Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KOMPREHENSIF PRAKTEK KLINIK PROFESI

STASE PRANIKAH PRAKONSEPSI

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn.E USIA 25


TAHUN DAN Tn.L USIA 26 TAHUN CALON PENGANTIN
DENGAN PERENCANAAN KEHAMILAN
DI PUSKESMAS TELUK LANCANG
KABUPATEN TEBO
TAHUN 2023

Pembimbing Akademik : Indah Putri Ramadhanti, S.ST, Bd, M.Keb


Pembimbing Lahan : Hj. Desi Suryani, S.ST

Disusun oleh :
Meisyah Winanda, S.Tr.Keb
221004615901105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA
NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRANIKAH
PRAKTIK KLINIK PROFESI

STASE ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH

Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pranikah ini Telah Memenuhi


Disetujui untuk di laksanakan ke Tahap Laporan Kasus
Tebo, Mei 2023

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Indah Putri Ramadhanti, S.ST, Bd, M.Keb Hj. Desi Suryani, S.ST
NIDN. NIP.

Mengetahui Diketahui
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan Koord. Praktik Klinik Profesi

NIDN. NIDN.
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN ........................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................. 4


A. Konsep Pranikah .............................................................................. 4

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................ 24


A. Data Subjektif .................................................................................. 24
B. Data Objektif.................................................................................... 27
C. Analisis ............................................................................................ 29

D. Penatalaksanaan ............................................................................... 29

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 33
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 39
A. Kesimpulan ...................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................ 39

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu masih tinggi di Indonesia jika dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, data ini
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Target pada tahun
2030, AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup
sesuai kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs). Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga
perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar mencapai target SDGs
di tahun 2030 (Kemenkes, 2015). Selanjutnya jumlah AKI di di Jambi tahun 2019
adalah 56 kasus, adapun penyebabnya yaitu 18 kasus karena perdarahan, 14
kasus karena hipertensi kehamilan, dan penyebab lain – lain sebanyak 20 kasus,
serta gangguan system peredaran 6 kasus dan gangguan system metabolic 1
kasus.
Pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan
psikologis yang besar bagi seorang perempuan berawal dari kehamilan pertama.
Newman (2011) mengemukan bahwa beberapa perempuan merasa sangat senang
menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami kecemasan. Kesiapan
seseorang dalam menghadapi kehamilan ditentukan oleh kemampuan seorang
perempuan untuk beradaptasi saat kehamilan pertama. Kecemasan lebih lanjut
sehingga meningkatkan hormon adrenalin yang kemungkinan berdampak buruk
pada outcome persalinan akan terjadi jika seorang perempuan belum siap
menghadapi kehamilan(Wulandari, 2010).
Outcome persalinan yang dimaksud diantaranya dijelaskan dalam penelitian
Tudiver bahwa kegagalan dalam adaptasi dan persiapan sebelum hamil dapat
mempersulit masa kehamilan dan persalinan, menyebabkan depresi post partum,
serta meningkatkan perilaku kekerasan pada anak yang dilahirkan.

1
2

Keterlambatan dalam mencegah kecacatan janin dapat terjadi jika akan


mengakibatkan, kejadian bayi berat lahir rendah, dan kematian janin.
Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting untuk mengetahui
tingat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah kesehatan maka dapat
langsung dilakukan intervensi untuk pengobatan. Berbagai penelitian sudah sejak
lama membuktikan mengenai manfaat persiapan pranikah dalam membantu
pasangan membangun hubungan jangka panjang yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015).
Kesiapan menikah terdiri atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia,
seksual, dan finansial (Sari, dkk, 2013). Salah satu indikasi bahwa calon pengantin
yang sehat adalah dengan kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik
(Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan semenjak
pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan dan juga mengurangi
adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin, maupun nifas.
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi
kesehatan dengan praktek kesehatan. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan
enam bulan sebelum dilakukan pernikahan tetapi tesberlangsung. Upaya kesehatan
terhadap pasangan pranikah yaitu upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan
ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang
perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pranikah


pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan polapikir
manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya
3

dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pranikah pada calon
pengantin dengan perencanaan kehamilan.
b. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan
diagnosa dan masalah aktual pada calon pengantin dengan skrining
pranikah.
c. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada calon
pengantin dengan perencanaan kehamilan.
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada calon
pengantin dengan perencanaan kehamilan.
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.
f. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan yang telah disusun.
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada calon
pengantin dengan perencanaan kehamilan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pranikah
1. Definisi Pranikah
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan (akad)
perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran
agama. Imbuhan kata pra yang memiliki makna sebelum, sehingga arti dari
pranikah adalah sebelum menikah atau sebelum adanyanya ikatan
perkawinan (lahir batin) antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
(Setiawan, 2017).
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas
usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Akat tetapi,
berdasarkan UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun
2002 tentang perlindungan anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong
anak-anak. Oleh karena itu, BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21
tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk pria. Selain itu, umur ideal yang
matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan
umur 25 – 30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Sedangkan, pasangan yang
akan melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin
(Setiawan, 2017).
2. Tujuan asuhan pranikah
Menurut Kemenkes (2014), penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil (prakonsepsi) atau pranikah bertujuan untuk:
a. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang
sehat dan berkualitas
b. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru

4
5

lahir
c. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak- hak
reproduksi
d. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuaidengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Persiapan pranikah
Dalam Pelatihan Peer Konselor Kota Depok (2011) dan Kemenkes
(2015), persiapan pernikahan meliputi kesiapan fisik, kesiapan mental/
psikologis dan kesiapan sosial ekonomi.
a. Kesiapan Fisik
Secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik apabila
telah selesai fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20 tahun.
Persiapan fisik pranikah meliputi pemeriksaan status kesehatan, status
gizi, dan laboratorium (darah rutin dan yang dianjurkan).
b. Kesiapan Mental/Psikologis
Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan suda merasa siap
untuk mempunyai anak dan siap menjadi orang tua termasuk mengasuh
dan mendidik anak.
c. Kesiapan Sosial Ekonomi
Menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan tidak hanya
membutuhkan kasih sayang orang tua namun juga sarana yang baik untuk
membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Status sosial
ekonomi juga dapat mempengaruhi status gizi calon ibu, seperti status
sosial ekonomi yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan
anemia.
4. Definisi perencanaan kehamilan dan prakonsepsi
Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa
prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Perencanaan
kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui
6

perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah


satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.
Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi
kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga.
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang
sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013).
Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya
sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel
telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa). Prakonsepsi adalah masa sebelum
kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013).
Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur
dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan prakonsepsi
adalah perawatan yang diberikann sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal
sebelum ia mengandung.
Konsepsi merupakan istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan
proses terjadinya pembuahan. Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan
ovum (oosit sekunder) dengan spermatozoa yang biasanya berlangsung di
ampula tuba. Proses fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum,
fusi sprematozoa dan ovum, dan diakhiri dengan fusi materi genetik.
Kehamilan terjadi ketika hasil konsepsi mengalami nidasi (implantasi) pada
dinding uterus. Sehingga untuk dapat terjadinya kehamilan perlu ada
spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi
(Prawirohardjo, 2010).
Prakonsepsi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
masa sebelum konsepsi. Perawatan prakonsepsi adalah satu set intervensi
yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko yang
diakibatkan oleh perilaku dan kondisi sosial untuk mencapai status
7

kesehatan wanita dan kesehatan kehamilan melalui upaya preventif dan


manajemen.
Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat
sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat
(Kemenkes, 2014).
Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi
biomedik, perilaku, dan kesehatan social pada perempuan dan pasangannya
sebelm terjadi konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang
bertujuan untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku dan
social uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui
pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang
harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan
dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).
5. Standar Pemeriksaan Kesehatan Pra Kehamilan
Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014) dan telah tertulis
dalam buku saku kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin
maupun bagi penyuluhnya yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah
baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota telah menjamin ketersediaan
sumber daya kesehatan, sarana, prasarana, dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sebelum hamil sesuai standar yang telah ditentukan.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang
sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada remaja,
calon pengantin, dan pasangan usia subur (PMK No. 97 tahun 2014).
Menurut Kemernkes (2015) dan PMK No. 97 tahun 2014, kegiatan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil atau persiapan
8

pranikahsebagaimana yang dimaksud meliputi:


a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan minimal meliputi pemeriksaan tanda
vital (tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas) dan pemeriksaan status gizi
(menanggulangi masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia).
Menurut Supariasa, dkk (2014), pengukuran LLA pada kelompok
Wanita Usia Subur (usia 15 – 45 tahun) adalah salah satu deteksi dini yang
mudah untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan anak
(Supariasa, dkk, 2014).
b. Pemeriksaan penunjang
Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri
atas pemeriksaan darah rutin, darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin
yang diuraikan sebagai berikut (Kemenkes, 2015):
1) Pemeriksaan darah rutin
Meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Pemeriksaan
hemoglobin untuk mengetahaui status anemia seseorang. Anemia
didefinisikan sebagai berkurangnya satu atau lebih parameter sel darah
merah : konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah seldarah merah.
Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13
g%pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ kriteria National Cancer
Institute, anemia adalahkadar hemoglobin di bawah 14 g% pada priadan
di bawah 12 g% pada wanita. Kriteria inidigunakan
9

untuk evaluasi anemia pada penderita dengan keganasan. Anemia


merupakantanda adanya penyakit. Anemia selalu merupakan keadaan
tidak normal dan harusdicari penyebabnya (Oehadian, 2012).
Anemia defisiensi zat besi dan asam folat merupakan salah satu masalah
masalah kesehatan gizi utama di Asia Tenggara, termasuk di
Indonesia. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Fatimah,
2011).
2) Pemeriksaan darah yang dianjurkan
Gula darah sewaktu, skrining thalassemia, malaria (daerah endemis),
hepatitis B, hepatitis C, TORCH (Toxoplasma, rubella, ciromegalovirus,
dan herpes simpleks), IMS (sifilis), dan HIV, serta pemeriksaan lainnya
sesuai dengan indikasi.
a) Pemeriksaan gula darah
Kadar gula darah yang tinggi atau penyakit diabetes dapat
mempengaruhi fungsi seksual, mesnstruasi tidak teratur (diabetes
tipe 1), meningkatkan risiko mengalami Polycystic ovarian syndrome
(PCOS) pada diabetes tipe 2, inkontensia urine, neuropati, gangguan
vaskuler, dan keluhan psikologis yang berpengaruh dalam
patogenesis terjadinya penurunan libido, sulit terangsang, penurunan
lubrikasi vagina, disfungsi orgasme, dan dyspareunia. Selain itu
diabetes juga berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan
seperti meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko
ketonemia, preeklampsia, dan infeksi traktus urinaria, serta
meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia, hipoglikemia,
neonatus, dan ikterus neonatorum) (Kurniawan, 2016).
b) Pemeriksaan hepatitis
Penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus
hepatitis B, ditandai dengan peradangan hati akut atau menahin
10

yang dapat berkembang menjadi sirosis hepatis (pengerasan hati)


atau kanker hati. Gejala hepatitis B adalah terlihat kuning pada
bagian putih mata dan pada kulit, mual, muntah, kehilangan nafsu
makan, penurunan berat badan, dan demam.
Dampak hepatitis B pada kehamilan dapat menyebabkan
terjadinya abortus, premature, dan IUFD. Dapat dicegah dengan
melaksukan vaksinasi dan menghindari hal-hal yang menularkan
hepatitis B (Kemenkes, 2017). Cara penularan hepatitis B melalui
darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, hubungan seksual dengan
penderita hepatitis B, penggunaan jarum sutik bersama, dan proses
penularan dapat ditularkan dariibu hamil penderita hepatitisB ke
janinnya.
c) Pemeriksaan TORCH
Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi toxoplasma
gondii, rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes
simplexvirus II (HSV II). Dapat ditularkan melalui:
(1) Konsumsi makanan dan sayuran yang tidak terlalu bersih dan
tidak dimasak dengan sempurna atau setengah matang
(2) Penularan dari ibu ke janin
(3) Kotoran yang terinfeksi virus TORCH (kucing, anjing,
kelelawar, burung
Dampak TORCH bagi kesehatan dapat menimbulkan masalah
kesuburan baik wanita maupun laki-laki sehingga menyebabkan sulit
terjadinya kehamilan, kecacatan janin, dan risiko keguguran,
kecacatan pada janin seperti kelainan pada syaraf, mata, otak, paru,
telinga, dan terganggunya fungsi motoric.
d) Pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
Penyakit infeksi yang dapt ditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit yang tergolong dalam IMS seperti sifilis,
gonorea, klamidia, kondiloma akuminata, herpes genitalis, HIV,
11

dan hepatitis B, dan lain-lain. Gejala umum infeksi menular


seksual (IMS) pada perempuan:
(1) Keputihan dengan jumlah yang banyak, berbau, berwarna, dan
gatal
(2) Gatal di sekitar vagina dan anus
(3) Adanya benjolan, bintil, kulit, atau jerawat di sekitar vagina
atau anus
(4) Nyeri di bagian bawah perut yang kambuhan, tetapi
tidak berhubungan dengan menstruasi
(5) Keluar darah setelah berhubungan seksual
(6) Demam
Gejala umum infeksi menular seksual pada laki-laki :
(1) Kencing bernanah, sakit, perih atau panas pada saatkencing
(2) Adanya bintil atau kulit luka atau koreng sekitar penis dan
selangkangan paha
(3) Pembengkakan dan sakit di buah zakar
(4) Gatal di sekitar alat kelamin
(5) Demam
Dampak infeksi menular seksual yaitu kondisi kesehatan
menutun, mudah tertular HIV/AIDS. Mandul, keguguran, hamil di
luar kandungan, cacar bawaan janin, kelainan penglihatan, kelainan
syaraf, kanker serviks, dan kanker organ seksual lainnya.
e) Pemeriksaan HIV
HIV ( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menyerang dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk
melawan infeksi sehingga tubuh mudah tertular berbagaipenyakit.
AIDS ( Acquire Immuno Deficiency Syndrome) adalahsekumpulan
gejala dan tanda penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV. Seseorang yang menderita HIV, tiak langsung
menjadi AIDS dalam kurun waktu
12

5–10 tahun. Penularan HIV di dapatkan di dalam darah dan cairan


tubuh lainnya (cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu). Cara
penularan HIV melalui:
(1) Hubungan seksual dengan orangyang telah terinfeksi HIV.

(2) Penggunaaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang


sudah terinfeksi HIV (alat suntik, alat tindik, dan alat tato).
(3) Ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya. Penularan
dapat terjadi selama kehamilan, saat melahirkan, dan saat
menyusui.
(4) Transfusi darah atau produk darah lainnya yang terkontaminasi
HIV.
Semua orang bisa berisiko tertular HIV, tetapi risiko tinggi
terdapat pada pekerja seksual, pelanggan seksual, homoseksual
(sesame jenis kelamin), dan penggunaan narkoba suntik. Cara
pencegahan penularan HIV – AIDS dapat dilakukan dengan ABCDE
yaitu:
(1) Abstinence
(2) Be faithful
(3) Use Condom
(4) No Drugs
(5) Education
3) Pemeriksaan urin rutin
Urinalissis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui
fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran
kemih.
c. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi
13

terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)


dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan. Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia
subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum
mencapai status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka
pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang
bersangkutan menjadi calon pengantin.
d. Suplementasi gizi
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuanmelalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi
besi, serta defisiensi asam folat. Dilaksanakan dalam bentuk
pemberianedukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
e. Konseling/Konsultasi kesehatan pranikah
Konseling pranikah dikenal dengan sebutan pendidikan pranikah,
konseling edukatif pranikah, terapi pranikah, maupun program persiapan
pernikahan. Konseling pranikah merupakan suatu proses konseling yang
diberikan kepada calon pasangan untuk mengenal, memahami dan
menerima agar mereka siap secara lahir dan batin sebelum memutuskan
untuk menempuh suatu perkawinan (Triningtyas, dkk, 2017).
Bimbingan konseling pra nikah merupakan kegiatan
yangdiselenggarakan kepada pihak-pihak yang belum
menikah,sehubungan dengan rencana pernikahannya. Pihak-pihak
tersebutdatang ke konselor untuk membuat keputusannya agar lebih
mantapdan dapat melakukan penyesuaian di kemudian hari secara baik
(Latipun, 2010).
Konseling pernikahan atau yang biasa disebut (marriagecounseling)
merupakan upaya membantu pasangan calon pengantin. Konseling
pernikahan ini dilakukan oleh konselor yang professional. Tujuannya
agar mereka dapat berkembang dan mampu memecahkanmasalah yang
dihadapinya melalui cara-cara yang saling
14

menghargai,toleransi, dan komunikasi, agar dapat tercapai motivasi


berkeluarga,perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan
seluruhanggotakeluarganya.
Konseling pernikahan juga disebut dengan terapi untuk pasangan
yang akan menikah. Terapi tersebut digunakan untuk membantu
pasangan agar saling memahami, dapat memecahkan masalah dan konflik
secara sehat, saling menghargai perbedaan, dandapat meningkatkan
komunikasi yang baik. Bimbingan konseling pra nikah mempunyai objek
yaitu calon pasangan suami istri dan anggota keluarga calon suami istri.
Calon suami istri atau lebih tepatnya pasangan laki-laki dan perempuan
yang dalam perkembangan hidupnya baik secara fisik maupun psikis
sudah siap dan sepakat untuk menjalin hubungan ke jenjang yang lebih
serius (pernikahan). Anggota keluarga calon suami istri yaitu individu-
individu yang mempunyai hubungan keluarga dekat, baik dari pihak
suami maupun istri (Zulaekha, 2013).
6. Faktor yang Mempengaruhi Kesuburan
Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang
mampu menghamilkannya (Handayani, dkk, 2010). Masa subur adalah suatu
masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap
dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka
dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada
wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, dkk, 2013).Masa subur terjadi
pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi (Purwandari, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia suburantara lain:
a. Umur
Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun (Prawirohardjo, 2010). Rentang
usiarisiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini dikarenakan
15

pada usia <20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang
memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan
janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35tahun
kondisi fisik mulai melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas
perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah
usia tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik pada usia 20
tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30
tahun, terutama setelah usia 35 tahun (American Society for
Reproductive Medicine, 2012).
Pada laki-laki, tingkat kesuburan akan mulai menurun secara
perlahan-lahan. Kesuburan laki-laki diawali saat memasuki usia pubertas
ditandai dengan perkembangan organ reproduksi, rata-rata umur 12
tahun. Perkembangan organ reproduksi laki-laki mencapai keadaan stabil
umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai dengan
pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25
tahun.Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara
perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan karena perubahanbentuk
dan faal organ reproduksi.
Disarankan pria untuk menikah pada usia kurang dari 40 tahun,
karena di atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume seminal, dan
fragmentai DNA telah mengami penurunan kualitas sehingga
meningkatkan risiko kecacatan janin (RSUA, 2013).
b. Frekuensi sanggama
Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara
spermatozoa dan ovum,akan terjadi bila koitus (senggama) berlangsung
pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoamasih hidup
selama 1-3 hari dalam organ reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih
mungkin jika ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung.
Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24
jam, sehingga bila kiotus dilakukan-pada waktutersebut
16

kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti walaupun


suami istri mengadakan hubungan seksual tapi tidak bertepatan dengan
masa subur istri yang hanya terjadi satu kali dalamsebulan, maka tidak
akan terjadi pembuahandan tidak akan terjadi kehamilan pada istri.
c. Lama berusaha
Penelitian mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kehamilan menunjukkan, bahwa 32,7% seorang istriakan
hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan pertama, 72.1%
dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12 bulan pertama, dan 93,4%
dalam 24 bulan pertama. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kehamilan adaleh. 2,3-2.8 bulan. Jadi lama suatu pasangan
suami istri berusaha secara teratur merupakan faktor penentu untuk dapat
terjadi kehamilan.
7. Persiapan kehamilan
BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang
sehat diantaranya:
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan
calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan
dapatdilakukan di puskesmas atau rumah sakit.
b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas
fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali
dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat
badan. Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan
membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar
dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama
17

disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius,


tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas
rekomendasi ahli gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan
karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara
kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak
teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk
mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan.
c. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga
janin yang dikandung, bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki
kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria,
minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Begitu
pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada perempuan maupun
laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan kerusakan kromosom
pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen
yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang
kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas sperma. Kemauan sperma membuahi sel telur dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas spermatozoa.
d. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan yang
mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan pewarna.
Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu
18

terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan


fisik, dan cacat kongenital. Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos
dengan nutrisi yang dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya.
Sehingga calon ibu harus memperhatikan asupan makanan yang
mendukung pembentukan janin sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung :
1) Protein
Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan
sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.
2) Asam folat
Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah
janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar
asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak
dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui
makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau,
caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi,
kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah
bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung
asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi
kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya
enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan produk
yang berkualitas tinggi.
3) Konsumsi berbagai Vitamin
a) Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.
Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan
berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
b) Vitamin D
19

Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan


hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh
dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh
dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan
salmon.
c) Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma
membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya
dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak
terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan
kecambah atau tauge.
d) Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.
e) Vitamin C
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi
indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai
antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten)
vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari
serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi
kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C banyak terdapat pada
jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat,
dancabai merah.
4) Cukupi zat seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu
produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi
20

calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara


lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging
kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-
bijian (biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu.
5) Cukupi zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan seltelur)
ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi
akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia
yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging
merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya
zat besi.
6) Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada
disusu, dan ikan teri.
7) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala
kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi
seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah
beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka.
8) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak
Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti minyak goreng
dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang terkandung di
dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh,
serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang sehat.
9) Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein
yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan
kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali
kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein
21

sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai


kehamilan.
10) Hindari konsumsi
a) Daging mentah
Karena berisiko mengandung virus penyebab toksoplasma,
parasit penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang
berbahaya bagi kehamilan dan janin.
b) Sayuran mentah (lalap dan salad)
Bila proses pencucian kurang baik, dapat mengandungvirus
penyebab toksoplasma.
c) Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah Kemungkinanada
bakteri salmonella penyebab diare berat.
d) Ikan bermekuri
Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal didarah akan
memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna
kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol,
dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan
Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas
air maupun rantai makanan.
e. Persiapan secara psikologis dan mental
Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan
tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana
mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif.
Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah
kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir
untuk hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar
Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat
memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan dengan
perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca
persalinan dan juga
22

perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya.


Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan,
hindari hal–hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses
ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi
umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar
mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental dalam menghadapi
perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus mendapat
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan
keluarga sehingga semakin siapuntuk menjadi ibu baru.
f. Perencanaan financial/keuangan
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta
tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan
sebagian besar disebabkan karena ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan. Kehamilan merupakan hal yang dapat
diperkirakan termasuk biayanya.
Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri
karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah
tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan
ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi,
pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan
(tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan
pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga.
g. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi
Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan
dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai kesehatan reproduksi
ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan saran mengenai
23

masalah yang dikeluhkan. Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat


kesehatan keluarga yang perlu mendapat perhatian. Selain itu, jika
mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka ibu disarankan
untuk meminta bantuan. KDRT yang tidak diselesaikan dengan baik
dapat menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk selama kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 7 Mei 2023
Tempat Pengkajian : Puskesmas Teluk Lancang
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. E Nama : Tn. L
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Petani
Alamat : Tanjung Simalidu Alamat : Teluk Lancang

2. Alasan Datang
Konseling Perencanaan kehamilan
3. Keluhan
Tidak Ada
4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche 13 tahun
b. Siklus 27 - 33 hari/bulan, teratur, lama ±4-5 hari
c. Banyaknya ganti pembalut 4 kali/hari 3 hari awal pertama,

hari berikutnya 2-3 kali ganti pembalut


d. Dismeorhe Tidak ada.

e. HPHT 20 April 2023


f. Fluor Albus kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah

menstruasi, kadang terasa gatal, tidak berbau


5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Pasien dan pasangannya belum mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi
dan perencanaan kehamilan

24
25

6. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita
Tidak sedang ataupun pernaah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum
pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
Status TT3 tahun 2008 (SD Kelas1,2 dan 6).
b. Catin Pria
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum
pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita
Almarhum Ayah menderita hipertensi, tidak ada keluargayang
pernah atau sedang menderita jantung, asma, alergi, DM, ginjal,
hemophilia,thalassemia, cacat bawaan, hepatitis, dan TBC
b. Catin Pria
Ibu menderita DM, tidak ada keluarga yang pernah atau sedang
menderita asma, alergi, hemofillia, thalassemia, cacat bawaan,
preeklampsia, hepatitis, dan TBC
8. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Catin Wanita
Tidak Ada
b. Catin Pria
Merokok
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi
1) Catin Wanita
26

Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi,


ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
Minum air putih 8-9 gelas sehari, suka mengkosumsi minuman
berwarna seperti es teh dan kopi.
2) Catin Pria
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi,
ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur.
Minum air putih 8-9 gelas sehari.
b. Eliminasi
1) Catin Wanita
BAB 1 kali sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas,
tidak ada keluhan sakit saat BAB.BAK 4-6 kali sehari, tidak
nyeri saat berkemih
2) Catin Pria
BAB 1 kali sehari. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat
berkemih
c. Istirahat
1) Catin Wanita
Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
2) Catin Pria
Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas
1) Catin Wanita
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
2) Catin Pria
Bekerja
e. Hygiene
1) Catin Wanita
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana
27

dalam 2-3 kali/hari atau setiap kali basah


2) Catin Pria
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana
dalam 2-3 kali/hari. Setelah BAK atau BAB dikeringkan
menggunakan tisu
10. Riwayat Pernikahan
a. Catin Wanita
Pernikahan yang pertama
b. Catin Pria
Pernikahan yang pertama
11. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan
tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera
memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan
pernikahan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Pria
Keadaan Umum : Baik Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis
Antropometri Antropometri
BB : 51 Kg BB : 60 Kg
TB : 155 cm TB : 165 cm
IMT : 21,88 kg/m2 IMT : 22,36 kg/m2
LILA : 24 cm
Tanda-tanda Vital Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg TD : 120/70 mmHg
N : 79 x/i N : 85 x/i
RR : 20x/i RR : 22 x/i
28

2. Pemeriksaan Fisik
a. Catin Wanita
1) Bentuk Tubuh : Normal
2) Wajah : Tidak Pucat
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
4) Mulut : Bibir tidak pucat
5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
6) Dada : Tidak dilakukan
7) Abdomen : Tidak dilakukan
8) Anogenital : Tidak dilakukan
b. Catin Pria
1) Bentuk Tubuh : Normal
2) Wajah : Tidak Pucat
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
4) Mulut : Bibir tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Catin Wanita
1) Golongan Darah :A
2) Rhesus : (+)
3) Hb : 12 gr/dl
4) HIV : Non Reaktif (-)
5) HbSAg : Non Reaktif (-)
6) IMS : Non Reaktif (-)
b. Catin Pria
1) Golongan Darah :B
2) Rhesus : (+)
3) Hb : 15,1 gr/dl
4) HIV : Non Reaktif (-)
5) HbSAg : Non Reaktif (-)
6) IMS : Non Reaktif (-)
29

C. Asasment
Pasangan usia subur Nn.E usia 25 tahun dan Tn.L usia 26 tahun calon pasutri
prakonsepsi PUS dan WUS
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa
secara umum keadaan mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
R/ Kedua catin mengertidengan penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan catinlaki-
lakidan catin wanita serta bahaya dari kandungan zat adiktif dan
karsinogenik dari rokok yang dapat mengurangi kualitas sperma,
membahayakan kehamilan bila saat hamil terpapar asap rokok. Serta
menganjurkan catin laki-laki untuk mulai mengurangi merokok, serta
menyarankan merokok di luar rumah sehingga keluarga terhindar dari
paparan asap rokok
R/ Kedua catin memahami apa yg disampaikan bidan
3. Menjelaskan kepada catin perempuan bahwa keputihan yang dialami
merupakan keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk
sering mengganti celana dalam, menggunakan celana dalam dengan
bahan yang gampang menyerap keringat seperti berbahan cutton, tidak
perlu menggunakan cairan pembersih genitalia untuk menjaga tingkat
keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner
untuk mencegah agar vagina tidak lembab
R/ Klien mengerti dan bersedia melakukan
4. Menjelaskan kepada kedua catin bahwa keduanya memiliki risiko
terkena DM dan catin perempuan memiliki lebih besar riskomengalami
hipertensi dikarenakan catin perempuan memiliki keturunan penyakit
hipertensi serta kedua calon memiliki keturunan penyakit DM dan
dampak buruk dari hipertensi dan diabetes mellitus
30

R/ Kedua catin mengerti penjelasan yangdiberikan


5. Menganjurkan kedua catin menjaga pola makan bergizi seimbang,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam
natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat
saji,mencegah stress berlebihan, menghentikan kebiasan merokok,
melakukan olahraga secara rutin, dan kontol kesehatan secara rutin
dikarenakan kedua catin berisiko mengalami DM dan khususnya catin
wanita berisiko mengalami hipertensi
R/ Kedua catin mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
diberikan.
6. Menganjurkan catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi
makanan berserat seperti buah, sayur, dan agar untuk membantu
melancarkan BAB
R/ Catin wanita mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang
diberikan
7. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi
pranikah, yaitu :
a. Konsep pernikahan
b. Hak reproduksi dan seksual
c. Persiapan pranikah
d. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
e. Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f. Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
g. Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki
h. Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan
i. Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan,
memeriksakan kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan
selama kehamilan, tanda bahaya kehamilan, kondisi emosional ibu
hamil, tips relaksasi ibu hamil.
j. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan
31

siklus haid (14 hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua
waktu dari siklus terpanjang dikurang 11 dan siklus terpendek
dikurangi 18, jadi perkiraan perkiraan masa subur Nn.E padasiklus
hari ke-9 s.d. 22) atau terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya:
• Peningkatan suhu tubuh ±0,50C.
• Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri/tidak
nyaman.
• Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan
teksturnya licin.
k. Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan,
perawatan pasca persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI
l. IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan, Kanker pada
perempuan, kehidupan seksual suami istri
R/ Kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan
8. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini
sudahT4 yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum
adalah 10 tahun dan belum seumur hidup, sehingga catin wanita
masih perlu diberikan suntik imunisasi TT satu kali lagi
R/ Catin wanita mengerti keadaannya.
9. Menjelaskan tujuan dan efek samping dari imunisasi TT
R/ Catin perempuansetuju dilakuakan penyuntikkan imunisasi TT
10. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri
catin wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang
yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa perlindungannya terhadap tetanus
neonatorum adalah seumur hidup, sehingga apabila nanti sudah hamil
atau hamil lagi, catin wanita tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT
kembali
R/ Catin wanita mengerti dan tidak ada reaksi alergi
32

11. Mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan


R/ Kedua catin sepakat untuk merencanakan kehamilan segera setelah
menikah, berencana memiliki 2 anak dengan jarak 3 tahun
12. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyakmengkonsumsi
makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau
tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, meminum
suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum
menikah untuk persiapan kehamilan
R/ Catin mau melakukan apa yang dianjurkan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian dilakukan tanggal 7 mei 2023, pukul 10.25 WIB di Puskesmas
Teluk Lancang. Berdasarkan hasil anamnesa Nn.E u s i a 2 5 t a h u n dan Tn.L
usia 26 tahun datang ke Puskesmas Teluk Lancang untuk melakukan persiapan
pernikahan dan ingin melakukan perencanaan kehamilan. Menurut BKKBN
(2017), umur ideal yang matang secara biologis dan psikologisadalah 20–25
tahun bagi wanita dan umur 25–30 tahun bagi pria. Sehingga Nn.E dan Tn.L
termasuk pasangan dengan usia yang sudah cukup matang.
Menurut Prawirohardjo bahwa usia reproduksi sehat dan aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia
<20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko
lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan
prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun kondisi fisik mulai melemah yang
memicuterjadinya berbagai komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan masa
nifas. Begitupun pria, disarankan untuk menikah pada usia kurang dari 40
tahun, karenadi atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume seminal, dan
fragmentai DNA telah mengami penurunan kualitas sehingga meningkatkan
risiko kecacatan janin (RSUA, 2013).
Dalam riwayat psikososial didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah
siap secara mental untuk menikah dan tidak menunda kehamilan setelah
menikah, bahkan ingin segera memiliki anak. Pada riwayat menstruasi
diperoleh bahwa calon pengantin wanita memilikisiklus haid 27- 33 hari teratur
tiap bulan, lama sekitar 4 – 5 hari, ada nyeri haid 1–2 hari tapi tidak
mengganggu aktivitas, dan ada nyeri pinggang dan mood swing 1-2 hari
sebelum menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-
32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari. Dengan
demikian tidak ada gangguan pada Nn. E terkait menstruasi. Bila ditemukan
gangguan menstruasi, baik siklus, lama menstruasi, nyeri haid

33
34

berlebihan, maka dapat berakibat pada gangguan kesuburan, abortus berulang,


atau keganasan. Adapun fluor albus yang kadang-kadang dialami Nn.E
memiliki sifat bening, sebelum dan setelah menstruasi, kadang gatal, tidak
berbau merupakan fisiologis atau normal. Sebagaimana diungkapkan oleh
Saifuddin (2010) bahwa keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna
putih, dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai adanya
kemungkinan infeksi alat genital.
Riwayat kesehatan keluarga ditemukan bahwa ayah Nn.L memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, begitupun ibu Tn.L memiliki
penyakit diabetes melitus. Beberapa penyakit yang dapat diturunkan ialah
hipertensi dan diabetes mellitus. Riwayat keluarga dengan hipertensi dan
diabetes mellitus akan meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit
tersebut (Cunningham, 2012).
Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan
kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat. Sasaran utama pada periode
prakonsepsi ialah menghindarai penggunaan penghambat ACE dan antogonis
reseptor angiotensin. Wanita harus diberi pendidikan kesehatan tentang risio
pereeklampsia dan hambatan pertumbuhan janin. Pada laki-laki tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan masalah gangguan ereksi baik secara langsung
maupun karena efek samping obat. Dengan mengetahui gejaladan faktor risiko
hipertensi dan diabetes mellitus diharapkan keturunan penderita dapat
melakukan pencegahan dengan modifikasi diet/gaya hidup, seperti pola makan
seimbang, olahraga rutin, menghindari stress, olahraga rutin, dan cek
kesehatan secara rutin sehingga dapat terhindar dari hipertensi dan diabetes
mellitus maupun komplikasinya (Kemenkes, 2014).
Oleh karena itu, kedua catin dianjurkan untuk pola makan seimbang,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan
kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan,
menghentikan kebiasan merokok, melakukan olahraga secara rutin, dan kontol
kesehatan secara rutin.
35

Pada pola kebiasaan, Tn.L memiliki kebiasaan merokok. Padahal, asap


rokok yang dihirup seorang perokok mengandung beberapa komponen yang
berpotensi menimbulkan radikal bebas ke dalam tubuh, diantaranya karbon
monoksida, karbondioksida, oksida dan nitrogen dan senyawa hidrokarbon.
Komponen partikel dalam asap rokok diantaranya nikotin,tar dan kadmiun.
Kelebihan produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif (ROS, reactive
oxygen species) dapat merusak sperma, dan ROS merupakan salah satu faktor
penyebab infertilitas. Pada perokok terdapat peningkatan level 8-
hydroxydeoxyguanosine, penanda biokimia dan kerusakan oksidatif DNA
sperma, yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA pada sperma.
Spermatozoa tersebut mengalami kelainan struktur kromatin berupa
single/doublestrandDNAbreaks (Budiman, 2011).
Amaruddin (2012) menyebutkan bahwa pria yang merokok 10-20 batang
per hari memiliki kecenderungan 7,2 kali untuk mengalami kualitas sperma
abnormal dibandingkan pria yang tidak merokok. Pria yang merokok sebanyak
21–40 batang per hari memiliki kecenderungan mengalami kualitas sperma
abnormal 27,7 kali dibandingkan pria yang tidak merokok. Pada wanita
yang mengonsumsi rokok, ditemukan kadar estradiol yang rendah dalam
darah dan cairan folikular. Respons ovarium terhadap clomifen pada wanita
yang merokok juga rendah, selain menyebabkan infertilitas juga menyebabkan
aborsi dan angka keberhasilan kehamilan rendah. Hal tersebut diakibatkan efek
negatif dari asap rokok seperti nikotin dan PAH terhadap gonadotropin,
pembentukan corpus luteum, interaksi gamet, fungsi tuba, dan implantasi hasil
konsepsi, sehingga bisa terjadi disfungsi tuba, abortus, kehamilan ektopik dan
infertilitas (Sa’adah, dkk, 2016). Dengan demikian Tn.L dianjurkan untuk
menghentikan konsumsi rokok secara bertahap dan jangan merokok didalam
rumah jika sudah menikah dan tinggal satu atap dengan Nn.E.
Pada data objektif, Nn.L memiliki IMT 23,88 kg/m2dan Lila 24 cm yang
termasuk dalam kategori normal. IMT normal ialah 18,5 – 25 kg/m2 (Depkes,
36

2011). Sedangkan, ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau IMT < 18,5 kg/m2, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK atau gizi kurang, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan anak
(Supariasa, dkk, 2014).
Status nutrisi pada wanita pranikah perlu dikaji karena berhubungan
dengan kesehatan reproduksi. Kegagalan mengkonsumsi diet yang adekuat
dalam masa remaja pranikah dapat menyebabkan kematangan seksualterlambat
yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi ketika wanita memasuki fase
pernikahan. Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat badan
ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan kebiasaan diet
nutrisi yang seimbang, dapat membantu mempertahankan kesehatan sistem
reproduksi. Jika IMT >30 kg/m2, dapat meningkatkan komplikasi pada
kehamilan seperti preeklamsi, diabetus gestasional, kelainan kongenital,
persalinan preterm, dan lain-lain (Lisa, dkk, 2015).
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratoriun dan
diperoleh hasil Hb Nn.E 12 g/dL dan Tn. J 17, 1 g/dL. Menurut kriteria
WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah
12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ kriteria
National Cancer Institute, anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g%
pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Kriteria ini digunakan untuk
evaluasi anemia pada penderita dengan keganasan. Anemia merupakan tanda
adanya penyakit. Anemia selalu merupakan keadaan tidak normal dan harus
dicari penyebabnya (Oehadian,2012).
Sementara pada kasus ini, kadar hemoglobin kedua calon pengantin
berada dalam batas normal, sehingga tidak menunjukkan adanya tanda
penyakit serius lainnya. Selain itu, hasil laboratorium Nn.E dan Tn.L
menunjukkan HIV Non Reaktif (-), HbSAg Non Reaktif (-), dan IMS
37

(sifilis) Non Reaktif. Pemeriksaan ini dilakukan untuk deteksi dini ada
/tidaknya penyakit menular seksual yang nantinya dapat ditularkan kepada
janin jika ibu hamil. Sesuai dengan panduan dari CDC (center for Disease
Control and Prevention) US bahwa deteksi dini HIV dapat rutin pada wanita
dengan sex tidak aman, dan semua wanita yang tidak memiliki risiko virus
HIV, sedangkan untuk deteksi dini hepatitis B dilakukan pada wanita yang
memiliki risiko, dan belum pernah vaksin. Penyakit HIV dan hepatitis B
dapat ditularkan saat didalam kandungan melalui aliran darah plasenta yang
dapat menyebabkan abortus spontan, IUGR, kelainan kongenital (Lisa,
dkk,2015).
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka dilakukan
analisis terhadap Nn.E dan Tn.L yaitu pasangan usia subur dengan persiapan
pernikahan dan perencanaan kehamilan. Penatalaksanaan yang diberikan
diantaranya dengan pemberian konseling pranikah yang didalamnya meliputi
tentang kesehatan reproduksi, khususnya persiapan kehamilan dan masa subur.
Pengetahuan tentang masa subur pada pasangan calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan sangatlah penting. Karena masa subur adalah suatu
masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap
dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka
terjadi kehamilan (Indriarti, dkk, 2013).
Selain itu, pemberian imunisasi TT pada Nn.E Hal tersebut dilakukan
dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga
akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi
terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan. Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur
memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status
T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi
tetanus toxoid dapat dilakukan saat yangbersangkutan menjadi calon pengantin
(Kemenkes, 2017).
38

Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan menganjurkan mengkonsumsi


makanan tinggi asam folat atau suplemen asam folat 0,4 gram minimal 1
bulan sebelum kehamilan. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat
dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam
folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka
dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi
(BKKBN, 2014).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan hasil pengkajian data subjektif
dan objektif pada Nn.E dan Tn.L sebagai calon pasangan pengantin, yaitu
pasangan usia subur dengan persiapan pernikahan dan perencanaan
kehamilan (prakonsepsi). Sehingga, tata laksana yang diberikan, selain
persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang telah
ditetapkan oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan konseling dan anjuran
terkait dengan perencanaan kehamilan, seperti KIE persiapan kehamilan,
masa subur, dan anjuran konsumsi asam folat 0,4 mg minimal satu bulan
sebelum kehamilan. Sehingga, dengan tata laksana yang sesuai diharapkan
apat membantu pasangan calon pengantin mencapai tujuan secara optimal
yakni segera memperoleh keturunan yang sehat atau generasi platinum
dalam ikatan pernikahan yang sah.
B. Saran
1. Bagi Calon Pasangan Pengantin
Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga
kesehatan agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Pemberian asuhan kebidanan pada masa pra konsepsi harus terus
ditingkatkan, dapat dilakukan dengan cara konseling pranikah karena
melahirkan generasi yang cerdas dimulai dari dalam kandungan, dan
pemberian vaksin sebelum pranikah seperti HPV, Hepatitis B.

39
DAFTAR PUSTAKA

Amarudin. 2012. Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas Sperma Pada Pria


Dengan Masalah Infertilitas Studi Kasus Kontrol di Jakarta Tahun 2011.
Jakarta: Universitas Indonesia.
American Society For Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility.
Albama: American Society For Reproductive Medicine.
Fatimah, S. 2011. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya Dengan
Kejadian Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137-
152.
Hidayati, N. dan Setiawan, J., 2017. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
Terjadinya Partus Lama.Situbondo. Jurnal Oksitosin Kebidanan Vol IV/
No. 2
Katherine, C.,dkk. 2013. Preconception Care: Among Maryland Women
Giving Birth 2009-2011. Article. Maryland Departement of Health and
Mental Hygine Center for Maternal and Child Health.
Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluhan Pernikahan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Kurniawan, L. B. 2016. Patofisiologi, Skrining dan Diagnosis Laboratorium
Diabetes Melitus Gestasional. CDK-246. 43 (11): 811-813
Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi
Budaya Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
Jurnal Konseling Indonesia. 3 (1)

Anda mungkin juga menyukai