dengan
perempuan
dengan
disabilitas (fisik
dan mental)
Reno Laila Fitria, M.Si
Mendengarkan dalam
Komunikasi Interpersonal
(LISTENING IN
INTERPERSONAL
COMMUNICATION)
PROSES MENDENGAR (THE LISTENING
PROCESS)
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi
dengan Pasien dengan Limitasi
Mobilitas
Ingat, ruang personal penyandang disabilitas termasuk
kursi roda, skuter, tongkat, walker dan alat bantu mobilitas
lainnya.
Jangan mendorong atau menggerangkan kursi roda
seseorang atau memegang tangan seseorang tanpa
bertanya terlebih dahulu.
Ketika berbicara dengan seseorang yang duduk di kursi
roda, maka Anda pun harus duduk dan pastikan anda
sejajar mata.
Ketika menunjukkan arah pada orang dengan limitasi
mobilitas maka pertimbangkan jarak, kondisi cuaca dan
rintangan fisik seperti tangga, dsb.
Berjabat tanganlah ketika Anda diperkenalkan dengan
mereka. Bahkan orang yang memiliki keterbatasan tangan
atau bahkan tangan tiruan juga dapat berjabat tangan.
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi
dengan Pasien yang Kehilangan
Penglihatan
Perkenalkan diri Anda ketika Anda mendekati orang yang memiliki penglihatan
yang tidak baik atau bahkan hilang. Perkenalkan siapaun yang sedang bersama
Anda.
Jika orang tersebut menggunakan kacamata, pastikan bahwa kacamata ada dan
dapat dipergunakan olehnya.
Sentuh tangannya perlahan ketika Anda berbicara sehingga dia tau dengan siapa
dia berbicara.
Berhadapan dan bicaralah lansung dengan menggunaka nada suara yang normal
(jangan berteriak)
Jelaskan ketika Anda akan meninggalkan ruangan atau tempat
Ketika memberikan arah jalan, sepsifiklah. Contoh ke kiri 2 lankah atau 2 meter.
Gunakan arah jarum jangan jika mereka familiar, contoh: “Pintu kamar mandi di
jam 10 kamu).
Ketika kamu menawarkan bantuan untuk mereka yang kehilangan penglihatan,
maka izinkan mereka memegang lengan anda. Ketika Anda mendampingi mereka
duduk maka maka letakkan tangannya di bagian sandaran kursi.
Jika mereka didampingi oleh hewan peliharaan mereka atau service animal maka
jangan mengelus-ngelus hewan tersebut kecuali pemiliknya telah memberikan izin
pada Anda
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi
dengan Pasien yang Kehilangan
Pendengaran
Tanyakan pada mereka (yang sulit mendengar, tulna rungu atau tuna
rungu dan tuna netra) pilihan komunikasi seperti apa yang mereka
inginkan, hal ini untuk meminimalisir background noise & gangguan
Jika ia menggunakan alat bantu pendengaran, maka pastikan itu ada
atau tersedia dalam kondisi baik dan dipergunakan
Jika Anda menggunakan penterjemah bahasa isyarat, maka pastikan
anda untuk sesekali berhenti, sehingga penterjemah juga memiliki
waktu untulk menterjemahkan secara lengkap dan akurat
Bicara langsung kepada orang yang didampingi oleh penterjemah,
jangan berbicara hanya pada penterjemah, bahkan ketika pasien
Anda selalu menghadap penterjemahnya
Sebelum memulai bicara, pastikan ia memperhatikan Anda. Dapatkan
perhatiannya, seperti dengan melambaikan tangan atau menyentuh
ringan).
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi
dengan Pasien yang Kehilangan
Pendengaran
Bicaralah tanpa menggunakan kata yang berlebihan. Jangan naikkan suara Anda,
kecuali jika Anda diminta begitu. Bicaralah dalam nada yang normal dan jangan
berteriak.
Jika orang tersebut dapat membaca gerak bibir, maka berhadapanlah dengannta
dan jauhkan segala sesuatu yang menghalangi mulut Anda. Pertahankan kontak
mata. Jangan membalikkan badan atau berjalan ketika Anda bicara.
Akomodir mereka untuk berbicara secara tertulis. Tetapi pastikan Anda berdua
saling memahami bahasa tertentu yang dituliskan.
Antisipasi, bawha hanya 30% membaca gerakan bibir yang dapat dimengerti, dan
sangat tergantung dari level kesulitan pemilihan kata dan kalimat. Jadi siapkan diri
untuk mengulang kembali informasi jika diperlukan.
Minta respon atau timbal balik mereka atau minta mereka mengulang apa yang
telah anda bicarakan. Hal ini berguna untuk mengetahui tingkat pemahamannya.
Jika Anda tidak memahami apa yang dia katakan, minta mereka untuk mengulang
atau menuliskannya. Jangan berpura-pura mengerti
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi
dengan Pasien yang Kesulitan Bicara
(Speech Disability)
Bicara layaknya Anda berbicara dengan orang lain. Jangan berteriak
Sabar, karena mereka membutuhkan waktu tambahan untuk berkomunikasi. Jangan
bicara atas namanya atau melengkapi kalimatnya.
Berikan mereka konsentrasi yang tidak terbagi. Hilangkan kemungkinan adanya gangguan
dari lingkungan untuk berkomunikasi.
Jika ia menggunakan alat komunikasi khusus, seperti amnual.electronic communication
board, maka tanyakan mereka bagaimana cara terbaik untuk menggunakannya.
Jangan pura-pura paham jika Anda tidak paham. Katakan pada mereka dan minta
mereka untuk mengulang, eja, katakan dengan cara lain atau tuliskan. Selalu gunakan
gestur tangan dan buku catatan.
Ulangi pemahaman Anda dan catat bagaimana reaksi merea, ini dapat menjadi indikasi
apakah ia benar mengerti atau tidak..
Kembangkan strategi komunikasi spesifik yang konsisten dengan kemampuannya;
mengaangguk atau menggeleng atau berekedip untuk mengindikasikan setuju atau tidak
setuju
Untuk mendapatkan informasi dengan cepat, maka ajukan pertanyaan pendek yang
membutuhkan jawaba singkatn bahkan juga hanya dengan mengangguk atau
menggeleng. Jangan menghina kecerdasan nya dengan melakukan oversimplifikasi.
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Mengalami Disabilitas
Kecerdasan, Kognitif atau Perkembangan
Perlakukan orang dewasa penyandang disabilitas Intelektual,
kognitif dan perkembangan juga sebagai orang dewasa.
Sesuaikan metode komunikasi sesuai keadaan dan
tergantung respon yang ia berikan. Gunakan kalimat
sederhana dan langsung, gunakan bentuk komunikasi visual
pelengkap seperti gerak tubuh, digarma dan demonstrasi jika
diindikasikan perlu.
Gunakan bahasa yang konkrit dan spesifik. Hindari bahasa
yang abstrak dan penyederhanaan bahasa. Jika
memungkinkan maka gunakan kata-kata yng anda berdua
dapat lihat. Hindari menggunakan kata-kata direksional seperti
“ kiri, kanan, timur barat)
Siap-siap untuk mengulang informasi yang sama lebih dari satu
kali.
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Mengalami Disabilitas
Kecerdasan, Kognitif atau Perkembangan
Ketika bertanya, rangkai kalimat tanpa ada mengarahkan
jawaban mereka. Mereka dapat mengatakan apa yang
mereka inginkan.
Berikan instruksi yang detil dan stepat. Contoh: anda akan
meilihat bidan pada pukul 10.30 pagi. Jangan gunakan
kalimat seerti ini “10 menit lagi ya).”
Hindari memberikan arah terlau banyak dalam satu waktu,
karena dapat menyebabkan bingung. Hilangkan gangguan
dan noise jika memungikinkan
Hindari Sensory overloas denngan menyediakan informasi
secara bertahap dan jelas.
Sediakan lembar tertulis/verbal dan sediakan/sesuaikan
dengan preferensi dirinya.
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Pasien Psikiatrik/Penyandang
Disabilitas Mental
Dekati dan bicara layaknya anda bicara dengan orang
lain. Bicara secara langsung dan Gunakan komunikasi
yang jelas dan sederhana
Perlakukan orang dewasa sebagai orang dewasa.
Jangan merendahkan atau mengancam ketika
berbicara dengan mereka
Jangan membuat keputusan untuk mereka atau
mengasumsikan bahwa Anda mengetahui pilihannya.
Bersalaman dengan mereka jika dipekernalkan.
http://www.nln.org/professional-development-programs/teaching-resources/ace-d/additional-resources/communicating-with-
people-with-disabilities
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Pasien Psikiatrik/Penyandang
Disabilitas Mental
Kontak mata dan sadar akan apa yang
diberitahukan oleh tubuh. Penyandang disabilitas
psikiatrik/mental dapat merasakan
ketidaknyamanan anda
Jangan belagak ngga ngerti, minta mahasiswa
untuk mengulani kembali.berjalan satu sama
kinDo not pretend to understand if you do not. Ask
the person to repeat what was said. Be patient,
flexible, and supportive.
Recognize that a person with psychiatric/mental
health disabilities often has the same wants,
needs, dreams, and desires as anyone else.
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Pasien Psikiatrik/Penyandang
Disabilitas Mental
Kontak mata dan sadar akan apa yang
diberitahukan oleh tubuh. Penyandang disabilitas
psikiatrik/mental dapat merasakan
ketidaknyamanan anda
Jangan belagak ngga ngerti, minta mahasiswa
untuk mengulani kembali.berjalan satu sama
kinDo not pretend to understand if you do not. Ask
the person to repeat what was said. Be patient,
flexible, and supportive.
Recognize that a person with psychiatric/mental
health disabilities often has the same wants,
needs, dreams, and desires as anyone else.
Rekomendasi untuk Berkomunikasi dengan
Pasien yang Pasien Psikiatrik/Penyandang
Disabilitas Mental
Kontak mata dan sadar akan apa yang
diberitahukan oleh tubuh. Penyandang disabilitas
psikiatrik/mental dapat merasakan
ketidaknyamanan anda
Jangan belagak ngga ngerti, minta mahasiswa
untuk mengulani kembali. jangan berpura-pura
tidak mengeri apa yang sedang dibicarakan.
Sabar, fleksibel dan suportif
Kenali bahwa orangd engan disbalitas
psikiatrik/kesehatan mental juga memiliki
kemauan, kebutuhan, dan hasrat sama seperti
orang lain.
Daftar Pustaka
Utama:
Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan, Mansur, Herawati (jakarta,salemba Medika, 2014)
Psikologi Kesehatan Wanita (Remaja, Menstruasi, Menikah, hamil, Nifas dan Menyusui).
Nirwana, Ade Benih (Yogyakarta, Nuha Medika, 2011)
Buku Ajar Bidan Psikologi Ibu dan Anak. Bahiyatun (Jakarta, EGC,2011)
Psikologi Kebidanan: Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan. Dahro, Ahmad (Jakarta:
Salemba Medika,2012)
Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Pieter,Herri Zan dan Lubis (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2016)
Marmi & Margiyati (2017). Pengantar Psikologi Kebidanan; Buku Ajar Psikologi Kebidanan.
Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Drozˇd¯ek & Wilson (2007). Voices of Trauma Treating Psychological Trauma Across Cultures.
USA: Springer Science
Wagner, Barry (2009). Suicidal behavior in children and adolescents. USA: Yale University
Pendukung
Sobur, Alex (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Kartono, Dr. Kartini (1996). Psikologi Umum. Bandung: Penerbit Mandar Maju