Anda di halaman 1dari 65

Pengakuan

Modul Pelatihan Kelas AyahASI disusun oleh AyahASI Indonesia dengan dukungan dari UNICEF
Indonesia. Modul ini dibuat sebagai salah satu bentuk respon bencana gempa bumi di Palu,
Sulawesi Tengah pada September 2018. Kontribusi lainnya yang dirasakan sangat berharga
datang dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI).

Modul ini disusun oleh Agus Rahmat Hidayat (AyahASI Indonesia), Hery Firdaus (AyahASI
Medan), Idzma Mahayattika (AyahASI Bandung), Yandra Rahadian Perdana (AyahASI Jogja) dan
Wawan Sugianto (AyahASI Jogja).

Modul ini merupakan dokumen hidup dan dapat diulas secara bebas, disarikan, direproduksi
atau diterjemahkan, sebagian atau seluruhnya, tetapi tidak untuk dijual atau untuk digunakan
bersama dengan tujuan komersial.

Materi dapat diunduh pada laman www.ayahasi.org

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi:

Ayah ASI Indonesia


mimin@ayahasi.org
www.ayahasi.org
Instagram/Twitter: @ID_AyahASI

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 2


Kata Pengantar

Secara global, Indonesia memiliki jumlah anak stunting terbanyak kelima. Laporan Bank Dunia
menyatakan bahwa 19,6 persen anak-anak Indonesia di bawah usia lima tahun (sekitar 4,4 juta)
kekurangan berat badan akibat kekurangan gizi.

Menyusui adalah intervensi gizi paling efektif untuk menyelamatkan hidup. Jika dipraktikkan
secara optimal, hal ini dapat mencegah 1 juta kematian anak setiap tahun dan memiliki peran
penting dalam pencegahan berbagai bentuk kekurangan gizi pada masa kanak-kanak, termasuk
defisiensi stunting, kekurangan berat badan, dan gizi mikro. Di Indonesia, 96% anak-anak (<24
bulan) disusui. Namun, hanya 42% anak-anak (<6 bulan) yang mendapat ASI eksklusif sesuai
rekomendasi WHO.

Seperti kebanyakan negara besar lainnya di Asia, partisipasi ayah dalam pengasuhan sangat
buruk. Budaya patriarki yang kuat sering menjadi hambatan termasuk melarang ayah/suami
untuk terlibat di ruang domestik atau terlibat di pengasuhan. Kondisi ini berdampak pada
cakupan angka menyusui di Indonesia. Studi menunjukkan bahwa persetujuan yang kuat dari
menyusui oleh ayah dikaitkan dengan tingginya insiden menyusui (98,1%), ini berarti ketika
seorang ibu menyusui memiliki "orang penting" yang dididik dan mendukung pilihannya untuk
menyusui, ia jauh lebih mungkin. untuk menjadi sukses dalam hal itu.

Melatih ayah baru tentang menyusui akan menjadi pendekatan baru keterlibatan laki-laki
dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia.

AyahASI Indonesia
Bikinnya Berdua, Ngurus Anaknya Juga Berdua

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 3


DAFTAR ISI
Pengakuan .......................................................................................................................................... 2
Kata Pengantar ................................................................................................................................... 3
PENGENALAN MODUL ............................................................................................................................. 6
Kenapa pelatihan ini dibutuhkan ......................................................................................................... 6
Tujuan Pelatihan.................................................................................................................................. 6
Siapa Saja Yang Bisa Mengikuti Pelatihan Ini? ...................................................................................... 6
Berapa Jumlah Peserta Yang Ideal? ...................................................................................................... 7
Siapa Yang Bisa Menjadi Fasilitator? .................................................................................................... 7
Fasilitator Laki-laki atau Perempuan? .................................................................................................. 8
Berapa Lama Pelatihan Ini Dilakukan?.................................................................................................. 8
Berapa Lama Durasi Untuk Melakukan Sebuah Aktifitas? ..................................................................... 9
Siklus Pelatihan.................................................................................................................................... 9
Menyiapkan Ruang Pelatihan? ........................................................................................................... 10
Fleksibilitas, Kreativitas, dan Lokalitas................................................................................................ 10
Kesepakatan Belajar .......................................................................................................................... 11
Contoh Kesepakatan Belajar .............................................................................................................. 11
DAFTAR TILIK PELATIHAN ..................................................................................................................... 11
KOMPETENSI PELATIHAN ...................................................................................................................... 14
MENJALANKAN SESI; SEBUAH DASAR ................................................................................................... 16
SISTEMATIKA SESI DAN TOPIK .............................................................................................................. 17
SESI 1. PERKENALAN, HARAPAN DAN TUJUAN ..................................................................................... 18
SESI 2. HAMBATAN AYAH DAN KEUNTUNGAN MENYUSUI ................................................................... 23
SESI 3. CARA KERJA PAYUDARA ............................................................................................................ 28
SESI 4. PERMASALAHAN UMUM MENYUSUI ........................................................................................ 34
SESI 5. AYAH BISA BANTU APA? ............................................................................................................ 42
SESI 6. DENGERIN CURHATAN ISTRI AGAR HIDUP KITA TENANG .......................................................... 47
SESI 7. MENYUSUI PADA SITUASI BENCANA ......................................................................................... 51
LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 55
I. PERTANYAAN PRE – POST TEST ................................................................................................ 55
II. EVALUASI PELATIHAN ............................................................................................................... 57
III. METODE PEMBAGIAN KELOMPOK ........................................................................................... 61

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 4


IV. CONTOH JADWAL PELATIHAN .................................................................................................. 62
REFERENSI............................................................................................................................................. 64

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 5


PENGENALAN MODUL
Kenapa pelatihan ini dibutuhkan
Studi menunjukkan dukungan seorang ayah memiliki dampak positif pada keberhasilan proses
menyusui, dimulai dari inisiasi menyusu dini, menyusui eksklusif hingga menyusui hingga dua
tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI yang tepat. Walaupun begitu, seperti
kebanyakan negara besar lainnya di Asia, partisipasi ayah dalam pengasuhan belum optimal.
Budaya patriarki yang kuat sering menjadi hambatan termasuk melarang ayah/suami untuk
terlibat di ruang domestik atau terlibat di pengasuhan. Kondisi dapat berkontribusi pada
cakupan angka menyusui di Indonesia. Studi menunjukkan bahwa persetujuan yang kuat dari
menyusui oleh ayah dikaitkan dengan tingginya insiden menyusui (98,1%). Hal ini berarti ketika
seorang ibu menyusui memiliki "orang penting (terdekat?)" yang terpapar dan paham akan
menyusui, orang terdekatnya tersebut akan mendukung pilihannya untuk menyusui, ia jauh
lebih mungkin. untuk menjadi sukses dalam hal itu.

Melatih ayah baru tentang menyusui akan menjadi pendekatan baru keterlibatan laki-laki
dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia.

Tujuan Pelatihan
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta dapat mendukung istri agar sukses menyusui,
merekomendasikan praktik pemberian makan untuk bayi dan anak mereka sejak lahir hingga
usia 24 bulan dan memberikan informasi yang baik dan benar terkait ASI dan Menyusui kepada
orang lain.

Setiap sesi pelatihan ini memiliki satu set tujuan pembelajaran. Anda harus memastikan bahwa
Anda sudah memahami setiap tujuan sesi.

Siapa Saja Yang Bisa Mengikuti Pelatihan Ini?


Karena persiapan menyusui sudah dilakukan pada saat kehamilan, sangat ideal jika pelatihan ini
diikuti oleh calon ayah baru dan / atau pasangan yang sedang hamil, sehingga beberapa sesi
dapat dilakukan sebelum kelahiran dan beberapa dilakukan setelahnya. Namun, semua sesi
pada pelatihan ini tentu bisa diikuti oleh berbagai kelompok seperti:
 Laki-laki yang belum menikah,
 Ayah baru dengan anak pertama,
 Ayah yang sudah memiliki anak kedua dan seterusnya,
 Kader kesehatan masyarakat,
 Pendidik sebaya, dan
 Pasangan suami-istri.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 6


Jika peserta pelatihan sangat beragam, modifikasi beberapa pertanyaan atau aktifitas agar bisa
sesuai dan diterima dengan mudah oleh peserta. Peserta juga tidak diharapkan untuk punya
pengetahuan dasar tentang ASI dan Menyusui.

Dalam sesi uji coba modul ini kami mendapatkan kenyataan bahwa para Ayah lebih bisa leluasa
bercerita jika pesertanya sesama Ayah semua, namun cenderung malu untuk bercerita jika ada
pasangannya atau ada ibu-ibu yang lain.

Berapa Jumlah Peserta Yang Ideal?


Peserta dengan jumlah total 5 hingga 25 orang sangat direkomendasikan. Jika kelas dibuat
khusus untuk pasangan suami-istri saja, maka jumlah yang disarakankan adalah minimal 4
pasangan dan maksimal 10 pasangan. Penentuan kelompok peserta mana yang akan mengikuti
pelatihan ini bisa diputuskan bersama antara fasilitator dan panitia lokal dengan
mempertimbangkan konteks di mana kegiatan dilaksanakan dan karakteristik peserta yang
dibutuhkan.

Bekerja dengan kelompok berjumlah besar tidak dianjurkan, karena dengan jumlah yang besar,
akan sangat sulit melakukan sebuah sesi untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam suasana
pelatihan yang akrab, kondusif dan saling mendukung.

Rasio antara Trainer/Fasilitator dengan Peserta adalah 2:25, artinya ada 2 Trainer/Fasilitator
untuk 25 peserta.

Siapa Yang Bisa Menjadi Fasilitator?


Seorang fasilitator bukanlah seorang narasumber atau instruktur. Fasilitator tidak harus selalu
menjadi seorang “ahli” atau “pakar”, meski tentu memiliki keahlian itu penting. Fasilitator
adalah seorang pendengar yang baik, seorang yang ingin mendorong diskusi di dalam kelas dan
orang yang mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Fasilitator diharapkan
bukan orang yang ingin lebih banyak bicara dibanding dengan peserta. Fasilitator justru harus
mampu memancing peserta untuk lebih banyak berbicara.

Fasilitator sebaiknya sudah memahami informasi dasar tentang ASI dan Menyusui atau sudah
memahami bahan bacaan peserta dan memiliki akses terhadap bahan bacaan fasilitator. Hal ini
dibutuhkan agar fasilitator dapat menindaklanjuti pertanyaan yang muncul saat atau setelah
pelatihan. Penting juga untuk mempertimbangkan mengajak penduduk lokal sebagai fasilitator
pendamping agar mudah menjalankan rencana tindak lanjut.
Topik pada pelatihan ini akan banyak menyentuh isu yang pada sebagian besar laki-laki
mungkin sensitif, tabu dan tidak pernah dibicarakan di depan forum. Karena itu, pelatihan harus
dipimpin oleh fasilitator yang nyaman bekerja dengan permasalahan/isu ini dan memiliki
pengalaman dalam bekerja dengan orangtua (ayah-ibu).

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 7


Fasilitator juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang terbuka dan saling
menghormati: lingkungan di mana peserta dapat merasa cukup nyaman untuk berbagi dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri dan tantangan yang sudah lama dihadapi terkait
dengan keyakinan tentang pola pengasuhan anak, pemberian makan untuk bayi dan anak,
menjadi ayah, jenis kelamin dan maskulinitas.

Fasilitator juga harus memiliki keterampilan untuk menangani konflik yang mungkin timbul.
Sangat penting bahwa fasilitator memiliki dasar yang kuat tentang konsep "gender" termasuk
berbagai masalah sosial dan kesehatan yang harus diatasi selama sesi. Sebagai bagian dari
pelatihan mereka, fasilitator juga harus melalui proses refleksi diri tentang pengalaman dan
pengalaman mereka sendiri berkaitan dengan gender, maskulinitas dan pengasuhan anak. Ini
akan memungkinkan fasilitator untuk mendiskusikan masalah ini dengan tenang dan terbuka.

Demikian pula, fasilitator harus peka dan responsif terhadap peserta. Fasilitator harus waspada
terhadap kemungkinan bahwa peserta mungkin memerlukan perhatian khusus selain di dalam
kelompok dan dalam beberapa kasus, mungkin memerlukan rujukan ke layanan kesehatan dan
konseling professional.

Fasilitator Laki-laki atau Perempuan?


Idealnya, fasilitator pelatihan ini adalah Laki-laki dan/atau memiliki pengalaman sebagai Ayah,
hal ini mengingat bahwa pelatihan khusus untuk kelompok ibu sudah ada dan dibawakan oleh
perempuan pula. Sebagian besar sesi pada pelatihan ini memang hampir sama dengan sesi yang
dibawakan pada kelompok ibu, hanya saja, sudut pandangnya yang berbeda. Pada pelatihan ini,
sudut pandangnya memang dari pihak laki-laki, sehingga penting jika pelatihan dibawakan oleh
laki-laki pula.
Namun, tidak tertutup kemungkinan jika pelatihan ini dibawakan oleh perempuan. Dalam
beragam konteks, seringkali pria lebih suka berinteraksi dengan fasilitator perempuan. Apalagi
jika fasilitator tersebut memiliki kemampuan fasilitasi pelatihan, mampu memobilisasi
kelompok, mendengarkan dan memotivasi peserta dan menguasai materi dengan baik.
Jika memungkinkan, fasilitator bisa berpasangan antara laki-laki dan perempuan sebagai
sebuah tim, paling tidak dengan begitu bisa menunjukkan contoh tentang kesetaraan dan rasa
hormat.

Untuk mengatasi permasalahan jenis kelamin ini, penting untuk dilakukan Pelatihan Fasilitator
sebanyak mungkin kepada para Ayah.

Berapa Lama Pelatihan Ini Dilakukan?


Pelatihan ini dapat dilakukan secara mandiri dengan membawakan satu bagian saja atau
dilakukan secara berkala hingga semua bagian disampaikan dalam beberapa minggu. Dalam

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 8


banyak pengalaman, mempertimbangkan perilaku laki-laki dalam keterlibatannya dalam proses
pengasuhan/mendukung proses menyusui, membawakan materi satu bagian dalam satu
minggu dengan waktu istirahat antara setiap sesi, tampaknya menjadi yang paling efektif; hal
ini memberikan waktu bagi peserta untuk merenungkan dan menerapkan topik yang dibahas di
rumah, dan kemudian kembali lagi ke kelompok dan lanjutkan dialog.

Satu studi menunjukkan bahwa sesi pendidikan kelompok berlangsung dua atau dua setengah
jam per minggu, untuk jangka waktu 10 hingga 16 minggu, hal ini dianggap sebagai "dosis"
paling efektif untuk menilai perubahan sikap dan perilaku yang berkelanjutan (Barker, et al.,
2007). Studi lain menunjukkan bahwa hanya dengan 2-6 sesi ada perubahan peserta pada sikap.
Kami percaya bahwa jumlah sesi dengan jeda antar waktu dalam seminggu memungkinkan
penerimaan materi yang lebih efektif, dan menyediakan lebih banyak waktu untuk
merenungkan masalah dan membahasnya dengan pasangan - yang semuanya meningkatkan
kemungkinan tercapainya hasil yang lebih baik.

Berapa Lama Durasi Untuk Melakukan Sebuah Aktifitas?


Aktifitas yang dimaksud bisa jadi sebuah diskusi kelompok, bermain peran, atau bentuk lainnya
yang tercantum pada setiap panduan sesi. Waktu 120 menit dianggap ideal untuk melakukan
setiap kegiatan, namun berbagai faktor dalam setiap kelompok atau konteks akan
mempengaruhi pengurangan atau penambahan waktu yang diberikan. Oleh karena itu, durasi
kegiatan dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia bagi fasilitator atau sesuai
pertimbangan atas kondisi sebuah kelompok. Pastikan setiap aktifitas memiliki slot waktu yang
sudah ditentukan.

Siklus Pelatihan
Idealnya, setiap peserta mengikuti siklus pelatihan dengan 7 bagian, masing-masing dua jam,
setiap minggunya. Setiap bagian bersifat terbuka di mana peserta dapat terlibat dalam salah
satu sesi, atau tertutup, yang artinya kelas hanya ditujukan untuk peserta yang sama pada
setiap bagian. Dalam bahasa yang lebih mudah, setiap bagian bisa berdiri sendiri dengan
peserta yang berbeda atau khusus bagi peserta yang sama dengan menyelesaikan semua sesi.
Sebagaimana dinyatakan dalam bagian "Siapa saja yang bisa ikut pelatihan ini?" pertimbangkan
untuk memulai siklus pelatihan bagi Ayah yang sedang menantikan anak pertama. Bekerjasama
dengan rumah bersalin, rumah sakit atau puskesmas bisa menjadi pilihan dalam melakukan
pelatihan.

Namun, jika pelatihan ini terbuka bagi siapa saja dan ada ayah yang sudah punya anak,
manfaatkan pengalaman mereka dan minta mereka untuk berbagi cerita soal menjadi Ayah.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 9


Jika ada anggota baru yang belum kenal dalam kelompok pelatihan, minta mereka untuk
menulis berbagai pertanyaan tentang materi sebelum pelatihan dimulai untuk memahami
keprihatinan mereka, dan motivasi mereka untuk mengikuti pelatihan ini. Karena ada
kemungkinan bahwa beberapa Ayah hanya dapat menghadiri satu pertemuan, penting untuk
merencanakan sesi sedemikian rupa sehingga masing-masing bermakna dan berguna bagi
dirinya sendiri.

Menyiapkan Ruang Pelatihan?


Kegiatan pelatihan harus dilakukan di lingkungan yang luas, nyaman dan dengan sedikit
gangguan, di mana peserta dapat bergerak dengan bebas tetapi juga memiliki privasi. Untuk
kelompok yang berlangsung di layanan kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
dan lainnya), pastikan Anda memilih ruang dengan lalu lintas orang yang sedikit. Jika
memungkinkan, untuk membuat ruang pelatihan lebih seru, bisa tempelkan poster di dinding
yang berisi gambar ayah dengan anak-anak.

Agar suasana lebih rileks, peserta bisa dibebaskan untuk duduk di mana saja sesuai
kenyamanan peserta, bisa di lantai atau di kursi. Sebisa mungkin, tergambar ciri khas
“nongkrong” ala laki-laki pada pelatihan ini. Minta peserta untuk terlibat secara aktif dengan
kegiatan “Ice Breaker” atau kegiatan fisik lainnya. Sediakan juga minuman dan makanan agar
suasana lebih santai, namun pastikan agar peserta tetap fokus pada materi pelatihan.

Fleksibilitas, Kreativitas, dan Lokalitas


Modul pelatihan ini dibuat sebagai panduan umum untuk pelaksanaan pelatihan; tidak perlu
menerapkannya kata demi kata. Fasilitator dapat mengubah urutan elemen kegiatan tertentu,
atau mengubah contoh yang tercantum, untuk membuatnya lebih relevan dengan kenyataan di
lapangan atau sesuai dengan pengalaman peserta. Hal ini berguna agar peserta dapat lebih
terlibat secara emosional sepanjang pelatihan. Selain itu, jika peserta tampaknya kurang
semangat, kehilangan minat, atau menjadi kurang responsif, fasilitator dapat menyesuaikan
sesi dengan memasukkan aktivitas energizer, sebagaimana tercantum dalam Lampiran.

Sebuah topik atau permasalahan harus ditangani secara spesifik, dan sebaiknya fokus pada
keadaan peserta saat ini (baik sebagai individu, teman nongkrong kelompoknya, keluarga,
pekerjaan dan komunitas) daripada membahasnya terlalu jauh ke masa depan.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 10


Kesepakatan Belajar
Disarankan bahwa pada awal sesi pelatihan sebaiknya dibuat “kesepakatan belajar” agar
peserta merasa nyaman sepanjang pelatihan. Fasilitator bisa memancing peserta dengan
mengajukan pertanyaan seperti,
"Apa yang akan membuatmu merasa diterima dan nyaman?"
"Apa yang akan mendorongmu untuk berbicara dalam kelompok?"
"Apa yang akan mencegahmu berbicara di grup?"
"Apa yang bisa terjadi yang membuatmu ingin meninggalkan grup?"

Catat jawaban peserta di flipchart atau papan tulis dan, setelah disetujui, tempelkan Lembar
Kesepakatan Belajar bagian yang mudah terlihat oleh semua peserta.

Contoh Kesepakatan Belajar


 Hormati semua peserta dalam grup.
 Tidak ada penghinaan dari orang lain atau ide-ide mereka. Setiap orang memiliki
hak untuk berpikir dan bebas mengekspresikan pendapat mereka.
 Dengarkan dengan penuh perhatian; hindari gangguan karena membutuhkan
waktu yang lain dalam grup.
 Berlatih empati: tempatkan diri Anda pada posisi orang lain.
 Selalu berbicara dalam bentuk orang pertama. Misalnya, gunakan frasa seperti,
"Saya merasa,""Terjadi pada saya ...," "Saya mengalami pengalaman di mana ..."
 Berkomitmen pada kerahasiaan: pengalaman orang lain tidak dapat didiskusikan
di luar grup.
 Berkomitmen pada ketepatan waktu dan kehadiran penuh.
 Handphone dalam kondisi “silent”, boleh mengangkat telepon, tapi harus diluar
ruangan

DAFTAR TILIK PELATIHAN


Gunakan daftar tilik ini sebelum anda membawakan sebuah sesi dan komentari poin-poin ini
ketika Anda berikan umpan balik kepada fasilitator lain.

Persiapan
 Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap
 Baca dan pahami petunjuknya secara runut
 Persiapkan ko-fasilitator atau peserta untuk membantu Anda (mis. untuk bermain peran)
sebelum sesi – berlatihlah jika memungkinkan

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 11


 Siapkan persediaan, peralatan, dan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan - periksa dan
aturlah sebelum sesi
 Jika perlu, letakkan meja di depan ruangan untuk menyiapkan alat bantu visual dan bahan
ajar.
 Atur ruangan sehingga semua peserta dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi - jika
memungkinkan, aturlah kursi dalam bentuk-U dengan tidak lebih dari dua baris kursi.
 Jangan terlalu banyak mengenalkan materi tambahan - berikan contoh lokal atau pribadi
yang relevan
Alat Bantu Pengajaran
 Laptop, LCD Proyektor, Layar dan Microphone (audio visual)
 Spidol Whiteboard
 Kertas Plano
 Kertas Metaplan
 Selotape Kertas
 Papan Flip Chart
 Papan Whiteboard
 Penghapus
 Laser Pointer
 Alat tulis untuk peserta (notebook dan pulpen)

Presentasi
 Pastikan peralatan audiovisual (layar, proyektor, microphone, speaker) tersedia dan
berfungsi.
 Pastikan audiovisual dan alat bantu pengajaran dapat dilihat oleh semua peserta.
 Berdirilah di titik tengah panggung - jangan bersembunyi di balik podium atau meja.
 IkutiModul Pelatihan- tetapi bicaralah dengan cara Anda sendiri.
 Menghadap peserta saat berbicara - bukan papan atau layar.
 Lakukan kontak mata dengan peserta.
 Berbicara secara perlahan, jelas, dan cukup keras agar peserta dapat mendengar dan
memahami.
 Variasikan nada dan level suara Anda.
 Gunakan gerakan alami dan ekspresi wajah.
 Hindari menghalangi pandangan peserta pada layar.
 Tulis dengan jelas di papan tulis atau flip chart - susun kata-kata dengan hati-hati sehingga
ada cukup ruang.
 Biarkan peserta menangani alat bantu pengajaran yang Anda gunakan untuk demonstrasi.
 Menutupi, mematikan, atau menghapus alat bantu pengajaran yang tidak digunakan lagi.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 12


Interaksi
 Libatkan semua peserta. Pastikan diskusi tidak didominasi oleh peserta yang banyak bicara.
Ajukan pertanyaan kepada yang pendiam.
 Bergeraklah di sekitar ruangan - dekati orang untuk mendapatkan perhatian atau tanggapan
mereka.
 Panggil peserta dengan nama mereka.
 Berikan waktu bagi peserta untuk menjawab pertanyaan dari Modul - berikan kisi-kisi
jawaban ketika dibutuhkan.
 Ulangi tanggapan dari peserta ketika kemungkinan tidak semua orang mendengar.
 Tanggapi semua jawaban dengan penuh semangat dan positif - perbaiki kesalahan dengan
sabar. lembut.
 Beri pujian peserta dengan mengucapkan terima kasih atas komentar dan memuji ide-ide
bagus.
 Tanggapi pertanyaan sesuai dengan konteks materi - tawarkan untuk mencari jawaban jika
tidak diketahui.
 Tanggapi komentar yang salah atau topik berada diluar subjek dengan bijaksana.

Bermain Peran
 Siapkan permainan peran dengan hati-hati. Dapatkan alat peraga yang diperlukan (mis.
Boneka). Beri pengarahan singkat kepada mereka yang akan memainkan peran, dan beri
mereka waktu untuk bersiap.
 Jelaskan secara detail permainan peran dengan menjelaskan tujuannya, situasi, dan peran
yang akan dilakukan.
 Lakukan permainan peran dengan singkat dan langsung pada inti pembahasannya.
 Setelah bermain peran, pandu diskusi. Ajukan pertanyaan dari para pemain dan pengamat.
 Ambil kesimpulan dari apa yang terjadi dan apa yang dipelajari.
Peragaan
 Ikuti instruksi yang ada dalam modul
 Nyatakan dengan jelas tujuan peragaan.
 Tunjukkan seluruh langkah-langkah yang benar (tidak ada jalan pintas).
 Jelaskan langkah-langkah dengan suara yang jelas saat melakukannya.
 Bicara dengan suara yang jelas sehingga semua dapat mendengar. Berdiri di tempat yang
dapat dilihat semua orang.
 Dorong peserta untuk bertanya dalam setiap sesi.
 Ajukan pertanyaan pada peserta untuk memastikan pemahaman mereka akan topik terkait
Latihan Tertulis
 Berikan instruksi yang jelas dan waktu untuk mengerjakan latihan sebelum mulai.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 13


 Berikan bantuan individu dengan tenang, tanpa mengganggu orang lain dalam kelompok.
 Duduklah di sebelah peserta yang Anda bantu.
 Periksa jawaban dengan cermat - dengarkan ketika peserta memberikan alasan untuk
jawaban mereka.
 Berikan umpan balik positif pada peserta yang telah berusaha menjawab pertanyaan
 Bantu peserta memahami kesalahan - berikan penjelasan yang jelas.
 Ingatlah untuk menggunakan keterampilan konseling Anda ketika memberikan umpan balik.
Sesi Praktek dan Kerja Kelompok
 Sebelum membaginya menjadi kelompok, jelaskan tujuan kegiatan, apa yang akan
dilakukan peserta
lakukan, dan waktu yang diberikan.
 Jika perlu, peragakan keterampilan sebelum meminta peserta untuk melakukannya sendiri.
 Pilih kasus yang sesuai untuk tujuan sesi.
 Amati peserta dengan cermat saat mereka bekerja dalam kelompok.
 Usahakan agar peserta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Ajukan
pertanyaan seperti - Apa yang kamu lakukan dengan baik? Kesulitan apa yang Anda miliki?
Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda di masa depan?
 Berikan umpan balik tentang hal-hal yang dilakukan peserta dengan baik dan hal-hal yang
mereka butuh untuk meningkatkan ketrampilan – lakukan dengan dan bijaksana ketika
mengkoreksi kesalahan.

Manajemen Waktu
 Jaga durasi waktu - tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Jangan terlalu lama dengan
bagian awal sesi.
 Jangan habiskan waktu di antara penyampaian materi dengan kerja kelompok (misalnya
dengan mengunjungi kerja kelompok dan mendiskusikan sesuatu secara detail di kelompok
tersebut).
 Sebelum peserta mulai bekerja dalam kelompok, jelaskan secara detail apa yang akan
mereka lakukan.

KOMPETENSI PELATIHAN
Pelatihan ini didasarkan pada serangkaian kompetensi yang diharapkan dipelajari oleh setiap
peserta selama pelatihan dan dilakukan di tempat tinggalnya setelah pelatihan. Agar peserta
memiliki kompetensi yang diharapkan, maka peserta harus paham sejumlah pengetahuan dan
mahir pada ketrampilan.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 14


Tabel berikut mencantumkan kompetensi (kolom 1), pengetahuan yang diperlukan untuk
masing-masing kompetensi (kolom 2) dan keterampilan yang diperlukan untuk setiap
kompetensi (kolom 3).

Bagian 'pengetahuan' dari kompetensi akan diajarkan selama pelatihan ini, dan terkandung
dalam
Bahan Bacaan Peserta untuk rujukan peserta. Kebanyakan orang merasa bahwa mereka lebih
mudah memahami ‘pengetahuan’ dibanding dengan ‘ketrampilan’. Sesi ‘ketrampilan’ juga akan
diajarkan pada pelatihan ini, namun bisa jadi tidak semua peserta langsung menjadi mahir
setelah pelatihan, tentu hal ini tergantung pengalaman peserta sebelumnya.

Kompetensi telah diatur dalam urutan tertentu. Kompetensi pada awal tabel adalah tabel yang
paling umum digunakan, dan bergantung pada kompetensi nantinya. Misalnya, untuk
kompetensi menggunakan keterampilan mendengarkan istri digunakan dalam banyak hal dari
kompetensi lainnya.

KOMPETENSI PENGETAHUAN KETRAMPILAN


Mendukung pemberian ASI  Menjelaskan pentingnya  Menggunakan
Eksklusif pada usia 0-6 bulan menyusui ketrampilan mendengar
 Menjelaskan keuntungan dan memberikan respon
menyusui dan yang tepat
memberikan ASI
 Menjelaskan risiko
pemberian susu formula
yang tidak sesuai indikasi
medis
Menangkal mitos terkait ASI  Menjelaskan anatomi  Menggunakan
dan Menyusui payudara dan proses ketrampilan mendengar
produksi ASI dan memberikan respon
yang tepat
Membantu ketika istri  Menjelaskan proses  Menggunakan
merasa ASI sedikit di awal keluarnya ASI dan prinsip ketrampilan mendengar
kelahiran supply & demand dan memberikan respon
 Menjelaskan ukuran yang tepat
lambung bayi
 Membuat daftar
penyebab bayi menangis

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 15


Membantu istri mengurus  Menjelaskan tahapan  Mampu mengangkat dan
bayi mengangkat dan menggendong bayi
menggendong bayi dengan benar
 Menjelaskan tahapan  Mampu bercerita ke bayi
cara bercerita kepada
anak

Mendengarkan keluhan istri  Menjelaskan 6 tahapan  Menggunakan


mendengarkan efektif ketrampilan mendengar
 Menjelaskan cara dan memberikan respon
memberikan respon yang yang tepat
tepat

MENJALANKAN SESI; SEBUAH DASAR


Di bawah ini adalah aturan umum tentang bagaimana seorang fasilitator menjalankan masing-
masing sesi. Sebelum memulai setiap sesi, baca kembali bagian ini untuk mengingat poin-poin
kunci.

1. Mulai Tepat Waktu. Setiap orang pasti punya kesibukannya sendiri, jadi penting untuk
memahami kenyataan bahwa peserta mungkin tidak memiliki waktu lebih dari yang sudah
dijadwalkan. Menghormati yang datang duluan jauh lebih baik dibanding menunggu yang
telat.

2. Mulai setiap sesi dengan menyapa peserta. Misalnya: “Bagaimana tidurnya tadi malam?”
“Sudah sarapan?” Fasilitator sebaiknya terlibat dalam situasi ini dengan memberikan contoh
jawaban yang terbuka dan jujur. Jika ada peserta yang terlihat ingin mencurahkan isi
hatinya, berikan waktu secukupnya tanpa harus mengambil alih waktu senggang ini.

3. Lakukan refleksi pada setiap akhir sesi. Tanyakan, “Jadi minggu lalu pelajaran apa yang
teman-teman dapat?" atau “Apa hal yang paling berkesan dari sesi kemarin?”

4. Perkenalkan judul sesi dan tujuannya, selalu sampaikan judul sesi dan tujuannya agar
peserta paham apa yang akan dipelajarinya selama 1-2 jam kedepan.

5. Di akhir sesi, jika ada, ingatkan para peserta tentang rencana tindak lanjut atau hal yang
akan diterapkan segera di rumah

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 16


6. Tutup sesi. Rangkum sesi dengan memberikan pancingan tentang topik selanjutnya,
misalnya dengan pertanyaan,” Siapa yang sudah bisa menggendong anaknya sendiri?”

SISTEMATIKA SESI DAN TOPIK


Setiap sesi dalam pelatihan ini sudah disusun secara runut agar peserta mudah menerima
informasi dan sesuai dengan alur proses menyusui.

 Judul: Mengindikasikan tema besar dari sebuah sesi. Biasanya dalam bentuk frase atau
kalimat, secara umum judul mengandung keseluruhan sesi dan topik yang akan dibahas.
 Tujuan: Menjelaskan informasi dan ketrampilan yang akan disampaikan; pada bagian ini
dijelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap sesi. Fasilitator sebaiknya
menginformasikan tujuan dari setiap sesi pada awal pembelajaran.
 Durasi: Tergantung pada jumlah peserta dan faktor lainnya, durasi yang disarankan
untuk setiap sesi dapat bervariasi. Penting untuk menyesuaikan panjang setiap sesi
dengan mempertimbangkan kondisi para peserta.
 Bahan Yang Dibutuhkan: Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah aktivitas.
Jika tidak tertera pada modul ini, perlengkapan dasar, seperti kertas, sticky notes dan
spidol, harus tersedia. Dalam kasus di mana bahan-bahan yang tercantum mungkin tidak
mudah diperoleh, fasilitator memiliki kebebasan untuk berimprovisasi. Misalnya, flip
chart dapat diganti dengan karton, koran, atau papan tulis.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 17


SESI 1. PERKENALAN, HARAPAN DAN
TUJUAN

SESI 1. PERKENALAN, HARAPAN DAN TUJUAN


Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:
1. Memperkenalkan nama-nama peserta, fasilitator dan nara sumber
2. Mendiskusikan harapan dan kekhawatiran peserta, bandingkan dengan tujuan pelatihan
3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pengetahuan tentang ASI dan Menyusui dari
peserta

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 90 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling
mudah adalah dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan
menempelkan nama tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang
NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 1A Bahan tayang “Perkenalan, Harapan dan Tujuan”

Persiapan Fasilitator:
1. Persiapkan bahan tayang sesuai dengan alur sesi, atau
2. Tulis dalam flipchart: Tujuan dan Jadwal Pelatihan
3. Pastikan semua peserta sudah menempelkan papan nama/name tag di dadanya masing-
masing

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan bahwa pada sesi ini kita akan saling mengenal dan
mengidentifikasi harapan peserta pada pelatihan.

Tahap 2 – Perkenalan Peserta


3. Minta seluruh peserta untuk berdiri atau duduk santai senyamannya dalam lingkaran
4. Jelaskan bahwa kita akan memulai sesi ini dengan saling mengenal satu sama lain dengan
cara menyebut NAMA, USIA ANAK SAAT INI dan PEKERJAAN RUMAH YANG TIDAK DISUKA,
Contoh: Nama saya Ujang, Anak berusia 3 bulan/Anak masih di kandungan usia 25 minggu,
dan Pekerjaan yang enggak disuka nyetrika baju.
5. Lalu secara berurutan, peserta disebelahnya harus memperkenalkan teman sebelumnya
kemudian baru memperkenalkan dirinya sendiri dengan cara yang sama, Contoh: Teman
sebelah saya namanya Ujang, anaknya usia 3 bulan dan enggak suka nyetrika baju, nah kalo
saya nama Rahmat, Anak usia 3 minggu dan kalo diminta bantuin ngurus rumah paling
enggak suka goreng ayam, suka muncraaat.
6. Lanjutkan semua proses perkenalan hingga seluruh peserta mendapatkan giliran. Jika sudah
selesai, minta semua peserta untuk saling bicara disela-sela sesi.

Tahap 3 – Harapan Peserta


7. Fasilitator membagian kertas warna-warni (meta plan atau sticky note) kepada peserta
untuk menuliskan harapannya dalam mengikuti pelatihan ini. Sampaikan bahwa peserta
boleh menulis lebih dari satu harapan.
8. Jika sudah selesai menuliskan harapannya, minta peserta untuk menempelkan kertasnya
pada dinding yang telah disediakan.
9. Minta salah satu peserta untuk membacakan kertas harapannya satu persatu dan minta
juga untuk mengelompokkannya jika ada harapan yang hampir sama.
10. Jika ada waktu cukup panjang, fasilitator bisa mengelompokkan harapan peserta dengan
hal-hal berikut:
a. Mana harapan yang dapat dicapai;
b. Mana harapan yang mungkin tercapai;
c. Mana harapan yang mungkin tidak tercapai;
d. Mana harapan yang akan tercapai hanya dengan komitmen kuat peserta; dan
e. Mana dari harapan peserta yang sama sekali tidak akan tercapai
11. Fasilitator bisa menjelaskan pencapaian harapan tersebut dengan hari atau sesi-sesi
tertentu dalam pelatihan ini.
12. Pada akhir tahap 3 ini, fasilitator memaparkan apa saja yang menjadi tujuan pada sesi ini
kemudian membandingkan dengan tujuan dari pelatihan ini. Identifikasi mana yang sudah
sesuai dan mana yang belum sesuai. Jika ada yang belum sesuai, sampaikan pada peserta
bahwa hal tersebut akan menjadi masukan bagi Fasilitator.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 19


Tahap 4 – Kontrak Belajar
13. Fasilitator menjelaskan bahwa karena kebanyakan di antara peserta belum mengenal
dengan baik, sedangkan mereka harus bekerja bersama untuk menyelesaikan pelatihan ini,
maka perlu disepakati bagaimana peserta akan bekerja bersama. Jelaskan pula bahwa hal
ini dapat dicapai dengan menyepakati beberapa aturan main atau kontrak belajar.
14. Tampilkan bahan tayang Kontrak Belajar dan minta setiap peserta untuk mengusulkan satu
tambahan kontrak belajar selama pelatihan, sebelum dituliskan pada bahan tayang atau
flipchart pastikan minta persetujuan kepada semua peserta. Beberapa contoh yang bisa
ditampilkan adalah:
a. Tepat waktu, baik datang, pulang maupun istirahat
b. Setiap orang berhak untuk mengerti
c. Tidak ada pertanyaan yang salah.
d. Setiap orang harus mendapat kesempatan berpartisipasi
e. Saling membantu dalam proses belajar
f. Dilarang merokok dalam ruangan
g. Hand phone mohon didiamkan atau dalam kondisi getar
h. Murah senyum dan menyenangkan
i. Dan sebagainya.
15. Sampaikan juga bahwa selama pelatihan berlangsung, setiap orang bisa saling
mengingatkan tentang kontrak belajar yang disepakati, dan dapat mengubah atau
menambahkannya sesuai kebutuhan.
16. Kontrak belajar yang telah disepakati, ditempel di dinding dalam ruang kelas selama
pelatihan berlangsung. Setiap peserta mempunyai tanggung jawab untuk senantiasa
mengingatkan kepada peserta atau pelatih mengenai kontrak belajar tersebut, jika
mendapati terjadinya pelanggaran.

Tahap 5 – Pre Test


17. Sampaikan kepada peserta bahwa sebelum dimulai pembahasan setiap sesi, saat ini kita
akan melakukan pre test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta tentang ASI
dan Menyusui. Agar tidak merasa tertekan, sampaikan bahwa jika banyak yang sudah
paham, maka pelatihan bisa selesai hari ini juga.
18. Minta peserta untuk duduk melingkar dengan kursinya, namun saling membelakangi
sehingga setiap peserta tidak bisa melihat peserta lain.
19. Fasilitator bisa berdiri di dalam lingkaran atau berada di luar lingkaran sambil membacakan
soal pre test.
20. Sampaikan kepada peserta bahwa fasilitator akan membacakan sebuah soal dan peserta
wajib menjawab dengan simbol tangan atau dengan mengangkat kartu merah dan hijau
(atau warna lain):

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 20


a. Jawaban Benar, mengangkat tangan dan jari direntangkan atau angkat kartu
hijau
b. Jawaban Salah, mengangkat tangan dan jari dikepal atau angkat kartu merah
c. Jawab Tidak Tahu, tidak perlu mengangkat tangan atau kartu
21. Bacalah soal pre-test dibawah ini dan minta setiap peserta menjawab sesuai yang
diketahuinya saat ini.

22. Rangkum jawaban peserta dengan menggunakan model kurva seperti pada gambar. Sumbu
X adalah jumlah jawaban benar dan Sumbu Y adalah jumlah pertanyaan.

Pre-Test: Apa yang kita ketahui saat ini? (lembar pre-post test ada di bagian lampiran)
No Apa yang kita ketahui saat ini Benar Salah Tidak Hitung Jawaban
Tahu
1 Bayi hanya minum ASI saja pada usia 0-6 Hitung jumlah peserta

bulan adalah definisi dari ASI Eksklusif? yang menjawab BENAR
2 Berdasarkan rekomendasi WHO, Menyusui Hitung jumlah peserta

itu minimal sampai 2 tahun yang menjawab BENAR
3 Menyusui bisa membantu ukuran rahim ibu Hitung jumlah peserta

kembali ke ukuran sebelumnya yang menjawab BENAR
4 Hormon oksitosin adalah hormon yang Hitung jumlah peserta

bertugas memproduksi ASI yang menjawab SALAH
5 Hormon prolaktin bekerja di malam hari, itu
Hitung jumlah peserta
kenapa ibu menyusui disarankan untuk √
yang menjawab BENAR
memerah ASI di malam hari
6 Ketika payudara telah penuh maka tubuh
Hitung jumlah peserta
akan memproduksi zat yang berfungsi √
yang menjawab BENAR
menghentikan produksi ASI secara otomatis

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 21


7 Ibu Menyusui perlu makan makanan bergizi Hitung jumlah peserta

agar ASInya banyak yang menjawab SALAH
8 Bayi baru lahir seringkali menangis dan itu
Hitung jumlah peserta
adalah tanda bahwa bayi memerlukan ASI √
yang menjawab SALAH
yang banyak
9 Puting lecet saat menyusui disebabkan
Hitung jumlah peserta
karena perlekatan bayi ke payudara tidak √
yang menjawab BENAR
sempurna
10 Penggunaan susu formula yang tidak tepat Hitung jumlah peserta

meningkatkan risiko kesehatan pada bayi yang menjawab BENAR
11 Salah satu cara untuk memastikan bayi
Hitung jumlah peserta
mendapat cukup ASI adalah dengan melihat √
yang menjawab BENAR
pipisnya dalam sehari
12 Menggendong dan memijat bayi mengurangi Hitung jumlah peserta

tingkat stress pada Ayah yang menjawab BENAR
13 Memberikan pertanyaan terbuka bisa Hitung jumlah peserta

membuat istri merasa ceritanya didengar yang menjawab BENAR
14 Dengan teknologi terkini, botol-dot sudah
Hitung jumlah peserta
memiliki cara kerja yang sama dengan puting √
yang menjawab SALAH
pada payudara
15 Bayi sebaiknya tidak perlu terlalu sering
Hitung jumlah peserta
digendong karena akan membuatnya jadi √
yang menjawab SALAH
“bau tangan”
16 Memastikan lokasi tenda kesehatan dan
Hitung jumlah peserta
keberadaan konselor menyusui adalah salah √
yang menjawab BENAR
satu tugas Ayah saat kondisi bencana.
17 Suami umumnya bekerja dari pagi hingga
sore di luar rumah, karena hal tersebut maka Hitung jumlah peserta

suami cukup mendukung Ibu Menyusui saat yang menjawab SALAH
sudah berada di rumah saja.

22. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta
dan salam penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 22


SESI 2. HAMBATAN AYAH DAN KEUNTUNGAN
MENYUSUI

SESI 2. HAMBATAN AYAH DAN KEUNTUNGAN MENYUSUI


Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:
1. Mengidentifikasi hambatan sosial terkait dengan keterlibatan Ayah dalam mendukung
menyusui dan pengasuhan
2. Merumuskan rencana tindaklanjut dalam menanggulangi hambatan dalam pemberian
dukungan proses menyusui dan keterlibatan di dalam pengasuhan.
3. Memahami definisi menyusui dan ASI Eksklusif
4. Memahami pihak-pihak yang berperan dalam menyukseskan aktivitas menyusui.
5. Memahami pentingnya aktivitas menyusui.
6. Memahami bahaya susu formula

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 90 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling
mudah adalah dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan
menempelkan nama tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang
NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 2A Bahan tayang Hambatan dan Keuntungan Menyusui
 LB 2A Lembar bacaan Breastfeeding Father, Apa Maksudnya?
 LB 2B Lembar bacaan Menyusui Ala AyahASI
 LB 2C Keuntungan Menyusui dan Risiko Formula

Persiapan Fasilitator:
1. Baca lampiran metode pembagian kelompok
Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.

Tahap 2 – Diskusi Kelompok Hambatan Dukungan Ayah


3. Fasilitator membuat kelompok (3-5 orang/kelompok) berdasarkan jumlah peserta (baca
lampiran Metode Pembagian Kelompok) dan minta mereka untuk menunjuk siapa yang
bertugas menjadi juru bicara dan juru tulis.
4. Fasilitator membagikan kertas flip chart dan spidol hitam besar pada tiap kelompok dan
tanyakan kepada mereka ”apa saja hambatan bagi Ayah untuk membantu mengurus anak?
dan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan hambatan itu?”
5. Katakan bahwa mereka punya waktu 5-10 menit untuk berdiskusi, melakukan identifikasi
dan menuliskannya di kerta flipchart.
6. Jika sudah selesai berdiskusi, minta semua peserta untuk berkumpul di flipchart salah satu
kelompok dan minta juru bicara kelompok tersebut untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Fasilitator bisa memancing diskusi dengan mengatakan apakah ada hal yang
ingin ditanyakan atau diklarifikasi dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Jika sudah selesai,
semua peserta bergeser ke flipchart Kelompok berikutnya dan lakukan hal yang sama, minta
juru bicara kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, begitu
seterusnya hingga semua kelompok mendapatkan kesempatan. Beri waktu 5 menit untuk
setiap kelompok.
7. Tayangkan Bahan Tayang Powerpoint-BT 2A “Hambatan dan Keuntungan Menyusui” dan
sampaikan bahwa Seperti kebanyakan negara besar lainnya di Asia, partisipasi ayah dalam
pengasuhan sangat buruk. Budaya patriarki yang kuat sering menjadi hambatan termasuk
melarang ayah/suami untuk terlibat di ruang domestik atau terlibat di pengasuhan. Kondisi
ini berdampak pada cakupan angka menyusui di Indonesia. Studi menunjukkan bahwa
persetujuan yang kuat dari menyusui oleh ayah dikaitkan dengan tingginya insiden
menyusui (98,1%), ini berarti ketika seorang ibu menyusui memiliki "orang penting" yang
dididik dan mendukung pilihannya untuk menyusui, ia jauh lebih mungkin. untuk menjadi
sukses dalam hal itu.

Melatih ayah baru tentang menyusui akan menjadi pendekatan baru keterlibatan laki-laki
dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia baik pada situasi normal maupun
bencana.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 24


Tahap 3 – Diskusi Kelompok Keuntungan Menyusui
8. Fasilitator membagi peserta menjadi 3-5 kelompok besar berdasarkan jumlah peserta (baca
lampiran Metode Pembagian Kelompok) dan minta mereka untuk memberi nama
kelompoknya dengan nama yang terkait dengan menyusui, lalu minta setiap kelompok
untuk menunjuk siapa yang bertugas menjadi juru bicara dan juru tulis.
9. Fasilitator membagikan kertas flip chart, spidol hitam dan selotip kertas besar pada tiap
kelompok dan minta mereka untuk menjawab pertanyaan berikut (atau bisa tampilkan
Bahan Tayang 2A-Hambatan dan Keuntungan Menyusui):
a. Apa itu menyusui dan ASI Eksklusif?
b. Siapa yang bertanggung jawab/berperan penting dalam proses keberhasilan
menyusui?
c. Kapan sebenarnya menyusui dapat dilakukan?
d. Apa keuntungan menyusui dari aspek Ibu, Ayah, dan Bayi?
e. Apa risiko pemberian susu formula yang tidak sesuai indikasi medis?
10. Katakan bahwa mereka punya waktu 15 menit untuk berdiskusi, menjawab pertanyaan dan
menuliskannya di kertas flipchart.
11. Jika sudah selesai berdiskusi, bagikan sticky note kepada peserta dan minta setiap kelompok
secara bergiliran membaca hasil diskusi kelompok lain dan jika ada komentar, masukan atau
pertanyaan bisa dituliskan pada sticky note dan ditempelkan pada kertas flipchart kelompok
lain. Jika semua kelompok sudah membaca hasil diskusi kelompok lain, minta perwakilan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, ingatkan untuk membahas juga
sticky note yang ditempelkan pada kertas flip chart. Ingatkan juga bahwa kelompok
selanjutnya hanya mempresentasikan hasil diskusi yang berbeda dengan kelompok
sebelumnya, jawaban yang sama tidak perlu dipresentasikan kembali.
12. Jika jawaban semua kelompok cenderung sama, fasilitator bisa memancing diskusi dengan
beberapa pertanyaan berikut:
a. Siapa yang memiliki peran terhadap kegagalan menyusui? Apakah sama dengan
yang berperan?
b. Apakah menyusui sama dengan pemberian ASI?
c. Menyusui itu minimal sampai berapa tahun?
13. Tutup tahap diskusi kelompok ini dengan mengatakan terima kasih atas hasil diskusinya dan
katakan bahwa kita akan membahasnya

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 25


Tahap 4 – Kesimpulan dan Penutup
14. Tayangkan Bahan Tayang Powerpoint-BT 2A “Hambatan dan Keuntungan Menyusui” dan
jelaskan bahwa secara umum definisi Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi
atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Sementara definisi ASI Eksklusif
menurut PP 33/2012 adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain.

Tambahkan juga bahwa keluarga disatu sisi merupakan faktor pendukung keberhasilan
menyusui namun disisi lain juga bisa menjadi faktor utama kegagalan menyusui. Orang tua
dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti ayah ibu kandung, jadi mengurus anak tentu
bukan saja tugas ibu, tapi juga menjadi tugasnya Ayah.

Sampaikan bahwa menyusui bisa dilakukan sesegera mungkin sesaat setelah melahirkan
dan bisa dilakukan di mana saja. Di banyak daerah di Indonesia kita masih sering melihat
banyak Ibu menyusui anaknya tanpa ditutupi dan ini adalah hal yang wajar, meski begitu
ada yang menyarankan untuk menggunakan Apron Menyusui agar payudara ibu tidak
terlihat. Apapun itu, menyusui atau memerah ASI sebaiknya di tempat yang bersih, nyaman,
aman dan higienis.

Sampaikan bahwa keuntungan menyusui berlaku tidak hanya untuk bayi, tapi juga untuk ibu
dan keluarga.

Keuntungan Menyusui Keuntungan Menyusui Bagi Keuntungan Menyusui


Bagi Ibu Bayi bagi Keluarga/Ayah
Melindungi kesehatan Memberikan gizi unggul Ibu dan Anak memiliki
ibu untuk pertumbuhan optimal derajat kesehatan dan
gizi yang lebih baik
Membantu mengurangi Menyediakan cairan yang Manfaat ekonomi
risiko perdarahan rahim cukup untuk menjaga tingkat  Biaya menyusui lebih
dan membantu rahim hidrasi anak rendah dari
untuk kembali ke Melindungi dari infeksi dan pemberian makanan
ukuran sebelumnya alergi buatan
 Biaya kesehatan
lebih rendah dengan
menyusui

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 26


Mengurangi risiko Meningkatkan ikatan batin
kanker payudara dan dan tumbuh kembang
ovarium
Membantu menunda
kehamilan baru
Membantu ibu langsing
kembali

Sementara itu sampaikan juga ada Risiko Pemberian Susu Formula

No Risiko Pemberian Susu Formula


1 Menganggu “bonding”
2 Meningkatkan risiko diare
3 Malgizi kekurangan Vitamin A
4 Bisa hamil lebih cepat lagi
5 Risiko alergi lebih tinggi
6 Meningkatkan risiko penyakit kronis
7 Kelebihan berat badan
8 Meningkatkan risiko anemia, kanker ovarium dan payudara

15. Bagikan Lembar Bacaan kepada peserta


16. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta
dan salam penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 27


SESI 3. CARA KERJA PAYUDARA

SESI 3. CARA KERJA PAYUDARA


Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:
1. Menjelaskan anatomi payudara dan cara kerja ASI
2. Menjelaskan fungsi hormon prolaktin dan oksitosin dan zat penghambat ASI
3. Membedakan dengan tepat antara mitos dan fakta selama periode menyusui

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 120 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling
mudah adalah dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan
menempelkan nama tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang
NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 3A Bahan Tayang “Cara Kerja Payudara”
 LB 3A Lembar Bacaan Peserta “Cara Kerja Payudara”
 LB 3B Lembar Bacaan Peserta “ Hormon Prolaktin & Oksitosin”

Persiapan Fasilitator:
1. Baca lampiran metode pembagian kelompok

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.

Tahap 2 – Belajar Mengenal Anatomi Payudara


3. Katakan kepada peserta bahwa sesi teknis kita yang pertama adalah untuk mengenali
anatomi, bentuk dan bagian-bagiannya serta fungsinya masing-masing yang berhubungan
langsung dengan proses menyusui.
4. Fasilitator membuat kelompok (3-5 orang/kelompok) berdasarkan jumlah peserta (baca
lampiran Metode Pembagian Kelompok) dan minta mereka untuk menunjuk siapa yang
bertugas menjadi juru bicara dan juru tulis.
5. Fasilitator membagikan kertas flip chart dan spidol hitam besar pada tiap kelompok dan
perintahkan kepada mereka untuk menggambar anatomi payudara yang menjelaskan
proses produksi ASI dari dalam payudara hingga ASI keluar melalui puting. Sampaikan
bahwa mereka bisa menggambar sebebas-bebasnya sesuai imajinasi dan logika serta
katakan bahwa mereka punya waktu 5-10 menit untuk berdiskusi, melakukan identifikasi
dan menuliskannya di kerta flip chart.
6. Jika sudah selesai berdiskusi, minta setiap kelompok melakukan presentasi dan peserta lain
bisa menanggapi. Beri waktu 5 menit untuk setiap kelompok.
7. Tutup tahap diskusi kelompok ini dengan mengatakan terima kasih atas hasil diskusinya dan
katakan bahwa kita akan membahasnya
8. Tayangkan Bahan Tayang BT 3A tentang cara kerja payudara dan jelaskan fungsi masing
masing bagian seperti puting, areola dan jaringannya.
9. Jelaskan secara bertahap bahwa bagian terbesar payudara PD adalah jaringan lemak yang
mempengaruhi bentuk besar kecilnya payudara dan di bagian dalamnya terdapat jaringan
yang berhubungan langsung dengan pembuluh darah dimana zat gizi yang diperlukan akan
dipisahkan dari aliran darah masuk ke dalam kantong ASI (ductus lactiverus).
10. Selanjutnya jelaskan areola adalah bagian payudara yang mengelilingi puting dan berwarna
lebih gelap dan di alik areola tersebut terdapat kantong ASI (ductus lactiverus) yang telah
terisi dan disimpan sebelum dialirkan melalui puting pada saat proses menyusui.
11. Terakhir jelaskan bahwa puting adalah bagian payudara yang berfungsi sebagai “kran” yang
dialui ASI saat diisap oleh bayi. Di bagian ujung puting terdapat lubang pengaliran ASI yang
jumlahnya bervariasi 8-16 dan ini berbeda beda untuk setiap ibu.
12. Tegaskan bahwa menyusui bukan di puting dan tidak dilakukan diputing sehingga menyusui
tidak dipengaruhi ukuran puting, melainkan menyusui dilakukan di areola payudara. Tutup
sesi ini dengan memutarkan video mekanisme produksi dan pengeluaran ASI.

Tahap 4 – Cara Kerja Hormon Prolaktin & Oksitosin


10. Mintalah peserta untuk mengatakan apa pendapat mereka pernah mendengar istilah
hormon di dalam proses menyusui dan apa pendapat mereka tentang hormon prolaktin dan
hormon oksitosin dalam proses menyusui. Gali ide dan wawasan peserta tentang hal

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 29


tersebut dan catat setiap jawaban yang disampaikan oleh peserta di papan tulis dan atau
plano yang telah tersedia lalu diskusikan dan rangkumlah bahwa hormon adalah zat kimia
dalam tubuh ibu yang terlibat dalam proses menyusui. Ada 2 hormon yang terlibat langsung
a. Hormon Oksitosin
b. Hormon Prolaktin
11. Tayangkan Bahan Tayang BT 3A dan jelaskan apa itu hormon oksitosin dan hormon
prolaktin dan masing masing cara kerjanya dan diskusikan dengan peserta guna memastikan
peserta dapat memahami bahwa
a. Prolaktin merupakan hormon yang memproduksi ASI dan bekerja di malam hari.
Produksi prolaktin akan meningkat dengan tingginya frekuensi menyusui.
b. Oksitosin bekerja pada saat proses menyusui, dan dipengaruhi oleh psikis ibu
ketika menyusui seperti rileks, ikhlas, bahagia dan mendapatkan dukungan
sebaliknya hormon ini akan terganggu proses kerjanya ketika ibu dalam kondisi
tidak bahagia. Disini sangat penting peranan para suami guna menjamin ibu
merasa memperoleh dukungan dan bahagia.
c. Zat Penghambat; jelaskan bahwa ketika payudara telah penuh maka tubuh akan
memproduksi zat yang berfungsi menghentikan produksi ASI secara otomatis.
Penghentian ini membantu melindungi payudara dari kepenuhan ASI dan jelas di
perlukan bila bayi meninggal atau berhenti menyusu untuk alasan lainnya. Bila
ASI dikeluarkan, baik melalui hisapan bayi atau di perah, inhibitor juga turut
dikeluarkan dan payudara akan memproduksi ASI lagi.

12. Jelaskan kepada peserta disamping para suami bisa berperan memberikan rasa nyaman dan
bahagia bagi ibu yang sedang menyusui, suami juga dapat membantu memberikan pijatan
yang berdampak terhadap rasa rileks si ibu dan dapat mempengaruhi aliran ASI agar lancar.
13. Sebagai penutup sesi ajak peserta berpasangan dan mintalah salah satu peserta duduk
menghadap kursi dan peserta lainnya mempraktikkan pijat oksitosin. Pandulah peserta
melakukan pijat oksitosin secara benar.
14. Mintalah pendapat peserta setelah mempraktikkan pijat oksitosin tersebut dan galilah
sejauh mana peserta dapat mengikuti sesi ini sehingga nantinya dapat membantu ibu
menyusui.

Tahap 5 – Mitos Seputar ASI dan Menyusui


15. Sampaikan kepada peserta bahwa pada sesi ini, kita akan bermain sambil belajar untuk
memilah berbagai mitos-mitos seputar ASI dan menyusui yang sering dijumpai di
masyarakat.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 30


16. Mintalah peserta untuk membentuk satu barisan dengan urutan sesuai bulan lahir,
sampaikan bahwa ketika membentuk barisan ini peserta tidak boleh berbicara dan hanya
boleh menggunakan Bahasa tubuh atau isyarat saja.
17. Jika sudah terbentuk barisan, jelaskan bahwa kita akan bermain Mitos vs Fakta seputar ASI
dan Menyusui, sampaikan aturan mainnya bahwa peserta diminta untuk menjawab
berbagai pernyataan yang disampaikan oleh fasilitator dengan bergerak ke kiri atau ke
kanan sesuai jawaban mereka. Jika peserta menjawab benar maka peserta diminta untuk
berpindah ke sebelah kanan dan jikalau peserta menjawab salah maka peserta diminta
berpindah ke sebelah kiri dan jikalau ragu-ragu peserta diminta untuk tetap berdiam di
tempat.
18. Ujicobalah pemahaman peserta dengan 1-2 pertanyaan guna memastikan peserta dapat
memahami instruksi yang dimaksud.
19. Bacakan dengan suara yang jelas setiap pertanyaan dan setelah seluruh peserta merespon
jawaban mereka dengan perpindahan tempat, maka fasilitator memberikan jawaban yang
benar dan menjelaskan pernyataan yang disampaikan dan pastikan peserta bisa memahami
maksud pernyataan tersebut.
Sebutkan pernyataan ini kepada peserta:
a. Ibu adopsi bisa menyusui bayi tanpa melewati proses hamil dan melahirkan? Benar atau
Salah?
b. ASI yang berkualitas baik ditandai dengan warna ASI yang putih pekat dan agak kental.
Benar atau Salah?
c. ASI di dalam payudara yang tidak dikeluarkan lebih dari 24 jam sebaiknya tidak diberikan
ke bayi karena sudah basi. Benar atau Salah?
d. Menyusui bisa menjadi metode kontrasepsi bahkan ketika ibu menyusui belum haid
hingga anak berusia 1 tahun. Benar atau Salah?
e. Salah satu peyebab bayi mudah flu atau pilek adalah karena ibu menyusui sering minum
air dingin sehingga menyebabkan ASI juga dingin. Benar atau Salah?
20. Pembahasan soal Mitos vs Fakta:
a. Pertanyaan: Apakah, Ibu adopsi bisa menyusui bayi tanpa melewati proses hamil dan
melahirkan?
Fakta: Bisa. Ibu bisa menyusui bayi yang diadopsinya tanpa melewati proses hamil dan
melahirkan dengan metode Induksi Laktasi, yaitu sebuah metode dengan terapi hormon
dan stimulasi payudara untuk memproduksi ASI.
b. Pertanyaan: ASI yang berkualitas baik ditandai dengan warna ASI yang putih pekat dan
agak kental
Fakta: Payudara hanya memproduksi satu jenis ASI. ASI yang terlihat agak kental dan
berwarna putih pekat dan ASI yang terlihat agar encer dan berwarna agak bening
diproduksi pada waktu bersamaan. Keduanya ibarat saudara kembar, yang satu keluar
duluan, adiknya keluar belakangan, hanya terpaut lima menit. Saat ASI di produksi,

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 31


lemak ASI cenderung melekat satu sama lain dan menempel di dinding alveoli (tempat
ASI di buat). Saat ASI terus di produksi maka ASI yang encer akan langsung memenuhi
payudara dan menuju puting. Sementara lemak ASI yang agak lebih kental akan
cenderung menempel di saluran ASI.
c. Pertanyaan: ASI di dalam payudara yang tidak dikeluarkan lebih dari 24 jam sebaiknya
tidak diberikan ke bayi karena sudah basi.
Fakta: ASI di dalam payudara tidak mengenal basi, kondisinya selalu steril sehingga tidak
perlu dibuang terlebih dahulu. ASI yang dikeluarkan dari payudara selalu dalam keadaan
segar dan bersih.
1. Pertanyaan: Menyusui bisa menjadi metode kontrasepsi bahkan ketika ibu menyusui
belum haid hingga anak berusia 1 tahun.
Fakta: Metode kontrasepsi melalui menyusui disebut juga dengan metode LAM
(Lactational Amenorrhea Method), namun metode ini memiliki syarat dan
ketentuannya, yaitu
1. Belum haid pasca melahirkan
2. Menyusui bayi sesuai keinginan bayi (pagi, siang, dan malam)
3. Menyusui secara eksklusif
4. Bayi berusia dibawah 6 bulan
Sehingga metode kontrasepsi dengan menyusui ketika anak berusia 1 tahun sudah tidak
efektif.
2. Pertanyaan: Salah satu peyebab bayi mudah flu atau pilek adalah karena ibu menyusui
sering minum air dingin sehingga menyebabkan ASI juga dingin.
Jawaban: ASI di dalam payudara suhunya akan selalu hangat pada suhu 37 derajat
celcius. Payudara bukanlah dispenser air yang bisa berubah menjadi dingin atau panas.
Sehingga sebanyak apapun ibu menyusui minum air dingin, ASI tidak akan pernah bisa
menjadi dingin. Lagipula, flu atau pilek penyebabnya adalah virus bukan air dingin.
21. Lakukan proses diatas hingga seluruh pernyataan dibacakan sampai selesai dan ucapkan
terimakasih atas partisipasi peserta.
22. Sebelum sesi ini ditutup, berikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya atas seluruh sesi
yang disampaikan hari ini, jika tidak ada dan sudah selesai tutuplah pertemuan ini dan
ucapkan terimakasih.

Tahap 3 – Kesimpulan dan Penutup


13. Bagikan Lembar Bacaan Peserta LB 3A “Cara Kerja Payudara” dan LB 3B “Hormon Prolaktin
& Oksitosin
14. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta
dan salam penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 32


Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 33
SESI 4. MASALAH MENYUSUI

SESI 4. PERMASALAHAN UMUM MENYUSUI

Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:


1. Mendiskusikan penyebab dan pencegahan permasalahan umum menyusui
2. Mengetahui jenis permasalahan yang umum terjadi saat awal menyusui
3. Mengetahui hal-hal untuk mencegah permasalahan umum menyusui terjadi
4. Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk mencari solusi permasalahan menyusui
5. Memahami arti tangisan bayi dan cara mengatasinya

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 120 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling
mudah adalah dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan
menempelkan nama tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang
NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 4A Bahan Tayang “Permasalahan Umum Menyusui”
 LB 4A Lembar Bacaan Peserta “Permasalahan Umum Menyusui”

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.
Tahap 2 – Kerja Kelompok dan Diskusi
3. Sampaikan pada peserta bahwa dari waktu ke waktu, ibu menghadapi masalah dengan
menyusui. Sebagian besar masalah sebenarnya dapat dicegah dengan praktik pemberian
ASI yang baik: posisi dan pelekatan yang benar, menyusui sesuka bayi, dan memastikan
keefektifan menyusu bayi. Ketika masalah terjadi, pengenalan dan perawatan dini
memungkinkan seorang ibu untuk memulai atau terus menyusui dan membantu mencapai
sasaran ASI eksklusif yang direkomendasikan yaitu menyusui selama enam bulan dan
melanjutkannya hingga dua tahun atau lebih.
4. Katakan pada peserta bahwa sekarang kita akan bekerja di dalam kelompok.
5. Fasilitator membuat kelompok (3-5 orang/kelompok) berdasarkan jumlah peserta (baca
lampiran Metode Pembagian Kelompok) dan minta mereka untuk menunjuk siapa yang
bertugas menjadi juru bicara dan juru tulis.
6. Fasilitator membagikan gambar kondisi payudara dan ASI tidak cukup sebagai berikut:
a. Puting Lecet
b. Payudara Bengkak
c. ASI Tidak Cukup
Satu kelompok mendapatkan satu gambar kondisi payudara dan minta mereka untuk
mendiskusikannya. Minta masing-masing kelompok untuk:
a) Mejawab kondisi payudara dan ASI tidak cukup pada gambar, lalu;
b) Menjelaskan gejala kondisi tersebut
c) Bagaimana mencegahnya, dan;
d) Bagaimana cara mengatasinya
7. Katakan bahwa mereka punya waktu 5-10 menit untuk berdiskusi, melakukan identifikasi
dan menuliskannya di kerta flipchart.
8. Jika sudah selesai berdiskusi, minta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan jika dirasa ada hal yang ingin
ditanyakan atau diklarifikasi.
9. Fasilitator bisa menggunakan tabel dibawah ini untuk memandu diskusi

Gambar Gejala Pencegahan Mengatasinya


1. Payudara/puting terasa 1. Pelekatan yang 1. Jangan berhenti
sakit baik menyusui
2. Retak di ujung puting 2. Jangan gunakan 2. Perbaiki pelekatan
atau di dasarnya botol susu (cara dengan memastikan
3. Kadang berdarah menghisap yang bahwa bayi datang
Puting Lecet 4. Bisa terjadi infeksi berbeda dengan dari bawah payudara
menghisap puting dan didekap erat
sehingga terjadi 3. Mulai menyusui pada
bingung puting) sisi yang kurang
terasa sakit
4. Ubah posisi menyusui

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 35


Gambar Gejala Pencegahan Mengatasinya
3. Jangan gunakan 5. Biarkan bayi
sabun atau krim melepaskan sendiri
pada puting isapannya
6. Oleskan cairan ASI ke
puting
7. Jangan gunakan sabun
atau krim pada puting
8. Jangan tunggu sampai
payudara penuh
untuk menyusui
9. Jangan gunakan botol
susu
1. Terjadi pada kedua 1. Letakkan bayi 1. Perbaiki pelekatan
payudara kontak kulit 2. Berikan ASI lebih
2. Membengkak dengan ibu sering
3. Lunak 2. Mulai berikan ASI 3. Usap payudara
PD Bengkak 4. Hangat dalam dengan lembut untuk
5. Agak kemerahan satu jam pertama merangsang aliran ASI
6. Sakit kelahiranPelekatan 4. Tekan di sekitar
7. Kulit mengkilat, yang baik areola untuk
kencang dan 3. Sering-sering mengurangi
8. puting susu rata dan memberikan ASI pembengkakan dan
sulit diisap bila diminta anak untuk membantu bayi
9. Bisa terjadi pada hari ke (sesering dan mengisap
3 sampai ke 5 setelah selama yang 5. Tawarkan kedua
melahirkan (bila diinginkan anak) payudara
produksi ASI meningkat siang dan malam: 8 6. Perah susu untuk
drastis dan anak belum sampai 12 kali per mengurangi tekanan
bisa menyusu) 24 jam sampai bayi bisa
Catatan: di hari mengisap
pertama atau kedua 7. Kompres dengan air
bayi mungkin hanya hangat untuk
disusui 2 sampai 3 kali membantu aliran ASI
sebelum diperas
8. Kompres dengan air
dingin untuk
mengurangi bengkak
setelah diperas
ASI Tidak cukup Ibu “merasa” tidak punya 1. Letakkan bayi 1. Tentukan apakah ada
cukup ASI kontak kulit penyebab yang jelas
Bayi resah atau tidak dengan ibu atas kesulitan
kenyang) 2. Mulai susui bayi menyusui (pola
dalam waktu 1 jam menyusui, kondisi
Pertama, pastikan apakah pertama setelah mental ibu, ibu atau
bayi mendapatkan cukup kelahiran bayi sakit)

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 36


Gambar Gejala Pencegahan Mengatasinya
ASI atau tidak (berat 3. Tetap bersama 2. Periksa berat badan
badan, urin, dan buang air bayi bayi, urin dan
besar) 4. Pastikan pelekatan kotorannya (jika berat
yang baik badan kurang, rujuk)
5. Dorong bayi untuk 3. Bangun rasa percaya
sering menyusu diri ibu, yakinkan
6. Biarkan bayi bahwa ia dapat
melepaskan sendiri menghasilkan banyak
puting susu ibunya ASI
7. Menyusui eksklusif 4. Jelaskan apa kesulitan
siang dan malam yang mungkin timbul
8. Hindari pada umur 2 sampai 3
penggunaan botol minggu, 6 minggu, 3
susu bulan karena
9. Berikan dorongan terjadinya percepatan
untuk metode pertumbuhan
keluarga sehingga bayi
berencana yang membutuhkan ASI
cocok lebih banyak
5. Jelaskan pentingnya
mengeluarkan banyak
ASI dari payudara
6. Periksa/perbaiki
pelekatan
7. Sarankan untuk
menghentikan segala
macam suplemen bagi
bayi – jangan beri air
putih, susu formula,
teh, atau cairan lain.
8. Hindari pemisahan ibu
dan bayi dan
pengasuhan bayi oleh
orang lain (perah ASI
bila bu jauh dari
bayinya)
9. Sarankan perubahan
pola menyusui.
Sering-sering susui
bayi waktu ia minta,
siang dan malam
10. Biarkan bayi
melepaskan sendiri
isapannya

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 37


Jika masih ada waktu, tambahkan informasi berikut:
PUTING LECET
penyebab paling umum puting lecet adalah pelekatan yang kurang baik. Bila bayi kurang baik
melekat, ia akan menarik puting keluar masuk sambil mengisap, dan menggesek-gesek kulit
payudara dengan mulutnya. Ini sangat menyakitkan ibunya. Awalnya tidak ada retakan. Puting
tetap terlihat normal. Bila bayi terus mengisap seperti itu, akan merusak kulit puting dan
menjadi retak, seperti yang terlihat pada bahan tayang di sini.
Jika ibu merasa putingnya sakit, bantu ia untuk memperbaiki posisi bayinya, agar bisa melekat
dengan baik.
Di udara hangat, BH katun mungkin lebih baik untuk puting yang retak dibandingkan dengan BH
nilon. Akan tetapi, katun bukanlah keharusan, sebaiknya tidak menganjurkannya kepada ibu
yang tak mampu membelinya. Apabila perlu, sarankan ibu agar menanggalkan BH sehari atau
dua hari.
PAYUDARA BENGKAK
Payudara bengkak berarti payudara terlalu penuh, sebagian karena ASI, dan sebagian lagi
karena peningkatan cairan jaringan dan darah, yang mengganggu aliran ASI.
Payudara akan terlihat mengkilat, yang disebabkan karena edema. Payudara terasa nyeri, dan
ASI-nya tidak mengalir dengan baik. Terkadang ketika payudara membengkak, ibu merasa
demam. Payudara terlihat merah. Ini mungkin membuat kita berpikir bahwa ia menderita
mastitis. Akan tetapi, demamnya biasanya berlangsung selama 24 jam saja.
ASI TIDAK CUKUP
Ada ibu “merasa” ASInya kurang, ada yang memang Bayi tidak mendapat cukup ASI. Ini adalah
dua hal yang berbeda. Yang perlu dicari adalah, apakah bayi mendapat cukup ASI atau tidak.
Untuk kemudian kita cari tahu, kenapa bayi tidak mendapat cukup ASI.
Hanya ada 2 tanda dimana bayi kurang mendapat cukup ASI, sedangkan tanda lain itu hanya
potensi yang mungkin pada kemudian hari dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup ASI.
TANDA-TANDA BAYI TIDAK CUKUP MENDAPAT ASI
Pertambahan berat badan kurang (Pertumbuhan berjalan lambat dari
kurva standard) Bayi baru lahir
kehilangan berat badan lebih dari 10%
dari berat lahir; atau kurang dari berat
lahir saat usia 2 minggu
Mengeluarkan air seni pekat dalam jumlah (Kurang dari 6 kali sehari, warnanya
sedikit kuning dan baunya tajam)
MUNGKIN
Bayi tidak puas setelah menyusu
Bayi sering menangis

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 38


Sangat sering menyusu
Menyusu sangat lama
Bayi menolak disusui
Bayi mengeluarkan tinja keras, kering atau hijau
Bayi mengeluarkan tinja sedikit dan jarang
ASI tidak keluar ketika ibu mencoba memerah
Payudara tidak membesar (selama kehamilan)
ASI tidak ’keluar’ (setelah persalinan)

Tahap 4 – Memahami Tangisan Bayi


10. Sampaikan kepada peserta bahwa salah satu perilaku bayi yang seringkali membuat ibu dan
ayah stress adalah bayi menangis. Tangisan bayi yang tiada henti seringkali menjadi
penyebab banyak orang tua memberikan makanan terlalu dini.
11. Ajak peserta untuk curah pendapat dengan membagikan kertas metaplan atau sticky note
dan minta mereka untuk menuliskan jawaban atas pertanyaan berikut: “Apa Penyebab Bayi
Menangis?”
12. Tempelkan jawaban mereka di kertas flipchart atau dinding ruang pelatihan, lalu ajak
diskusi berdasarkan jawaban peserta.
13. Tampilkan Bahan Tayang BT4A “Permasalahan Umum Menyusui” dan jelaskan secara umum
penyebab bayi menangis
14. Jika dibutuhkan, fasilitator bisa menyampaikan informasi tambahan berikut:
a. Kelaparan karena tidak mendapat ASI dengan mudah
Bayi yang tidak melekat dengan baik pada payudara, dan kesulitan mendapat ASI, dapat
menyebabkan menyusu sangat sering, dan mengisap lebih lama pada masing-masing
payudara.Bayi mungkin mendapat ASI yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh dengan
baik,tetapi bayi tetap tidak merasa puas.
b. Kelaparan karena percepatan atau lompatan pertumbuhan:
Bayi tampak amat lapar selama beberapa hari, mungkin karena ia sedang tumbuh lebih
cepat daripada sebelumnya. Ia amat sering minta disusui. Ini lazim terjadi di sekitar usia
2 minggu, 6 minggu dan 3 bulan, namun dapat terjadi di waktu-waktu lainnya. Ketika
bayi sering menyusu selama beberapa hari, pasokan ASI meningkat, dan ia tidak sering
menyusu lagi.
c. Makanan ibu:
Kadang ibu memperhatikan bayinya gelisah saat ibu mengkonsumsi makanan tertentu.
Ini karena bahan dari makanan tersebut masuk ke dalam ASI-nya. Ini dapat terjadi pada
makanan apapun, dan tidak ada makanan khusus yang harus dihindari, kecuali ibu
melihat ada masalah.
Bayi bisa alergi terhadap protein dalam beberapa makanan pada menu ibunya. Susu
sapi, kedelai, telur, dan kacang, semuanya dapat menyebabkan masalah alergi. Bayi

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 39


mungkin saja alergi terhadap protein susu sapi setelah satu-dua kali pemberian susu
formula sebelum kegiatan menyusui dimulai.
d. Minuman dan Obat-obatan yang dikonsumsi ibu:
Kafein dalam kopi, teh dan minuman bersoda serta tinggi gula, dapat masuk ke dalam
ASI dan membuat bayi gelisah. Jika ibu merokok, atau mengkonsumsi obat lainnya,
bayinya akan lebih sering menangis dibandingkan bayi lain.
e. Merokok
Merokok jelas memberikan dampak buruk pada kesehatan seseorang. Ini berlaku baik
kepada ayah, ibu, bayi dan siapapun yang terpapar dengan asap rokok. Ibu, bayi dan
anggota keluarga lain terancam kesehatannya akibat secondhand smoke (asap yang
dikeluarkan dari rokok atau dari si perokok) dan thirdhand smoke (zat-zat berbahaya
atau residu racun dari asap rokok yang tidak terlihat dan menempel pada barang-barang
yang ada di sekitarnya, termasuk rambut dan pakaian si perokok). Polusi akibat rokok ini
bisa memicu bayi menjadi gelisah.
f. Terlalu banyak ASI:
Bayi mungkin menangis saat mendapat terlalu banyak ASI dalam waktu yang singkat. Dia
mungkin mengangkat kakinya seperti mempunyai rasa sakit pada perutnya. Mungkin ia
mengeluarkan kotoran lembek kehijauan dan pertambahan berat badannya kurang;
atau mungkin ia tumbuh dengan baik namun sering menangis dan sering minta
menyusu. Meskipun ibunya memiliki cukup ASI, tetapi bayi mungkin mendapat terlalu
banyak ASI awal dan tidak mendapat ASI Akhir. (lihat informasi lebih lanjut pada sesi 16
menolak menyusu)
g. Reflux:
Beberapa bayi sering menangis karena gastro-oesophageal reflux. Reflux terjadi saat ASI
dan asam dari perut kembali menuju oesophagus, yang membuatnya sakit. Bayi
mungkin memuntahkan ASI (muntahan kecil). Reflux lebih umum pada bayi-bayi yang
pernah diberi minum menggunakan selang. Bayi mungkin menangis khususnya saat bayi
berbaring terlentang, karena ASI lebih mudah mengalir kembali. Bayi lebih jarang
menangis saat digendong dalam posisi tegak, sehingga ASI tidak mengalir kembali
dengan mudah. Tanda-tandanya meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi (lihat juga
informasi lebih lanjut di sesi 16 menolak menyusu)
h. Kolik:
Beberapa bayi sering menangis tanpa satu pun sebab di atas. Kadang tangisannya
memiliki pola yang jelas. Bayi terus menangis pada waktu-waktu tertentu dalam sehari,
seringkali di petang hari. Ia mungkin menarik kakinya ke atas seolah sakit perut.
Mungkin ia tampak ingin menyusu, tapi sangat sulit untuk menenangkannya. Bayi yang
menangis seperti ini mungkin memiliki usus yang sangat aktif, atau masuk angin, tetapi
penyebabnya tidak jelas. Ini disebut ’kolik’. Bayi kolik biasanya tumbuh dengan baik, dan
tangisannya biasanya berkurang setelah bayi berusia 3 bulan.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 40


i. Bayi yang ‘banyak kebutuhan’:
Beberapa bayi lebih sering menangis dibandingkan bayi lainnya, dan mereka perlu
didekap dan digendong lebih sering. Di masyarakat yang para ibunya menggendong bayi
ke mana-mana, masalah menangis kurang lazim dibandingkan dengan masyarakat yang
para ibunya senang meletakkan dan meninggalkan bayinya, atau dibandingkan dengan
masyarakat yang para ibunya menidurkan bayi di tempat tidur terpisah.

Tahap 5 – Kesimpulan dan Penutup


15. Ingatkan kepada peserta bahwa menyusui itu seharusnya menyenangkan dan tidak
menyakitkan. Jika ada rasa sakit atau tidak nyaman, itu berarti tanda bahwa ada yang salah
dengan proses menyusuinya. Jangan menunda untuk cari informasi dan kontak dengan
konselor laktasi jika ada permasalahan menyusui. Menunda mencari penyebab atau
mencari solusi permasalahan menyusui bisa berujung pada kondisi payudara/menyusui
yang semakin memburuk.

Sampaikan bahwa peran suami adalah membantu untuk mencegah terjadinya


permasalahan menyusui, disela-sela kesibukan kita jangan lupa untuk menghubungi istri
untuk menanyakan kabar, bagilah peran antara suami-istri ketika berada di rumah.
16. Bagikan Lembar Bacaan Peserta LB 4A “Permasalahan Umum Menyusui”
17. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta
dan salam penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 41


SESI 5. AYAH BISA BANTU APA?

SESI 5. AYAH BISA BANTU APA?

Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:


1. Memahami bentuk dukungan yang ayah bisa berikan
2. Melakukan teknik mengangkat dan menggendong bayi
3. Melakukan teknik bercerita pada anak

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 120 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling
mudah adalah dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan
menempelkan nama tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang
NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 5A Bahan Tayang “Ayah Bisa Bantu Apa?”
 LB 5A Lembar Bacaan Peserta “Ayah Bisa Bantu Apa?”

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak
peserta berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.
Tahap 2 – Penjelasan dan Diskusi
3. Sampaikan pada peserta bahwa peran Ayah sangat penting untuk mendukung keberhasilan
menyusui. Bentuk dukungan tersebut tidak harus Ayah jago soal menyusui, namun bisa
dalam bentuk lain yang sederhana. Ingatkan pada peserta bahwa istri seringkali merasa
tersanjung jika Ayah bisa membantu mengurus anak dan urusan rumah tanpa harus disuruh
oleh istri.
4. Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan berdiskusi tentang dukungan apa saja yang bisa
dilakukan oleh Suami untuk membantu Istri di rumah.
5. Bagikan kertas metaplan/sticky note dan spidol kepada peserta lalu minta peserta untuk
menuliskan sebanyak-banyaknya bantuan apa yang Suami bisa lakukan untuk membantu
Istri di rumah.
6. Minta peserta untuk menempelkan tulisannya di papan tulis/dinding ruangan/flip chart
7. Kelompokkan tulisan itu berdasarkan jenis dukungannya (misal menggendong, bercerita,
memandikan dll). Fasilitator bisa meminta salah satu peserta untuk membantu
mengelompokkan tulisan tersebut
8. Minta peserta untuk berbagi pengalaman dan atau pendapat mereka tentang dukungan
yang mereka tulis (cukup satu orang per jenis dukungan). Fasilitator bisa mengajukan
pertanyaan di bawah ini untuk membantu peserta memberikan penjelasan:
a. Apa bentuk dukungan yang diberikan?
b. Kenapa melakukan dukungan tersebut dan apa yang dirasakan ketika melakukan hal
tersebut?
9. Tayangkan bahan tayang BT 5A “Bentuk Dukungan Ayah” dan jelaskan bahwa beberapa hal
yang bisa dilakukan Ayah untuk mendukung istri menyusui antara lain:
 Menggendong
 Bermain bersama anak
 Bercerita
 Memijat Bayi
 Memandikan Anak
 Mengganti Popok
 Membersihkan Botol – berikan penekanan pada saat kondisi bencana
10. Jelaskan pada peserta bahwa sebenarnya ada begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan
Ayah untuk mendukung Istri di rumah, namun pada sesi ini kita hanya akan melakukan dua
hal saja, yaitu menggendong bayi dan bercerita
Tahap 3 – Menggendong
12. Ajukan pertanyaan kepada peserta seputar pengalaman peserta dalam menggendong
dengan pertanyaan berikut:
a. Kapan biasanya menggendong bayi?
b. Bagaimana perasaan ketika menggendong bayi?

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 43


13. Jelaskan kepada peserta bahwa banyak kasus Ayah takut dan khawatir ketika menggendong
bayi, sampaikan bahwa perasaan itu wajar karena sedari kecil kita tidak pernah diajarkan
atau dibiasakan untuk menggendong bayi. Katakan kepada peserta bahwa hal penting
dalam menggendong yaitu menyangga seluruh tubuh dan mengatur posisi bayi agar aman
dan nyaman.
14. Sampaikan kepada peserta bahwa sekarang kita akan praktek mengangkat dan
menggendong bayi. Tampilkan BT 5A “Ayah Bisa Bantu Apa?”.
15. Bagi peserta menjadi kelompok kecil dengan masing-masing kelompok berisi dua/tiga
orang. Bagikan boneka bayi kepada kelompok dan minta peserta membagi siapa yang
menjadi orang pertama, kedua dan ketiga. Jelaskan bahwa kita akan bergantian
mempraktekkan mengangkat dan menggendong bayi.
Sampaikan bahwa kita akan memulai prakteknya dari mengangkat bayi. Ikuti tahapan
praktek mengangkat bayi seperti pada Bahan Tayang, setelah semua selesai baru kemudian
fasilitator putar video peragaan mengangkat bayi pada bahan tayang BT5A
Sampaikan kepada peserta bahwa tahapan untuk mengangkat bayi adalah sebagai berikut:
1. Pastikan posisi berdiri kita stabil dan tidak pada lantai yang miring atau
bergoyang
2. Ketika mengangkat bayi, pastikan kita menahan bagian belakang kepala dan
leher bayi
3. Angkat bayi dengan menahan bagin belakang kepala dan leher bayi dengan
telapak tangan kita. Posisikan lengan kita untuk menahan bagian punggung dan
kaki sementara tangan lainnya menahan bagian bawah bayi seperti pada video
peragaan.
4. Selama bagian leher, dagu, dan kepala didukung, maka itulah cara teraman
untuk mengambil dan menggendong anak setiap saat.

Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan mempraktekkan cara menggendong
bayi dengan posisi Craddle Hold atau Pegangan Buaian. Ikuti tahapan praktek
menggendong bayi seperti pada Bahan Tayang, setelah semua selesai baru kemudian
fasilitator putar video peragaan menggendong bayi pada bahan tayang BT5A

16. Sampaikan juga kepada peserta bahwa selain dengan tangan, menggendong bayi juga bisa
dengan gendongan Bayi. Jelaskan bahwa tips memilih gendongan bayi harus memenuhi
unsur TICKS
a. Tight – cukup kuat menahan bayi
b. In view at all times – bayi selalu dalam pandangan yang menggendong
c. Close enough to kiss – cukup dekat untuk bisa dicium
d. Keep chin off the chest – dagu bayi menempel di dada ibu
e. Supported back – bagian punggung belakang harus tertahan

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 44


17. Sampaikan pada peserta untuk tetap di dalam kelompoknya karena sekarang akan masuk
pada praktek bercerita.

Tahap 5 – Bercerita
18. Ajukan pertanyaan kepada peserta seputar pengalaman mereka bercerita kepada anak
dengan pertanyaan berikut:
a. Kapan biasanya bercerita kepada anak dan apakah menggunakan alat bantu?
b. Bagaimana perasaan ketika bercerita kepada anak?
19. Buka bahan tayang BT 5A tentang “Manfaat Bercerita kepada Bayi” dan jelaskan hal-hal
berikut secara singkat:
a. Bercerita membantu anak-anak mengenal suara, kata-kata dan Bahasa serta
meningkatkan ketrampilan literasi sejak dini
b. Bercerita membantu anak untuk belajar soal nilai-nilai yang terkandung di dalam
cerita
c. Bercerita memicu imajinasi anak dan merangsang rasa ingin tahu
d. Bercerita membantu perkembangan otak, meningkatkan ketrampilan sosial dan
komunikasinya.
e. Bercerita membantu anak memahami perubahan dan peristiwa baru atau
menakutkan, dan juga emosi kuat yang dapat menyertainya.
20. Tekankan kepada peserta bahwa kita tidak harus menjadi pendongeng professional untuk
bercerita kepada anak, karena kita bisa bercerita apa saja (dongeng, kisah, cerita sehari-hari
dll).
21. Jelaskan bahwa bercerita sama dengan komunikasi lainnya, yaitu selaras antara kata-kata,
ekspresi, intonasi dan gesture/gerak tubuh.
22. Sampaikan kepada peserta bahwa sekarang kita akan berlatih intonasi:
a. menceritakan orang berjalan mengendap-endap dengan suara pelan dan;
b. ketika cerita orang berlari dengan suara lebih keras dan cepat
23. Sampaikan kepada peserta bahwa sekarang kita akan berlatih ekspresi:
a. ekspresi ketika tim kesayangan mencetak gol,
b. ekspresi kesal karena tim kesayangan kebobolan dan;
c. ketika istri protes saat nonton bola berisik.
24. Sampaikan kepada peserta bahwa sekarang kita akan berlatih gesture:
a. Gerakan tangan yang menunjukkan naik mobil
b. Gerakan naik pesawat dan;
c. Gerakan kapal laut.
4. Berlatih mengubah suara (suara besar, kecil dan biasa)
5. Membuat cerita sederhana tentang kehidupan sehari-hari dengan mengambil satu
cerita saat di luar rumah dan menstrukturkan cerita menjadi

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 45


Latar belakang Tadi ayah pulang dari kantor naik motor
Konflik Ada kucing yang tiba-tiba lewat depan motor, ayah kaget.
Bingung mo ngerem, mo banting stir ke samping atau
gimana
Solusi konflik Akhirnya ayah ngerem, untung ga jatuh

Setelah distrukturkan, bisa mengembangkan ceritanya agar lebih menarik. Gunakan


intonasi, ekspresi dan gesture yang tepat.
6. Fasilitator meminta perwakilan peserta untuk menceritakan kembali cerita yang sudah
dibuat.

Tahap 6 – Kesimpulan dan Penutup


9. Bagikan sticky note dan minta peserta untuk menulis jawaban di sticky note atas
pertanyaan ini “Dari sekian dukungan ke istri yang telah dibahas, mana yang akan ia
lakukan pertama ketika pulang ke rumah?”
10. Fasilitator meminta peserta menempel sticky note di tempat yang disediakan
11. Bagikan Lembar Bacaan LB 5A “Ayah Bisa Bantu Apa?”
12. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan
peserta dan salam penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 46


SESI 6. DENGERIN CURHATAN ISTRI

SESI 6. DENGERIN CURHATAN ISTRI AGAR HIDUP KITA


TENANG
Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:
1. Mengetahui 5 ketrampilan mendengar keluhan pasangan
2. Mengetahui 6 ketrampilan memberikan dukungan
3. Mampu memberikan contoh nyata pada masing-masing ketrampilan
4. Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan yang tepat saat mendengarkan keluhan pasangan

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 120 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling mudah adalah
dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan menempelkan nama
tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang
9. Kertas kerja bermain peran

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 6A Bahan Tayang “Ketrampilan Mendengar”
 LB 6A Lembar Bacaan “Ketrampilan Mendengar”

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak peserta
berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.
Tahap 2 – Bermain Peran
3. Mintalah peserta untuk berpasangan. Lalu perintahkan mereka untuk memikirkan satu cerita
tentang pengalaman membantu mengurus anak atau membantu urusan rumah untuk diceritakan
kepada temannya
4. Kemudian minta peserta saling bercerita pada saat yang bersamaan selama 2 menit
5. Ajak kembali peserta pada kelompok besar, ajak diskusi dengan menanyakan hal berikut:
 Bagaimana rasanya anda berbicara pada saat yang bersamaan dengan seseorang?
 Apakah anda menangkap semua isi cerita?
6. Tanggapi respon dari peserta tanpa harus membahasnya secara detail
7. Dalam pasangan yang sama, ulangi lagi latihan mendengar sebelumnya, namun kali ini minta
peserta untuk saling mendengarkan satu sama lain dengan berkonsentrasi. Perintahkan peserta
untuk tidak mencatat sama sekali dan harus mendengarkan dengan seksama.
8. Beri waktu masing-masing 1 menit untuk bercerita dan bergantian.
9. Kemudian, berikan waktu kepada peserta untuk saling menceritakan cerita pasangannya (masing-
masing berbicara selama 1 menit). Contoh: A menceritakan cerita B setelah B tadi berbicara dan
sebaliknya.
10. Jika sudah selesai, minta peserta untuk berkumpul kembali di dalam kelompok besar, kemudian ajak
peserta untuk berdiskusi dengan menanyakan hal berikut:
a. Berapa banyak dari cerita anda yang benar diceritakan oleh pasangan anda.
b. Bagaimana perasaan anda ketika bercerita dan melihat seseorang mendengarkan cerita anda?
11. Kemudian, tanyakan juga hal apa yang anda lakukan yang membuat anda yakin bahwa pasangan
anda mendengarkan anda? Catat jawaban peserta pada kertas flipchart yang tersedia.
 Gunakan jawaban dan gerakan yang menunjukkan ketertarikan dengan respon sederhana (”Oo”,
”mengangguk”)
 Gunakan komunikasi non-verbal
12. Jelaskan kepada peserta bahwa apa yang kita lakukan tadi adalah teknik mendengarkan dan
mempelajari dan kita akan membahasnya bersama-sama.
13. Dengan bantuan Ko-Fasilitator atau bantuan peserta lakukan demonstrasi ketrampilan komunikasi
non-verbal sebanyak dua kali. Pertama gunakan komunikasi non-verbal yang ”salah”; dan kemudian
lakukan komunikasi non verbal yang benar satu persatu:
 Kepala anda sejajar dengan kepala ibu/ayah/pengasuh
 Berikan perhatian (kontak mata)
 Singkirkan penghalang (meja dan catatan-catatan)
 Sediakan waktu
 Sentuhan yang wajar
14. Kemudian lanjutkan dengan mendemonstrasikan teknik mendengarkan dengan menggunakan
ketrampilan dalam ”mengulang kembali apa yang dikatakan Istri” dan ”tidak menggunakan kata-
kata menghakimi”. Pertama, gunakan kata-kata menghakimi, dan kemudian baru
mendemonstrasikan memberikan reaksi yang tepat dengan tidak menggunakan kata-kata
menghakimi.

Contoh kata-kata menghakimi:


 Kamu juga sih yang salah, lagian kenapa dikasih nasi, kan harusnya bubur aja
 Tuh kan, udah bener kan kata aku, harusnya jangan digendong terus bayinya
 Kamu sih percaya banget sama mitos, makanya banyak baca dong

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 48


Contoh kata-kata yang tidak menghakimi:

 Mungkin memang anaknya butuh proses, besok kita coba metode lain yah
 Kamu pasti capek yah? Besok cobain aja menyusuinya sambal tiduran, jadi kamu bisa
istirahat juga
 Sini peluk dulu, kamu kayanya khawatir banget, nanti aku cariin jawabannya yah
15. Lakukan latihan Mengajukan Pertanyaan
a. Setiap orang dapat mengajukan satu pertanyaan kepada saya (Fasilitator) dengan diawali
kalimat tanya.
b. Fasilitator akan menjawab pertanyaan tersebut. (Fasilitator menghentikan Peserta untuk
mengajukan hanya satu pertanyaan saja)
c. Diskusikan, apa yang anda dapatkan dari latihan ini? (Beberapa tipe pertanyaan akan
mengundang dan menghadirkan informasi lebih banyak dibanding yang lain). Mengajukan
pertanyaan mengenai usia: akan membuat anda mendapatkan sepotong informasi yang spesifik
(yang kadang-kadang memang anda inginkan).
d. Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan mengapa, bagaimana, kapan dan dimana.
e. Hal-hal apa saja yang dapat lakukan untuk menggali lebih banyak informasi?
 Dengarkan apa yang ibu pengasuh katakan.
 Pelajari apa yang menjadi perhatian ibu/pengasuh
 Hindari penggunaan kata-kata menghakimi
16. Diskusikan dan rangkum berbagai keterampilan mendengarkan dan keterampilan mempelajari
lainnya. Hubungkan bahwa ”Kita memiliki dua buah telinga dan satu mulut, oleh sebab itu kita harus
mendengarkan dua kali lebih banyak dari pada kita berbicara”

Tahap 3 – Paparan
14. Sampaikan kepada peserta bahwa sebenarnya secara tidak langsung kita sudah menggunakan
ketrampilan mendengar. Jelaskan bahwa siapapun lawan bicara kita, apalagi istri, pasti ingin
pembicaraanya didengarkan dengan baik.
15. Tulis pada kertas Flip Chart dan tempelkan pada dinding ruang pelatihan “KETRAMPILAN
MENDENGAR” dengan 6 ketrampilan mendengar atau gunakan bahan tayang BT 6A kemudian
jelaskan secara ringkas tentang ketrampilan mendengar:
a. KETRAMPILAN 1: MENGGUNAKAN KOMUNIKASI NON-VERBAL
b. KETRAMPILAN 2: PERTANYAAN TERBUKA
c. KETRAMPILAN 3: TUNJUKKAN MINAT DENGAN TANGGAPAN DAN GESTUR
d. KETRAMPILAN 4: REFLEKSIKAN PERNYATAAN
e. KETRAMPILAN 5: EMPATI – TUNJUKKAN BAHWA KITA MENGERTI PERMASALAHANNYA
f. KETRAMPILAN 6: HINDARI KATA-KATA YANG MENGHAKIMI

16. Bagikan lembar bacaan LB 6A tentang Ketrampilan Mendengar


17. Sampaikan kepada peserta bahwa selain ketrampilan mendengar, pada sesi ini kita juga akan
mempelajari ketrampilan Memberikan Dukungan dan Membangun Kepercayaan Diri.
18. Jelaskan kepada peserta bahwa ibu menyusui seringkali mudah kehilangan kepercayaan diri. Hal ini
bisa mendorongnya untuk memberi bayi susu formula dan merespon tekanan dari keluarga dan

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 49


temannya untuk memberi susu formula. Kita membutuhkan ketrampilan ini untuk membantu
meningkatkan rasa percaya diri dan positif tentang dirinya. Kepercayaan diri dapat membantu ibu
berhasil menyusui. Kepercayaan diri juga membantunya menolak tekanan dari orang lain.

Sampaikan juga bahwa sangatlah penting untuk tidak membuat istri kita merasa bahwa ia telah
membuat kesalahan. Seorang ibu mudah percaya bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya atau
air susunya, atau bahwa ia tidak berbuat benar. Ini dapat menurunkan kepercayaan dirinya.
Bantulah istri kita untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi dirinya dan bayinya.

19. Memberikan dukungan dan membangun kepercayaan diri dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
a. Terima saja apa yang dikatakan dan dirasakan oleh istri/pengasuh (untuk membangun
kepercayaan diri, biarkan istri/pengasuh mengutarakan keluhannya sebelum membetulkan
informasi)
b. Akui dan berikan pujian atas yang dilakukan oleh ibu/ayah/pengasuh dan bayi secara benar.
c. Berikan bantuan praktis
d. Berikan informasi yang relevan (jika memungkinkan
e. Gunakan bahasa yang sederhana
f. Berikan satu atau dua saran, bukan perintah.
20. Tayangkan Bahan Tayang-BT 6A “Mendengarkan Curhatan Istri” dan Perkenalkan beberapa ide
tentang ketrampilan mendengar dan memberikan dukungan dengan beberapa poin berikut:
a. Laki-laki dan perempuan tumbuh dengan tuntutan yang berbeda dari masyarakat. Pada akhirnya
membentuk karakter laki-laki yang cenderung berbicara langsung tanpa bunga-bunga, ini
berbeda dengan perempuan yang cenderung ingin mencurahkan segala isi hati dan pikirannya.
Seringkali laki-laki hanya menangkap sebagian isi pembicaraan dari yang istri sampaikan.
b. Mendengar dan memberikan tanggapan yang tepat bisa membantu memahami kondisi istri dan
pada akhirnya membantu mereka untuk mengambil keputusan yang tepat.
c. Meski secara spesifik kita membicarakan istri, namun ketrampilan ini juga bisa digunakan jika
kita berbicara dengan sesama Ayah yang sedang memiliki masalah terkait pemberian makan
bayi dan anak
d. Seringkali yang dibutuhkan istri adalah seorang suami yang bisa mendengarkan curahan hatinya
dengan seksama, meski dia tahu bahwa suaminya tak cukup wawasan terkait permasalahan
yang dialami

Tahap 4 – Kesimpulan dan Penutup


21. Bagikan Lembar Bacaan LB 6A tentang Ketrampilan Mendengar
22. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta dan salam
penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 50


SESI 7. MENYUSUI PADA SITUASI BENCANA

SESI 7. MENYUSUI PADA SITUASI BENCANA


Di Akhir Sesi, Peserta Dapat:
1. Menjelaskan definisi situasi bencana
2. Menjelaskan pilihan pemberian makan pada bayi dan anak pada saat bencana
3. Mengetahui bahayanya pemberian susu formula pada situasi bencana
4. Mengetahui metode untuk mengurangi risiko pada penggunaan susu formula pada situasi bencana

Durasi Pelajaran:
Estimasi sesi ini bisa dibawakan selama 90 menit

Bahan Yang Dibutuhkan:


1. Papan flipchart atau papan tulis/white board
2. Kertas flipchart atau kertas plano
3. Kertas meta plan atau sticky/post-it note
4. Spidol dan selotip untuk menempel
5. Papan nama (name tag), gunakan alat/bahan yang tersedia di masyarkat. Yang paling mudah adalah
dengan menggunakan secarik kertas, menuliskan nama dengan spidol dan menempelkan nama
tersebut dengan selotip.
6. Konseling Kit (Boneka bayi, Breast Model, Feeder Cup, Bola ukuran lambung bayi, selang NGT)
7. Bahan bacaan peserta
8. Bahan tayang

Lembar Bacaan/Bahan Tayang:


 BT 7A Bahan Tayang “Menyusui Pada Situasi Bencana”
 LB 7A Lembar Bacaan Peserta “Menyusui Pada Situasi Bencana”

Struktur Sesi
Tahap 1 – Pembukaan
1. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak peserta
berdoa sebelum memulai pertemuan.
2. Perkenalkan diri Anda dan jelaskan secara singkat tujuan dari sesi ini.
Tahap 2 – Diskusi PMBA pada Situasi Bencana
3. Katakan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi dengan pemberian makan bayi dan anak
pada situasi bencana dan bagaimana kita sebagai Ayah bisa mendukung istri.
4. Bagi peserta menjadi 3-5 kelompok kecil berdasarkan jumlah peserta (baca lampiran Metode
Pembagian Kelompok) dan minta mereka untuk memberi nama kelompoknya, lalu minta setiap
kelompok untuk menunjuk siapa yang bertugas menjadi juru bicara dan juru tulis.
5. Lalu bagikan kertas flip chart, spidol dan selotip kertas pada tiap kelompok dan minta mereka untuk
mendiskusikan pertanyaan berikut (atau bisa tampilkan Bahan Tayang 7A):
a. Apa itu bencana
b. Apa pilihan pilihan makanan yang baik bagi bayi dan anak usia 0-6 bulan, 7-12 bulan dan
diatas 12 bulan pada situasi bencana?
c. Apa sebaiknya yang suami/ayah lakukan untuk memastikan bayi dan anak-anak tetap
sehat pada kondisi bencana?
6. Katakan bahwa mereka punya waktu 15 menit untuk berdiskusi, menjawab pertanyaan dan
menuliskannya di kerta flipchart.
7. Jika sudah selesai berdiskusi, minta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan jika dirasa ada jawaban yang berbeda dengan
kelompok yang sedang melakukan presentasi. Ingatkan juga bahwa kelompok selanjutnya hanya
mempresentasikan hasil diskusi yang berbeda dengan kelompok sebelumnya, jawaban yang sama
tidak perlu dipresentasikan kembali.
8. Tutup tahap diskusi kelompok ini dengan mengatakan terima kasih atas hasil diskusinya dan katakan
bahwa kita akan membahasnya
9. Tayangkan Bahan Tayang BT 6A dan sampaikan hal berikut:
Bahwa definisi bencana menurut UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulan Bencana adalah
sebagai berikut
a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
b. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
c. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
d. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.

Berdasarkan panduan WHO dan UNICEF, berikut adalah Panduan Cara Penyajian, Tekstur dan
Frekuensi makan untuk bayi dan anak di situasi normal dan bencana:
a. 0-6 Bulan: ASI Eksklusif
b. 6-9 Bulan: Lanjutkan menyusui, 2-3x makan, 1-2x selingan, 2-3sdm bertahap hingga 125ml,
makanan dibuat dengan disaring. Tekstur makanan lumat dan kental
c. 9-12 Bulan: Lanjutkan menyusui, 3-4x makan, 1-2x selingan, 125ml bertahap hingga 200ml,
bahan makanan sama dengan orang dewasa, tekstur makanan dicincang/dicacah, dipotong kecil
dan selanjutnya makanan yang diiris-iris serta perhatian respons anak saat makan.
d. 12-24 bulan: Lanjutkan menyusui hingga 2 tahun atau lebih, 3-4x makan, 1-2x selingan, 200ml
bertahap hingga 250ml, bahan makanan sama dengan orang dewasa, tekstur makanan yang
diiris-iris serta perhatian respons anak saat makan.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 52


10. Sampaikan kepada peserta bahwa beberapa tugas Suami/Ayah untuk memastikan bayi dan anak
tetap sehat adalah:
a. Memastikan lokasi tenda kesehatan dan keberadaan konselor menyusui.
b. Memastikan istri tetap melanjutkan menyusui dengan aman dan nyaman.
c. Menjaga pikiran istri agar terus positif dan perasaan istri tenang dan senang.
d. Memastikan anak diatas usia 12 bulan mendapatkan asupan makanan sesuai panduan PMBA.
e. Melaporkan donasi susu formula yang diberikan langsung kepada keluarga tanpa
sepengetahuan petugas kesehatan/dinas kesehatan.
10. Ajak peserta menceritakan pengalamannya memberikan makanan pada bayi dan anak ketika terjadi
bencana.

Tahap 3 – Melanjutkan Menyusui Pada Situasi Bencana


11. Sampaikan kepada peserta bahwa kali ini kita akan membahas secara khusus tentang menyusui
pada situasi bencana
12. Bagi peserta menjadi dua kelompok dan minta mereka untuk berbaris. Sampaikan pada peserta
bahwa saat ini kita akan bermain Setuju atau Tidak. Sampaikan bahwa cara mainnya adalah sebagai
berikut:
a. Fasilitator akan menyampaikan sebuah pernyataan atau pertanyaan
b. Peserta diminta untuk memberikan respon terhadap pernyataan atau pernyataan yang
dibacakan oleh fasilitator.
c. Hanya ada tiga pilihan respon yang bisa dijawab oleh peserta, yaitu SETUJU, TIDAK SETUJU dan
RAGU-RAGU
d. Jika peserta menjawab SETUJU, maka peserta harus berada di sisi sebelah kanan fasilitator. Jika
peserta menjawab TIDAK SETUJU, maka peserta harus berada di sisi sebelah kiri fasilitator dan
jika peserta menjawab RAGU-RAGU, maka peserta harus berada di tengah-tengah

Setiap peserta sudah menentukan jawabannya, fasilitator meminta 2-3 peserta untuk menjelaskan
alasan jawaban mereka. Setelah peserta memberikan jawaban, fasilitator bisa membahas
pernyataan tersebut dengan jawaban yang benar.

Jika ruangan tidak cukup untuk peserta saling berpindah sisi. Fasilitator bisa menggunakan kartu
metaplan dua warna, warna A untuk setuju, warna B untuk tidak setuju dan tidak mengangkat kartu
jika ragu-ragu.

13. Jika peserta sudah berbaris dengan dua kelompok, fasilitator bisa membacakan pernyataan atau
pertanyaannya:

1. Stress akibat bencana menyebabkan ASI di payudara ibu berhenti berproduksi.


2. Pada saat bencana seringkali asupan makanan hanya bergantung pada tenda dapur umum, ini
menyebabkan ibu yang lapar tidak bisa memproduksi ASI yang berkualitas.
3. Bayi yang sakit paska bencana sebaiknya berhenti menyusui karena harus minum obat.
4. Susu Formula yang didapat dari donasi bencana adalah asupan pengganti utama jika bayi usia 0-
6 bulan tidak mendapatkan ASI.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 53


5. Susu Formula merupakan asupan paling praktis dan aman bagi bayi saat terjadinya bencana.

14. Selesaikan semua pertanyaan dan pembahasannya, lalu sampaikan beberapa kesimpulan berikut
a. Hampir 95% kematian bayi dan anak dalam keadaan darurat disebabkan oleh diare karena air
yang terkontaminasi dan lingkungan yang tidak bersih.
b. Susu formula memiliki kaitan erat dengan peningkatan penyakit dan kematian bayi: susu
formula juga dapat terkontaminasi dan membutuhkan air bersih dan bahan bakar untuk
mensterilkan botol-dot. Kekurangan listrik juga dapat membuat susu formula sulit dibuat.
c. Menyusui menyelamatkan bayi. ASI selalu bersih, higienis dan tidak membutuhkan bahan bakar,
air, atau listri dan selalu tersedia bahkan dalam keadaan sangat kotor paska bencana
d. ASI mengandung antibodi yang melawan infeksi, termasuk diare dan infeksi saluran pernapasan
yang umum di antara bayi dalam situasi darurat.
e. ASI menyediakan gizi sempurna untuk bayi, termasuk jumlah vitamin dan mineral yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan normal.
f. Menyusui juga melepaskan hormon yang menurunkan stres dan kecemasan pada bayi dan ibu.
g. Ibu yang menyusui dapat menjaga bayinya agar tetap hangat untuk mencegah hipotermia.

15. Sebelum sesi ini ditutup, berikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya atas seluruh sesi yang
disampaikan hari ini, jikalau tidak ada dan sudah selesai tutuplah pertemuan ini dan ucapkan
terimakasih.

Tahap 4 – Kesimpulan dan Penutup


11. Bagikan Lembar Bacaan kepada peserta
12. Tutup sesi ini dengan tepuk tangan dan mengucapkan terima kasih atas keaktifan peserta dan salam
penutup

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 54


LAMPIRAN
I. PERTANYAAN PRE – POST TEST
Pre dan post test adalah evaluasi yang digunakan untuk menilai pemahaman peserta untuk materi
yang mereka pelajari selama pelatihan. Biasanya, pada „pre dan post test‟ kita menilai perubahan
pengetahuan peserta, meskipun pre dan post juga dapat digunakan untuk menilai perubahan sikap.
Jika kebanyakan peserta mengalami peningkatan nilai pada pre dan post testnya, itu berarti ada
peningkatan pengetahuan yang didapat peserta dari sesi-sesi pelatihan yang kita lakukan.

Sebaliknya, jika tidak ada perubahan nilai, atau penurunan nilai yang banyak dialami peserta, maka
ada sesuatu yang perlu kita cari tahu lebih jauh. Mungkin masalahnya ada pada materi yang kita
berikan, cara atau metode yang kita gunakan, atau penyebab-penyebab lainnya.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 55


LEMBAR PRE-POST TEST

Tidak
No Apa yang kita ketahui saat ini Benar Salah Hitung Jawaban
Tahu
1 Bayi hanya minum ASI saja pada usia 0-6 bulan Hitung jumlah peserta

adalah definisi dari ASI Eksklusif? yang menjawab BENAR
2 Berdasarkan rekomendasi WHO, Menyusui itu Hitung jumlah peserta

minimal sampai 2 tahun yang menjawab BENAR
3 Menyusui bisa membantu ukuran rahim ibu Hitung jumlah peserta

kembali ke ukuran sebelumnya yang menjawab BENAR
4 Hormon oksitosin adalah hormon yang bertugas Hitung jumlah peserta

memproduksi ASI yang menjawab SALAH
5 Hormon prolaktin bekerja di malam hari, itu
Hitung jumlah peserta
kenapa ibu menyusui disarankan untuk memerah √
yang menjawab BENAR
ASI di malam hari
6 Ketika payudara telah penuh maka tubuh akan
Hitung jumlah peserta
memproduksi zat yang berfungsi menghentikan √
yang menjawab BENAR
produksi ASI secara otomatis
7 Ibu Menyusui perlu makan makanan bergizi agar Hitung jumlah peserta

ASInya banyak yang menjawab SALAH
8 Bayi baru lahir seringkali menangis dan itu adalah Hitung jumlah peserta

tanda bahwa bayi memerlukan ASI yang banyak yang menjawab SALAH
9 Puting lecet saat menyusui disebabkan karena Hitung jumlah peserta

perlekatan bayi ke payudara tidak sempurna yang menjawab BENAR
10 Penggunaan susu formula yang tidak tepat Hitung jumlah peserta

meningkatkan risiko kesehatan pada bayi yang menjawab BENAR
11 Salah satu cara untuk memastikan bayi mendapat
Hitung jumlah peserta
cukup ASI adalah dengan melihat pipisnya dalam √
yang menjawab BENAR
sehari
12 Menggendong dan memijat bayi mengurangi Hitung jumlah peserta

tingkat stress pada Ayah yang menjawab BENAR
13 Memberikan pertanyaan terbuka bisa membuat Hitung jumlah peserta

istri merasa ceritanya didengar yang menjawab BENAR
14 Dengan teknologi terkini, botol-dot sudah
Hitung jumlah peserta
memiliki cara kerja yang sama dengan puting pada √
yang menjawab SALAH
payudara
15 Bayi sebaiknya tidak perlu terlalu sering
Hitung jumlah peserta
digendong karena akan membuatnya jadi “bau √
yang menjawab SALAH
tangan”
16 Memastikan lokasi tenda kesehatan dan
Hitung jumlah peserta
keberadaan konselor menyusui adalah salah satu √
yang menjawab BENAR
tugas Ayah saat kondisi bencana.
17 Suami umumnya bekerja dari pagi hingga sore di
luar rumah, karena hal tersebut maka suami Hitung jumlah peserta

cukup mendukung Ibu Menyusui saat sudah yang menjawab SALAH
berada di rumah saja.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 56


II. EVALUASI PELATIHAN

Mengapa kita melakukan evaluasi?


Evaluasi akan menyediakan informasi kepada kita tentang apakah kita sudah berhasil
mencapai tujuan pelatihan (atau tujuan sesi) yang ingin kita capai atau tidak. Dengan
evaluasi kita juga dimungkinkan untuk mendapatkan umpan balik tentang hal-hal yang baik
yang telah kita lakukan (sehingga perlu terus kita pertahankan) serta hal-hal yang belum kita
lakukan dengan baik (sehingga perlu kita perbaiki pada kegiatan pelatihan berikutnya).
Apa saja yang kita evaluasi?
Evaluasi akan memberitahu kita sejauh mana peserta memahami materi yang diberikan; metode
mana yang mungkin perlu diadaptasi atau diubah; materi apa yang paling dibutuhkan, ditambahkan
atau yang dianggap kurang relevan dengan kebutuhan peserta; apa yang disenangi dan dianggap
penting oleh peserta terkait proses belajar; serta perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta
dari hasil sesi atau pelatihan yang kita laksanakan.

Dengan kata lain, bergantung pertanyaan evaluasi yang kita ajukan, kita bisa mendapatkan informasi
apa saja yang kita butuhkan untuk meningkatkan efektifitas sesi-sesi dan pelatihan kita, memenuhi
kebutuhan peserta, dan memastikan bahwa prosesnya dilakukan secara menyenangkan dan tidak
membosankan atau mengintimidasi peserta.

Kapan kita melakukan evaluasi?


Kita dapat melakukan evaluasi di setiap akhir sesi, di setiap akhir hari, atau di setiap
akhir pelatihan. Biasanya, kita melakukan evaluasi yang lebih singkat pada akhir
sesi atau akhir hari, dan evaluasi yang lebih menyeluruh pada akhir pelatihan.

Metode melakukan evaluasi


Berikut adalah beberapa metode evaluasi yang bisa digunakan oleh Fasilitator pada akhir sesi untuk
menilai pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan dan/atau untuk mendapatkan umpan
balik dari peserta.
a. Buzz Group
Bentuk buzz group beranggotakan 3 orang atau sesuai yang dibutuhkan dan minta peserta
untuk menjawab satu, dua, atau seluruh pertanyaan berikut dalam kelompok*:
 Apa yang Anda pelajari hari ini dan akan berguna bagi Anda sebagai seorang
suami/ayah?
 Apa hal yang Anda sukai dari sesi/pelatihan ini?
 Berikan saran untuk memperbaiki pelajaran hari ini
(*Minta Peserta dari setiap buzz group untuk menjawab ke seluruh kelompok

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 57


b. Wajah Bahagia
 Wajah Bahagia mengukur suasana hati peserta. Gambar emoticon berikut (senyum,
netral, sedih) diletakkan di atas bangku atau di lantai dan peserta (di akhir sesi)
diminta untuk meletakkan sebuah batu atau tutup botol di wajah yang mewakili
tingkat kepuasan mereka (puas, agak puas, tidak puas).
c. Formulir Evaluasi
 Kita bisa menggunakan form yang telah kita siapkan dan perbanyak sebelumnya
untuk diisi oleh peserta. Daftar pertanyaan sederhana dengan skala Likert (misalnya
satu sampai lima, dengan satu mewakili situasi yang sangat tidak relevan dan lima
mewakili situasi yang sangat relevan) dapat kita gunakan untuk mengetahui
perasaan peserta; bagaimana peserta menikmati sesi atau tidak; apakah sesi
memenuhi kebutuhan dan harapan peserta atau tidak; apakah sesi memberikan hal
baru bagi peserta atau tidak, dan lain-lain. Untuk mendapatkan penjelasan yang
lebih lengkap, kita dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka bagi peserta.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan terbuka ini digunakan untuk mengetahui lebih
jauh alasan peserta memilih angka pada skala Likert. Untuk contohnya dapat kita
lihat pada halaman berikut

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 58


LEMBAR EVALUASI HARIAN Hari, Tanggal: _____________________

Lingkarilah jawaban yang mewakili pendapat Anda

1. Sesi hari ini menarik


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

2. Sesi hari ini memenuhi harapan saya


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

3. Sesi hari ini memberikan materi yang baru bagi saya


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

4. Waktu yang disediakan hari ini dipakai secara efektif


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

5. Fasilitator hari ini menarik


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

6. Materi hari ini jelas


Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Setuju

7. Sesi yang paling berguna bagi saya adalah

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 59


8. Pembelajaran yang saya dapat hari ini adalah

9. Saya ingin penjelasan tambahan mengenai:

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 60


III. METODE PEMBAGIAN KELOMPOK
Berikut adalah beberapa metode untuk membagi peserta dalam beberapa kelompok. Fasilitator juga
bisa membagi kelompok berdasarkan metode yang sudah dipakai sebelumnya.

1. Metode Menghitung
Metode pertama yang bisa dicoba dalam membentuk kelompok diskusi/kelompok belajar yakni
dengan cara menghitung, misalnya saja akan dibentuk 5 kelompok, maka peserta diminta berhitung
dari 1-5. Peserta yang ditunjuk pertama mulai menghitung angka 1 dilanjutkan dengan peserta yang
duduk disebelahnya dengan angka 2 kemudian peserta yang disebelahnya lagi menyebut angka 3
dan begitu seterusnya sampai angka 5.

Jika sudah sampai angka 5, peserta selanjutnya kembali menghitung mulai dari angka 1-5 sampai
semua peserta dalam kelas telah memiliki no.urut/kepala, selanjutnya peserta yang memiliki
no.urut/kepala yang sama menjadi teman satu kelompok. Jadi semua peserta yang menyebut angka
1 berkumpul semua, peserta yang menyebut angka 2 berkumpul dalam satu kelompok dan
seterusnya hingga kelompok ke 5.

2. Metode Undian
Cara membentuk kelompok dengan metode undian yakni dengan mengetahui terlebih dahulu
jumlah peserta yang ada di dalam kelas, selanjutnya menetukan jumlah kelompok yang akan
dibentuk. Misalkan saja dalam kelas ada 20 peserta dan akan dibentuk 5 kelompok maka dibuat
gulungan kertas yang bernomorkan angka 1 sebanyak 4, bernomorkan angka 2 sebanyak 4,
bernomorkan angka 3 sebanyak 4 buah, bernomorkan angka 4 sebanyak 4 buah dan bernomorkan
angka 5 sebanyak 4 buah.

Selanjutnya peserta diminta satu persatu untuk mengambil masing-masing satu gulungan kertas,
dan peserta yang mendapat angka sama otomatis menjadi satu kelompok.

3. Metode Baris Berurutan


Sebenarnya ini bisa digunakan dengan berbagai cara, intinya adalah peserta berbaris sesuai dengan
perintah dari fasilitator. Berikut adalah contoh metode baris berurutan dengan urutan kelahiran.

Perintahkan peserta untuk berbaris sesuai urutan kelahiran, kemudian pecah menjadi sejumlah
kelompok yang anda perlukan untuk kegiatan tertentu. Dalam kelas yang besar, bentuklah
kelompok berdasarkan bulan kelahiran. Sebagai contoh, 60 peserta bisa dibagi menjadi tiga
kelompok dengan anggota yang kira-kira sama dengan menyusun kelompok yang dianggotai oleh
siswa yang lahir pada (1) januari, feb, mar, apr, (2) mei, juni, juli, agust, (3) sept, okt, nop des. Jika
kemudian ada jumlah kelompok yang tidak seimbang, fasilitator bisa menggeser 1-2 orang untuk
pindah ke kelompok lain.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 61


IV. CONTOH JADWAL PELATIHAN
Jadwal pelatihan kelas AyahASI disesuaikan dengan kebutuhan peserta, seperti yang sudah
disebutkan pada bagian Siklus Pelatihan, Kelas AyahASI bisa dilakukan setiap minggu untuk
setiap sesinya atau dilakukan dua hari berturut-turut jika memungkinkan.
Berikut adalah contoh jadwal pelatihannya:
JADWAL PELATIHAN MINGGUAN

MINGGU KEGIATAN WAKTU


Minggu 1 Sesi 1; Perkenalan, Harapan 90 Menit
dan Tujuan
Minggu 2 Sesi 2; Hambatan Ayah dan 120 Menit
Keuntungan Menyusui
Minggu 3 Sesi 3; Cara Kerja Payudara 120 Menit
Minggu 4 Sesi 4; Permasalahan Umum 120 Menit
Menyusui
Minggu 5 Sesi 5; Ayah Bisa Bantu Apa? 120 Menit
Minggu 6 Sesi 6; Dengerin Curhatan 120 Menit
Istri Agar Hidup Kita Tenang
Minggu 7 Sesi 7; Menyusui Pada 120 Menit
Situasi Bencana

JADWAL PELATIHAN HARIAN

MINGGU KEGIATAN WAKTU


Hari 1  Sesi 1; Perkenalan, 90 Menit
Harapan dan Tujuan
 Sesi 2; Hambatan Ayah 120 Menit
dan Keuntungan
Menyusui
 Istirahat
 Sesi 3; Cara Kerja 120 Menit
Payudara
 Sesi 4; Permasalahan 120 Menit
Umum Menyusui
 Umpan Balik dan Review 30 Menit
Hari 1
Hari 2  Refleksi Hari 1 30 Menit
 Sesi 5; Ayah Bisa Bantu 120 Menit
Apa?

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 62


 Sesi 6; Dengerin 120 Menit
Curhatan Istri Agar
Hidup Kita Tenang
 Sesi 7; Menyusui Pada 120 Menit
Situasi Bencana
 Post Test 30 Menit
 Umpan Balik dan Review 30 Menit
Hari 2

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 63


REFERENSI

1. Agus Rahmat Hidayat, A. S. (2018). Catatan AyahASI; Ditambah-tambahin. Jakarta: Buah Hati.
2. REDMAS, P. E. (2013). Program P: A Manual for Engaging Men in Fatherhood, Caregiving, and
Maternal and Child Health. Rio de Janeiro, Brazil and Washington, D.C. USA.
3. UNICEF. (2013). Modul Pelatihan Konseling: Pemberian Makan Bayi dan Anak. UNICEF.
4. WHO, U. (2016). Breastfeeding Counselling: A Training Course. WHO, UNICEF.
5. WHO, U. L. (2001). Infant Feeding in Emergencies Modules. WHO, UNICEF, LINKAGES, IBFAN, ENN
and additional contributors.

Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 64


Modul Pelatihan Kelas Ayah ASI 65

Anda mungkin juga menyukai