DI PUSKESMAS NGESREP
DISUSUN OLEH :
P1337424417050
Dalam Rangka Praktik KB dan Kespro yang telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan dan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2019.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada Nifas
fisiologis.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan KB dan Kespro Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang.
Dalam penulisan laporan ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Institusi
2. Ibu Sri Minarti, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan
3. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
4. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha suami istri untuk
mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan (purwoastuti, 2015: 182),
menurut Abu Bakar Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan dan mengatur kehamilan melalui
promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (Abu bakar, 2014: 15).
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
Pertumbuhan . Penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah
yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan
meningkatkan taraf hidup warga negaranya. Untuk mengendalikan jumlah
penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu Program Keluarga
Berencana (KB) Nasional.
Keberhasilan program Keluarga Berencana di Indonesia telah
diterima oleh masyarakat global. Pada awalnya program Keluarga
Berencana adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka peningkatan
kesejahteraan ibu dan anak kemudian dalam perkembangannya program
Keluarga Berencana ditujukan untuk membudayakan norma keluarga
kecil, bahagia dan sejahterah (Handayani, 2010). Salah satu jenis
kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini
disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini mulai
disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai
kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan.
Berdasarkan SKAP Tahun 2017, realisasi pemakaian kontrasepsi
cara modern pada tahun 2017 adalah 57,6% dari target 60,9% atau capaian
sebesar 94,58% (BKKBN, 2018).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi asuhan kebidanan keluarga berencana dengan alat
kontrasepsi suntik progestin di PUSKESMAS NGESREP?
C. Tujuan
Menjelaskan aplikasi asuhan keluarga berencana dengan alat
kontrasepsi suntik progestin di PUSKESMAS NGESREP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Metode Modern
1) Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen
sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi
hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
a) Pil KB
Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
(a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam
dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif,
jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
(b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua
dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi.
(c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen atau progestin, dengan
tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi setiap hari.
b) Suntikan KB
Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
(a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150
mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di
suntik intramuscular (di daerah pantat).
(b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung
200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan
dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau
bokong).
c) Susuk KB
(1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berrongga
dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
levonogo dengan lama kerja tiga tahun.
(2) Jadena dan indoplant, terdiri dari dua batang silastik lembut
berongga dengan panjang 4,3 cm ber diameter 2,5 mm,
berisi 75 mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
(3) Implano, terdiri dari satu batang silastik lembut dengan
berongga dengan panjang kira-kira 4,0 cm diameter 2 mm,
berisi 68 mg ketodesogestrel dengan lama kerja 3 tahun
(Sulistyawati, 2012: 81).
2) Mekanis
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat
kontrasepsi yang dimasukkan didalam rahim untuk menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi (Affandi, 2013:
MK-80). Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi
2 yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon (Handayani,
2010).
c. Metode Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW
sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah
pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal
dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau
ejakulasi (Handayani, 2010).
1) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen dengan
mengoklusi tuba fallopi mengikat dan memotong atau memasang
cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Firdayanti, 2012: 100).
C. Kontrasepsi Suntik Kombinasi
1. Pengertian kontrasepsi suntik Depo Progestin
KB suntik 3 bulan yaitu salah satu jenis kontrasepsi suntik
yang hanya mengandung hormon progesterone / progestin yang di
suntkkan setiap 3 bulan sekali. Mengandung 150 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) yang diberikan dengan cara
disuntik intramuskular (di daerah bokong) (Sulistyawati, 2012: 75),
sedangkan Menurut BKKBN, 2002 kontrasepsi suntik adalah
metode kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap tiga
bulan yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai
efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakai relatif lebih tinggi
serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan alat kontrasepsi sederhana (Siti dan Mega, 2013: 93)
A. Langkah l Pengkajian
1. data subyektif
a. biodata mencakup identitas pasien menurut (Hutari Puji Astuti, 2012)
1) Nama : untuk mengetahui nama klien dan suami
2) Umur : untuk mengetahui umur pasien
3) Agama : untuk pilihan agama klien dan agama yang harus di
observasi
4) Suku bangsa : untuk mengidentifikasi wanita / keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom
5) Pendidikan : untuk menanyakan pendidikan tertinggi yang klien
tamatkan
6) Pekerjaan : untuk mengetahui jarak rumah
7) Alamat : untuk mempermudah dan mengetahui Biodata mencakup
identitas pasien
b. Keluhan utama :
Untuk mengetahui alasan klien datang dan keluhan
yangdirasakan (mufdlilah, 2009). Keluhan utama pada akseptor KB
suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan
c. Riwayat menstruasi :
Untuk mengetahui tentang riwayat haid yaitu usia menache,
siklus, lama menstruasi, nyeri, banyaknya, dismenorhoe (nyeri haid).
d. Riwayat perkawinan:
Untuk menanyakan status klien, apakah sekarang sudah
menikah ataukah belum menikah
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
Untuk mengetahui tentang kehamilan (G ), jumlah anak yang
hidup ( L), jumlah kelahiran prematur (P) , jumlah keguguran (A)
persalinan
f. Riwayat keluarga berencana:
Menanyakan kepada ibu : jenis kontrasepsi yang digunakan,
lamapenggunaan nya, keluhan nya selama menggunakan KB suntik
(Rismalinda, 2014)
g. Riwayat kesehatan :
Meliputi riwayat kesehatan ibu, penyakit yang sedang diderita,
apakah pernah dirawat, berapa lama dirawat, dengan penyakit apa
dirawat, Riwayat kesehatan keluarga : penyakit menular,penyakit
keturunan /genetic
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi : Jenis makanan, porsi, frekuensi, Pantangan, Alasan
pantang
2) Pola eliminasi: untuk menanyakan pada klien perubahan yang
terjadi pada BAB terdiri dari : frekuensi, warna, masalah dan BAK
terdiri dari : frekuensi, warna, bau, dan masalah
3) Pola tidur dan istirahat: untuk menanyakan tidur siang, tidur
malam, dan masalahnya
4) Aktifitas : Menanyakan bagaimana pola aktivitas klien
5) Pola hygiene: menanyakan kepada klien seberapa sering mandi,
menyikat gigi, dan mengganti pakaian nya, kebersihan vulva
6) Pola seksualitas : Meliputi frekuensi , masalah
i. Riwayat psikologis meliputi : Respon ibu dan suami, dukungan
keluarga lain,pengambilan keputusan
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum menurut (Hutari Puji Astuti, 2012) Tekanan darah
diukur menggunakan alat tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah
normal , sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70
sampai 90 mmHg
1) Suhu Suhu badan normal berkisar 36,5 - 37,2 oC.
2) Nadi frekuensi nadi , normal : 60 – 100 kali / menit
3) Pernafasan Frekuensi pernapasan , normal 16 – 24 kali / menit
4) Tinggi badan Dilakukan saat pertama kali ibu melakukan
pemeriksaan
5) Berat badan Untuk mengetahui kenaikan berat badan dan
penurunan berat badan, karena kekurangan nafsu makan . Pada
kasus ibu dengan akseptor KB suntik 3 bulan mengalami kenaikan
berat badan rata-rata antara 2,3- 2,9 kg (Koes Irianto, 2012)
b. Pemeriksaan sistematis
1) inspeksi meliputi
a) Kepala
(1) Muka meliputi pemeriksaan : oedema dan cloasma
gravidarum
(2) Mata meliputi pemeriksaan : conjungtiva, sclera dan oedema
(3) Hidung meliputi pemeriksaan : secret dan polip
(4) Telinga meliputi pemeriksaan : tanda infeksi, serumen dan
kesimetrisan
(5) Mulut meliputi pemeriksaan : keadaan bibir, stomatitis,
epulis, karies dan lidah
2) Palpasi meliputi
a) Leher : meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe,
pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis atau
tumor
b) Dada: meliputi pemeriksaan kesimetrisan, massa, untuk
mengetahui apakah ada tumor/ tidak
c) Abdomen Meliputi pemeriksaan Inspeksi, palpasi, auskultasi
d) Ekstremitas Meliputi pemeriksaan :oedema, varices, kuku jari
dan reflek patella
3) Perkusi meliputi : Ekstermitas : memeriksa adanya oedema,
varices, kuku jari dan reflek patella (Hutari Puji Astuti, 2012)
4) Data penunjang Data penunjang untuk pemeriksaan urine untuk
mengetahui kadar protein dan glukosanya dan pemeriksaaan darah
untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella (Hutari Puji Astuti, 2012)
a. MASALAH
Masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosa perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh (Ari
Sulistyawati dkk, 2010).
b. KEBUTUHAN
Menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
masalahnya (Ari Sulistyawati dkk, 2010)
E. Langkah V Perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi pasien atau masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita, apakah dibutuhkan
penyuluhan ,konseling, dan apakah merujuk klien atau masalah yang lain
(Rismalinda, 2012).
F. Langkah Vl PELAKSANAAN
Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efisien dan
aman. Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi , maka bertanggung jawab terhadap
pelaksanaannya rencana asuhan yang menyeluruh (Rismalinda, 2012 ).
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan sesuai
dengan pelaksanaan yang di laksanakan (Rismalinda, 2012 ).
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 15 November 2019
Jam : 09.00 WIB
Tempat : PUSKESMAS NGESREP
II. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny R Nama : Tn S
Umur : 37 tahun Umur : 49 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jatiluhur 2/5 Alamat : Jatiluhur 2/5
6. Riwayat KB
LAMA ALASAN
JENIS KB KELUHAN
PENGGUNAAN BERHENTI
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha suami istri untuk
mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan (purwoastuti, 2015: 182),
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim
(Nugroho dan Utama, 2014).
Dalam pengkajian ibu mengatakan ingin mendapatkan KB suntik 3
bulan kembali, lalu dilakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu di berikan KB
suntik 3 bulan yang mengandung progestin sebanyak 3cc di injeksi secara IM.
Diagnosa kebidanan dari kasus ini adalah Ny. R Umur 37 Tahun P3A0
Akseptor Baru Kb Suntik Progestin dan pelaksanaannya yaitu memberitahu
ibu tentang hasil pemeriksaan, TTV : TD : 120/70 mmHg, R: 20x/menit, N:
78x/menit, S: 36,50C. Menginjeksikan KB suntik 3 bulanan (DMPA 3 cc) ke
bagian 1/3 SIAS ibu secara IM. Menjelaskan pada ibu kembali bahwa
amenorhea (tidak menstruasi) merupakan salah satu efek samping dari KB
suntik kombinasi dan merupakan hal yang wajar. Memberitahu ibu untuk
mengompres bekas suntikan dengan air hangat apabila terasa nyeri/pegal.
Memberitahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 15 Februari 2020 untuk
jadwal suntik berikutnya atau segera mungkin bila ada keluhan. Pada kasus ini
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang nyata.
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik selalu
berpedoman dengan teori yang ada dan mampu melaksanakan pelayanan
secara komprehensif dan lengkap, serta mampu meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, dkk. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan kb. Edisi 2: jakarta:
EGC.2014.
Siti. Mulyani nina dan Mega Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat
Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medica.
Rahma, Andi Siti. Fisiologi Laktasi. Makassar: Alauddin University Press. 2012
Runjati, dkk. 2017. Kebidanan : Teori dan Asuhan, Vol 2. Jakarta. ECG
Siti. Mulyani nina dan Mega Rinawati. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medica. 2013.