Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

DI PUSKESMAS PASUNDAN SAMARINDA

Oleh :
RINI KEZIA MAYLANI
NIM. P07224420037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN SAMARINDA
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan izin dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan ini. Akhirnya dengan izin dan hidayahnya pulalah kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan berjudul “Ibu Hamil Dengan
Anemia” untuk memenuhi target Stase Kehamilan. Adapun berkat bantuan dan
dukungan dari para pembimbing ruangan dan institusi, teman – teman mahasiswa
dan pihak – pihak lainnya sehingga laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang – orang yang telah
membantu dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, banyak mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kearah yang lebih baik.

Samarinda, Maret 2021

Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA


Asuhan kebidanan pada Ny. Y GIVP3003 usia Kehamilan 26 Minggu 5 hari
dengan Anemia Ringan telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing ruangan
dan pembimbing institusi
di Puskesmas Pasundan Samarinda

Samarinda, 27 Maret 2021

Mahasiswa,

Rini Kezia Maylani

NIM. P07224420037

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

NIP. NIP.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Tujuan...................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................4


A. Konsep Dasar Teori..............................................................................4

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan.....................................21

BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................28


BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................35
BAB V PENUTUP.............................................................................................39
A. Kesimpulan...........................................................................................39

B. Saran.....................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara
berkembang dan tertinggal tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub
Sahara dan Asia Selatan (WHO, 2017). Penyebab utama kematian dari ibu ini
adalah adanya perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama serta penyebab
tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak aman, dan kondisi penyakit
yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di negara
berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2017).

Target Sustainable Development Goals (SDG’s) untuk memperbaiki


kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak yang harus dicapai pada tahun 2030
yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) diturunkan hingga 70 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) diturunkan hingga 12 per
1000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan salah satu indikator utama
derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga mengindikasikan
kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan (WHO, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)


merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-
2019 dan SDGs.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka kematian bayi dan


ibu saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2017 hingga semester
pertama 2019. Berdasarkan data yang dikutip dari laman resmi
Kementerian Kesehatan, jumlah kasus kematian bayi turun dari 32.007 kasus
pada 2017 menjadi 19.156 kasus pada 2019. Demikian pula dengan angka
kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.912 kasus pada 2017 menjadi
4.221 kasus kematian ibu saat proses persalinan di tahun 2019, Pada tahun
2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus),
hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) (Kemenkes,
2019).

Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Kalimantan Timur


(Kaltim) masih tinggi yang mencapai 79 kematian per 100.000 kelahiran,
sehingga kondisi ini harus menjadi perhatian serius dari semua pihak terkait
untuk menekan kematian. Pada tahun 2019 untuk provinsi Kalimantan Timur
jumlah cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar (84,61%) (Kemenkes,
2019b).

Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kondisi dengan kadar


hemoglobin (Hb) < 11 gr% ditandai dengan keluhan badan lemas, pucat, mata
berkunang-kunang bahkan jantung berdebar. Upaya pemeliharaan kesehatan
pada masa kehamilan harus di mulai sejak janin masih dalam kandungan
dengan meningkatkan nutrisi dan asupan gizi selama kehamilan. Status gizi
selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang di
kandung. Penilaian status gizi ibu hamil salah satunya dapat dilakukan
melalui pengukuran kadar Hb, dengan diketahui kadar Hb dapat
mendiagnosis terjadinya anemia. Anemia pada ibu hamil bukanlah masalah
sederhana karena sel darah merah mempunyai peranan penting membawa
nutrisi dan oksigen untuk pertumbuhan janin. Setengah dari wanita hamil
mengalami anemia di seluruh dunia (Rahmi & Husna, 2020).

Menurut WHO (2015), secara global prevalensi anemia pada ibu


hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8% dari ibu-ibu yang sedang hamil.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. Anemia lebih cenderung
berlangsung di negara yang sedang berkembang dari pada di negara yang
sudah maju 36% yang disebabkan oleh kurang asupan makanan bergizi saat
masa kehamilan, kurangnya pengetahuan ibu tentang anemia, dan kurangnya
kesadaran dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Berdasarkan data dari 33
Provinsi di Indonesia dan 497 kota atau kabupaten menunjukan proporsi
anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%. Pada tahun 2018 persentase ibu hamil
yang mengalami anemia tersebut meningkat dibandingkan hasil Riskesdas
tahun 2013 hampir separuh atau sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia
mengalami anemia atau kekurangan darah Dari data tahun 2018, jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar
84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7%, usia 35-44 tahun sebesar
33,6%, dan usia 45-54 tahun sebesar 24%. (Kemenkes, 2019).

Tingginya angka kematian ibu dan anak merupakan masalah terbesar


yang dihadapi bangsa Indonesia. Masalah yang paling mendasar dalam
menentukan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan derajat
kesehatan yaitu gizi dan pangan. Anemia merupakan salah satu masalah yang
disebabkan oleh gizi yang belum teratasi. Anemia merupakan masalah pada
wanita indonesia akibat kekurangan zat besi dan asam folat. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar
sekali terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut
“Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan ibu dan
anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan (masrizal, 2017).

Menurut (Kemenkes, 2019a) merekomendasikan setiap ibu hamil


untuk mengkonsumsi minimal 90 tablet Fe selama kehamilan dengan dosis 60
mg. Pemberian tablet Fe masih belum mencapai target di mana
pemerintahan pusat menetapkan standar pelayanan minimal cakupan
pemberian tablet Fe selama kehamian sebesar 90%. Manfaat tablet Fe
sangat besar terhadap pencegahan anemia pada ibu hamil. Namun masih
banyak ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet.

Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik


bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai
penyakit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus
lama akibat inersi uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok,
infeksi baik intra partum aupun postpartum (Winkjosastro, 2015).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan pada ibu
hamil yang mengalami anemia agar dapat melakukan penangganan dengan
segera dan menciptakan kehamilan yang sehat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia yang menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kehamilan dengan anemia
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
dengan pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada ibu
hamil dengan anemia
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu hamil dengan
anemia
5) Merancang intervensi pada ibu hamil dengan anemia
6) Melakukan implementasi pada ibu hamil dengan anemia
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori ANC Trimester II fisiologis
1. Definisi
Kehamilan trimester II adalah kehamilan yang berusia antara 13
minggu sampai dengan 24 minggu. (Prawirohardjo, 2018)
2. Tujuan Ante Natal Care (ANC)
Menurut (Prawirohardjo, 2018) tujuan dari pemeriksaan ante natal
care yaitu :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan
sosial ibu. Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
d. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Wanita Hamil Trimester II


Menurut (Prawirohardjo, 2018) perubahan anatomi dan fisiologis
wanita hamil trimester II yaitu :
a. Uterus
Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin, pada
bulan-bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpukat,
pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan seperti
bujur telur. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian-bagian janin
dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
Pada trimester kedua kontraksi uterus dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual. Fenomena ini diperkenalkan oleh Braxton
Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut dengan kontraksi Braxton
Hicks. Kontraksi ini muncul tiba-tiba dan sporadik, intesitasnya
bervariasi antara 5-25 mmHg.
b. Vagina
1) Hiperplasi mukosa vagina.
2) Peningkatan produksi lendir dan kelenjar sebagai akibat
peningkatan kadar estrogen.
3) Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam pH 3,5-6,0.
c. Payudara
Fungsi hormone mempersiapkan untuk pemberian ASI,
dijabarkan sebagai berikut :
1) Estrogen berfungsi :
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar.
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
2) Progesteron
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
b) Menambah jumlah sel asinus.
3) Somatomammotropin berfungsi :
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktabumin
dan laktoglobulin.
b) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan. Pada
kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
d. Sistem imunologi
Terjadi pembentukan placenta dan peningkatan estrogen dan
progesteron.
e. Sistem endokrin
Peningkatan estrogen menyebabkan hati memproduksi lebih
banyak tiroksin yang mengikat globulin.Enzim T4 (tiroksin) menjadi
terhambat dalam plasma, mendorong tiroid kembali ke tingkat tiroksin
bebas dan normal.
f. Sistem perkemihan
Vesika urinaria berangsur-angsur mulai kembali normal karena
vesika urinaria terdorong keluar dari rongga pelvis ke abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm akibat vesika urinaria yang terdorong ke
atas. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan mukosa vesika urinaria
mudah mengalami trauma dan mudah berdarah, keadaan seperti ini
dapat menurunkan tonus kandung kemih yang memungkinkan
terjadinya distensi vesika urinaria sampai kira-kira 1500 ml dan pada
waktu yang sama vesika urinaria akan tertekan oleh pembesaran uterus
sehingga menyebabkan perasaan yang tidak tertahankan untuk buang
air kecil meski vesika urinaria tersisa sedikit urine.
g. Sistem pencernaan
1) Estrogen meningkatkan aliran darah ke rongga mulut dan
mempercepat laju pergantian sel-sel pelapis epitel gusi.
2) Vaskularisasi gusi sangat tinggi menyebabkan ketebalan
permukaan epitelhial berkurang ® jaringan gusi menjadi rapuh.
3) Pergerakan lambung karena pergeseran uterus.
4) Konstipasi dikarenakan peristaltik usus lambat, penurunan
motilitas, relaksasi otot halus, penyerapan air dari colon meningkat,
tekanan uterus yang membesar pada usus.
5) Fungsi gastrointestinal bulan ke-4 untuk meningkatkan cairan
amnion, menyerap banyak air dan mendorong bahan yang telah
diabsorbsi sampai colon bawah. Asam hidroklorat dan beberapa
enzim pencernaan dewasa terdapat dalam jumlah sangat kecil pada
janin awal
h. Sistem musculoskeletal
Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah
dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini seringkali
menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada musculoskeletal.
i. Sistem integument
Karena adanya peregangan kapiler halus di bawah kulit
menyebabkan timbul garis-garis di perut pada bulan ke 6-7, antara lain:
Linea alba : Garis hitam yang terbentang dari atas
symphisis sampai pusat.
Linea nigra : Lebih hitam didaerah pusat ke atas.
Striae lividae : Garis warna biru pada perut.
Striae albicans : Garis warna putih pada perut
j. Sistem metabolisme
1) Berat badan
a) Berat badan seorang wanita selain kehamilan normalnya
selalu bertambah.
b) Wanita hamil, naik sekitar 6,5-12,5 kg terjadi terutama
dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
2) Curah jantung
Tetap tinggi, curah jantung saat istirahat diukur pada posisi
tidur miring akan meningkat cukup besar. Curah jantung pada
kehamilan lebih tinggi dari pada tidur miring jika wanita tersebut
berada pada posisi terlentang.

3) Basal Metabolik Rate (BMR)


BMR meninggi, sistem endokrin juga meninggi dan tampak
lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tiroidea).
4) Kalori
Kebutuhan kalori meningkat dalam kehamilan dan
laktasi.Diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang,
khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.
5) Hidrat arang
Seorang wanita hamil sering haus, nafsu makannnya besar, sering
kencing, kadang-kadang memperlihatkan pada glukosaria,
sehingga menyerupai diabetes millitus.Segala sesuatu ini
dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan plasma
insulin, dan hormone-hormon adrenal
k. Sistem pernafasan
Perubahan pernafasan pada ibu hamil ini masih lazim terjadi untuk
pembesaran penerimaan O2 pada kandungan dan menyediakan saluran
pembuangan CO2 yang efektif bagi ibu dan janin.Pada pernafasan
udara yang dihirup meningkat antara 7-10 ½ menit.
4. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester II

Trimester II adalah periode dimana ibu sudah menerima


kehamilannya.Dalam trimester II alat-alat telah dibentuk, tetapi belum
sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Menurut (Varney, 2017)
perubahan psikologis pada kehamilan trimester kedua yaitu :

a. Morning sickness (mual, muntah pagi hari) mulai hilang, keadaan ibu
hamil lebih sehat.
b. Ibu sudah siap dan konsentrasi terhadap kehamilan.
c. Ibu memilih berkonsul atau diserahkan kepada orang tua (ibu).
d. Keadaan ibu tidak stabil tetapi labil (mudah marah).
e. Merasakan gerakan bayi (usia kehamilan 4-5 bulan pertama).
f. Terkadang ibu hamil merasa menyesal.
g. Libido meningkat.
Reaksi emosional selama kehamilan trimester kedua :

a. Perasaan cenderung menjadi lebih stabil.


b. Kedua pasangan lebih sering tampak sehat dan bersemangat untuk
menyiapkan kelahiran bayinya.
c. Pada usia kehamilan 20 minggu mulai terasa pergerakan janin, perut
membesar dan kehamilan mulai nyata.
d. Cenderung mencintai dirinya sendiri atau pasif, tertutup karena
berkonsentrasi pada kebutuhannya sendiri yaitu bayinya.
5. Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Menurut (Kemenkes, 2019a) standar pelayanan Ante Natal care meliputi :
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen,
kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data,
penentuan diagnosa perencananevaluasi dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan
sacara sistematis berkisinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan
dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotipasi ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal.


Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin
dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular
Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ;
memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan
dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama


dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila
umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin
kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan
rujukan tetap waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,


penanganan dan / atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah


pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan

Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu


hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi
keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
6. Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
a. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Menurut (Winkjosastro, 2015) pemeriksaan / pengawasan


antenatal adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan
kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan


kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Kunjungan ANC
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu ,
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat
haid, pada saat usia kehamilan 28 minggu ( 1 kali), pada saat usia
kehamilan 32 minggu (sebanyak 2 kali), dan pada saat usia
kehamilan lebih dari 32 minggu (sebanyak 1 kali). Dan bila ibu
memiliki keluhan dianjurkan untuk segera memeriksakan
kehamilannya ke peayanan fasilitas kesehatan terdekat (Cooper,
2016).

b. Pelayanan Asuhan Standar Minimal “10T”


Menurut (Kemenkes, 2019a) standar minimal pelayanan asuhan
kehamilan meliputi :
1) Tekanan darah
2) Timbang berat badan, Ukuran berat badan (kg) tanpa sepatu dan
memakai yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg
pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah.
3) Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
4) Tinggu fundus uteri (TFU), ukur tinggi fundus uteri pemeriksaan
abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
5) TT lengkap imunisasi, Untuk mencegah tetanus neonatorum
6) Tentukan presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
7) Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test Laboratorium (Penyakit Sifilis, Hepatitis B dan HIV)
9) Tatalaksana Kasus
10) Tanya (temu wicara) memberikan konseling, termasuk
perencanaan persalinan
c. Dampak Ibu Hamil tidak melakukan pemeriksaan ANC
Menurut (Hiola et al., 2019) dampak ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan ANC
a. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
b. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
c. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat
dideteksi secara dini.
B. Konsep Dasar Teori Anemia
1. Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016). Anemia adalah kondisi dimana sel darah
merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya
angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin
menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl
(Varney, 2017).
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam
darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah
akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam
tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati
anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat
besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk
sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin
terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia
gizi besi (Kemenkes, 2019a)
2. Jenis-jenis Anemia
Menurut (Winkjosastro, 2015) jenis-jenis anemia yaitu :
a. Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi (kejadian 62,30%) adalah anemia
dalam kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan akibat
kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang
masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan
penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik (kejadian 29,00%), dalam kehamilan
adalah anemia yang disebabkan karena defisiensi asam folat.
c. Anemia Hipoplastik
Anemia Hipoplastik (kejadian 8, 0%) , pada wanita hamil adalah
anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui
dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
d. Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%), yaitu anemia yang
disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat, yaitu penyakit malaria.

3. Patofisiologis
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume
plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan
nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan
antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam
sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua ( Smith et al.
2016 ).
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk
bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat
sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi
misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi
organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap
beraktifitas normal sehari – hari (masrizal, 2017).
Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah
disebabkan oleh kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang
komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan
protein yang disebut heme (masrizal, 2017).
Menurut (masrizal, 2017) anemia defisiensi besi adalah anemia
yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini
ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar
feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis keadaan
ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan
penyebab utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia,
karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi sewaktu hamil.
4. Penyebab anemia pada ibu hamil
Menurut (Alwafi Ridho Subarkah, 2018) penyebab anemia
umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat
persalinan yang lalu, dan penyakit - penyakit kronik.
a. Pola Makan
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan
produktif. Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi maka setiap
orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein hewani dan
nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat
besi seperti teh, kopi, kalsium (Manuaba, 2015).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir (Hiola et al.,
2019).
Pada penelitian Djamilus dan Herlina (2018) menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia. Hasil uji statistic juga
menunjukkan kebermaknaan (p > 0.05).
b. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu
hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi
wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35
tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum
matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan
zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun
terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian
didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia (Rahmi & Husna, 2020).
c. Tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe
mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia
dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe (Jamilus dan Herlina 2017 ).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet
Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia
karena kekurangan asam folat (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016).
d. Jarang melakukan pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan Antenatal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan
kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali
pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada
trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan
antenatal kejadian anemia pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin
sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan
mempersiapkan persalinannya (Rahmi & Husna, 2020).
e. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang
ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena
selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin
yang dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada
ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas
rendah (Rahmi & Husna, 2020).
f. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan
terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih
dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran
mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia
(Rahmi & Husna, 2020).
5. Gejala anemia pada ibu hamil
Menurut (Hiola et al., 2019) macam-macam gejala anemia pada ibu
hamil , yaitu :
a. Lemah
b. Keluhan pucat,
c. Mudah pingsan
d. Tekanan darah dalam batas normal
e. Tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi)
f. Penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah, Bila terjadi anemia,
kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan O2
ke semua organ tubuh
g. Letih
h. Mata berkunang kunang
i. Mengantuk
6. Derajat anemia pada ibu hamil dan penentuan kadar hemoglobin
Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin atau darah
merahnya kurang dari 11,00 gr%. Menurut (WHO, 2015) anemia pada ibu
hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu
hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu:
 Tidak anemia : Hb >11 gr%,
 Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%,
 Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%,
 Anemia berat : Hb < 7 gr%
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara
cyanmet, namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir
terhadap cara cyanmet. Sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit masih menggunakan alat Sahli. Dan pemeriksaan darah
dilakukan tiap trimester dan minimal dua kali selama hamil yaitu pada
trimester I dan trimester III (Kemenkes, 2019a).
7. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Menurut (Cooper, 2016) anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun
nifas dan masa selanjutnya. Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat
anemia adalah :
a. Pada saat Hamil
keguguran (abortus), berat badan kurang, plasenta previa,
eklamsia, ketuban pecah dini, anemia , gangguan pertumbuhan janin
dalam Rahim (masrizal, 2017).
b. Pada saat Persalinan
Menurut (Winkjosastro, 2015) persalinan yang lama akibat
kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan
pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia
uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
pada persalinan .
Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar,
Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti
retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri,
Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
c. Pada saar Pascanatal
Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan,
anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (masrizal, 2017).
d. Pada Saat Neonatus
kelahiran prematurs, apgar score rendah, gawat janin, asfiksia
intrapartum sampai kematian (Rahmi & Husna, 2020).

8. Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil


Menurut (masrizal, 2017) pencegahan anemia pada ibu hamil dapat
dilakukan antara lain dengan cara:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
b. Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup, namun karena
harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya.
Untuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi
besi,
c. Mengkonsumsi vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak
25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi
sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber
vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan
rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat
penyerapan zat besi seperti : fitat, fosfat, tannin.
d. Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang
diminum (oral) .
Terapi oral adalah dengan pemberian preparat besi : fero
sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60
mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan. Tiap
tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 μg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya
tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyarapannya Kebutuhan Fe selama ibu hamil dapat diperhitungkan
untuk peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr, pembentukan plasenta
300 mgr, pertumbuhan darah janin 100 mgr. (Rahmi & Husna, 2020).
e. Dapat secara suntikan (parenteral).
Sedangkan menurut (masrizal, 2017) pemberian preparat
parenteral adalah dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2×10 ml secara intramuskulus, dapat meningkatkan
hemoglobin relatif cepat yaitu 2gr%. Pemberian secara parenteral ini
hanya berdasarkan indikasi, di mana terdapat intoleransi besi pada
traktus gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan pasien
yang buruk. Pada daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang
tinggi dan dengan tingkat pemenuhan nutrisi yang minim, seperti di
Indonesia, setiap wanita hamil haruslah diberikan sulfas ferosus atau
glukonas ferosus sebanyak satu tablet sehari selama masa
kehamilannya. Selain itu perlu juga dinasehatkan untuk makan lebih
banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral
serta vitamin.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan
meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru
lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang
lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan
hemoglobin ibu sendiri. Kebijakan nasional yang diterapkan di
seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat adalah pemberian satu tablet
besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal
kehamilan.
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan dengan
Anemia Ringan Trimester II
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :

A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : Untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
Umur : Jika umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan
lebih banyak resikonya (Rahmi & Husna, 2020)

Suku :
Agama :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual klien.
Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang, hal ini juga dibutuhkan dalam menyesuaikan
KIE yang akan disampaikan kepada klien (Rahmi & Husna,
2020).
Pekerjaan :
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal ibu, menjaga
kemungkinan
Bila ada klien dengan nama yang sama. Mempermudah
hubungan bila ada keadaan yang mendadak. Alamat juga
diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita
(Hiola et al., 2019).

1.
2. Alasan datang periksa: Apakah alasan kunjungan ini ada keluhan atau
hanya untuk pemeriksaan kehamilan.

Keluhan utama : lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang


kunang, mengantuk (Varney, 2017)

3. Riwayat kesehatan klien: Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau


sedang diderita klien dapat mempengaruhi
atau memperberat/diperberat oleh
kehamilannya. Perlu pengkajian tentang
riwayat penyakit menular, menurun dan
menahun pada klien.
(Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%, Anemia
sedang : Hb 7-8.9 gr%, Anemia berat : Hb
< 7 gr% (Kemenkes, 2019a).

4. Riwayat kesehatan keluarga


Penyakit yang perlu dikaji adalah kelainan genetika dan penyakit-
penyakit kronis, riwayat sosial, usia, pekerjaan, kebiasaan seperti
merokok, minum-minuman keras, olahraga dan diet (Prawirohardjo,
2018).
Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan
keluarga, dan beberapa di antaranya berkaitan dengan lingkungan fisik
atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal (Cooper, 2016).
5. Riwayat Haid
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implantasi
sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa di alami (Varney, 2017).
Siklus: 28 ± 2 hari
Lama: 3-8 hari (Mochtar, 2015)
HPHT: Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2017)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No Abnor KB
Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktsi Peny
malitas

 Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454 kali


lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas
rendah (Rahmi & Husna, 2020)
 Jarak kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar
terhadap kejadian anemia (Rahmi & Husna, 2020)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan (Winkjosastro, 2015).
9. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Menurut (Varney, 2017) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk
mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
e. Imunisasi
 Dengan pemeriksaan antenatal kejadian anemia pada ibu dapat
dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat
merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan
persalinannya (Hiola et al., 2019)
 Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe
mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar (Means, 2020)

10. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi,
kalsium menunjukkan adanya kecendrungan bahwa semakin
kurang baik pola makan, maka akan semakin tinggi angka
kejadian anemia (Rahmi & Husna, 2020)
Eliminasi
Istirahat Sebaiknya tidur 1-2 jam lebih lama dari biasanya saat malam hari
wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur
perlu di perhatikan dengan baik, karena istirahat yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin (Pundkar et al., 2017).
Aktivitas Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena menurunnya
BMR (Basal Metabolic Rate ) (Prawirohardjo, 2018)
Personal Mandi minimal 2 kali perhari, ganti baju minimal 2 kali perhari dan
Hygiene ganti celana dalam minimal 3 kali perhari ataupun setiap selesai
BAK/BAB untuk mencegah terjadinya infeksi (Winkjosastro, 2015).
Kebiasaan Kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok aktif
maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan merupakan
salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan
pengawasan antenatal tambahan (Yefet et al., 2021)
Seksualitas Data seksual yang perlu dikaji adalah perilaku seksual saat hamil saja,
yang perlu ditanyakan adalah, mengenai intensitas, serta adakah
menggunakan alat pengaman (masrizal, 2017).

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


- Perlu dikaji status pernikahan, berapa kali menikah, dan berapa lama
pernikahan, karena ada kemungkinan perlu perhatian ekstra jika ibu hamil
sesudah lama menikah dan harus diperhitungkan dalam pimpinan
persalinan (Rahmi & Husna, 2020)
- Bagaimana respon klien dan keluarga terhadap kehamilan. Kehamilan
direncanakan atau tidak, diterima atau tidak. (Cooper, 2016) menyatakan
bahwa kehamilan yang tidak diinginkan bisa berdampak pada kesehatan
mental baik ibu maupun janinnya.
- Bagaimana psikis ibu menghadapi kehamilannya (Rahmi & Husna, 2020)
- Bagaimana adat istiadat yang ada di lingkungan sekitar. Apakah ibu
percaya terhadap mitos atau tidak (Pundkar et al., 2017).
- Adakah kebiasaan-kebiasaan keluarga maupun lingkungan masyarakat
yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada kehamilan
ibu (Blaise, G., & Erigene, n.d.).
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat yaitu sistolik 30 mmHg atau
lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan
ini dapat berlanjut menjadi pre eklamsia dan eklamsi
kalau tidak segera ditangani.

Nadi : 60-100 x/menit


Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,50C
Antropometri : Berat badan sebelum hamil :
Berat Badan Saat ini :
Dihitung tiap kali kunjungan untuk mengetahui
penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan
berat badan tiap minggu adalah 0,5 kg dan penambahan
badan ibu awal sampai akhir kehamilan adalah 6,5-16,5
kg. Biasanya wanita dengan berat badan rata-rata harus
bertambah sekitar 1,5 kg sampai 2 kg selama trimester
pertama, dan sekitar 0,5 kg per minggu (Mochtar, 2015).

Tinggi Badan : >145 cm


LILA : > 23,5 cm
Pada LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang/buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR. Dengan
demikian bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan,
petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperbaiki
kesehatannya serta jumlah dan kualitas makanannya
(Prawirohardjo, 2018).
- Klien yang menurut kategori BMI berada pada rentang obesitas lebih
beresiko mengalami komplikasi kehamilan (Cooper, 2016)
- Menurut (Rahmi & Husna, 2020) batasan yang direkomendasikan untuk
peningkatan berat badan ibu hamil berdasarkan BMI sebelum hamil yakni
:

Total Peningkatan BB yang


Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan

Kategori BMI Kg Lb

Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40

Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35

Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25

Obesitas >29 >7 >15

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Wajah : Tampak Pucat, tidak ada chloasma gravidarum. Bentuk simetris
tidak oedem (Rahmi & Husna, 2020).
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva pucat , sklera normalnya
berwarna putih, tidak oedem (Prawirohardjo, 2018).

Telinga :
Hidung :
Mulut : Bibir tampak pucat, bersih. Tidak terdapat stomatitis dan
gingivitis gigi bersih (Hiola et al., 2019).

Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe


dan vena jugularis (Alwafi Ridho Subarkah, 2018).
Dada : Normal, bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada (Yefet
et al., 2021).
Payudara : Tampak membesar, areloa mamae mengalami hyperpigmentasi,
glandula Montgomery makin tampak, puting susu makin
menonjol (Prawirohardjo, 2018).
Abdomen : Tampak striae gravidarum, dikarenakan pembesaran rahin yang
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastic dibawah kulit (Mochtar, 2015) Tampak linea nigra yang
terjadi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus
hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Tampak
pembesaran, karena otot uterus mengalami hyperplasia dan
hipertropi menjadi lebih besar dan lunak serta mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (masrizal, 2017).
Leopold I : TFU setinggi………., pada fundus teraba bagian
lunak, kurang bulat dan kurang melenting
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada
sebelah kanan/kiri ibu dan dibagian sebaliknya
teraba bagian kecil janin
Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras, bulat dan melenting.
Bagian ini masih/sudah tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Konvergen/sejajar/divergen
DJJ : x/ menit

Genetalia Eksterna : tidak terdapat varises pada vulva dan vagina tidak odema,
. Nilai apakah ada pengeluaran keputihan yang abnormal
saat kehamilan. Pada saat hamil akan timbul tanda
Chadwick dimana terjadi perubahan warna menjadi
kebiruan pada vulva, vagina, serviks. (Prawirohardjo, 2018)
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga dinding vagina tampak
makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks)
(masrizal, 2017)
Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada oedem, benjolan atau massa
Ekstremitas : Tidak terdapat varises. Tidak Edema tungkai, tidaknya
oedem, benjolan atau massa. cavilari revile kembali
lambat (>2 dtk) (Mochtar, 2015)

3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan :
Tempat Pemeriksaan :
Pemeriksaan laboratorium ( HB) : (Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%,
Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%,
Anemia berat : Hb < 7 gr%
(Kemenkes, 2019a)
Pemeriksaan Darah Lengkap : Dan pemeriksaan darah dilakukan
tiap trimester dan minimal dua kali
selama hamil yaitu pada trimester I
dan trimester III (Kemenkes, 2019a).
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis :
Menurut (Varney, 2017) Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang
ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu dengan
Anemia
janin tunggal/ganda, hidup/mati,
intrauterin/ekstrauterin
G : Gravida
P : Para -> a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
 Pada saat Kehamilan : Abortus , KPD, Anemia berat
 Pada saat Persalinan : Atonia Uteri, Syok, Inersia Uteri
 Pada saat pascasalin : perdarahan post partum
 Pada neonatus : Prematur, BBLR, Asfiksia, Kematian
(Prawirohardjo, 2018)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang tekah
diidentifikasi.
1. Beritahukan ibu tentang kondisinya
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan, yaitu sering
mengalami sakit kepala berlebihan, karena sakit kepala berlebih
termasuk dalam salah satu tanda bahaya kehamilan.
Rasional : mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janinnya (masrizal, 2017)

3. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil., sayuran ,makanan


mengandung zat besi seperti ( hati ayam, telur daging, sayur-sayuran
seperti bayam, tomat)
Rasional : ibu hamil dengan anemia di anjurkan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran
berwarna hijau, hati ayam, telur dan daging (masrizal,
2017)

4. Memberikan KIE untuk mengkonsumsi tablet FE (tambah darah) 1x1


hari setiap malam sebelum tidur. Pada ibu hamil dengan kategori
Anemia ringan, sedangkan pada kategori Anemia berat dosisnya
adalah 4-6mg/KgBB/hari dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-
sedang : 3mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi (Susiloningtyas, 2012)
Dan dianjurkan tidak minum bersamaan dengan air teh atau kopi
Rasional nya : Karena bila meminum obat menggunakan kopi atau air
teh dapat melarutkan vitamin dan kandungan yang ada di dalam obat
tersebut dan akan terlarut secara sia-sia di dalam tubuh.(masrizal,
2017)
5. Berikan KIE kepada ibu untuk melakukan imunisasi TT
Rasional : Imunisasi TT perlu diberikan kepada ibu hamil, agar
terhindar dari resiko tetanus neonatorum.
6. Jadwalkan kunjungan ulang minimal 1 bulan sekali.
Rasional : Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera
guna memungkinkan tindakan preventif atau korektif
(Hiola et al., 2019)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 02 Maret 2021

Waktu Pengkajian : 09.00 WITA

Nama Pengkaji : Rini Kezia Maylani

S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Y Nama Suami : Tn. S
Umur : 31 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku : Timor Suku : Timor
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaa : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Bukit Barisan
4.
2. Alasan datang periksa/keluhan utama
Alasan datang periksa : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama : Ibu Mengatakan, ibu merasakan pusing.
3. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Selama kehamilan ini ibu hanya mengalami gangguan kesehatan
seperti pusing.

b. Riwayat Kesehatan Yang lalu


Ibu tidak pernah / memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes,
hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang kronis yang
dapat memperberat atau diperberat oleh kehamilan, menular ataupun
berpotensi menurun.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga Ibu Y tidak ada yang sedang / memiliki riwayat
penyakit hepatitis, jantung, asma, tekanan darah tinggi, anemia, operasi,
TBC, ginjal dan penyakit lain yang menular ataupun berpotensi menurun.
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 25-08-2020 TP : 01-06-2021
Riwayat menstruasi teratur, siklus mentruasi 28 hari, lama menstruasi 3-6
hari dan setiap hari 2-3x mengganti pembalut.
6. Riwayat Kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan keempat ibu, ibu rutin memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Pasundan setiap bulannya. Ibu sudah
melakukan PP Test dirumah dan mendapatkan hasil (+) Positif. Ibu sudah
merasakan gerakan janin pertama saat memasuki usia kehamilan 4 bulan.
Dengan status Td lengkap. Ini merupakan kunjungan kedua ibu
sejak ibu mengetahui bahwa dirinya hamil. Penyuluhan kesehatan yang
telah di dapatkan antara lain adalah nutrisi ibu hamil. Selama hamil ibu
tidak menjalani pengobatan ataupun mengkonsumsi obat tertentu, hanya
mendapatkan tablet penambah darah dan multivitamin dari bidan.
7. Riwayat Obstetrik
N
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
O

Sua An UK Pe Jenis Pnlg Tmp Pe J BB/ H MA Lkts Pe


mi ak ny t ny K PB b i ny

1 1 20 Ater - Spo bidan BP - ♂ 3,0/5 √ - - 1,5 -


10 m ntan M 1 thn

2 20 Ater - Spo Bidan BP - ♂ 3,1/5 √ - - 2 thn -


12 m ntan M 0

3 20 Ater - Spo Bidan BP - ♂ 3,2/5, √ - - 1.5 -


14 m ntan M 1 thn

4 Hamil Ini

8. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi, seperti
vaginitis, endometritis, mioma uteri, kista ovarium, dan penyakit
reproduksi lainnya.
9. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan terakhir menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
selama 3 tahun dan tidak memiliki keluhan apapun. Dan sekarang ibu tidak
menggunakan kontrasepsi apapun selama 4 tahun.

10. Pola fungsional kesehatan

POLA FUNGSIONAL SAAT INI

Nutrisi Ibu makan 4x/hari, porsi menu


makanan seimbang seperti roti dan
buah, minum air putih 6-7 gelas/hari.

Eliminasi Ibu BAK 5-6 x/hari, BAB 1x/hari

Istirahat Tidur siang ± 1 Jam


Tidur malam ± 6 Jam

Aktivitas Pekerjaan rumah tangga seperti


menyapu, membersihkan rumah dan
merawat anak dibantu oleh suami

Personal Hygiene Ibu mandi 2x/hari, mengganti pakaian


bersih 2x/hari.

Seksualitas 1 x/minggu
Kebiasaan yang mempengaruhi Ibu tidak merokok dan minum –
kesehatan ibu dan janin minuman beralkohol, ibu juga tidak
memiliki kebiasaan lain yang
membahayakan dirinya dan janin.

1. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
Ini merupakan pernikahan pertama, usia pertama kali menikah
19 tahun, lama menikah ± 11 tahun, status pernikahan sah. Kehamilan
ini direncanakan. Ibu, suami dan keluarga menerima kehamilan ini
dengan senang hati.
b. Social
Ini merupakan pernikahan pertama ibu, status pernikahan sah,
dan ibu sangat mengharapkan kehamilannya, ibu memiliki hubungan
yang baik dengan keluarga dan tetangganya.
c. Kultural
Ibu dan keluarga tidak memiliki adat istiadat yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
d. Spiritual
Ibu dan keluarga rajin melakukan shalat 5 waktu, dan tidak memiliki
kepercayaan keagamaan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janin
O:

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi Wajah : Ceria
Keadaan Emosional : Stabil
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
c. Antropometri
Tinggi Badan : 156 cm
Berat badan sebelum Hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 65 kg
LILA : 28 cm
IMT : 65 kg : (1,56 m)2 = 27 kg/m2
( Status Gizi kategori Obesitas)

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, distribusi rambut merata, tidak teraba oedem dan massa
Wajah : Bersih, tidak ada chloasma gravidarum, tidak teraba oedem,
Wajah tampak pucat.

Mata : simetris, sclera berwarna putih, konjuntiva tampak pucat, tidak


Teraba oedem, tidak ada gangguan penglihatan.
Hidung : bersih, tidak ada polip , tidak ada Peradangan, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mulut : bersih, bibir pecah-pecah , tidak ada stomatitis, dan caries dentis,
tidak ada pembengkakan tonsil dan ovula, lidah tremor bersih
Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan berlebih
Leher : tidak ada kekakuan leher, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada
Pembesaran pada kelenjar limfe, thyroid dan bendungan vena
jugularis.
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
Ada suara nafas tambahan. Bunyi jantung I menutupnya katup
mitral dan triskuspidal, bunyi jantung II menutupnya katup aorta
dan pulmonal, dan tidak ada suara bunyi jantung tambahan.
Payudara : simetris, putting susu menonjol, areola berpigmentasi, tidak teraba
masa, ada pengeluaran chlostrum.
Ketiak : tidak teraba masa atau benjolan
Abdomen : bentuk perut membulat, pembesaran uterus sesuai dengan usia
kehamilan, adanya linea nigra dan striae albicans, tidak ada bekas
luka operasi.
Palpasi Leopold
TFU : 25 cm
Leopold I : teraba bagian lunak, tidak bulat dan tidak
Melenting dibagian segmen atas rahim
(bokong janin)
Leopold II : Kiri : teraba bagian keras dan
memanjang (punggung janin)
Kanan : teraba bagian terkecil dari janin
(ekstremitas janin)
Leopold III : teraba bagian keras, bulat dan melenting
Dibagian segmen bawah rahim (kepala janin)
Leopold IV : Tidak dilakukan
DJJ : 142 x/menit
Tafsiran berat : 2.015 gram
Janin (25-12) x 155 = 2.015 gram
Genetalia : Tidak dilakukan
Anus : Tidak dilakukan
Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada oedem, CRT kembali dalam 2 detik, reflex
bisep (+), reflex trisep (+)

Bawah : simetris, tidak ada oedem dan varises, CRT kembali dalam 2
detik, homan sign (-), babinski (-), patella (+).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 02 Maret 2021
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Pasundan
Hasil : Hb : 9,8 gr%
Golongan Darah : A+
Sypilis : Non Reaktif
HIV Test : Non Reaktif
Hbs Ag : Non Reaktif
Pemeriksaan Gigi :
Pemeriksaan Gigi ibu sehat, bersih tidak berlubang terdapat caries dentis

A:

: GIVP3003 Usia Kehamilan 26 minggu 5 hari dengan


Diagnosis
Anemia Ringan Janin Tunggal Hidup
Masalah
: Pusing
Diagnosis Potensial
: Ibu : Anemia Sedang, Perdarahan , KPD
Janin : Prematur, BBLR
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:

Jam/ TGL Penatalaksanaan


02 Maret 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ibu Y ; Hasil
2021 pemeriksaan fisik yang didapatkan, tekanan darah 110/70
09.00 WITA mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 19 x/menit, suhu 36.5
0
C. Berat badan 48,8 kg. TFU 25 cm, leopold I pada fundus
teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang melenting,
leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti papan
pada sebelah kanan ibu dan dibagian sebaliknya teraba
bagian kecil janin, leopold III pada SBR, teraba bagian keras,
bulat dan melenting. Bagian terendah dapat digoyangkan,
leopold IV tidak dilakukan. DJJ 142 x/menit, tidak oedem
pada ekstremitas atas dan odema pada ekstermitas bawah.
09.02 WITA 2. Menjelaskan hasil skrining / deteksi dini ibu resiko tinggi
menggunakan kartu skor pedji rochjati, skor awal ibu hamil
2, terlalu banyak anak 4/ lebih skor 4, penyakit pada ibu
hamil kurang darah skor 4, ibu mendapatkan total skor 10
sehingga ibu masuk dalam kategori KRT (kehamilan resiko
tinggi) yaitu perawatan selama hamil harus di dampingi oleh
bidan dan dokter, tempat rujukkan di Praktek bidan mandiri
atau di puskesmas dan penolong nya adalah bidan dan
dokter; ibu mengetahui penjelasan yang diberikan.
09.05 WITA 3. Mengingatkan ibu untuk melanjutkan mengkonsumsi tablet
Fe yang rutin 2x1 tablet setiap hari diminum saat sebelum
tidur pada malam hari dan menyarankan ibu untuk tidak
mengkonsumsi menggunakan air teh ataupun kopi agar tidak
menganggu proses penyerapan tablet fe ; Ibu bersedia untuk
rutin mengkonsumsi tablet Fe.
09.10 WITA 4. Mengajurkan kepada ibu untuk banyak meminum air putih
setidaknya 8 gelas / hari. Karena banyak mengkonsumsi air
putih bisa menghindari dari dehidrasi pada ibu yang dapat
menyebabkan sakit pinggang pada ibu ; Ibu bersedia untuk
banyak meminum air putih.
09.15 WITA 5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi dan makanan yang dapat meningkatkan hb ibu
seperti, susu, sayur-sayuran, buah-buahan apel, jeruk, pisang,
pepaya tomat, mangga, telur ayam, dan hati ayam yang dapat
meningkatkan gizi ibu hamil; ibu mengerti dan akan
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan Gizi ibu.
09.18 WITA 6. Menganjurkan ibu untuk memiliki istirahat yang cukup dan
jangan melakukan aktivitas yang menguras banyak energi,
untuk mencegah ibu mengalami kelelahan agar gangguan
kesehatan ibu tidak semakin parah; ibu memahami dan akan
mengurangi aktivitas serta lebih banyak beristirahat.
09.25 WITA 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 02-
04-2021 untuk dilakukannya pemeriksaan selanjutnya, dan
dapat melakukan kunjungan jika memiliki keluhan ; ibu
bersedia dan akan mengusahakan kembali pada tanggal
yang di tetapkan, dan akan datang jika memiliki keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelasan tentang


kesenjangan- kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di
Puskesmas Pasundan dengan teori yang ada. Disini penulis akan
menjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi tujuh langkah.
Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan dan
pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga
dapat digunakan sebagai tindakan lanjut dalam penerapan Asuhan
Kebidanan yang meliputi :
A. Pengkajian
Bahwa sesuai teori Varney pengkajian adalah pengumpulan
semua data yang diperlukan baik data subyektif maupun obyektif untuk
keseluruhan evaluasi terhadap pasien. Menurut (Pundkar et al., 2017)
tanda/keluhan pada pasien dengan Anemia yaitu Keluhan pucat, Mudah
pingsan, Tekanan darah dalam batas normal, Tubuh yang pucat dan tampak
lemah (malnutrisi), Penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah, Bila
terjadi anemia, kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan O2 ke semua organ tubuh, Letih, Mata berkunang kunang dan
Mengantuk.
Pada kasus Ny. Y umur 31 tahun dengan data subyektif yaitu
telah menikah 11 tahun lebih dengan jumlah anak 3 dan ini merupakan
kehamilan ke empat. Data obyektif yaitu keadaan umum cukup,
kesadaran composmentis, vital sign TD; 110/70 mmHg, N; 84 x/menit,
R; 21 x/menit, S; 36,0’C, Dari data yang ditemukan tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
B. Interpretasi data

Pada interpretasi data, data yang dikumpulkan dari hasil


wawancara, observasi, pemeriksaan dan dokumentasi di

interpretasikan kedalam diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.

Diagnosa kebidanan dapat disimpulkan Ny. Y umur 31 tahun


dengan Anemia Ringan. Pada masalah ditemukan Hb 9,8 gr/dl ( >
Normal 11 pada ibu hamil ) dan jenis Anemia (Anemia ringan : Hb 9-
10.9 gr%, Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%, dan Anemia berat : Hb < 7
gr% ). Pada kasus didapat diagnosa kebidanan Ibu Hamil dengan
anemia ringan, masalahnya diperoleh Hb 9,8 gr/dl jadi tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Masalah Hb ini terjadi
karena klien jarang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi. Untuk itu klien perlu mendapatkan penjelasan mengenai Gizi
Seimbang, pola makan yang teratur serta makanan yang dikonsumsi
untuk meningkatkan Hemoglobin dan mengandung protein,
karbohidrat, sayuran yang berwarna hijau dan zat-zat makanan lainnya
yang dapat meningkatkan Hemoglobin ibu. Keluhan tersebut akan
teratasi bila klien rajin mengkonsumsi tablet tambah darah serta
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan Hb. Setelah
mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang klien rasakan
dapat berkurang.

C. Diagnosa Potensial

Pada tinjauan teori Ibu hamil dengan Anemia merupakan


Anemia merupakan salah satu masalah yang disebabkan oleh gizi yang
belum teratasi. Anemia merupakan masalah pada wanita indonesia
akibat kekurangan zat besi dan asam folat. Anemia pada ibu hamil
disebut “Potensial danger of mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan pada hari terdepan.

Pada kasus Ny. Y ditemukan mengalami Anemia Ringan yaitu


di buktikan oleh hasil pengukuran Hb 9,8 gr/dl sehingga menunjukkan
ada tidaknya kelainan ginekologik seperti perdarahan karenanya
terdapat diagnosa potensial yang dapat terjadi, sehingga ada data yang
memerlukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya. Sehingga antara teori dan praktek tidak terdapat kesenjangan.

D. Antisipasi

Antisipasi digunakan bila sebagian data menunjukkan satu


situasi yang memerlukan tindakan segera atau memerlukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya (masrizal,
2017)

Pada kasus Ny. Y dilakukan kolaborasi dengan petugas gizi


untuk memberikan konseling makanan bergizi, makanan yang
mengandung zat besi agar dapat meningkatkan Hb pada ibu hamil
sesuai dengan Hemoglobin normal pada ibu hamil.

E. Perencanaan

Perencanaan asuhan pada klien dengan Anemia Ringan yaitu


konsumsi zat besi dari makanan, mengkonsumsi pangan hewani dalam
jumlah cukup, mengkonsumsi vitamin yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi, pemberian terapi oral 60 mg/hari dapat
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.(Kemenkes, 2019a)
Selain itu perlu juga dinasehatkan untuk makan lebih banyak protein
dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin
(Winkjosastro, 2015).

Jelaskan pada klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya,


pemberian tablet tambah darah, anjurkan klien untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi seperti hati ayam, buah dan sayur
berwarna hijau, anjurkan klien untuk cukup istirahat, mengurangi
stress yang berlebihan dan anjurkan klien untuk memperbanyak
komsumsi protein dan sayuran hijau. Anjurkan klien untuk
meningkatkan hemoglobin sesuai hemoglobin normal pada ibu hamil.

Pada kasus ini penulis telah merencanakan asuhan kebidanan


yaitu: Beri penjelasan pada Ny. Y tentang kondisinya, memberikan
konseling tentang makanan yang mengandung zat besi serta anjurkan
Ny. Y mengkonsumsi tablet tambah darah 2x1 sebelum tidur dan tidak
meminumnya dengan menggunakan air teh. Pada kasus ini tidak
terdapat kesenjangan.

F. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Anemia ringan


merupakan dari rencana tindakan yang menyeluruh. Semua rencana
sudah dilaksanakan dengan baik sesuai rencana dan ibu hamil
mendapatkan perawatan yang baik. Sehingga tidak ada kesenjangan
pada pelaksanaan kasus ini.

G. Evaluasi

Menurut (Rahmi & Husna, 2020) Evaluasi yang di harapkan


dari asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemi ringan adalah ibu
rajin mengkonsumsi tablet tambah darah serta mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, menerapkan pola hidup sehat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian Pada kasus Ny. Y umur 31 tahun dengan data


subyektif yaitu GIVP3003 usia kehamilan 26 minggu 5 hari dengan
anemia ringan. Dengan hasil pemeriksaan Hb 9,8 gr/dl. Dan data
obyektif yaitu keadaan umum cukup, kesadaran composmentis,
vital sign TD; 110/70 mmHg, N; 88 x/menit, R; 19 x/menit, S;
36,5’C. Lila : 28 cm, BB : 65 kg, Hb : 9,8 gr/dl, TB : 158 cm.
2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan yaitu GIVP3003
usia kehamilan 26 minggu 5 hari dengan anemia ringan dan
masalah diperoleh hb 9,8 gr/dl dan ibu merasakan pusing. Masalah
pusing ini terjadi karena ibu hamil memiliki hb 9,8 gr/dl. Bagi
ibu hamil hb normal yaitu 11 gr/ dl sehingga ibu hamil merasakan
pusing selama kehamilan. Serta terlihat dari konjugtiva yang
berwarna agak pucat dan untuk itu ibu hamil perlu mendapatkan
penjelasan mengenai gizi pada ibu hamil dan makanan yang
mengandung zat besi sehingga dapat meningkatkan hb ibu, serta
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah 2x1
sebelum tidur dan menyarankan agar tidak meminumnya dengan
air teh. Masalah tersebut akan hilang bila ibu rajin mengkonsumsi
tablet tambah darah serta mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi.
3. Terdapat diagnosa potensial yaitu ibu hamil yaitu GIVP3003 usia
kehamilan 26 minggu 5 hari dengan anemia ringan yang terjadi
dikarenakan hasil pemeriksaan Ny. Y . BB : 65 kg, Lila : 28 cm,
TB : 158 cm, Hb 9,8 gr/dl.
4. Pada kasus Ny. Y tidak dilakukan antisipasi karena telah
memperoleh penanganan yang tepat.
5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan
Ny. Y yang meliputi penjelasan tentang kondisinya, beri nasehat
pada Ny. Y untuk mengkonsumsi tablet tambah darah dan
makanan bergizi.
6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
7. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan remaja
dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar,
pasangan usia subur dapat segera memiliki anak.
8. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada


kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pasien

a. Diharapkan mampu mendeteksi dini tanda-tanda


bahaya pada kehamilan dan menganjurkan untuk
segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat
bila mengalami tanda-tanda anemia.

b. Diharapkan dapat memberikan penanganan awal


dirumah apabila mengalami Anemia.

2. Bagi bidan/dokter

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam


kasus ibu hamil dengan anemia, misalnya KIE tentang makanan
yang mengandung zat besi, pemberikan pendidikan kesehatan
tentang tanda bahaya pada kehamilan, dan penting nya
mengkonsumsi tablet tambah darah kesehatan reproduksi sehingga
pasangan usia subur berprilaku hidup sehat dan memahami tentang
organ masalah kesehatan reproduksi.
3. Bagi institusi

a. Puskesmas

Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas sudah baik


diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
dalam pengelolaan asuhan kebidanan pada pasangan usia
subur dengan infertile.

b. Pendidikan

Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi


masih kurang lengkap, diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa
menjadi referensi yang baik untuk bahan bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwafi Ridho Subarkah. (2018). No Title 空間像再生型立体映像の 研究動向.
In Nhk 技研 (Vol. 151, Issue 2).

Blaise, G., & Erigene, R. (n.d.). Prevalence of Anemia and Associated Factors
among Pregnant Women Attending Kabgayi Hospital in Rwanda Gahungu
Blaise & Dr . Rutayisire Erigene Prevalence of Anemia and Associated
Factors among Pregnant Women Attending Kabgayi Hospital in Rwanda.

Cooper, F. (2016). Buku ajar Bidan. egc.

Hiola, F. A. A., Pantoan, S. T., & Pakaya, N. A. (2019). Pengaruh Suplementasi


Zat Besi Dan Vitamin C Terhadap Peningkatan Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo. 8(1),
1–8. https://doi.org/10.31314/mjk.8.1.1-8.2019

Kemenkes. (2019a). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal


of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Kemenkes. (2019b). Health Statistics (Health Information System). In Short


Textbook of Preventive and Social Medicine.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia


2016. In Profil Kesehatan Provinsi Bali.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf

Manuaba, I. B. G. (2015). Pengantar kuliah obstetri. egc.

masrizal. (2017). Anemia defisiensi besi. Kesehatan Masyarakat, 2.

Means, R. T. (2020). Iron deficiency and iron deficiency anemia: Implications and
impact in pregnancy, fetal development, and early childhood parameters.
Nutrients, 12(2). https://doi.org/10.3390/nu12020447

Mochtar. (2015). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri patologi. egc.

Prawirohardjo, sarwono. (2018). Ilmu kebidanan. PT Bina Pustaka.

Pundkar, R., Powar, J., Sonar, S., & Desai, M. (2017). Risk Factors for Anemia in
Pregnancy : A Case Control Study. Walawalkar International Medical
Journal, 4(4), 17–25.
Rahmi, N., & Husna, A. (2020). Analisis Faktor Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Anemia
Factor Analysis on Pregnant Women in the Working Area of the Baitussalam
Puskesmas Aceh Besar District. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 2615–109.
http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/1241

Susiloningtyas, I. (2012). PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN


Oleh : Is Susiloningtyas. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50, 128.

Varney. (2017). Buku ajar asuhan kebidanan (Edisi 4). egc.

WHO. (2015). The global prevalence of Anemia in 2011 (Geneva (ed.)). World
health organization.

WHO. (2017). Maternal mortality Evidance brief. Maternal Mortality, 1, 1–4.


https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329886/WHO-RHR-19.20-
eng.pdf?ua=1

Winkjosastro. (2015). Ilmu Kebidanan. yayasan bina pustaka.

Yefet, E., Yossef, A., & Nachum, Z. (2021). Prediction of anemia at delivery.
Scientific Reports, 11(1), 1–7. https://doi.org/10.1038/s41598-021-85622-7

Anda mungkin juga menyukai