Anda di halaman 1dari 26

PERSPEKTIF KEBIDANAN PADA

KONTRASEPSI DAN KB
Hajar Nur Fathur Rohmah, SST, M.Kes
MK KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI
SEMESTER IV PRODI SARJANA KEBIDANAN & PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
PENGETIAN KELUARGA BERENCANA (KB)
• KB adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran.
• KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri
untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran.
• KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah
dan jarak anak serta waktu kelahiran.
TUJUAN KELUARGA BERENCANA
• Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengen dalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
• Menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
SASARAN KELUARGA BERENCANA
• Sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan,
• Sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB,
dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga
yang berkualitas, keluarga sejahtera.
RUANG LINGKUP PROGRAM KB
• Komunikasi informasi dan edukasi

• Konseling

• Pelayanan infertilitas

• Pendidikan seks

• Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

• Konsultasi genetic
AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA
• Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah danjarak anak serta waktu kelahiran.
JENIS - JENIS AKSEPTOR KB
• Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi
untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
• Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3
(tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang
lebih 3 (tiga) bulan berturut– turut dan bukan karena hamil.
• Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau
pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
• Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan atau abortus.
• Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu
40 hari setelah melahirkan atau abortus.
• Akseptor KB dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan
KONTRASEPSI
• Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
• Maksud dari konsepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
• Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yan
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan
seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki
kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen.
AKSEPTOR KB MENURUT SASARANNYA
• Fase Menunda Kehamilan

• Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20
tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai
alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya
kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas
yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
• Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan

• Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang
dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas
tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran
yang direncanakan.
• Fase Mengakhiri Kesuburan

• Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini
dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak
mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan,
suntik KB dan pil KB.
SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI
• Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.

• Efek samping yang merugikan tidak ada.

• Kerjanya dapat diatur menurut keinginan.

• Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.

• Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama pemakaian.

• Cara penggunaannya sederhana

• Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

• Dapat diterima oleh pasangan suami istri


PELAYANAN KELUARGA BERENCANA YANG
BERMUTU
• Pelayanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan klien

• Klien harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar pelayanan

• Kerahasiaan dan privasi perlu dipertahankan

• Upayakan agar klien tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani

• Petugas harus memberi informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia

• Petugas harus menjelaskan kepada klien tentang kemampuan fasilitas kesehatan dalam melayani berbagai pilihan
kontrasepsi
• Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan

• Fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang ditentukan dan nyaman bagi klien

• Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup

• Terdapat mekanisme supervisi yang dinamis dalam rangka membantu menyelesaikan masalah yang mungkin timbul
dalam pelayanan.
• Ada mekanisme umpan balik yang relatif dari klien
KEMAMPUAN BIDAN DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KB
• Mampu memberikan informasi kepada klien dengan sabar, penuh pengertian, dan peka

• Mempunyai pengetahuan, sikap positif, dan ketrampilan teknis untuk member


pelayanan dalam bidang kesehatan reproduksi
• Memenuhi standar pelayanan yang sudah ditentukan

• Mempunyai kemampuan mengenal masalah

• Mempunyai kemampuan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi


masalah tersebut, termasuk kapan dan kemana merujuk jika diperlukan
• Mempunyai kemampuan penilaian klinis yang baik

• Mempunyai kemampuan memberi saran-saran untuk perbaikan program

• Mempunyai pemantauan dan supervisi berkala


Pelayanan program Keluarga Berencana yang
bermutu membutuhkan:
• Pelatihan staf dalam bidang konseling, pemberian informasi dan
ketrampilan teknis
• Informasi yang lengkap dan akurat untuk klien agar mereka dapat
memilih sendiri metode kontrasepsi yang akan digunakan
• Suasana lingkungan kerja di fasilitas kesehatan berpengaruh terhadap
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang bermutu,
khususnya dalam kemampuan teknis dan interaksi interpersonal antara
petugas dan klien
• Petugas dan klien mempunyai visi yang sama tentang pelayanan yang
bermutu
STRATEGI PENDEKATAN CARA OPERASIONAL
PROGRAM KB
• Strategi pendekatan cara operasional program KB dilaksanakan melalui
PENDEKATAN KB BERBASIS HAK.
• Strategi ini menggunakan pendekatan berbasis hak, yang artinya langkah-
langkah strategis yang dijelaskan di dalam dokumen ini bertujuan untuk
memastikan terpenuhinya prinsip-prinsip hak asasi manusia sehingga
masyarakat mendapatkan pelayanan dan informasi keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi yang dibutuhkannya untuk menjalani
kehidupan reproduksi yang sehat dan aman.
Lanjutan…
• Strategi berbasis hak ini berlandaskan pada prinsip hak asasi manusia yang meliputi:

• Hak terhadap akses ke informasi KB dan pelayanan dengan standar tertinggi

• Keadilan dalam akses

• Pendekatan sistem kesehatan yang dapat diterapkan di sektor pemerintah dan swasta:

• Integrasi KB dalam kontinuum pelayanan kesehatan reproduksi

• Standar etika dan professional dalam memberikan pelayanan keluarga berencana

• Perencanaan program berbasis bukti

• Transparansi dan akuntabilitas

• Pelayanan yang sensitif gender

• Sensitivitas budaya

• Kemitraan
TUJUAN STRATEGIS DALAM STRATEGI KB
BERBASIS HAK
• Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB merata dan berkualitas di
sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara
dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka.
• Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi
dengan penggunaan yang berkelanjutan.
• Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang pelayanan serta
lingkungan yang mendukung untuk program KB yang efektif, adil, dan
berkelanjutan pada sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua
pihak memenuhi tujuan-tujuan reproduksi mereka
• Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas program, dan berbagi pengalaman melalui kerjasama
DAMPAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA
• Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya:

• Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali


dalam jangka waktu yang terlalu pendek
• Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya
• Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:

• Anak tumbuh secara wajar karena ibu mengandungnya dalam keadaan sehat

• Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan
Lanjutan…
• Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:

• Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik


karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang
tersedia dalam keluarga
• Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang diberikan oleh
ibu untuk setiap anak
• Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-
sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata
Lanjutan…
• Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat:

• Memperbaiki kesehatan fisiknya

• Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang


serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya
• Untuk seluruh keluarga, manfaatnya: Kesehatan fisik, mental dan sosial
setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.
Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan.
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA
• Bidan merupakan satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya sangat mulia, memberi semangat, mendampingi serta menolong ibu yang akan
melahirkan. Bidan sebagai konselor memiliki kemampuan teknik konseling, pengetahuan tentang alat kontrasepsi dan yang
berkaitan dengan pemakaiannya. Calon pemakai kontrasepsi untuk menggunakan salah satu alat KB adalah pilihan calon sendiri,
setelah mereka memahami manfaat dari setiap alat kontrasepsi. Dan pemilihan alat kontrasepsi oleh bidan dan keluarganya
merupakan hak calon dan keluarganya untuk dapat merencanakan dengan baik tentang pengaturan kelahiran mereka.
• Salah satu tugas mandiri bidan yaitu memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana dimana mencakup:
• Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS

• Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan

• Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien

• Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

• Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

• Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama

• Membuat pencatan dan pelaporan


Lanjutan…
• Bidan yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang
kebidanan khususnya akan dapat berperan sebagai konselor, salah satunya
konselor KB. Dalam tugasnya sebagai konselor KB, bidan memberikan
peyuluhan pertama tentang pemanfaatan kontrasepsi kemudian
menjelsakan macam – macam alkon serta keutungan dan kerugian dari
masing-masing KB. Peran bidan sebagai konselor keluarga berencana ini
tidak hanya diperuntukan untuk wanita saja tapi pria juga. Dikarenakan
alat kontrasepsi tidak hanya digunakan keluarga berencana oleh wanita
saja namun pria juga mempunyai alat kontrasepsi tersendiri.
• Konseling keluarga berencana pascapersalinan yang diberikan oleh bidan
tidak hanya diberikan pada ibu sendiri tapi pada saat berlangsungnya
konseling diikuti oleh suami istri.
MASALAH DALAM PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA
• Unmet Need

• Unmet need didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya, mencakup semua
pria atau wanita yang sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi.
• Unmet need KB merupakan masalah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti karakteristik demografi, sosial
ekonomi, sikap dan akses pelayanan.
• Secara umum, unmet need terjadi pada wanita yang menghadapi hambatan keuangan, pendidikan, geografis dan
sosial.
• Tingginya unmet need di Indonesia menjadi permasalahan bagi pemerintah, karena bukan hanya menyebabkan
terjadinya ledakan penduduk, juga berpengaruh terhadap AKI di Indonesia.
• WUS yang tidak menggunaka KB berpeluang besar untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas.
• Hal ini dapat disebabkan karena aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan, jarak kehamilan yang terlalu
dekat, melahirkan terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan, penyulit saat persalinan dan
komplikasi masa nifas.
Lanjutan…
• Masalah Moral yang Terkait Keluarga Berencana

• Sebelum melakukan usaha-usaha pemasyarakatan program KB,perlu dipahami beberapa nilai lama dalam
bidang kependudukan khususnya masyarakat yang tinggal dipedesaan. Mengajak seseorang untuk mengikuti
program KB, berarti mengajak mereka untuk meninggalkan nilai dan norma lama.
• Nilai-nilai lama tersebut antara lain:

• Adanya anggapan bahwa anak adalah jaminan hari tua.

• Khususnya dalam masyarakat agraris,semakin banyak anak semakin menguntungkan bagi keluarga dalam
penyediaan tenaga kerja dalam bidang pertanian.
• Kedudukan anak laki-laki sebagi factor penerus keturunan masih amat dominant. Karena tidak memiliki
keturunan laki-laki dikalangan kelompok masyarakat tertentu,berarti putusnya hubungan dengan silsila
kelompok.
• Bagi masyarakat desa dan sebagian besar masyarakat kota pembicaraan terbuka mangenai seksualitas adalah
sesuatu yang tabu.Adanya pola pikir masyarakat yang kurang sehat tentang makna keturunan.
• Banyak anak banyak rezeki.
KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM BER-KB
• Rekomondasi dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun
1994 di kairo disepakati perubahan paradigma KB Nasional dari konsep dan pelaksanaan
program pengendalian kependudukan dan penurunan fertilitas/angka kelahiran menjadi
kearah pendekatan kesehatan reproduksi yang lebih memperhatikan hak-hak reproduksi
dan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender.
• Bentuk partisipasi pria dalam ber KB secara lansung, yaitu dengan menggunakan salah satu
cara atau metoda pencegahan kehamilan seperti, alat kontrasepsi kondom, Vasektomi/MOP,
metode senggama terputus dan metode pantang berkala atau sistem kalender.
• Secara tidak langsung, seperti mendukung dan memberi kebebasan kepada istri untuk
menggunakan kontrasepsi atau metode KB yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istri, membantu istri dalam menggunakan kontrasepsi secara benar,
seperti mengingatkan istri untuk control kembali, membantu istri mencari pertolongan
apabila terjadi komplikasi, serta memberikan motivasi kepada anggota keluarga dan
masyarakat untuk menjadi peserta KB dengan menggunkan salah satu alat kontrasepsi.
Lanjutan…
• Faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pria dalam KB :

• Dari pria/suami yang masih kurang Pengetahuan dan kesadaran dalam ber KB

• Faktor lingkungan sosial, budaya, masyarakat dan keluarga yang masih


mengaggap partisipasi pria tidak penting serta pandangan yang cenderung
menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan KB dan kesehatan reproduksi
kepada wanita.
• Keterbatasan informasi dan aksesibilitas terhadap pelayanan KB pria

• Keterbatasan jenis/metode kontrasepsi pria

• Dukungan dan politis dan operasional masih rendah disemua tingkatan.


PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA
• Peran bidan sebagai konselor Keluarga Berencana

• Bidan sebagai konselor memiliki kemampuan teknik konseling, pengetahuan tentang alat kontrasepsi dan yang berkaitan
dengan pemakaiannya. Calon pemakai kontrasepsi untuk menggunakan salah satu alat KB adalah pilihan calon sendiri, setelah
mereka memahami manfaat dari setiap alat kontrasepsi. Dan pemilihan alat kontrasepsi oleh bidan dan keluarganya
merupakan hak calon dan keluarganya untuk dapat merencanakan dengan baik tentang pengaturan kelahiran mereka. Peran
bidan sebagai konselor keluarga berencana ini tidak hanya diperuntukan untuk wanita saja tapi pria juga.
• Salah satu tugas mandiri bidan yaitu memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana dimana mencakup:
• Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS

• Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan

• Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien

• Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

• Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

• Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama

• Membuat pencatan dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai