Oleh :
RINI KEZIA MAYLANI
NIM. P07224420037
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan izin dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan ini. Akhirnya dengan izin dan hidayahnya pulalah kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan berjudul “Ibu Hamil Dengan
Anemia” untuk memenuhi target Stase Kehamilan. Adapun berkat bantuan dan
dukungan dari para pembimbing ruangan dan institusi, teman – teman mahasiswa
dan pihak – pihak lainnya sehingga laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang – orang yang telah
membantu dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, banyak mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kearah yang lebih baik.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa,
NIM. P07224420037
Mengetahui,
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................3
B. Saran.....................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara
berkembang dan tertinggal tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub
Sahara dan Asia Selatan (WHO, 2017). Penyebab utama kematian dari ibu ini
adalah adanya perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama serta penyebab
tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak aman, dan kondisi penyakit
yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di negara
berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2017).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan pada ibu
hamil yang mengalami anemia agar dapat melakukan penangganan dengan
segera dan menciptakan kehamilan yang sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia yang menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kehamilan dengan anemia
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
dengan pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu
hamil dengan anemia
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu hamil dengan
anemia
5) Merancang intervensi pada ibu hamil dengan anemia
6) Melakukan implementasi pada ibu hamil dengan anemia
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori ANC Trimester II fisiologis
1. Definisi
Kehamilan trimester II adalah kehamilan yang berusia antara 13
minggu sampai dengan 24 minggu. (Prawirohardjo, 2018)
2. Tujuan Ante Natal Care (ANC)
Menurut (Prawirohardjo, 2018) tujuan dari pemeriksaan ante natal
care yaitu :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan
sosial ibu. Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
d. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
a. Morning sickness (mual, muntah pagi hari) mulai hilang, keadaan ibu
hamil lebih sehat.
b. Ibu sudah siap dan konsentrasi terhadap kehamilan.
c. Ibu memilih berkonsul atau diserahkan kepada orang tua (ibu).
d. Keadaan ibu tidak stabil tetapi labil (mudah marah).
e. Merasakan gerakan bayi (usia kehamilan 4-5 bulan pertama).
f. Terkadang ibu hamil merasa menyesal.
g. Libido meningkat.
Reaksi emosional selama kehamilan trimester kedua :
3. Patofisiologis
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume
plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan
nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan
antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam
sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua ( Smith et al.
2016 ).
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk
bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat
sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi
misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi
organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap
beraktifitas normal sehari – hari (masrizal, 2017).
Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah
disebabkan oleh kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang
komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan
protein yang disebut heme (masrizal, 2017).
Menurut (masrizal, 2017) anemia defisiensi besi adalah anemia
yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini
ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar
feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis keadaan
ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan
penyebab utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia,
karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi sewaktu hamil.
4. Penyebab anemia pada ibu hamil
Menurut (Alwafi Ridho Subarkah, 2018) penyebab anemia
umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat
persalinan yang lalu, dan penyakit - penyakit kronik.
a. Pola Makan
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan
produktif. Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi maka setiap
orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein hewani dan
nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat
besi seperti teh, kopi, kalsium (Manuaba, 2015).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir (Hiola et al.,
2019).
Pada penelitian Djamilus dan Herlina (2018) menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia. Hasil uji statistic juga
menunjukkan kebermaknaan (p > 0.05).
b. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu
hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi
wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35
tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum
matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan
zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun
terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian
didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia (Rahmi & Husna, 2020).
c. Tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe
mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia
dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe (Jamilus dan Herlina 2017 ).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet
Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia
karena kekurangan asam folat (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016).
d. Jarang melakukan pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan Antenatal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan
kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali
pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada
trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan
antenatal kejadian anemia pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin
sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan
mempersiapkan persalinannya (Rahmi & Husna, 2020).
e. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang
ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena
selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin
yang dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada
ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas
rendah (Rahmi & Husna, 2020).
f. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan
terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih
dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran
mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia
(Rahmi & Husna, 2020).
5. Gejala anemia pada ibu hamil
Menurut (Hiola et al., 2019) macam-macam gejala anemia pada ibu
hamil , yaitu :
a. Lemah
b. Keluhan pucat,
c. Mudah pingsan
d. Tekanan darah dalam batas normal
e. Tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi)
f. Penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah, Bila terjadi anemia,
kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan O2
ke semua organ tubuh
g. Letih
h. Mata berkunang kunang
i. Mengantuk
6. Derajat anemia pada ibu hamil dan penentuan kadar hemoglobin
Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin atau darah
merahnya kurang dari 11,00 gr%. Menurut (WHO, 2015) anemia pada ibu
hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu
hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu:
Tidak anemia : Hb >11 gr%,
Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%,
Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%,
Anemia berat : Hb < 7 gr%
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara
cyanmet, namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir
terhadap cara cyanmet. Sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit masih menggunakan alat Sahli. Dan pemeriksaan darah
dilakukan tiap trimester dan minimal dua kali selama hamil yaitu pada
trimester I dan trimester III (Kemenkes, 2019a).
7. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Menurut (Cooper, 2016) anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun
nifas dan masa selanjutnya. Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat
anemia adalah :
a. Pada saat Hamil
keguguran (abortus), berat badan kurang, plasenta previa,
eklamsia, ketuban pecah dini, anemia , gangguan pertumbuhan janin
dalam Rahim (masrizal, 2017).
b. Pada saat Persalinan
Menurut (Winkjosastro, 2015) persalinan yang lama akibat
kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan
pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia
uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
pada persalinan .
Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar,
Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti
retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri,
Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
c. Pada saar Pascanatal
Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan,
anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (masrizal, 2017).
d. Pada Saat Neonatus
kelahiran prematurs, apgar score rendah, gawat janin, asfiksia
intrapartum sampai kematian (Rahmi & Husna, 2020).
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : Untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
Umur : Jika umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan
lebih banyak resikonya (Rahmi & Husna, 2020)
Suku :
Agama :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual klien.
Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang, hal ini juga dibutuhkan dalam menyesuaikan
KIE yang akan disampaikan kepada klien (Rahmi & Husna,
2020).
Pekerjaan :
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal ibu, menjaga
kemungkinan
Bila ada klien dengan nama yang sama. Mempermudah
hubungan bila ada keadaan yang mendadak. Alamat juga
diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita
(Hiola et al., 2019).
1.
2. Alasan datang periksa: Apakah alasan kunjungan ini ada keluhan atau
hanya untuk pemeriksaan kehamilan.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Riwayat Obstetri
Kategori BMI Kg Lb
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Wajah : Tampak Pucat, tidak ada chloasma gravidarum. Bentuk simetris
tidak oedem (Rahmi & Husna, 2020).
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva pucat , sklera normalnya
berwarna putih, tidak oedem (Prawirohardjo, 2018).
Telinga :
Hidung :
Mulut : Bibir tampak pucat, bersih. Tidak terdapat stomatitis dan
gingivitis gigi bersih (Hiola et al., 2019).
Genetalia Eksterna : tidak terdapat varises pada vulva dan vagina tidak odema,
. Nilai apakah ada pengeluaran keputihan yang abnormal
saat kehamilan. Pada saat hamil akan timbul tanda
Chadwick dimana terjadi perubahan warna menjadi
kebiruan pada vulva, vagina, serviks. (Prawirohardjo, 2018)
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga dinding vagina tampak
makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks)
(masrizal, 2017)
Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada oedem, benjolan atau massa
Ekstremitas : Tidak terdapat varises. Tidak Edema tungkai, tidaknya
oedem, benjolan atau massa. cavilari revile kembali
lambat (>2 dtk) (Mochtar, 2015)
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan :
Tempat Pemeriksaan :
Pemeriksaan laboratorium ( HB) : (Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%,
Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%,
Anemia berat : Hb < 7 gr%
(Kemenkes, 2019a)
Pemeriksaan Darah Lengkap : Dan pemeriksaan darah dilakukan
tiap trimester dan minimal dua kali
selama hamil yaitu pada trimester I
dan trimester III (Kemenkes, 2019a).
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis :
Menurut (Varney, 2017) Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang
ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu dengan
Anemia
janin tunggal/ganda, hidup/mati,
intrauterin/ekstrauterin
G : Gravida
P : Para -> a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Pada saat Kehamilan : Abortus , KPD, Anemia berat
Pada saat Persalinan : Atonia Uteri, Syok, Inersia Uteri
Pada saat pascasalin : perdarahan post partum
Pada neonatus : Prematur, BBLR, Asfiksia, Kematian
(Prawirohardjo, 2018)
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang tekah
diidentifikasi.
1. Beritahukan ibu tentang kondisinya
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan, yaitu sering
mengalami sakit kepala berlebihan, karena sakit kepala berlebih
termasuk dalam salah satu tanda bahaya kehamilan.
Rasional : mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janinnya (masrizal, 2017)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Y Nama Suami : Tn. S
Umur : 31 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku : Timor Suku : Timor
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaa : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Bukit Barisan
4.
2. Alasan datang periksa/keluhan utama
Alasan datang periksa : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama : Ibu Mengatakan, ibu merasakan pusing.
3. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Selama kehamilan ini ibu hanya mengalami gangguan kesehatan
seperti pusing.
4 Hamil Ini
8. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi, seperti
vaginitis, endometritis, mioma uteri, kista ovarium, dan penyakit
reproduksi lainnya.
9. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan terakhir menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
selama 3 tahun dan tidak memiliki keluhan apapun. Dan sekarang ibu tidak
menggunakan kontrasepsi apapun selama 4 tahun.
Seksualitas 1 x/minggu
Kebiasaan yang mempengaruhi Ibu tidak merokok dan minum –
kesehatan ibu dan janin minuman beralkohol, ibu juga tidak
memiliki kebiasaan lain yang
membahayakan dirinya dan janin.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Ceria
Keadaan Emosional : Stabil
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
c. Antropometri
Tinggi Badan : 156 cm
Berat badan sebelum Hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 65 kg
LILA : 28 cm
IMT : 65 kg : (1,56 m)2 = 27 kg/m2
( Status Gizi kategori Obesitas)
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, distribusi rambut merata, tidak teraba oedem dan massa
Wajah : Bersih, tidak ada chloasma gravidarum, tidak teraba oedem,
Wajah tampak pucat.
Atas : simetris, tidak ada oedem, CRT kembali dalam 2 detik, reflex
bisep (+), reflex trisep (+)
Bawah : simetris, tidak ada oedem dan varises, CRT kembali dalam 2
detik, homan sign (-), babinski (-), patella (+).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 02 Maret 2021
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Pasundan
Hasil : Hb : 9,8 gr%
Golongan Darah : A+
Sypilis : Non Reaktif
HIV Test : Non Reaktif
Hbs Ag : Non Reaktif
Pemeriksaan Gigi :
Pemeriksaan Gigi ibu sehat, bersih tidak berlubang terdapat caries dentis
A:
C. Diagnosa Potensial
D. Antisipasi
E. Perencanaan
F. Pelaksanaan
G. Evaluasi
B. Saran
1. Bagi Pasien
2. Bagi bidan/dokter
a. Puskesmas
b. Pendidikan
Blaise, G., & Erigene, R. (n.d.). Prevalence of Anemia and Associated Factors
among Pregnant Women Attending Kabgayi Hospital in Rwanda Gahungu
Blaise & Dr . Rutayisire Erigene Prevalence of Anemia and Associated
Factors among Pregnant Women Attending Kabgayi Hospital in Rwanda.
Means, R. T. (2020). Iron deficiency and iron deficiency anemia: Implications and
impact in pregnancy, fetal development, and early childhood parameters.
Nutrients, 12(2). https://doi.org/10.3390/nu12020447
Pundkar, R., Powar, J., Sonar, S., & Desai, M. (2017). Risk Factors for Anemia in
Pregnancy : A Case Control Study. Walawalkar International Medical
Journal, 4(4), 17–25.
Rahmi, N., & Husna, A. (2020). Analisis Faktor Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Anemia
Factor Analysis on Pregnant Women in the Working Area of the Baitussalam
Puskesmas Aceh Besar District. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 2615–109.
http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/1241
WHO. (2015). The global prevalence of Anemia in 2011 (Geneva (ed.)). World
health organization.
Yefet, E., Yossef, A., & Nachum, Z. (2021). Prediction of anemia at delivery.
Scientific Reports, 11(1), 1–7. https://doi.org/10.1038/s41598-021-85622-7