Anda di halaman 1dari 37

Chindy

Lay
 Keluhan utama yang pada umumnya
menyebabkan ibu hamil mengunjungi
sarana pelayanan kesehatan :
 Berhubungan dengan masalah kehamilan
 Memastikan adanya dugaan kehamilan
 Ingin mengetahui usia kehamilan
 Mual, muntah dan atau nyeri kepala
 Perdarahan pervaginam
 Keluar cairan pervaginam (air ketuban,
leukorea?)
 Merasakan gerakan anak yang kurang atau
bahkan tidak bergerak
 Merasa akan melahirkan (inpartu)
Berhubungan dengan penyakit yang menyertai
kehamilan :
Penyakit infeksi.
Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang sudah
dirasakan sebelum kehamilan ini.

 Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus


dapat mengembangkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita
dalam rangka perencanaan pengelolaan kasus lebih
lanjut
 Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai
persetujuannya ( “informed consent” ) untuk mencegah
terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari
 Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status
kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan,
penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam
rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga
sejahtera.
 Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk
menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga dia merasa
nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada
dokter.
 Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien
bila :
 Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup,
bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang terjaga
dengan baik
 Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan
diperhatikan secara baik
 Pasien diperlakukan dengan penuh rasa hormat
 ANAMNESA
 Identitas pasien
 Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
 Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
 Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
 Anamnesa obstetri
 Kehamilan yang ke …..
 Hari pertama haid terakhir-HPHT
 Riwayat obstetri:
 Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).
 Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).
 Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
 Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).
 Pada primigravida :
 Lama kawin, pernikahan yang ke ….
 Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.
 Anamnesa tambahan:
 Anamnesa mengenai keluhan utama yang
dikembangkan sesuai dengan hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air
kecil / buang air besar, kebiasaan merokok, hewan
piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan
selama kehamilan)
 PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan fisik umum
 Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia
konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal
 Tinggi dan berat badan
 Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh
 Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu
 Pemeriksaan khusus obstetri
 Inspeksi :
 Chloasma gravidarum
 Keadaan kelenjar thyroid
 Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin)
 Keadaan vulva dan perineum
 Palpasi
 Maksud untuk melakukan palpasi adalah
untuk :
 Memperkirakan adanya kehamilan
 Memperkirakan usia kehamilan
 Presentasi - posisi dan taksiran berat badan
janin
 Mengikuti proses penurunan kepala pada
persalinan
 Mencari penyulit kehamilan atau persalinan
 PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN
 Teknik :
 Jelaskan maksud dan tujuan serta cara
pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan
pada ibu
 Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan
sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi
kontraksi otot dinding abdomen
 Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan
pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan
ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada
pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik
arah sehingga menghadap kearah kaki ibu
 Leopold I
 Leopold I :
 Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan
pada puncak fundus uteri
 Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan
usia kehamilan
 Rasakan bagian janin yang berada pada bagian
fundus( bokong atau kepala atau kosong )
 Leopold II
 Leopold II :
 Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser
turun kebawah sampai disamping kiri dan
kanan umbilikus.
 Tentukan bagian punggung janin untuk
menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
 Tentukan bagian-bagian kecil janin.
 Leopold III
 Leopold III :
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh
karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman
bagi pasien
 Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan
 Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah
janin dan ditentukan apakah sudah mengalami
engagemen atau belum
 Leopold III :
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh
karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman
bagi pasien
 Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan
 Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
dan ditentukan apakah sudah mengalami
engagemen atau belum
 Leopold IV
 Leopold IV :
 Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap
ke arah kaki pasien
 Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan
kanan bagian terendah janin
 Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh
derajat desensus janin
 Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia
kehamilan berdasarkan parameter tertentu ( umbilikus,
prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)
 VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI
Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau
persalinan:
Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari
37 minggu digunakan untuk melakukan evaluasi
kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan
apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan
akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan
pervaginam.
Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk
menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin
Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah
kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang
diharapkan
Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan
ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat
Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan
digunakan untuk memastikan apakah fase persalinan
 Teknik
Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:
 Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia
eksterna
 Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan
jalan lahir
 Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum
 Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi
lurus dan rapat dimasukkan kearah belakang - atas
vagina dan melakukan palpasi pada servik
 Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik
(presentase)
 Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau
sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :
 Warna
 Bau
 Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
 Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi
(berdasarkan denominator) serta derajat penurunan
janin berdasarkan stasion
 Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin
lain atau talipusat yang berada disamping bagian
terendah janin (presentasi rangkap – compound
presentation)
 Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk
melakukan pelvimetri klinik :
 Pemeriksaan bentuk sacrum
 Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak
 Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau
tidak
 Mengukur distansia interspinarum
 Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul
 Meraba promontorium, bila teraba maka dapat
diduga adanya kesempitan panggul (mengukur
conjugata diagonalis)
 Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica
Auskultasi
 Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan
fetoskop de Lee.
 Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah
punggung janin
 Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan
3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali
 Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 – 12 – 10
berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 = 128 kali
per menit
 Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali
per menit
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan
urinalisis serta protein urine)
 Pemeriksaan laboratorium khusus
 Pemeriksaan ultrasonografi
 Pemantauan janin dengan kardiotokografi
 Amniosentesis dan Kariotiping
KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN:
Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus
disebutkan 10 hal berikut dibawah ini :
1. Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti
kehamilan )
2. Primigravida atau multigravida
 G (gravida ) ………P(para)
 Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g).
 Jumlah partus preterm (22 – 37 minggu / berat anak <
2500g )
 Jumlah abortus ( < 20 minggu )
 Jumlah anak hidup saat ini
3. Anak hidup atau mati
4. Usia kehamilan ( aterm / preterm ………
minggu )
5. Letak anak :
Situs : misalnya situs longitudinal
Habitus : misalnya fleksi
Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-
ubun kecil kiri melintang
Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala
6. Kehamilan intra atau ekstrauterin
7. Hamil tunggal atau kembar
8. Inpartu atau tidak  ( sebutkan tahapan persalinan)
9. Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil pemeriksaan
pelvimetri klinik, cacat rahim pasca sectio caesar atau
miomektomi intramural
10. Keadaan umum ibu :
 Komplikasi atau penyakit yang menyertai kehamilan atau
persalinan ( misal: pre – eklampsia, anemia , hepatitis dsb
nya )
 Komplikasi persalinan ( misal : kala II memanjang, gawat
janin )
 DIAGNOSA :
 Diagnosa ibu :
 misalnya :
 G 1 P 0 A0 kala I fase aktif
 (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia
gravidarum
 Diagnosa anak :
 Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi
belakang kepala

Anda mungkin juga menyukai