Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

PADA BY. Ny. AM USIA 8 JAM FISIOLOGIS

DI PUSKESMAS KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK

Disusun oleh :

NAMA : DINDA ARUM RAHMAWATI

NIM : P1337424418061

PROGRAM STUDI

SARJANA TERAPAN ALIH JENJANG KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ilmiah disusun oleh,

Nama : Dinda Arum Rahmawati

NIM : P1337424418061

Pprodi : Sarjana Terapan Kebidanan Semarang

Judul laporan “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada By. Ny.
Am Usia 8 jam di Puskesmas Kebonagung Kabupaten Demak” Telah disahkan dan
disetujui untuk memenuhi Laporan Praktik Klinik di Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Demak.

Pembimbing Lahan Kebonagung, Desember 2018

Praktikan,

(Umiyatun, S.SiT) (Dinda Arum Rahmawati)

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

(Sri Wahyuni M,S.Tr.Keb,M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
kelancaran dalam menyelesaikan laporan ilmiah asuhan kebidanan yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada By. Ny. Am Usia 8 jam di
Puskesmas Kebonagung Kabupaten Demak” dapat selesai seperti waktu yang telah
saya rencanakan. Tersusunnya Laporan Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Warijan, S.Pd, A.Kep, MKes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian


Kesehatan Semarang.
2. Sri Rahayu, S.Kp.Ns.,M.Kes, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Semarang
3. Triana Sri Hardjayanti,M.Mid, Ketua Program Studi Sarjana Terapan Alih
Jenjang Kebidanan Semarang
4. Sri Wahyuni M,S.Tr.Keb,M.Kes, Dosen Pembimbing Institusi
5. Umiyatun, S,SiT Pembimbing Klinik
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang
tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Untuk itu penulis
berharap kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam Laporan Ilmiah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati
pembaca mohon dimaafkan

Kebonagung, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul .......................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii

Kata Pengantar ....................................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan masalah ....................................................................................3
C. Tujuan ......................................................................................................3
D. Manfaat penulisan ...................................................................................4
E. Sistematika Penulisan ..............................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................................

BAB V PENUTUP .....................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neonatus adalah bayi baru lahir berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.(Wafi, 2010). Neonatus pada masa tersebut
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa
penanganan yang tepat bisa berakibat fatal. (Kemenkes RI, 2017)
Angka kematian anak dari tahun ke tahun menunjukan. Hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan AKN
sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan
AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2017)
Angka kematian bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2015 sebanyak
149 yang terdiri dari 82 bayi laki-laki dan 67 bayi perempuan. Sedangkan
jumlah kelahiran hidup tahun 2015 sebanyak 20.761 kelahiran hidup. Jadi
angka kematian bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2015 sebesar 7,2/1.000
kelahiran hidup. Angka ini meningkat 0,8/1.000 kelahiran hidup bila
dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 6,4/1.000 kelahiran hidup.
(Dinkes Kabupaten Demak, 2015)
Faktor peningkatan angka kematian bayi salah satunya adalah
pelayanan yang diberikan kepada tenaga kesehatan, cakupan kunjungan
pertama atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu
6-48 jam setelah lahir yang meliputi antyara lain kunjungan kunjungan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)
termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif, pemberian vit K1
injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. (Dinkes Demak, 2015)
Kasus tersebut membuat penulis tertarik mengambil asuhan kebidanan
pada ibu bayi baru lahir normal supaya meningkatkan kualitas pelayanan Bayi
Baru Lahir.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Usia 8 jam fisiologis pada
By. Ny. Am?
C. Tujuan
1. Membantu petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
pada ibu bayi baru lahir.
2. Memberikan dorongan kepada bidan untuk berfikir kritis dalam
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.
3. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan pelayanan khususnya dalam
wewenangnya yaitu mengenai bayi baru lahir.
4. Meningkatkan kemampuan dalam mendokumentasikan hasil asuhan yang
telah dilakukan secara sistematis dan benar.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran disini yaitu By.Ny. Am dengan Usia 8 jam fisiologis.
2. Tempat
Pengambilan data dan asuhan kebidanan ini di PONED Puskesmas
Kebonagung Kabupaten Demak.
3. Waktu
Waktu pengambingan data dan asuhan kebianan ini pada tanggal 27
November 2018.
E. Manfaat Penulisan
Memberikan motivasi kepada petugas kesehatan khususnya bidan untuk
meningkatkan pelayanan yang berkualitas, aman, nytaman dengan
memperhatikan berbagai aspek serta berfikir kritis dalam pengambilan
keputusan pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan
mendokumentasikan asuhan secara sistematis dan benar.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra
uterin.(Rukiyah, 2010)
2. Periode Transisional Bayi Baru Lahir
a. Periode Reaktivitas I
Berlangsung pada 30-60 menit pertama setelah kelahiran.
Karakteristik dari periode ini adalah, denyut nadi apikal berlangsung
cepat dan irama tidak teratur, frekuensi pernafasan mencapai
80x/menit, irama tidak teratur dan pada bebrapa bayi baru lahir, tipe
pernafasan cuping hidung, ekspirasi mendengkur dan adanya retraksi.
Terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis. Tidak ada
bising usus dan bayi tidak berkemih.Bayi memiliki sejumlah mukus,
menangis kuat, refleks mengisap kuat. Mata bayi terbuka lebih lama
dari dari hari-hari sesudahnya. Perawatan yang dibutuhkan dalam
periode ini adalah mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan
pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran,
mejaga bayi agar tetap hangat, menempatkan ibu dan bayi bersama-
sama kulit ke kulit untuk memfasilitasi proses perlekatan, menunda
pemberian tetes mata profilaksis 1 jam pertama.
b. Periode tidur
Dimulai kira-kira 30 menit seteelah periode pertama reaktivitas
dan bisa berakhir dari satu menit sampai 2-4 jam. Karakteristik dari
periode ini adalah frekuensi pernafasan dan denyut jantung menurun
kembali ke nilai dasar, warna kulit cenderung stabil, terdapat
akrosianosis dan bisa terdengar bising usus.
Bayi tidak banyak membutuhkan asuhan karena bayi tidak
memberikan respon terhadap stimulus eksternal pada fase ini.
c. Periode kedua reaktivitas
Periode ini berlangsung pada 4-6 jam setelah
kelahiran.Karakteristik pada periode ini adalah bayi memiliki
sensitifitas yang tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan.
Kisaran frekuensi nadi apikal dari 120-160x/menit dan dapat
bervariasi mulai (<120x/menit) hingga >160x/menit, dengan periode
pernafasan yang lebih cepat tetapi pernafasan tetap stabil (tidak
terdapat retraksi dan cuping hidung).
Fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke
sianotik ringan hingga bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan
mengeluarkan mekonium selama periode ini.
Peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak saat
sekresi.Refleks pengisapan sangat kuat dan bayi bisa sangat
aktif.Asuha yang diperlukan dalam periode ini adalah memantau ketat
kemungkinan bayi tersedak saat mengeluarkan mukus yang
berlebihan, memantau kejadian setiap apnea dan mulai melakukan
metode stimulasi/rangsangan taktil segera, sering mengusap punggung
bayi, memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan
bayi untuk menghisap dan menelan. (Wafi,2010)
3. Ciri – Ciri Bayi Normal
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang Badan 48-52 cm
c. Lingkar Dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
f. Pernafasan kurang lebih 60-40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genitalia :
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,Laki-laki testis
sudah turun,skrotum sudah ada
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium bewarna hitam kecoklatan.(Marmi,2015)
4. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
a. Perubahan sistem respirasi
Pernafasan pertama pada bayi normal yang terjadi dalam waktu 30
detik sesudah kelahiran timbul sebagai akibat aktifitas normal susunan
saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Rangsangan lain yang membatu pernafasan pertama tersebut adalah
kemoreseptor koroid yang sangat peka terhadap kekurangan O2,
rangsangan hipoksemia. Sentuhan dan perubahan suhu dari dalam rahim
keluar rahim. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan
dalam otak yang melanjutkan rangsangan untuk menggerakkan
diafragma serta otot – otot pernafasan lainnya. Tekanan pada rongga
dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam menyebabkan paru
– paru yang mengandung 8 cc – 100 ml cairan, kehilangan 1/9 dari
cairan ini. Sesudah bayi lahir, cairan yang hilang diganti dengan udara.
Hal ini mengakibatkan paru – paru berkembang, sehingga rongga dada
kembali ke bentuk semula. (Rukiyah, 2010)
b. Sistem Peredaran Darah
Ada 2 peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah. Yang pertama yaitu pada saat tali pusat dipotong, resistensi
pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium menurun. Kejadian
ini membantu dengan kadar O2 yang sedikit mengalir ke paru – paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang. Peristiwa yag kedua yaitu
pernafasan menurunkan resistensi pembuluh darah paru – paru.
Penigkatan sirkulasi ke paru – paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan atrium
kanan ini dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara
fungsional akan menutup. (Marmi, 2015).
c. Sistem Pengaturan Suhu
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. (Saifuddin, 2010).
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
1. Konduksi: melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit
bayi
2. Konveksi : pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi
3. Evaporasi: kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi
yang pucat
4. Radiasi: melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak
secara langsung dengan kulit bayi (Saifuddin, 2010).
d. Metabolisme
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg / 100 ml akan
menurun menjadi 50 mg / 100 ml. dalam waktu 2 jam sesudah lahir
energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam – jam pertama
sesudah lahir di ambil dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga
kadar glukosa darah dapat mencapai 120 mg / 100 ml. bila karena
sesuatu hal, perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau
adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan
menderita hipoglikemia. (Arfiana dan Lusiana, 2016)
e. Sistem pencernaan
Pada saat lahir, kapasitas lambung bayi sekitar 30 – 60 ml dan
meningkat dengan cepat. Faeces pertama bayi berwarna hitam
kehijauan, tidak berbau, susbtansi kental, yang disebut mekonium.
Segera setelah bayi mendapatkan susu, fesesnya mulai berubah menjadi
feses tradisional lalu diikuti dengan feses yang khas, normalnya defekasi
terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir (Marmi, 2015)
f. Sistem Perkemihan
Pada saat lahir fungsi ginjal sebanding dengan 30 – 50% dari
kapasitas dewasa dan belum matur untuk memekatkan urin. Namun
demikian, urin terkumpul dalam kantung kemih dan bayi biasanya
berkemih dalam 24 jam (Marmi, 2015)
g. Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh BBL belum matang, sehingga
menyebabkan bayi rentan terhadap berbagai infeksi atau alergi. Sistem
imun yang matang akan memberikan kekebalan alami yang terdiri dari
struktur – struktur tubuh yang memecah / meminimalkan infeksi juga
disediakan oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh
mikroorganisme asing. Akan tetapi sel – sel darah ini belum matang,
sehingga belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara
efisien. Sementara kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam
tubuhnya (Arfiana dan Lusiana, 2016)
h. Sistem Neuromuskuler
Pada saat lahir, otot bayi lembut dan lentur, otot – otot tersebut
mempunyai kemampuan untuk berkontraksi ketika di rangsang, tetapi
bayi yang kurang mampu untuk mengontrolnya. Reflek pelindung yang
terdapat pada bayi meliputi reflek morro, tonus leher, menggenggam,
mata berkedip, dan menangis. Reflek morro terjadi apabila ada
rangsangan mendadak dan menyebabkan lengan terangkat ke atas dan
ke bawah, terkejut dan relaksasi dengan lambat. Tonus leher merupakan
respon “fincing” postural kepala dan lengan dan tungkai mengarah ke
salah satu sisi, relaksasi lambat. Disebut reflek menggenggam apabila
bayi menggenggam setiap benda yang di letakkan ke dalam tangannya
cukup kuat sehingga dapat menyebabkan tubuhnya terangkat. Kelopak
mata akan menutup dan membuka ketika di rangsang dengan cahaya /
sentuhan dan mata akan berkedip. Bayi akan menangis apabila
mendadak dingin, lapar, atau karena udara masuk melalui pita suara.
Bayi juga mempunyai reflek makan yang terdiri dari sucking, rooting,
swallowing, dan reflek gag, Ketika bayi menghisap disebabkan karena
lapar rangsangan bibir. Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan
kepala menoleh kearah sentuhan menyebabkan reflek rooting pada saat
menelan, oto – otot tenggorokan menutupi trakea dan membuka
esophagus ketika makanan berada dalam mulut (Rukiyah, 2012)
5. Penilaian Tanda Kegawatan BBL
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan
yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dikatakan sakit apabila
mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut:
a. Sesak nafas
b. Frekuensi pernafasan 60 kali/menit
c. Gerak retraksi di dada
d. Malas minum
e. Panas atau suhu badan bayi rendah
f. Kurang aktif
g. Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum
(Saifuddin, 2009)
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Usia 6 jam
1. Identitas
Menurut Marmi dan Raharjo (2015;h. 87) bahwa identifikasi bayi
merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar.
2. Data Subyektif
a. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan Ibu
Menurut Varney (2008;h.916), bidan harus mencatat usia ibu,
periode menstruasi terakhir, dan perkiraan waktu pelahiran. Ada
banyak kondisi medis ibu, kondisi pranatal dan kondisi intrapartum
yang secara signifikan dapat memengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan janin.
2) Riwayat Persalinan Ibu
Menurut Matondang dkk (2013;h.13) riwayat kelahiran yang
harus ditanyakan adalah siapa yang menolong, cara kelahiran
(spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah). Ditambahkan
oleh Kemenkes RI (2010;h.17) perlu ditanyakan kondisi bayi saat
lahir (langsung menangis atau tidak).
Ditanyakan pula apakah kehamilan cukup bulan, kurang bulan
atau lewat bulan (Matondang dkk, 2013;h.13). Persalinan
kurang/lewat bulan dapat menimbulkan terjadinya komplikasi RDS
(Respiratory Distress Syndrome) dan asfiksia pada bayi baru lahir
(Varney,2008;h.917).
b. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Menurut Varney (2008, h. 897), bayi akan lapar setiap 2-4 jam,
sehingga berikan ASI setiap 3-4 jam. Selain itu, bayi hanya
membutuhkan ASI selama 6 bulan pertama.
2) Pola Eliminasi
(a) BAK
Menurut Varney (2008, h. 888), BAK bayi baru lahir pada
48 jam pertama adalah 30-60 ml/ hari. Sedangkan menurut
Muslihatun (2012,h.44) pada awalnya volume urine bayi
sebanyak 20-30 ml/hari.
(b) BAB
Kotoran yang pertama kali dikeluarkan oleh bayi adalah
mekoneum yaitu berwarna hijau kehitaman. Mekoneum keluar
pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum yang
keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah
berfungsi (Muslihatun,2010;h.43).
3) Pola Istirahat dan Tidur
Menurut Varney (2008;h.893) pada tahap kedua transisi
berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2
jam. Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak.
4) Pola Hygiene
Menurut Muslihatun (2010; h.44) memandikan bayi terlalu awal
(dalam waktu 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian
hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi
stabil (setelah 24 jam). Namun menurut Kemenkes RI (2010; h.9)
bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak
kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil.
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Pernapasan
Pernapasan normal bayi baru lahir 30-60 kali per menit, tanpa
disertai retraksi interkosta dan retraksi prosesus xifoideus, napas
cuping hidung, serta suara dengkur (Varney, 2008; h. 880). Namun
menurut Kemenkes RI (2010;h.18) frekuensi napas normal adalah
40-60 kali permenit.
2) Suhu
Varney (2008, h. 882) menyatakan bahwa suhu normal bayi baru
lahir 36,5-37,50C melalui pengukuran suhu aksila. Hipotermia dapat
menimbulkan perubahan metabolisme tubuh yang menyebabkan
hipoglikemia, hipoksia, dan gawat pernapasan.
3) Denyut jantung
Denyut jantung normal bayi baru lahir 120-160 kali per menit.
Denyut jantung bayi bervariasi, saat bayi tidur atau menangis 100-
180 denyut per menit (Varney, 2008; h. 891).
b. Antropometri
1) Berat Badan
Berat badan pada bayi baru lahir normal yaitu antara 2500
gram – 4000 gram (Marmi dan Raharjo,2015;h.8).
2) Panjang Badan
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48 - 52 cm.
(Marmi dan Raharjo,2015;h.8)
3) Lingkar Kepala
Bayi baru lahir normal memiliki lingkar kepala 33-35 cm.
(Marmi dan Raharjo,2015;h.8)
4) Lingkar Dada
Bayi baru lahir normal memiliki lingkar dada 30-38 cm. (Marmi
dan Raharjo,2015;h.8)
5) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas 11 - 12 cm (Dewi, 2013; h. 2).
c. Keadaan Bayi
1) Menangis
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan nada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
dan lemah (Marmi dan Raharjo,2015; h. 101).
2) Gerakan
Bayi baru lahir aktivitas atau gerakan aktif dan ekstremitas
dalam keadaan fleksi (Marmi dan Raharjo, 2015;h.68).
3) Kulit
Bayi baru lahir normal warna kulit kemerahan dan licin karena
jaringan sub kutan cukup (Marmi dan Raharjo, 2015;h.8)
d. Status Present
1) Kepala
Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat
proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam dan pada ubun-
ubun besar rata atau tidak menonjol, dapat sedikit menonjol saat
bayi menangis (Kemenkes RI,2010;h.18).
Marmi (2015; h.66) dikatakan bahwa ubun-ubun berdenyut
karena belahan-belahan tulang tengkoraknya belum menyatu dan
mengeras dengan sempurna.
2) Mata
Sklera jernih, konjungtiva jernih, pupil bilateral dan reaktif
terhadap cahaya, refleks mengedip reaktif, posisi mata tanpa
struktur miring (Varney,2008;h.1202-1203).
3) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk, posisi dan letaknya. Daun
telinga dengan letak rendah terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal
ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal (Rukiyah dan
Yulianti, 2012;h.57).
4) Hidung
Bentuk simetris, pola pernafasan teratur, bersih
(Muslihatun,2012;h.33). tidak adanya pernapasan cuping hidung
(Marmi dan Rahardjo,2015;h.57).
5) Mulut
Periksa bentuk dan kesimetrisan bibir. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan palsi wajah. Periksa adanya bibir sumbing, keutuhan
langit-langit, lidah membesar atau sering bergerak. Pada bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial seringkali lidahnya
keluar masuk (tanda foote) (Rukiyah dan Yuliyanti,2012;h.56).
6) Leher
Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher (Marmi dan Raharjo, 2015; h. 57, 58).
7) Dada
Pada pernafasan yang normal dinding dada abdomen akan
bergerak secara bersamaan. Pada bayi cukup bulan, puting susu
sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris, payudara dapat
tampak membesar tapi ini normal (Marmi dan Raharjo, 2015; h. 58)
8) Abdomen
Menurut JNPK-KR (2014; h. 130) pada bayi normal abdomen
tampak datar, bulat, teraba lemas dan tidak ada perdarahan,
pembekakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat, tidak
kemerahan sekitar tali pusat.
9) Genetalia
a) Perempuan
Pada bayi cukup bulan, labia mayor menutupi labia minor.
Terkadang tampak sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bledding)
(Marmi dan Raharjo, 2015; h. 59).
b) Laki-laki
Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada
dua (Marmi dan Raharjo, 2014; h. 59).
10) Punggung
Menurut JNPK-KR (2014; h. 130) lihat punggung dan raba
tulang belakang kulit teraba utuh, tidak terlihat lubang dan benjolan
pada tulang belakang.
11) Anus
Terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah
keluar (Kemenkes RI, 2010; h.19). Jika mekonium belum keluar
dalam 24 jam, kemungkinan adanya meconium plug syndrome,
megakolon, atau obstruksi saluran pencernaan (Rukiyah, 2012; h.
59).
12) Ekstremitas
Kedua tangan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah. Periksa kesimetrisan tungkai
kaki. Kedua tungkai harus bisa bergerak bebas. Periksa adanya
polidaktili atau sidaktili pada jari tangan dan kaki. (Marmi dan
Raharjo, 2015; h. 59)
13) Reflek
a) Rooting Reflek
Bayi akan membuka mulutnya dan memiringkan kepala ke
arah sentuhan di pipinya atau di dekat mulut (Rukiyah dan
Yulianti,2012;h.63).
b) Sucking Reflek
Areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-
langit sehigga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
(Rukiyah dan Yulianti, 2012; h. 63).
c) Swallowing
ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring
sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke
dalam lambung (Rukiyah dan Yulianti,2012; h.63).
d) Grasping Reflek
Apabila jari menyentuh telapak tangan bayi maka ia akan
langsung menggenggam sangat kuat (Rukiyah dan
Yulianti,2012;h.63)
e) Moro Reflek
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala
tiba-tiba digerakan atau dikejutkan dengan cara bertepuk, hal ini
digunakan sebagi uji kenormalan sistem syaraf pusat (Marmi
dan Raharjo, 2015; h. 71).
f) Tonic Neck Reflek
Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila di
telungkupkan akan secara spontan memiringkan kepalanya
(Rukiyah dan Yulianti,2012; h.63).
g) Babinski Reflek
Gores telapak kaki, yang dimulai dari tumit, lalu gores sisi
lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari
sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukan respon berupa
semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi
(Marmi dan Raharjo, 2015; h. 71).
4. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny. X usia 6 jam fisiologis
b. Masalah
Tidak ada
c. Diagnosa potensial
Tidak ada
d. Antisipasi tindakan segera
Tidak ada
5. Penatalaksanaan
a. Memberikan nasihat untuk merawat tali pusat.
Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membiarkan tali pusat
tetap terbuka, mengering, dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air
bersih agar tidak terjadi peningkatan kelembapan pada kulit bayi
(Marmi dan Raharjo, 2015; h. 34).
Berdasarkan hasil penelitian Zuniyati, Suryandari, & Anasari,
(2011)tahun 2009 di Kecaatan Patikraja, Kabupaten Banyumas dapat
dilihat dari 60 responden bayi yang telah dibedakan dalam perawatan
tali pusat yaitu menggunakan kasa kering, kasa alkohol 70 % dan kasa
povidon-iodine 10 % dalam perawatan tali pusat, masing-masing 20
bayi, ternyata rata-rata waktu pelepasan tali pusat tercepat adalah
menggunakan kasa kering yaitu 131 jam 27 menit dan terlama
menggunakan cara kasa alkohol yaitu 174 jam 43 menit.
Menurut Kemenkes RI (2012;h.10), memberikan nasihat kepada
ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi dengan cara:
1) Lihat popok di bawah puntung tali pusat
2) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas sendiri
3) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan secara berhati-hati
menggunakan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara
seksama dengan menggunakan kain bersih
4) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda
infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi yaitu
setiap 2-3 jam dan pada payudara kanan dan kiri secara bergantian
sampai payudara terasa kosong (Marmi dan Raharjo, 2015; h. 73).
Menurut JNPK-KR (2014; h. 121) bahwa menyusui segera dapat
merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
c. Bayi sebaiknya dimandikan minimal 6 jam setelah lahir, sebelumnya
dipastikan bahwa suhu bayi stabil. Pastikan ruang mandi hangat dan
tidak ada tiupan angin. Memandikan bayi sebaiknya secara cepat dengan
air bersih dan hangat dan setelah itu mengeringkannya dengan handuk
bersih dan kering (JNPK-KR,2014;119).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY. Am USIA 8 JAM FISIOLOGIS
DI PUSKESMAS KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK
A. Pengkajian
Tanggal : 27 November 2018
Waktu : 14.30 WIB
Tempat : PONED Puskesmas Kebonagung, Kab. Demak
B. Identitas
a. Identitas bayi
Nama : By. Ny. Am
Tanggal/ Jam lahir : 27 November 2018/06.30 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas orang tua
Nama Ibu : Ny. Am Nama ayah : Tn. R
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pelerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Prigi 02/03 Alamat : Prigi 02/03

C. Data Subyektif
1. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 39 minggu
b. Riwayat penyakit dalam hamil : ibu tidak pernah sakit selama hamil
c. Kebiasaan selama hamil : ibu tidak memiliki kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol, minum jamu ataupun mengonsumsi obat selain yang
diberikan oleh bidan
d. Riwayat Natal :
Tanggal lahir : 27 November 2018
BB: 3500 gram
PB: 49 cm
Jenis Kelamin : laki-laki
Tunggal/ Gemelli : Tunggal
Lama persalinan kala I, kala II : kala I 5 jam, kala II 1 jam
Komplikasi persalinan: tidak ada komplikasi selama persalinan
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
1 Menit 2 2 2 1 1 8

5 Menit ke-1 2 2 2 1 2 9
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10

2. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi : ibu mengatakan bayinya sudah menyusu 3 kali setelah
lahir, namun bayi belum bisa menyusu dengan baik
b. Pola eliminasi : ibu mengatakan bayinya sudah BAK 1 kali warna
jernih, bau khas dan BAB 1 kali warna kehijauan mekonium
c. Pola Istirahat : ibu mengatakan bayinya tertidur sejak kelahiran.
Terkadang bangun menangis ketika BAK/BAB dan ingin menyusu
d. Pola aktifitas : ibu mengatakan gerakan bayi aktif ketika menangis,
dan diam ketika tertidur
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital sign : N = 120 X/mnt
RR = 44 X/mnt
S = 36,5 0 C
Pengukuran antropometri :
BB : 3500 cm
PB : 49 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 11 cm
2. Status Present
Kepala : simetris , sutura teraba dan tidak menyatu
Mata : simetris, sklera jernih, konjungtiva merah muda, pupil sama
bilateral
Hidung : simetris, lembab, posisi di garis tengah, ada lubang di kedua
hidung, cuping hidung tidak mengembang
Mulut : simetris, garis tengah wajah, bentuk dan ukuran proporsional
dengan wajah, membrane mukosa lembab, merah muda
Telinga : posisi telinga berada pada garis lurus dengan mata, tulang
rawan kaku, kembali ke bentuk sebelumnya dengan cepat.
Leher : bentuk simetris, tidak ada massa abnormal
Dada : simetris, jarak antar putting pada garis sejajar, areola
simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : bulat dan bergerak bersamaan dengan gerakan dada saat
bernafas, tidak ada massa abnormal, tali pusat berwarna putih,
kering, tidak berbau.
Genetalia : laki-laki : testis sepasang sudah turun dalam skrotum
Punggung : lurus, tidak ada benjolan abnormal
Kulit : kemerahan, tidak ada bercak, tidak ada memar
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : simetris dan bergerak secara serentak, jumlah jari tangan
lima jari setiap tangan, jumlah jari kaki lima jari setiap jari
kaki
Refleks :
Rooting Refleks : baik, bayi menolehkan kepala pada sentuhan atau
goresan pada pipi.
Sucking Refleks : baik, bayi melakukan gerakan menghisap kuat
Grasp Refleks : baik, jari-jari menggenggam jari-jari pemeriksa
Babinski Refleks : baik, kaki bayi bergerak seperti gerakan mengipas
Moro Refleks : baik, bayi dapat terkejut pada saat diberi hentakan
yang mengejutkan
E. Analisa
Bayi Ny. Ar usia 8 jam fisiologis
F. Penatalaksanaan
1. Menempatkan bayi di lingkungan yang hangat dan menjaga bayi mudah
dijangkau oleh ibu
Hasil : Bayi berada di kamar hangat dengan suhu tidak kurang dari 250C.
Bayi berada di samping ibu.
2. Menganjurkan ibu untuk mulai menyusui jika bayi sudah menunjukkan tanda
siap menyusu. Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan dot atau
makanan apapun sebelum diberi ASI, juga tidak dianjurkan memberikan air
gula, susu formula atau tajin.
Hasil : Ibu bersedia hanya memberikan ASI dan tidak diberikan makanan atau
minuman tambahan pada bayinya
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi paling tidak
2-3 jam pada payudara kanan dan kiri secara bergantian sampai payudara
kosong.
Hasil : Ibu paham dan bersedia untuk memberikan ASI pada bayi minimal 2
jam sekali.
4. Melakukan perawatan tali pusat, membersihkan dengan air biasa dan menjaga
tali pusat tetap kering tersebut. Menganjurkan ibu untuk tidak membubuhkan
ramuan atau betadine maupun alcohol pada tali pusat bayi, hanya dibalut
dengan kassa kering setelah dibersikan.
Hasil : Ibu paham cara merawat tali pusat bayi dan bersedia untuk
membersihkan dengan air biasa dan membalut dengan kassa kering.
5. Menganjurkan bayi dimandikan pagi hari dengan menggunakan air hangat
pada ruang mandi hangat dan tidak ada tiupan angin.
Hasil : Ibu paham dan akan memandikan bayinya dirumah
6. Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan
Hasil : tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus tersebut bayi dilakukan pengkajian asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir 6 jam yang seharusnya dilakukan pengkajian pada pukul 12.30
wib dilakukan penundaan asuhan pada pukul 14.30 jam setelah lahir
dikarenakan penulis sedang memberikan asuhan kebidanan masa nifas kepada
Ny. Am.
Pada asuhan 6 jam bayi segera mendapatkan kolostrum atau ASI awal.
Kolostrum mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan tubuh
untuk bayi. Fungsi kolostrum salahsatunya adalah menurunkan kadar bilirubin
yang memicu terjadinya ikterus. Jika bayi tidak mendapatkan kolostrum akan
peluang terjadinya ikterus akan lebih besar. Hal ini juga dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suryandari dan Agustina (2013) tentang waktu
pemberian kolostrum dan kejadian ikterus fisiologis pada bayi baru lahir bahwa
bayi yang lebih awal mendapatkan kolostrum lebih sedikit peluang terjadinya
ikterus dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan kolostrum.
Imunisasi Hb0 diberikan pada bayi baru lahir 1 jam sampai 3 hari setelah
persalinan setelah pemberian injeksi minimal 1 jam setelah pemberian Vit K.
(Kemenkes RI, 2016) . Berdasarkan asuhan pada bayi baru lahir yang telah
dilakukan di lahan pemberian imunisasi Hb0 diberikan 8 jam setelah persalinan.
Hal ini penulis menyatakan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyusun telah melakukan pengkajian pada kasus untuk mendapatkan
informasi dan data yang akurat
2. Berdasarkan data dari hasil pengkaian, telah dapat diinterpretasikan dan
ditetapkan diagnose, masalah serta kebutuhannya.
3. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan tidak ditemukan diagnose dan
masalah potensial yang membutuhkan antisipasi penanganannya
4. Penyusun dapat membuat asuhan yang menyeluruh sesuai diagnose masalah
dan kebutuhan
5. Penyusun sudah melakukan berfikir kritis untuk menangani dan memberikan
asuhan sesuai masalah dan kebutuhan yang ada
6. Hasil asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dan didokumentasikan
secara tepat dan sistematis.
B. Saran
Tenaga kesehatan bertanggung jawab mewujudkan koordinasi dan standar
pelayanan yang berkualitas maka petugas kesehatan harus dibekali dengan
pengetahuan (berfikir kritis) dan keterampilan untuk dapat melaksanakan
pelayanan yang professional. Tenaga kesehatan juga harus mampu
mendokumentasikan asuhan kebidanan yang tepat dan terperinci.
Kebonagung, Desember 2018
Pembimbing Klinik Praktikan

Umiyatun, S.SiT Dinda Arum Rahmawati

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Wahyuni M, S.Tr.Keb, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai