Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KOMPREHENSIF

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA


PRAKONSEPSI DENGAN OBESITAS DI POLI KEBIDANAN
RSUD DR KANUJOSO DJATIWIBOWO
BALIKPAPAN

OLEH :
RIEZKY FURRY TANJUNG SARI
NIM : P07224420036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRA KONSEPSI


DENGAN OBESITAS
DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO
BALIKPAPAN

Disetujui di Balikpapan, Februari 2021

Mahasiswa

Riezky Furry Tanjung Sari


NIM. PO 7224420036

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Institusi Preceptor lahan

Hj. Eli Rahmawati, S.SiT, M.Kes Hj. Tuti Widiyaningsih,S.ST


NIP: 197403201993032001 NIP. 197305251993032005

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Riezky Furry Tanjung Sari

Nim : P0 7224420036

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Jurusan kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Komprehensif yang


saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa laporan ini adalah


hasil plagiarism/jiplakan atau mengcopy hasil orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam buku
panduan atas perbuatan tersebut

Samarinda, Februari 2021

Mahasiswa

Riezky Furry Tanjung Sari


NIM. PO 7224420036

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Asuhan Kebidanan pada masa pra konsepsi dengan obesitas di ruang poli
kebidanan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Penyusunan laporan ini
terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. H. Supriadi B, S.Kep., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Hj. Eli Rahmawati, S.SiT, M.Kes dan Ita Kusumayanti, M. Keb, selaku
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar
kepada peneliti dalam penyusunan laporan ini.
5. Hj. Tuti Widyaningsih S.ST selaku Preseptor Lahan di Ruang Poli
Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tempat mahasiswa
melakukan praktek lapangan yang telah memberikan dukungan dan masukan
dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Profesi Bidan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik dukungan
material dan moral.
8. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

iii
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga laporan
komprehensif ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Balikpapan, Februari 2021

Penulis

Riezky Furry Tanjung Sari

iv
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.......................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum..................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus.................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian........................................................................................... 4
2. Fisiologi.............................................................................................. 9
3. Patofisiologi........................................................................................ 9
4. Komplikasi.......................................................................................... 10
5. Pemeriksaan Penunjang...................................................................... 11
6. Pelayanan yang dibutuhkan................................................................ 11
7. Penatalaksanaan.................................................................................. 12
B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 7 LANGKAH
VARNEY
1. Langkah I (Pengkajian)...................................................................... 12
2. Langkah II (Interpretasi data)............................................................. 20
3. Langkah III (Identifikasi diagnose dan masalah potensial)................ 21
4. Langkah IV (Identifikasi Tindakan segera dan atau kolaborasi)........ 21
5. Langkah V (Rencana Menyeluruh asuhan kebidanan)....................... 21
6. Langkah VI (Pelaksanaan).................................................................. 22
7. Langkah VII (Evaluasi)...................................................................... 22
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN
A. KESIMPULAN........................................................................................ 31
B. SARAN..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wanita usia subur (WUS) merupakan kelompok daur hidup yang
mempunyai peran penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia,
karena wanita berperan dalam proses kehamilan hingga melahirkan
keturunan. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan kesehatan pada
masa prakonsepsi sebagai investasi kesehatan jangka panjang untuk ibu dan
bayi (Fariski et al., 2020)
Masa prakonsepsi sering didefinisikan sebagai tiga bulan sebelum
pembuahan, kemungkinan karena ini adalah waktu rata- rata untuk
pembuahan bagi pasangan yang subur. Namun jangka waktu sebelum
konsepsi hanya dapat diidentifikasi setelah seseorang hamil (Stephenson et
al., 2018). Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita
prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang
siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda
dengan masa anak- anak, remaja ataupun lanjut usia. Usia 15- 49 tahun, bagi
wanita dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang
berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan untuk mengatur dan
merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah- masalah yang dapat
timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk (Tahir et al.,
2014).
Kesehatan dan gaya hidup sangat penting ketika wanita berniat untuk
hamil, serta selama kehamilan, karena kesehatan dan gaya hidup mereka
mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Kehamilan yang terencana dengan baik
dapat dikaitkan dengan perencanaan kehamilan dan untuk merancang
program keluarga berencana yang efektif, diperlukan pengetahuan yang lebih
baik tentang bagaimana perempuan merencanakan persalinan (Stern et al.,
2016).

1
Tujuan dari kesehatan prakonsepsi adalah untuk meningkatkan status
kesehatan perempuan dan untuk mengidentifikasikan resiko yang melekat
pada saat melahirkan. Meningkatkan status kesehatan perempuan termasuk
peningkatan status gizi, pencegahan dan pengobatan anemia, diabetes,
tekanan darah tinggi, dan penyakit kronis lainnya (Balebu & Labuan, 2019)
Kegemukan atau obesitas adalah salah satu faktor yang menyebabkan
mengapa beberapa wanita sulit hamil. Sebuah penelitian yang pernah
dilakukan di Universitas Michigan yang mengamati tingkat kehamilan pada
50.000 wanita yang sedang menjalani prosedur peningkatan kesuburan
menggunakan teknologi reproduksi (Tahir et al., 2014).
Kelebihan berat badan atau obesitas telah meningkat di negara- negara
berkembang. Salah satu negara yang memiliki beban atau prevalensi adalah
Asia tenggara. Angka prevalensi tersebut meningkat dari 8% sampai 30%
pada laki- laki, sedangkan pada wanita dewasa dari 8% sampai 52%. Salah
satu negara asia tenggara yang memiliki prevalensi tertinggi adalah Indonesia
(Widiawati et al., 2019).
Angka kejadian obesitas mengalami peningkatan yang dihimpun dari
Riskesdas 2018 yaitu pada 2007 (10,5%), 2013 (14,8%), dan 2018 (21,8%)
(Hutasoit, 2020)..

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa pra konsepsi
pada wanita usia subur dengan obesitas dengan menggunakan pola pikir
ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan
mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori obesitas
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada pada
masa pra konsepsi dengan obesitas

2
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada masa pra konsepsi dengan
obesitas dengan pendekatan Varney yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada wanita
prakonsepsi dengan obesitas
2) Menginterpretasikan data dasar pada pada wanita prakonsepsi
dengan obesitas
3) Mengidentifikasikan diagnosis dan masalah potensial pada wanita
prakonsepsi dengan obesitas
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada wanita prakonsepsi
dengan obesitas
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi
dengan obesitas.
6) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi
dengan obesitas.
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada wanita
prakonsepsi dengan obesitas.
8) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada wanita prakonsepsi dengan obesitas.
9) Menganalisis asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi yang telah
dilaksanakan dengan teori yang ada
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
a. Definisi
Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi
yang masuk dengan yang keluar dalam jangka waktu yang lama.
Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan
lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (Hutasoit,
2020).
Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial
yang ditandai dengan kelebihan berat badan karena adanya
penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas
disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah energi yang masuk dan
jumlah energi yang dikeluarkan sehingga berat badan menjadi lebih
berat dibandingkan berat badan ideal karena adanya penumpukan
lemak di dalam tubuh (Wijaksana, 2016 dalam Sari et al., 2019)
b. Etilogi Obesitas
Keseimbangan energi dalam tubuh dipengaruhi oleh konsumsi
kalori yang terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan kebutuhan
energi atau pemakaian energi. Tingkat energi dalam tubuh diperoleh
dari asupan zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat, lemak dan
protein. Kebutuhan energi ditentukan dari energi basal, aktifitas fisik,
dan thermic, effect of food (TEF) (Soegih & Wiramihardja, 2009
dalam Sari et al., 2019) .
Obesitas dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh.
Akumulasi lemak dalam sel lemak menyebabkan pembesaran dan
peningkatan volume sel lemak/adiposity perubahan jaringan
preadiposit menjadi adiposity dan bertambahnya jumlah sel jaringan
lemak sehingga menyebabkan obesitas (Lestari & Helmiyati, 2018).

4
Etiologi dari obesitas menurut Proverawati(2010) dalam Sari et al.,
(2019) yaitu:
1) Faktor Genetik
Faktor gen atau keturunan berpengaruh terhadap bakat seseorang
untuk menjadi gemuk. Adanya mutasi pada gen menyebabkan
kelainan reseptor otak terhadap asupan makanan yang ditandai
dengan kemampuan dalam meningkatkan atau menghambat asupan
makanan. Faktor transkripsi gen dapat mempengaruhi
pembentukan sel lemak terhadap status gizi seseorang sehingga
individu yang berasal dari keluarga obesitas memiliki kemungkinan
obesitas 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang
tidak obesitas (Soegih & Wiramihardja, 2009 dalam Sari et al.,
2019)
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan konsep
berpikir bahwa berat badan adalah indikator tingkat kesejahteraan
hidup dan berat badan yang berlebihan atau gemuk tidak akan
menjadi masalah.
3) Faktor Psikis
Faktor psikis berkaitan dengan memberikan reaksi terhadap
gangguan emosi dengan pola makan. Salah satu bentuk gangguan
emosi adalah persepsi diri yang negatif. Otak menerima sinyal
(input) dari lingkungan dalam bentuk sinyal neural dan hormonal,
kemudian otak akan memberikan respon untuk mencari atau
menjauhi makanan, pemilihan jenis makanan, porsi makanan, lama
makan dan digesti, absorbsi serta metabolisme zat gizi di dalam
tubuh.
4) Faktor Kesehatan
Beberapa penyakit dan kondisi dapat menyebabkan obesitas.
Penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya obesitas

5
seperti golongan steroid dan beberapa anti depresant yang dapat
meningkatkan berat badan.
5) Faktor Perkembangan
Faktor perkembangan berpengaruh terhadap obesitas sejak
perkembangan janin. Riwayat lahir BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dapat menjadi pemicu obesitas yaitu peningkatan lemak
tubuh yang lebih cepat dari masa otot walaupun asupan makanan
tidak berlebihan. Maka seseorang dengan riwayat BBLR memiliki
kemungkinan obesitas dibandingkan dengan yang normal (Soegih
& Wiramihardja, 2009 dalam Arieska et al., 2020).
6) Aktivitas Fisik
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi
dari pada energi yang dikeluarkan. Seseorang yang kurang aktif
memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang
dengan aktivitas tinggi. Sedentary life atau tidak melakukan
aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas (Minarto, 2012
dalam Arieska et al., 2020)
b. Gejala Obesitas
Secara umum obesitas dapat ditandai dengan gangguan pernafasan
yang disebabkan oleh adanya penimbunan lemak di bawah diafragma
dan di dalam dinding dada yang dapat menekan paru-paru. Gangguan
pernafasan dapat terjadi walaupun melakukan aktivitas ringan dan
terjadi pada saat tidur yang menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada siang hari sering
mengantuk. Menurut Irwan (2016) obesitas dapat dikenali dengan tanda
dan gejala sebagai berikut:
1) Dagu rangkap
2) Leher relatif pendek
3) Dada yang mengembung dengan payudara yang membesar
mengandung lemak

6
4) Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat
5) Kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha
bagian dalam saling menempel sehingga menyebabkan laserasi dan
ulserasi yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.
c. IMT (Indeks Masa Tubuh)
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah parameter yang ditetapkan oleh
WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai perbandingan berat badan
dengan kuadrat tinggi badan (Sarwono S, 2001). IMT ditentukan
dengan cara mengukur berat dan tinggi badan secara terpisah kemudian
nilai berat dan tinggi tersebut dibagikan untuk mendapatkan nilai
IMTdalam satuan kg/m2. Nilai IMT diberikan atas lima kriteria yaitu:
kurus berat (<17 kg/m2), kurus ringan (17.0- 18.4 kg/m2), normal 18.5-
25.0 kg/m2) gemuk ringan (25.1- 27.0 kg/m 2) dan gemuk berat (>27
kg/m2) (Situmorang, 2015)
d. Risiko yang dimiliki oleh wanita yang terkena obesitas menurut
(Soltani et al., 2017)
a) Rentan terserang penyakit degenerative
Kelebihan penimbunan lemak di atas 20 persen berat badan ideal,
akan menimbulkan permasalahan kesehatan hingga terjadi
gangguan fungsi organ tubuh. Orang dengan obesitas akan lebih
mudah terserang penyakit degeneratif. Penyakit–penyakit tersebut
antara lain hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan kanker.
b) Sulit memiliki keturunan
Wanita dengan Indeks Massa Tubuh 25-29.9 atau IMT 30 ke atas
(yang masuk kategori obesitas) rentan mengalami gangguan
hormonal yang memicu terjadinya resistensi insulin. Resistensi
insulin tidak hanya berpotensi menyebabkan diabetes, namun juga
perubahan siklus menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan anovulasi,
di mana indung telur mengalami gangguan sehingga tidak dapat
memproduksi sel telur. Inilah yang menjadi salah satu penyebab
sulitnya mendapat keturunan.

7
c) Rentan keguguran
Wanita dengan obesitas juga memiliki risiko yang lebih besar untuk
mengalami keguguran, baik pada kehamilan normal maupun
kehamilan melalui proses inseminasi buatan (in vitro
fertilization/bayi tabung). Penyebabnya sama dengan poin
sebelumnya, yaitu gangguan hormon. Selain itu, rendahnya kualitas
sel telur yang dihasilkan juga dapat membuat janin lebih rentan
keguguran.
d) Keturunan berisiko obesitas
Wanita obesitas tentu akan mempengaruhi keturunannya karena
obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik. Yang dimaksud faktor
genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang tuanya.
Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai
penyebab kegemukan. Namun, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa faktor genetis merupakan faktor penguat
terjadinya obesitas. Menurut penelitian, anak-anak dari orang tua
yang mempunyai berat badan normal ternyata mempunyai 10
persen risiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya menderita
kegemukan, maka peluang itu meningkat menjadi 40 persen–50
persen. Dan bila kedua orang tuanya menderita kegemukan maka
peluang faktor keturunan menjadi 70 persen–80 persen.
Selain itu, para peneliti juga melaporkan adanya konsekuensi
fisiologis pada perempuan dengan obesitas seperti meningkatnya
risiko cacat fungsional fisik, rentan terhadap penyakit, dan
mortalitas (kematian) pada setiap tahap kehidupan. Jadi, tidak ada
salahnya mengajak calon istri untuk berolahraga bersama dan
mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Anda sehat, istri sehat,
anak-anak Anda kelak pun sehat.

8
2. Fisiologis
Secara fisiologis, obesitas dapat terjadi karena adanya gangguan pada
keseimbangan energi, yaitu jumlah energi yang masuk lebih banyak
daripada jumlah energi yang keluar dan kelebihan energi tersebut disimpan
didalam tubuh sebagai lemak (Fitriani, 2018)
3. Patofisiologi
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui
3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon.
Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-
sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal
aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal- sinyal
tersebut bersifat anabolic (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan
pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolic (anoreksia,
meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai
stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh
fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan
keseimbangan energi. Apabila asupan energi melebihi dari yang
dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan
kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang
anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro
Peptide Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula
sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka
jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center
di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada
sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga
tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
Pengontrolan nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh

9
mekanisme neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh
genetic, nuitrisi, lingkungan, dan sinyal psikologis. Mekanisme ini
dirangsang oleh respon metabolic yang berpusat pada hipotalamus
(Cahyaningrum, 2015)
4. Komplikasi
Obesitas perlu menjadi perhatian karena memiliki dampak yang tidak
baik terhadap kesehatan. Obesitas sendiri memiliki dampak yang tidak
baik terhadap kesehatan diantaranya dapat menimbulkan penyakit kronis
serta mengganggu kesehatan reproduksi. Sebanyak 15- 26% wanita usia
subur yang obesitas mengalami infertilitas. Infertilitas merupakan
kegagalan kehamilan atau tidak dapat hamil setelah 12 bulan atau lebih
menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Obesitas dapat menimbulkan penyakit diabetes dan penyakit
kardiovaskuler. Kondisi ini banyak terjadi pada wanita obesitas di usia
reproduksi, namun banyak dari wanita tersebut tidak memperhatikannya.
Sehingga banyak tanda- tanda fungsi reproduksi seperti anovulasi, dan
subinfertilitas terdapat pada wanita obesitas.
Obesitas juga dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan
reproduksi diantaranya:
a) Subinfertilitas
Anovulasi dapat terjadi pada wanita gemuk walaupun dengan siklus
menstruasi teratur, hal ini dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil.
Kasus ini dapat meningkat kejadiannya bila dibandingkan pada wanita
dengan berat badan normal
b) Resiko keguguran
Banyak wanita obesitas mengalami siklus menstruasi yang tidak
teratur. Hal ini menyebabkan mereka tidak menyadari akan
kehamilannya. Sehingga mereka tidak pernah datang kedokter ataupun
ketenaga kesehatan untuk memeriksakannya, hal tersebut menjadi
resiko terjadinya keguguran secara tidak langsung.

10
c) Hasil kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan pada wanita obesitas selalu berhubungan dengan
peningkatan resiko morbiditas ibu dan janin. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya diabetes gestational, preeklamsi, kelainan pertumbuhan
janin, kelainan bawaan, dan peningkatan operasi sectio (Widiawati et
al., 2019)
5. Pemeriksaan Penunjang
Lingkar lengan atas (LILA) merupakan parameter antropometri selain
body mass index (BMI) dan lingkar pinggang yang sering digunakan
untuk menentukan status gizi kurang, normal maupun obesitas. BMI dapat
dihitung dengan terlebih dahulu mencatat berat badan dan tinggi badan
baik melalui pengukuran langsung atau pelaporan diri. LILA
menggambarkan cadangan lemak keseluruhan dalam tubuh. Besarnya
ukuran LILA menunjukkan persediaan lemak tubuh cukup banyak,
sebaliknya ukuran yang kecil menunjukkan persediaan lemak sedikit. Oleh
karena itu, ukuran LILA dapat menggambarkan persediaan cadangan
lemak tubuh (Ainia & Notobroto, 2019)
Indikator obesitas pada dewasa yaitu pada orang dengan indeks massa
tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat
badan dalam (kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30
kg/m2 (Arini & Wijana, 2020)
6. Pelayanan yang dibutuhkan
Pendidikan dan penyuluhan gizi adalah pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individua tau masyarakat yang diperlukan dalam
meningkatkan perbaikan pangan dan status gizi. Harapan dari upaya ini
adalah orang bisa memahami pentingnya makanan dan gizi, sehingga mau
bersikap dan bertindak mengikuti norma- norma gizi (Riswanti, 2014).

11
7. Penatalaksanaan
a) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan terkait pola makan
dan gaya hidup sehat (Jacob et al., 2019)
b) Mencapai berat badan optimal (Indeks massa tubuh >18 hingga <25
kg/m2
c) Penghentian merokok, penggunaan obat-obatan terlarang dan
konsumsi alkohol, dan pengelolaan penyakit kronis yang terkontrol
d) Melakukan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi terkini serta
suplemen vitamin asam folat (Lang et al., 2019)
e) Memberikan motivasi, dukungan untuk menghindari makan
berlebihan, menghindari makan sebagai respons terhadap stres atau
masalah emosional
f) Pencatatan yang konsisten dan teratur dalam buku harian makanan
secara signifikan terkait dengan keberhasilan penurunan berat badan
jangka panjang (Fruh, 2017)
g) Mengurangi asupan camilan dan minuman berkalori tinggi dan
meningkatkan aktivitas fisik (van Elten et al., 2019)
Meningkatkan pengetahuan kita tentang pencegahan dan penanganan
penyakit kronis yang berhubungan dengan obesitas dan gaya hidup,
seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, yang juga memengaruhi
hasil kehamilan (Hill et al., 2019).

B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI


I. PENGKAJIAN
Pada langkah pengkajian, dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang lengkap dan akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan keadaan klien.
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Tempat :

12
Data Subyektif
1) Identitas
Nama :
Umur : 15 tahun – 49 tahun
Wanita Usia Subur atau bisa disebut masa reproduksi
adalah wanita yang berumur antara 15-49 tahun yang
ditandai dengan menstruasi untuk pertama kali (Menarche)
dan diakhiri dengan menopause (Wiknjosastro, 2015).
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan : Pengetahuan tentang makanan sehat sering kurang
dipahami oleh golongan yang tingkat
pendidikannya kurang. Mereka lebih
mementingkan rasa dan harga daripada nilai gizi
makanan (Tahir, 2016).
Pekerjaan : Pekerjaan merupakan jembatan untuk memperoleh
uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
dan untuk mendapatkan tempat pelayanan
kesehatan yang diinginkan. Pendapatan seseorang
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya adalah
kebutuhan nutrisi. Kondisi nutrisi yang kurang baik
dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu
hamil, gangguan pertumbuhan janin dalam uterus,
BBLR, dan premature.
Alamat :
No. Register :
2) Alasan datang periksa/keluhan utama
a. Alasan datang periksa
Klien datang sendiri terkait ingin berkonsultasi

13
b. Keluhan utama
Keluhan utama dari obesitas adalah berat badan yang terus bertambah
dengan IMT melebihi batas normal
3) Riwayat kesehatan klien
Riwayat penyakit klien yang dapat memperberat atau diperberat obesitas
a. Penyakit Kardiovaskuler: Penyakit jantung. Kelainan jantung yang
dapat ditemui adalah prolaps katup mitral (mitral valve prolapsed,
MVP). Wanita dengan MVP yang tidak mengalami penebalan katup
mitral tidak diberi antibiotic profilaksis (Varney, 2008).
b. Penyakit/kelainan system reproduksi: Sistem reproduksi: evaluasi
ciri seksual sekunder.
c. Penyakit jiwa: Stres pada wanita memicu perubahan biokimia pada
tubuh sehingga memacing nafsu makan berlebih hingga menyebabkan
obesitas. Wanita yang mengalami stress cenderung memilih makanan
berkarbohidrat yang mengandung lemak tinggi (Purwanti,2017).
d. Diabetes : Obesitas dapat meningkatkan risiko DM Tipe 2
(Pratiwi,dkk.2018).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Hipertensi: Sebagai gangguan yang berhubungan dengan kehamilan,
pre-eklamsia (Lyoyd, 2013). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
obesitas, antara lain : hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan
penyakit jantung koroner.
b. Diabetes: Menurut penelitian Salim (2014) mengungkapkan adanya
gen obesitas, yang diekspresikan pada sel-sel lemak dan kode-kode
untuk protein leptin. Diabetes pada kehamilan dapat meningkatkan
risiko untuk terjadinya, preeclampsia, seksio caesaria dan
meningkatkan mortalitas janin (Prawirohardjo, 2014).
c. Obesitas : orang tua yang memiliki status gizinya overweight secara
langsung resesif pada keturunannya mengingat proporsi sel lemak ibu
pada saat dalam kehamilannya menurunkan ke anaknya. Overweight

14
dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya
didalam sebuah keluarga (Izhar,2020).
5) Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali disebut
menarche, pada umur 12-13 tahun (Manuaba, 2012). Haid pertama
kali yang dialami seorang perempuan disebut menarche, yang pada
umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun (Prawirohardjo, 2014).
b. Siklus haid
Gangguan mentruasi lebih tinggi dialami oleh kelompok obesitas
dimana BMI > 24kg/m dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mengalami obesitas. Wanita dengan jaringan adipose yang tinggi
(WHR > 0.8) juga mengalami siklus haid yang panjang dibandingkan
dengan kelompok lainnya (Islami,2016).
c. Volume darah haid
Volume darah normal adalah tidak melebihi 80 ml dan ganti pembalut
2-6 kali per hari (Prawirohardjo, 2014).
d. Lama haid
Lama haid 3-7 hari (Prawirohardjo, 2014).
e. Ciri/sifat darah haid
Ciri darah haid normal adalah tanpa bekuan darah. Bila perdarahan
disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak
merupakan keadaan abnormal pada menstruasi (Manuaba, 2012).

15
6) Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas.
Obesitas dapat menyebabkan gangguan ovulasi, karena obesitas dapat
mempengaruhi estrogen dan mengurangi kemampuan hamil.
Konsumsi rendah protein mengalami peningkatan berat badan 1,1 kg,
sedangkan kelompok yang mengkonsumsi tinggi protein berat badanya
meningkat sebesar 3,7 kg (Ginting,dkk 2018).

Istirahat Tidur 9-10 jam setiap harinya akan lebih berisiko obesitas dibandingkan
yang tidur antara 7-8 jam per hari. Durasi waktu tidur yang sangat
panjang merupakan pola tidur yang disfungsional sehingga dikaitkan
dengan depresi. Depresi seperti rasa sedih dan putus asa juga sering
dikaitkan dengan obesitas (Tahir, 2016).
Aktivitas Faktor risiko kedua tingginya overweight di masyarakat adalah aktivitas
fisik kurang gerak (Hardiansyah dkk 2016).
Personal Kebersihan tubuh perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem
Hygiene metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Kebiasaan yang Merokok :. Rokok dapat menyebabkan kemandulan, impotensi,
dapat gangguan kehamilan dan janin serta mempengaruhi kesuburan.
mempengaruhi Alkohol : konsumsi alkohol pada pria akan menyebabkan penurunan
kesehatan ukuran testis, volume air mani dan struktur sperma
Narkoba : pengaruh pemakaian narkoba akan menekan sekresi
gonadotropin , penurunan fungsi hormone reproduksi dan gangguan
fungsi seksual.
Kafein : mengkonsumsi kafein dapat menurunkan jumlah sprema.

16
7) Riwayat Psikososiokultural Spiritual
1. Psikologis
Perasaan cemas terhadap body image
2. Sosial
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku hidup, gaya hidup dan
pola makan serta faktor peningkatan pendapatan mampu
mempengaruhi perubahan dalam pemilihan jenis makanan dan
jumlah yang dikonsumsi. Sebagai contoh, di daerah perkotaan
banyak wanita pekerja. Hal ini mengakibatkan perubahan pola dan
jenis makanan. Frekuensi makan diluar rumah cenderung meningkat,
dan seringkali makanan cepat saji menjadi pilihan utama (Syarif,
2002).
Tingkat pengeluaran sangat berpengaruh terhadap konsumsi
energy. Seseorang yang mempunyai pengeluaran perbulan yang
tinggi akan mempunyai daya beli yang tinggi pula sehingga
memberikan peluang yang lebih besar untuk memilih berbagai jenis
makanan (Tahir, 2016).
3. Kultural
Adakah adat istiadat yang mengatakan bahwa obesitas sebuah
ketidak abnormalan, ancaman, tantangan ataupun lainnya.
4. Spiritual
Adakah ritual keagamaan yang dilakukan yang dapat memberikan
dampak negatif atau merugikan bagi klien.

Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran :
Compos Mentis adalah keadaan sadar sepenuhnya dengan
memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
2) Tanda vital :

17
Tekanan Darah : 100/70-120/70 mmhg
Nadi : 80-100 kali permenit
Suhu Tubuh : 360C-37,50C
Pernapasan : 16-20 kali permenit

3) Antropometri :
Tinggi Badan :
BB saat ini :
Lingkar perut :
Lingkar tangan :
status gizi mempengaruhi tingkatan obesitas
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut tidak
mengalami kerontokan dan kulit kepala tidak
berketombe.
Wajah : Tidak pucat karena jika mengalami pucat
merupakan gejala anemia
Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna merah
muda, sklera berwarna putih atau tidak berwarna
kuning (ikterus).
Hidung : Bentuk hidung simetris, hidung dalam keadaan
bersih, tidak terdapat sekret dan polip dalam rongga
hidung.
Mulut : Bentuk mulut simetris, keadaan bibir tidak kering,
tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies pada
gigi.
Telinga : Ukuran telinga dalam keadaan simetris, posisi
telinga dalam keadaan simetris dan bentuk telinga
dalam keadaan simetris dan tidak terdapat cairan
yang keluar dari telinga.
Leher : Bentuk leher simetris.

18
Dada : Dada simetris.
Payudara : Puting susu menonjol, payudara membesar dan
mengalami hiperpigmentasi pada areola.
Abdomen : Tampak pembesaran atau tidak, dan ada tidaknya
hepatomegali.
Genetalia : Vulva dalam keadaan bersih
2) Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi dan tidak
terdapa nyeri tekan pada kepala.
Leher : Tidak terdapat pembesaran yang tidak nomal pada
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : Pada palpasi, payudara seharusnya lobular, bahkan
nodular bila jaringan payudara hipertrofi (Willms,
2010).
Abdomen : Tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan
3) Auskultasi
Dada : bronchial, suara terndengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut, terdengar diatas trakea atau
daerah lekuk suprasternal. Bronkovesikular, suara
terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi
sama panjang dengan ekspirasi, terdengar di daerah
dada dimana bronkus tertutup oleh dinding
dada.Vesicular, terdengar lembut dan halus inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi (Somantri, 2011).
4) Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas jantung
dan paru-paru (Soemantri, 2011).

19
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium berupa pemeriksaan darah lengkap yang
terdiri dari :
1) Ureum, kreatinin, asam urat • Konsul Nefrologi
2) Pemeriksaan profil lipid darah (kolesterol total, trigliserida, LDL,
dan HDL)
3) Nilai normal profil lipid darah menurut National Cholesterol
Education Program (NCEP)
 Kolesterol total < 170 mg/dL
 Trigliserida < 110 mg/dL  0 – 9 tahun : < 75 mg/dL  10 –
19 tahun : < 90 mg/dL
 Kolesterol LDL < 110 mg/dL
 Kolesterol HDL > 45 mg/dL

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
a. Diagnosis
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi
(bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan.
Diagnosis : Wanita usia subur dengan obesitas.
b. Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang dialami
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis.
c. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosis dan masalah. Rumusan kebutuhan klien akan masuk di
dalam rencana intervensi.

20
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan remaja.rumusan ini mencakup tindakan
segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat
rujukan.

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosis yang telah di identifikasi atau diantisipasi, termasuk di dalamnya
tindakan mandiri, kolaborasi ataupun rujukan.
1) Jelaskan hasil pemeriksaan
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak
klien dan keluarga (Varney, 2008).
2) Berikan KIE tentang obesitas untuk persiapan pra konsepsi.
Rasional : Secara umum, Zat gizi makro dan mikro menghasilkan
energi yang diperlukan oleh tubuh. Asupan zat gizi makro
yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila di konsumsi
berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
reproduksi.
3) Berikan support mental/dukungan psikologis pada wanita usia subur
agar dapat mengontrol berat badan.
Rasional : Pada keadaan psikologis, klien menbutuhkan support serta
dukungan dari suami, keluarga serta bidan sehingga klien
dapat merasa tenang.
4) Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dengan menerapkan pola
makan yang tepat dan gaya hidup sehat.

21
Rasional : Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi
memerlukan intruksi khusus yang berkaitan dengan aspek
kebutuhan nutrisi, seperti jumlah kalori, protein, zat besi,
asam folat dan vitamin C (Varney, 2008). Pemeriksaan
nutrisi dilakukan melalui pemantauan berat badan dan
tinggi badan yang hubungannya dengan indeks masa tubuh.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi status gizi.
5) Berikan KIE mengenai pola hidup sehat dengan berolahraga secara
teratur dan menghindari rokok serta mengurangi asupan cemilan dan
minuman berkalori tinggi
Rasional : Meningkatkan pengetahuan tentang poencegahan dan
penanganan penyakit kronis yang berhubungan dengan
obesitas dan gaya hidup, penyakit kronis dan penyakit
kardivaskular yang akan mempengaruhi hasil kehamilan
(Hill et al, 2019).
6) Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi
Rasional : Kewenangan bidan di Rumah Sakit memiliki keterbatasan,
sehingga adanya kolaborasi sangat diperlukan.

VI. IMPELEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
soap.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan pada wanita usia subur dengan obesitas


Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2021
Waktu Pengkajian : 10.00 wita
Tempat : Poli Kebidanan RSKD
Nama Pengkaji : Riezky Furry TS
S:
1. Identitas
Nama Istri : Ny. W
Umur : 23 tahun
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Sepinggan Baru RT 20
2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama
Alasan Datang : Ingin melakukan konsultasi
Keluhan Utama : Klien mengatakan saat ini berat badan klien bertambah
sejak menikah. haidnya tidak teratur. Jika haid
berlangsung lama (8-10 hari). Darah yang keluar saat
haid banyak dan kadang bergumpal-gumpal. Klien baru
menikah selama 6 bulan dan belum memiliki anak..
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru, penyakit saluran
pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal dan saluran kencing,

23
penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit system
imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru, penyakit saluran
pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal dan saluran kencing,
penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit system
imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga klien dan suami, ibu dan bapak klien dan suami tidak
ada yang sedang/ memiliki riwayat penyakit hepatitis, jantung, asma,
tekanan darah tinggi, operasi, TBC, ginjal dan penyakit lain yang menular,
dan keluarga tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 10-2-2021
Klien mengatakan pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 12 tahun,
siklus menstruasi tidak teratur, lama menstruasi 8-10 hari, ganti pembalut
sebanyak 4-5 kali sehari, warna darah merah encer kadang disertai
gumpalan.
6. Pola Fungsional Kesehatan

24
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 4-5 kali/hari dengan porsi makan nasi seporsi, lauk
pauk, sayur dan kadang buah, air putih ± 7-8 gelas/hari.
Klien sering makan cemilan dan sering minum kopi. Tidak
ada keluhan dalam pemenuhan nutrisi klien. Nafsu makan
baik.
Eliminasi BAK : 4-5 kali/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi
cair, tidak ada keluhan
7.
BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan
Istirahat Tidur siang ± 1-2 jam/hari
Tidur malam ± 7-8 jam/ hari
Aktivitas Aktivitas klien sehari–hari mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti bersih-bersih, menyapu, mencuci dan
memasak. Namun, tidak rutin olahraga
Personal Klien mandi 2 kali/hari dan ganti baju rutin setiap setelah
Hygiene mandi, serta ganti pembalut 3 kali dalam sehari
Kebiasaan Klien tidak ada memiliki hewan peliharaan atau kebiasaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan klien. Namun suami
klien adalah perokok.
Seksualitas 3-4 kali seminggu

Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologi : Klien mengatakan pernikahannya saat ini direncanakan
oleh suami dan keluarga
b. Sosial : Ini merupakan pernikahan pertama, usia saat menikah 23
tahun, klien mengaku senang dengan pernikahannya saat
ini, namun mulai merasa tidak nyaman karena berat
badan yang bertambah setelah menikah.
c. Kultural : Tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan klien.
d. Spiritual : Tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan khusus

25
yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan klien.

O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36 oC
Pernafasan : 20 kali/menit
Antropometri : Berat Badan saat ini : 60 kg
LILA : 35 cm
TB : 150 cm
Bb 60
IMT : 2 = = 26.67
Tb 1,502

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi rambut
merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat nyeri tekan
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak teraba oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna agak pucat, sklera berwarna
putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran, palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, kebersihan cukup,
tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak terdapat
caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah tremor, tidak terdapat
pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda peradangan.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan atau serumen berlebihan
Leher : tidak tampak hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak terdapat
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat bernafas,

26
suara nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan seperti bronchi, wheezing, ronchi.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : abdomen supel, tidak terdapat luka bekas operasi kandung
kemih kosong, tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak pengeluaran
darah flek-flek berwarna merah kecoklatan.
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali < 2 detik,Refleks
bisep (+), refleks trisep (+), kuku agak pucat

Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill time kembali < 2
detik, refleks babinski (-), reflek patella (+), kuku agak pucat.

A:
Diagnosis : Wanita usia subur usia 25 tahun dengan obesitas
Masalah : Gangguan siklus menstruasi menometroragia
Diagnosis Potensial : Infertilitas
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Paraf
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dan Bidan dan
pemeriksaan fisik kepada klien bahwa bahwa hasil mahasiswa
pemeriksaan TTV klien dalam batas normal, namun klien

27
mengalami obesitas yang dilihat dari IMT klien 26,67 dan
LILA 35 cm.
; Klien mengerti mengenai hasil pemeriksaan dan kondisinya
saat ini.
10. 15 Memberikan edukasi mengenai obesitas yang sedang dialami Bidan dan
oleh klien dimana obesitas adalah suatu keadaan mahasiswa
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan yang
keluar dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini
akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan lemak
sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan
; Klien mengerti dengan edukasi yang diberikan tentang
obesitas dan dapat mengulangi penjelasan yang diberikan.

10.20 Memberikan konseling dan anjuran mengenai menjaga Bidan dan


asupan pola nutrisi dan lebih memperhatikan asupan mahasiswa
makanan serta mengatur pola makan dengan makan teratur
dan mengurangi porsi makan yaitu makan 2x sehari dengan
porsi makan 1/2 piring ditambah lauk pauk dan sayur, serta
mengkonsumsi buah-buahan dan makan makanan yang
bergizi seimbang antara lain karbohidrat (yang bisa berupa
nasi atau roti), makanan mengandung protein baik protein
hewani (berupa ikan, daging, ayam, telur) dan protein nabati
(seperti kedelai dan kacang-kacangan), mengandung kalsium
dan vitamin yang bisa didapatkan dari sayuran dan buah-
buahan. Serta menghindari makan-makanan cepat saji, dan
mengubah cemilan menjadi susu atau yogurt, serta minum
air putih minimal 8 gelas sehari, dan menghindari minuman
yang mengandung kafein sebagai upaya mengurangi berat
badan.
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.

28
10.25 Memberikan konseling mengenai aktivitas sehari-hari
dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu dengan
beristirahat yang cukup minimal 6-7 jam sehari,
menghilangkan kebiasaan merokok, berolahraga secara
teratur minimal 2 kali seminggu dengan olahraga ringan
seperti berjalan kaki, menghindari stress yang berlebihan
karena stres dapat menganggu kadar hormon, mengatur pola
berhubungan seksual terutama pada masa subur.
; Klien mengerti atas konseling yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.
10.25 Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
untuk pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi
saluran reproduksi klien.
; Klien bersedia melakukan pemeriksaan keadaan saluran
reproduksinya.
10.30 Menganjurkan klien untuk kunjungan ulang bersama dengan Bidan dan
suami untuk pemeriksaan selanjutnya mahasiswa
; Klien bersedia melakukan kunjungan ulang bersama suami.

29
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan yang
telah dilakukan pada Ny. W dengan obesitas pada wanita usia subur di ruang poli
kebidanan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Asuhan ini dilakukan
selama 1 jam. Dari asuhan ini didapatkan hasil antara lain :
1. Ny. W adalah wanita usia subur usia 23 tahun dengan obesitas yang datang
karena ingin berkonsultasi untuk program hamil. Klien sudah menikah selama
6 bulan dan selama menikah berat badan terus bertambah. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil IMT klien adalah 26,67. Hal ini ada kesesuaian
dengan teori yang ada dimana indikator obesitas pada dewasa yaitu pada
orang dengan indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari
hasil pembagian berat badan dalam (kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter, lebih dari 30 kg/m2 (Arini & Wijana, 2020)
2. Saat dilakukan pemeriksaan anamnesa klien mengatakan bahwa haid nya
tidak teratur dan sangat banyak, dan disertai darah yang bergumpal-gumpal
serta haidnya berlangsung 8-10 hari. Dalam kasus ini ada kesesuaian dengan
teori yaitu wanita dengan Indeks Massa Tubuh 25-29.9 atau IMT 30 ke atas

30
(yang masuk kategori obesitas) rentan mengalami gangguan hormonal yang
memicu terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin tidak hanya berpotensi
menyebabkan diabetes, namun juga perubahan siklus menstruasi. Hal ini
dapat menyebabkan anovulasi, di mana indung telur mengalami gangguan
sehingga tidak dapat memproduksi sel telur.
3. Saat pengkajian pada pola nutrisi didapatkan hasil bahwa Ny. W suka makan
cemilan dan minum kopi. Hal ini ada kesesuaian dengan teori dimana
Mengurangi asupan camilan dan minuman berkalori tinggi dan meningkatkan
aktivitas fisik akan menyebabkan obesitas (van Elten et al., 2019).

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus dan asuhan kebidanan yang dilakukan pada
Ny. W yang merupakan wanita usia subur usia 23 tahun dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Keluhan yang dialami oleh Ny. W merupakan tanda dari obesitas dimana
salah satunya adalah klien memiliki IMT 26,67 yang masuk dalam
kategori gemuk sedang. Keluhan ini sesuai dengan teori yang ada.
2. Hasil pemeriksaan anamnesa didapatkan bahwa klien mengalami
gangguan pola menstruasi dimana klien mengalami haid yang banyak
dan siklus yang tidak teratur, hal ini ada kesesuaian dengan teori dimana
obesitas dapat menyebabkan gangguan menstruasi.
3. Untuk pola nutrisi klien didapatkan hasil bahwa sering makan camilan
dan minum kopi, sesuai dengan teori dikatakan bahwa banyak
mengkonsumsi camilan dan kurangnya aktivitas fisik akan menyebabkan
obesitas.

31
4. Asuhan yang diberikan pada Ny. W dilakukan dengan menggunakan
teknik pendekatan manajemen varney yang dimulai dari pengkajian,
pengumpulan data dasar, penegakkan diagnosa, perencanaan asuhan dan
pelaksanaan asuhan sampai dengan evaluasi dan dilakukan
pendokumentasian sebagai pencatatan.

B. SARAN
1. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam
melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara terintegrasi sesuai dengan
standar profesi bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul
antara teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.

2. Bagi Lahan Praktik


a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang profesional sehingga dapat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI). Oleh karena itu bidan harus
meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui
program pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi
bidan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK.
b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat
yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan
berbagai kasus.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan
teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan
untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.
b. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlu kiranya
penyediaan fasilitas/alat-alat yang memadai untuk penunjang
pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan

32
keterampilan bidan.
4. Bagi Klien
a. Menganjurkan kepada klien untuk untuk mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang serta asupan nutrisi dan menjaga pola nutrisi
dengan baik.
b. Menganjurkan kepada klien untuk kontrol jika ada keluhan yang
berat.

DAFTAR PUSTAKA

Ainia, O. A. C., & Notobroto, H. B. (2019). Faktor Demografi Wus Yang


Berhubungan Dengan Status Gizi Berdasarkan Lila Di Puskesmas
Pacarkeling Tahun 2017. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan.
Https://Doi.Org/10.20473/Jbk.V7i2.2018.105-112

Arieska, R., Syarif, S., & Nilawati, A. (2020). Early Detection And Education Of
Potential Obesity For Prospective Brides Using An Android-Based Botting
Macca Application. Advances In Life Science And Technology, 82, 24–32.
Https://Doi.Org/10.7176/Alst/82-03

Arini, L. A., & Wijana, I. K. (2020). Korelasi Antara Body Mass Index (Bmi)
Dengan Blood Pressure (Bp) Berdasarkan Ukuran Antropometri Pada Atlet.
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal).
Https://Doi.Org/10.33653/Jkp.V7i1.390

Fruh, S. M. (2017). Obesity: Risk Factors, Complications, And Strategies For


Sustainable Long-Term Weight Management. Journal Of The American

33
Association Of Nurse Practitioners. Https://Doi.Org/10.1002/2327-
6924.12510

Hutasoit, E. S. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Pada Wus Di


Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru 2019. Jomis
(Journal Of Midwifery Science). Https://Doi.Org/10.36341/Jomis.V4i1.1117

Jacob, C. M., Newell, M. L., & Hanson, M. (2019). Narrative Review Of Reviews
Of Preconception Interventions To Prevent An Increased Risk Of Obesity
And Non-Communicable Diseases In Children. Obesity Reviews.
Https://Doi.Org/10.1111/Obr.12769

Situmorang, M. (2015). Penentuan Indeks Massa Tubuh (Imt) Melalui


Pengukuran Berat Dan Tinggi Badan Berbasis Mikrokontrolerat89s51 Dan
Pc. Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika.

34

Anda mungkin juga menyukai