Anda di halaman 1dari 14

1.

Deteksi Dini Perkembangan


-

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan


untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan
lebihmudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam
membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat, terutama ketika
harus melibatkan ibu atau keluarga. Bila penyimpangan terlambat
diketahu, maka intervensinya akan lebih sulitdan hal ini akan berpengaruh
pada tumbuh kembang.

Skrining perkembangan merupakan sebuah standar dan instrumen validasi


yang telah diteliti kesensitifitasannya dalam mendeteksi anak dengan
kelainan dan spesifitasnya dalam menentukan apakah seorang anak
memiliki kelainan atau tidak. the American Academy of Pediatrics
merekomendasikan penggunaan alat skrining standar yang tervalidasi pada
tiga kali kunjungan kesehatan rutin yaitu pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan
30 bulan. pemeriksaan skrining dibagi atas pemeriksaan skrining umun
mencakup semua domain perilaku dan pemeriksaan skrining spesifik fokus
pada satu area perkembangan. Instrumen skrining perkembangan yang
baik memiliki sensitivitas dan spesifisitas 70-80%.

Survailans

perkembangan

dilakukan

pada

setiap

kunjungan

dan

merupakan proses informal yang membandingkan ketrampilan anak

terhadap tahapan perkembangan normal. Jika terdapat dugaan adanya


masalah perkembangan atau perilaku perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

2. Beberapa Gangguan Perkembangan yang Sering Terjadi.


-

Gangguan Bicara dan Bahasa


Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak,
karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada system lainnya.

Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh karena gangguan atau kerusakan pada sel-sel
motoric pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai
pertumbuhannya

Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangan lebih lambat
dari anak yang normal.

SKRINING PERKEMBANGAN ANAK


Skrining perkembangan anak dibagi menjadi 2 macam, yakni skrining yang
dilakukan oleh orang tua dan yang dilakukan oleh tenaga ahli/kesehatan. Skrining
yang dilakukan oleh orang tua diantaranya:
1. Parents Evaluation of Developmental Status (PEDS)

2. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


Sedangkan skrining perkembangan anak yang dilakukan oleh tenaga ahli
diantaranya:
1.

Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)


2. Kuesioner deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH)
3. Bayley Scale of Infant Development (BSID)
4. Denver Developmental Materials
5. Fungsi Munchen

6. Cognitive Adaptive Test/Clinical Linguistic &Auditory Milestone ScaleCAT/CLAMS

I.

PARENTS EVALUATION OF DEVELOPMENTAL STATUS (PEDS)


1. Definisi
Glascoe mengembangkan metode parents evaluation of developmental status
(PEDS) membantu mendeteksi anak-anak yang mempunyai resiko maupun yang
tidak beresiko adanya gangguan perkembangan dan tingkah laku. PEDS dilakukan
1-2 kali setahun, yang dapat digunakan sejak lahir sampai usia 8 tahun.
1. Tujuan
Mendeteksi gangguan global/ognitif, bahasa ekspresif dan bahasa reseptif,
motorik kasar dan motorik halus, emosi, perilaku, kemandirian, sekolah, lain-lain.
2. Cara Kerja
Petunjuk pengisian dan penilaian PEDS :
Langkah 1 :mempersiapkan orangtua.

Jelaskan bahwa tujuan pelaksanaan PEDS adalah untuk mengetahui


perkembangan dan tingkah laku anak.
Langkah 2 :mengisi kolom nilai PEDS sesuai usia anak
Langkah 3 : tandai kotak pada lembar penilaian untuk setiap jawaban pada
pertanyaan nomor 1
Jika orang tua memberikan pernyataan Dahulu saya khawatir terhadap anak
saya tetapi saat ini saya lihat dia dapat melakukan lebih baik, tandai ini
sebagai perhatian pada jenis perkembangan yang dimaksud.Sam halnya jika
orangtua melaporkan bahwa mereka hanya sedikit memperhatikan anaknya
mengalami gangguan/kelainan, hal itu juga harus ditandai sebagai perhatian
terhadap kelainan yang terjadi pada anaknya.
Langkah 4 :tandai kotak pada lembar penilaian untuk setiap jawban atau perhatian
orangtua pada pertanyaan nomor 2 - 10
Untuk setiap nomor dengan jawaban Ya atau Sedikit, tandai sesuai
dengan kotak pada lembar penilaian PEDS. Jika orangtua tidak menulis
apapun kecuali mekingkari pilihan Ya atau Sedikit pada pertanyaan
nomor 2 - 10, lakukan pemreiksaan ulang dengan mengisi ulang lembar
penilaian PEDS dengan wawancara atau tanya jawab.
Langkah 5 :jumlahkan hasil penilaian di lembar penilaian PEDS
Kotak kecil abu-abu menunjukkan perhatian yang signifikan (berisiko
terhadap gangguan perkembangan).Hitung jumlah pada kotak kecil abu-abu
pada kolom diatas dan tuliskan jumlahnya pada kotak besar abu-abu
dibawahnya.
Kotak putih kecil menunjukkan perhatian yang tidak signifikan, tidak
menunjukkan kemungkinan kelainan.Hitung jumlah kotak kecil putih yang
ditandai kemudian tuliskan jumlahnya pada kotak besar putih pada dasar
lembar tersebut.
Langkah 6 :tentukan langkah yang sesuai seperti pada lembar interpretasi PEDS

Nilai PEDS yang ada pada formulir menunjukkan satu diantara lima bentuk
penafsiran (interpretasi). Cara-cara ini merupakan langkah yang paling
akurat dalam menjawab setiap bentuk hasil PEDS.
Langkah 7 :lengkapi lembar penilaian
Disebelah kanna dari lembar penilaian PEDS terdapat kolom untuk menulis
keputusan spesifik, rujukan, hasil tes skrining tambahan, topik konseling,
rencana selanjutnya dan lain-lain.Lembar ini dapat digunakan untuk
memantau anak tersebut.

II. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


1. Definisi KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan adalah suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk
melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan
6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau
pengasuh anak.Untuk memudahkan, selanjutnya Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan disebut KPSP.
2. Tujuan KPSP
KPSP dipakai untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
3. Interpretasi hasil KPSP
a. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya
b. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai (S) dengan
tahap perkembangannya.
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M),
tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang dua minggu kemudian.

d. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan


(P) maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau dirujuk.
4. Cara melakukan pemeriksaan KPSP
a. Anak harus dibawa, tentukan usia anak, kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi
sebulan.
b. Pilih daftar pertanyaan yang sesuai usia anak.
5. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang Dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada tiga
keadaan dibawah ini :
a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang
dapat dilakukan
1) Tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan
2) Tiap 6 bulan untuk usia 12 sampai 72 bulan
Walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
b. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan satu
minggu kemudian setelah pemeriksaan pertama.
c. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap
78, anak perlu dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
6. Alat Atau Instrumen Yang Digunakan
a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 910 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak.Sasaran KPSP anak umur 0
72 bulan.
b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0,51 cm.

III.

CEKLIS DETEKSI DINI AUTIS (CHECKLIST FOR AUTISM IN

TODDLERS/CHAT
1.

Tujuan
Untuk mendeteksi secara dini autis pada usia 18-36 bulan.
2. Waktu
Pemeriksaan dilakukan bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU, pengelola
TPA dan guru TK, karena terdapat 1 keadaan di bawah ini:
1. Keterlambatan berbicara
2. Gangguan komunikasi atau interaksi social
3. Perilaku yang berulang-ulang
3. Cara Melakukan
Ceklis CHAT ada 2 jenis, yaitu:
1. Sembilan pertanyaan yang djawab oleh ibu atau pengasuh anak.
Pertanyaan yang diajukan secara berurutan, satu per satu. Jelaskan kepada
orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
2. Lima perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis
dalam CHAT.
3. Catat jawaban orangtua dan hasil pengamatan kemampuan anak ketika
melaksanakan tugas, dengan menjawa Ya/Tidak.
4. Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.
4. Interpretasi

1. Risiko tinggi menderita autis bila jawban Tidak pada pertanyaan A5, A7,
B2, B3, dan B4.
2. Risiko rendah menderita autis bila jawaban Tidak pada pertanyaan A7
dan B4.
3. Kemungkinan gangguan perkembangan lain bila jawaban Tidak
jumlahnya 3 untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5
4. Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, dan 3.

IV. Kuesioner deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas


(GPPH)
1. Tujuan
Mendeteksi secara dini anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif (GPPH) pada anakusia >= 3 tahun oleh tenaga kesehatan.
2. Waktu
Pemeriksaan dilakukan bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petigas PADU, pengelola
TPA, dan guru TK, karena anak tidak bisa duduk tenang, selalu bergerak
3. Cara melakukan :
1. Kuesioner terdiri atas 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada ibu/pengasuh
anak/guru dan diamati oleh pemeriksa
2. Pertanyaan atau pengamatan dilakukan secara berurutan, satu per satu.Jelaskan
kepada orangtua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
3. Keadaan yang ditanyakan atau diamati terdapat dimana saja (di rumah, sekolah,
pasar, toko, dll) kapan saja, dengan siapa saja.
4. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan.

5. Jawaban dicatat dan diberi nilai sebagai berikut: tidak pernah = 0, kadang
kadang=1, sering=2, selalu=3.
6. Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.
4. Interpretasi:
Anak kemungkinan dengan GPPH bila jumlah nilai total >= 13
V.BAYLEY SCALE OF INFANT DEVELOPMENT (BSID)
1. Definisi
Bayley Scale of Infant Development (BSID) salah satu cara untuk menilai mental
dan perkembangan motorik dan menilai perilaku balita mulai dari usia 1 hingga
42 bulan
2. Tujuan
Bayley Scale of Infant Development digunakan untuk menilai perkembangan
balita dan untuk penilaian diagnosis dan untuk menentukan rencana penanganan
balita dengan gangguan perkembangan
3. Cara Pemeriksaan
Terdapat tiga skala dan indek yang dinilai:
1. Skala mental: Mental Developmental Index (MDI) sebanyak 163 item,
yang mengukur respon terhadap rangsangan visual dan auditori dan
manipulasi obyek
2. Skala motorik: Psychomotor Developmental Index (PDI) sebanyak 81
item, yang mengukur koordinasi gerak halus dan kasar
3. Perilaku bayi: suatu skala rating interview yang dipergunakan untuk
mengukur faktor-faktor seperti rentang perhatian dan perilaku sosial
VI.

DIAGNOSTIK PERKEMBANGAN FUNGSI MUNCHEN TAHUN

PERTAMA

1. Fungsi
Menaksir perkembangan umur merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi,
berbicara, pengertian bahan dan sosialisasi pada usia tahun pertama
2. Cara pemeriksaan
a. Aspek perkembangan yang dinilai
Umur merangkak

: sebagai ukuran perkembangan merangkak

dan merayap
Umur duduk

: sebagai ukuran perkembangan duduk

Umur berjalan

: sebagai ukuran perkembangan berdiri dan

berjalan
Umur memegang

: sebagai ukuran perkembangan memegang

Umur berbicara

: sebagai ukuran perkembangan ungkapan

vokal dan fungsi berbicara


Umur pengertia bahasa : sebagai ukuran perkembangan pengertian
bahasa
Umur sosialisasi

: sebagai ukuran perkembangan perilaku

sosial
Umur bayi prematur adalah umur post natal kronologis yang sudah
dikoreksi. Misalnya umur kronologis bayi 6 bulan, tetapi bayi tersebut
lahir pada kehamilan 8 bulan, berarti lebih cepat 1 bulan. Maka pada
pencatatan bayi tersebut harus disesuaikan dengan bayi 6 bulan 1 bulan =
5 bulan
b. Pesyaratan

Bayi: bayi harus bangun, tidak mengantuk, lelah disertai


ibunya/pengasuh yang sudah akrab dengan bayi tersebut
Ruangan tenang, suhu dan cahaya cukup
Pemeriksa: tidak tergesa-gesa dan tenang
c. Alat-alat yang diperlukan
Lonceng
Kericikan merah
Gelang untuk dipegang dengan garis tengah 12 cm
Kubus kayu berwarna polos dengan sisi 3 cm
Kepingan plastik bulat berwarna dengan garis tengah 26 mm
didalam kotak bundar yang bagian dalamnya bergaris tengah 4,6
cm
Boneka
Kubus terbuka dengan sisi 7,5 cm
Popok bayi
Mobil kayu disertai tali penarik sepanjang 14 cm
Kerta lemas
d. Penafsiran hasil test
Dengan menggunakan dua catatan:
Formulir penilaian hasil pemeriksaan
Formulir pencatatan grafik perkembangan

VII. Skrining Gangguan Kognitif dan Bahasa dengan Menggunakan Capute


Scales (Cognitive Adaptive Test/Clinical Linguistic &Auditory Milestone
Scale-Cat/Clams)
1. Definisi
Capute Scales adalah alat skrining yang dapat menilai secara akurat aspekaspek perkembangan terutama komponen bahasa dan visual-motor.
2. Tujuan
Capute scales merupakan alat skrining yang dapat menilai secara akurat
aspek-aspek perkembangan utama termasuk komponen bahasa dan visual-motor.
Keberhasilannya dalam pengukuran secara cepat dan mudah dari aspek-aspek
perkembangan akan membantu menegakkan diagnosis banding dari sebagian
besar kategori utama gangguan perkembangan (delayed, deviasi, dan disosiasi)
pada masa bayi dan kanak-kanak dini, sehingga dapat segera dilakukan intervensi
dini untuk memberikan hasil yang terbaik.

3. Cara Kerja
Persiapan alat (kit) terdiri dari cincin merah dengan tali, kartu bergambar
yang dilaminasi, kubus, cangkir, gelas / mangkok, pegboard dengan peg, lonceng,
kain, krayon, tongkat 8 inci (20 cm), panel transparan, formboard dengan berbagai
bentuk, cheerios atau sereal lain yang berbentuk kecil dan bulat.

3.

Teknik pelaksanaan

Tentukan usia perkembangan anak saat itu.

Memperkirakan usia perkembangan dapat dilakukan dengan kuesioner


pra-skrining perkembangan (KPSP) dan Denver II.

Pemeriksaan gugus tugas dimulai dari dua tingkatan usia lebih rendah dari
perkiraan usia perkembangan anak tersebut (usia basal).

Lanjutkan sampai tercapai tingkatan usiaperkembangan yang tertinggi


(usia ceiling).

Seluruh respon terhadap penilaian dicatat dalam lembar penilaian

lulus bila anak mampu/dilaporkan oleh orangtua mampu melakukan


gugus tugas dengan benar.

gagal bila anak tidak mampu/di- laporkan oleh orangtua tidak mampu
melakukan gugus tugas dengan benar.

Setiap gugus memiliki bobot tertentu. Contoh

Jumlahkan nilai gugus tugas yang mampu dilakukan anak diantara


usiabasal dan ceiling.

Menentukan usia basal, lakukan pemeriksaan gugus tugas mulai dari usia
perkiraan ke arah tingkatan usia yang lebih muda sampai ditemukan dua
tingkatan usia, yang anakmampu melakukan semua gugus tugas.

Menentukan usiaceiling, lakukan pemeriksaan semua gugus tugas yang


berada diatas tingkatan usia basal, sampai ditemukan tingkatan usia yang
anak tidak mampu melakukan semuagugus tugas di satu tingkatan.

Hitung usia ekivalen, usia basal ditambah total bobot nilai desimal dari
gugus tugas di atas usiabasal yang mampu dilakukan oleh anak.

Hitung DQ adalah usia ekivalen dibagi usia kronologis, kemudian


dikalikan 100.

5. Interpretasikan nilai DQ:


- Normal, seorang anak berkembang se- cara normal jika DQ pada
kemampuan bahasa dan visual-motornya >85, dengan demikian FSDQ
juga >85.
- Suspek, jika DQ pada satu atau kedua aspek <85 tetapi >75 (DQ:75-85).
Anak- anak ini harus dipantau dengan ketat.
- Retardasi mental, jika kedua aspek (ba- hasa dan visual-motor)
menghasilkan DQ yang <75.
- Gangguan komunikasi (communication disorder), jika aspek bahasa
terlambat (delayed), tetapi aspek visual-motor dalam batas normal (DQ
>85), disosiasi di anta- ra dua aspek kognitif dari perkembangan sangat
khas pada berbagai gangguan komunikasi. Aspek bahasa harus diteliti
lebih lanjut untuk menilai adanya deviasi, yang akan terlihat jika aspek
bahasa reseptif dan ekspresif menunjukkan angka yang berbeda.
Umumnya jika terdapat deviasi pada skala bahasa, maka kemampuan
bahasa ekspresif relatif lebih sering terlambat dibandingkan dengan
bahasa reseptif.

Anda mungkin juga menyukai