a. Batuk
b. Diare
a) Rencana terapi A
b) Rencana terapi B
c) Rencana Terapi C
c. Demam
d. Masalah Telinga
2. HIV
Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang
disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai suatu komponen standard dari pelayanan medis.
3. Hepatitis
a. Windows period hepatitis :
Hepatitis A : 15 – 50 hari ( Rata-rata 28 hari)
Hepatitis B : 45 – 160 hari (Rata-rata 120 hari)
Hepatitis C : 14-180 hari (Rata-rata 45 hari)
b. Algoritma diagnostik hepatitis B
Diagnosis Hepatitis B ditegakkan dengan pemeriksaan biokimia dan serologi. Pada infeksi akut,
kadar AST danALT akan meningkat hingga 3-10 kali batas atas normal. HBsAg merupakan petanda
serologis pertama yang terdeteksi 2-12 minggu setelah pejanan. HBeAg akan muncul bersamaan atau
beberapa saat setelah munculnya HBsAg dalam darah. Antibodi terhadap HBeAg akan segera muncul
setelah hilangnya HBeAg. Pada Hepatitis B akut, anti-HBc akan muncul 2 minggu setelah HBsAg
terdeteksi. Pada infeksi virus Hepatitis B kronik didefinisikan sebagai ditemukannya HBsAg
dalam serum selama lebih dari 6 bulan. Terdeteksinya HBeAg menunjukkan infektivitas yang
tinggi.Konsentrasi DNA VHB juga digunakan sebagai salah satu prediktor respons pada pasien yang
menerima terapi antiviral. HBsAg adalah kepanjangan dari Hepatitis B surface
Antigen, yang merupakan antigen permukaan virus hepatitis B. Pemeriksaan HBsAg
dilakukan untuk memastikan diagnosis hepatitis B. Jika hasil pemeriksaan HBsAg positif,
berarti Anda terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dan berisiko menularkan penyakit ini ke
orang lain melalui darah atau cairan tubuh (Kemenkes,2015).
c. Pemberian Imunisasi Hepatitis
Pemberian imunisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melakukan pencegahan
terjadinya penularan Hepatitis Virus. Pemberian imunisasi hanya dilaksanakan untuk
Hepatitis A dan Hepatitis B.
1. Imunisasi Hepatitis A dilakukan dengan cara pemberian vaksin Hepatitis A sebanyak
dua kali dengan jarak 6 sampai 12 bulan terhadap masyarakat di atas usia 2 tahun.
Imunisasi hepatitis A dilakukan secara sukarela.
2. Imunisasi Hepatitis B untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif atau status
HBsAg ibu tidak diketahui diberikan vaksin hepatitis B sesegera mungkin (sangat
dianjurkan imunissai Hepatitis B pada bayi baru lahir diberikan pada bayi usia < 24 jam
sesudah kelahiran (HB-0) bersamaan dengan pemberian vit K1). Pemberian imunisasi ini
kemudian dilanjutkan sesuai program nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4
bulan. Imunisasi Hepatitis B mampu memberikan perlindungan terhadap infeksi Hepatitis
B selama lebih dari 20 tahun.Keberhasilan imunisasi dinilai dari terdeteksinya antiHBs di
serum penderita setelah pemberian imunisasi Hepatitis B lengkap (3-4 kali).
3. Apabila bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif maka imunisasi dengan
immunoglobulin harus diberikan < 24 jam dari kelahirannya, bersamaan dengan HB-0,
dilanjutkan sesuai program nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Selanjutnya pada saat bayi berusia 9-12 bulan dilakukan pemeriksaan HBsAg dan titer
anti HBs. Dosis HbIg yang digunakan pada bayi adalah 0,5 mL secara IM pada paha sisi
lain dari pemberian HB-0. Diberikan 12 jam pertama kehidupan, boleh bersamaan
dengan HB-0 setelah pemberian vit K dengan selang waktu minimal 30 menit
d. ibu dengan Hepatitis B boleh menyusui
Ibu penderita hepatitis B tetap memberikan ASI kepada bayinya dengan ketentuan
mengikuti program Nasional yaitu memberikan vaksinasi hepatitis B kepada bayinya
segera setelah lahir sebelum berusia 24 jam. Pencegahan terjadinya luka pada puting
sangat dianjurkan pada awal kehidupan bayi sehingga penularan dapat dicegah.
Bimbingan menyusui khususnya posisi menyusui yang baik dan pelekatan mulut bayi
yang betul dapat mencegah terjadinya puting lecet. Banyak penelitian tentang ASI
dihubungkan dengan kejadian hepatitis B telah banyak dilakukan di dunia dan
membuktikan bahwa ASI tidak meningkatkan risiko penularan hepatitis B (IDAI,2013).
4. Imunisasi Lanjutan
bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan
Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5
SD/madrasah/sederajat diberikan (Td) (Kemenkes RI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
IDAI. 2013. Menyusui Pada Ibu Penderita Hepatitis. Available at :
dai.or.id/artikel/klinik/asi/menyusui-pada-ibu-penderita-hepatitis-b. Accesed 10
Oktober 2019.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Penerapan Terapi Hiv Pada Anak. Jakarta :
Kemenkes RI. Available at :
http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2015/06/Pedoman-Penerapan-Terapi-HIV-
pada-Anak.pdf. Accessed 10 Oktober 2019.
________. 2015. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Available at :
file:///C:/Users/user/Downloads/BAGAN-MTBS_8-Juni-2015.pdf. Accessed 10
Oktober 2019.
________. 2018. Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya. Available at :
http://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-
lengkap-ini-rinciannya.html. Accesed 10 Oktober 2019.