Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH MATA KULIAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL


Asuhan Kegawatdaruratan Pada Kehamilan

Dosen Pembimbing : Ari Kurniarum, S.SiT., M.Kes

Di susun Oleh :

1. A.A Intan Gayatri Paramita (P27224014082)


2. Aisa Karima (P27224014083)
3. Amalia Nabillah Hasna (P27224014089)
4. Ati Fitriani (P27224014097)
5. Desi Wulansari (P27224014101)
6. Istna Qurrota Ayun (P27224014115)
7. Khasbuna Isnadianur (P27224014116)
8. Mega Yupita (P27224014121)
DIV Kebidanan Regular A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2016

i|
Askeb Gadar
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Asuhan
kegawatdaruratan pada Kehamilan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Kegawatdaruratan pada kehamilan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Klaten, 19 April 2016

Penyusun

ii |
Askeb Gadar
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 3

A. Hipertensi Gestasional ........................................................................ 3


B. Kehamilan Ektopik Terganggu ............................................................ 10

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 15

A. Kasus Kehamilan dengan Hipertensi Gestasional ............................... 15


B. Kasus Kehamilan dengan KET............................................................ 26

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 37

A. Kesimpulan ......................................................................................... 37
B. Saran .................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 39

iii |
Askeb Gadar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua wanita hamil beresiko komplikasi obstetri. Komplikasi yang
mengancam jiwa kebanyakan terjadi selama persalinan, dan ini semua tidak
dapat diprediksi. Prenatal screening tidak mengidentifikasi semua wanita
yang akan mengembangkan komplikasi (Rooks, Winikoff, dan Bruce 1990).
Perempuan tidak diidentifikasi sebagai "berisiko tinggi" dapat dan
melakukan mengembangkan komplikasi obstetrik. Kebanyakan komplikasi
obstetrik terjadi pada wanita tanpa faktor risiko.
Penyebab kematian yang paling cepat pada neonatus adalah asfiksia
dan perdarahan. Asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan
morbiditas yang penting. Akibat jangka panjang, asfiksia perinatal dapat
diperbaiki secara bermakna jika gangguan ini diketahui sebelum kelahiran
(mis; pada keadaan gawat janin) sehingga dapat diusahakan memperbaiki
sirkulasi/ oksigenasi janin intrauterine atau segera melahirkan janin untuk
mempersingkat masa hipoksemia janin yang terjadi
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di
Indonesia masih sangat tinggi. Menusut survei demografi dan kesehatan
indonesia (SDKI) tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi,
yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita di
Indonesia tahun 2007 sebesar 44/10.000 Kelahiran Hidup. Jika dibandingkan
dengan negara-negara lain, maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15
kali angka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada thailan
atau 5 kali lebih tinggi dari pada Filipina.
Dari berbagai faktor yang berperan pada kematian ibu dan bayi,
kemampuan kinerja petugas kesehatan berdampak langsung pada
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal dan neonatal terutama
kemampuan dalam mengatasi masalah yang bersifat kegawatdaruratan.
Semua penyulit kehamilan atau komplikasi yang terjadi dapat dihindari

1|
Askeb Gadar
apabila kehamilan dan persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola secara
benar. Untuk dapat memberikan asuhan kehamilan dan persalinan yang
cepat tepat dan benar diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan
profesional dalam menanganan kondisi kegawatdaruratan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan kegawatdaruratan.
2. Menjelaskan tentang hipertensi gestasional dan kehamilan ektopik
terganggu.
3. Menjelaskan contoh kasus pada kegawatdaruratan kehamilan yaitu
hipertensi gertasional dan KET dengan manajemen 7 langkah varney dan
dokumentasi SOAP.

2|
Askeb Gadar
BAB II
TINJAUAN TEORI
HIPERTENSI GESTASIONAL

A. Pengertian
Hipertensi gestasional atau hipertensi transien adalah hipetensi yang
timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang
setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda
preeklampsia tetapi tanpa proteinuria. Wanita dengan peningkatan tekanan
darah yang dideteksi pertama kali setelah pertengahan kehamilan, tanpa
proteinuria, diklasifikasikan menjadi hipertensi gestasional. Jika preeklampsia
tidak terjadi selama kehamilan dan tekanan darah kembali normal setelah 12
minggu postpartum, diagnosis transient hypertension dalam kehamilan dapat
ditegakkan.Namun, jika tekanan darah menetap setelah postpartum, wanita
tersebut didiagnosis menjadi hipertensi kronik (NHBPEP, 2000). Hipertensi
gestasional dan preeklampsia meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan
seperti berat lahir bayi yang rendah dan kelahiran premature.

B. Epidemiologi
Insiden : hipertensi gestasional adalah penyebab utama hipertensi dalam
kehamilan yang menyerang 6-7% ibu primigravida dan 2-4% ibu multigravida.
Insiden ini meningkat pada kehamilan ganda dan riwayat preeklampsia.

C. Diagnosis
Diagnosa HG ditegakkan apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
tekanan darah diastolic 90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dimana
sebelum kehamilan tekanan darah subyek tersebut normal dan tekanan darah
kembali normal pada 12 minggu setelah melahirkan.
Alogaritma dalam membedakan penyakit hipertensi dalam kehamilan
(Wagner, 2004).

3|
Askeb Gadar
Diagnosis Hipertensi Gestasional:
1. Didapatkan tekanan darah sistolik 140 atau diastolik 90 mm Hg untuk
pertama kalinya pada kehamilan di atas 20 minggu.
2. Tidak ada proteinurin.
3. Tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu postpartum.
4. Diagnosis hanya dibuat pada postpartum.
5. Mungkin memiliki tanda-tanda atau gejala preeklampsia, misalnya, tidak
nyaman atau trombositopenia epigastrika.
Pada waktu pertama kali diagnosis :
1. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air ketubannya.
Bila hasil normal dilakukan pemeriksaan ulang, bila terjadi perubahan
pada ibu.
2. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis awal. Bila NST non reaktif dan
desakan darah tidak meningkat, maka NST ulang hanya dilakukan bila ada
perubahan pada ibu.

D. Klasifikasi
1. Hipertensi Gestasional Ringan: jika usia kehamilan setelah 37 minggu, hasil
kehamilan sama atau lebih baik dari pasien normotensif, namun peningkatan
kejadian induksi persalinan dan operasi caesar terjadi.
2. Hipertensi Gestasional Berat: pasien ini memiliki tingkat yang lebih tinggi
morbiditas ibu atau janin, lebih tinggi bahkan dibandingkan pasien
preeklampsia ringan, kasus ini termasuk plasenta dan kelahiran prematur
dengan kecil untuk usia gestasional normal.

E. Patofisiologi Hipertensi Gestasional


Penyebab Hipertensi Gestional Meskipun sebab utama dari hipertensi
dalam kehamilan belum jelas, tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu
terhadap kehamilan di mana janin dianggap sebagai hostile tissue graff reaction
dimana Reaksi penolakan imunologik dapat menimbulkan gangguan yang lebih

4|
Askeb Gadar
banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat tingginya tekanan darah, yaitu
perubahan kimia total pada reaksi yang tidakdapat diadaptasi yang dapat
menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hami.
Banyak teori telah mengemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi gestasional perlu dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah jangan sampai berlanjut menjadi eklamsia yang akan
menimbulkan kelainan serius pada ibu dan mengganggu kehidupan serta
kesehatan janin dalam rahim. Bila didapatkan hipertensi dalam kehamilan
sebaiknya segera dipondokkan saja dirumah sakit dan diberikan istirahat total.
Istirahat total akan menyebabkan peningkatan aliran darah renal dan utero
placental. Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan diuresis (keluarnya
air seni), menurunkan berat badan dan mengurangnya oedema. Pada prinsipnya
penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia,
monitoring unit feto-placental, mengobati hipertensi dan melahirkan janin dengan
baik
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap
2 hari

5|
Askeb Gadar
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat
inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan
janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena.
Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya
induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang
lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan
atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit
hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi
perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani
pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia
menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita
dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini
menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap
kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin
tanpa mengurangi keselamatan ibu.

6|
Askeb Gadar
G. Kiat Menurunkan Tekanan Darah Pada Hipertensi Gestasional
1. Turunkan Kelebihan Berat Badan.
Diantara semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah
salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan
dengan orang yang kurus, orang yang gemuk (kelebihan berat badan) lebih
besar peluangnya terkena hipertensi (Edward Price, M.D).
2. Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler. Gerak fisik
hingga taraf tertentu dibutuhkan tubuh untuk menjaga mekanisme pengatur
tekanan darah agar tetap bekerja sebagaimana mestinya. Olahraga yang
disarankan untuk ibu hamil seperti senam hamil, renang, atau gerakan statis
(seperti berjalan kaki).
3. Diet
a. Mengurangi asupan garam Seperti kasus hipertensi pada umumnya,
pada penderita hipertensi gestasional pengurangan asupan garam dapat
menurunkan tekanan darah secara nyata. Umumnya kita mengkonsumsi
garam lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.
Idealnya, kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau
sekitar 5 gram garam per hari.
b. Memperbanyak serat Mengkonsumsi lebih banyak serat atau makanan
rumahan yang mengandung banyak serat akan memperlancar buang air
besar dan menahan sebagian natrium. Dari penelitian ditemukan bahwa
dengan mengkonsumsi 7 gram serat per hari dapat membantu
menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin.
c. Memperbanyak asupan kalium
Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi 3500 miligram
kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan
volume darah yang ideal dapat dicapai kembali tekanan yang normal.
Kalium bekerja mengusir natrium dan senyawanya. Sehingga lebih
mudah dikeluarkan. Sumber kalium mudah didapatkan dari asupan
makanan sehari-hari. Misalnya, sebutir kentang rebus mengandung 838

7|
Askeb Gadar
miligram sehingga 4 butir kentang (3352 miligram) akan mendekati
kebutuhan tersebut. Atau dengan semangkuk bayam yang mengandung
800 miligram kalium cukup ditambahkan tiga butir kentang. Banyak jenis
buah yang juga dapat menurunkan tekanan darah salah satunya pisang
merupakan sumber zat potasium yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah dan mengurangi pembekuan cairan dalam tubuh. Selain
pada buah pisang potasium juga bisa ditemui pada kismis, yogurt, bit,
Brussels sprout (sejenis kubis), alpukat, dan jeruk.
d. Penuhi kebutuhan magnesium
Ditemukan antara rendahnya asupan magnesium dengan hipertensi.
Tetapi belum dapat dipastikan berapa banyak magnesium yang
dibutuhkan untuk mengatasi hipertensi. Kebutuhan magnesium menurut
kecukupan gizi yang dianjurkan atau RDA (Recommended Dietary
Allowance) adalah sekitar 350 miligram. Kekurangan asupan magnesium
terjadi dengan semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi.
Sumber makanan yang kaya magnesium antara lain kacang tanah,
kacang polong, dan makanan laut. Kandungan asam lemak omega 3
dalam ikan dapat membantu melancarkan aliran darah dan melindungi
dari efek tekanan darah tinggi serta mengurangi peradangan. Saat
mengkonsumsi ikan hindari jenis ikan yang mengandung kadar merkuri
tinggi seperti tuna, swordfish (ikan cucut), makarel, ikan halibut, serta
kakap putih. Sebaliknya pilihlah ikan yang mengandung kadar mercuri
rendah seperti ikan anchovies, ikan char, ikan flounder, ikan harring, ikan
gindara, ikan salmon, dan ikan sturgeon.
e. Lengkapi kebutuhan kalsium 800 miligram kasium per hari (setara
dengan tiga gelas susu) sudah lebih dari cukup untuk memberikan
pengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
4. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mrngurangi ketegangan, kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat rilek otot-otot di dalam tubuh. Teknik relaksasi dapat

8|
Askeb Gadar
dilakukan dalam hipnobirting, dimana dalam relaksasi ibu hamil duduk
dengan tenang, pikiran fokus, tidak menatap cahaya langsung kemudian ibu
hamil dibimbing untuk melakukan relaksasi pada kelompok otot-otot secara
bertahap sampai keseluruh bagian tubuh.

9|
Askeb Gadar
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

1) Definisi
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan
ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak
sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian
salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah
dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio
sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di
luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan
menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).
Berdasarkan lokasi terjadinya, menurut Hadijanto (2008) kehamilan ektopik
dapat dibagi menjadi 5 berikut ini :
a) Kehamilan tuba, meliputi >95 % yang terdiri atas Pars ampularis (55%), Pars
ismika (25%), pars fimbriae (17%), dan pars interstisialis (2%)
b) Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di serviks uterus, ovarium,
atau abdominal. Untuk kehamilan abdominal lebih sering merupakan
kehamilan abdominal sekunder dimana semula merupakan kehamilan tuba
pars abdominalis (abortus tubaria) yang kemudian embrio/buah
kehamilannya mengalami reimplantasi di kavum abdomen, misalnya di
mesenterium/mesovarium atau di omentum.
c) Kehamilan intraligamenter , jumlahnya sangat sedikit
d) Kehamilan heterotopik, merupakan kehamilan ganda dimana satu janin
berada di kavum uteri sedangkan yang lain merupakan kehamilan ektopik.
Kejadian sekitar satu per 15.000-40.000 kehamilan.
e) Kehamilan ektopik bilateral, kehamilan ini pernah dilaporkan walaupun
sangat jarang terjadi

10 |
Askeb Gadar
2) Etiologi
Menurut Sujiyatini (2009) kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada
perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa
studi faktor risiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah :
1. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada
motilitas saluran telur.
2. Riwayat operasi tuba
3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang
4. Kehamilan ektopik sebelumya
5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD
6. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom
7. Bekas radang pada tuba menyebabkan perubahan-perubahan pada
endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke
uterus terlambat
8. Opersai plastik pada tuba
9. Abortus buatan

3) Patofisiologi
Sujiyatini dkk (2009) menyebutkan terdapat gangguan mekanik terhadap
ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu
saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah
dari vaskularisasi tuba.
Ada kemungkinan akibat dari hal ini :
a) Kemungkinan tuba abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke
ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi
pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga
peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari
dinding tuba.
b) Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai
akibat dari distensi berlebihan tuba.

11 |
Askeb Gadar
c) Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila
berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat
terjadi secara spontan atau
d) karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak,
sampai menimbulkan syok dan kematian.

4) Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara dapat
ditegakkan, antara lain dengan melihat :
1. Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat atau tidak
ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum.
2. Pemeriksaan fisik
a) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah
daerah adneksa
b) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan
ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut
tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
c) Pemeriksaan ginekologis
d) Pemeriksaan dalam: serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uterus kanan dan kiri.

5) Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu (Sujiyatini dkk, 2009):
1. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah
lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan
indikasi operasi.

12 |
Askeb Gadar
2. Infeksi
3. Sterilitas
4. Pecahnya tuba fallopi
5. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

6) Pemeriksaan penunjang (Sujiyatini dkk, 2009)


a) Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila
baru terganggu
b) Dilatasi kuretase
c) Kuldosintesis yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah di
dalam cavum douglasi terdapat darah. Teknik kuldosintesis :
1) Baringkan pasien pada posisi litotomi
2) Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptic
3) Pasang speculum dan jepit bibir belakang porsio dengan cunam serviks.
Lakukan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak.
4) Suntikan jarum spinal no.18 ke cavum douglasi dan lakukan pengisapan
dengan semprit 10 ml.
5) Bila pada penghisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya
berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau berupa bekuan
kecil yang merupakan tanda hematokel retrouterina.
d) Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di
luar uterus
e) Laparoskopi atau laparotomi sebagai pendekatan diagnosis terakhir

7) Penatalakasanaan
Penanganan KET pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi
perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa
yang menjadi sumber pardarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan
dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian,
beberapa hal yang harus dipertimbagkan yaitu kondisi penderita, keinginan
penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini

13 |
Askeb Gadar
menetukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang
terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar hCG
(kuantitatif). Peningkatan kadar hCG yang berlangsung terus menerus
menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan
pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau
dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah
dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat
dan harus dirawat inap di rumah sakit (Sujiyatini dkk, 2009).
Sikap Bidan dalam menghadapi Kehamilan Ektopik Terganggu :
a) Menetapkan diagnosa
b) Persiapan mengirim penderita ke puskesmas, dokter/rumah sakit.
c) Pasang infus cairan pengganti
d) Siapkan donor keluarga
e) Sedapat mungkin di antar

14 |
Askeb Gadar
BAB III
TINJAUAN KASUS
HIPERTENSI GESTASIONAL

No/Kode Keterampilan : B/3 No.Dokumen : 5

Tempat Praktek : Puskesmas Prambanan


No. Reg : 17.2056.02
Tanggal,jam : Kamis, 25 Juni 2015 / 09.00 WIB

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL


PADA NY.F USIA 20 TAHUN
G1P0A0 UK 22+5 MINGGU DI PUSKESMAS PRAMBANAN

I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn.A

Umur : 20 Tahun Umur : 24 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sumopuro Alamat : Sumopuro

15 |
Askeb Gadar
2. Alasan Datang :Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan utama : ibu mengatakan kepala terasa pusing dan berat serta
pandangan berkunang jika bangun tidur, sejak 1 minggu yang lalu
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan haid pertama kali pada usia 12 Tahun dengan siklus
haid teratur, sifat darahnya encer dan berwarna merah kecoklatan
hingga merah segar, lama haid 4 hari dan mengganti pembalut 4
kali sehari.
b. Status perkawinan
1) Status perkawinan : Sah
2) Kawin : 1 kali, menikah usia 20 tahun
dengan suami usia 24 tahun dan
lama perkawinan 10 bulan
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil Sekarang
d. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontarsepsi
apapaun
e. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : 28 September 2014
2) HPL : 5 Juli 2015
3) UK : 22 +5 minggu
4) Gerakan janin : ibu mengatakan grakan janin aktif 10x/12
jam
5) ANC
a) Trimester I : 2 kali di Bidan
b) Trimester II : saat ini
c) Trimester III : belum dilaksanakan
6) Keluhan
a. Trimester I : mual,muntah dan pusing

16 |
Askeb Gadar
b. Trimester II : pusing
c. Trimester III :. -
4. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat :
a. Trimester I : Ibu mengatakan pernah mendapat KIE tentang
kehamilan TM I, kebutuhan zat besi ( fe ) pada ibu
hamil
b. Trimester II : saat ini

c. Trimester III : belum di berikan


5. Data kesehatan
a. Data kesehatan sekarang :
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang menderita penyakit
b. Data kesehatan keluarga :
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit jantung,TBC,diabetes mellitus,hepatitis
c. Data kesehatan yang lalu :
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit jantung,TBC
, hipertensi ,malaria ,diabetes mellitus,hepatitis ,IMS, dll
d. Riwayat penyakit keturunan :
Ibu mengatakan bahwa tidak memiliki penyakit keturunan
e. Riwayat keturunan kembar :
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak memiliki keturunan kembar
6. Data kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil
a) Makan : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang seperti nasi, sayur dan terkadang memakai
lauk
b) Minum : Ibu mengatakan minum air putih 3 - 4 gelas/ hari
dan kadang minum teh tiap pagi

17 |
Askeb Gadar
2) Selama hamil
a) Makan : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari seperti nasi,
sayur, lauk, dan disertai buah serta makanan ringan
atau biskuit. Serta mengkonsumsi tablet Fe yang di
berikan bidan sekama hamil
b) Minum : Ibu mengatakan minum air putih 5 6
gelas/ hari dan kadang minum susu pada malam hari
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
BAK : Ibu mengatakan frekuensi BAK 3-4 kali dalam
sehari, warna urine kuning jernih, bau khas, lancar
dan tidak sakit
BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 hari sekali
dengan konsistensi lunak, bau dan warna khas feces
2) Selama hamil
BAK : Ibu mengatakan frekuensi BAK 6-7 kali dalam
sehari, warna urine kuning jernih, bau khas, lancar
dan tidak sakit
BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 hari sekali
konsistensi agak lunak, bau dan warna khas feces
c. Pola tidur
1) Sebelum hamil
Tidur siang : Ibu mengatakan jarang tidur siang
Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam 6 - 8 jam
2) Selama hamil
Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam sehari
Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam 6 8 jam
Keluhan : saat bangun tidur pandangan berkunang kunang dan
kepala terasa pusing dan berat
d. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan kegiatan sehari-hari sebagai ibu

18 |
Askeb Gadar
rumah tangga
Selama hamil : Ibu mengatakan pekerjanya dibantu suami
e. Pola seksual
Selama hamil keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan
pada pola hygiene yaitu mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu,
sikat gigi 2 kali sehai, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti pakaian
dalam sehabis mandi.
7. Data psikologis
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan merasa bahagia dan sangat mengharapkan
kehamilan ini
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak :
Ibu mengatakan kehamilan ini telah direncanakan
c. Jenis kelamin yang diharapkan :
Ibu mengatakan jenis kelamin apapun tidak masalah
d. Kekhawatiran :
ibu mengatakan sedikit cemas dengan persalinan pertamanya nanti
8. Data psikososial
a. Respon suami terhadap kehamilan :
Ibu mengatakan sang suami senang dengan kehamilannya
b. Rencana melahirkan :
Ibu mengatakan akan melahirkan di bidan
c. Rencana menyusui :
Ibu mengatakan akan memberikan ASI eksulsif
9. Data sosial
a. Budaya : Ibu mengatakan tidak ada budaya tertentu didaerah tempat
tinggalnya
b. Hubungan dengan keluarga/lingkungan

19 |
Askeb Gadar
Ibu mengatakan hubunganya dengan keluarga dan lingkunganya baik
dan mendukung kehamilannya

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosional : Stabil
d. Tinggi badan : 159 cm
e. Berat badan : 59 kg Sebelum hamil : 54 kg
f. Lila : 28cm
g. Vital sign
(1) Suhu badan .: 36,5o C
(2) Tekanan darah : 140/90 mmHg
(3) Nadi : 88 x/menit
(4) Pernafasan : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Tidak berketombe, tidak rontok, rambut bersih
b. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasmagravidarum ,
muka bersih
c. Mata : - konjungtiva : merah muda
- sklera : putih
d. Hidung : Bersih, simetris, tidak ada secret ,tidak ada polip
e. Telinga : Bersih , simetris, tidak ada serumen
f. Mulut :.Bersih, tidak ada stomatitis , tidak ada caries
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada tekanan vena
jugularis.
h. Mammae : payudara simetris, nampak hiperpigmentasi pada
areola, putting susu menonjol dan bersih, tidak ada benjolan masa
pada payudara

20 |
Askeb Gadar
i. Perut :
Inspeksi
(1) besar perut : pembesaran sesuai umur
Kehamilan
(2) bentuk perut : bulat,memanjang
(3) bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
(4) striae : albica
(5) linea : nigra
Palpasi
(1) Leopold I
TFU berada pada 1 jari di bawah pusat, pada fundus teraba
teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
(2) Leopold II
Bagian kiri ibu teraba keras memanjang datar seperti papa
(punggung) dan bagian kanan teraba bagian kecil janin
(ekstremitas)
(3) Leopold III
Bagian bawah perut teraba keras, bulat, melenting (kepala)
(4) Leopold IV
Kedua tangan dapat bertemu (convergen)
(5) Mc. Donald : 24cm
(6) TBJ : 1860 g
Auskultasi
Punctum maximum terletak pada kanan bawah pusat dengan DJJ
136x/menit dengan irama teratur
j. Genetalia/vulva : bersih, tidak ada bekas luka operasi, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada tanda tanda infeksi
k. Ekstremitas
1) Atas
Pada ekstremitas atas tidak terdapat oedem serta kuku
nampak bersih tidak pucat, tidak ada kelianan

21 |
Askeb Gadar
2) Bawah
Pada ekstremitas bawah tidak terdapat varices dan tidak oedem.
Reflek patella pada kaki kiri dan kanan positif
3. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pada tanggal , 25 Juni 2015
a. protein urine : negative (-)
b. urin reduksi : negative
c. Hb : 11,3 gr %

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa
Ny.F usia 20 tahun G1P0A0 22+5 minggu hamil dengan hipertensi
gestasional , janin tunggal hidup, presentasi kepala, bagian terendah
belum masuk PAP.
Data Dasar
- Subyektif :
Ibu mengatakan berusia 20 tahun, hari pertama haid terakhir 28
September 2014,
- Obyektif:
1) Pemeriksaan tanda tinda vital
Ku : baik, suhu : 36,5 C, tekanan darah : 140 /90 mmHg, Nadi :
88x/menit, pernafasan : 20 x/menit
2) Pemeriksaan leopold
Leopold I : TFU berada 1 jari di bawah pusat,
pada fundus teraba teraba lunak,tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Bagian kiri ibu teraba keras memanjang
datar seperti papa (punggung) dan bagian kanan
teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : bagian bawah perut teraba keras, bulat,
melenting (kepala)

22 |
Askeb Gadar
Leopold IV :.kedua tangan dapat bertemu (convergen)
3) Aukultasi
Punctum maximum terletak pada kanan bawah pusat dengan
DJJ 136x/menit dengan irama teratur
4) Pemeriksaan penunjang
protein urine : negative (-)
urine reduksi : ngeative
Hb : 11,3 gr %
B. Masalah
Ibu tidak dapat mengatasi rasa nyeri kepala
C. Kebutuhan
Tidak ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Pre eklamsi Ringan
IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Observasi keadaan ibu
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter speisalis obygn untuk melakukan
pemeriksaan USG dan Kardiotokografi
C. Merujuk
Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi
V. PERENCENAAN
Tanggal : 25 Juni 2015
1. Beri tahu hasil pemeriksan kepada ibu tentang kondisi dan keadaan
janinnya
2. Beri KIE tentang pola nutrisi ibu
3. Beri KIE tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester II
4. Beri tahu ibu cara mengatsi masalahnya
5. Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn untuk pemberian terapi obat
anti hipertensi

23 |
Askeb Gadar
6. Jelaskan cara kerja dan efek smaping penggunaan obat
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 25 Juni 2015 jam : 09.00
1. (09.00) Memberi tahu kondisi ibu bahwa ibu sedang menderita
hipertensi dalam kehamilan, dan akan hilang 3 bulan setelah
melahirkan.
2. (09.20) Memberikan KIE tentang pola nutrisi ibu bahwa ibu dianjurkan
untuk diet tinggi protein seperti telur, tahu, tempe, daging , ikan, dan
rendah karbohidrat seperti nasi, jagung, singkong, tepung serta rendah
lemak seperti semua makanan yang mengandung minyak kelapa dan
rendah garam.
3. (09.25) Memberikan KIE tentang tanda bahaya ibu hamil meliputi
perdarahan yang banyak melalui jalan lahir disertai nyeri perut, kepala
pusing dan pandangan kabur serta tidak menghilang dengan istirahat,
bengkak pada wajah dan tangan serta tidak hilang setelah istirahat,
gerakan bayi berkurang atau bahkan tidak ada. Jika ibu mengalami
tanda bahaya tersebut segera datangi pelayanan kesehatan terdekat
seperti puskesmas, rumah sakit, bidan, dokter untuk mendapat
pertolongan segera.
4. (09.35) Memberi tahu ibu cara mengatasi masalahnya yaitu dengan
bangun secara perlahan setelah bangun tidur mulai dari duduk lalu
berdiri, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau
sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang, tidur dalam posisi
miring, kaki kiri di luruskan dan kaki kanan sedikit di tekuk atau di
sangga bantal.
5. (09.45) melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
obygn untuk pemberian terapi obat yaitu, nifedipin 10 mg sebanyak 10
tablet 3 kali sehari, kalk sebanyak 10 kali 1 kali sehari dan B12
sebanyak 10 tablet 3 kali 1 sehari

24 |
Askeb Gadar
6. (09.50) menjelaskan cara kerja dan efek samping penggunaan obat anti
hipertensi yaitu, mekanisme kerja nifedipin adalah dengan vasodilatasi
arteriol. Efek samping obat ini adalah sakit kepala rasa panas, sesak
napas dan sakit di dada. Tidak mengganggu aliran darah utero
plasenta. Efek kerjanya sudah terlihat dalam 5 sampai 10 menit dan
mencapai puncaknya setelah 60 menit dan dapat bekerja sampai 6 jam.
7. (10.10) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu
lagi atau jika pusing kepala tidak menghilang.
VII. EVALUASI
Tanggal :25 Juni 2015 jam : 09.00
1. Ibu mengerti tentang keadaannya janinnya dan hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti tentang pola nutrisi yang harus di penuhinya
3. Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan dan bersedia melakukan
anjuran bidan
4. Ibu tampak mengerti tentang cara mengatasi masalahnya
5. Terapi telah diberikan sesuai instruksi dokter kandungan
6. Ibu tampak mengerti tentang cara kerja dan efek samping penggunaan
obat hipertensi
7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

25 |
Askeb Gadar
TINJAUAN KASUS
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY AN 25 tahun G1P0A0


UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
DI RB MUTIARA HATI

No. Register : 008399


Masuk RS/RB/BPM Tanggal/Pukul : 8 Desember 2008/10.00 WIB
Dirawat di ruang : -

I. DATA SUBYEKTIF
Tanggal/Pukul : 8 Desember 2008/10.00 WIB

Nama Ibu : Ny. AN Nama Ibu : Tn. EK


Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Bantul Alamat : Bantul

1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah
sedikit (flek) pada celana.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun

26 |
Askeb Gadar
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Teratur : Ya
Sifat darah : Encer bercampur gumpalan
Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah
Menikah ke : Pertama
Lama : 1 tahun
Usia menikah pertama kali : 24 tahun
5. Riwayat obstetric : G1P0A0Ah0
Hamil Persalinan Nifas
Ke Tanggal Umur Jenis Penolo Kompli JK BB Lakt Kompli
Kehamilan Persalinan ng kasi lahir asi kasi
Hamil Ini 12 minggu

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Mulai Memakai Mulai Berhenti
kontrasepsi
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPMT : 22 September 2007
HPL : 29 Januari 2008
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu

b. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 kali

27 |
Askeb Gadar
Keluhan : Mual muntah, nyeri perut bagian bawah
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Tablet Fe, B6
Trimester II : Belum dilakukan
Trimester III : Belum dilakukan
c. Imunisasi TT
TT 1 telah diberikan
d. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan
menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
menular (TBC, PMS, HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma,
Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,
menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak
ada yang pernah atau sedang menderita penyakit menular
menular (TBC, PMS, HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma,
Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat
9. Riwayat pemenuhan kebutuhan
a. Nutrisi
1) Makan
Sebelum hamil

28 |
Askeb Gadar
Frekuensi : 3x/ hari
Jenis : Nasi, Sayur, Lauk
Porsi : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Frekuensi : 3x/ hari
Jenis : Nasi, Sayur, Lauk
Porsi : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada

2) Minum
Sebelum hamil
Frekuensi : 6 x/hari
Jenis : Air Putih
Porsi : 6 gelas
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Frekuensi : 7-8 x/hari
Jenis : Air Putih
Porsi : 7-8 gelas
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi
1) BAB
Sebelum hamil
Frekuensi : 1-2 x/hari

29 |
Askeb Gadar
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Frekuensi : 1 x/hari
Keluhan : Tidak ada

2) BAK
Sebelum hamil
Frekuensi : 5-6 x/hari
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Frekuensi : 10-11 x/hari
Keluhan : Tidak ada
c. Istirahat
1) Tidur siang
Sebelum hamil
Lama : 1-2 jam/hari
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Lama : 1-2 jam/hari
Keluhan : Tidak ada

2) Tidur malam
Sebelum hamil
Lama : 7-8 jam/hari
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Lama : 6 jam/hari

30 |
Askeb Gadar
Keluhan : Tidak ada
d. Personal Hygiene
Sebelum hamil
Mandi : 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari
Keramas : 2 x/minggu

Saat hamil
Mandi : 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari
Keramas : 2 x/minggu
e. Pola seksualitas
Sebelum hamil
Frekuensi : 2 x/minggu
Keluhan : Tidak ada

Saat hamil
Frekuensi : 1 x/minggu
Keluhan : Tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga seperti
memasak, mencuci, dan menyapu
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu,
minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang mengganggu
kesehatan seprti merokok, minum jamu, dan minum minuman
beralkohol
11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan

31 |
Askeb Gadar
suami/keluarga/tetangga,perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan
social, keadaan ekonomi keluarga)
a. Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya
b. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan
kehamilannya
c. Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik
d. Ibu mengatakan suami telah mempersiapkan keuangan untuk
persalinan
e. Ibu mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan kehamilan adalah proses yang normal yang dialami
setiap wanita
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan ibu tidak
mempunyai hewan peliharaan

II. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 370 C

BB : 47 Kg
TB : 157 cm
LILA : 21 cm

32 |
Askeb Gadar
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah
rontok, keadaan bersih
b. Wajah : Tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum, pucat
c. Mata : kelopak mata : simetris, conjutiva pucat.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip
e. Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada
lubang dan caries
f. Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
h. Payudara : bentuk payudara simetris, tidak ada
benjolan abnormal puting susu menonjol,
colostrum belum keluar
i. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah
sedikit menggembung.
Palpasi
Leopold I : tidak teraba adanya balotement perut bagian
bawah sedikit mengembung dan tegang.
Leopold II : tidak di lakukan
Leopold III : tidak di lakukan
Leopold IV : tidak di lakukan
Osborn test : tidak di lakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 20 Cm
TBJ : (20 12) x 155= 1240 gram
Auskultasi DJJ : tidak terdengar denyut jantung
janin
j. Ekstremitas Atas : bentuk simetris, keadaan kuku
bersih, keadaan kulit turgor kulit
baik, dapat digerakan dengan baik,

33 |
Askeb Gadar
tidak ada kecacatan.
k. Ekstremitas Bawah : bentuk simetris, keadaan kuku
bersih, keadaan kulit baik
l. Genetalia : bersih, tidak ada keluar secret berlebih.
m. VT/Pemeriksaan dalam : nyeri goyang porsio dan kavum
douglas menonjol dan nyeri tekan
3. Pemeriksaan penunjang
Tgl : 8 Desember 2008
Pukul : 09.45 WIB
HB : 9 gr%
Protein urin : tidak dilakukan
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan
kantung gestasi yang terdapat di lumen tuba.
PP tes : (+)
Fungsi kavum douglas : keluar darah merah kehitaman.

III. ANALISA
1. Diagnosa kebidanan
Ny C umur 25 tahun G1P0A0 dengan umur kehamilan 12 minggu
dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
Data Dasar :
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan umurnya 25 tahun
2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
3. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
4. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
5. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit
6. Ibu menatakan HPHT 22 September 2007

Data Obyektif :

34 |
Askeb Gadar
1. Palpasi, tidak teraba adanya balotemen perut bagian
bawah sedikit mengembung dan tegang.
2. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
3. Pembesaran uterus
4. Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran
darah
5. Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena
perdarahan yang banyak di rongga perut
2. Masalah
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan
darah sedikit (flek) pada celana.

IV. PLANNING
Tanggal : 8 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
Bahwa ketika dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat
lebar tetapi tidak teraba balotemen. Tinggi fundus 20 cm
kemudian pada saat USG ternyata kehamilan berimplantasi dan
tumbuh di luar rahim yaitu di tuba dan jelaskan pada ibu bahwa
kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin tumbuh di
tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan
abortus.
2. Melakukan rujukan dan memberitahu ibu bahwa ibu akan
dilakukan laparotomy.
Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn dan berikan infus
RL 500 mL selama perjalanan merujuk.
Beritahu ibu tentang tindakan laparatomi yaitu pembedahan di
bagian perut dan segera lakukan tindakan laparatomi di rumah
sakit oleh dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
Istirahat tidur 8-9 jam / hari

35 |
Askeb Gadar
Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat
terjadi perdarahan yang berat.
4. Menjelaskan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi.
Menjelaskan tentang makan-makanan yang banyak
mengandung gizi yaitu makanan yang mengandung protein,
vitamin, karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-
hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel, tomat,
bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah
misalnya; jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum
susu. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8
gelas / hari
5. Memberikan konseling pasca tindakan :
a) Menjelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi
reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi ibu hanya 60%
dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi,
walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
b) Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang
berulang itu dilaporkan berkisar antara 0-14,6%
kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%.
c) Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan
yaitu dengan menggunakan kondom atau dengan KB
kalender.

BAB III
PENUTUP

36 |
Askeb Gadar
A. Kesimpulan
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa
proteinuria. Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah
satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva. Hipertensi
dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini
biasanya mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Dikatakan tekanan
darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan darah sebelum hamil (saat periksa
hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
Diagnosis hipertensi gestasional adalah ditegakkan bila hipertensi tanpa
proteinuria pertama kali terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu atau dalam
waktu 48 72 jam pasca persalinan dan hilang setelah 12 minggu pasca
persalinan.
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari
95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Patofisiologi
terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah
berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar
rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan
diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu
Penanganan KET pada umumnya adalah laparotomi. Dalam tindakan
demikian, beberapa hal yang harus dipertimbagkan yaitu kondisi penderita,
keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil
ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba
yang terganggu) pada kehamilan tuba.

B. Saran

37 |
Askeb Gadar
Dari makalah diatas kami berharap agar makalah ini bermanfaat dan
memberikan dampak positif bagi para pembaca. Semoga setelah membaca
makalah ini pembaca dapat lebih banyak mengetahui tentang hipertensi dalam
kehamilan serta cara cara menghindari hipertensi tersebut dan penanganan
bidan terhadap kehamilan ektopik terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

38 |
Askeb Gadar
Mansjoer, Kuspuji. dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga: Jilid 1.

Jakarta: Media Aesculapius.

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga : Cetakan Ketujuh. Jakarta

: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba IBG, dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri dan Ginekologi untuk profesi

bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Sujiyati,dkk,2009, Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta:Nuhamedika

Supriyadi Teddy,2005, Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

39 |
Askeb Gadar

Anda mungkin juga menyukai