S G2P1A0
UMUR 36 TAHUN HAMIL 39+3 MINGGU DENGAN
PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) DI RSU
ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Disusun oleh:
Fatimah Yanti
NIM B1316
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang
ingin dicapai sesuai tujuan MDG’s nomor 5 pada tahun 2015 AKI turun
tahun 2015, angka kematian ibu sebesar 437 kasus , sedangkan kasus
kematian ibu per EKS Keresidenan pekalongan 117 kasus (26,7%), Semarang
ibu di Jawa Tengah. Sedangkan Target yang harus dicapai tahun 2015
kota Sragen pada tahun 2015 berdasarkan laporan dari kabupaten per kota
Tengah tahun 2015 berdasarkan laporan dari kabupaten per kota sebesar 437
1
2
Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 diwilayah jawa tengah yaitu
paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada janin dapat menyebabkan fetal
(Prawirohardjo, 2012).
Persalinan normal 494 (39%) persalinan, persalinan patologi 778 (61%) yang
judul “Asuhan Kebidanan Ibu bersalin pada Ny.S G2 P1A0 Umur 36 Tahun
3
Hamil 39+3 Minggu dengan Pre eklampsia Berat (PEB) di RSU Assalam
Gemolong”.
B. Perumusan Masalah
Tahun Hamil 39+3 Minggu dengan Pre eklampsia Berat (PEB)di RSU
Assalam Gemolong”.
1. Tujuan Umum
Umur 36 Tahun Hamil 39+3 Minggu dengan Pre eklampsia Berat (PEB)di
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
Gemolong Sragen.
1. Bagi Peneliti
Gemolong.
2. Bagi Profesi
lainnya dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin pada Ny.S
3. Bagi Institusi
a. Bagi RSUD
b. Bagi Pendidikan
judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Ny.T umur 25 tahun G1P0A0
hipertensi nifedipin 10 mg/8 jam per oral, ventolin thiroid, lasix 1 amp/12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Persalinan
a. Definisi persalinan
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Marmi,
2012).
b. Macam-macam persalinan
adalah :
7
8
menit).
a) Perlunakan serviks
d. Tahapan persalinan
kala, yaitu :
1) Kala I (pembukaan)
berlangsung 8 jam.
b) Fase aktif
9
menjadi 4 cm.
(multipara).
kontraksi.
c) Perineum menonjol.
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir
4) Kala IV (pengawasan)
post partum.
persalinan yaitu :
1) Power/ kekuatan
b) Tenaga mengedan
a) Kepala janin.
b) Presentasi
c) Letak
d) Sikap
e) Posisi janin.
f. Mekanisme persalinan
1) Turunnya kepala
2) Flexi
lahir.
4) Extensi
5) Restitusi
Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang lebih
7) Mekanisme bahu
flexi lateral.
dengan hejan perut ibu tanpa mekanisme yang khusus dan tanpa
kesulitan.
9) Kelahiran plasenta
15 menit. Tinggi fundus uteri setelah kala III kira – kira jari di
dapat berhenti.
g. Penatalaksanaan persalinan
1) Kala I
fisik
kemih
2) Kala II
16
bayi
selesai
senyaman mungkin
kontraksi)
benar
3) Kala III
dorsokranial
4) Kala IV
(1) Observasi KU
2. Pre eklampsia
a. Pengertian
yaitu:
c. Etiologi
eklampsia.
eklampsia(SukarnidanSudarti,2014).
d. Patofisiologi
pembuluh darah hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah.
terjadi pada organ – organ tubuh, pada otak akan dapat menyebabkan
2014).
e. Gambaran klinis
f. Komplikasi
a. Pengertian
(Sujiyatini, 2009).
22
minimal 6 jam.
a) Nyerikepala.
c) Mual muntah.
c. Penatalaksanaan
meliputi:
suportif terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang tepat
untuk persalinan.
23
ultrasonografi (USG).
d. Komplikasi
25
1. Pengertian
Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer (pasien)
meliputi :
a) Identitas pasien
(1) Nama
(2) Umur
(3) Agama
(5) Pendidikan
(6) Pekerjaan
(7) Alamat
b) Keluhan utama
c) Riwayat menstruasi
d) Riwayat perkawinan
(3) Keluhan
kepala(Prawirohardjo,2012).
kehamilannya.
neonatorum.
h) Riwayat kesehatan
(Sulistyawati, 2009).
i) Kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
2012).
(Sulistyawati, 2009).
(3) Eliminasi
2012).
(4) Aktifitas
premature
(Sulistyawati, 2012).
(5) Istirahat/tidur
2010).
(6) Psikososial
terhadap kehamilannnya.
kepada pasien.
32
optimal.
2) Data obyektif
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
tentang keadaan
sekelilingnya
berhubungan dengan
acuh.
tempat, waktu),
memberontak, berteriak-
berhayal.
nyeri.
c) Tanda vital
( Sujiyatini, 2009).
(2) Nadi
(3) Pernafasan
2012).
(4) Suhu
cm
(Astuti, 2012).
(Astuti,2012).
d) Pemeriksaan sistematis
(4) Kepala
(Sulistyawati, 2009).
( Prwirohardjo, 2012).
(Astuti, 2012).
(Astuti, 2012).
(Astuti, 2012).
2012).
(6) Ekstremitas
(Prawirohardjo, 2012).
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
((1)) Leopold I
((2)) Leopold II
dibawah uterus.
((4)) Leopold IV
(c) Perkusi
(Priharjo, 2007).
39
(d) Auskultasi
18-20 cm.
berikut
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa :
Data Dasar :
Data objektif :
b) Ekstremitas : oedema
c) Proteinuria : 4+
2) Masalah
2011).
3) Kebutuhan
(Pudiastuti, 2012).
( Prawirohardjo, 2012).
bawah ini :
44
g) Terjadi oligohidramnion.
secara aktif.
1) Memberi tahu keluarga bahwa ibu harus segera masuk rumah sakit
untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring kesatu sisi
(kiri).
oligohidramnion.
kondisi ibu dan janin sejahtera, tidak terjadi eklampsia atau kejang.
g. Data Perkembangan
SOAP merupakan urutan langkah yang dapat mengatur pola pikir kita
S : Subjektif
anamnesis.
O : Objektif
A : Assessment
potensial/tindakan segera.
P : Planning
C. Landasan Hukum
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Jenis laporan ini adalah studi kasus dengan latar belakang asuhan
kebidanan pada ibu hamil denganpre eklampsia berat.Jenis studi kasus ini
bersalin pada Ny.S Umur 36 tahun G2 P1 A0 Hamil 39+3 minggu dengan pre
Subjek studi kasus adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
Subjek dalam studi kasus ini adalah ibu bersalin pada Ny.S Umur 36 tahun
48
49
Suatu peneliti sering kali memerlukan waktu yang lebih lama dari
2016.
1. Data primer
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
pemeriksaan. :
a) Leopold I
Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada
difundus.
b) Leopold II
c) Leopold III
d) Leopold IV
belum.
51
3) Perkusi
( Prawirohardjo, 2012 ).
4) Auskultasi
160x/menit.(Prawirohardjo, 2012).
b. Wawancara
c. Observasi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).
a. Studi dokumentasi
b. Studi kepustakaan
sebagai berikut :
d. Spigmomanometer
e. Stetoskop
f. Termometer
b. Rekam medic
c. Alat tulis
H. Jadwal Penelitian
menyusun proposal studi kasus, sampai dengan penulisan laporan studi kasus,
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
1) Keluhan utama
54
55
2) Riwayat menstruasi
± 28 hari
hari
dalam sehari
gumpalan
mengganggu aktifitas
11 April 2016
c) Gerakan janin
kehamilan 4 bulan
belum teratur.
berkunang-kunang.
secara teratur
57
12,16,20 minggu
minggu
37 minggu
pada ibu hamil saat umur kehamilan 2 bulan dan tablet FE.
imunisasi TT 3 kali
i) Kekhawatiran khusus
4) Riwayat penyakit
tidak berdebar-debar.
nafas.
badan lemah.
dari 5 kali).
59
menetap.
mulut.
dan HIV/AIDS.
e) Riwayat Operasi.
apapun.
5) Riwayat Perkawinan
a) Nutrisi
(1) Makan dan minum terakhir pukul : Ibu mengatakan
makan terakhir pukul 07.00 WIB dan minum terakhir
pukul 08.15 WIB
(2) Jenis makanan dan minuman : Ibu mengatakan makan
nasi, sayur, lauk dengan porsi sedang dan minum teh
hangat.
61
b) Personal hygiene
(1) Selama hamil :Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, ganti
pakaian 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali/hari
dan keramas 3 kali/minggu.
(2) Sekarang : Ibu mengatakan mandi, gosok gigi,
keramas dan ganti baju pukul 07.15 WIB.
c) Eliminasi
(1) BAB terakhir pukul : Ibu mengatakan BAB terakhir
pukul 05.00 WIB, konsistensi
lembek, warna kuning kecokelatan.
(2) BAK terakhir pukul : Ibu mengatakan BAK terakhir
pukul 08.00 WIB, warna kuning
jernih dan bau khas urine.
d) Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil mengurangi aktivitasnya dan
dibantu suami.
e) Istirahat/tidur
Ibu mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam ± 8 jam.
f) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
terutama suami.
dananaknya.
1) Status generalis
b) Kesadaran : Composmentis
N : 84 x/menit R : 22 x/menit
d) TB : 157 cm
e) BB sebelum hamil : 55 kg
f) BB sekarang : 73 kg
63
g) LLA : 25 cm
2) Pemeriksaan Sistemik
a) Kepala
(3) Mata
b) Leher
gondok
kelenjer limfe
(1) Mammae
(2) Axilla
d) Ekstremitas
(1) Atas
(2) Bawah
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
melenting (bokong)
(punggung)
bagian
(3) Auskultasi
b) Pemeriksaan Panggul
c) Anogenetal
kelenjar bartolini.
(2) Perinium
(3) Anus
(4) Inspekulo
4) Pemeriksaan penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S G2P1A0 umur 36 tahun hamil 39+3 minggu, janin tunggal, hidup,
bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5
Data Dasar
Data Obyektif
2) Kesadaran : Composmentis
N : 84 x/menit R : 22 x/menit
5) Sklera : Putih
7) Ekstermitas
melenting (bokong)
papan (punggung)
bagian
11) TFU : 31 cm
dan kiri
70
b) Hemoglobin 11 gr/dl
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Eklampsia
4. Tindakan Segera
6) Dexa 1 gr 2x1 IV
7) MemasangDC
71
5. Rencana Tindakan
f. Beri terapi :
O2 3-4 liter/menit
Dexa 1 gr 2x1 IV
6. Pelaksanaan
urin 4+
3) Tanda dan gejala yaitu pandangan mata kabur, oedema, nyeri pada
O2 3-4 liter/menit
Pasang DC
73
7. Evaluasi
c. Pukul 10.57 WIB : Ibu bersedia rawat inap dan tirah baring
miring kiri
4) O2 3-4 liter/menit
5) Pasang DC
74
DATA PERKEMBANGAN I
Subyektif
Obyektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
d. Suhu : 36,50C
e. Nadi : 84 x/menit
f. Respirasi : 24 x/menit
i. Ekstermitas
j. Palpasi
75
(bokong)
(ekstermitas)
b) Hemoglobin 11 gr/dl
Assessment
Ny. S G2P1A0 umur 36 tahun umur kehamilan 39+3 minggu, janin tunggal,
hidup, intera uteri, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian bersalin
Planning
baik
kiri
bergizi
DATA PERKEMBANGAN II
Subyektif
Obyektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
d. Suhu : 37,00C
e. Nadi : 80 x/menit
f. Respirasi : 22 x/menit
2. Status Obstetri
a. palpasi
(bokong)
Janin (ekstermitas)
78
TFU : 31 cm
b) Hemoglobin 11 gr/dl
Assesment
Ny. S G2P1A0 umur 36 tahun hamil 39+3 minggu, janin tunggal, hidup, intra
janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian bersalin dengan
Planning
membaik
4. Pukul 07.57 WIB : Menganjurkan ibu untuk puasa nanti malam pukul
23.00 WIB
memakaikan topi
Evaluasi
semakin memburuk
POST SC
Subjektif
Objektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
R : 22 x/menit S : 36,70C
e. Ekstermitas
3. Kontraksi : keras
4. Perdarahan : ± 50 cc
Assesment
Ny.S P2A0 umur 36 tahun hari ke-1 post partum SC dengan riwayat pre eklmpsia
berat (PEB).
81
Planning
vital
Evaluasi
DATA PERKEMBANGAN IV
POST SC
Subjektif
Objektif
5. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
R : 21 x/menit S : 36,70C
d. Ekstermitas
7. Kontraksi : keras
8. Perdarahan : ± 50 cc
Assesment
Ny.S P2A0 umur 36 tahun hari ke-3 post partum SC dengan riwayat pre eklmpsia
berat (PEB).
Planning
83
2. Pukul 12.30 WIB : Memberitahu ibu bahwa luka jahitan masih basah
4. Pukul 12.40 WIB : Memberikan ibu KIE tentang tanda bahaya ibu
nifas
- Cefadroxil 2 x 1 500 mg
- Metildopa 2 x 1 0,125 mg
- Cester xv 1 x 1
Evaluasi
3. Pukul 12.39 WIB : Ibu sudah paham dan mengerti tentang personal
hygine
4. Pukul 12.49 WIB : Ibu sudah paham dan mengerti tentang tanda
5. Pukul 12.54 WIB : Ibu bersedia kontrol 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan
B. PEMBAHASAN
asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh bidan dalam
1. Pengkajian
(Taufan, 2012).
kaki kanan dan kiri, badan lemas dan mata berkunang-kunang tekanan
darah 190/110 mmHg dan protein urin (++++). Pada kasus ini penulis
dilahan.
2. Interpretasi Data
meliputi data subyektif dan obyektif. Pada teori masalah pada ibu
bersalin dengan pre eklmpsia berat (PEB) adalah cemas, dan kebutuhan
ibu hamil dengan pre eklmpsia berat (PEB) yaitu dukungan emosional
Pada kasus ibu hamil Ny.S dengan pre eklampsia berat penulis
atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB).
87
dan kasus. Pada langkah kedua ini penulis tidak menemukan adanya
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu bersalin dengan pre
dilapangan.
4. Tindakan Segera
dilakukan pada ibu hamil dengan pre eklmpsia berat adalah memantau
tekanan darah, protein urin setiap 4 jam, kolaborasi dengan dr. SpOG,
Pada kasus ibu bersalin dengan pre eklampsia berat (PEB) tindakan
2x1 , pasang DC. Pada langkah ini ditemukan kesenjangan teori dan
kasus yaitu pada teori melakukan pemantauan protein urin setiap 4 jam,
88
masuk.
5. Perencanaan
pada ibu bersalin dengan pre eklmpsia berat adalah memberi obat anti
Pada kasus ibu bersalin dengan pre eklampsia berat (PEB) tindakan
keadaannya sekarang, beri ibu KIE tentang pre eklmpsia, anjurkan ibu
rawat inap dan tirah baring miring kiri, anjurkan ibu untuk diet makanan
500 mg 3x1 tablet, dexa 1 gr 2x1 , pasang DC, dan dilakukan terminasi
kehamilan karena usia kehamilan >37 minggu. Pada langkah ini tidak
6. Pelaksanaan
Pada kasus ibu bersalin dengan pre eklampsia berat (PEB) tindakan
segera yang dilakukan adalah memberi tahu ibu hasil pemeriksaan dan
menganjurkan ibu rawat inap dan tirah baring miring kiri, menganjurkan
ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat dan rendah
90
Tpm, nifedipin 3x1 hari@ 10mg, injeksi MgSO4 4 mg secara IM, O2 3-4
dilapangan.
7. Evaluasi
Dalam teori Edwin (2013), evaluasi yang diharapkan pada ibu bersalin
dengan pre eklmpsia berat (PEB) kondisi ibu dan janin sejahtera, tidak
terjadi eklampsia atau kejang. Pada kasus ini evaluasi yang didapatkan
bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, gerakan aktif, warna kulit
Dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dan praktek
dilapangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembahasan pada asuhan kebidanan ibu bersalin dengan pre eklampsia berat di
1. Pengkajian pada kasus ibu bersalin dengan pre eklmpsia berat (PEB)
utama ibu mengatakan mengeluh mudah lelah, sering pusing, bengkak pada
kaki kanan dan kiri, badan lemas dan mata berkunang-kunang, dan data
TBJ 3100 gram, DJJ 146x/menit, pemeriksaan darah 190/110 mmHg, Suhu
36o 6C, nadi 84 x/menit, respirasi 22 x/menit, oedema pada kaki, hasil
datar seperti papan (punggung), Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
(kepala) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul
urin : (++++)
91
92
tahun hamil 39+3 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang,
punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah pintu atas
panggul (Divergen) dengan Pre eklampsia berat (PEB) yang disertai masalah
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. S bersalin dengan pre eklmpsia berat
4. Tindakan segera yang dilakukan pada kasus Ny. S dengan Pre eklampsia berat
adalah memantau tekanan darah, protein urin, kolaborasi dengan dokter SpOG
5. Perencanaan
Perencanaan pada kasus Ny. S dengan pre eklmpsia berat (PEB) yaitu Pada
kasus ibu bersalin dengan pre eklampsia berat (PEB) perencanaan yang
dilakukan adalah beri tahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaannya sekarang,
beri ibu KIE tentang pre eklmpsia, anjurkan ibu rawat inap dan tirah baring
miring kiri, anjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat
dan rendah lemak, pantau tekanan darah setiap 4 jam sekali, kolaborasi
liter/menit, amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, dexa 1 gr 2x1 , pasang DC, dan
tindakan SC.
6. Pelaksanaan tindakan pada kasus Ny. S bersalin dengan pre eklampsia berat
7. Evaluasi pada ibu bersalin bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, gerakan
aktif, warna kulit kemerahan, berat 3200 gram, PB 48 cm, LK 32 cm, LLA 11
cm, tidak ada kelainan kongenital. Pada ibu keadaan umum baik, kesadaran
8. Pada kasus Ny.S bersalin dengan pre eklampsia berat, penulis menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus dilapangan yaitu pada langkah tindakan
segera. Pada teori dilakukan pemantauan protein urin setiap 4 jam sekali
sedangkan pada kasus hanya dilakukan pemeriksaan urin sekali pada waktu
masuk.
B. Saran
1. Peneliti
2. Bidan
bersalin dengan Pre eklmpsia berat (PEB). Sehingga kasus Pre eklampsia
3. Instansi
a. Rumah sakit
b. Bagi Pendidikan
khususnya tentang Pre eklmpsia berat (PEB) pada ibu bersalin dan skill