dalamKehamilan,Per
salinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir
“Distosia Bahu”
Kelompok 1 :
1. Sri Widiyas (2115201082)
2. Helen Anggrainis (2115201092)
3. Dewi setiawati (2115201064)
4. Adisti (2115201065)
latarbelakang
Dalam dunia kebidanan, sangat penting memberikan pelayanan yang
baik sehingga saat mengatasi masalah kebidanan tidak menjadi suatu
masalah yang perlu dikhawatirkan seperti masalah Distosia bahu.
Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan
manuver obstetric oleh karena tarikan biasa kebelakang pada kepala
bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi.
Pada persalinan gangguan terhadap
jalannya proses persalinan dapat
disebabkan oleh berbagai factor, antara
lain adanya kelainan presentasi, posisi dan
perkembagan janin intra uterine.
Diagnose distosia akibat janin bukan
hanya disebabkan oleh janin dengan
ukuran besar, janin dengan ukuran normal
namun dengan kelainan pada presentasi
intra uterine juga tidak jarang
menyebabkan gangguan proses persalinan.
Sub Pembahasan
01 02 03
pengetahuan mengetahui mengetahui :
tentang apa itu etiologi,
distosia bahu distosia bahu patofisiologi
diagnosis, dan
penanganan
distosia bahu
DISTOSIA BAHU
Distosia bahu adalah kegawatdaruratan obstetrik yang terjadi
selama persalinan pervaginam ketika bahu janin tidak dapat
lahir dengan sendirinya setelah kepala janin dilahirkan.
Prevalensi distosia bahu juga berubah tergantung pada berat lahir bayi, BBL 2500-4000
kasus sebesar 0,6- 1,4% dan meningkat menjadi 5-9% pada bayi yang lahir dari ibu tanpa
diabetes dengan berat 4000-4500 kg. Distosia bahu tidak dipengaruhi oleh status wanita yang
primigravida atau multigravida, meskipun lebih sering terjadi pada bayi yang lahir dari ibu
dengan diabetes, di mana sebanyak 16/1000 kelahiran sering dikaitkan dengan obesitas dan
kontrol diabetes yang buruk. (Mir & Ahmad, 2010).
Secara umum, bahu bayi cukup bulan lebih besar dari
kepala. Bayi dengan macrosomia lebih beresiko
karena ada perbedaan ukuran yang lebih besar dari
pada bayi tanpa kondisi tersebut. Akibatnya, setiap
layanan persalinan perlu mewaspadai kemungkinan
distosia bahu, dan kesadaran ini menjadi lebih penting
ketika ada keadaan yang meningkatkan resiko
macrosomia. Risiko kejadiannya akan meningkat
dengan adanya DOPE (diabetes, obesity, prolonged
pregnancy, excessive fetal size or maternal weight
gain)
Penelitian (Akbar & Prabowo, 2017)
mengklasifikasikan faktor risiko distosia bahu menjadi dua.
1. Antepartum
2. Intrapartum
a. Riwayat distosia bahu a. Kala I persalinan memanjang
b. usia ibu > 35 tahun b. Secondary arrest
c. macrosomia c. Kala II persalinan memanjang
d. Diabetes (mellitus atau d. Auggmentasi oksitosin
gestasional) e. Persalinan pervaginam yang
e. IMT > 30 KG/m ditolong dengan instrument
f. Indukdi persalinan (forsep atau vakum)
g. Kehamilan post term
DIAGNOSIS
Tanda klinis terjadinya distosia bahu
meliputi :
1. Meski sudah berusaha sekuat tenaga dan
gerakan yang tepat, traksi pada kepala bayi
tidak mampu melahirkan bahu yang masih
berada dinkranial simfisis pubis
Manuver Bayi
Manuver Ibu
Jacquemir Manuver
Mazzanti
Manuver
Woodscrew Manuver
Gaskin
Manuver
Ramp
Zavanelli
Manuver
Kleidotomi Simfisiotomi
Manuver bayi
Manuver Rubin
Mengeluarkan bahu belakang secara manual adalah prinsip dari manuver ini. Penyusuran
lengan setelah turunya lengan belakang janin dengan hati- hati sehingga mencapai dada.
Bahu depan kemudian dilahirkan setelah cingulum pectoral diputar ke arah salah satu
diameter miring panggul.
Manuver Woodscrew
Bahu depan yang menyempit
dapat dibebaskan dengan
memutar bahu belakang secara
bertahap searah jarum jam 180
derajat atau berlawanan arah
jarum jam. Gerakan ini memutar
bahu dari posisi posterior ke posisi
anterior
Prosedur zavenelli dilakukan dengan
Manuver zavenelli menempatkan kepala kembali ke dalam
rongga panggul, dan bayi kemudian
dilahirkan melalui opersi Caesar.
Langkah awal mauver ini adalah
mengembalikannya ke posisi oksiput
anterior atau posterior. Langkah kedua
yaitu kepala kemudian ditekuk dengan
hati-hati dan didorong kembali ke dalam
vagina, yang diikuti dengan kelahiran
Caesar
Manuver kleidotomi
Klediotomi merupakan
pemotongan tulang klavikula
dengan gunting atau benda tajam
lain untuk memperpendek
diameter biacrominal . tindakan ini
biasanya dilakukan pada bayi
yang sudah mati.
Manuver McRobert
Neonatus
Setelah melahirkan dengan distosia bahu, 20% bayi akan
mengalami beberapa cedera sementara atau permanen.
Cedera yang paling sering terjadi antara lain
a. Cedera pleksus brakhialis
b. Fraktur klavikula
c. Faktur humerus
d. Kontusio
e. Asfiksia
JURNAL PENELITIAN TERKAIT