Anda di halaman 1dari 26

R E F E R A T

DISTOSIA BAHU
VINTHIA YURIZA

dr. Asmar Dwi Agustine,Sp.OG


BAB I
Distosia Bahu Distosia Bahu
Kegagalan kelahiran bahu -Terjadi sekitar 0,15-17% Dapat menimbulkan Memerlukan manajemen
setelah kepala persalinan letak kepala penyulitibu hamil dan bayi risiko yang baik.
lahir/persalinan kepala- pervagina. memiliki risiko cidera setiap tahapan harus
badan yg lama (lebih dari -selalu dikaitkan dengan persalinan permanen. dilakukan untuk mengatasi
60 detik) bayi makrosemia berat Paling sering (4- segala kemungkinan,
dan/mengharuskan janin lebih dari 4000 gram 16%)Cidera pleksus pencegahan, dan
manuver obstetri tambahan brakhialis pada bayi. penatalaksanaan distosia
suatu kegawatdaruratan bahu dengan standar yang
obstetrik baik.
Didahului dgn “turtle sign”

3
BAB II
• Kegagalan kelahiran bahu setelah kepala lahir
dengan mencoba salah satu metode persalinan
bahu.

• Merupakan kegawatdaruratan obstetrik karena

DEFINISI terbatasnya waktu persalinan

• Persalinan kepala umumnya diikuti oleh persalinan


bahu dalam waktu 24 detik, sedangkan jika
persalinan bahu lebih dari 60 detik dianggap
sebagai distosia bahu.

5
Kejadian dengan distosia bahu terjadi 1:200 kelahiran

6
Disebakan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu
untuk melipat kedalam panggul (makrosemia).

7
– Tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran dengan
baik dan traksi yang cukup untuk melahirkan tubuh
setelah kepala bayi lahir

– Turtle sign

M A N I F E S TA S I • kepala bayi tiba-tiba tertarik kembali ke perineum


ibu setelah keluar dari vagina.
• Pipi bayi menonjol keluar, seperti seokor kura-

KLINIS kura yang menarik kepala kembali ke


cangkangnya.
• Penarikan kepala bayi ini dikarenakan bahu
depan bayi terperangkap di tulang pubis ibu,
sehingga menghambat lahirnya tubuh bayi.

8
Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di
vulva

Tidak terjadi gerakan/ restitusi spontan

Dagu tertarik dan menekan perineum

Adanya tanda khas yang disebut sebagai Turtle


Sign

Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu


yang terperangkap di belakang symphisis.

9
Ask for help (Minta bantuan)
Lift/hyperflex Legs  McRobert Panic (Panik) Manuver Zavanelli
Anterior shoulder disimpaction (disimpaksi Pulling (Menarik) Kleidotomi
bahu depan)  Mazzanti & Rubin
Rotation of the posterior shoulder (Pemutaran
Pushing (Mendorong) Simfisiotomi
bahu belakang)  Woodscrew Pivot Histerotomi
Manual removal posterior arm (mengeluarkan
bahu belakang secara manual)  Manuver
General anestesi
Jacquemier)
Episiotomi
Roll over onto ‘all fours’ (knee-chest position)
 Manuver Gaskin)

10
No Manuver Bayi Manuver Ibu
1 Manuver Rubin Manuver McRobert
2 Manuver Jacquemier Manuver Mazzanti
3 Manuver Woodscrew Manuver Gaskin
4 Manuver Zavanelli Ramp Manuver
5 Kleidotomi Simfisiotomi

11
Penekanan suprapubik dilakukan oleh seorang
asisten dan penolong tetap melakukan traksi
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah
simfisiolisis.

12
Manuver ini terdiri atas mengangkat tungkai dari
pijakan kaki pada kursi obstetris dan
memfleksikannya sejauh mungkin ke abdomen.
Tidak memperbesar ukuran panggul namun rotasi
panggul ke arah kepala cenderung membebaskan
bahu depan yang terjepit

13
Memutar bahu belakang secara progresif
sebesar 1800 dengan gerakan seperti membuka
tutup botol, bahu depan yang terjepit dapat
dibebaskan.

14
Penyusuran lengan belakang janin secara hati-
hati hingga mencapai dada, yang diikuti dengan
pelahiran lengan tersebut. Cingulum pektorale
kemudian diputar ke arah salah satu diameter
oblik panggul yang diikuti pelahiran bahu depan.

15
• Bagian pertama dari manuver ini adalah
mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior
atau oksiput posterior bila kepala janin telah
berputar dari posisi tersebut.
• Langkah kedua adalah memfleksikan kepala dan
secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke
vagina, yang diikuti dengan pelahiran secara sesar

16
• Kedua bahu janin diayun dari satu sisi ke sisi lain
dengan memberikan tekanan pada  abduksi
kedua bahu,  menghasilkan diameter antar-bahu
dan pergeseran bahu depan dari belakang simfisis
pubis.
• Manuver ini dilakukan dengan memasukkan satu
tangan dari bagian depan ataupun belakang,
kemudian memutar bahu 30o sehingga terletak pada
diameter miring dari panggul

17
Menempatkan ibu dalam posisi merangkak 
penambahan luas diameter sagital panggul sebesar 1-
2 cm karena pergerakan pada sendi sakroiliaka.
Posisi litotomi dapat membatasi gerakan dari sakrum.
Manfaat tambahan dapat diperoleh dari gerakan saat
perubahan posisi dari litotomi ke posisi merangkak
yang kemungkinan dapat membantu membebaskan
bahu yang terperangkap.

18
Penekanan fundus ke arah jalan lahir dapat dilakukan namun dianjurkan
dikombinasi dengan manuver lain. Penekanan kuat pada fundus pada saat yang
salah akan mengakibatkan semakin terjepitnya bahu depan.

19
Kleidotomi merupakan pemotongan tulang klavikula dengan gunting atau benda
tajam lain untuk memperpendek diameter biacromial. Tindakan ini dilakukan jika
manuver lain gagal dilakukan. Biasanya dilakukan pada bayi yang sudah mati.

20
Simfisiotomi juga dilakukan jika manuver lain gagal dilakukan. Akan tetapi,
beberapa penelitian mengungkapkan peningkatan morbiditas ibu dan
kemungkinan terjadinya cedera traktur urinarius.

21
Distosia bahu merupakan kejadian yang tidak Standart klinis yang digunakan sebagai panduan dalam
penanganan distosia bahu adalah HELPERR mnemonic dari
dapat diduga dan tidak dapat dicegah
Advanced Life Support in Obstetrics.
(Evidence Level III, RCOG).
H : call for help (mencari pertolongan)
Harus diperkirakan :berat badan janin, usia, E : Evaluate episiotomy (melakukan evaluasi akan perlunya episiotomi)
L : Legs (the McRoberts’manouvere)
kehamilan, intoksikasi glukosa ibu dan tingkat
P : Suprapubic pressure (tekanan suprapubik)
keparahan cedera neonatal pada persalinan E : Enter Manouvres (internal rotation)
sebelumnya harus dievaluasi lebih lanjut dan R : Remove the posterior arm (memindahkan lengan bagian posterior)
R : Roll the patient (all-fours position)
resiko serta manfaat dari sectio cesaria

22
Komplikasi Maternal Komplikasi Perinatal
Trias komplikasi : Trauma persendian:
· Trauma jalan lahir · Leher: dislokasi, fraktur tulang
· Perdarahan postpartum leher
· Infeksi · Bahu : dislokasi persendian bahu,
fraktur tulang humerus
trauma pleksus brakialis :
· Erb paralisis, yaitu C5-C7 dengan
ciri :
- Humerus abduksi, rotasi
internal
- Siku ekstensi
· Paralisis klumpke atau ikut serta
C8 dan TI
- Siku fleksi
- Tangan terlempang dan jadi
mencengkram

· Sindrom horner
- Jika saraf simfatikus ikut serta
23
BAB III
KESIMPULAN

Distosia bahu termasuk


Faktor risiko distosia
dalam kedaruratan
bahu dapat terjadi pada
obsetri, sehingga
saat antepartum maupun
dibutuhkan tindakan
intrapartum.
segera.
KESIMPULAN

Distosia bahu
Manajemen penanganan
menyebabkan komplikasi
distosia bahu disebut
serius pada ibu dan
ALARMER
janin.

Anda mungkin juga menyukai