PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
OLEH:
SRI WAHYUNI HARLI
C11113559
PEMBIMBING:
dr. Witono Gunawan
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Abadi Aman Sp.OG
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
ii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT
iii
DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFARAT
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyak mengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum
pada pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia
mayora.Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut.Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior
vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior
vagina.Homolog embriologik dengan penis pada pria.Terdapat juga
reseptor androgen pada clitoris.Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora.Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium,
yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae
Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.Antara fourchet dan
vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat
coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk hymen
postpartum disebut parous.Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput
dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para. Hymen
yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
9
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi
terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi
cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal
ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran:
fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina
memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis.Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk
jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk
dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis.Batas dalam secara klinis
yaitu fornices anterior, posterior dan late ralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus
vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-
otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma
urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan
vagina.Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
10
2.1.2 Genitalia Interna3
a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan
adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi
dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
b. Serviks Uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam,
arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan
(primipara/multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
11
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat
pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita
d. Ligamentum penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectouterina.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca
interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
f. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang
tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa,
muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta
pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan
dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
- Pars isthmica (proksimal/isthmus) : Merupakan bagian dengan lumen
tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
12
- Pars ampularis (medial/ampula) : Tempat yang sering terjadi fertilisasi
adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
(patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
- Pars infundibulum (distal) : Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium
tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
g. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
h. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan
ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium
di korteks), ovulasi (pengel uaran ovum), sintesis dan se kresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron ol eh korpus
luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii
melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan
pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium,
ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.
Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
13
kehamilan dan karsinoma mamma. Tujuan dari pemeriksaan ginekologi adalah
untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa,
parametrium dan organ-organ disekitar genitalia interna (rongga pelvik).1,2
14
15
2.4 Aspek Etik Pemeriksaan Ginekologi
2.5.1 Anamnesis1,6
Anamnesis meliputi:
1. Keluhan utama : hal yang dikeluhkan pasien yang membuat pasien datang ke
puskesmas/praktek dokter/rumah sakit. Misalnya nyeri perut, keluar darah,
keputihan, gangguan haid
2. Tanyakan perlangsungan, onset dan hal yang memperberat keluhan.
3. Tanyakan apakah hal tersebut pernah dialami sebelumnya atau tidak.
4. Tanyakan keluhan lain pasien.
5. Riwayat penyakit umum; apakah penderita pernah menderita penyakit berat,
TBC, jantung, ginjal, kelainan darah, diabetus melitus dan kelainan jiwa.
Riwayat operasi non ginekologik seperti strumektomi, mammektomi,
appendektomi, dan lain-lain.
6. Riwayat obstetrik; perlu diketahui riwayat kehamilan sebelumnya, apakah
pernah mengalami keguguran, partus secara spontan normal atau partus dengan
tindakan, dan bagaimana keadaan anaknya. Adakah infeksi nifas dan riwayat
kuretase yang dapat menjadi sumber infeksi panggul dan kemandulan.
16
7. Riwayat ginekologik; riwayat penyakit/ kelainan ginekologik dan
pengobatannya, khususnya operasi yang pernah dialami.
8. Riwayat haid; perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak,
banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan
menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang masih normal.
9. Keluhan utama; keluhan yang dialami pasien sekarang.
10. Riwayat keluarga berencana; riwayat pemakaian alat kontrasepsi apakah pasien
menggunakan kontrasepsi alami dengan atau tanpa alat, hormonal, non
hormonal maupun kontrasepsi mantap.
11. Riwayat penyakit keluarga; perlu ditanyakan apakah keluarga pasien ada
yangmemiliki penyakit berat atau kronis.
Payudara dibagi dalam empat kuadran oleh garis horisontal dan vertikal
yang melalui papilla mamae (kuadran kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri
bawah). Untuk menunjukkan lokasi lesi pada payudara dapat ditunjuk dengan
jam dan dengan jarak tertentu dalam sentimeter dari papila mamae.3
17
Gambar 3. Pembagian kuadran payudara
1. Inspeksi3
a. Posisi duduk tegak, kedua lengan menggantung di samping badan.
Amati payudara secara keseluruhan :
- Bentuk kedua payudara
- Ukuran dan simetrinya, apakah terdapat perbedaan ukuran mamae,
areola mamae dan papila mamae.
- Warna kulit, adakah penebalan atau udem, adanya kulit berbintik
seperti kulit jeruk, ulkus, gambaran pembuluh darah vena.
- Adakah tampak massa, retraksi/lekukan, tonjolan/benjolan. Papila
mamae diamati : ukuran dan bentuk, arahnya, kelainan kulit atau
ulserasi, discharge
18
d. Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke depan,
bersandar pada punggung kursi atau lengan pemeriksa.
Posisi ini diperlukan jika payudara besar atau pendular. Payudara akan
bebas dari dinding dada, perhatikan adakah retraksi atau massa.
2. Palpasi1,3
Penderita disuruh berbaring, jika payudara tidak mengecil, tempatkan
bantal tipis di punggung, sehingga payudara terbentang rata, dan lebih
memudahkan menemukan suatu nodul. Palpasi dilakukan menggunakan
permukaan volar tiga jari yang ditengah, dengan gerakan perlahan-lahan
memutar menekan secara halus jaringan mamae terhadap dinding dada. Lakukan
palpasi pada setiap kuadran, payudara bagian perifer, kauda aksilaris dan areola
mamae, bandingkan payudara kanan dan kiri.
19
- Lokasi, dengan cara menggunakan kuadran atau jam dengan jarak berapa
centimeter dari papila mamae.
- Ukuran (cm)
- Bentuk, bulat/pipih, halus/berbenjol-benjol
- Konsistensi, kenyal/keras
- Batas dengan jaringan sekitar, jelas atau tidak
- Nyeri tekan atau tidak
- Mobilitas terhadap kulit, fascia pektoralis dan dinding dada di sebelah
bawahnya.
Palpasi papila mamae, tekan papila dan areola mamae sekitar dengan ibu jari dan
telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran discharge. Jika dijumpai discharge, atau
riwayat mengeluarkan discharge, coba cari asalnya dengan menekan areola mamae
dengan ibu jari dan telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papila mamae.
Perhatikan adakah discharge yang keluar dari salah satu duktus papila mamae.3
20
Suprapubik
Untuk menemukan hal tertentu seperti nyeri atau massa, abdomen dapat dibagi
menjadi 9 daerah dengan cara membuat 4 garis khayal. Garis pertama sepanjang
batas bawah dari dada, selanjutnya garis paralel dari kedua SIAS dan akhirnya 2
garis linea mediana klavikula. Pembagian dan topografi organ dapat dilihat pada
tabel 1.
21
Right spermatic cord
22
Auskultasi. Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan
yang cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada uterus gravidus
dan mioma uteri yang besar. Bising usus penting untuk diagnostik
peritonitis dan ileus.1
Posisi pasien :
Pasien diminta duduk di tepi meja.Jika pasien meminta agar tirai digunakan,
permintaan tersebut harus dihormati.Memposisikan pasien untuk pemeriksaan
dimulai dengan elevasi kepala meja periksa kira-kira 30 derajat dari
horizontal.Dokter atau asisten harus membantu pasien mengambil posisi
litotomi.Pasien harus diminta untuk berbaring, meletakkan tumitnya di sanggurdi,
lalu bokong pasienke ujung meja sampai rata dengan ujung meja. Setelah pasien
berada dalam posisi litotomi, cahaya dan duk disesuaikan sehingga tidak
mengaburkan pandangan dokter tentang perineum atau kontak mata yang tidak jelas
antara pasien dan dokter.
Dokter harus duduk di ujung meja periksa, dengan lampu pemeriksaan
disesuaikan pada perineum. Lampu diposisikan secara optimal di depan dada dokter
beberapa inci di bawah dagu, kira-kira jarak lengan jauh dari perineum. Dokter
harus meggunakan sarung tangan pada kedua tangan.Setelah kontak dengan pasien,
harus ada kontak minimal dengan peralatan seperti lampu. Melepaskan spekulum
dari laci sebelum menyentuh pasien akan membantu mencegah kontaminasi
spekulan dan peralatan lain (mis., Meja, laci, dan lampu). Setelah itu, lakukan
pemeriksaan.1
23
Gambar 6. Posisis Litotimi
24
5. Apakah ada peradangan, iritasi kulit, eksema, dan tumor;
6. Apakah orifisium uretra eksternum merah dan ada nanah;
7. Apa ada kurunkula, atau polip;
8. Apakah ada benda menonjol dari introitus vagina, apakah introitus
vaginasempit atau lebar;
9. Apakah ada parut diperineum;
10. Apakah ada sistokel dan rektokel;
11. Apakah ada kondiloma;
Inpeksi1
1. Buka labia: amati adanya lesi, kemerahan, pembengkakan, cauliflower(veneral
wart)
2. Amati antara lipatan kulit
3. Amati hymen
4. Kelenjar periurethral (Skene's glands).
5. Uretra: amati apakah ada cairan yang keluar
Palpasi 3
1. Palpasi labia majora atas: hernia labialis (melalui kanalis Nuck)
2. Palpasi labia majora bagian bawah dan tengah: bila ada massa kista bartolini
25
Gambar 8. Palpasi kelenjar Bartholini (A), Urethral dan Skene (B)
26
koitus. Spekulum yang sering digunakan adalah spekulum Sims atau
Pemasangan spekulum7
Kedua spekulum logam dan plastik tersedia untuk pemeriksaan
antara kedua tipe ini tergantung provider. Vagina dan leher rahim
penyisipan. Gel tidak meningkatkan kadar sitologi Pap smear yang tidak
dari speculum.6
27
Gambar 9 : Persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan spekulum vagina.
dan atau mereka yang memiliki koitus yang jarang serta dispareunia.7
28
Gambar 10: Cara menggunakan spekulum plastik Graves.
Jeda pada titik ini biasanya diikuti oleh relaksasi otot vagina. Sebagai
dan leher rahim diperiksa jika terdapat massa, ulserasi, atau discharge
yang abnormal.7
1
Gambar 11. (A) Portio pada Nullipara. (B) Porsio pada multipara. (C) Bekas Robekan lebar dari
serviks. (D) Bekas robekan bilateral. (E) Erosio Porsionis. (F) Karsinoma porsionis 8
pemeriksaan spekulum
anterior serviks. Pada uterus dengan posisi anteverted, ismus akan teraba
2
dibagian depan, sedangkan pada posisi retroverted, buli-buli akan teraba. Pada
uterus retroverted, jari terus ke arah posterior untuk menilai ukuran uterus dan
nyeri.
normal fundus , tangan yang berada di abdomen terletak pada daerah atas
ligamen inguinal dan pubic rami. Untuk menilai adnexa, klinisi menggunakan
dua jari untuk mengangkat adnexa dari cul-de-sac ke arah anterior abdomen
lainnya.7
3
BAB III
KESIMPULAN
4
DAFTAR PUSTAKA