau donat pessarium.7
Beberapa pessarium mungkin sulit dilepaskan. Gellhorn pessarium lebih
mudah untuk dibersihkan ketika profesional perawatan kesehatan
menggunakan cincin atau kemasan tang menutup diri di pangkal batang untuk
menerapkan traksi keluar, dan kemudian menggunakan satu jari untuk
memecah hisap dan melipat cakram bulat di sepanjang batang. Sebuah
pessarium kubus membutuhkan pengangkatan dan pembersihan lebih sering
daripada setiap 3 bulan, karena jumlah yang lebih besar biasanya
terperangkap di dalam cangkir hisap (meskipun kubus tersedia dengan lubang
drainase). Frekuensi pembersihan yang diperlukan untuk pessarium kubus
akan bervariasi di antara pasien, dari sesering setiap beberapa hari hingga
setiap beberapa minggu.7
Setelah dibersihkan, pessarium harus dicuci menggunakan sabun biasa
dan air. Perforasi Gellhorn dan Shaatz pessarium paling baik dibersihkan
menggunakan cytobrush atau kapas kecil. Epitel vagina harus diperiksa untuk
erosi atau ulserasi, dan perhatian khusus harus diberikan pada forniks
posterior dan lateral vagina. Ini paling baik dilakukan dengan menggunakan
kapas besar untuk menggantikan serviks ke arah kontralateral.7
Jika tidak ada komplikasi yang timbul dan pasien dapat melakukan
perawatan sendiri, interval antara kunjungan dapat ditingkatkan menjadi 6

29
bulan atau 1 tahun. Wanita dapat aktif secara seksual dengan cincin atau
pessarium Shaatz di tempat. Sebuah pessarium kubus, donat, atau Gellhorn
umumnya harus dilepaskan sebelum hubungan seksual.7

30
BAB 3
KESIMPULAN

Prolaps organ panggul (POP) dan inkontinensia urin yang merupakan


kondisi yang sering muncul dan menyerang wanita dewasa saat ini. Prolaps organ
panggul didapatkan mengalami peningkatan pada wanita melahirkan. Pessarium
merupakan sebuah alat yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menopang
vagina yang mengalami prolapsus atau untuk menciptakan kontinensia urin.
Pessarium terbuat dari bahan silikon, hanya ukuran terbesar dari pessarium yang
terbuat dari besi dengan dilapisi oleh silikon. Pessarium tersedia dalam berbagai
bentuk dan ukuran, serta dapat dikategorikan menjadi supportive pessarium
(Ring, Gehrung) dan space filling ( Gellhorn, Shaatz, Donut, Cube, Inflatoball).
Indikasi penggunaan pessarium termasuk untuk mendukung penanganan
kelainan pada panggul seperti prolaps uterus, prolaps vagina, dan inkontinensia
urin. Pessarium dapat digunakan untuk tujuan diagnostik atau terapeutik.
Pessarium sering digunakan untuk meredakan gejala prolaps dan inkontinensia
urinary tipe stress.
Ada beberapa kontraindikasi penggunaan pessarium. Infeksi aktif pada
pelvis atau vagina, seperti vaginitis atau penyakit radang panggul. Perawatan
pessarium dapat dilakukan secara individual dan paling baik diajarkan pada
kunjungan kedua atau kapan pun dimana pasien telah merasa cocok untuk
menggunakan pessarium. Vagina discharge adalah keluhan umum pengguna
pessarium. Ini dapat disebabkan oleh respons fisiologis terhadap gesekan
pessarium pada mukosa vagina, vaginosis bakteri, atau jamur.
Efek samping ini dapat diminimalisir dengan penggunaan gel asam khusus
vagina seperti Trimosan, di mana akan membantu mengurangi efek samping
dengan cara mengurangi iritasi minor dan rasa gatal. Setelah pemasangan yang
berhasil, wanita tersebut diminta datang kontrol lagi dalam 2 sampai 4 minggu

31
DAFTAR PUSTAKA

1. George Lazarou, MD, FACOG, FACS. 2016. Pelvic Organ Prolapse:


Background, History of the Procedure, Problem
2. Magali Robert, MD, Calgary AB Et Al. Technical Update On Pessary Use. J
Obstet Gynaecol Can 2013;35 (7 Esuppl) : S1–S11
3. Tsikouras P, Dafopoulos A, Vrachnis N, Et Al. Uterine Prolapse In
Pregnancy: Risk Factors, Complications And Management. Journal Of
Maternal-Fetal And Neonatal Medicine. Jul 09 2013:1-6.
4. Panduan Penatalaksanaan Prolaps Organ Panggul. Himpunan Uroginekologi –
POGI. 2013
5. Ranee Thakar, Pessaries For Treatment Of Pelvic Organ Prolapse, The
International Federation Of Gynecology and Obstetrics, July 2014.
6. Guidelines For The Use Of Support Pessaries In The Management Of Pelvic
Organ Prolapse. Continence Foundation Australian. University Of South
Australia. Icahe. Juli 2012
7. Anthony J. Viera, LT, MC, USNR. Practical Use of the Pessary. Am Fam
Physician. 2000 May 1;61(9):2719-2726.
8. Prawirohardjo, Sarwonon. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina
Pustaka.
9. S.A Farewell, Pessaries For The Management Of Stress Urinary Incontinence,
Dec 2001, 1184-1189.
10. Continence Pessaries for Urinary Incontinence. The Canadian Continence
Foundation
11. MILEX®Pessary In-Service Training. 2014 CooperSurgical.

32

Anda mungkin juga menyukai