Oleh:
K1A1 15 120
Pembimbing
KENDARI
2020
SINDROM ASPIRASI MEKONIUM
A. PENDAHULUAN
adalah sindrom atau kumpulan berbagai gejala klinis dan radiologis akibat janin
MAS adalah salah satu penyebab paling umum morbiditas pernapasan pada
bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan di neonatal intensive care unit
(NICU). Diperkirakan 25.000 hingga 30.000 kasus dan 1000 kematian terkait
kematian neonatal dari tahun 2001–2007 adalah gangguan pernapasan ketika lahir
berat badan lahir rendah untuk bayi neonatal dini, serta sepsis neonatorum.3 Usia
kehamilan lanjut, gawat janin, dan skor Apgar yang rendah dianggap sebagai
faktor risiko untuk MAS. Aspirasi mekonium terjadi dengan frekuensi yang sama
pada kedua jenis kelamin, dengan kecenderungan untuk etnis tertentu, seperti bayi
yang semakin memburuk hingga mekonium bergerak dari saluran udara besar ke
cabang trakeobronkial yang lebih rendah. Oleh karena itu, setiap bayi yang lahir
gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang dilahirkan dengan air ketuban
Transient Tachypnea of the Newborn (terjadi pada usia kehamilan 34-37 minggu
dan biasanya sembuh dalam 24 jam , delayed transition from fetal circulation,
pneumonia, hipertensi paru persisten, dan penyakit jantung sianotik bawaan serta
obstruksi jalan napas. Semua bayi yang lahir dengan MSAF harus dimonitor untuk
melihat apakah terdapat gangguan pernapasan setelah lahir. Bayi tersebut harus
adalah sindrom atau kumpulan berbagai gejala klinis dan radiologis akibat janin
Mekonium yang terhirup dapat menutup sebagian atau seluruh jalan napas
neonatus. Udara dapat melewati mekonium yang terperangkap dalam jalan napas
neonatus saat inspirasi. Mekonium dapat juga terperangkap dalam jalan napas
yang terhirup, ditambah dengan kondisi lain seperti infeksi intrauterin atau lewat
bulan (usia kehamilan lebih dari 42 minggu). Secara umum, semakin banyak
kejadian yang terdiri dari hipoksemia, shunting atau pirau, asidosis, dan hipertensi
MAS adalah salah satu penyebab paling umum morbiditas pernapasan pada
bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan di neonatal intensive care unit
1. MAS Ringan adalah penyakit yang membutuhkan kurang dari 40% oksigen
3. MAS parah adalah penyakit yang membutuhkan ventilasi dibantu selama lebih
C. EPIDEMIOLOGI
dalam saluran napas janin dapat terjadi dalam rahim atau selama pelahiran dapat
berlanjut menjadi MAS pada 2-9% dari kasus air ketuban keruh bercampur
25.000 hingga 30.000 kasus dan 1000 kematian terkait MAS terjadi setiap tahun di
Amerika Serikat.2
fluid) selama persalinan diperkirakan terjadi pada 12% hingga 15% dari semua
jumlah kelahiran cukup bulan dan dapat meningkat kejadiannya hingga 24% pada
ibu yang melahirkan dengan komplikasi. Dari angka kelahiran tersebut sekitar 5%
diantaranya terjadi sindrom aspirasi mekonium.7 Selain itu, frekuensi kejadian air
ketuban keruh meningkat seiring dengan peningkatan usia kehamilan janin, dapat
diperkirakan setinggi 30% pada ibu dengan usia kehamilan sekitar 42 minggu.9
Aspirasi mekonium terjadi dengan frekuensi yang sama pada kedua jenis
kelamin dengan kecenderungan pada orang kulit hitam dan etnis Asia Selatan.
Insidensi juga meningkat ketika usia kehamilan bertambah dengan frekuensi yang
dilaporkan pada usia kehamilan 37, 40, dan >42 minggu masing-masing
meningkat menjadi 3%, 13%, dan 18%.2,4 Gawat janin, dan skor APGAR ≤3 pada
1 menit dianggap sebagai faktor risiko untuk terjadi MAS. 2 Bayi dengan MAS
yang memiliki skor APGAR kurang dari 3 pada menit kelima dan sampai dengan
korioamnionitis, persalinan lama, gawat janin, masalah tali pusat, dan retardasi
D. ETIOLOGI
setelah lahir. Hipoksia janin kronik dan asidosis dapat mengakibatkan gasping
MAS berat yang berbeda dengan kejadian peripartum akut. Berbeda dengan, bayi
yang lahir bugar yang menghirup air ketuban keruh bercampur mekonium dari
nasofaring pada saat lahir dapat berkembang menjadi MAS ringan sampai berat.1
jelas, beberapa faktor risiko terhadap kejadian MSAF telah disarankan, seperti
ibu yang lebih tua, dan penyalahgunaan narkoba. MSAF juga telah ditemukan
terkait dengan komplikasi ibu seperti emboli cairan ketuban, morbiditas demam
E. PATOGENESIS
peristaltik usus karena kadar motilin yang rendah, kontraksi tonus sfingter anal,
karena kompresi kepala atau tali pusat, kadar motilin yang lebih tinggi, dan
insidensi MSAF dalam kelahiran aterm dan post-term. Terlepas dari pematangan
janin, stres dalam rahim dengan hipoksia janin dan asidosis yang dihasilkan dapat
menyebabkan gejala yang terkait dengan obstruksi jalan napas, pneumonitis kimia,
Mekonium diduga sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Sulit
menentukan mekanisme mana yang paling dominan dalam suatu saat. Mekanisme
1. Obstruksi mekanik1,2
Mekonium yang kental dan liat dapat menyebabkan obstruksi mekanik total
atau parsial. Pada saat bayi mulai bernapas, mekonium bergerak dari saluran
udara yang dihirup dapat memasuki alveoli tetapi tidak dapat keluar dari
alveoli. Hal ini akan mengakibatkan air trapping di alveoli dengan gangguan
ventilasi dan perfusi yang dapat mengakibatkan sindrom kebocoran udara dan
2. Pneumonitis1,2
diperantarai oleh proses inflamasi. Dalam beberapa jam neutrofil dan makrofag
telah berada di dalam alveoli, saluran napas besar dan parenkim paru. Dari
3. Vasokonstruksi pulmonal1,2
4. Infeksi
infeksi intraamniotik (terbukti secara klinis dan kultur) meningkat pada MSAF.
Namun, hubungan yang jelas antara MAS dan sepsis belum dapat dibuktikan
1. Bayi dengan MAS sering menunjukkan tanda postmaturitas, yaitu kecil masa
kulit.2,12 Sekitar 20% -33% dari mereka menunjukkan depresi neurologis dan /
Walaupun MAS dapat terjadi pada mekonium yang hanya sedikit, sebagian
besar bayi dengan MAS memiliki riwayat mekonium kental seperti lumpur.12
3. Obstruksi jalan napas. MAS dini akan bermanifestasi sebagai obstruksi saluran
napas. Gasping, apnu, dan sianosis dapat terjadi akibat mekonium kental yang
bergerak dari saluran udara besar ke cabang trakeobronkial yang lebih rendah.
Oleh karena itu, setiap bayi yang lahir melalui MSAF harus dipantau setidaknya
24 jam.2
G. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
mulai dari tidak ada gangguan pernapasan hingga gangguan pernapasan berat,
pada kulit.2,12
grunting, napas cuping hidung, retraksi, dengan dada yang hiperinflasi (barrel
chest) dan suara napas terdengar ronkhi dan rales saat auskultasi.2,11
2. Pemeriksaan Penunjang12
pneumomediastinum.
pernapasan yang terjadi pada 4-9% kasus MSAF, antara lain adalah Transient
Tachypnea of the Newborn (terjadi pada usia kehamilan 34-37 minggu dan
I. PENATALAKSANAAN
persalinan12
orofaring bayi sebelum melahirkan bahu atau dada, tidak dianjurkan lagi.
mekonium, dokter anak harus menentukan apakah bayi bugar atau tidak.
ekstremitas).
1) Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa memandang konsistensi
mekonium.
30% akan mengalami depresi saat melalui perineum. Pada kasus ini,
mesin pengisap. Prosedur ini diulangi sampai trakea bersih atau bila
dengan cepat dan ventilasi harus segera dimulai sebelum terjadi bradikardi.
distres intrapartum masih berisiko mengalami MAS dan harus dipantau secara
ketat.
berat.
oksigen inspirasi dengan pemantauan analisis gas darah dan pH. Bayi harus
atau terdapat hipoksemia persisten (PaO2 <50 mmHg). Pada kasus berat,
kasus sindrom gawat napas. Waktu ekspirasi yang cukup harus diberikan
untuk mencegah air trapping akibat obstruksi parsial saluran napas. Bayi
bakterial dan MAS hanya berdasarkan temuan klinis dan foto toraks.
dengan infiltrat pada foto toraks. Kultur darah darus dilakukan untuk
antibiotik.
MAS, tetapi dapat dipertimbangkan untuk kasus yang berat dan tidak
J. KOMPLIKASI
dengan MAS. Air leak terjadi lebih sering pada bayi yang mendapat ventilasi
inhalasi nitrit oksida atau vasodilator sistemik seperti magnesium sulfat dengan
K. PENCEGAHAN
d. Kehamilan post-matur
e. Perokok berat
2. Pemantauan janin secara ketat. Tanda distres janin, yaitu ketuban bercampur
ditindaklanjuti segera.
pada ibu dengan cairan ketuban bercampur mekonium dan deselerasi laju
jantung bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim, MS. 2016. Infeksi Neotanal Akibat Ketuban Keruh. Sari Pediatri Vol 11
3. Syalfina, AD. Devy, SR. 2015. Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan
Illinois, USA.
Vol.7(1). Lampung.
6. Kamble MB, Jain P. 2019. Meconium aspiration syndrome: clinical profile, risk
factors and outcome in central India. Int J Contemp Pediatr. Vol.6(1). India.
7. Chand S, Salman A, Abbassi RM, Siyal AM, Memon FA, Leghari AL, et al. 2019.
8. Gluck O, Kovo M, Tairy D, Herman HG, Bar J, Weiner E. 2020. The effect of
10. Anindita AY, Hidayah D, Hafidh Y, Moelyo AD, Dewi M. 2018. Profil Sindrom
Aspirasi Mekonium pada Bayi Baru Lahir di RSUD Dr. Soetrasno Rembang.
11. Women and Newborn Health Service Neonatology. 2020. Clinical Practice
Guideline, Guideline coverage includes NICU KEMH, NICU PCH and NETS
12. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Panduan Pelayanan Medis. Jakarta.