Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK MK COCC

KONSELING KELUARGA BERENCANA (KB)


Dosen Pengampu : Dr. Dini Indo Virawati, S.SiT, M.PH

Disusun Oleh :

1. Candra Dewi 7. Nurul Fathonah


2. Fifin Naima 8. Resti Refiani Anwar
3. Lea Ely Yuesya 9. Risna Chasanah
4. Marisa Debby Anastesiyah 10. Sherly Marlina
5. Netty Fransiska Sitinjak 11. Yeni Maria R Sitohang
6. Noor Agus Fitria Sari 12. Yuli Fitriani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SAMARINDA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konseling Keluarga Berencana”.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Continuum of Midwifery Care
Conselling. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana cara
melakukan konseling yang baik dan benar tentang Keluarga Berencana (KB)

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan. Petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini. Sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 4 November 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….…. 4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….. 5
C. TUJUAN……………………………………………………………………………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KONSELING…………………………………………………... 6
B. LANGKAH-LANGKAH KONSELING KB…………………………………….… 8
C. TAHAPAN KONSELING DALAM PELAYANAN…………………………...… 11
D. KONSEP DASAR KB…………………………………………………………….... 13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..… 20
B. SARAN……………………………………………………………………………... 20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..... 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konseling (Counceling) adalah proses pemberian informasi objektif dan
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang usia istrinya
antara 15-49 tahun, dan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun yang memiki resiko tinggi dalam
melahirkan dan anak dilahirkan. PUS memerlukan layanan konseling untuk mengatasi
masalah terlalu muda,terlalu sering dan terlalu tua, serta pemilihan alat kontrasepsi
sebagai metode dalam penundaan dan pemberian jarak kelahiran pada anak. Oleh karna
itulah timbul permasalahan kesahjeteraan yang sering dihadapi setiap keluarga (PUS)
dengan demikian perlunya adanya perencanaan besar kecilnya keluarga akan dapat
disesuaikan antara kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana pemenuhan
kebutuhan dengan jumlah anggota keluarga yang membutuhkan, jarak kelahiran anak
dalam keluarga perlu diatur tidak terlalu rapat
Guna mengatasi permasalahan diatas maka diperlukan suatu upaya untuk
memberikan konseling atau Informasi dan Edukasi (KIE) pada setiap Pasangan Usia
Subur (PUS) sebelum memutuskan pilihan metode kontrasepsi. Calon akseptor harus
dibantu dengan alat bantu pengambilan keputusan ber-KB (ABPK) sehingga calon
akseptor dapat memilih metode kontrasepsi sesuai dengan tujuannya dan mengetahui
efek samping yang mungkin dihadapi .
Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk sampai pada pencapaian
konseling yang sukses. Tetapi sebelum memasuki tahapan tersebut, sebaiknya konselor
memperoleh data mengenai diri klien melalui wawancara pendahuluan (intake
interview). Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka penulis ingin
mengetahui lebih rinci langkah-langkah dalam konseling dalam penyelesaian
permasalahan pada Pasangan Usia Subur (PUS).

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian proses konseling?
2. Bagaimana proses konseling tersebut?
3. Bagaimana tahap-tahap atau langkah-langkah proses konseling tersebut?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan proses konseling.
2. Agar mahasiswa memahami bagaimana proses konseling.
3. Agar mahasiswa memahami bagaimana tahap-tahap atau langkah-langkah dalam
proses konseling tersebut.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KONSELING


1. Pengertian Konseling
Menurut Depkes (2002), konseling adalah proses komunikasi antara seseorang
(konselor) dengan orang lain (pasien), dimana konselor sengaja membantu klien
dengan menyediakan waktu, keahlian, pengetahuan dan informasi tentang akses
pada sumber-sumber lain. Konselor membantu klien membuat keputusan atas
masalah yang ada, proses ini dilaksanakan secara terus menerus.
Konseling merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi
efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan
antara pemberi dan penerima, sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan
umpan balik seimbang, dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Konseling merupakan unsur yang penting dalam pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya serta
meningkatkan keberhasilan KB.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan pada satu
kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan
informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif
sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.

2. Tujuan Konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
a. Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
b. Memilih metode KB yang diyakini.
c. Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
d. Memulai dan melanjutkan KB.
e. Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
f. Memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat

6
g. Membantu pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif
h. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang
merugikan klien menjadi menguntungkan klien.
i. Meningkatkan penerimaan
j. Menjamin pilihan yang cocok
k. Menjamin penggunaan cara yang efektif
l. Menjamin kelangsungan yang lama.

3. Manfaat Konseling
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada
pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya
adalah:
a. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
b. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
c. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
d. Membangun rasa saling percaya.
e. Menghormati hak klien dan petugas.
f. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
g. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

4. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri, tidak memaksa, Informed consent (ada
persetujuan dari klien); Hak klien, dan Kewenangan. Kemampuan menolong orang
lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai
dengan profesinya yang meliputi:
a. Pengajaran
b. Nasehat dan bimbingan
c. Pengambilan tindakan langsung
d. Pengelolaan
e. Konseling

7
5. Hak Klien
Dalam memberikan pelayanan kebidanan bidan harus memahami benar hak calon
akseptor KB. Hak-hak akseptor KB adalah sebagai berikut:
a. Terjaga harga diri dan martabatnya.
b. Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
c. Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan.
d. Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
e. Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
f. Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan

6. Peran Konselor KB
Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan
keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor
adalah sebagai berikut:
a. Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang
paling sesuai dengan kebutuhannya.
b. Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai
metode kontrasepsi yang tersedia.
c. Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan
Tindakan Medik.

B. LANGKAH-LANGKAH KONSELING KELUARGA BERENCANA


Sebelum menerapkan langkah-langkah konseling KB, konselor hendaknya
memperhatikan beberapa sikap yang baik selama konseling, sikap ini dikenal sebagai
SOLER yaitu:
S Face your clients squarely (menghadap ke klien) dan Smile/ nod at client
(senyum/ mengangguk ke klien)
O Open and non-judgemental facial expression (ekspresi muka
menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai)
L Lean towards client (tubuh condong ke klien)
E Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata/ tatap mata
sesuai cara yang diterima budaya setempat)
R Relaxed and friendly manner (santai dan sikap bersahabat)
1. GATHER menurut Gallen dan Leitenmaier (1987)
Gallen dan Leitenmaier memberikan satu akronim yang dapat dijadikan
panduan bagi petugas klinik KB untuk melakukan konseling. Akronim tersebut
adalah GATHER yang merupakan singkatan dari :

8
G : Greet
Berikan salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi.
A : Ask atau Assess
Menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai
apakah keluhan/keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.
T : Tell
Beritahukan bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien
adalah seperti yang tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya
penyelesaian masalah tersebut.
H : Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu yang
harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan masalah
tersebut, termasuk keuntungan dan keterbatasan dari masing – masing cara
tersebut. Minta pasien untuk memutuskan cara terbaik bagi dirinya.
E : Explain
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan atau dianjurkan dan hasil yang
diharapkan mungkin dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat hingga
menampakkan hasil seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana
pertolongan lanjutan atau darurat dapat diperoleh.
R : Refer dan Return visit
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai atau buat
jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah diberikan.

2. Langkah – Langkah Konseling KB SATU TUJU


Pada konseling KB terdapat enam langkah konseling yang sudah dikenal dengan
kata kunci SATU TUJU. Penerapan langkah konseling KB SATU TUJU tersebut
tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri
dengan kebutuhan klien. beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada
langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Langkah konseling KB
SATU TUJU yang dimaksud adalah sebagai berikut:
SA SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta
terjamin privasinya. Yakinka klien untuk membangun rasa percaya diri.
Tanyakan kepada klien apa yang dapat dibantu serta jelaskan pelayanan apa
yang dapat diperolehnya.
T Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman KB dan kesehatan reproduksi serta yang lainnya.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Dengan memahami
kebutuhan, pengetahuan dan keinginan klien, kita dapat membantunya
U Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai
kontasepsi yang mungkin diingini oleh klien dan jenis kontasepsi yang ada

9
TU BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai
apa yang paling sesuai dengan keadaan kebutuhannya. Dorong klien untuk
menunjukan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara
terbuka dan petugas mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien
Jterhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan apakah pasangannya akan
memberikan dukungan dengan pilihannya tersebut.
J Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan
alat/obat kontasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat tersebut digunakan
dan cara penggunaannya. Lalu pastikan klien untuk bertanya atau menjawab
secara terbuka.
U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat perjanjian kepada
klien untuk kembali lagi melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan.
Konseling keluarga berencana dilakukan dengan menggunakan Alat Bantu
Pengambil Keputusan (ABPK). WHO mengembangkan lembar balik yang telah
diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH untuk memudahkan konseling. ABPK
membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya tanda pengingat
mengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan informasi apa perlu
diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. ABPK mengajak klien bersikap
lebih partisipatif dan membantu mengambil keputusan. Selama konseling dalam hal
apapun termasuk mengenai keluarga berencana dapat ditemukan beberapa situasi yang
dinilai sulit bagi konselor, seperti berikut:
1. Klien tidak mau berbicara
2. Klien tidak berhenti menangis
3. Petugas konseling meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien
4. Petugas konseling melakukan situasi kesalahan
5. Petugas konseling tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan klien
6. Klien menolak bantuan petugas konseling
7. Klien tidak nyaman dengan jenis kelamin (jender)/umur/latar belakang/suku/adat,
dsb dari petugas konseling
8. Waktu yang dimiliki petugas konseling terbatas
9. Petugas konseling tidak dapat menciptakan “rapport” (hubungan)yang baik
10. Petugas konseling dan klien sudah saling kenal
11. Klien berbicara terus menerus dan tidak sesuai dengan pokok pembicaraan
12. Klien menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada petugas konseling
13. Petugas konseling merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan
14. Klien terganggu konsentrasinya karena ada orang lain di sekitarnya
15. Petugas konseling belum dikenal oleh klien

10
C. Tahapan Konseling dalam Pelayanan KB
Tahapan kegiatan konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai
berikut :
Adapun uraian dari masing- masing kegiatan motivasi bimbingan konseling dalam
gerakan KB Nasional adalah :
1. Kegiatan KIE Keluarga Berencana
Sumber informasi pertama tentang jenis alat / metoda kontrasepsi pada umunya
diterima oleh masyarakat dari petugas lapangan KB yaitu PPLKB, PLKB, PPKBD
maupun kader yang bertugas memberikan pelayanan KIE KB kepada masyarakat
dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, kegiatan KIE di Posyandu
ataupun dalam kesempatan – kesempatan lainnya. Informasi tersebut dapat
diperoleh masyarakat dari dokter atau paramedis yang bertugas di klinik KB yang
ada di Puskesmas, Balai Kesehatan, Rumah sakit Bersalin dan Rumah Sakit
Umum. Atau dari media cetak (surat kabar, majalah, poster dsb) dan media
elektronik (radio atau televisi)
Pesan yang disampaikan dalam Kegiatan KIE tersebut pada umumnya meliputi 3
hal yaitu tentang :
1). Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
2). Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang penting dalam kaitannya
menerangkan cara kerja alat / metode kontrasepsi)
3). Jenis alat / metode kontrasepsi yang ada , cara pemakaian cara kerjanya serta
lama pemakaiannya.

2. Kegiatan Bimbingan
Kegiatan bimbingan kontrasepsi merupakan tindak lanjut dari kegiatan KIE juga
merupakan tugas para petugas lapangan KB. Sesudah memberikan KIE keluarga
berencana PLKB diharapkan melanjutkan dengan melakukan penyaringan terhadap
calon peserta KB. Tugas penyaringan ini dilakukan dengan memberikan bimbingan
kontrasepsi yaitu memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi secara lebih
obyektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta KB tersebut
memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang dipilihnya. Bila
memenuhi syarat , maka calon peserta tersebut kemudian dirujuk oleh PLKB ke
fasilitas pelayanan yang terdekat untuk memperoleh pelayanan KIP/K. Dari uraian
di atas dapat diketahui bahwa tugas yang dilakukan oleh pembimbing adalah
merupakan bagian dari tugas konselor. Artinya baik mutu bimbingan yang
dilakukan sewaktu dilapangan akan mempermudah proses konselingnya.
3. Kegiatan Rujukan
Dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu rujukan untuk calon peserta KB dan
rujukan untuk peserta KB.
1).Rujukan untuk calon peserta KB dilakukan oleh petugas lapangan KB dimana
calon peserta dirujuk ke klinik yang terdekat dengan tempat tinggal calon peserta
dengan maksud untuk mendapatkan pelayanan konseling dan pelayanan
kontrasepsi. Atau rujukan dilakukan oleh klinik ke klinik lain yang lebih memadai
sarananya.

11
2). Rujukan Rujukan ke klinik untuk peserta KB dilakukan oleh petugas
lapangan KB terhadap peserta KB yang mengalami komplikasi atau kegagalan
untuk mendapatkan perawatan. Atau dapat juga dilakukan oleh suatu klinik yang
karena sasarannya belum memadai , maka peserta KB yang mengalami komplikasi
dirujuk ke klinik lain yang lebih mampu.

4. Kegiatan KIP/K
Setiap pasangan suami istri (klien) yang dirujuk oleh petugas lapangan KB ke
klinik, sebelum memperoleh pelayanan kontrasepsi harus mendapatkan pelayanan
KIP/K terlebih dahulu. Beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam KIP/K adalah :
1). Menjajaki apa alasan klien memilih alat / metode kontrasepsi tersebut.
2). Menjajaki apakah klien sudah mengetahui / memahami alat / metode
kontrasepsi yang dipilihnya tersebut.
3). Menjajaki apakah klien mengetahui jenis alat / metode kontrasepsi lain.
4). Bila belum mengetahui, perlu diberikan informasi mengenai hal hal diatas.
5). Berikan klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali,
kontrasepsi apa yang akan dipakai.
6). Jika diperlukan bantulah klien dalam proses pengambilan keputusan.
7). Berilah klien informasi bahwa apapun pilihannya sebelum diberikan
pelayanan klien akan diperiksa terlebih dahulu kesehatannya sehingga belum
tentu alat / metode kontrasepsi yang dipilihnya tersebut secara medis cocok buat
dirinya. Hasil pembicaraan dengan klien diatas dicatat pada kartu
konseling. Sesudah klien mengambil keputusan tentang alat/metode
kontrasepsi yang akan dipakainya.

5. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi


Pemeriksaan kesehatan yang dlakukan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Apabila dari hasil pemeriksaan kesehatan tidak didapati kontraindikasi, maka
pelayanan kontrasepsi dapat dilakukan.Untuk pelayanan metode kontrasepsi jangka
panjang Yaitu IUD, implant, dan kontap sebelum pelayanan dimulai kepada klien
diminta untuk menandatangai informed consent form.

6. Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayoman)


Selesai mendapatkan pelayanan kontrasepsi, petugas melakukan pemantauan
kepada keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada petugas lapangan KB.
Hal ini karena pola pendekatan para PLKB adalah dengan kunjungan ke rumah-
rumah para peserta KB khususnya peserta Kb baru. Oleh karena itu tugas
kunjungan ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memantau keadaan para
peserta KB baru apakah dalam keadaan sehat ataukah mengalami efek samping
ataupun komplikasi.

12
D. Konsep Dasar KB
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat dari kelahiran tersebut.

2. Tujuan dari Keluarga Berencana


a. Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan.
b. Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi tanpa campur
tangan ilmu kedokteran.
c. Pembatasan jumlah anak dalam keluarga.
d. Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran.
e. Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik untuk
kehamilan yang pertama dan kehamilan yang terakhir (20 tahun dan 35 tahun).

3. Manfaat KB
Untuk Ibu:
a. Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang darah.
b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat.
Untuk Ayah
a. Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan kebutuhan lebih sedikit.
b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk istirahat.
Untuk anak
a. Perkembangan fisik menjadi lebih baik.
b. Perkembangan mental dan emosi lebih baik karena perawatan cukup dan lebih
dekat dengan ibu.
c. Pemberian kesempatan pendidikan lebih baik.

4. Jenis-Jenis KB
a. METODE KB NON HORMONAL
1) TUBEKTOMI
1. Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang
panggul. Dapat mengurangi risiko kanker endometrium.
4. Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi.
5. Efek samping: Tidak ada.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara
permanen.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang
harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih

13
2) VASEKTOMI
1. Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi.
2. Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah
vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4. Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi
operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak
mempegaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya.
5. Efek samping: Tidak ada.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara
permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit
dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut mengambil
peran, dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang
harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

3) KONDOM
1. Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan. 2. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko
kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit
menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker serviks).
4. Risiko bagi kesehatan: Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang
dengan alergi lateks.
5. Efek samping: Tidak ada.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping
hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode sementara atau
cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat mencegah
penularan penyakit meular seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Keberhasilan sangat
dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum berhubungan
seksual.

4) SENGGAMA TERPUTUS (COITUS INTERUPTUS)


1. Mekanisme: Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi
2. Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.

14
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping: Tidak ada.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak
perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan
sesuai bagi pasangan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Kurang efektif.

5) LACTATIONAL AMENORRHEA METHOD


1. Mekanisme: Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) ekslusif untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang
harus dipernuhi: a. Ibu belum mengalami haid b. Bayi disususi secara
ekslusif dan sering, sepanjang siang dan malam c. Bayi berusia kurang dari
6 bulan
2. Efektivitas: Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya
secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah persalinan.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mendorong pola menyusui yang
benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
4. Efek samping: Tidak ada

6) DIAFRAGMA
1. Mekanisme: Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat pula digunakan
dengan spermisida.
2. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko
kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit
menular seksual dan kanker serviks.
4. Risiko bagi kesehatan: Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial,
kadidiasis, sindroma syok toksik.
5. Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping
hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dan dapat dipasang
sebelum berhubungan seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan pemeriksaan
dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan tergatung cara
pemakaian.

7) ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)


1. Mekanisme: Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR
menghambat (AKDR) kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,

15
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah
sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
2. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker
endometrium.
4. Risiko bagi kesehatan: Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi
ibu rendah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag lebih
banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah
terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
5. Efek samping: Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama
(haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan,
dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang
setelah persalinan atau keguguran.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan
yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih

8) AKDR dengan PROGESTIN


1. Mekanisme: Progestin AKDR dengan progestin membuat endometrium
mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga menganggu
implantasi; mencegah terjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovum
dengan sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii; dan
menginaktifkan sperma
2. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu
dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko anemia defisiensi besi.
Dapat mengurangi risiko penyakit radang panggul. Mengurangi nyeri haid dan
gejala endometriosis.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping: Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak
teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit kepala,
pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan, perubahan suasana
perasaan, dan kista ovarium.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan,
dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan
yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih

b. METODE KB HORMONAL
1) PIL KB KOMBINASI
1. Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan
16
menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini
diminum setiap hari.
2. Efektivitas: Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Efek samping:* Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan suasana perasaan,
jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya membaik), dan
peningkatan tekanan darah.
4. Mengapa beberapa orang menyukainya: Pemakaiannya dikendalikan oleh
perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
5. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Relatif mahal dan harus
digunakan tiap hari.
*) Beberapa efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang setelah
pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur

2) PIL HORMON PROGESTIN


1. Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu. Pil diminum setiap hari.
2. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau
tidak haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum saat menyusui,
pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapapun
tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan
seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari.

3) Pil KB Darurat (Emergency Contraceptive Pills)


Kontrasepsi darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang tidak
terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. Semakin cepat
minum pil kontrasepsi darurat, semakin efektif. Kontrasepsi darurat banyak
digunakan pada korban perkosaan dan hubungan seksual tidak terproteksi.

17
Penggunaan kontrasepsi darurat tidak konsisten dan tidak tepat dilakukan
pada:
1. Kondom terlepas atau bocor
2. Pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi alamiah dengan tepat
(misalnya gagal abstinens, gagal menggunakan metoda lain saat masa
subur).
3. Terlanjur ejakulasi pada metoda senggama terputus.
4. Klien lupa minum 3 pil kombinasi atau lebih, atau terlambat mulai papan
pil baru 3 hari atau lebih.
5. AKDR terlepas
6. Klien terlambat 2 minggu lebih untuk suntikan progesteron 3 bulanan atau
terlambat 7 hari atau lebih untuk metoda suntikan kombinasi bulanan.

4) KB SUNTIK KOMBINASI
1. Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
2. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
diantara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid),
sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan.
4. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari,
ibu dapat mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat
dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan.
5. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung
kepada tenaga kesehatan.

5) SUNTIKAN PROGESTIN
1. Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim
tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
2. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali setelah
berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker
endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit radang
paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala
endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel sabit.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1

18
tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak
nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari,
tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa
diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu meningkatkan
berat badan.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung
kepada tenaga kesehatan.

6) IMPLAN
1. Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi
transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan
higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
2. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang
paggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid
sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak
haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid
jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan berat
badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri
perut, dan mual.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu melakukan apapun
lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif mencegah
kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang
harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konseling merupakan aspek yang penting dalam Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling petugas kesehatan
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang digunakan
sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatan keberhasilan KB.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan
Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada
satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik
dan informasi yang lengkap akan memberikanj keleluasaan kepada klien dalam
memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakan.

B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sri dkk. 2016. Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta :
Pusdik SDM Kesehatan

Matahari, Ratu dkk. 2018. Buku Ajar Keluarga Berencama dan Kontrasepsi. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Ilmu

21

Anda mungkin juga menyukai