Disusun oleh:
Suryani Saragih (NIM . 2015901176)
1
Halaman persetujuan
Laporan Kasus
Pembimbing
2
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, atas berkat
dan kasih setianya yang senantiasa di limpahkan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ini dengan judul “Asuhan
Kebidanan pada Calon Pengantin Di Puskesmas Sipahutar
Kecamatan Sipahutar”. Karya tulis ini dibuat guna melengkapi salah
satu syarat untuk kenaikan pangkat/golongan. Penulis menyadari bahwa
penyusunan dan penulisan Karya tulis ini masih banyak kekurangan dan
belum sempurna.
kepada penulis.
7. UPT Puskesmas Sipahutar ibu Fatima Simatupang SKM.MM yang memberi
i
ii
Penyusun
Suryani Simanjuntak
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
2.1 Tinjauan Dasar...............................................................................................5
2.1.1 Definisi pasangan usia subur...................................................................5
2.1.2 Pasangan usia subur bukan peserta KB, terdiri dari (BKKBN,2011) :. . .5
2.2 Konsep asuhan kebidanan..............................................................................6
2.2.1 Definisi asuhan kebidanan.......................................................................6
2.2.2 Definisi asuhan kebidanan pranikah........................................................7
2.2.3 Tujuan asuhan kebidanan........................................................................7
2.2.4 Ciri-ciri suatu asuhan kebidanan.............................................................8
2.2.5 Hal – hal yang mempengaruhi kualitas asuhan kebidanan......................8
2.2.6 Prinsip asuhan kebidanan........................................................................9
2.2.7 Tahapan asuhan kebidanan......................................................................9
2.2.8 Teknik asuhan kebidanan........................................................................9
2.2.9 Sikap tubuh..............................................................................................9
2.2.10 Kode etik..............................................................................................10
2.3 Konsep kesehatan reproduksi dalam konseling............................................10
2.3.1 Definisi kesehatan reproduksi................................................................10
2.3.2 Hak – hak reproduksi.............................................................................10
2.3.4 Indikator kesehatan reproduksi..............................................................13
2.4 Konsep minat................................................................................................13
2.4.1 Definisi minat........................................................................................13
2.4.2 Jenis-jenis minat....................................................................................14
2.4.3 Kriteria minat.........................................................................................14
iii
iv
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan menurut responden pria median umur ideal untuk wanita adalah 25,6 tahun.
Sementara pada penelitian Nurunniyah tahun 2015 tentang Gambaran Persiapan
Kehamilan di Puskesmas Sipahutar I dan Puskesmas Sipahutar II menunjukkan
dari 79 orang calon pengantin dengan rentang usia 18-35 tahun, sebanyak 69
orang (87,4%) berada pada usia reproduksi sehat yaitu usia 22-35 tahun. Pada
tujuan ketiga SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan untuk semua lapisan usia, maka Wanita Usia Subur
(WUS) termasuk menjadi sasaran program.
Kesehatan WUS merupakan hal yang perlu diperhatikan karena WUS
berada dalam usia reproduksi. Maka salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan wanita usia subur yaitu melalui pelayanan
pranikah. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan
Prakonsepsi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak
saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan
menuju kehamilan yang sehat. Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pranikah di masyarakat yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama atau
Puskesmas.
Jumlah Puskesmas di Indonesia meningkat dari tahun 2014 sampai dengan
Desember 2015 sebanyak 9.754 unit, yang terdiri dari 3.396 unit rawat inap dan
6.358 unit Puskesmas rawat jalan. Total Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK) Puskesmas di Indonesia tahun 2015 sebanyak 258.568 orang yang
meliputi 219.860 orang tenaga kesehatan (85,03%), 38.708 atau 14,97% orang
tenaga penunjang kesehatan dan proporsi terbanyak tenaga kesehatan di
Puskesmas yaitu bidan sebanyak 79.314 orang (30,67%). Sedangkan
jumlahWanita Usia Subur (WUS) di provinsi DIY pada tahun 2016 sebanyak
708.585 orang dengan cakupan imunisasi TT3 sebanyak 21.845 orang (3,08%).
Ini berarti banyaknya tenaga kesehatan tidak diimbangi dengan pelayanan
pranikah yang diberikan. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh
Nurunniyah pada tahun 2015 tentang Gambaran Persiapan Kehamilan di
Puskesmas Sipahutar I dan Puskesmas Sipahutar II dengan hasil penelitian yaitu
jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sipahutar I dan Puskesmas Sipahutar II
sebanyak 74 tenaga kesehatan, dan 16 diantaranya adalah bidan, selain itu
3
mayoritas calon pengantin berpengetahuan cukup yaitu 87,3% dari total 79 calon
pegantin.
Seharusnya dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Sipahutar I dan Puskesmas Sipahutar II dan dilihat dari pengetahuan calon
pengantin tersebut memungkinkan untuk memberikan pelayanan pranikah
semaksimal mungkin. Tetapi yang terjadi pelayanan pranikah yang diberikan
meliputi imunisasi TT dengan cakupan 100% dan test kehamilan, sedangkan
untuk asuhan kebidanan dan pemeriksaan Hb belum dilakukan. Sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana persepsi bidan tentang
pelayanan pranikah di Puskesmas Sipahutar I dan Puskesmas Sipahutar II
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kode etik yang harus dijaga selama asuhan kebidanan (Eny Kusmiran, 2012 )
antara lain:
1. Mempertahankan kerahasiaan.
2. Memahami akan pembatasan.
3. Hindari petanyaan yang rinci dan tidak relevan.
4. Perlakukan klien seperti anda ingin diperlakukan.
5. Ingat akan perbedaan perorangan dan pengaruh perbedaan latar belakang.
2.3 Konsep kesehatan reproduksi dalam konseling
2.3.1 Definisi kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting kesehatan bagi pria maupun
wanita, tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada
wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan
bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender (Eny
Kusmiiran, 2012).
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi,
serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
atau kecacatan (ICPD, 1994).
2.3.2 Hak – hak reproduksi
Hak – hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh
informasi dan mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga
berencana yang mereka pilih, aman, efektif, terjangkau, serta metode-metode
pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih dan tidak bertentangan
dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak ini mencakup
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para
wanita mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman, serta
memberikan kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki bayi yang sehat (Eny
Kusmiran, 2012).
Hak – hak reproduksi meliputi hal – hal berikut ini :
1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehtatan reproduksi.
11
yang telah diperoleh. Minat yang dimiliki seseorang setiap waktu bisa mengalami
perubahan. para ahli berpendapat bahwa minat berkembang dan menguat pada
diri seseorang sejalan dengan bertambahnya usia orang tersebut. Sebelum
masa remaja, minat dapat berubah dengan cepat, namun diakhir masa remaja
minat mempuynyai kecenderungan untuk stabil. Seperti yang diungkapkan oleh
Sukardi (1988)
2.4.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Yuwono (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu :
1. Status ekonomi
Status ekonomi yang baik cenderung memperluas minat mereka untuk
memperoleh hal yang semula belum mereka laksanakan. Sebaliknya jika status
ekonomi sesorang mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau
usaha kurang maju, maka orang ceenderung mempersempit minat mereka.
2. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki
seseorang, maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang
dilakukan. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan
akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas yang tersedia sehingga berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan.
3. Umur
Minat mulai muncul pada waktu bayi, diawali dengan minat dalam bermain.
Semakin bertambahnya umur maka akan timbul minat yang baru pada dirinya
yang akan mengakhiri minat lainnya.
4. Lingkungan
Pola kehidupan, tanggung jawab, peran yang ada pada dirinya membuat
perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman lingkungan tempat tinggal.
5. Budaya
Setiap daerah mempunyai kebudayaan masing-masing dan ini mempengaruhi
bagaimana mereka berminat dalam penundaan kehamilan.
6. Pengetahuan
Untuk mengetahui pada diri seseorang maka sangat diperlukan adanya
pengetahuan atau informasi tentang kegiatan atau objek yang diamatinya.
16
7. Pengamatan
Proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra.
8. Agama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing orang akan
mempengaruhi pemilihan untuk menunda kehamilan atau tidak.
9. Sikap
Kesadaran diri manusia yang menggerakan untuk bertindak menyenangkan
manusia dalam menanggapi objek. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup
dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
2.4.6 Indikator minat
Untuk menegtahui minat seseorang dapat dilakukan dengan memperhatikan apa
yang ditanyakan, apa yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang
dibacakan dan apa yang digambarkan atau lukis secara spontan. Menurut pendapat
E.B.Hurlock yang dikutip oleh S.P. Sukarti (1986), analisa minat dapat dilakukan
terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Keinginan untuk menegtahui terkait penundaan kehamilan;
2. Objek-objek atau kegiatan yang disenanginya terkait penundaan kehamilan;
3. Jenis-jenis kegiatan terkait untuk penundaan kehamilan;
4. Usaha untuk merealisasikan terkait penundaan kehamilan.
2.4.7 Pengukuran minat
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat
seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkanca dan Sumartana
dalam Rahmanto (2011) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Observasi
Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena dapat
mengamati seseorang dalam kondisi wajar. Observasi dapat dilakukan dalam
setiap situasi, baik dalam kelas mupun diluar kelas. Kelemahannya tidak
dapat dilakukan terhadap situasi atau beberapa hasil observasi yang bersifat
subjektif.
2. Interview
17
anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anaknya. Oleh karena itu jika belum siap mental maka sebaiknya juga menunda
kehamilan. Demikian juga “siap secara sosial ekonomi karena seorang bayi yang
dilahirkan membutuhkan tidak hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi juga
sarana yang membuatnya bisa tumbuh dan berkembang”. Hal ini juga dapat
diartikan jika belum siap secara social ekonomi sebaiknya juga menunda
kehamilan (Lukman, 2004).
Alasan lain adalah dari tinjauan kesehatan resporuksi. Secara sederhana
reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau
menghasilkan. Jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia
dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi
adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi dikutip dari Maulana
(2008).
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya
individu yang bersangkutan karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek
kehidupan dan menjadi parameter kemampuan suatu negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai ketetapan
yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah seorang wanita untuk
memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya (fertilitas), dapat
menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa
resiko apapun atau wel healt mother and well born baby dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Manuaba at ell, 2009).
2.5.3 Cara penundaan kehamilan
Cara penundaan kehamilan bisa dilakukan dengan cara alami dan modern.
Cara alami merupakan penundaan kehamilan tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Secara alami antara lain dengan metode kalender (ogino-knaus), metode suhu
badan basal (termal), metode lendir serviks (billings), ataupun dengan metode
symtomtermal dan juga dengan koitus interuptus (senggama terputus). Adapun
cara modern merupakan cara penundaan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Cara menunda kehamilan secara modern dapat dilakukan dengan menggunakan
kontrasepsi oral, kondom, diafragma, spermisida, pil kombinasi, suntikan
19
kombinasi, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) (Ari Sulistyawati, 2011).
2.5.4 Efek penundaan kehamilan
Efek penundaan kehamilan antara lain penundaan yang terlalu lama,
memakai cara kontrasepsi beresiko tinggi terhadap infeksi dapat menyebabkan
terganggunya kesuburan. Radang panggul yang berat dapat mengakibatkan
kemandulan pada wanita akibat rusaknya kedua saluran telur (Endjun, 2002).
Menunda kehamilan dengan alat kontrasepsi hormonal yang dilakukan dalam
jangka waktu lama, sangat memungkinkan terjadinya perubahan status fertilitas
seorang wanita. Semakin lama seorang wanita memakai pil, maka makin sulit
kemungkinannya mempunyai anak. Jadi kesuburan wanita juga tergantung dari
lamanya ia memakai alat-alat kontrasepsi. Namun, jika sampai infertile setelah
tidak memakai pil, penyebabnya bisa multi faktor. Salah satunya memang obat-
obatan atau hormon-hormon dalam pil yang dapat mengurangi kesuburan. Faktor
lain adalah karena status dasar awalnya, baik dari si wanita atau pria, yang
sebelum memakai alat kontrasepsi sudah sulit punya anak (Handajani, 2009)
2.6 Konsep kehamilan beresiko
2.6.1 Definisi kehamilan beresiko
Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang memungkinkan
terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki
ibu dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan mempunyai risiko tinggi
jika dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya
komplikasi selama kehamilan, bahkan saat persalinan berlangsung dan juga saat
nifas (Sri Astuti et all, 2017). Kehamilan di bawah umur memuat risiko yang tidak
kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.
Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam
kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung
bayinya (Ubaydillah, 2000).
2.6.2 Faktor risiko
Kehamilan yang termasuk kelompok risiko obstetrik yaitu kehamilan yang
dipengaruhi 4T,antara lain :
1. Terlalu muda (<19 tahun)
20
Batasan faktor risiko yang atau masalah yang mempunyai potensi gawat
obstetric (kehamilan yang perlu diwaspadai), adalah usia ibu <19 tahun Karena
pada usia tersebut merupakan tergolong usia remaja yang masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikologis. Oleh karena itu, jika
pada usia tersebut telah terjadi kehamilan, maka akan menimbulkan komplikasi
terutama pda saat persalianan, misalnya perdarahan karena Rahim belum dapat
berkontraksi dengan baik dan dapat menyebabkan persalinan lebih awal sehingga
bayi lahir premature.
2. Terlalu tua (>35 tahun)
Ibu hamil dengan usia >35 tahun juga memiliki risiko tinggi karema pada
usia tersebut organ reproduksi telah mengalami penurunan fungsi, sehingga dapat
menimbulkan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan, misalnya
hipertensi dalam kehamilan, persalinan lama karena kontraksi yang tidak adekuat,
perdarahan karena otot rahim tidak berkontraksi dengan baik, kemungkinan
terjadi cacat kongenital pada bayi lebih besar karena kualitas ovum menurun, dan
sebagainya.
3. Terlalu sering dengan ibu yang melahirkan >3 kali
Ibu yang mengalami persalinan >5kali secara fisik juga memiliki risiko
tinggi karena organ reproduksi mengalami kelelahan terutama pada otot rahim
yang sering melahirkan. Oleh karena itu, terjadinya atonia uteri pada saat
persalinan berikutnya sangat besar karena otot Rahim tidak mampu berkontraksi
sehingga akan membahayakan nyawa ibu.
4. Terlalu dekat dengan jarak melahirkan <2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecilnya <2 tahun.
kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Kemungkinan ibu
masih dapat menyusui, selain itu , anak masih membutuhkan asuhan dan perhatian
dari orang tuanya. Dampak yang dapat terjadi yaitu perdarhan setelah bayi lahir
karena kondisi ibu lemah, bayi premature atau lahir belum cukup bulan, sebelum
usia kehamilan 37 minggu, dan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) <2500
gram.
21
BAB III
3.1 Subjektif
1. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. D.S Nama : Tn. B.S
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Suku : Batak Suku : Batak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Alamat : Sipahutar I Alamat : Sipahutar I
No.Telp : 0878559xxxxx No.Telp : -
2. Alasan datang
Ingin mendapatkan ‘pemeriksaan kesehatan agar dapat merencanakan dan
mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman .Ingin imunisasi TT
(Tetanus Toksoid)
3. Keluhan Utama
tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari, teratur, lama ±10 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 3-4 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak ada
e. HPHT : 05-01-2021
f. Fluor Albus : Tidak ada
5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Klien tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan.
6. Riwayat Kesehatan
a Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
. jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC
atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. Lupa riwayat imunisasi
TT.
b Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
. jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC
23
f. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 18 februari 2021.
1) Catin Wanita : pernikahan yang pertama dari pacar yang ke tiga.
2) Catin Laki-laki : pernikahan yang pertamadari pacar yang ke 4.
g. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikah, karena jika menunda takut susah
hamil. Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
24
3.2 Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
c. Antropometri :
BB : 46,6 kg BB : 68 kg
TB : 153,5 cm TB : 163 cm
IMT : 21,42 kg/m2 IMT : 25,6 kg/m2
LILA : 25 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit RR : 21 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Catin Wanita
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : wajah tidak pucat
- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
b. Catin Laki-laki
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : wajah tidak pucat,
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 29 januari 2021
Catin Wanita
1) Golongan Darah :0
2) Rhesus : (+)
3) PITC : Nonreaktif
4) WBC : tidak dilakukan ( Normal 5,0-10,0)
5) RBC : tidak dilakukan (Normal 4,0-5,0)
25
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal Paraf
Tindakan
/Jam
30 Jan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon Suryani
2021 pengantin bahwa secara umum keadaan mereka baik, S
Pukul tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
11.00 pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
2. Menjelaskan pada calon pengantin wanita bahwa status Suryani
WIB
imunisasi TT masih TT1, jadi perlu dilakukan suntik TT S
ke 2 sampai seterusnya. calon pengantin wanita
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Parwiyati, dkk (2014) juga menyatakan bahwa booklet efektif digunakan dalam
penyampaian informasi kepada masyarakat.
Pengetahuan calon pengantin yang baik tentang persiapan pra nikah dan
pra kehamilan sangat diperlukan guna kehamilan dan persalinan yang aman dan
selamat. Pengetahuan yang baik ini merupakan dasar dari perilaku positif,
sehingga cara yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan
menggunakan media yang tepat sebagai sarana dalam memberikan pendidikan
kesehatan (Ma’munah, 2015).
Hasil penelitian Artini (2014) yang berjudul perbedaan pengaruh
pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dengan booklet terhadap tingkat
pengetahuan masyarakat, menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan
media booklet lebih efektif meningkatkan pengetahuan kesehatan dibandingkan
dengan menggunakan media leaflet. Media booklet memiliki keunggulan dalam
meningkatkan pemikiran inovatif melalui pengkajian pribadi secara berulang
sehingga mendorong partisipasi perubahan.
Hasil pengembangan booklet ini merupakan sebuah media yang kreatif
dan inovatif yang hasilnya dapat dijadikan oleh bidan/ tenaga kesehatan yang lain
sebagai media konseling dalam mendampingi calon pengantin mendapatkan
informasi yang benar sebelum pernikahan untuk mempersiapkan kehamilan dan
persalinan yang aman dan selamat
Berdasarkan hasil analisis univariat dilakukan pada calon pengantin di
Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang mengenai tingkat pengetahuan tentang
kesehatan pranikah sebelum diberikan pendidikan kesehatan, dari 38 responden
yang memiliki pengetahuan rendah 12 responden (31,6%) dan memiliki
pengetahuan tinggi sebanyak 26 responden (68,4%). Hal ini salah satunya dapat
disebabkan karena tingkat pendidikan dan umur responden sehingga kurang
terpapar dengan pentingnya pendidikan pranikah. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hidayati Rtentang hubungan tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dengankesiapan menikah pada calon pengantin di
Yogyakarta tahun 2016, menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pengetahuan
kesehatan reproduksi dengan kesiapan menikah pada calon pengantin dimana di
jelaskan dalam uji statistik p value 0,027 < 0,05. Dari suatu penelitian eksperimen
29
sebelum dan sikap sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p=0,03 <
0,05.
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang dalam bertindak.
Sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi daritindakan atau prilaku. Suatu sikap belum otomatis terwujud
dalam tindakan.Perludiketahui bahwa sikap calon pengantin merupakan
pendukung dalam kesiapannya dalam menghadapi mahligai rumah
tangga.Menurut asumsi peneliti sikap seseorang bisa di pengaruhi oleh umur dan
tingkat pendidikan dapat dilihat berdasarkan karakteristik responden dimana
sebagian responden sudah memiliki sikap yang positif setelah dilakukan
pendidikan kesehatan pranikah karena usia responden yang sudah matang untuk
menikah dan pendidikan responden juga menentukan sikap seseorang..
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Nn D.S. 24 tahun dan Tn. B.S. 25 tahun dengan dengan persiapan
pernikahan dan perencanaan kehamilan. Keputusan untuk merencanakan
kehamilan menikah merupakan keputusan yang tepat. Hasil analisis dari kasus ini
berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada Nn. D.S. dan
Tn.B.S. sebagai calon pasangan pengantin, yaitu pasangan usia subur dengan
persiapan pernikahan dan pendewasaan usia pernikahan. Sehingga, tata laksana
yang diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang
telah ditetapkan oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan asuhan kebidanan dan
anjuran terkait dengan perencanaan kehamilan, seperti KIE persiapan kehamilan,
masa subur, dengan tata laksana yang sesuai diharapkan apat membantu pasangan
calon pengantin mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh
keturunan yang sehat atau generasi platinum dalam ikatan pernikahan yang sah.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi sumber wawasan dan referensi yang dapat
dikembangkan lebih baik lagi
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan Calon Pengantinserta digunakan dan dikembangkan
dengan evidence based terbaru
3. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada calon pengantindi masyarakat sehingga
dapat bermanfaat untuk semua orang
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
asuhan komprehensif pada pada calon pengantinserta sebagai asuhan yang up to
date
32
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakaerta: Rineka Cipta
Analisis data perkawinan usia anak di indonesia. Diakses tanggal 6 Maret
2017.https://www.unicef.org/indonesia/id/Laporan_Perkawinan_Usia_A
nak.pdf.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Astuti, Sri dkk. (2017) Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Erlangga. Jakarta
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2016. Batasan dan
Pengertian MDK. http://aplikasi.bkkbn.go.id/
Fokus Tekan Pernikahan Dini, BKKBN Lakukan Rebranding Program
Genre. Diakses tanggal 5 Maret 2017. http://jatim.bkkbn.go.id/fokus-
tekan-pernikahan-dini-bkkbn-lakukan-rebranding-program-genre/.
Izzatun,Fina et al. (2015) Hubungan Kehamilan Diusia Remaja Dengan Kelahiran
Premature. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Semarang. Diakses tanggal 25 Februari 2017.
Kusmiran, Eny. (2012) Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Salemba
Medika. Jakarta
Lukman, Abdul Jabar (2004). Remaja Hari ini Adalah Pemimpin Masa
Depan. Jakarta
Manuaba, ida ayu et al. (2009) Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Ed. 2. EGC. Jakarta
Maulana, Mirza, 2008, Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan.
Kata Hati. Yokyakarta
Meihartati, Tuti. (2016) Hubungan Kehamilan Usia Dini Dengan Kejadian
Persalinan Preamtur Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak
Paradise. IAIN Antasari Banjarmasin. Diakses tanggal 5 Maret 2017.
Notoadmodjo, Soekidjo. (2012) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Ed, 5.
Rineka Cipta: Jakarta.
Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Ed.
3. Jakarta: Salemba Medika.
Ormrod, Jeanne Ellis. (2008) Psikologi Pendidikan. Erlangga. Jakarta
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes. RI.
Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
Rochjati, Poedji. (2011) Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Ed.2. Pusat
Percetakan
33
A. Subjektif
10. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. D.S Nama : Tn. B.S
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Suku : Batak Suku : Batak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Alamat : Sipahutar I Alamat : Sipahutar I
No.Telp : 0878559xxxxx No.Telp : -
11. Alasan datang
Ingin mendapatkan ‘pemeriksaan kesehatan agar dapat merencanakan dan
mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman .Ingin imunisasi TT
(Tetanus Toksoid)
12. Keluhan Utama
tidak ada
13. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari, teratur, lama ±10 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 3-4 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak ada
e. HPHT : 05-01-2021
f. Fluor Albus : Tidak ada
14. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Klien tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan.
m. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 18 februari 2021.
3) Catin Wanita : pernikahan yang pertama dari pacar yang ke tiga.
4) Catin Laki-laki : pernikahan yang pertamadari pacar yang ke 4.
n. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikah, karena jika menunda takut susah
hamil. Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
B. Objektif
3. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
e. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
f. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
g. Antropometri :
BB : 46,6 kg BB : 68 kg
TB : 153,5 cm TB : 163 cm
IMT : 21,42 kg/m2 IMT : 25,6 kg/m2
LILA : 25 cm
h. Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit N : 84 x/menit
41
RR : 22 x/menit RR : 21 x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
d. Catin Wanita
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : wajah tidak pucat
- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Catin Laki-laki
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : wajah tidak pucat,
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 29 januari 2021
Catin Wanita
11) Golongan Darah :0
12) Rhesus : (+)
13) PITC : Nonreaktif
14) WBC : tidak dilakukan ( Normal 5,0-10,0)
15) RBC : tidak dilakukan (Normal 4,0-5,0)
16) HGB : tidak dilakukan ( Normal 12 – 16 g/dL)
17) HCT : tidak dilakukan (Normal 40-50)
18) MCV : tidak dilakukan (Normal 27-31)
19) MCHC : tidak dilakukan ( Normal 32-36)
20) Indeks mentzer :tidak dilakukan
Catin
Laki-laki
12) Golongan Darah :B
13) Rhesus : (+)
14) PITC : Nonreaktif
15) WBC : tidak dilakukan ( Normal 5,0-10,0)
16) RBC : tidak dilakukan ( Normal 4,5-5,5)
17) HGB : tidak dilakukan (Normal 14 – 18 g/dL)
18) HCT : tidak dilakukan(Normal 45-55)
19) MCV : tidak dilakukan ( Normal 80-96)
20) MCH : tidak dilakukan(Normal 27-31)
21) MCHC : tidak dilakukan ( Normal 32-36)
22) Indeks mentzerr : tidak dilakukan
C. Analisa Data
Pasangan usia subur dengan pranikah dan prakonsepsi
D. Penatalaksanaan
Tanggal Paraf
Tindakan
/Jam
42