Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“HUMANIORA”

Dosen pengajar : Sirjhon Paladan, SKM., M.Kes

Di Susun Oleh :

Andi Hastuti

042020011

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah tentang “Humaniora” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Humaniora.Terima kasih kepada Bapak Sirjhon Paladan, SKM.,
M.Kes atas bimbingannya dalam menyusun makalah ini. Penulis berharap makalah tentang
humaniora dapat memberikan wawasan mengenai apa itu humaniora, ruang lingkup dan
penerapannya dalam kebidanan.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palopo, 3 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul

Kata pengantar....................................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................2
C. Tujuan penulisan.....................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian humaniora.............................................................................3
B. Pengertian ilmu kebidanan.....................................................................4
C. Ruang lingkup humaniora......................................................................5-7
D. Proses pengambilan keputusan dalam kebidanan...............................8-9

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Humaniora merupakan ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusian,


memperlakukan manusia secara manusiawi. Humaniora mempelajari tentang perasaan
dan perilaku manusia sebagai orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat
dengannya.
Ilmu kebidanan dan Ilmu Humaniora, sebenarnya 2 ilmu yang
berbeda antara satu d e n g a n y a n g l a i n . N a m u n , t e r n y a t a k e d u a n n y a
m e m i l i k i h u b u n g a n y a n g s a l i n g melengkapi. Pelayanan kebidanan tanpa
dilandasi konsep humaniora bisa dikategorikan tindak kriminal karena baik secara
langsung maupun tidak langsung, tindakan tidak manusiawi tersebut akan
merampas hak klien sebagai pengguna layanan kebidanan. Hal ini tentunya
merugikan bagi pengguna jasa maupun pelaksana pelayanan dalam hal ini adalah
bidan.
Bagi bidan yang tidak menerapkan ilmu humaniora bisa dikatakan telah
melanggar kode etiknya dan kepadanya diberikan sanksi yang tegas atas kelalaian
yang dibuat baik sengaja maupun tidak disengaja. Ilmu social budaya Aspek sosial
dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era
globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan y a n g begitu ekstrem
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya.
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan kepada masyarakat bidan harus
melandasinya dengan sifat humaniora, dimana klien diperlakukan secara manusiawi
dengan memperhatikan hak-hak pasien serta kebutuhannya. Hal ini berlaku dalam
pelayanan kebidanan normal maupun dalam keadaan darurat. Bidan harus mampu
menolong pasien yang dalam kondisi darurat. Beberapa alasannya adalah karena bidan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatn di masyarakat yang mana berhadapan
langsung dengan masyarakat itu sendiri. Bidan seringkali dianggap sebagai seseorang
yang tau segala hal, mampu mengobati banyak penyakit baik yang berhubungan dengan
kebidanan maupun masalah kesehatan secara umum. Selain itu, kontak pertama antara
pasien dengan tenaga kesehatan seringkali melibatkan bidan terlebih dahulu, baik itu
dalam kondisi darurat maupun tidak. Beragam kasus yang mungkin sekali ditemui dalam
kondisi kedaruratan tersebut, sementara cakupan wewenang bidan terbatas pada diagnosa
tertentu saja. Hal ini bukan berarti bidan lepas tangan saja bila menjumpai kasus yang
tidak sesuai wewenangnya karena dialah yang paling dekat dnegan masyarakat. Oleh
karena itu, hendaknya bidan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, supaya
mampu menangani kedaruratan yang kemungkinan dapat ditemui, setidaknya
pertolongan pertama sebelum mencapai pelayanan kesehatan yang memadai. sikap
humanis yang harus dibangun adalah Kepercayaan yang merupakan modal utama seorang
petugas kesehatan bisa diterima ditengah masyarakat. Kerja sama yang baik antara
petugas kesehatan dalam hal ini bidan dengan masyarakat sebagai klien terlahir dari
kepercayaan yang kuat antara klien terhadap bidan.
Untuk itu perlu upaya yang harus dilakukan bidan dalam rangka meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadapnya. Salah satunya adalah menjalin komunikasi yang
baik Sudah menjadi tugas seorang bidan untuk mengkomunikasikan sebaik mungkin
tentang informasi-informasi yang perlu klien dan keluarganya tahu, supaya pandangan
mereka terbuka.berikan penjelasan kepada pasien bahwa kondisinya kini memerlukan
penanganan yang lebih lanjut dan kita sebagai bidan tidak dapat/tidak berwenang
melakukan tindakan tersebut. Bukan hanya meningkatkan pengetahuan mereka, bidan
sebagai komponen sosial di masyarakat juga harus bisa menunjukkan empatinya di
hadapan anggota keluarga, sehingga tercermin bahwa keputusan yang dia ambil semata-
mata memang untu kepentinggan klien.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai humaniora, ruang lingkupnya
serta penerapan humaniora dalam ilmu kebidanan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari humaniora
2. Apa pengertian dari ilmu kebidanan
3. Apa saja ruang lingkup humaniora
4. Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam kebidanan
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa menjadi bidan professional yang mengetahui makna
penerapan ilmu humaniora dalam memberikan pelayanan kebidanan serta
mengetahui tujuan dan ruang lingkup dalam masyarakat berbudaya khususnya
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Humaniora
1. Secara Umum
Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah  ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap
bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih
berbudaya.Humaniora adalah suatu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari
terutama untuk orang yang berprofesi sebagai bidan.Dimana membuat manusia lebih
manusiawi agar tidak terjadi tindakan yang berprerikemanusiaan.
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang
kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut
dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika.Pada hakikatnya humaniora adalah
ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika,
logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan
fenomenologi. Secara umum, humaniora dapat diartikan  sebuah disiplin akademik yang
mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau
spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris alami dan ilmu
sosial (Risneni, asih dan Rodliyah, 2016).
2. Secara Khusus
Menurut hemat saya, pengertian humaniora menurut Dilthey inilah yang kemudian
diambil alih ke dalam diskusi tentang pendidikan humaniora di Indonesia pada masa
Nugroho Notosusanto ketika menjadi Menteri pendidikan dan kebudayaan, dimana ilmu
– ilmu humaniora dalam bentuk klasiknya seperti yang terdapat dalam pendidikan di
Barat.
Satu hal yang perlu diketahui bahwa pengertian humaniora sebagai pendidikan
yang harus membuat orang menjadi lebih manusiawi tidaklah berarti menyingkirkan
pelajaran-pelajaran umum. Jadi, pendidikan humaniora dalam pengertian klasik harus
dibedakan dengan jelas dari ilmu-ilmu humaniora sebagaiamana dirumuskan  oleh
Wilhelm Dilthey.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Humaniora adalah pelajaran
yang sangat penting untuk dipelajari terutama untuk orang – orang berprofesi sebagai
bidan dimana ilmu humaniora membuat manusia lebih manusiawi agar tidak terjadinya
tindakan yang tidak berprikemanusiaan.
B. Pengertian Ilmu Kebidanan
Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi
objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin,
2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan
adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI
dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat
reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012). Keberhasilan penyelengaraan pelayanan
kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal,
sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana
(manuaba,2012).
Humaniora dalam ilmu kebidanan merupakan studi yang memusatkan perhatiannya
pada kehidupan manusia, menekankan unsur kreativitas, kebaharuan, orisinalitas,
keunikan dan berusaha mencari makna dan nilai, sehingga bersifat normatif.
Alasan penerapan ilmu Humaniora dalam ilmu kebidanan yaitu bidan adalah
seseorang pada barisan pertama untuk menangani masalah kesehatan
pada masyarakat.Hal ini membutuhkan aturan humaniora dalam menjalankan profesi di
kehidupannya. Seorang bidan akan menangani kehamilan, menolong persalinan, nifas,
dan menyusui yang keseluruhan mencangkup setengah dari masa kehidupan manusia.
Bidan juga memiliki peluang untuk melakukan aborsi yang dapat membatasi kelahiran
manusia maka dari itu sungguh penting ilmu humaniora diterapkan di ilmu kebidanan.
C. Humaniora dalam Berbagai Aspek Ilmu
1. Humaniora Kebidanan dalam Pendidika Agama
Semula humaniora mencangkup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi
kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) (Enycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari
humaniora yang mempercayai adanya hubungan supranatural sebagai naluri
manusia.Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan
oleh utusan-NYA.Nilai-nilai religius seharusnya merupakan nilai – nilai yang paling
dasar dari segala tata nilai dan karena itu ada titik temu dengan nilai – nilai budaya yang
dikembangkan manusia (Muljohardjono, 2004).
Humaniora adalah salah satu Ilmu pengetahuan yang mempelajari apa yang
diciptakan atau diperhatikan manusia. Pengertian lain menyebutkan bahwa humaniora
adalah ilmu yang berkaitan dengan rasa seni yang dimiliki oleh manusia, seperti seni
sastra, musik, pahat, lukis, dan sebagainya. Berangkat dari pemahaman tentang manusia
yang demikian , maka ilmu humaniora itu penting dipelajari, di samping mempelajari
ilmu-ilmu yang canggih.
Ruang lingkup humaniora awalnya hanya mencakup bahasa dan sastra klasik,
tetapi kemudian berkembang seperti teologi, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, fisiologi,
ilmu bahasa, kesusastraan, dan ilmu kesenian, serta psikologi. (Darmadi, 2017)
Tujuan humaniora adalah membuat manusia lebih manusiawi dalam arti membuat
manusia lebih berbudaya. Sedangkan tujuan lebih lanjut dijelaskan, bahwa muara dari
ilmu humaniora adalah munculnya sosok yang humanis yakni orang yang mendambakan
dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan yang lebih baik , berdasarkan asas - asas
perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia. (Daulay, 2002)

2. Humaniora Kebidanan Pendidikan Pancasila


Bidan sebagai petugas kesehatan dan pemberi pelayanan kebidanan dapat
menerapkan ilmu humaniora dalam pancasila karena berdasarkan mukadimah dalam kode
etik kebidanan Indonesia sudah sewajarnya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan ideal dan garis –garis besar haluan Negara sebagai landasan operasional.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan,
kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan
pelayanan professional. Bidan senantiasa berupaya memberi pemeliharaan kesehatan
yang komprehensif terhadap remaja putri, wanita pranikah, wanita prahamil, ibu hamil,
ibu melahirkan, ibu menyusui bayi, dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh
berkembang menjadi insan bangsa yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap
memperhatikan kebutuhan pemeliraan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada
umumnya (Wahyuningsih, 2013).
Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila. Seorang bidan
menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia
adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang unik dengan satu kesatuan
jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
3. Humaniora dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Bidan sebagai warga Negara Indonesia mempunyai kewajiban terhadap
pemerintah , nusa, bangsa, dan tanah air (Zulvadi, 2014)
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan –
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia dengan
cara :
a. Menyebarluaskan informasi/perundang-undangan yang dipelajari kepada anggota
b. Mengundang ahli/penceramah yang dibutuhkan
c. Mempelajari program pemerintah khususnya mengenai pelayanan kesehatan di
Ind onesia
d. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan umumnya
keperawatan dan kebidanan khususnya.
2) Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan,
terutama pelayanan KIA /KB dan kesehatan keluarga (Wahyuningsih, 2013)
a.  Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di Daerah, termasuk faktor
penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
b.  Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi dimasyarakat
yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya penelitian mengenai
 Berapa biaya standar persalinan normal di suatu Daerah
 Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas KIA/KB
yang telah disediakan pemerintah

4. Humaniora Kebidanan Pendidikan Kemasyarakatan


Pendidikan humaniora yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan pernyataan-
pernyataan simbolisnya merupakan bagian integral dari sistem budaya. Kandungan
pendidikan humaniora ditentukan oleh sistem pengetahuan yang dimiliki masing-masing
subkultur, sehingga dapat ditemukan varian-varian pendidikan humaniora sesuai dengan
pengelompokan  masyarakatnya. Dalam setiap kelompok  masyarakat, pendidikan itu
diselenggarakan baik secara formal melalui sebuah lembaga pendidikan, maupun secara
informal melalui berbagai bentuk komunikasi sosial.
Dari setiap locus pendidikan humaniora tadi akan kita kemukakan bagaimana
pelembagaan, isi, dan efek yang dimaksud oleh pendidikan itu. Secara sekilas akan
terlihat bagaimana nilai-nilai dan simbol diproduksikan, siapa yang melakukan kontrol
atas nilai-nilai dan simbol dan bagaimana distribusi nilai dan simbol itu dilakukan.
Pelembagaan pendidikan humaniora ini menjadi sangat penting jika dilihat kaitannya
dengan kandungan nilai yang dibawakan (Kosasih, D 2014).
D. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Kebidanan
1. Secara Umum
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam
praktek suatu profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan tindakan
selanjutnya.( Reni Heryani, 2013)
Menurut GeorgeR. Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang
ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan, yaitu :
a. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh
b. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis , seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
c. Fakta, keputusan lebih rill, valid dan baik.
d. Wewenang lebih bersifat rutinitas.
e. Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten
2. Secara Khusus
Teori pengambilan keputusan adalah:
a. Teori Utilitarisme mengatakan ketika keputusan diambil, memaksimalkan
kesenangan, dan meminimalkan ketidaksenangan.
b. Teori Deontology menurut Immanuel Kant yaitu sesuatu dikatakan baik bila
bertindak baik. Contoh bilaberjanji ditepati, bila pinjam harus dikembalikan.
c. Teori Hedonisme menurut Aristippos yaitu sesuai kodratnya, setiap manusia
mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
d. Teori Eudemonisme menurut Filsuf Yunani Aristoteles, bahwa dalam setiap
kegiatan manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi
kita.
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan harus berpegang teguh pada
kode etik profesi bidan sebagai tenaga professional dan harus mempertanggung tanggung
jawabkan tindakan yang dilakukannya. Dalam kasus ini (Aborsi) terbukti bahwa bidan
melakukan praktek Aborsi yang seharusnya tidak boleh karena termasuk tindakan
kriminal dan melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan harus berhati – hati dalam
memberikan pelayanan kepada pasiennya. Sehingga pelayanan atau tindakan yang
diberikan tidak merugikan pasien dan berdampak pada kesehatan pasien. Oleh karena itu
bidan harus selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan pasien sehingga kita mampu
memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkualitas. Bidan harus mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam agar setiap tindakanya sesuai
dengan standar profesi dan kewenangannya.
Jadi pengambilan keputusan dalam praktek kebidanan merupakan suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah yang difokuskan untuk
memecahkan masalah secepatnya dimana individu harus memiliki kemampuan berpikir
kritis dengan menggunakan pendidikan dan pengalaman yang berharga dan cukup efektif
dalam pemecahan masalah.
Tenaga kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengambilan suatu keputusan seorang bidan seharusnya tidak melakukan
hal yang berada di luar kewenangannya, terlebih lagi jika keputusan tersebut dapat
membahayakan nyawa pasien. Dalam contoh kasus aborsi, jika ada seorang pasien yang
datang untuk melakukan aborsi sebaiknya sebagai seorang bidan memberikan konseling
mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh aborsi tersebut dan dapat melanggar etika,
moral, hukum serta bertentangan dengan agama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Ilmu kebidanan adalah ilmu yang sarat dengan nilai-nilai, namun hal ini sering
dilupakan. Oleh karena itu humaniora perlu diberikan untuk membuat profesi medik
lebih sensitif terhadap adanya nilai - nilai tersebut dan penerapannya dalam praktek.
Humaniora diharapkan dapat meningkatkan kualitas berfikir, yang bersifat kritis,
lentur dalam perspektif, tidak hanya terpaku pada agama, tapi juga tanggap terhadap
nilai-nilai, dan sifat empati.
 Bidan sebagai barisan pertama dalam masyarakat untuk menangani masalah
kesehatan. Hal ini menambah peluang bidang untuk menangani masalah
kemasyarakatan yang sangat memerlukan aturan humaniora dalam menjalankan
kehidupannya.
 Bidan sebagai pelayan kesehatan yang menangani mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause yang keseluruhan mencakup setengah dari masa
kehidupan manusia.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa bidan
Pemberian mata kuliah humaniora untuk mahasiswa bidan memang sangat
bermanfaat karena dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjalankan profesi
kedepannya, sehingga mata kuliah humaniora perlu dipertahankan bahkan diberikan
porsi lebih.
2. Bagi tenaga kesehatan
Tetap menerapkan dan menjalankan sikap dan etik dalam pendidikan humaniora
dalam pelayanan kebidanan terkhususnya kesehatan bagi ibu hamil hingga masa
nifas. Baik itu didalam lingkungan kecil seperti lahan praktek maupun
lingkungan besar seperti desa ataupun rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi (2017) Integrasi Agama dan Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta: Diandra Kreatif.

Daulay, H. A. S (2002) “Pendidikan Humaniora untuk Mengembangkan Wawasan


Kemanusiaan dan Kebangsaan,  9, pp/9-17.

Onibala, C.A (2015). Tindakan Aborsi yang Dilakukan oleh Dokter dengan Alasan Medis
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009.Volume III No. 4: 82

Reni Heryani (2013) Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.Jakarta : CV Trans Info Media.

Risneni, Asih, Y. dan Rodliyah, N. (2016) Buku Ajar Humaniora dalam Kebidanan. Bogor: In


Media.

Wahyuningsih, H. P (2013) Etika Profesi Kebidanan Sebuah Pengantar Dilengkapi Hukum


Kesehatan dalam Kebidanan.Cetakan k. Edited by I. Machfoedz dan S. Priyono. Yogyakarta:
Fitramaya.

Zulvadi, D. (2014) Etika dan Manajemen Kebidanan. Cetakan I. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

Kosasih, D (2014). Pendidikan Humaniora dalam Keluarga Masyarakat : 2-3

Notoadmojo, S. (2010).Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta : Rineka Cipta


di Agustus 17, 2018 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

Anda mungkin juga menyukai