Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus Panjang

 
INFEKSI SALURAN KEMIH PADA SEORANG ANAK
DENGAN OBESITAS
Oleh:
Nathasya Aferilda Fysie Tilaar
20014101090
Masa KKM 30 Agustus – 07 November 2021
 
 

Supervisor Pembimbing
Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, Sp. A(K)
  
Residen Pembimbing:
dr. Maria Consita Sulayman
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang sering ditemui pada anak-anak dan
ditandai dengan jumlah bakteri yang bermakna dalam urin.

Insidensi ISK masih tinggi, merupakan penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi
pada anak-anak setelah infeksi saluran napas.

Risiko ISK selama dekade pertama setelah kelahiran adalah 1% pada lelaki dan 3%
pada perempuan. Pada usia sekolah, 5% anak perempuan dan hingga 0,5% anak
lelaki mengalami setidaknya satu episode ISK. Insidens ISK ini berbeda untuk anak
usia kurang dari 3 bulan yang lebih umum terjadi pada anak lelaki.

Manifestasi ISK sangat bervariasi dan bergantung usia, mulai dengan asimtomatik
hingga gejala yang berat, sehingga ISK sering tidak terdeteksi baik oleh tenaga medis
maupun orangtua.
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan penumpukan lemak yang
tidak normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas merupakan akumulasi penumpukan lemak yang tidak normal yang


dapat mengganggu kesehatan.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nomor Register : 00. 70.18. 77
Nama : Barahama Yehezkiel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal lahir : Manado, 16 Mei 2005
Umur : 16 tahun
Lahir di : RS Pancaran Kasih Manado
Berat badan lahir : 4000 gram
Partus : Normal
Kebangsaan : Indonesia
Suku bangsa : Sanger
Anak ke :2
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Mapanget
No. Telepon : 08525630xxxx
Masuk Rumah Sakit : 03 September 2021
Ruangan : Irina E Atas
IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ibu : Ny. MP


Umur Ibu : 45 tahun
Pendidikan Ibu : D3
Pekerjaan Ibu : Pegawai Swasta
Nama Ayah : Bpk. BB
Umur Ayah : 52 tahun
Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Pegawai swasta
Status Perkawinan: Sudah Menikah
Alamat : Mapanget
GENOGRAM
ANAMNESIS
(Alloanamnesis dari ibu kandung pasien)
Keluhan Utama:
Nyeri saat berkemih sejak 3 hari yang lalu

Keluhan Tambahan
Demam sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke IRDA RSUP Kandou dengan keluhan utama
nyeri saat berkemih sejak 3 hari SMRS. Pasien juga
mengeluh mengalami demam tinggi sejak 1 hari SMRS.
Pasien mengaku pernah menderta sindroma nefrotik pada
tahun 2019 namun sudah ditatalaksana. Riwayat mual muntah
disangkal. Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.
Anamnesis Antenatal

Selama hamil ibu penderita ANC teratur 6 kali di klinik.


Suntik Tetanus Toxoid sebanyak 2 kali di puskesmas
Selama hamil ibu penderita sehat.

Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang


ASI : 0-1 tahun
PASI : 6 bulan – 2 tahun
Bubur susu : 6 bulan – 2 tahun
Bubur saring : 8 bulan – 2 tahun
Bubur halus : 9 bulan – 2 tahun
RIWAYAT IMUNISASI

    Dasar     Ulangan

Jenis Imunisasi            

  I II III I II III

BCG +        

Polio + + +      

DTP + + +      

Campak +          

Hepatitis B + + +      
Riwayat Keluarga

Hanya penderita yang mengalami sakit seperti ini.

Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan

Pasien tinggal di rumah permanen dengan atap seng, dinding


kayu, dan lantai keramik. Jumlah kamar 2 buah yang dihuni oleh 4
orang terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 orang anak. WC/Kamar
mandi terletak di dalam rumah. Sumber air minum yaitu air
kemasan, sumber penerangan listrik ialah PLN, dan penanganan
sampah dengan cara di bakar.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit


Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,6 ºC
SpO2 : 97%
Sianosis : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Berat Badan : 94 kg
Tinggi Badan : 169 cm
Lingkar Kepala : 61 cm
Lingkar Dada : 112 cm
Lingkar Perut : 114 cm
BB/U : 151% (Berat badan lebih)
TB/U : 97% (Perawakan normal)
BB/TB : 170% (Obesitas)
IMT : 32,9 (obesitas)
Kulit
Warna : sawo matang
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Lapisan lemak : Berlebih
Turgor : Kembali cepat
Tonus : Eutoni
Oedema : Tidak ada
 

Kepala
Bentuk : Normosefali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Ubun–ubun besar : Menutup
Mata

Exophthalmus/Enophthalmus : Tidak ada


Tekanan bola mata : Normal pada palpasi
Konjungtiva : Anemis -/-, hematoma -/-
Sklera : Ikterik -/-
Refleks kornea : +/+ Normal
Pupil : Bulat, Isokor Ø 3mm-3mm
Refleks Cahaya +/+
Lensa : Jernih
Gerakan : Normal
Palpebra : Normal
Telinga : Sekret -/-
 
Hidung : Bentuk normal, Sekret -/-, Pernapasan
cuping hidung (-), Septum deviasi (-)

Mulut
Bibir : Sianosis (-), mukosa mulut basah
Gusi : Perdarahan (-)
Lidah : Beslag (-), Ankyloglossia (-)
Gigi : Karies (-)
Bau pernapasan : Foetor (-)
 
Leher
Trakea : Letak tengah
Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Kaku kuduk : Tidak ada
 
Thoraks
Bentuk : Simetris
Ruang intercostal : Normal
Precordial bulging : Tidak ada
Retraksi : Tidak ada
 
Thorax Posterior
Nyeri ketok kostovertebra : Tidak ada
Paru – Paru
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, Retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Suara pernapasan vesikular, Ronkhi -/-
Wheezing -/-
 
 
Jantung
Detak jantung : 98 kali/menit
Iktus : Iktus Cordis tidak tampak
Batas kiri : Linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : Linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II-III
Ritme : Reguler
Murmur : Tidak ada
Galop : Tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, lemas
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
 
Genitalia : Laki-laki, normal.
 
Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
 
Ekstremitas : Akral hangat,CRT <2 detik, edema perifer (-)
 
Tulang belulang : Deformitas (-)
 
Otot : Eutoni
Refleks-Refleks : Fisiologis +/+, patologis -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (03 September 2021)

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil

Leukosit 4.0-10.0 15.0 x103/uL

Eritrosit 4.70-6.10 6.14 x106/uL

Hemoglobin 13.0-16.5 17.3 g/dL

Hematokrit 39-51% 44.9 %

Trombosit 150-450 424 x103/uL

Ureum 10 – 40 mg/dL 26 mg/dL

Creatinin 0,5 – 1,5 mg/dl 0.8 mg/dl

LFG < 90 mL/detik/m2 202,4 mL/detik/m2

CRP < 6.00 mg/L 48.00 mg/L

Kalium 3.50 – 5.30mEq/L 3.50 mEq/L

Natrium 135 – 153 mEq/L 135 mEq/L

SGOT < 33 U/L 131 U/L

SGPT < 43 U/L 66 U/L

GDS 75-140 mg/dL 75 mg/dL

Protein total 6.3-8.3 g/dL 7.83 g/dL

Albumin 3.5-5.7 g/dL 4.40 g/dL


Pemeriksaan Urinalisis
Pemeriksaan urin dilakukan pada pagi hari (04 September 2021)

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil

Makroskopis

Warna Kuning Muda Kuning tua

Kekeruhan Jernih Keruh

Mikroskopis

Eritrosit 0-1/mL 8-10/mL

Leukosit Negatif 8-10/mL

Bakteri Negatif Positif/mL

Protein Negatif 1+

Nitrit Negatif Positif

Keton Negatif Negatif


DIAGNOSIS KERJA SEMENTARA
Infeksi saluran kemih + Obesitas + Riw. Sindroma nefrotik

TATALAKSANA

Ceftriaxone 1gr/12jam Intravena


Paracetamol 3x500mg oral
Konsul Gizi
Pro : Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis 1x
24 jam dan kultur urin
RESUME

• Pasien laki-laki 16 tahun datang s ke IRDA RSUP Prof. DR. R. D. Kandou


Manado pada tanggal 03 September 2021 jam: 19.40 WITA dengan
keluhan utama nyeri saat berkemih sejak 3 hari yang lalu.
• Pada pemeriksaan fisik di didapatkan T: 110/70 Nadi: 88x/menit
Respirasi: 20x/menit Suhu badan: 37,6oC SpO2: 97%. Pasien mengaku
pernah mengalami riwayat penyakit sindroma nefrotik 2 tahun lalu dan
sudah diterapi. Riwayat flu dan batuk tidak ada. Riwayat alergi obat dan
makanan tidak ada.
• Pasien dirawat di Irina E atas dengan indikasi MRS untuk pemantauan
TTV, pencegahan sepsis. Pasien diberikan ceftriaxone 1gr/12jam intravena
dan Paracetamol 3x500 mg oral . Pasien juga direncanakan untuk konsul
dengan gizi dan akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urinalisis dan
kultur urin.
Irina E Atas
Sabtu, 04 September 2021
Umur : 16 tahun Perawatan : hari
ke-2

S : Demam
O : Keadaan umum: Tampak sakit
HR: 87x/m, RR: 23 x/m, SB: 37.8 °C, SpO2: 98%
BB: 94kg TB: 169

Kepala : Konjuntiva anemis-/-, sklera ikterik-/-, edema(-)


Cor : Bising (-)
Pulmonal : Suara paru bronkovesikuler, Rhonki-/-,
Wheezing -/-
Ekstremitas : edema(-), akral hangat, CRT < 2 detik
Abdomen : datar lemas, bising usus(-), nyeri ketok
kostovertebra (-)

A : Infeksi saluran kemih atas + Obesitas + Riw. Sindroma nefrotik


P : Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (2)
Paracetamol tab 10-15mg/kgbb/hari
 
Jawaban konsul gizi 05/09/2021

- Penentuan status gizi


BB ideal 62 kg
BB hari ini : 94 kg TB : 169 cm Status gizi : obesitas
BB/U : 151% (bb lebih)
TB/U : 97% (perawakan normal)
BB/TB : 170% (obesitas)
IMT/U : 32,9 (obesitas)
Status gizi : obesitas
- Kebutuhan nutrisi Kalori (RDA) 45 x 62 = 2790 kkal Protein = 1gr x
62= 62gr = 248kkal Lemak = 25-30% x 2790 kkal = 697,5- 837 kkal =
77,5- 93 gram Cairan 50-60 ml /kg/hari =3100- 3720mL/hari (RDA),
2320 (HS)
- Diberikan secara oral
- Dalam bentuk 3 kali makan besar (@650 kkal, 15 gr protein, 20 gr
lemak) 3 kali snack (@250 kkal, 5gr protein, 7 gr lemak ) Total Kalori
2790 kkal, memenuhi 100% RDA, dengan Traffic Light Green Nutrition
dan Index Glikemik <55
- Monitoring dan evaluasi:
 monitoring akseptabilitas dan toleransi:
 Tidak ada sisa makanan, Pengurangan kalori 200-500 kkal/ hari dari
food recall.
 monitoring efektivitas: target penurunan BB 0,5 Kg/minggu.
Hari ke- 3

Demam (+) sumer-sumer


HR: 91x/m, RR: 20 x/m, SB: 37.3 °C, SpO2: 99%
Urinalisis:
Leukosituria 8/LPB

Follow
Ceftriaxone 1 gr/12jam (3)
Paracetamol

up
Hari ke-4

Demam (-)
KU: Compos Mentis
HR:102x/m, RR: 20 x/m, SB: 36.6 °C, SpO2: 99%
Urinalisis:
Leukosituria 6/LPB
Ceftriaxone 1 gr/12jam (4)

Hari Ke-5

HR:101x/m, RR: 20 x/m, SB: 36.4 °C, SpO2: 99%


Hari Ke-6
HR: 89x/m, RR: 20 x/m, SB:
36,3 °C, SpO2: 99%

Kultur Urin:
Aeromonas Veronii
 
Sensitivitas Antibiotik
Novobiocin/ Resisten
Enrofloxacin/ Sensitif
Ceftriaxone / Sensitif
Ceftriaxone 1 gr/12jam (6)

Hari ke-7
HR: 97x/m, RR: 20 x/m, SB: 36,5°C, SpO2: 98%
Ceftriaxone 1 gr/12jam (7)
Pro rawat jalan
PEMBAHASAN
Diagnosis pasti ISK ditegakkan berdasarkan biakan
urin, sedangkan biakan urin baru diperoleh setelah
beberapa hari kemudian, sehingga perlu mengenal
manifestasi klinis ISK sebelum diperoleh hasil biakan
urin agar dapat diberikan terapi awal secara empiris.
Infeksi saluran kemih disebabkan berbagai
jenis mikroba, seperi bakteri, virus, dan
jamur. Escherichia coli (E.coli) merupakan
kuman penyebab tersering (60-80%) pada
ISK serangan pertama.

Pada kasus yang sedang di bahas, pasien


dilakukan kultur urin untuk mengetahui
bakteri apa yang ada pada pasien dan
ditemukan bakteri gram negatif yaitu
aeromonas veronii. Diketahui bakteri ini
biasanya ada pada ikan air tawar.
• Pada anak, gejala klinis ISK sangat bervariasi, dapat berupa ISK
asimtomatik hingga gejala yang berat yang dapat menimbulkan
infeksi sistemik. Oleh karena manifestasi klinis yang sangat
bervariasi dan sering tidak spesifik, penyakit ini sering tidak
terdeteksi hingga menyebabkan komplikasi gagal ginjal.

• Infeksi saluran kemih perlu dicurigai pada anak dengan gejala


demam karena ISK merupakan penyakit infeksi yang sering
ditemukan pada anak selain infeksi saluran nafas akut dan infeksi
saluran cerna.

Pembahasan temuan kasus


Pada anamnesis keluhan pasien yaitu:
• nyeri dan tidak puas saat berkemih
• demam sumer-sumer

Rasa tidak puas saat berkemih merupakan salah satu


gejala khas pada ISK dan disertai demam.
Sensasi nyeri pada flank area (antara abdomen atas dan pinggang)
menandakan bahwa sumber nyeri berasal dari area retroperitoneal,
paling sering akibat regangan kapsul ginjal.

Pada pasien
NYERI KETOK COSTOVERTEBRA

tidak ditemukan
Pemeriksaan penunjang yang biasa
dilakukan untuk mendiagnosis ISK
yaitu pemeriksaan urin seperti adanya:
• Leukosituria
• Nitrit (+) Diartikan sebagai leukosituria jika ditemukan
leukosit >5 sel/LPB urin yang disentrifugasi atau
>10 sel/mm3 urin yang uncentrifuge.

Ketika pasien dibawa di IRDA RSUP Prof. R. D. Kandou dilakukan pemeriksaan


penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis.

Hasil lab menunjukkan


• leukositosis dengan nilai 15x103/uL, dan juga terdapat
• leukosituria dengan nilai 8-10/LPB,
• urin pasien juga ditemukan nitrit(+)
Berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

Jelas sudah bahwa pasien benar di diagnosis dengan


infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh adanya
bakteri Aeromonas Veronii.
Pada obesitas, ginjal bekerja lebih keras, menyaring atau
memfiltrasi darah lebih banyak (hiperfiltrasi) untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat.
Peningkatan peran fungsi ini dapat merusak ginjal dan
meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronik.

• Berdasarkan IMT pasien didiagnosis


dengan obesitas, maka dari itu obesitas
merupakan faktor resiko terhadap
penyakit ginjal kronik.

• ISK pada pasien harus cepat


ditatalaksana agar nantinya tidak ada
komplikasi yang menyebabkan pasien
mengalami penyakit ginjal kronik.
Farmakologi ceftriaxone adalah sebagai antibiotik dengan mekanisme aksi
menghambat dinding sel bakteri. Ceftriaxone berperan dalam melawan
berbagai mikroorganisme, terutama bakteri gram negatif. Ceftriaxone
didistribusikan dengan baik ke dalam cairan dan jaringan tubuh, dan sebagian
besar diekskresikan melalui urin.

Pada kasus, pasien diberikan ceftriaxone dengan dosis 1gr/12 jam.


Prognosis dari kasus ini terbilang sangat baik
jika diterapi dengan antibiotik dengan baik
yang sesuai dengan bakteri yang ditemukan.

Namun juga perlu diedukasi kepada keluarga


pasien untuk tetap menjaga sanitasi pasien agar
ISK tidak berulang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai