@sisieamelia
PENDAHULUAN
HIV DNA Whole blood Diagnostik Bayi dan anak Konfirmasi hasil
Liquid reaktif dengan
DBS (Dried test virologi
Blood Spot)
HIV RNA Plasma/liquid/w Diagnostik Bayi dan anak Negatif palsu
hole blood/DBS dapat terjadi
bila bayi ART
Konfirmasi
dengan test
virologi
WAKTU PEMERIKSAAN
Usia 18 bln
Usia 6 – 8 mg Usia 4 – 6 bln
PCR HIV PCR HIV Antibodi
HIV
• Pemeriksaan virologi (PCR RNA/DNA HIV) dilakukan pada semua bayi yang lahir dari ibu
HIV saat usia 6 minggu
• Bayi dengan tes virologi (+) diberikan terapi ARV dan dilakukan pemeriksaan ulangan
untuk konfirmasi diagnosis
• Bayi dengan tes virologi (-) saat awal tes harus dilakukan pengulangan tes virologi saat
usia 4-6 bulan
• Test diagnostik dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi saat usia 18 bulan
DIAGNOSIS PRESUMTIF PADA BAYI <18 BLN
A
• Malnutrisi berat tidak membaik
dengan pengobatan standard
Kriteria •
•
•
Oral thrush
Pneumonia berat
Sepsis berat
• Kematian ibu yang berkaitan dengan
B
HIV atau penyakit HIV lanjut pada ibu
• CD4 <20%
•• Diagnosis
Diagnosis pada
pada anak
anak >
> 18
18 bulan
bulan memakai
memakai cara
cara yang
yang sama
sama dengan
dengan uji
uji HIV
HIV pada
pada orang
orang
dewasa.
dewasa.
•• Perhatian
Perhatian khusus
khusus untuk
untuk anak
anak yang
yang masih
masih mendapat
mendapat ASI
ASI pada
pada saat
saat tes
tes dilakukan,
dilakukan, uji
uji HIV
HIV
baru
baru dapat
dapat diinterpretasi
diinterpretasi dengan
dengan baik
baik bila
bila ASI
ASI sudah
sudah dihentikan
dihentikan selama
selama > > 66 minggu.
minggu.
•• Pada
Pada umur
umur >> 18
18 bulan
bulan ASI
ASI bukan
bukan lagi
lagi sumber
sumber nutrisi
nutrisi utama.
utama.Oleh
Oleh karena
karena itu
itu cukup
cukup aman
aman
bila
bila ibu
ibu diminta
diminta untuk
untuk menghentikan
menghentikan ASIASI sebelum
sebelum dilakukan
dilakukan diagnosis
diagnosis HIV.
HIV.
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 1
1. Asimtomatik
2. Limfadenopati generalisata persisten
• Stadium klinis 2
1. Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskana
2. Erupsi pruritik papular
3. Infeksi virus wart luas
4. Angular cheilitis
5. Moluskum kontagiosum luas
6. Ulserasi oral berulang
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 2
7. Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak dapat dijelaskan
8. Eritema ginggival lineal
9. Herpes zoster
10. Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis media, otorrhoea, sinusitis,
tonsillitis )
11. Infeksi kuku oleh fungus
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 3
1. Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara adekuat
terhadap terapi standard
2. Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih )
3. Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5o C intermiten atau
konstan, > 1 bulan)
4. Kandidiasis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan)
5. Oral hairy leukoplakia
6. Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut
7. TB kelenjar
8. TB Paru
9. Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 3
10. Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik
11. Penyakit paru berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronkiektasis
12. Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8 g/dL)
13. Neutropenia (<500/mm3)
14. Trombositopenia (<50000/mm3)
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 4
1. Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons
terhadap terapi standar
2. Pneumonia pneumosistis Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema,
piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, kecuali pneumonia)
3. Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi
manapun)
4. TB ekstrapulmonar
5. Sarkoma Kaposi
6. Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru)
7. Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus)
Stadium Klinis WHO untuk Bayi dan Anak HIV
• Stadium klinis 4
8. Ensefalopati HIV
9. Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset
umur > 1bulan
10. Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis
11. Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
12. Kriptosporidiosis kronik (dengan diare)
13. Isosporiasis kronik
14. Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata
15. Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik
16. Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral
17. Progressive multifocal leukoencephalopathy
MANAJEMEN BAYI LAHIR DARI IBU HIV
Profilaksis
Nutrisi
ARV
Profilaksis
Imunisasi
Cotrimoksazol
Pemilihan Nutrisi Bayi Baru Lahir dari Ibu HIV
ASI Susu
Formula
Faktor Risiko Transmisi melalui ASI
• Integritas usus
Kesehatan Ibu/Bayi
Penelitian di Afrika:
Mortalitas bayi usia 7 bln lebih tinggi pada
Transmisi HIV : pemberian sufor
Mortalitas bayi >18 bln tidak ada perbedaan
5-10% Penelitian di RSCM
Tidak ada perbedaan mortalitas dan
morbiditas antara ASI dan sufor
Resisten ART
Bayi yang diberikan ART saat
pencegahan transmisi ibu ke anak
memiliki risiko tinggi resisten ART (30-
80%) terutama pada Nevirapin
REKOMENDASI IDAI
• Nutrisi bayi baru lahir dari ibu HIV adalah susu formula
untuk menghindari transmisi HIV
• Pemberian ASI dan SUFOR sebaiknya dihindarkan karena
memiliki risiko tinggi transmisi HIV
PROFILAKSIS ARV (WHO)
• Vaksin mati diberikan pada bayi lahir dari ibu HIV sesuai
jadwal
• Vaksin BCG dapat diberikan pada bayi yang terbukti
tidak terinfeksi HIV
• Vaksin campak dan polio oral dapat diberikan pada bayi
sehat yang lahir dari ibu HIV
KESALAHAN DALAM PENCEGAHAN TRANSMISI IBU KE BAYI