Anda di halaman 1dari 35

PENCEGAHAN

PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK
(PPIA)

Molly Dumakuri Oktarina


UK Alergi Imunologi IDAI Jaya
Pendahuluan
● HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus golongan RNA
yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
● HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh (darah, cairan genitalia
eksterna, ASI)
● PPIA (Pencegahan Penularan HIV Ibu ke Anak): intervensi yang
sangat efektif sebagai upaya pencegahan
● Target global di bidang kesehatan adalah menghapuskan epidemi HIV
pada tahun 2030
Data HIV/AIDS di Dunia

Infodatin HIV 2020


Jumlah HIV/AIDS di Indonesia

Sumber:
Ditjen P2P (Sistem Informasi
HIV/AIDS dan IMS (SIHA),
Infodatin HIV 2020 Laporan Tahun 2019
Persentase HIV dan AIDS yang Dilaporkan
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Sumber:
Ditjen P2P (Sistem Informasi
HIV/AIDS dan IMS (SIHA),
Infodatin HIV 2020 Laporan Tahun 2019
Penularan HIV pada Anak

• Transfusi darah
V • Jarumsuntik -
E HORISONTAL remaja pengguna
R narkoba
T • Hubungan seks
I
K
A
L • >90%
• Sebagian besar infeksi HIV pada anak
didapat pada periode perinatal lewat
transmisi dar iibu HIV+ ke bayinya
Faktor Penularan HIV
dari Ibu ke Bayi
Waktu dan Risiko Penularan
Pencegahan penularan HIV pada Pencegahan kehamilan yang tidak
perempuan usia reproduksi (15- direncanakan pada perempuan
49 tahun) HIV positif

Pencegahan penularan HIV


dari ibu ke anak (PPIA)

Dukungan psikologis, social, dan


Pencegahan HIV dari ibu hamil ke perawatan kesehatan selanjutnya
bayi yang dikandungnya kepada ibu terinfeksi HIV dan bayi
serta keluarganya
Prong 3: pencegahan penularan HIV
dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya

• Layanan ANC terpadu termasuk penawaran dan tes HIV


• KTIP: konseling dan tes atas inisiasi petugas kesehatan
• KTS: konseling dan tes sukarela
• Pemberian terapi ARV
• Persalinan yang aman
• Tata laksana pemberian makanan bagi bayi dan anak
• Menunda dan mengatur kehamilan
• Pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksasol pada anak
• Pemeriksaan diagnostik HIV pada anak
Kehamilan Persalinan Paska Persalinan PPIA:
Menurunkan
5 – 10% 10-20% 5-20% transmisi
< 2%

ARV pada ibu ARV pada ibu ARV pada bayi Data global
Bedah kaisar Susu formula 2010 – 2016:
(SC) 1,4 juta infeksi
HIV vertikal
Semua risiko tanpa ASI : 15-30% dapat dicegah
Risiko dengan ASI selama 6 bulan : 25-35 % UNAIDS 2018.
Risiko dengan ASI selama 18-24 bulan : 30-45% Miles to go: global HIV update 2018
Tatalaksana Bayi Baru Lahir dari Ibu HIV

Penanganan Terapi
Pilihan nutrisi
bayi saat lahir profilaksis

Pemantauan
Diagnosis
Imunisasi tumbuh
status infeksi
kembang
Penanganan Bayi saat Persalinan
• Gunakan sarung tangan saat terpapar dengan darah atau cairan tubuh
• Jepit dan potong tali pusat dengan hati-hati untuk mengurangi
kontaminasi percikan darah
• Keringkan dan bersihkan kulit bayi dengan kain hangat untuk
mengurangi kontaminasi darah atau cairan tubuh ibu sebelum pindah ke
ruang perawatan
• Hindari penggunaan gastric tube yang tidak perlu untuk mencegah
trauma mukosa
• Berikan vitamin K dan vaksinasi rutin
Pilihan Nutrisi
• Pentingnya konseling sebelum dan setelah melahirkan
mengenai pilihan nutrisi dan risikonya
• Pilihan apapun yang diambil oleh seorang ibu, setelah
mendapat informasi dan konseling secara lengkap harus
didukung
eksklusif, susu formula, dan mixed feeding
AsI eksklusif susu formula Mixed feeding
5 – 15% 0% 24,1%
Faktor Risiko Transmisi HIV Melalui ASI
Ibu
• Jumlah virus dalam darah (>1000 kopi) dan ASI
• JumlahCD4
• Masalah payudara
• Peradangan, infeksi, luka pada payudara

Bayi
• Integritas usus
• Pilihan nutrisi Bayi
• Keutuhan mukosa mulut dan usus
• Imaturitas imunolog
Rekomendasi Nutrisi

• Nutrisi untuk bayi baru lahir dari ibu tesrinfeksi HIV


adalah susu formula untuk menghindari transmisi HIV
lebih lanjut
• Pemberian nutrisi campur ASI dengan susu formula
(mixfeeding) harus dihindari karena menempatkan
bayi pada risiko terinfeksi HIV yang sangat besar

(Level of Evidence 1b, Rekomendasi A)


Prinsip Pemberian Susu Formula

Acceptable
Feasible Affordable
(Dapat
(Layak) (Terjangkau)
diterima)

Sustainable
Safe (Aman)
(Berkelanjutan)
Acceptable
• Tidak ada hambatan sosial budaya bagi ibu untuk
(Dapat memberikan susu formula pada bayinya
diterima)

Feasible • Ibu dan keluarga punya waktu, pengetahuan, dan


ketrampilan memadai untuk menyiapkan dan
(Layak) memberikan susu formula kepada bayi

• Ibu dan keluarga mampu membeli susu formula,


Affordable tersedia air bersih, bahan bakar dan perlengkapan lain
(Terjangkau) yang diperlukan untuk menyiapkan susu formula yang
memenuhi syarat
• Susu formula dijamin dapat diberikan setiap hari,
siang dan malam selama usia bayi belum mencapai
Sustainable 6 bulan dan diberikan dalam bentuk segar, serta
(Berkelanjutan) suplai dan distribusi susu formula dijamin
keberadaannya hingga bayi berusia setidaknya 6
bulan

• Susu formula harus disimpan secara higienis, tidak


terkontaminasi, saat penyiapannya tersedia air bersih
dan takarannya dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi,
Safe (Aman) disuapkan dengan tangan dan peralatan bersih, serta
tidak berdampak peningkatan penggunaan susu
formula pada masyarakat
Pemberian ASI

Memahami
Alternatif ASI
ASI eksklusif teknik menyusui
lainnya
yang benar

Jangka waktu
Ibu dengan hitung Ibu mendapat
laktasi singkat –
CD4 tinggi ARV kombinasi
6 bulan
Profilaksis ARV
Rekomendasi ARV:
• Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV dalam terapi ARV kombinasi
yang mendapat PASI diberikan profilaksis zidovudin dengan
dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu

• Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapat ASI diberikan
zidovudin dan nevirapin dengan dosis sesuai usia gestasi
selama 6 minggu dengan syarat ibu harus dalam terapi ARV
kombinasi
(Level of Evidence 1b, Rekomendasi A)
Dosis Zidovudin
Usia Gestasi Dosis

≥ 35 minggu 4 mg/kg/dosis, 2x/hari selama 6 minggu

≥ 30 - < 35 minggu 2mg/kg/dosis, 2x/hari selama 2 minggu pertama dan


3mg/kg/dosis, 2x/hari, sampai usia 6 minggu

< 30 minggu 2mg/kg/dosis, 2x/hari selama 4 minggu pertama dan


3mg/kg/dosis, 2x/hari, sampai usia 6 minggu
Dosis Nevirapin
Berat Lahir Dosis

< 2000 gram 8 mg/kgBB/kali

2000 – 2499 gram 10 mg/kgBB/kali

≥ 2500 gram 15 mg/kgBB/kali

Lama pemberian: Lahir sampai usia 6 minggu


Pemberian Kotrimoksasol

• Kotrimoksasol profilaksis diberikan mulai usia 6 minggu – 1


tahun atau sampai infeksi HIV disingkirkan DAN ibu sudah
tidak memberikan ASI
• Mencegah pneumonia Pneumocystis jirovecii dan juga efektif
mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti
Salmonella, Haemophilus, dan Staphylococcus
Pemberian Kotrimoksasol
• Dosis 4-6 mg TMP/kgBB/hari, 1x sehari

Sirup 40mg (TMP) tiap 5mL Tablet 80mg (TMP) dan160mg (TMP)
Imunisasi
• Bayi yang terpapar HIV harus mendapat imunisasi sesuai
dengan jadwal KemkesRI atau IDAI untuk melindungi dari
berbagai penyakit
• Prinsip umum pada imunisasi adalah tidak memberi vaksin
hidup bila sudah terdapat gejala infeksi HIV
• Perhatian khusus untuk BCG yang dapat diberikan
apabila infeksi HIV sudah dapat disingkirkan
Perhatian
khusus
pada BCG
Pemeriksaan Status Infeksi Bayi
• Tidak bisa dijadikan alat diagnostik pada anak
Antibodi HIV (rapid test atau <18 bulan
ELISA) • Antibod iHIV ibu dapat ditransfer ke janin
melalui plasenta
• Baruhilang pada usia sekitar 12-18 bulan

Pemeriksaan
PCR RNA HIV / • Mahal
• Hanya tersedia di kota besar
Viral load

Pemeriksaan
• Ideal
PCR DNA HIV • Menggunakan kertas saring (dried blood spot)
Waktu Pemeriksaan

6-8 minggu 4-6 bulan


>18 bulan
PCR RNA/DNA PCR RNA/DNA
Antibodi HIV
HIV HIV
Kriteria Diagnosis
Terinfeksi HIV Tidak Terinfeksi HIV
• 2x uji virologi kuantitatif atau • 2x hasil uji virologi negatif,
kualitatif terdeteksi HIV keduanya dilakukan pada usia
ATAU >1bulan dan salah satunya pada
• Uji serologi positif pada usia usia >4 bulan, dan tidak pernah
>18 bulan positif
ATAU
• 2X atau lebih hasil uji serologi
HIV negative pada usia >6
bulan
Rekomendasi Pemeriksaan
• Uji virologi (PCR RNA/DNA HIV) harus dilakukan pada
semua bayi yang mendapatkan program PMTCT saat
berusia 6 minggu atau sesegera mungkin setelah bayi
berusia 6 minggu

• Bayi dengan hasil uji virologi positif, harus segera diberikan


ARV dan pada saat yang sama dilakukan uji virologi kedua
untuk konfirmasi diagnosis
(Level of Evidence 1b, Rekomendasi A)
Rekomendasi Pemeriksaan
• Bayi dengan hasil uji virologi negatif pada pemeriksaan
pertama, harus dilakukan uji virologi kedua saat usia 4-6
bulan untuk konfirmasi diagnosis

• Pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis dapat dilakukan saat


usia 18 bulan dengan melakukan uji serologi

(Level of Evidence 1b, Rekomendasi A)


Alur
Diagnosis
HIV pada
Bayi <18
bulan
Menuju NOL
Infeksi Baru
dengan PPIA

Anda mungkin juga menyukai