Anda di halaman 1dari 20

Pengadilan Negeri SIIIIP

Hakim :

1. Bintang Pramudya S.
2. Ghaluh Dwi C.
3. Eka Budi Damayanti

JPU :

1. Agnes Aprilia
2. Haura Daffiah

Pengacara :
1. Dennis R.
2. Anindya Prasista

Panitera :

1. Dian Aprilia

Terdakwa :

1. Dimitry Gilang

Saksi :
1. Annisa (Saksi JPU)
2. Ardhita (Saksi JPU)
3. Doni (Saksi Ahli dan Saksi JPU)
4. Firda (Saksi JPU)
5. Helmi (Saksi Advokat)

Petugas :

1. Amara Ade Putri

Narator :

1. Febriani

Penggugat :

1. Farah Fajriah
NASKAH SIDANG PERADILAN PIDANA

Petugas Ruang Sidang : Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon
berdiri. (setelah hakim duduk, hadirin dipersilahkan duduk kembali panitera menyerahkan
berita acara kepada majelis hakim).
Hakim Ketua : Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negri Tangerang yang
memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2018/PN TGR, atas nama
Terdakwa Dimitry Gilang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).
Penuntut Umum apakah Terdakwa sudah siap? kepada penuntut umum dipersilahkan untuk
menghadirkan terdakwa ke ruang sidang.

JPU : Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang persidangan (terdakwa dalam
keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya)

Hakim Ketua : Baiklah Saya Akan Menanyakan Identitas Saudara sebagaimana yang telah
terdapat didalam BAP:
Nama Saudara : Dimitry Gilang
Tempat Lahir/Umur : Tangerang / 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Perumnas II
Agama : Islam
Pekerjaan : Serabutan

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani dan siap mengikuti persidangan hari ini?
Terdakwa : Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya
siap mengikuti persidangan hari ini.
Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa melakukan
tindak pidana pemerkosaan dan penganiayaan pasal 285 KUHP , apakah saat ini saudara di
dampingi oleh penasehat hukum saudara?
Terdakwa : Ya, saat ini saya didampingi oleh penasehat hukum saya.
Hakim Ketua : Betul mereka penasehat hukum saudara ?
Terdakwa : Betuk Pak Hakim
Hakim Ketua : Saudara penasehat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa
khusus dari terdakwa dan kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.
PH Terdakwa : Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawanya (PH
menunjukkan surat kuasa dan surat tugas pada Majelis Hakim / serta surat kuasa dan
kartu Advokatnya di tinggalkan di meja Hakim)
Hakim Ketua : (Setelah hakim ketua menerima kedua surat tersebut,
kemudian menunjukkkan pada Hakim 1 dan 2 dan menunjukan kepada Penuntut Umum
untuk memeriksa)
Hakim Ketua : Baiklah, kepada saudara Jaksa penuntut umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?
JPU : Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.
Hakim Ketua : Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.
JPU : (membacakan dakwaannya sambil berdiri)
Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa penuntut umum?
Terdakwa : Saya mengerti Pak Hakim.
Hakim Ketua : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan Jaksa
penuntut umum?
Terdakwa : Untuk eksepsi saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum
saya Pak Hakim.
Hakim Ketua : Apakah Penasehat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?
Penasehat Hukum : Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi,
oleh karena terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baik, karena Penasehat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka
sidang kita lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi – saksi. kepada jaksa penuntut
umum apakah telah siap dengan barang bukti dan saksi – saksinya?
JPU : Majelis Hakim yang terhormat, kami akan mengajukan alat bukti
dan saksi-saksi, namun pada persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon agar
persidangan ini bisa ditunda Pak Hakim.
Hakim Ketua : Panitera, satu minggu dari sekarang jatuh pada tanggal berapa?
Panitera : 9 Oktober, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, Apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang ini
untuk ditunda.
PH Terdkwa : Kami setuju Majelis hakim.
Hakim Ketua : (BEREMBUK Sejenak dengan Hakim Ang.I dan Hakim
Ang.2) Baiklah, sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 29 Nov 2017,
pukul 09.00 WIB dengan agenda Acara pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi kepada Jaksa
penuntut umum agar menghadapkan kembali terdakwa dan menghadirkan alat bukti dan saksi-
saksi pada persidangan berikut. Dengan demikian maka sidang dinyatakan ditunda dan
ditutup (Ketua mengetuk palu 3 kali).

Sidang II Rabu, 29 Nov 2017 (Pemeriksaan Alat Bukti dan Keterangan Saksi – Saksi)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Tangerang yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/PN TGR, atas nama
Terdakwa DIMITRY GILANG RIYANSYAH dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, (Ketuk palu 3 kali).
Hakim Ketua : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan alat bukti dan saksi – saksi, saudara JPU, apakah alat bukti dan saksi – saksi sudah
siap dihadirkan di persidangan ini?
JPU : Sudah siap Pak Hakim.
Hakim Ketua : Saudara Terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping
penasehat hukumnya (Terdakwa pindah duduk disamping penasehat hukumnya)
Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di
persidangan ini Jaksa Penuntut Umum?
JPU : 3 orang saksi Pak Hakim
Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya
JPU : Baik Yang Mulia
Petugas mohon hadirkan Saksi I atas nama ANNISA NUR
AFIIFAH ke persidangan
Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama ANNISA NUR di
persilahkan memasuki ruang sidang.
Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?
JPU : Saksi di sini, merupakan Saksi Korban Pak Hakim
Hakim Ketua : Baiklah, Saudara Saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan hari ini ?
Saksi Korban : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap
memberikan keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim
Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas Saudara,
sebagaimana terdapat didalam BAP dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
N a m a : ANNISA NUR AFIIFAH
Tempat/Tanggal Lahir : 26 Juni 1990

Jenis Kelamin : Perempuan


U m u r : 28 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kecubung
Pekerjaan : Pegawai di perusahaan Swasta
Kebangsaan : Indonesia
Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera
pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini, menurut
Undang-Undang saudara harus bersumpah atau berjanji terlebih dahulu untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji ?
Saksi Korban : Saya bersedia disumpah Bapak Hakim
Hakim Ketua : Kepada Petugas GHALUH agar mengambil tempat.
Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, ”Saya berjanji bahwa
saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari
yang sebenarnya” (silahkan duduk, kepada Annisa silahkan kembali ketempat)
Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila
terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara
saksi mengerti?
Saksi Korban : Saya mengerti Bapak Hakim
Hakim Ketua : Saudara kenal dengan Terdakwa ?
Saksi Korban : Kenal Pak Hakim
Hakim Ketua : Saudara Saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudara
diperiksa dalam persidangan ini?
Saksi Korban : Saya mengetahuinya pak hakim , terkait pemerkosaan yang terjadi
pada salah satu kenalan saya.
Hakim Ketua : Saudara Saksi tahu dari mana bahwa korban mengalami
pemerkosaan yang dilakukan oleh terdakwa?
Saksi Korban : Saya mengetahuinya saat terdengar samar-samar suara teriakan
korban dari dalam kontrakan. Beberapa saat kemudian terdengar isak tangis korban. Saya pikir
korban telah putus dengan pacarnya, yaitu terdakwa.
Hakim Ketua : Baiklah, bisa saudari jelaskan bagaimana kejadiaan yang lebih
spesifik terkait kesaksiaan yang anda lihat?
Saksi Korban : Bisa pak hakim, saat itu pukul 18.30 saya baru pulang setelah
bekerja. Saat itu saya melihat korban dan terdakwa sedang duduk berdua di depan pintu
kontrakan sambil minum dan ngobrol. Karena saya mengira mereka sedang pacaran, jadi saya
hanya menyapa lalu masuk ke kontrakan saya. Beberapa saat setelah saya masuk ke dalam,
terdengar suara gebrakan pintu. Setelah itu samar-samar saya dengar suara teriakan dari korban.
Saya berpikir mereka lagi berantem, jadi saya masih anggap maklum.
Hakim Ketua : Baik saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan serahkan barang
bukti ke Majelis Hakim.
JPU : Baik Majelis Hakim yang terhormat (JPU maju membawa BB ke
meja Hakim)
Hakim Ketua : (Baik) Saudara Jaksa Penuntut Umum, Silahkan untuk
mengajukan pertanyaan.
JPU I : Baik Terimakasih Yang Mulia, Saudara saksi, Apakah benar pada
saat itu hanya terdakwa yang terlihat bersama korban?
Saksi Korban : Benar Pak, saya melihatnya langsung dengan kepala mata saya
sendiri.
JPU II : Saudara saksi, apakah geraik-gerik terdakwa terlihat
mencurigakan?
Saksi Korban : tidak pak. Karena saat itu terdakwa hanya minum sambil ngobrol
bersama korban. Jadi saya pikir mereka sedang ngapel saja.
JPU : Baik pak hakim, pertanyaan dari kami cukup.
Hakim Ketua : Kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang
ingin di tanyakan kepada saksi?
PH.Terdakwa : Ada pak hakim. Terimakasih
PH.Terdakwa : Kepada Saudara saksi, ingin saya tanyakan, apakah benar lelaki
yang anda lihat itu adalah terdakwa?
Saksi Korban : Benar.
PH Terdakwa : Bagaimana anda bisa tahu kalau itu adalah terdakwa?
Saksi Korban : Karena saat itu Saya bertatapan dengan terdakwa karena saya
sempat menegur mereka berdua.
PH.Terdakwa : Saudara saksi Saya tanyakan lagi, apakah terdakwa tidak terlihat
sama sekali berniat melakukan pemerkosaan kepada korban?
Saksi Korban : Tidak pak.
PH.Terdakwa : Baiklah Yang Mulia, pertanyaan saya sudah cukup terhadap saksi.
Hakim Ketua : (Baik) Silahkan, Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang
ingin di tanyakan lagi kepada Saksi?
JPU : Tidak ada Pak Hakim
Hakim Ketua : saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara
saksi ?
Terdakwa : Benar Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.
Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penutut Umum silahkan hadirkan Saksi berikut.
JPU : Baik Yang Mulia
Petugas Mohon Hadirkan Saksi II atas nama FIRDA LAILA
KAMILA ke Persidangan !
Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama FIRDA LAILA KAMILA di
persilahkan memasuki ruang Sidang.
Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Saksi II : Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini
Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa(KTP)?
Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)
Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
N a m a : Firda Laila Kamila
Tempat tanggal lahir : Tangerang,
Jenis Kelamin : Perempuan
U m u r : 22 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Angsa Kutabumi
Pekerjaan :
Kebangsaan : Indonesia
Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahka KTP kepada Panitera
pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini menurut UU,
saudara harus disumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji?
Saksi : Saya Bersumpah Bapak Hakim
Hakim Ketua : Kepada sdr. Ghaluh dipersilahkan untuk mengambil tempat
Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak
lain dari yang sebenarnya”, (silahkan duduk, kepada sdr. Ghaluh silahkan kembali
ketempat)
Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara saksi
mengerti ?
Saksi II : Saya mengerti Bapak Hakim
Hakim Ketua : Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?
Saksi II : Ya, Pak Hakim
Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa?
Saksi II : Tidak, Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penuntut Umum apakah ada pertanyaan yang akan
diajukan kepada saksi?
JPU : Ada Pak Hakim, Bisa saudara ceritakan bagaimana hubungan
korban dan terdakwa yang sebenarnya?
Saksi II : Mereka berdua ada hubungan pacaran dan setau saya mereka baru
pacaran 6 bulan
JPU : Apakah sebelum kejadian ini mereka sering bertengkar?
Saksi II : Tidak
JPU : Apa yang korban ceritakan kepada saudara terkait kejadian itu?
Saksi II : Korban menceritakan kalau ia diperkosa oleh Gilang, pacarnya
sendiri. Ia mengatakan malam itu awalnya berjalan seperti biasa. Namun lama kelamaan Gilang
seperti tidak terkontrol dan langsung melakukan tindakan tersebut
JPU : Apakah ada informasi lain yang korban beri tahu kepada Saudara?
Saksi II : Ada. Ia mengeluhkan rasa perih di kedua tangannya serta
kemaluannya terasa sakit ketika berjalan
JPU : Baik cukup Pak Hakim pertanyaan dari kami
Hakim Ketua : Baik saudara JPU, selanjutnya kepada saudara Penasehat Hukum
Terdakwa apakah ada yang perlu ditanyakan?
Penasehat Hukum : Ada, Pak Hakim, baik Saudara Saksi, Bagaimana saudara tau
bahwa terdakwa yang melakukan pemekosaan?
Saksi II : Jadi korban adalah teman dekat saya. Setelah kejadian tersebut,
korban tidak ingin pulang ke rumah karena takut ibu nya mengetahui hal tsb. Lalu korban
bercerita bahwa ia telah diperkosa pacarnya sendiri.
Penasehat Hukum : Darimana saudara tau bahwa terdakwa merupakan pacar
korban?

Saksi II : Saya sempat bertemu dengan terdakwa beberapa kali karena saya
dikenalkan oleh korban, Yang Mulia
Penasehat Hukum : Menurut saudara bagaimana perilaku terdakwa ketika bersama
korban?
Saksi II : Yang saya lihat waktu itu terdakwa memang pendiam dan seperti
memikirkan sesuatu.
Penasehat Hukum : Apakah saudara berpikiran bahwa terdakwa akan melakukan
tindakan seperti itu pada korban?
Saksi II : Tidak Pak. Saya pikir terdakwa merupakan orang yang baik karena
tutur katanya sopan dan selalu berpakaian rapih
Penasehat Hukum : Baik Pak Hakim, pertanyaan dari saya cukup.

Hakim Ketua : Selanjutnya pada Hakim Anggota I, apakah ada pertanyaan?


Hakim Anggota I : Tidak, Pak Ketua.
Hakim Ketua : Hakim Anggota II, apakah ada pertanyaan?
Hakim Anggota II : Terimakasih Pak Ketua, Saudara saksi, apakah saat melakukan
penangkapan terdakwa hanya seorang diri di lokasi ?
Saksi Korban : Ya, pada saat itu terdakwa seorang diri sedang beristirahat.
Hakim Anggota II : Baik Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua : Kepada Jaksa penuntut umum, apakah ada yang ingin di tanyakan
lagi kepada Saksi?
JPU : Tidak ada Pak Hakim
Hakim Ketua : Baik Saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan
keterangan yang saudara ketahui lagi?
Saksi II : Baik, untuk sementara cukup Pak Hakim keterangan dari saya.
Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.
Hakim Ketua : Saudara JPU silahkan dihadirkan Saksi III ke ruang persidangan!
JPU : Baik Yang Mulia. Petugas Mohon hadirkan Saksi III ke
persidangan!
Petugas Sidang : Saksi atas nama Ardhita Maylaffaiza di persilahkan memasuki
Ruang Sidang
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Saksi III : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?
Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan
identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama : Ardhita Maylaffaiza
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln Tanah Merah no. 3
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Kebangsaan : Indonesia
Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera
pengganti)
Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan
ini menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah
atau berjanji?
Saksi III : Saya besumpah Bapak Hakim
Hakim Ketua : Kepada petugas Ghaluh dipersilahkan untuk mengambil tempat
Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak
lain dari yang sebenarnya (silahkan duduk, kepada Ghaluh silahkan kembali ketempat)
Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila
terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?
Saksi III : Saya mengerti Bapak Hakim
Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa
Saksi III : Iya Pak Hakim
Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan keluarga dengan terdakwa?
Saksi III : Tidak Pak Hakim
Hakim Ketua : Baik. Silahkan Jaksa Penuntut umum untuk mengajukan
pertanyaan.
JPU : Baik Terimakasih Yang Mulia, Bisa saudara ceritakan yang
saudara ketahui tentang kasus ini?
Saksi III : Korban adalah anak saya sendiri. Setelah kejadian itu, ia beberapa
hari tidak pulang ke rumah, padahal tiap 3 hari sekali biasanya pulang. Setelah 3 hari ia pulang,
namun ia berbeda dari biasanya. Setelah saya interogasi akhirnya ia mengaku bahwa ia telah di
perkosa pacarnya sendiri
JPU : Bagaimana perubahan perilaku korban saat di rumah?
Saksi III : Sangat signifikan Pak. Yang biasanya anak saya ceria ketika di
rumah jadi terlihat murung dan tatapannya pun kosong. Tidak mau makan dan selalu mengurung
diri di kamar.
JPU : Apakah ada perilaku lain yang tidak seperti biasanya?
Saksi III : Ada Pak. Ia sering menangis ketika tengah malam, dan samar-
samar saya mendengar ia memanggil nama Gilang
JPU : Baik Yang Mulia, pertanyaan saya cukup
Hakim ketua : (Baik saudara Jaksa Penuntut Umum) selanjutnya Penasehat
Hukum Terdakwa apakah ada yang perlu dipertanyakan ?
PH Terdakwa : Iya ada Majelis Hakim yang terhormat.
Hakim ketua : Silahkan Penasehat Hukum Terdakwa.
PH Terdakwa : Baik saudara saksi, apa yang anda ketahui tentang terdakwa?
Saksi III : Terdakwa saya ketahui merupakan pacar anak saya. Ia sempat
beberapa kali jemput anak saya ke rumah Pak.
PH. Terdakwa : Apakah Saudara berpikir bahwa terdakwa akan melakukan tindakan seperti
itu terhadap korban?
Saksi III : Tidak Pak. Saya melihat bahwa terdakwa ini merupakan orang yang
baik baik, sopan, dan tidak kaku
PH. Terdakwa : Bagaimana Saudara akhirnya tau jika terdakwa melakukan perbuatan ini?
Saksi III : Jadi setelah saya paksa cerita, akhirnya anak saya mengaku bahwa
ia telah di perkosa Gilang di kontrakannya Pak. Saya ga tega karena ia seperti orang linglung Pak
PH Terdakwa : Baik Majelis Hakim, pertanyaan dari kami cukup.
Hakim Ketua : Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?
Hakim Anggota I : Tidak Pak Ketua.
Hakim Ketua : Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan
kepada Saksi?
Hakim Anggota II : Tidak Pak Ketua.
Hakim ketua : Kepada JPU apakah masih ada yang ingin di tanyaka kepada
Saksi?
JPU : Tidak ada lagi Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan
keterangan saudara lagi ?
Saksi III : Cukup pak Hakim
Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.
Hakim Ketua : Saudara JPU apakah masih ada saksi yang ingin diajukan di
persidangan ini lagi ?
JPU : Tidak ada, Pak Hakim.
Hakim Ketua : Selanjutnya kepada PH.Terdakwa apakah ada saksi yang di
hadirkan untuk meringankan terdakwa?
PH.Terdakwa : Iya kami akan menghadirkan 1 orang saksi pak hakim.
Hakim Ketua : Apakah saksi sudah siap?
PH.Terdakwa : Sudah Yang Mulia
Hakim Ketua : Baik silahkan hadirkan saksi pertama kedalam ruang persidangan.
PH.Terdakwa : Baik, Yang Mulia Mohon ijin untuk menghadirkan saksi atas nama
Stefani Muliati ke dalam ruang persidangan.
Hakim Ketua : Petugas Silahkan hadirkan saksi atas nama Stefani Muliati ke
dalam ruang persidangan.
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Saksi I (PH) : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?
Saksi I (PH) : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan
identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama : Helmi Athallah
Tempat tanggal lahir : Ruteng/20 September 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln Kenyeri 16 Denpasar
Pekerjaan : Pedagang
Kebangsaan : Indonesia
Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera
pengganti)
Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan
ini menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah
atau berjanji?
Saksi I (PH) : Saya besumpah Bapak Hakim
Hakim Ketua : Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil
tempat
Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak
lain dari yang sebenarnya (silahkan duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)
Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila
terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?
Saksi I (PH) : Saya mengerti Bapak Hakim
Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa
Saksi I (PH) : Ya, Pak Hakim saya mengenal Terdakwa.
Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?
Saksi I (PH) : Tidak Pak
Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penasihat Hukum untuk mengajukan pertanyaan.
PH Terdakwa : Terimakasih Yang Mulia. Saudara saksi seberapa dekat hubungan saudara
dengan terdakwa?
Saksi I (PH) : Hubungan saya dengan terdakwa hanya sebatas teman main di
lingkungan rumah saja Pak
Terdakwa : Kemudian apakah saudara mengetahui kegiatan sehari-hari terdakwa ?
Saksi I (PH) : Untuk sehari-harinya saya tidak mengetahui secara pasti pak,
namun yang saya ketahui terdakwa bekerja serabutan. Kadang ikut proyek pembangunan jalan,
kadang jadi kuli bangunan.
PH Terdakwa : Apa yang saudara ketahui terkait dengan kondisi ekonomi terdakwa?
Saksi I (PH) : ya namanya kerja serabutan pak, tidak terus pegang uang. Kadang
juga dia meminjam uang dari saya tapi setelah punya uang pasti langsung dibayar.
PH Terdakwa : Apakah saudara pernah diceritakan oleh terdakwa terkait kedekatan terdakwa
dengan korban?
Saksi I (PH) : Iya Pak, terdakwa pernah bercerita kepada saya kalau dia sedang
dekat dengan salah satu perempuan yang saya tahu kalau itu adaah korban.
JPU : Saudara saksi, bisa tolong jelaskan apa saja cerita yang anda dengar
dari terdakwa?
Saksi I (PH) : Bisa, Pak. Terdakwa bercerita kepada saya kalau dia mengenal
korban melalui media sosial dan tertarik karena korban terlihat cantik menurut terdakwa, lalu
suatu hari terdakwa bercerita lagi epada saya kalau dia mulai dekat dengan korban melalui pesan
online dan saat itu pernah sekali terdakwa bercerita kalau dia akan bertemu dengan korban untuk
pertama kalinya.
JPU : Saudara saksi, bisa beritahu kapan tepatnya pertemuan pertama itu?
Saksi I (PH) : Kalau sepengetahuan saya, itu sekitar beberapa bulan yang lalu.
JPU : Lalu, apakah terdakwa bercerita lagi tentang pertemuan pertama
terdakwa dengan korban?
Saksi I : Dia hanya bercerita kalau mereka hanya bertemu dengan membahas masa lalu mereka
lalu kalau tidak salah, terdakwa juga bercerita kepada saya kalau mereka sudah berpacaran.
JPU : Kapan mereka resmi berpacaran?
Saksi I : Seingat saya itu enam bulan yang lalu.
JPU : Baiklah, apa ada lagi informasi yang ingin saudara saksi sampaikan?
Saksi I : Ada, Pak hakim. Terdakwa memang teman saya, tapi saya harus memberitahukan
kebenaran atas perkara ini karena hal buruk yang dialami korban akan selalu membekas dan saya
tidak mau ada korban lagi.
JPU : Saudara Saksi, hal apa yang ingin anda sampaikan? Jelaskan secara rinci.
Saksi I : terdakwa pernah bercerita kalau saat sangat membenci perempuan, karena saat kecil dia
pernah dilecehkan oleh tantenya dan itulah penyebab terdakwa membenci perempuan.
Kebenciannya itu membuat terdakwa sudah beberapa kali melakukan pelecehan dan kekerasan
seksual pada beberapa perempuan lain selain korban.
JPU : Yang Mulia, saya izin mengajukan pertanyaan kepada terdakwa.
Hakim : Iya, silahkan.
JPU : Terima kasih Yang Mulia, baiklah Saudara Terdakwa, apakah benar keterangan yang
diberikan oleh Saksi terkait masa lalu anda?
Terdakwa : *diam saja*
JPU : Saudara Terdakwa, apakah benar keterangan yang diberikan oleh saksi?
JPU : Saudara, anda mendengar pertanyaan saya? Bisa anda jawab mengenai pernyataan
saksi?
Penasehat Hukum : Mohon maaf yang mulia, saya keberatan atas pertanyaan Jaksa Penuntut
Umum yang terkesan memaksa klien saya untuk menjawab, maka dari itu saya mengambil
tindakan untuk mengambil alih pertanyaan pihak Jaksa.
Hakim Ketua : Baiklah.
Penasihat Hukum : Yang Mulia, kesaksian yang diberikan oleh saksi tidak bisa dianggap sah
karena itu hanya sebuah omongan belaka tanpa adanya bukti yang bisa membenarkan kesaksian
saksi.
JPU : Keberatan Yang Mulia, karena kesaksian yang diberikan oleh pihak saksi sudah cukup
menjelaskan mengapa terdakwa bisa melakukan hal keji tersebut pada korban dan kesaksian bisa
dalam bentuk lisan maupun tulisan make menurut saya kesaksian itu sah.
Penasihat Hukum : Bagaimana kalau kesaksian saksi hanya mengada-ngada karena saksi
merasa dendam dengan terdakwa?
JPU : Keberatan Yang Mulia! Penasihat Hukum hanya membuat spekulasi tanpa adanya bukti.
Hakim Ketua : Baiklah, pihak Penasihat Hukum, apakah anda memiliki bukti?
Penasihat Hukum : Ada Yang Mulia *memberikan file*. Dalam bukti tambahan yang saya
ajukan, dalam foto tersebut tergambar isi percakapan antara klien saya dengan pihak saksi, klien
saya menagih hutang yang dimiliki oleh pihak saksi namun pihak saksi malah tidak mau
membayar dan pihak saksi bisa saja merasa dendam dan berusaha menjatuhkan klien saya.
Hakim Ketua : Bagaimana, saksi? Apakah benar pernyataan penasihat hukum?
*saksi terdiam*
JPU : Maaf Yang Mulia, saya izin menghadirkan saksi tambahan.
*Hakim berunding*
Penasihat Hukum : Keberatan Yang Mulia, saksi yang dihadirkan JPU tidak masuk dalam
saksi yang akan dihadirkan hari ini.
Hakim Ketua : Permintaan JPU dikabulkan, silahkan berikan berkas mengenai saksi yang akan
dihadirkan dan untuk Saudara Helmi Atallah, Anda dipersilahkan meninggalkan kursi saksi.
*Jpu memberikan berkas*
Hakim Ketua : Baiklah, Petugas Silahkan hadirkan saksi atas nama Doni Alexander ke dalam
ruang persidangan.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Saksi II (PH) : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?
Saksi II (PH) : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan
identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama : Doni Alexander
Tempat tanggal lahir : Labuan Bajo/20 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun
Agama : Katolik
Alamat : Jln Kenyeri 16 Gg. Kurma,
Denpasar
Pekerjaan : Swasta
Kebangsaan : Indonesia
Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera
pengganti)
Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan
ini menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah
atau berjanji?
Saksi II (PH) : Saya besumpah Bapak Hakim
Hakim Ketua : Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil
tempat
Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak
lain dari yang sebenarnya (silahkan duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)
Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila
terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?
Saksi II (PH) : Saya mengerti Bapak Hakim
Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa
Saksi II (PH) : Tidak, Pak Hakim.
Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?
Saksi II (PH) : Tidak Pak, saya hanya sebagai saksi ahli.
Hakim Ketua : Baiklah, JPU silahkan menanyakan pertanyaan kepada pihak saksi ahli.

JPU : Sebelumnya, saya sudah memberikan berkas mengenai pernyataan


yang akan dijelaskan oleh pihak saksi ahli, dalam berkas tersebut terdapat hasil tes kejiwaan
terdakwa yang bisa menjawab mengenai kebenaran pernyataan saksi sebelumnya. Saudara Saksi
Ahli, keterangan apa saja yang anda dapatkan dari hasil tes kejiwaan terdakwa?

Saksi II (PH) : Pernah sekali buk, tapi yang saya lihat pak andy yang main ke
rumahnya terdakwa, saya tidak melihat mereka keluar rumah.
JPU : Apakah terdakwa pernah melakukan tidakkan yang tidak
menyenangkan terhadap saudara?
Saksi II (PH) : Tidak pernah sama sekali buk, sesuai yang saya katakan tadi, Mba
adhel ini ramah sekali orangnya.
JPU : Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?
Hakim Anggota I : Tidak Pak Ketua.
Hakim Ketua : Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan
kepada Saksi?
Hakim Anggota II : Tidak Pak Ketua.
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan
keterangan lain ?
Saksi II (PH) : Cukup pak Hakim
Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.
Hakim Ketua : Saudara Penasihat Hukum apakah ada saksi lain yang akan
dihadirkan lagi ke dalam ruang persidangan ?
PH.Terdakwa : Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua : (BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang.
2) Dengan demikian, sidang hari ini kami tunda selama 1 (satu) minggu, dan dilanjutkan pada
hari Rabu tanggal 6 Desember 2017, jam 09.00 WITA dengan Agenda Acara pemeriksaan
Terdakwa. Kepada JPU agar dapat menghadirkan kembali Terdakwa dan barang Bukti pada
persidangan yang akan datang. Maka dengan demikian Sidang hari ini dinyatakan ditunda dan
ditutup (ketuk palu 3 kali).

SIDANG III Rabu, 6 Desember 2017 (Pemeriksaan Keterangan Terdakawa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/PN DPS, atas nama
Terdakwa ADELVY RESI SETIA dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3
kali).
Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan Terdakwa, kepada terdakwa dipersilahkan mengambil tempat kembali didepan.
Hakim Ketua : (Baik kepada Saudara terdakwa silahkan kembali mengambil
tempat duduk saudara di depan) Baik, Saudara Terdakwa, apakah saudara sehat jasmani dan
rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Terdakwa : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.
Hakim Ketua : Baiklah sebagaimana identitas saudara sudah jelas di dalam BAP.
Maka kita lanjutkan saja persidangan ini.
Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?
Terdakwa : Kenal pak Hakim,
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apa benar barang ini adalah bagian dari barang
yang saudara curi? (sambil menunjukkan barang bukti kepada terdakwa)
Berupa :

1 Buah Plat BK 5541 AEM

Terdakwa : Ya, benar pak Hakim (sambil menganggukan kepala)


Hakim Ketua : Baik. kepada Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang ingin
ditanyakan ?
JPU : (Ada Pak Hakim), Saudara Terdakwa, apakah benar saudara
yang melakukan pencurian?
Terdakwa : Iya Bu.
JPU : Baik, saudara terdakwa apakah sebelumnya saudara
merencanakan pencurian tersebut?
Terdakwa : Sebelumnya saya tidak berencana untuk melakukan pencurian
tersebut, tetapi karena saya melihat kondisi rumah yang sepi, saya langsung berniat untuk
melakukan pencurian.
JPU : Apakah saudara sebelumnya pernah melakukan pencurian
sepeda motor ?
Terdakwa : Pernah Bu, beberapa kali saya lupa.
JPU : Saudara terdakwa, coba saudara jelaskan apakah ada orang lain
yang ikut membantu saudara dalam melakukan pencurian tersebut?
Terdakwa : Ada bu bersama rekan saya bernama andy yang sekarang masih
DPO.
JPU : Saudara coba jelaskan kronologis saat saudara melakukan
pencurian tersebut.
Terdakwa : Sebenarnya pada tengah malam sekitar jam 12an saya diajak
keluar oleh teman saya Andy tanpa tujuan hanya sekedar cari angin. Nah, lewat di depan rumah
korban saya melihat kondisi rumah yang sepi dan agak gelap, sehingga menimbulkan pikiran
untuk mengambil sepeda motor yang ada di dalam rumah, kemudian teman saya masuk dengan
merusak gembok pagar rumah terlebih dahulu, lalu mengeluarkan sepeda motor scoopy dan
setelah di luar pagar rumah membobolnya dengan menggunakan obeng agar bisa dikendarai.
JPU : Kemudian saudara apakan motor milik korban?
Terdakwa : Motornya telah dijual oleh teman saya andy dengan harga 2 juta
rupiah.
JPU : Baik, Pak Hakim pertanyakan dari kami cukup.
Hakim Ketua : Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang
ingin diajukan untuk Terdakwa ?
PH Terdakwa : (Ada Pak Hakim) terima kasih. Saudara Terdakwa saat anda
dimintai keterangan apakah anda sudah meberikan atau mengatakan semua keterangan dengan
sejujur-jujurnya?
Terdakwa : Iya Pak. Saya sudah mengatakan semua dengan jujur dan
terbuka.
PH Terdakwa : Saudara terdakwa, apa saat anda memberi keterangan anda
sudah mengakui semua perbuatan anda?
Terdakwa : Iya Pak, saya sudah mengakui melakukan pencurian itu dan
menceritakan semua kronologinya kepada petugas.
PH Terdakwa : Berarti saat saudara melakukan pencurian itu, benar rekan anda
yang mengajak terebih dahulu dan rekan anda yang masuk dan mengambil sepeda motor dan
anda hanya menunggu diluar pagar?
Terdakwa : Iya Pak benar, rekan saya mengajak keluar dan saya disuruh
menunggu didepan sedangkan rekan saya yang masuk untuk mengambil sepeda motor tersebut.
PH Terdakwa : Saudara terdakwa apakah saudara mengetahui akibat hukum
dari tindakan saudara?
Terdakwa : Iya, pak saya mengetahui.
PH Terdakwa : Apakah saudara Terdakwa menyesal setelah melakukan
pencurian itu?
Terdakwa : Iya Pak, saya sangat menyesal.
PH Terdakwa : Baik, Bapak Majelis Hakim pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Baik Hakim Anggota I silahkan mengajukan pertanyaan.


Hakim Anggota I : Terimakasih Pak Ketua, Saudara terdakwa bagaimana situasi
rumah korban saat saudara pergi membawa sepeda motor milik korban?
Terdakwa : Saat itu masih belum ada tanda-tanda bahwa ada orang yang
terganggu atau terbangun dengan tindak pencurian yang saya lakukan.
Hakim Anggota I : Baik Cukup Pak Ketua.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim Anggota II masih ada yang perlu ditanyakan.
Hakim Anggota II : Terimakasih Pak Ketua, Saudara terdakwa tadi anda
mengatakan bahwa sepeda motor milik korban telah dijual dengan harga 2 juta rupiah, lantas
saudara mendapatkan berapa rupiah bagian dari penjualan tersebut?
Terdakwa : Saya mendapat 500rb dari teman saya Andy pak hakim.
Hakim Anggota II : Baik Cukup Pak Ketua.
Hakim Ketua : Kepada JPU apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada
Terdakwa?
JPU : Tidak ada lagi Pak Hakim
Hakim Ketua : Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi, kepada saudara Penuntut
Umum, apakah sudah siap untuk membacakan tuntutannya pada sidang hari ini?
JPU : Kami belum mempersiapakan tuntutannya, maka kami mohon ke
Majelis Hakim yang terhormat agar menunda sidang ini 1 minggu ke depan, agar kami dapat
mempersiapkan tuntutan kami Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Baik apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang di tunda
1 minggu ke depan?
PH Terdakwa : Iya Pak Hakim, kami setuju sidang ditunda 1 minggu ke depan.
Hakim Ketua : (Berembuk dengan Hakim Anggota), baiklah Sidang hari
ini Rabu tanggal 6 Desember 2017, kami rasa cukup dan kami tunda selama 1 (satu) minggu
kedepan, yaitu pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2017 dengan Agenda Pembacaan Tuntutan
Penuntut Umum, untuk itu kami beritahu kepada saudara Penuntut Umum agar menyiapkan
tuntutannya, serta menghadirkan Terdakwa pada persidangan yang akan datang dan kepada
Penasehat Hukum agar hadir kembali pada persidangan yang akan datang tanpa dipanggil
kembali. Dengan demikian, sidang pada hari ini kami nyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu
3 kali).

Sidang IV Rabu, 13 Desember 2017 (Pembacaan Tuntutan)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/PN DPS, atas nama
Terdakwa ADELVY RESI SETIA dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3
kali).
Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pembacaan tuntutan. Apakah Saudara Jaksa Penuntut Umum sudah siap membacakan
tuntutannya?
JPU : Tuntutannya sudah siap, Pak Hakim.
Hakim Ketua : Saudara Terdakwa agar dapat mengambil tempat duduk
kembali di depan. Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakannya (membacakan
tuntutan pidana sebagaiman terlampir)
JPU : (membacakan sambil berdiri)
Hakim Ketua : Demikianlah tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh Jaksa
Penuntut Umum, kepada Terdakwa, apakah saudara akan mengajukan pembelaan atas tuntutan
pidana tersebut?
Terdakwa : Saya serahkan sepenuhnya kepada PH saya Pak Hakim
Hakim Ketua : Bagaimana Penasehat Hukum Terdakwa apakah akan mengajukan
pembelaan atasa tuntutan tersebut?
1. Terdakwa : Kami akan mengajukan pembelaan, dan kami mohon Majelis Hakim
memberikan waktu untuk mempersiapkan pembelaan
Hakim Ketua : Bagaimana Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara bersedia
Sidang ini di tunda?
JPU : Iya Majelis Hakim, kami setuju sidang ini ditunda.
Hakim Ketua : (BEREMBUK), baiklah sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan
pada hari Rabu Tanggal 20 Desember 2017 Jam 09.00 WITA dengan agenda acara pembacaan
pembelaan dari Terdakwa atau Penasehat Hukum kepada Jaksa Penuntut Umum, kami
perintahkan untuk menghadirkan kembali Terdakwa dan kepada Terdakwa atau Penasehat
Hukum agar mempersiapkan pembelannya pada hari sidang yang sudah ditetapkan, sidang hari
ini dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali)

SIDANG V, Rabu 20 Desember 2017 (Pembacaan Pembelaan / Pledoi Terdakwa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/PN DPS, atas nama
Terdakwa ADELVY RESI SETIA dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3
kali).
Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang minggu lalu, maka agenda
sidang hari ini adalah mendengar pembelaan dari terdakwa atau Penasehat Hukum kepada
saudara Terdakwa atau Penasehat Hukum apakah saudara sudah siap untuk membacakan
pembelaan atau pledoinya?
Terdakwa : Sudah siap Pak Hakim.
1. Terdakwa : (Iya, Kami sudah siapkan Pak Hakim)
Hakim Ketua : Silahkan dibacakan (Penasehat Hukum membacakan
pembelaan sebagaimana terlampir).
PH Terdakwa : (Membacakan sambil berdiri)
Hakim Ketua : Baiklah demikian pembelaan dari PH.
Terdakwa, Kepada JPU apakah akan mengajukan Replik atas pembelaan dari PH.Terdakwa?
JPU : Baik terima kasih majelis hakim, Kami tidak
mengajukan Replik dan kami tetap pada tuntutan kami Majelis Hakim.
Hakim Ketua : baik karena JPU tidak mengajukan Replik dengan
demikian PH.Terdakwa tidak mengajukan Duplik
Hakim Ketua : Baiklah Sidang hari ini dinyatakan cukup dan selanjutnya
memberikan kesempatan Majelis Hakim bermusyawarah mengambil keputusan, dan sidang ini
ditunda dua minggu kedepan dengan pada hari Rabu, 27 Desember 2017 dengan agenda
pembacaan putusan. Kepada Jaksa Penunut Umum, Penasehat Hukum, dan Terdakwa
diharapkan hadir dalam persidangan tanpa dipanggil kembali, maka dengan demikian sidang hari
ini dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).
Sidang VI Rabu, 27 Desember 2017 (Pembacaan Putusan)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/FH.Unmas, atas nama
Terdakwa ADELVY RESI SETIA dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3
kali).
Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang yang lalu maka sidang hari ini
adalah pembacaan putusan Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada
hari ini adalah pembacaan putusan pengadilan.
Hakim Ketua : Apakah Saudara Terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang
hari ini?
Terdakwa : Ya, sudah siap Pak Hakim.
(Ketua Majelis membacakan putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai
membaca putusan Majelis Hakim mengetuk Palu 1 kali)
Hakim Ketua : Baik demikian putusan Majelis Hakim, Diberitahukan bahwa
apabila keberatan dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya Banding selambat-
lambatnya 14 hari sejak putusan ini di bacakan.
Hakim Ketua : Kepada Terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?
Terdakwa : Saya mengerti pak hakim.
Hakim Ketua : Saudara penasihat hukum siap dibantu ya apabila terdakwa akan
mengajukan banding.
PH Terdakwa : Baik pak hakim.
Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana Peradilan
Semu FH Unmasdengan Nomor Reg : 1777Pid.B/2017/PN DPS, atas nama
Terdakwa ADELVY RESI SETIA dinyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan di
tutup (ketuk palu 3 kali)

Anda mungkin juga menyukai