Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ASKEB GADAR MATERNAL DAN NEONATAL

TENTANG DISTOSIA BAHU

Disusun oleh Kelompok 3 :


1.
2.
3.

ADELLA NURMALITA
IKE ROSITA SUSANTI
YUANITA PUSPITA SARI

( 130803039 )
( 130803055 )
( 130803073 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2015 / 2016

PEMBAHASAN

Pengertian Distosia Bahu


Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral
promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat
promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya
distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan.
Distosia bahu adalah kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir dengan mencoba salah
satu metode persalinan bahu. Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetri karena
terbatasnya waktu persalinan,terjadi trauma janin,dan komplikasi pada ibu.kejadiannya sulit
diperkirakan setelah kepala lahir, kepala seperti kura-kura dan persalinan bahu mengalami
kesulitan.trauma persalinan pada keduanya dapat terjadi pada ibu dan janin.
Trauma pada ibu meliputi ruptur serviks, ruptur vagina, simfisiolisis,robekan vesika
urinaria,atonia uteri,perdarahan karena atonia uteri dan robekan. Sedangkan trauma pada janin
meliputi paralisis pleksus brakialis yang membuat abduksi humerus, rotasi internal dan ekstensi
siku, paralisis klumpke yang membuat fleksi siku, tangan terlentang dan kaku mencengkram,
dislokasi persendian bahu,dislokasi persendian tulang leher, asfiksia sampai dengan kematian janin.
Kejadian distosia bahu sekitar 0,15-0,17% persalinan letak kepala pervagina.distosia bahu
selalu dikaitkan dengan bayi makrosomia,bila berat janin lebih dari 4000gram. Jenis makrosomia
disebabkan oleh faktor ibu(penyakit diabetes mellitus, kehamilan serotinus, kehamilan anak lakilaki, sejarah janin terlalu besar, hamil dengan terlalu gemuk) atau faktor ayah (ayah yang tinggi
besar, penyakit diabetes mellitus).
Etiologi
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk
melipat ke dalam panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan
kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan
bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul
setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada
pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring
(oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan
(anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan
sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi
benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
Faktor Resiko

Kehamilan lewat waktu

Obesitas pada ibu (Body Mass Index >30)

Bayi makrosomia

Riwayat distosia bahu sebelumnya

Kelahiran lewat operasi

Persalinan lama

Diabetes yang tidak terkontrol

ANTEPARTUM

INTRAPARTUM

Riwayat distosia bahu sebelumnya

Kala I prsalinan memanjang

Makrosomia > 4500 gram

Secondary arrest

Diabetes mellitus

Kala II persalinan memanjang

IMT >30 kg/m2

Augmentasi oksitosin

Induksi persalinan

Persalinan pervaginam yang ditolong

DIAGNOSIS

Kesulitan melahirkan wajah dan dagu

Kepala bayi tetap melekat erat pada vulva bahkan tertarik kembali ( turtle sign )

Kegagalan paksi luar kepala bayi

Kegagalan turunnya bahu

CONTOH KASUS

I.

DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama Istri : Ny. .....

Nama Suami : Tn. .....

Umur

Umur

: ... tahun

: ... tahun

Keluhan utama
Pada kasus distosia bahu pasien hanya merasa bahwa bayinya belum juga lahir padahal
kepala bayi sudah keluar, dan pasien khawatir atas keadaan bayinya
Riwayat Persalinan
Pada ibu dengan riwayat persalinan distosia bahu sebelumnya maka akan ada kemungkinana
mengalami distosia bahu, karena distosia bahu juga disebabkan kesempitan jalan lahir atau karena
bayi besar
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus
c.

Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya mempunyai riwayat penyakit menurun yaitu Diabetes
Mellitus

II.

DATA OBYEKTIF
I. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
2 Tanda-tanda vital
TD
: 100-120 mmHg
Suhu
: 36,537,50C

RR
Nadi

: 16-20 x/menit,
: 60-100 x/menit

Pemeriksaan fisik
Genetalia
o Tampak Kepala bayi telah lahir tetapi tetap berada di vagina
o Tampak Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
o Tampak Kepala bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke dalam vagina
(kepala kura-kura)
III.

ASSESMENT
NY. ..... G....P.... UK..... DENGAN DISTOSIA BAHU

IV.

PLANNING
Ask for help
Lift - bokong
- kaki
Anterior disimpaction of shoulder
- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotation of the posterior shoulder manuver Wood
Manual removal of posterior arm
Episiotomy
Roll over
Hindari 4 P :
Panic
Pulling
(pada kepala)
Pushing
(pada fundus)
Pivoting (memutar kepala secara tajam, dengan koksigis sebagai tumpuan)

Ask for HELP


Panggil bantuan, karena akan dibutuhkan banyak tenaga. Hubungi dokter anak. Catat
lama waktu terjadinya distosia, tidak boleh ada tarikan pada kepala selama bahu belum
dilahirkan.

Lift bokong dan kaki


Dilakukan manuver Mc Roberts yaitu dengan hiperrefleksi sendi pinggul ibu, sehingga
mendatarkan tulang belakang lumbal dan rotasi pelvis ke ventral, hal ini akan menambah
diameter outlet bagian posterior.
McRoberts Manoeuver

Anterior Disimpaction - Suprapubic Pressure (Manuver Massanti )


Tidak boleh dilakukan penekanan pada fundus, karena hal tersebut hanya akan semakin
menekan bahu janin ke simfisis pubis dan dapat mengakibatkan rupture uteri. Penanganan

abdomen : Penekanan suprapubik dengan ujung genggaman tangan pada bagian belakang
bahu depan untuk membebaskannya.

Anterior Disimpaction Of shoulder rotate to oblique (Manuver Rubin)


Letakkan tangan kedalam vagina dibelakang oksiput bayi, adduksi bahu depan
dengan menekan bagian belakang bahu (bahu didorong ke arah dada), Pikirkan tindakan
episiotomy, Tidak boleh menekan fundus.

Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 1


a. Penekanan pada bagian depan bahu belakang (kearah
punggung bayi).
b. Bisa dikombinasi dengan
manoeuvers
c. Tidak boleh menekan fundus

Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 2


Woods screw manoeuvre

anterior disimpaction

Bisa

dilakukan

secara

simultan

dengan

anterior

dissimpaction
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 3
Bisa diulang bila proses persalinan tidak tercapai pada
langkah 1 dan 2.

Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 4

Manual removal of posterior arm


a.

Fleksikan tangan pada siku

b.

(menekan fosa antecubital untuk memfleksikan


tangan)

c.

Usapkan tangan sepanjang dada.

d.

raih lengan depan atau jari-jari tangan

e.

Keluarkan tangan.

Episiotomy
Dapat membantu manuver Wood atau memberi ruang untuk mengeluarkan pergelangan
tangan belakang,
Memutar lutut dan dada : memudahkan menggapai bahu belakang

Tindakan terakhir :

Fraktur klavikula: Satu atau kedua klavikula dipatahkan menggunakan ibu jari
kearah luar untuk menghindari cedera paru dan arteri subklavia.

Cephalic replacement (manuver Zavenell): Menempatkan kembali kepala di pelvik


SC. Mempersiapkan operasi sesar. Berikan relaksan uterus seperti terbutalin atau
nitrogliserin. Kepala janin difleksikan dan dikembalikan ke uterus, kemudian dilakukan operasi
sesar.

Simfisiotomi
Dilakukan simfisiotomi sembari menyingkirkan urethra ke lateral, dengan menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah yang diletakkan di sisi posterior simfisis dan memotong bagian
kartilaginosa simfisis.

Roll over (Setelah selesai tindakan):


Antisipasi HPP
Eksplorasi laserasi dan trauma
Pemeriksaan fisik bayi untuk melihat adanya perlukaan.
Menjelaskan proses persalinan dan manuver yang dilakukan.
Catat tindakan yang dilakukan

Komplikasi Distosia bahu

Bayi
Kematian,
Asfiksia dan komplikasinya
Fraktur - klavikula, humerus
Kelumpuhan pleksus brachialis

Ibu
Perdarahan postpartum
Ruptur uteri.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Saku, Pelaayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, ed pertama, 2013
Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Ed. 21 Vol. 1. Jakarta : EGC.
Saifudin, Abdul Bari .2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Winkjosastro, H. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2. Jakarta : EGC

KASUS
Ny.A umur 22 tahun G1P00000, hamil 40 minggu, datang di RS dengan riwayat Diabetes Mellitus,
saat ini sedang dalam proses persalinan kala II. Setelah kepala bayi lahir, tidak melakukan putaran
paksi luar.
1. Diagnosa untuk Ny.A adalah.
a. Partus lama
b. Partus serotinus
c. Distosia bahu
d. Partus presipitatus
e. Partus kasep
2. Faktor predisposisi dari janin yang dapat menyebabkan kasus diatas adalah.
a. Mikrosomia
b. Makrosomia
c. Anensephalus
d. Hidrosepalus
e. Atresia ani
3. Posisi yang paling tepat untuk melahirkan bayi dari kasus diatas adalah.
a. Litotomi
b. Semi fowler
c. Mc. Robert
d. Dorsal recumbent

e. Simfisiotomi
4. Apabila penarikan kepala terlalu curam kebawah, resiko yang dapat terjadi pada janin Ny.A
adalah.
a. Brachial palsy
b. Cerebral palsy
c. Fraktur klavikula
d. Fraktur toraks
e. Fraktur mandibula

Anda mungkin juga menyukai