Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di dalam uterus,
kualitas pengawasan antenatal, penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan,
dan perawatan sesudah lahir.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar
500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatus sebesar 10
juta pertahun. Kematian Maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara
berkembang sebesar 99% ( Manuaba, 1998 ).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi di bandingkan dengan Negara
lainnya. Angka kematian bayinya (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia
28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup ( hincllif 1999 ). Angka ini
merupakan salah satu indicator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka
kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan nonatal
kurang baik , untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Menurut survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 44/10.000 Kelahiran hidup. Dalam
mencapai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) maka salah satu upayanya yaitu dengan melaksanakan
Asuhan Bayi Baru Lahir.
Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat setelah persalinan
yang dianggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera
timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu segera memberi
pertolongan pertama. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kematian ibu
dan bayi yang ada di Indonesia pada khususnya. (Wiknjosastro. 2005: 246)
Berdasarkan data diatas praktikan mencoba melakukan studi kasus pada Bayi
Ny. V yang dilaksanakan di BPS Siti Syamsiyah, Am. Keb,Tuntang.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Praktikan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi
Baru Lahir dengan menerapkan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. V baik data subyektif
maupun obyektif.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada bayi Ny. V
c. Dapat menentukan diagnosa dan antisipasi pada bayi Ny. V
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk bayi Ny. V
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk bayi Ny. V
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada
bayi Ny. V
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal
sampai akhir pada nayi Ny. V
C. METODOLOGI PENULISAN
Metodologi dalam penulisan ini adalah deskriptif yaitu menggunakan
gambaran secara garis besar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
adalah metode observasi mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh
data tentang kesehatan pasien, metode pemeriksaan fisik untuk memperoleh
data-data, dan studi pustaka untuk mengetahui kesesuaian teori dengan praktik
yang ada di lapangan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I

: Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan Teori
Pada bab ini terdiri dari konsep teori Bayi Baru Lahir.

BAB III

: Tinjauan Khusus
Membahas kasus secara nyata yang dilakukan pada Bayi Baru
Lahir dengan asuhan kebidanan.

BAB IV : Pembahasan
Bab ini berisi tentang pembandingan antara teori dengan praktik
yang dilakukan bidan.
BAB V

: Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TIJAUAN TEORI
A. TEORI BAHASAN UTAMA
2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang baru dikeluarkan dari kehidupan intrauteri
(dalam uterus) ke kehidupan ekstrauteri(luar uterus), dengan usia 0-24 jam
pertama kehidupan.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan sejak janin berada di
vulva sampai 24 jam setelah bayi lahir. (Varney).
2.2 Ciri-Ciri Bayi baru lahir Normal

BB 2500-4000 gram

Panjang Badan Lahir 48-52 cm

Lingkar Dada 30-38 cm

Lingkar kepala 33-38 cm

Bunyi jantung pada menit-menit pertama kurang lebih 180x/menit


kemudian turun sampai 120-140x/menit

Pernapasan pada menit pertama 80x/menit kemudian turun sampai


40x/menit

Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk


diliputi verniks caseosa

Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

Kuku telah panjang dan agak panjang serta lemas

Genetalia pada wanita lebia mayora telah menutup labia minora, pada
laki-laki testis sudah turun

Refleks isap dan menelan, moro, dan grasp reflek sudah terbentuk
dengan baik.
4

Eliminasi baik urine maupun feses akan keluar dalam 24 jam pertama
berwarna kuning kecoklatan (Pusdiknakes. 2003)

2.3 Adaptasi Bayi baru lahir Terhadap Kehidupan Ekstrauteri

Perubahan metabolisme karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir, terjadi penurunan kadar gula dalam
darah. Adaptasinya, energi diambil dari metabolisme asam lemak. Bila
tidak terpenuhi bisa menjadi hipoglikemi.

Perubahan suhu tubuh


Suhu lingkungan lebih rendah dibanding suhu dalam rahim. Bila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25 derajat celcius, maka bayi akan
kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak
200 kal/kgBB/mnt. Produksi panas pada BBL 1/10. bila terjadi
penurunan panas 2 derajat celcius dalam waktu 15 menit, maka
metabolisme jaringan dan kebutuhan oksigen akan meningkat.

Perubahan pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen melalui plasenta, setelah
lahir, pertukaran gas terjadi melalui paru-paru

Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen naik dan tekanan
karbondioksida turun. Resistensi pembuluh darah paru turun sehingga
aliran darah ke paru meningkat. Aliran darah dari arteri pulmonalis ke
paru dan ductus arteriosus menutup, arteri dan vena umbilikalis
menciut. Tali pusat dipotong, aliran darah dari palsenta melalui vena
cava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti.

Daya tahan tubuh belum maksimal, imunologik belum berfungsi


maksimal sehingga risiko terjadi infeksi masih tinggi

Saluran cerna mulai berfungsi menyerap makanan serta hati


menetralisir dan mengekskresi bahan yang tidak perlu

Ginjal

mulai

berfungsi

sebagai

organ

ekskretoritas

dan

mempertahankan homeostatis kimia darah. (Pusdiknakes. 2003)


B. ASUHAN YANG DIBERIKAN
Dalam konsep dasar kebidanan ini akan dibahas mengenai pengertianpengertian yang berkaitan dengan judul, meliputi : pengertian bidan, pengertian
asuhan kebidanan, pengertian manajemen kebidanan, konsep manajemen
kebidanan menurut varney, langkah-langkah manajemen.
3.1 Asuhan Kebidanan
Adalah : penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi
setelah lahir, serta keluarga berencana (standar profesi kebidanan 1999).
3.2 Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan Bayi Baru Lahir adalah:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
d. Identifikasi
e. Pencegahan infeksi
Aspek penting asuhan segera BBL:
a. Jaga bayi tetap kering dan hangat untuk mencegah hipotermi
b. Usahakan ada kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu segera
mungkin
c. Jaga pernapasan dalam batas normal
d. Cegah hipoglikemi
e. Cegah infeksi
(kumpulan makalah bahan kuliah . 2012)

Penatalaksanaan segera di ruang bersalin:


a.Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
segera menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara:
Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
Usahakan untuk memosisikan leher bayi lurus sedikit tengadah ke
belakang sehingga kepala tidak menekuk
Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.
Tepuk kedua telapak kaki bayi atau gosok kulit bayi dengan kain bersih
dan kering serta kasar
Gunakan penghisap lendir jika terlihat ada sumbatan pada hidung bayi.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak akan
mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir
tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan resusitasi bayi. Tali pusat dipotong dengan jarak 3 cm
dari dinding perut bayi dan 2 cm antar klem, dengan gunting tali pusat dan
diikat dengan pengikat steril. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa
tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah perdarahan. Lalu
lakukan pembungkusan tali pusat dengan kasa steril yang diganti setiap hari
dan setiap kali kotor/ basah.
c.Mempertahankan suhu tubuh bayi
Mempertahankan suhu tubuh bayi merupakan hal yang paling penting untuk
mencegah hipotermi pada bayi. Bayi Baru Lahir harus dibungkus hangat.
d. Memberi vitamin K
Untuk mencegah perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir normal dan aterm, perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari atau untuk bayi resti, diberi injeksi vit.K dengan dosis 0,1 mg IM

e.Memberi obat Tetes/ salep mata


Dilakukan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Pemberian obat
mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata
karena klamidia. Perawatan mata ini harus dilaksanakan segera setelah
perawatan tali pusat.
f. Identifikasi Bayi
Dipakai untuk membedakan bayi satu dengan yang lainnya supaya tidak
tertukar dan mudah dikenali. Alat yang digunakan hendaknya tahan air, tidak
mudah rusak, dan bertepi lembut yang tidak mudah melukai bayi. Biasanya
berupa gelang yang berisi identitas bayi.
(Saifuddin.2000: 133-136)

g.

Melakukan pengkajian
1.

Pengkajian segera, dilakukan selama menit pertama kehidupan,


terjadi

perubahan

fisiologis

(0-30

menit),

pengkajian

dengan

menggunakan APGAR SCORE untuk fisik dan GRAY SCORE untuk


interaksi bayi dan orangtua
2.

Pengkajian transisional, dilakukan selama 24 jam pertama


kehidupan bayi, mengalami perubahan perilaku dan fisik, meliputi:
PERIODE I (reaktivitas), 30 menit setelah lahir:
Bayi terjaga dengan mata terbuka
Memberi respon terhadap stimulus
Menghisap penuh semangat dan menangis
Kecepatan pernapasan sampai 82x/menit
Denyut jantung sampai 180x/menit
Bising usus aktif
Istirahat penuh mengikuti fase awal reaktivitas dan berlangsung 2-4 jam
Suhu tubuh, pernapasan, dan denyut jantung menurun
PERIODE II (reaktivitas), 2-6 jam
8

Bayi bangun dari tidur yang nyenyak


Denyut jantung dan kecepatan pernapasan meningkat
Neonatus mengeluarkan mekonium, urine, dan mengisap
- PERIODE III stabilisasi (12-24 jam setelah lahir)
Bayi lebih mudah tidur dan terbangun
Tanda vital stabil
Kulit berwarna kemerahan dan hangat
3. Pengkajian periodik, dilakukan setelah 24 jam pertama kehidupan, BBL
mengalami pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
untuk menilai adaptasi neonatus dan mencari kelainan yang ada). Masingmasing sistem tubuh akan diperiksa untuk mengetahui struktur dan
fungsinya.
Alat yang dipakai untuk pemeriksaan fisik: meteran, stetoskop,
termometer, timbangan, lampu sorot, jam, kasa, tong spatel, dan alas bayi.
Pemeriksaan ini dipakai untuk menentukan ukuran antropometrik bayi,
yang meliputi BB, PB, lingkar kepala, dan lingkar dada yang biasanya
lebih kecil 2 cm dari lingkar kepala.
Pemeriksaan fisik BBL pasca lahir selama 24 jam sebelum pulang,
meliputi pemeriksaan BB/TB, suhu tubuh, pernapasan, nadi, dan TD jika
ada indikasi, kulit (berwarna kemerahan ditutupi zat lemak yang berfungsi
sebagai isolasi panas), lanugo (rambut halus pada punggung bayi, tumor
kulit, turgor dan kelainan kulit), kepala (apakah ada caput suksedaneum,
sepal hematoma, fraktur tulang tengkorak, perdarahan aporeutik, kelainan
konginetal), dada (gerakan dinding dada harus simetris, pernapasan 4060x/menit, dengan palpasi ditemukan fraktur klavikula, auskultasi
ditemukan laju jantung 126-160x/menit), abdomen, genetalia eksterna,
anus, tulang belakang dan ekstremitas (atas dan bawah).
(kumpulan makalah bahan kuliah . 2012)
3.3 Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuannya untuk mengetahui apakah aktivitas bayi normal atau tidak. Halhal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir biasa
disebut dengan penilaian APGAR SCORE, meliputi:
0
Pucat

Appearance

1
Badan

(warna kulit)
Pulse
rate Tidak ada

2
merah, Seluruh

ekstremitas biru
Kurang dari 100x/menit

tubuh

kemerah-merahan
Lebih dari 100x/

(frekuensi nadi)
Grimace (reaksi Tidak ada

Ada

rangsangan)
Activity (tonus Tidak ada

mimik
Ekstremitas dalam sedikit Gerakan aktif

otot)
Respiration

fleksi
Lemah/ tidak terarur
Baik/ menangis
(Wiknjosastro. 2005: 249)

Tidak ada

sedikit

menit
gerakan Batuk/ bersin

Kriteria penilaian: 0-3 asfiksia berat


4-6 asfiksia sedang
7-10 asfiksia ringan/ normal
Yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir adalah:
Kesadaran dan reaksi Reaksi terhadap rangsang sakit, suara keras yang
terhadap sekeliling
Keaktifan

mengejutkan, suara mainan.


Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan
kaki yang simetri sewaktu bangun. Tremor pada tangan,
bibir, dan kaki sewaktu menangis adalah normal,

Simetri
Kepala
Muka wajah
Mata

abnormal jika terjadi sewaktu tidur.


Apakah secara keseluruhan badan seimbang.
Simetris atau tidak, makrosepal/mikrosepal.
Bayi tanpa ekspresi.
Perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa

Mulut

bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu.


Salivasi/ sekret berlebihan tidak normal pada bayi baru

Leher, dada, abdomen

lahir, ada kemungkinan kelainan saluran cerna.


Ukur lingkar dada, adakah cidera karena proses

Punggung

persalinan.
Adakah benjolan/

10

tumor/

kelainan

pada

tulang

Bahu,

tangan,

tungkai
Kulit dan kuku

punggung.
sendi, Perhatikan bentuk, gerak, dan fraktur.
Perhatikan warna kulit, kemerahan (normal) atau

kebiruan
Kelancaran menghisap Perhatikan
dan pencernaan
Tinja dan kemih
Refleks

Diharapkan keluar pada 24 jam pertama


Rooting refleks : gerakan menoleh ke bagian pipi
yang disentuh
Sucking refleks : gerakan menghisap yang dilakukan
bayi apabila ada benda dalam mulutnya
Grasp refleks : gerakan menggenggam apabila ada
benda yang diletakkan di telapak tangan bayi
Moro refleks : gerakan seperti memeluk yang terjadi
pada bayi jika dikejutkan
Tonic

neck

refleks:

gerakan

ekstensi

pada

ekstremitas kenan dan fleksi pada ekstremitas kiri


jika bayi menoleh ke kanan
Babinski refleks : gerakan ekstensi pada jari-jari kaki
Berat badan

jika digoreskan benda runcing pada telapak kaki


Sebaiknya dipantau setiap hari, bila penurunan lebih

TTV

dari 5 % diidentifikasi terjadi dehidrasi


Suhu tubuh (36-37 derajat celcius), pernapasan (kurang
dari 50x/menit), dan nadi (120-160x/menit)
(Saifuddin.2000: 137-138)

3.4 Interaksi Orang Tua Terhadap Bayi baru lahir


Menurut Klauss dan Kennel, attachment dan bonding adalah kontak antara
ibu dan bayi segera setelah lahir. Hal ini penting supaya terjadi kontak fisik

11

dan psikologis antara ibu dan bayi yang mertupakan modal awal terbinanya
hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak.
Perilaku orangtua terhadap anaknya dibedakan menjadi perilaku
positif dan negatif. Perilaku positif: menatap, mencari ciri khas untuk kontak
mata,
memberi perhatian, menganggap anak sebagai individu unik, menganggap
anak sebagai anggota keluarga, memberikan senyuman, berbicara/menyanyi,
menunjukkan kebanggaan pada anak, mengajak anak pada acara-acara
keluarga, memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak, bereaksi
positif terhadap perilaku anak.
Perilaku negatif otangtua terhadap anak: menjauh dari anak, tidak
memperdulikan kehadiran anak, menolak untuk menyentuh anak, tidak
memberikan nama, tidak menganggap anak sebagai anggota keluarga,
menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai, tidak menggenggam
jarinya, terburu-buru dalam menyusui, menunjukkan kekecewaannya, tidak
berusaha memenuhi kebutuhan anak.
Untuk memperluas hubungan antara orangtua dan anak, salah satunya
dengan rooming in(rawat gabung), yakni sistem perawatan dimana ibu dan
bayi ditempatkan dalam satu ruang secara kontinyu 24 jam dalam perawatan,
sehingga ibu dapat melayani sendiri untuk bayinya serta ibu dapat meneteki
bayinya kapan saja bila ibu menghendaki.
Jenis rawat gabung:
1.

Rawat gabung penuh/ total, dimana bayi berada di samping ibu 24


jam kontinyu

2.

Rawat gabung parsial, dimana bayi dalam satu ruang hanya pada
saat tertentu.
Faktor yang mempengaruhi rawat gabung: petugas kesehatan,

kebijakan tempat persalinan, faktor persalinan patologi, faktor ibu, faktor


bayi, faktor sosial ekonomi.
Indikasi rawat gabung:
Ibu: sehat.
12

Bayi, nilai APGAR baik, aktif dapat menetek, BB >1700 gram, tidak ada
kelainan konginetal
Kontraindikasi rawat gabung:
Bayi: kejang, memerlukan observasi khusus, BBLR,cacat bawaan, kelainan
metabolik
Ibu: fungsi cardiorespiratorik yang tidak baik, eklamsia, Ca Mamae,
gangguan psikologis
(kumpulan makalah bahan kuliah . 2012)

C. MANAJEMEN KEBIDANAN
4.1 Konsep Dasar Kebidanan
1. Manajemen Kebidanan
Adalah : Pendekatan yang digunakan bidan dalam menerapkan
methode pemecahan masalah secara sistematis dimulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (standar
profesi kebidanan 1999).
2. Proses manajemen menurut Varney (1997)
Varney (1997) menjelaskan bahwa peoses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditenukan oleh perawat bidan pada awal tahun
1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah methode pengorganisasian
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini
menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan.
Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan
saja melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar manajemen yang
komprehensif dan aman dapat tercapai. Dengan demikian proses
manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian

13

yang menyatakan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisahpisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evalusai. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan lagi
menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai
dengan kebutuhan klien.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan data dasar.
Pada

langkah

pertama

ini

dilakukan

pengkajian

dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi


keadaan klien secara lengkap yaitu :
1) Riwayat kesehatan
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan pada keadan tertentu.
b. Langkah II (kedua) interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah
atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
digunakan sudah dikumpulkaan diinterprestasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spisifik. kata masalah dan diagnosa
keduanya

digunakan,

karena

14

beberapa

masalah

tidak

dapat

diselesaikan seperti diagnosa terapi sesungguhnya membutuhkan


penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap
klien.
c. Langkah III (ketiga) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensi.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi.

Langkah

ini

membutuhkan

antisipasi,

Bila

memungkinkan dapat bersiap-siap bila diagnosa ini benar-benar terjadi


dan pada langkah ini penting sekali melakukan arahan yang aman.
d. Langkah IV (Keempat) : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan arahan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau dasa dasar yang
lengkap dapat dilengkapi rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari
kondisi setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebit, seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien, bila da masalah-masalah
yang berkaitan dengan social, ekonomi, cultural dan psikologis. Setiap
rencana asuhan haruslah disetujui kedua belah pihak, yaitu oleh bidan
dan klien, kemudian membuat kesepakatan, bersama sebelum
melaksanakannya.

15

f. Langkah VI ( keenam) : Melaksanakan perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,
ia tetap memikul tanggung jawab untukmengarahkan pelaksanaannya
(misalnya memastikaan agar langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan
bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung
jawab terhadap terlaksana rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan dalam bntuan
apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif
sedang sebagian belum efektif.
Jadi

langkah-langkah

proses

manajemen

pada umumnya

merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang


mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses kinis. Karena
proses manajemen tersebut berlangsung didalam situasi kinis dan dua
langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi, maka tidak
mungkin proses manajemen dievaluasi dalam tulisan (Kumpulan
makalah seminar sehari 2000).

16

D. KEWENANGAN BIDAN
Berdasarkan

Peraturan

Mentri

Kesehatan

(PERMENKES)

No

1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,


Kewenangan yang dimiliki bidan dalam melakukan asuhan bayi baru lahir
meliputi :
1. Asuhan pada bayi baru lahir normal.
2. Resusitasi
3. Pencegahan hipotermi
4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5. Injeksi Vitamin K
6. Perawatan Bayi Baru Lahir pada masa neonatal (0-28 hari)
7. Perawatan tali pusat
8. Penanganan hipotemi pada Bayi Baru Lahir dan segera merujuk
9. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan
10. Pemberian imunisasi rutin sesuia dengan program pemerintah
11.Pemantauan tumbuh kembang anak bayi, balita dan anka pra sekolah
12. Pemberian konseling dan penyuluhan
13. Pemberian surat keterangan kelahiran
14. Pemberian surat keterangan kematian

E. Dokumentasi
Dalam melaksanakan studi kasus, dokumentasi yang dilakukan adalah
dengan SOAP notes :

17

: Data Subyektif
Dalam pengkajian/ pengumpulan data yang diperlukan adalah
berasal dari pasien/ ibu pasien yang mendukung bayi baru lahir
normal.

: Data Obyektif
Pengkajian/ pengumpulan data yang berasal dari pemeriksaan yang
dilakukan terhadap bayi baru lahir normal.

A.

: Assesment/ analisis
Berdasarkan data yang telah dikaji baik subyektif dan data obyektif
dapat diintregasikan/ dihubungkan sehingga dapat membuat analisa
tentang diagnosa dan masalah/ kesimpulan.

: Planning
Mengacu dari diagnosa dan masalah dapat dilakukan tindakan
kebidanan yang mendukung bayi baru lahir normal.

Demikian dokumentasi yang berisi kenyataan yang esensial dapat menjaga


kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi untuk suatu periode tertentu.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL

18

I.

PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Januari 2013
Waktu

: 18.45 WIB

Tempat

: BPS Siti Syamsiyah, Am.Keb

IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama

: Bayi Ny. V

Tanggal lahir : 24 Januari 2013 / 18.30 WIB


Jenis kelamin : Laki-laki
b. Identitas Orang Tua
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Ny. V
: 22 tahun
: Islam
: SMP
: Swasta
: Jl. Kaligaleh no 72

Rt 08 Rw 3, Tingkir Salatiga

Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn. H
: 23 tahun
: Islam
: SMU
: Swasta
: Jl. Kaligaleh no 72

Rt 08 Rw 3, Tingkir Salatiga

II. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan Datang

:-

2. Riwayat Kesehatan ibu/ keluarga:


Dahulu

: Ibu mengatakan tidak pernah menderita Jantung, DM,


Hipertensi, Asma, TBC dan Hepatitis.

Sekarang

: Ibu mengatakan tidak sedang menderita Jantung, DM,


Hipertensi, Asma, TBC dan Hepatitis.

Keluarga

: Ibu mengatakan dalam keluarga ada yang pernah


menderita asma yaitu ayah, Selain itu tidak ada lagi
riwayat penyakit lain seperti menderita Jantung, DM,
Hipertensi, Asma, TBC dan Hepatitis, dan tidak ada
rriwayat gemelli

3. Riwayat Neonatal :

19

Prenatal : Selama hamil ibu rajin memeriksakan kehamilan secara rutin di


bidan pada TM I : 1x di bidan, TM II : 2x di bidan, TM III : 3x di bidan,
ibu sudah mendapatkan TT 2x , ibu mendapatkan tablet Fe dan Vitamin
Intranatal : Ibu melahirkan anak keduanya, secara normal oleh bidan, jenis
kelamin laki-laki, BB 3500 gr, PB 50 cm, apgar score 10-10-10 tidak ada
hambatan dalam persalinan seperti distosia bahu, CPD, lilitan tali pusat,
tali pusat menumbung dan hambatan yang lainnya.
Postnatal : Keadaan umum bayi baik, tidak ada kelainan, BAK dan BAB
bayi masih ditunggu dalam 1 hari,
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Pranatal

: Umur kehamilan aterm, tidak ada penyakit yang


menyertai kehamilan, gizi cukup.

Natal

: Persalinan normal, ditolong bidan, BB lahir 2500 gr,


PB 48 cm, bayi sehat, tidak ada kelainan.

Post Natal

: Masa nifas normal, kontraksi uterus baik.

5. Pola Kebiasaan sehari-hari :


Pola nutrisi

: Bayi sudah menetek ibunya segera setelah lahir dengan


IMD dalam kurun waktu jam setelah melahirkan.

Pola eliminasi : Bayi BAB belum keluar, BAK belum keluar.


Pola istirahat :Bayi lebih sering tidur, dan jika bangun bayi disusui ibu.
Pola aktivitas : gerak aktif, menangis keras, refleks positif.

III. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum :

20

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Vital signs

:N

= 115 x/ menit

RR

42 x/ menit

36 0 C

2. Pengukuran antropometri :
BB

: 3500gram

Lingkar kepala / LK : 35 cm

PB

: 50 cm

Lingkar dada / LD

: 34 cm

LILA

: 11 cm

APGAR SCORE:
1 menit
2 menit
3 menit

Appearance
2
2
2

Pulse
2
2
2

Grimace
2
2
2

Activity
2
2
2

Respiratory
2
2
2

Score
10
10
10

3. Status present
Kepala

: Mesochepal, sutura tidak teraba penyusupan, tidak ada


caput succedaneum, tidak ada cephal hematom.

Muka

: warna kemerahan,tidak ada lanugo, ada verniks caseosa.

Mata

: simetris, tidak ada tanda tanda infeksi seperti keluarnya

pus.
Hidung

: Simetris, bersih, tidak ada nafas cuping hidung, bibirdan

langit-langit normal.
Mulut

: bibir tidak ada sumbing, palatum normal.

Telinga: Bersih, simetris.


Leher

: Tidak ada benjolan dan pembengkakan

Dada

:Simetris,

tidak

ada

retraksi

intercosta,

pernafasan

diafragma.
Ketiak

: Tidak ada pembesaran abnormal.

Pulmo/COR

: Bunyi nafas bersih,Tidak wheezing, tidak ada stridor,

bunyi jantung teratur.

21

Abdomen

: Tidak teraba benjolan, tidak ada perdarahan tali pusat,


jumlah pembuluh pada tali pusat (2 arteri, 1 vena), tidak
omfalokel

Genetalia

: Bersih, testis sudah turun ke skrotum, OUE terdapat pada

ujung gland penis (tidak epispadi / hipospadi), tidak fimosis.


Punggung

: Tidak ada pembengkakan/cekungan, tidak ada spina

bifida.
Anus

: Anus ada dan berlubang.

Ekstremitas

: simetris, Jemari lengkap 5/5, tidak pucat, pada

ekestremitas atas maupun bawah.


Kulit

: Kemerahan, ada verniks caseosa, dan tidak ada tanda lahir.

Refleks

: Rooting reflek : positif


Sucking reflek : positif
Grasp reflek : positif
Moro reflek : positif
Tonic Neck reflek : positif
Babinski reflek : positif

IV. ANALISIS
Bayi baru lahir normal BB 3500 gr PB 50 cm segera menangis.
PLANNING
Tanggal 24 Januari 2013, jam 18.30 WIB
1. Membersihkan mulut dan hidung, memotong dan mengikat tali pusat.
Hasil : Mulut dan hidung bersih, tali pusat terpotong dan terikat.
2. Menjaga kehangatan bayi.
Hasil : bayi terbungkus hangat.
3. IMD segera setelah lahir
Hasil : bayi menyusui ibunya setelah jam kemudian.

22

4. Memeriksa keadaan umum bayi serta menimbang BB, mangukur PB, LD,
LK, dan LL.
Hasil :
N

= 115 x/ menit

PB

= 50 cm

RR

42 x/ menit

LK

= 35 cm

36 0 C

LD

= 34 cm

BB

= 3500 gr

5. Memberikan injeksi vitamin vitamin K 0,1ml per IM pada paha sebelah


kiri.
Hasil : bayi telah diinjeksi vitamin K 0,1ml per IM pada paha sebelah kiri.
6. Melakukan perawatan tali
Hasil : Membungkus tali pusat dengan kasa steril tanpa membubuhi
apapun.
7. Memakaikan pakainan dan membedong bayi.
Hasil : terlaksana.
8. Memberikan salep obat mata eritromisin0,5%.
Hasil

: mata bayi telah diberi salep/ obat mata

9. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa kondisi bayinya sehat.


Hasil : ibu dan keluarga senang mengetahui kondisi bayinya sehat.
10. Menjelaskan kepada ibu cara menyusui bayi yang benar
Hasil : Ibu menjadi tahu dan melaksanakannya.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan bayi ASI Eksklusif selama 6
bulan.
Hasil : Ibu mngerti dan akan melaksanankan anjuran tersebut.
12. Memberikan bayi kepada ibu untuk dapat melakukan Bounnding
Attachment.
Hasil : Bayi menyusui ibunya kembali.

BAB IV
PEMBAHASAN

23

Setelah

mengkaji,

menganilis,

merencanakan,

penulis

dapat

mengemukakan.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan melalui anamnesa dan melakukan pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan umum, status present, dan pengukuran antropometri.
Dalam praktiknya, pengkajian yang dilakukan bidan terhadap bayi Ny. V
laki-laki, telah sesuai dengan teori yang ada, semuanya telah dikaji dengan baik
sehingga dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa. Tidak ada kelainan pada bayi
yang ditandai dengan hasil pemeriksaan yang positif sesuai dengan teori yang
ada.
B. Analisis
Analisis ini ditegakkan sesuai dengan hasil pengkajian. Penerapan analisis
yang ditegakkan oleh bidan dalam praktiknya telah sesuai dengan teori yang ada,
yakni sesuai dengan hasil pengkajian, dianalisis bahwa bayi Ny. V lahir normal
BB 3500 gr PB 50 cm segera menangis.
C. Planning
Berisi tentang perencanaan yang dilakukan terkait dengan perawatan bayi
baru lahir normal. Dalam hal ini, planning bidan dalam praktik sesuai dengan teori
yakni melakukan perawatan-perawatan jangka pendek bayi baru lahir yang bisa
langsung dilakukan ketika bayi lahir serta perawatan jangka panjang yang
dilakukan di rumah oleh ibu dan di BPS jika ibu memeriksakan anaknya lagi.

BAB V

24

PENUTUP
Dari semua tindakan asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan
selama praktek di BPS Siti Samsiyah, Am.Keb, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tidak
mendapatkan hambatan, ternyata dengan adanya dukungan dan kerja sama
dari ibu/keluaga sangat membantu kelancaran pemeriksaan Bayi baru lahir
yang dilakukan oleh bidan.
B. Saran
Rekan-rekan sejawat agar selalu memperhatikan kemungkinan berbagai
masalah yang dapat timbul pada Bayi Baru Lahir serta dapat memberikan
pertolongan pertama pada kegawatan yang terjadi sehingga Angka Kematian
Bayi bisa dikurangi.

25

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta :
Depkes RI.
Kumpulan makalah bahan kuliah. 2007.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. Jakarta: JHPIEGO.
Saifuddin, Abdulbari (editor). 2000. Buku Asuhan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

LEMBAR PENGESAHAN

26

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. V, lahir normal, di BPS Siti Samsiyah,
Am.Keb

Semarang,

Februari 2013

Pembimbing Klinik

Praktikan

Siti Samsiyah, Am.Keb

Nafi ruhmita

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Farida Sukowati, S.SiT, M.Kes

27

Anda mungkin juga menyukai