Anda di halaman 1dari 35

Pemeriksaan

“Early Infant Diagnosis” (EID)


Pada Bayi dan Anak <18 bulan
Terpajan HIV
Global HIV Targets
HIV Positive and AIDS Cases based on Age
in Indonesia (2019)
PENDAHULUAN

Di Indonesia :
• Infeksi HIV pada bayi dan anak-anak adalah masalah klinis
dan epidemiologi yang mulai meningkat.
• Meskipun belum ada data pasti penderita yang tergolong
pada kelompok umur dan anak, sehingga besaran
masalah belum ada, tetapi laporan sporadik mengenai
kasus ini sudah banyak.
Penularan Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dari Ibu hamil yang terinfeksi kepada
bayinya

Hal ini dapat terjadi :


Pada kehamilan (in utero) : 5-10%
Penularan Pada waktu proses persalinan (intra partum) :
HIV IBU ke 10-20%
Melalui pemberian ASI (post-partum) : 5-20%
Bayi
Wanita dengan HIV yang mendapatkan terapi
ART pada saat kehamilan sesuai rekomendasi
PMTCT akan menurunkan risiko penularan
menjadi <1%
Mengapa Harus EID?

Tanpa pengobatan, bayi baru lahir yang terinfeksi HIV akan


meninggal sebelum mencapai usia 2 tahun
Diagnosis dini dan pengobatan dini telah meningkatkan
kualitas hidup dan umur harapan hidup bayi penderita HIV
Dengan memperkuat sistim pelayanan EID diharapkan
dapat mengurangi mortaliti dan morbiditi HIV pada bayi
Tujuan Early Infant Diagnosis

Diagnosis dini sehingga bisa dilakukan pengobatan ARV


lebih awal sebelum menjadi lebih parah dan timbul
komplikasi
Tes antibodi rapid/EIA , tidak dapat
menegakkan diagnosis untuk bayi
dibawah usia 18 bulan

Tes antigen p24 , sensitifitas rendah Pemeriksaan


(tidak dianjurkan)
HIV
pada bayi dan
Virologi HIV DNA kualitatif PCR, tes
yang direkomensasi untuk
anak < 18
mendiagnosis dini bayi bulan

Virologi HIV RNA kuantitatif PCR,


mengetahui jumlah virus. Digunakan
untuk pemantauan terapi ARV
Pemeriksaan HIV
pada bayi dan anak < 18 bulan

Kriteria bayi yang membutuhkan pemeriksaan diagnostik:


- Bayi yang terpapar HIV (Ibu diketahui HIV (+))
- Bayi yang sakit dengan tanda dan gejala HIV, meskipun
status paparan HIV tidak diketahui
Pemeriksaan Diagnosis
Bayi dan anak <18 bulan
(Early Infant Diagnosis)
• Tes diagnostik dengan virologi
HIV-1 DNA kualitatif
• Tes ini menggunakan teknologi
Polymerase Chain Reaction (PCR)
untuk meng-amplifikasi provirus
DNA yang berada didalam limfosit
dari darah pasien terinfeksi HIV-1.
• Pada bayi yang lahir dari Ibu
positif HIV tes ini dapat dipakai
untuk mendeteksi HIV DNA paling
awal 6 minggu setelah kelahiran
Siklus Hidup HIV

PROVIRUS DNA

PROVIRUS DNA
Pemeriksaan HIV DNA PCR
direkomendasikan pada bayi yang
terpapar HIV paling awal usia 6
minggu
Kapan
periksa Dapat dinyatakan terinfeksi HIV
harus berdasarkan 2 kali
pemeriksaan virologi positif yang
Early Infant dilakukan dari darah yang berbeda

Diagnosis ? Pada anak >18 bulan, dapat


mengunakan pemeriksaan antibodi
HIV untuk diagnosis HIV
ALUR DIAGNOSIS HIV PADA BAYI < 18 BULAN
Bila Uji Virologi Tesedia
Bayi terpajan atau diduga terpajan HIV
usia < 18 bulan

Uji virologi

Usia 6-8 minggu

Positif Negatif

Kemungkinan terinfeksi HIV Tidak mendapat ASI Mendapat ASI

Mulai terapi ARV Tidak terinfeksi HIV Bayi atau anak berisiko
Ulangi uji virologi untuk terinfeksi HIV selama belum
konfirmasi diagnosis berhenti ASI

Ulangi uji virologi setelah 3


bulan berhenti ASI atau
terdapat tanda atau gejala HIV
ALUR DIAGNOSIS HIV PADA BAYI < 18 BULAN
Bila Uji Virologi Tidak Tesedia
Bayi terpajan atau diduga terpajan HIV
berusia < 18 Bulan

Pemantauan Manifestasi Klinik


Berkala

Bayi mengalami tanda atau Bayi masih sehat sampai usia


gejala HIV 9 bulan

Cek antibodi HIV Cek antibodi HIV

Positif Negatif Positif

Asumsikan terinfeksi(diagnosis Kemungkinan besar HIV Asumsikan tidak terinfeksi jika


presumtif mulai terapi ARV Negatif, kecuali minum ASI anak sehat
Konfirmasi dengan uji virologi
jika tersedia
Lanjutkan pemantauan klinis
berkala

Ulangi cek antibodi pada usia


18 bulan dan atau 6 minggu
setelah berhenti ASI
Pemeriksaan HIV DNA
kualitatif untuk EID
Tes HIV DNA kualitatif :
RT PCR konventional (reference
method)
COBAS® HIV-1 Qualitative Test
Abbott RealTime Qualitative HIV-1
Perlu infratruktur laboratorium yang baik,
umumnya dilakukan pada laboratorium
propinsi / rujukkan
HIV-1 DNA ,
Real Time PCR ,
Abbott m2000sp
Pemeriksaan
HIV DNA
kualitatif EID
Sampel yang digunakan :
Plasma EDTA 1 ml ( Darah
whole blood EDTA 3ml)
Whole blood Dry Blood Spot
(DBS whatman 903 minimal
4 lingkaran
Stabilitas Sampel
EID
Sampel whole blood EDTA
6 jam pada suhu 15 -30 oC
(eritrosit harus segera dipisahkan)
Sampel plasma EDTA
24 jam pada suhu 15 – 30 oC
5-6 hari pada suhu 2 – 8 oC
6 minggu pada suhu (-20) – (-70) oC
Sampel kartu DBS
12 minggu pada suhu 15 – 30 oC
(dalam kantong desikator tertutup rapat)
Pengambilan sampel yang mudah

• Pengambilan darah Jari/tumit


• memerlukan peralatan minimal
• sampel yang lebih sedikit vs. sampel plasma
• Tidak memerlukan sentrifus jika menggunakan DBS,
• Whatman 903 paper cards atau sejenisnya

Keuntungan • Sarung tangan


• Lebih mudah untuk mengambil sampel DBS dibanding

pemeriksaan plasma

Penyimpanan yang mudah – tidak


DBS memerlukan pendingin
• Mudah untuk transportasi – stabil dalam jangka lama
• Memerlukan ruang yang sedikit
• Transportasi menggunakan pos , resiko biohazard
rendah
• Biaya yang lebih rendah vs. transportasi plasma

Hasil yang dipercaya – melalui pemeriksaan


Laboratorium rujukan
Persiapan Pengambilan darah

Siapkan alat pengambilan darah


Formulir permintaan
Sarung Tangan
Lancet steril sekali pakai (2 mm)
Kapas Alkohol 70%
Kartu DBS (Whatman 903)
Tempat pembuangan (Na hipoklorit 1%)
Rak pengering
Persiapan Pengambilan darah
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
Pengambilan darah dan Pengiriman DBS:

Pengambilan Sampel:

Pelatihan personel yang akan melakukan pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel DBS (jari tangan/tumit/jari kaki)

Kartu DBS- filter paper (Whatman 903 )


Area Penusukan
Pada anak-anak area penusukan ditentukan Area Penusukan Ibu jari
berdasarkan umur dan berat badan anak., yaitu:

• Neonatus dan bayi - 4 bulan: tumit

• Bayi usia 4-10 bulan: Ibu jari kaki

• Bayi 10 bulan – 18 bulan: jari tangan- jari


ke-3 dan ke-4

Penusukan menggunakan lancet 2mm

Hati-hati: jangan menusuk tulang bayi atau anak


saat penusukan
Tusuk Tumit
Prosedur
1. Hangatkan Area pengambilan agar sirkulasi
darah lancar
2. Kenakan Sarung tangan bebas bedak
3. Bersihkan kaki dengan NaCl dan keringkan
dengan kain lembut
4. Bersihkan dengan air hangat dan keringkan
kembali dengan kain lembut
5. Bersihkan kembali dengan Alkohol preparasi
6. Usap sampai kering dengan kasa atau biarkan
kering dengan sendirinya lalu lakukan penusukan
Recap -common collection steps after the
Setelah penusukan:
prick has been made

•Setelah melakukan penusukan, lancet harus dibuang pada wadah tahan tusuk utk
benda tajam yang berisi larutan sodium hipoklorit 1%

•Hapus tetes darah pertama dengan kassa steril.

•Biarkan darah menetes dalam tetesan darah besar. Sentuhkan secara lembut filter
paper (Whatman 903) pada satu sisi kertas bagian depan (terdapat print bulatan)

•Biarkan darah menyerap dengan baik, dan seluruh bulatan terisi penuh.
Pengisian 1 bulatan filter paper harus dilakukan dengan sekali aplikasi tetesan darah
(minimal 3 lingkaran). Oleh karena itu pastikan tetesan darah cukup besar sebelum
diaplikasikan ke filter paper.

•Untuk mempertahankan aliran darah, tekanan yang lembut dan intermiten harus
diberikan pada sekitar daerah penusukan

•Setelah selesai, tekan dengan mantap daerah penusukan sampai darah berhenti
mengalir dengan kassa steril
Pengambilan dari tumit
Pengambilan dari ibu jari:
Perhatian:
Jangan memijat daerah penusukan, karena:
Aliran darah menjadi berkurang → tetesan kurang besar
Kontaminasi spesimen dengan cairan jaringan
Mencederai kaki atau tangan bayi

Pegang jari kaki/tumit/jari tangan lebih rendah dari siku tangan penusuk, lalu
tekan secara lembut dan intermiten

Jangan mengkontaminasi filter paper akibat filter paper kontak dengan tubuh
bayi, jatuh, atau menyentuh kertas sebelum pengumpulan sampel.
Masalah yang sering timbul:
1. Pengambilan sampel yang tidak benar:

Darah menggumpal pada filter paper

Darah diaplikasikan pada 2 sisi filter paper

Darah tidak menyerap ke dalam filter paper dengan baik

2. Kartu DBS tidak dilabel secara lengkap


Invalid DBS specimens
Pengambilan sampel yang salah

Circles not filled Specimen not dry before mailing

Specimen is supersaturated
Clotted/layered - Blood may have been soaked from both
sides
- Excessive blood applied with syringe

Circles not filled well

Specimen appears clotted or layered


-May have put multiple drops of blood on
top of each other
Persiapan Keringkan kertas DBS sebelum dikirim

pengiriman DBS Letakkan Kartu DBS Horizontal


Persiapan
pengiriman DBS
Sarung Tangan
Kertas minyak
Kantong Plastik (zip lock)
Desikator
Kartu Indikator kelembaban
Label biohazard
Label kosong
Amplop biasa
Amplop Padded
Stapler
Pen /spidol
PENGIRIMAN DBS
Dilakukan untuk mengirim sampel ke tempat rujukan
✓ DBS harus diberikan dessicator dan indikator kelembaban
✓ Kartu DBS harus dilabel dengan baik.
✓ Alamat Pengirim dan Penerima harus ditulis lengkap dan jelas.
Masalah yang dihadapi

Laboratorium dengan Sarana Lab yang tidak


Masalah yang kapasitas yang memadai memadai di daerah
Harga pemeriksaan dan
berhubungan dengan untuk melakukan (power supply, cold
peralatan relatif mahal
Laboratorium: pemeriksaan virologis storage, supply chain,
terbatas. maintenance, spare parts)

Distribusi spesimen dan Kesulitan


Kurangnya pelatihan yang
pelaporan hasil yang mempertahankan sistem
memadai
kurang baik mutu laboratorium
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai