Anda di halaman 1dari 11

Makalah Komunikasi dan Konseling

Konsep Dasar Konseling dan Melakukan Teknik – Teknik


Konseling dalam pelayanan Kebidanan
Dosen : Eny Irawati, SST. MKM

Disusun Oleh :
Evi Puspita Sari
Fariya Azzuri Rahman
Febriyanti Triningtyas
Fesha Yacinta Rosalin
Ficha Malini Dewi
Fika Puspita Anggraeni

AKADEMI KEBIDANAN RSPAD GATOT SOEBROTO


Jl. dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat

TA 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan pokok bahasan “Konsep dasar konseling
dan melakukan teknik – teknik konseling dalam pelayanan kebidanan” dan sub pokok
bahasan “Konsep dasar konseling”.

Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi paara pembaca maupun
pendengar mengenai topik tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseling..........................................................................................................5
2.2 Tujuan Konseling................................................................................................................5
2.3 Teknik Konseling................................................................................................................5
2.4 Prinsip – Prinsip Konseling.................................................................................................6
2.5 Faktor – Faktor Penunjang dan Penghambat pada Konseling.............................................6
2.6 Fungsi Konseling Kebidanan..............................................................................................7
2.7 Jenis Pelayanan Konseling Kebidanan................................................................................7
2.8 Proses Konseling Kebidanan...............................................................................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................................10

Daftar Pustaka..........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembicaraan sehari-hari istilah konseling digunakan untuk menggambarkan


berbagai macam pertemuan tapi penggunanaya tidak selalu mencerminkan definisi
psikologisnya. Kuta dapat mendekati definisi, dengan mendefinisikan interaksi yang kadang
– kadang diacu sebagai konseling tapi tidak melibatkan konseling psikologis. Sebagai contoh,
bila seorang pelajar atau klien tidak memuaskan harapan orang lain yang mereka sering
dikatakan sebagai orang yang membutuhkan konseling. Dalam praktiknya, situasi ini
mengandung arti bahwa seseorang yang harus memberitahu mereka tentang apa peran
penting yang di harapkan anggota lain. Hal ini dapat juga berarti bahwa mereka mewujudkan
harapan tersebut dengan peringatan tentang konsekuensi apabila gagal melaksanakan peran
tersebut.
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik
sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi
secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi
yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan
jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubunganbaik,
pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secra profesional (sesuai dnegan
bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan
perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konseling ?


2. Apa tujuan dari konseling ?
3. Bagaimana teknik – teknik konseling ?
4. Bagaimana prinsip – prinsip konseling ?
5. Apa faktor penunjang dan penghambat pada konseling ?
6. Apa fungsi konseling kebidanan ?
7. Bagaimana jenis pelayanan konseling kebidanan ?
8. Bagaimana proses konseling kebidanan ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis
konseling berarti “to give advice” (Homby : 1958: 246) atau memberi saran dan nasihat.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung dan tatap muka antara guru/ konselor dengan klien itu mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
ke arah yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan
sosial.

Menurut Burks dan Stefflre, konseling merupakan suatu hubungan profesional antara
seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang
perorang.

Menurut American Psychological Assosation (APA), konseling merupakan suatu


hubungan timbal balik antara konselor (bidan) dengan konseli yang bersifat profesional baik
secara individu ataupun kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai
perubahan yang berarti dalam kehidupan.

Sementara menurut Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa konseling adalah


bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan
wawancara yang dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan
keadaan klien yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup.

2.2 Tujuan Konseling

1. Mencapai kesehatan psikologi yang positif


2. Memecahkan masalah meningkatkan efektifitas pribadi individu
3. Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan
4. Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat
5. Adanya perubahan perilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan
6. Pemecahan masalah, meingkatkan efektivitas individu dalam pengambilan keputusan
secara tepat
7. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
8. Perubahan sikap dan tingkah laku

2.3 Teknik Konseling

1. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari
konselor
2. Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan untuk
memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri
3. Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah
konseling
2.4 Prinsip – Prinsip Konseling

Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang


digunakan oleh seseorang sesuai dengan profesinya meliputi (Hopsan, 1978) :

1. Pengajaran
2. Nasehat dan bimbingan
3. Pengambilan tindakan langsung
4. Pengelolaan
5. Konseling

2.5 Faktor – Faktor Penunjang dan Penghambat pada Konseling

1. Faktor penunjang pada konseling


a. Ruang konseling
Ruangan khusus yang dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman
kepada calon akseptor sehingga dapat mengemukakan perasaan secara bebas.
b. Alat komunikasi, informasi dan edukasi yang digunakan
Penggunaan alat bantu sangat menolong, untuk menjelaskan
kontrasepsi tertentu kepada klien sehingga calon akseptor akan mendapatkan
gambaran yang jelas tentang benda asing/ alat kontrasepsi yang akan
diletakkan dalam tubuhnya.
c. Suasana konseling
Konselor/ bidan harus bisa menciptakan suasana aman untuk berbicara.
Ruang pribadi memang mendukung terciptanya suasana aman dan konseling.
d. Hubungan rapport adalah istilah yang digunakan bila antara konselor dengan
klien tercipta hubungan yang dilandasi saling oercaya. Konselor percaya
bahwa klien mampu untuk memutuskan alat kontrasepsi yang akan dipakainya
dan klien percaya bahwa konselor memang menghargainya sebagai pribadi.
Hubungan rapport yang baik akan memudahkan terciptanya suasana konseling
yang baik dan merupakan salah satu unsur yang akan menunjang keberhasilan
e. Sikap konselor
Konselor harus mempunyai sikap dasar yang menunjang
f. Penampilan konselor
Konselor mampu menempatkan diri sesuai dnegan keadaan yang
dihadapinya, misalnya cara berpakaian harus menampilkan citra bersih dan
netral sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

2. Faktor penghambat pada konseling


a. Faktor individual
Keterkaitan budaya merupakan faktor individual yang dibawa
seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari :
1. Faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks
2. Sudut pandang terhadap nilai – nilai
3. Faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam
masyarakat, status sosial
4. Bahasa
b. Faktor yang berkaitan dengan interaksi, antara lain :
1. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
2. Sikap terhadap interaksi
3. Pembawaan diri terhadap orang lain
4. Sejarah hubungan
c. Faktor situasional
d. Kompetisi dalam melakukan percakapan
Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua
belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
1. Kegagalan informasi penting
2. Perpindahan topik bicara
3. Komunikasi tidak lancar
4. Salah pengertian

2.6 Fungsi Konseling Kebidanan


1. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
2. Pemahaman : untuk mengahasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh individu atau
klien sesuai dengan kepentingan individu atau kelompok mendapatkan pelayanan
tersebut
3. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural
dan lingkungan
4. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
5. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta pningkatan
derajat kesehatan
6. Advokasi : untuk menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas
hak-hak dan atau kepentingan pendidiakan atau informasi atau perkembangan atau
perwataan biologis-psikologis-sosial-spiritual yang dialami klien atau pengguna
pelayanan konseling

2.7 Jenis Pelayanan Konseling Kebidanan

1. Konseling remaja dan kesehatan reproduksi remaja


Dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan
reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi, dan
proses reproduksi remaja. Biasanya dipengaruhi oleh masalah menikah dan
melakukan hubungan seksual pada usia dini, akses pendidikan dan pekerjaan,
ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual, dan pengaruh media massa. Kualitas
sumber daya manusia ditentukan oleh anak-anak dan remaja.Karena ini sangat
berkualitas pada kepribadian, kesehatan, maupun pendidikan.
Topik konseling remaja melipurti:
 Remaja dan kesehatan reproduksinya.
 Seksualitas.
 Infeksi menular seksual.
 Isu gender.
 Narkoba dan zat adiktif.

2. Konseling Ibu Hamil


Tingginya kematian ibu merupakan permasalahan, karena kematian ibu akan
berdampak pada seluruh keluarga. Ini dikarenakan adanya komplikasi dari
kehamilan. Di Indonesia angka kematian ibu sangat tinggi. Mengingat masih
tingginya AKI, diperlukan suatu kerja sama bidan dengan ibu. Salah satu upaya
yang dilakukan bidan adalah konseling.

3. Konseling Pada Ibu Bersalin


Merupakan proses alamiah, teapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu
bersalin mampu beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala 1 yang
merupakan nyeri hebat bagi si ibu. Karena pada tahap ini resiko komplikasi yang
dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.Lancarnya persalinan ditentukan oleh
faktor psikologis.

4. Koseling Ibu Nifas


a. Proses masa nifas.
b. Keluhan umum 1-72 jam masa nifas.
c. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu.
d. Tanda komplikasi masa nifas.
e. Kebersihan ibu.
f. Kolostrum dan pemberian ASI.
g. Teknik menyusui
h. Kebutuhan nutrisi ibu pada masa nifas.

5. Konseling pada bayi


a. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada bayi.
b. Kebersihan bayi.
c. Perawatan tali pusat bayi.
d. Imunisasi.
e. Status kesehatan bayi.
f. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi.

6. Konseling KB
a. Memperlakukan klien dengan baik.
b. Interaksi dengan klien.
c. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
d. Menyediakan metode yang diinginkan klien
e. Membantu klien mengerti dan mengingat.

2.8 Proses Konseling Kebidanan


1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal
pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.

b. Memperkenalkan diri
c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER)
S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients
(senyum/ mengganggukkan kepala).
O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan
sikap terbuka dan tidak menilai).
L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata
sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat).
R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
e. Bersabar.
f. Tidak memotong pembicaraan klien
2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan
Setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah
dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi
atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
(1) Fisik,
(2) Emosional,
(3) Rasional,
(4) Praktikal,
(5) Interpesonal,
(6) Struktural.

3. Bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan


dalam pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah:
a. Menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien)
b. Memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya)
c. Membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah)
d. Menjabarkan alternatif pemecahan masalah
e. Mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT)
f. Memilih alternatif terbaik
g. Menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.

4. Menindak lanjuti pertemuan : Menindak lanjuti pertemuan konseling dengan


membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaaan hubungan baik,


pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara profesional oleh b idan
kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan
memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi
klien. Oleh karena itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengembangkan potensi yang
ada agar dapat digunakan klien secara efektif.

DAFTAR PUSTAKA

stannytuasela.blogspot.co.id/2014/05/makalah-konseling-kebidanan.html?m=1

intan-midwife.blogspot.co.id/2012/04/konseling-kebidanan.html?m=1

sekilastentangduniakesehatan.blogspot.co.id/2015/06/konseling-dalam-praktik-
kebidanan.html?m=1

www.lusa.web.id/proses-dan-praktik-kipk-dalam-pelayanan-kebidanan/
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai