Anda di halaman 1dari 61

PANDUAN DASAR

MOTIVATOR MENYUSUI

Edisi 2
Oktober 2008
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Penyusun

Tim program Healthy Start – Mercy Corps Indonesia


• Masnur Esterida Cornelia, SKM
• Octavia Mariance Turnip, SKM
• Hastamik Purbatin Wahyuningsih, SKM
• Jovita Goreti Heni, Am.Keb.
• Rini Palupy, SKM., MKM

Editor: dr. Fransiska E. Mardiananingsih, MPH., IBCLC

ii
PENGANTAR

Pengantar

M
asa dua tahun pertama kehidupan manusia merupakan ‘masa kritis’ untuk membentuk
fondasi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal dalam jangka
panjang. Karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa anak usia 0-2 tahun
mendapatkan asuhan gizi yang optimal. Upaya untuk memberikan asuhan gizi optimal usia 0-2
tahun berarti memberdayakan para ibu untuk dapat melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD),
pemberian air susu ibu secara eksklusif sampai 6 bulan (ASI Eksklusif 6 Bulan) dan meneruskan
pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih – disertai dengan pemberian makanan
pendamping yang berkualitas – setelah anak mencapai usia 6 bulan. Praktek-praktek ini disebut
praktek pemberian ASI secara optimal.

Pemberian ASI bukan semata-mata soal gizi atau makanan untuk bayi, Praktek pemberian ASI
secara optimal, terutama ASI Eksklusif 6 Bulan, merupakan strategi tunggal yang paling efektif
untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak serta dapat mencegah 1.4 juta kematian anak usia
di bawah lima tahun (balita) di negara-negara berkembang (Lancet 2008).

Meskipun manfaat dan keuntungan ASI Eksklusif 6 bulan telah lama dan sering dipromosikan,
cakupan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan masih sangat rendah. Data terbaru menunjukkan hanya
38% bayi 0-5 bulan di negara-negara berkembang yang hanya mendapatkan ASI saja (ASI
Eksklusif). Di Indonesia, cakupan pemberian ASI Eksklusif berdasarkan data SDKI (Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 adalah sebesar 7,2 %.

Rendahnya cakupan ASI Eksklusif 6 Bulan walaupun sudah banyak dilakukan penyuluhan pada ibu
menunjukkan bahwa ada faktor-faktor penghambat berkenaan dengan praktek menyusui bayi
yang tidak dapat diatasi hanya dengan meningkatkan pengetahuan ibu. Hasil studi formatif yang
dilaksanakan oleh Mercy Corps pada tahun 2007, mengungkapkan bahwa sikap dan kemampuan
ibu untuk melaksanakan IMD dan ASI Eksklusif dipengaruhi oleh berbagai persepsi kurang tepat
mengenai kondisi-kondisi seputar menyusui serta perilaku bayi. Adanya persepsi bahwa ASI ibu
tidak cukup, tangisan bayi yang mengindikasikan bahwa si bayi lapar, membuat ibu mulai

iii
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

memberikan makanan dan minuman lain selain ASI. Persepsi lain seperti pemberian ASI yang
dicampur dengan susu formula bayi mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak, dan
juga adanya persepsi bahwa ASI tidak keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran juga
membuat ibu mulai memberikan makanan dan atau minuman pengganti ASI lebih dini. Informasi
yang kurang berimbang dari promosi agresif produsen susu formula bayi turut memperkuat
persepsi-persepsi kurang tepat yang sudah ada.

Kondisi-kondisi tersebut menunjukkan bahwa – selain pengetahuan - ibu membutuhkan


dukungan yang lebih intensif dari lingkungan di sekitarnya untuk dapat melaksanakan praktek
pemberian ASI secara optimal, terutama IMD dan ASI Eksklusif 6 Bulan. Karena itu, Mercy Corps
melalui program Healthy Start berupaya membangun sebuah model lingkungan yang dapat
sepenuhnya mendukung praktek pemberian ASI secara optimal – meliputi lingkungan pelayanan
kesehatan, lingkungan sosial serta kebijakan publik. Upaya-upaya yang dilaksanakan oleh Mercy
Corps dalam hal ini termasuk pelatihan Manajemen dan Konseling Laktasi untuk tenaga kesehatan
– baik pemerintah maupun swasta – serta memfasilitasi terbentuknya kelompok-kelompok
pendukung untuk ibu menyusui (Kelompok Pendukung Ibu/KP-Ibu) di masyarakat. Adanya
Konseling Laktasi di fasilitas kesehatan dan Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) di masyarakat
telah terbukti efektif untuk meningkatkan durasi pemberian ASI Eksklusif berdasarkan hasil analisis
gabungan 34 hasil percobaan ilmiah di 14 negara yang melibatkan 29.385 pasang ibu-bayi
(Cochrane Review 2008)

Bekerjasama dengan Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Utara, Mercy Corps membentuk
model kelompok pendukung ibu (KP-Ibu) yang bermula di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan
Koja, Jakarta Utara. Model yang dibangun tersebut adalah model KP-Ibu yang berbasis masyarakat,
dimana keterlibatan sukarela anggota-anggota masyarakat merupakan kunci keberhasilannya.
Anggota masyarakat yang berkomitmen untuk membangun dukungan untuk praktek menyusui
melalui KP-Ibu ini disebut Motivator Menyusui.

Buku ini dimaksudkan sebagai panduan dasar bagi Motivator Menyusui untuk melaksanakan
perannya. Seorang Motivator Menyusui diharapkan untuk terus berusaha mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya hingga melampaui dari apa yang dapat ditawarkan oleh buku
ini.

iv
PENGANTAR

Bagaimana Buku Ini Dapat Membantu Motivator Menyusui?


Buku ini memuat informasi tentang siapakah dan apa peran seorang Motivator Menyusui, serta
beberapa petunjuk praktis untuk memandu pertemuan Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) dan
melakukan kunjungan rumah. Sangat penting bagi seorang Motivator Menyusui untuk membaca
buku ini secara teliti, bukan hanya saat menjalani pelatihan menjadi Motivator, melainkan setiap
saat ia memiliki kesempatan. Dengan cara ini, Motivator Menyusui dapat terus menerus memantau
kemajuan dirinya.

Sebagai tambahan, buku ini juga memuat beberapa contoh lembar pencatatan dan pelaporan
pelaksanaan KP-Ibu yang dapat digunakan oleh Motivator Menyusui untuk memantau dan menilai
kemajuan dirinya sebagai Motivator Menyusui serta KP-Ibu yang dibinanya.

Sangat mungkin terjadi situasi atau timbul pertanyaan yang tidak dapat ditemukan jawabnya
dalam buku ini. Karena itu, sangat disarankan bagi para Motivator Menyusui untuk terus
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui bacaan-bacaan yang berkualitas,
diskusi dengan sesama Motivator Menyusui, diskusi dengan Konselor atau Konsultan Menyusui,
serta mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan topik memfasilitasi kegiatan
kelompok, perawatan kehamilan, pengasuhan bayi dan anak.

Dengan ketulusan hati, keinginan untuk selalu bertambah baik serta komitmen yang kuat,
siapapun dapat menjadi Motivator Menyusui yang sukses.

v
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Daftar Isi
Motivator Menyusui.......................................................................................... 1
Kelompok Pendukung Ibu ............................................................................ 7
Keterampilan yang Diperlukan Sebagai Pemandu
Pertemuan KP - Ibu........................................................................................ 15
Metode yang dapat Motivator Gunakan
Dalam Pertemuan KP –Ibu ......................................................................... 23
Hal – Hal yang Perlu Dipersiapkan oleh Motivator
Sebelum Menyelenggarakan Pertemuan KP – Ibu........................... 27
Memantau dan Menilai Kemajuan Diri
Sebagai Motivator Menyusui ..................................................................... 31
Dokumentasi Kegiatan KP - Ibu ................................................................ 35
Daftar Pustaka ................................................................................................. 39

vi
Motivator Menyusui

Siapakah Motivator Menyusui?


Motivator Menyusui adalah anggota masyarakat yang mempunyai sikap positif terhadap
pemberian air susu ibu (ASI), berminat serta telah mendapatkan pelatihan khusus untuk
membantu para ibu agar sukses menyusui secara optimal.

Praktek Menyusui Secara Optimal meliputi:

Inisiasi Menyusu Dini.


Kasih ASI saja (ASI Eksklusif) tanpa tambahan makanan maupun minuman
lain kepada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan
Kasih ASI terus setelah bayi berusia 6 bulan sampai usia 2 tahun atau lebih,
ditambah makanan pendamping yang bergizi.

Motivator Menyusui yang sukses adalah mereka yang:

1. Berasal dan berdomisili di wilayah yang sama dengan wilayah sasaran aktivitasnya.

2. Berusia sebaya dengan kebanyakan ibu hamil dan menyusui di wilayah tersebut.

3. Sedang menyusui, atau memiliki pengalaman menyusui, atau belum pernah menyusui namun
mendukung praktek menyusui.

1
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

4. Berminat dan bersedia menjadi Motivator Menyusui atas kehendaknya sendiri.

5. Bersedia melaksanakan peran-peran sebagai Motivator Menyusui secara sukarela (tanpa


mengharapkan imbalan material).

6. Mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya (termasuk suami).

7. Telah menjalani secara penuh pelatihan khusus menjadi Motivator Menyusui.

8. Bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan peran-perannya.

9. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menjalankan peran-


perannya.

Apa Saja Peran Motivator Menyusui?


Motivator Menyusui mempunyai 2 peran utama, yaitu:

1. Memandu pertemuan kelompok pendukung untuk ibu menyusui (KP-Ibu)

2. Mendampingi ibu yang baru saja melahirkan melalui kunjungan rumah.

Motivator Menyusui Sebagai Pemandu Pertemuan Kelompok Pendukung


Ibu (KP-Ibu)
Sebagai pemandu pertemuan KP-Ibu, seorang Motivator Menyusui menggerakkan para ibu hamil
dan menyusui untuk hadir dalam pertemuan KP-Ibu, membangun keakraban dan diskusi yang
aktif di antara peserta pertemuan. Peserta KP-Ibu seringkali memandang Motivator Menyusui
sebagai seorang yang menguasai segala hal mengenai perawatan kehamilan dan menyusui seperti
seorang tenaga medis. Anggapan seperti ini dapat mendatangkan kesulitan bagi Motivator
Menyusui. Sangat penting untuk menjelaskan kepada para peserta sejak awal bahwa peran utama
Motivator Menyusui adalah membangun keakraban serta diskusi yang aktif di antara peserta
sehingga terjadi proses berbagi pengalaman dan pengetahuan di dalam KP-Ibu. Sebaiknya

2
MOTIVATOR MENYUSUI

Motivator Menyusui memang bukan seorang tenaga ahli agar mereka tidak terdorong untuk
bersikap menggurui yang justru akan menghambat upaya membangun hubungan saling
mendukung di antara peserta KP-Ibu.

Motivator Menyusui Sebagai Pendamping Ibu Baru Bersalin Melalui


Kunjungan Rumah
Mengapa Perlu Kunjungan Rumah Pada Ibu Baru Bersalin?

Pengalaman para ibu di seluruh dunia menunjukkan bahwa masa dua minggu pertama setelah
bersalin adalah masa yang cukup berat untuk dilalui, terutama bagi perempuan yang pertama
kali memiliki bayi. Trauma dan kelelahan setelah proses persalinan, kerepotan atau kurangnya
pengalaman mengasuh bayi muda ditambah dengan situasi dalam rumahtangga dapat membuat
ibu-ibu merasa cemas dan tertekan. Dalam situasi seperti itu, menyusui dapat menjadi hal yang
sangat menyulitkan sehingga ibu memerlukan lebih banyak dukungan moral, emosional serta
teknis untuk dapat menyusui dengan baik..

Seberapa Sering Kunjungan Rumah Perlu Dilakukan?

Semakin sering kunjungan rumah, semakin baik hasilnya. Secara umum disarankan bagi seorang
Motivator Menyusui untuk mengunjungi ibu yang baru melahirkan setidaknya 2 kali dalam 2
minggu pertama setelah ibu tersebut kembali ke rumah. Motivator Menyusui dapat melakukan
kunjungan rumah tersebut bersama-sama dengan seorang atau beberapa orang peserta KP-Ibu.

3
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Apa saja yang dilakukan saat kunjungan rumah?

Dalam kunjungan tersebut, Motivator Menyusui dan peserta KP-Ibu dapat melakukan hal – hal
berikut ini :

• Mendengarkan dan menunjukkan empati saat ibu mengungkapkan perasaannya misalnya


rasa sakit saat mengalami proses persalinan yang berat, rasa panik saat merasa air susunya
kurang, rasa bingung saat bayinya menangis terus dll.

• Membangun kepercayaan diri ibu dengan memberikan pujian terhadap apa yang sudah
dilakukannya dengan benar serta tidak mengkritik/menyalahkan pendapat atau tindakan ibu
yang kurang tepat.

• Memberi bantuan-bantuan praktis yang diperlukan untuk membuat ibu dan bayi nyaman,
misalnya dengan memberikan bantal untuk mempermudah ibu menggendong bayinya saat
menyusu, menawarkan alternatif posisi-posisi menyusui bila ibu tampak kurang nyaman, atau
membantu perempuan yang pertama kali mempunyai bayi untuk memandikan bayinya yang
masih muda.

4
MOTIVATOR MENYUSUI

Kunjungan rumah ini dapat juga menjadi suatu alat untuk memantau
tingkat dukungan fasilitas/tenaga kesehatan terhadap praktek
menyusui. Melalui perbincangan yang ramah, Motivator Menyusui
dapat menggali informasi dari sang ibu apakah tenaga/fasilitas
kesehatan mendukung sepenuhnya praktek menyusui dengan cara
menerapkan ‘Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui’.

Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui


2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan untuk membantu
ibu menyusui
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara
mempertahankannya
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir
7. Menempatkan bayi dan ibu bersama-sama dalam satu ruangan (rawat-gabung)
8. Mendukung ibu memberikan ASI (menyusui) setiap saat bayi menginginkannya
(tanpa dijadual)
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
10. Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu
menyusui

5
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Sampai Kapan Seseorang Melaksanakan Peran


Sebagai Motivator Menyusui?
Tidak ada batasan waktu, sampai kapan menjadi Motivator Menyusui, Agar dukungan terhadap
para ibu yang ingin sukses menyusui secara optimal tetap ada dan berkembang di wilayah tersebut
maka para Motivator Menyusui dapat mengajak para peserta KP-Ibu untuk menjadi Motivator
Menyusui pula. Para Motivator Menyusui dapat mengajak peserta yang berminat untuk
membantunya memandu pertemuan KP-Ibu dan melakukan kunjungan rumah. Selanjutnya, para
Motivator Menyusui dapat bekerjasama dengan Konselor Menyusui di lingkungannya untuk
melaksanakan pelatihan khusus bagi para calon Motivator Menyusui yang baru tersebut.

6
Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu)
Apa Yang Disebut Dengan Kelompok Pendukung?
Kelompok Pendukung adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau memiliki
tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan kesulitan, keberhasilan,
informasi, dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau upaya mencapai tujuan yang
diinginkan. Pertemuan kelompok pendukung dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman,
saling mempercayai dan menghargai. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, peserta sebuah
Kelompok Pendukung dapat saling memberi dan menerima dukungan, baik berupa dukungan
teknis, moral maupun emosional, untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai
tujuan yang diinginkan. Kelompok Pendukung dapat dibentuk untuk berbagai situasi maupun
tujuan, misalnya kelompok pendukung untuk orang-orang yang ingin berhenti menggunakan
narkoba, untuk para penderita penyakit menahun (kanker, diabetes, jantung koroner, HIV/AIDS,
dan lain-lain), untuk para orangtua yang memiliki anak dengan kelainan bawaan, dan sebagainya.

7
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Apa Yang Disebut Dengan Kelompok Pendukung


Ibu (KP-Ibu)?
Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) secara khusus diselenggarakan untuk para ibu yang ingin
berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara optimal: yang meliputi inisiasi menyusu
dini (IMD), ASI Eksklusif 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan
makanan pendamping yang bergizi.

Siapa yang dapat menjadi peserta KP-Ibu?

Sesuai dengan tujuan tersebut, maka peserta KP-Ibu diutamakan ibu hamil serta ibu-ibu yang
memiliki bayi usia 0 – 6 bulan. Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk orang-orang
lain yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota keluarga lain dari seorang ibu hamil/
menyusui, seorang perempuan yang belum hamil tapi sudah berkeinginan untuk menyusui
bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin belajar dari dan berbagi informasi dengan
para ibu hamil/menyusui dapat dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan KP-Ibu.

Apa yang dibicarakan dalam pertemuan KP-Ibu?

Diskusi di dalam pertemuan-pertemuan KP-Ibu diutamakan pada isu-isu seputar ASI dan
menyusui. Walaupun demikian, bila diskusi berkembang dengan baik, tidak tertutup kemungkinan
untuk mencakup isu-isu lain yang berhubungan dengan situasi peserta KP-Ibu, misalnya perawatan
ibu pada masa kehamilan, proses persalinan dan pemulihan pasca persalinan, pemberian
makanan tambahan pada anak, dan lain-lain. Sebagai contoh, pengalaman Mercy Corps
mengembangkan model KP–Ibu di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara
menunjukkan bahwa pertemuan KP–Ibu dapat menjadi sarana mendiskusikan perencanaan
persalinan, tanda-tanda bahaya saat kehamilan serta penanganannya, serta pemanfaatan ASKESKIN
secara tepat.

8
KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU)

Apa saja yang dilakukan dalam pertemuan KP – Ibu?

Pertemuan KP-Ibu dimaksudkan sebagai pertemuan yang santai dan tidak kaku. Pertemuan-
pertemuan pertama bisa jadi masih agak kaku. Namun, dengan berjalannya waktu, bertambahnya
keakraban di antara peserta dan bertambahnya keterampilan pengalaman Motivator Menyusui
sebagai pemandu, maka pertemuan KP-Ibu biasanya menjadi lebih santai dan akrab.

Pada dasarnya, terdapat 5 bagian dalam setiap pertemuan KP-Ibu:

1. Pembukaan (kira-kira 10 menit)

Motivator Menyusui membuka pertemuan dengan mengucapkan selamat datang. Sebaiknya


juga disampaikan terimakasih atas kesediaan peserta untuk hadir dalam pertemuan hari itu. Bila
pertemuan tersebut adalah pertemuan pertama, Motivator Menyusui perlu:

- memperkenalkan diri serta menjelaskan perannya sebagai Motivator Menyusui

- menjelaskan apa tujuan peserta diundang dalam pertemuan tersebut

- menjelaskan manfaat menghadiri pertemuan-pertemuan KP-Ibu

- menjelaskan bahwa pertemuan KP-Ibu akan dilakukan secara rutin menurut kesepakatan
dengan peserta

- menjelaskan bahwa setiap pertemuan KP-Ibu akan dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari
2 jam

- mempersilahkan peserta untuk saling memperkenalkan diri

Bila pertemuan tersebut bukan pertemuan pertama, namun ada peserta baru, Motivator Menyusui
perlu memperkenalkan peserta baru tersebut kepada kelompok dan mempersilahkan semua
peserta untuk memperkenalkan dirinya masing-masing.

9
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

2. Membangun Keakraban (kira-kira 20 menit)

Motivator Menyusui meminta peserta secara bergiliran menceritakan pengalaman atau kejadian
paling menarik yang terjadi pada mereka baru-baru saja. Motivator Menyusui dapat meminta ibu
untuk menceritakan pengalaman yang menarik yang mereka alami selama 2 minggu terakhir
baik seputar kehamilan, menyusui maupun hal-hal dalam keluarga, ataupun pengalaman mereka
ketika menyebarkan hal-hal menarik yang mereka dapat dari KP–Ibu kepada tetangga atau
keluarganya. Motivator dapat memulai (sebagai contoh untuk peserta) dengan menceritakan
pengalamannya yang paling menarik. Apa yang disampaikan sebagai pengalaman yang paling
menarik bisa apa saja, misalnya menonton sinetron yang sangat mengharukan sampai menangis,
atau pengalaman berbaikan dengan suami setelah mengalami perdebatan yang agak sengit,
atau usaha menguruskan berat badan tapi justru mengalami diare. Dengan meminta setiap orang
menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi pada saat sesi membangun keakraban ini dapat
mencairkan suasana dalam pertemuan sehingga menjadi lebih santai.

Khusus dalam pertemuan pertama, setelah suasana terasa lebih akrab, Motivator Menyusui
mengajak peserta untuk menyepakati hal-hal apa saja yang perlu diatur untuk menjaga agar
pertemuan berjalan dengan nyaman dan tercipta adanya sikap saling menghargai dan
mempercayai di antara peserta. Hal yang disepakati dapat meliputi:

- angkat tangan bila ingin berbicara

- setiap orang berbicara bergantian

- pembicaraan dalam kelompok yang bersifat pribadi tidak disebarkan ke luar kelompok

Hal-hal yang sudah disepakati sebaiknya ditulis pada selembar kertas dan disimpan oleh Motivator
Menyusui. Bila bukan pertemuan pertama, Motivator Menyusui hanya perlu membacakan daftar
kesepakatan tersebut, untuk mengingatkan kepada peserta lama dan menginformasikan kepada
peserta baru

Baik pada pertemuan pertama maupun selanjutnya, Motivator perlu mencari kesepakatan dengan
peserta mengenai berapa lama pertemuan hari tersebut akan berlangsung

10
KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU)

3. Pengumuman dan Perayaan (kira-kira 10 menit)

Dalam pertemuan KP–Ibu, Motivator Menyusui dapat mengumumkan informasi-informasi yang


berguna untuk anggota kelompok misalnya hari posyandu, Pekan Imunisasi Nasional (PIN), acara
di masyarakat, kegiatan pemeriksaan khusus di Puskesmas, atau lomba-lomba yang akan
dilaksanakan di lingkungan tersebut. Motivator Menyusui juga dapat mempersilahkan peserta
yang mengetahui suatu informasi penting untuk menyampaikannya dalam kelompok tersebut.

Setiap kemajuan atau perubahan yang terjadi (seperti anggota kelompok yang baru melahirkan,
anggota kelompok yang berhasil melakukan inisiasi menyusu dini, atau pasangan ibu-bayi yang
berhasil memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan), perlu dirayakan bersama-sama di dalam
kelompok. Karena itu penting bagi Motivator Menyusui mengetahui data-data pribadi peserta.
Bentuk perayaan dapat disepakati bersama di dalam kelompok, seperti menyanyikan lagu Selamat
Ulang Tahun bagi ibu atau bayi yang merayakan ulang tahun atau memperkenalkan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi yang telah melewati masa pemberian ASI Eksklusif 6
bulan. Perayaan ini juga merupakan satu bentuk keberhasilan kelompok untuk mendukung ibu
melakukan perilaku yang diinginkan.

4. Diskusi (paling lama 1 jam)

Motivator Menyusui dapat memulai sesi diskusi dengan menawarkan sebuah topik diskusi yang
dipandang sesuai dengan minat peserta, atau mengumumkan topik yang akan dibahas sesuai
dengan kesepakatan dalam pertemuan sebelumnya. Setelah topik diskusi disepakati, Motivator
Menyusui dapat membuka pembicaraan dengan mengajukan sebuah pertanyaan terbuka tentang
topik tersebut.

Misalnya, topik yang akan dibicarakan adalah tentang memerah ASI. Motivator Menyusui dapat
membuka diskusi dengan pertanyaan seperti, “Siapa yang pernah mendengar tentang ASI Perah?”,
atau “Apa yang ibu lakukan bila harus meninggalkan bayi dalam waktu agak lama, sedangkan bayi
ibu di rumah butuh minum?”

Bila diskusi masih berlanjut setelah waktu satu atau satu setengah jam, sangat disarankan agar
Motivator Menyusui meminta kesepakatan dari peserta apakah pertemuan tersebut sebaiknya
dihentikan atau diteruskan. Selain itu, Motivator Menyusui perlu juga mengajak peserta untuk

11
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

melakukan relaksasi seperti senam hamil atau melakukan gerakan-gerakan untuk peregangan
otot. Hal ini sangat membantu anggota KP–Ibu yang sedang hamil, mengingat ibu hamil
mengalami tekanan pada otot panggul sehingga akan mengalami kelelahan bila duduk terlalu
lama.

5. Kesimpulan dan penutup (kira-kira 20 menit)

Bila waktu sudah hampir habis dan bila semua hal penting terkait topik diskusi sudah dibahas,
pertemuan KP-Ibu dapat ditutup. Motivator dapat menutup pertemuan dengan meminta peserta
mengemukakan 3 hal berikut:

• apa yang telah saya pelajari dari pertemuan ini,

• apa yang saya sukai dari pertemuan ini,

• dan apa yang ingin saya rubah dari pertemuan ini.

Pada pertemuan pertama, Motivator Menyusui dapat memberi contoh bagaimana


mengemukakan ke-3 hal tersebut di atas sebelum meminta peserta melakukannya.

Setelah semua peserta mengemukakan ke-3 hal di atas, Motivator Menyusui perlu menyampaikan
rangkuman pernyataan-pernyataan peserta tadi. Kemudian, Motivator Menyusui meminta
kesepakatan dari peserta mengenai:

- tanggal dan waktu untuk pertemuan berikutnya

- tempat pelaksanaan pertemuan berikutnya

- topik untuk diskusi dalam pertemuan berikutnya.

Setelah kesepakatan untuk pertemuan berikutnya, Motivator Menyusui mengucapkan terimakasih


dan pujian atas partisipasi peserta, diikuti dengan salam penutup.

Berapa banyak peserta pertemuan KP–Ibu ?

Agar setiap orang mendapat kesempatan untuk berbicara dan terjadi diskusi yang aktif, sebaiknya
jumlah peserta pertemuan KP – Ibu dalam setiap pertemuan adalah antara 8 – 10 orang. Banyaknya

12
KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU)

peserta akan mempengaruhi lamanya waktu dan luasnya tempat yang diperlukan untuk
melaksanakan pertemuan.

Berapa lama seorang ibu dapat mengikuti pertemuan KP-Ibu?

Tidak ada batasan waktu. Bentuk keterlibatan ibu dapat berubah dari waktu ke waktu. Misalnya,
seorang ibu saat mulai mengikuti pertemuan-pertemuan KP-Ibu, ia baru hamil pertama kali
sehingga lebih banyak menjadi pendengar saja. Setelah ia melahirkan, ia masih terus mengikuti
pertemuan-pertemuan KP-Ibu tapi sudah menjadi peserta yang aktif membagikan
pengalamannya sebagai ibu menyusui. Setelah anaknya ‘lulus ASI Eksklusif 6 bulan’, ia masih
ingin terus belajar dan berbagi dari KP-Ibu, maka ia mengikuti pelatihan menjadi Motivator
Menyusui dan kemudian menjadi seorang Motivator Menyusui yang membentuk dan membina
kelompok baru.

Seberapa sering pertemuan KP-Ibu diadakan?

Biasanya peserta KP-Ibu itu sendiri yang menentukan berapa sering mereka akan mengadakan
pertemuan. Ada yang merasa pertemuan sebulan sekali sudah cukup, ada yang ingin seminggu
atau dua minggu sekali. Pada dasarnya, semakin panjang jarak waktu antar pertemuan, semakin
besar resiko peserta melupakan apa yang pernah dipelajari dan kehilangan minat untuk hadir
lagi.

Dimana pertemuan KP-Ibu diadakan?

Tempat pertemuan merupakan salah satu hal penting yang dapat membuat peserta merasa
aman dan nyaman menghadiri pertemuan KP–Ibu. Dalam pertemuan KP–Ibu biasanya para ibu
datang membawa serta anak-anak mereka yang masih balita. Karena itu sebaiknya disediakan
mainan untuk anak dan diadakan pembagian peran diantara Motivator Menyusui sehingga ada
yang mengawasi anak-anak tersebut bermain selama para ibu berdiskusi.

Sebaiknya Motivator Menyusui menentukan tempat yang mudah untuk dijangkau oleh para
peserta. Jarak menuju tempat pertemuan sebaiknya dapat dijangkau tidak lebih dari 15 menit.
Rumah Motivator atau salah satu peserta KP-Ibu, tempat–tempat umum seperti Pos RW, aula di
tempat ibadah (Mesjid, Gereja, dll) atau ruangan di sekolah-sekolah dapat menjadi pilihan tempat

13
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

pertemuan. Setelah pertemuan pertama, tempat pertemuan selanjutnya ditentukan berdasarkan


kesepakatan peserta.

Tempat pertemuan sebaiknya juga cukup luas sehingga peserta dapat duduk membentuk satu
lingkaran utuh dengan bagian tengah dibiarkan kosong sehingga setiap peserta dapat melihat
satu sama lain. Dengan demikian peserta dapat saling melakukan kontak mata, melihat ekspresi
dan bahasa tubuh peserta yang lain. Hal ini dapat membantu menciptakan rasa kepercayaan di
antara peserta.

Bagaimana memperluas cakupan KP-Ibu

Perluasan ini dapat dilakukan dengan meminta peserta KP–Ibu meneruskan informasi mengenai
keberadaan KP–Ibu kepada ibu hamil dan menyusui yang berada disekitar tempat tinggalnya.
Bila ada ibu-ibu yang tertarik untuk mengikuti pertemuan KP–Ibu peserta dapat mengajaknya ke
pertemuan berikutnya. Bila semakin banyak jumlah peminat KP-Ibu, sebaiknya dipertimbangkan
untuk membentuk KP–Ibu baru.

14
Keterampilan yang Diperlukan
Sebagai Pemandu Pertemuan KP-Ibu

Keterampilan yang Diperlukan Sebagai Pemandu


Pertemuan KP-Ibu

1. BERTANYA
Kita sudah biasa bertanya dalam percakapan sehari-hari. Namun, tidak semua
cara bertanya cukup membantu dalam memandu pertemuan KP-Ibu.
Pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu. Pertanyaan terbuka bisa
diawali dengan kata tanya “bagaimana”, kenapa”, apa”, “siapa”. Pertanyaan
terbuka memberi kesempatan kepada peserta untuk berbicara lebih banyak.
Sebaliknya, pertanyaan tertutup memberikan kepada kita jawaban “ya” atau
“tidak”. Perhatikanlah perbedaan pertanyaan terbuka dan tertutup dalam
contoh berikut ini:

15
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Pertanyaan Pertanyaan
tertutup terbuka

Apakah anak ibu Anak ibu sudah


masih disusui? dapat makan
atau minum apa
saja?

Bagaimana perasaan
Apakah ibu ibu sekarang?
sudah enak
menyusuinya?

Mengapa perlu bertanya?

• Menggali ide, pemikiran, dan pendapat orang lain

• Mengajak orang lain untuk terlibat dalam diskusi

• Menguji apakah pemahaman kita tentang pendapat atau pemikiran orang lain sudah
benar

2. MENDENGARKAN
Mendengar adalah sesuatu yang mudah dikatakan, namun tidak selalu mudah
untuk dilakukan. Seringkali kita hanya mendengar hal-hal yang ingin kita
dengarkan saja. Mendengarkan secara aktif membantu kita untuk memahami
pemikiran, ide, dan pendapat peserta, guna merumuskan pertanyaan atau
pernyataan apa yang akan kita kemukakan selanjutnya.

16
KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
SEBAGAI PEMANDU PERTEMUAN KP-IBU

Mendengarkan secara aktif berarti

• Memperhatikan

• Berusaha memahami apa yang disampaikan pembicara

• Tidak menyela, namun dapat bertanya untuk berusaha memahami

3. MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ’NON-VERBAL’ YANG TEPAT

Komunikasi Komunikasi dengan


verbal kata-kata

Komunikasi Komunikasi denganGerakan


Non verbal dan bahasa tubuh

Kontak mata, mengangguk,


tersenyum, menepuk bahu,
memberi sentuhan wajar

Komunikasi non verbal dapat membantu menciptakan rasa aman dan nyaman di dalam kelompok,
dimana peserta merasa bahwa Motivator menaruh perhatian dan penghargaan kepada mereka.

Komunikasi verbal dan non verbal dapat dilakukan bersamaan saat anda berbicara, dan saat anda
mendengarkan pendapat peserta, gunakan komunikasi non verbal untuk menunjukkan perhatian
dan penghargaan anda kepada pendapat mereka.

17
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

4. MERUMUSKAN KESIMPULAN
Penting sekali untuk dapat merumuskan kesimpulan yang tepat, khususnya setelah dilakukan
diskusi, simulasi, ataupun permainan dalam kelompok. Kesimpulan yang tepat akan membantu
peserta suatu kegiatan untuk mengingat informasi-informasi atau hasil-hasil pembelajaran yang
penting dari kegiatan tersebut.

5. MEMBERI DAN MENERIMA UMPAN BALIK SECARA POSITIF


Umpan balik dapat berupa pendapat atau penilain terhadap apa yang sudah dilakukan Motivator.
Pendapat/penilaian peserta membantu Motivator Menyusui untuk mengetahui apa saja yang
sudah baik dilakukan selama memandu pertemuan dan hal apa yang perlu ditingkatkan ataupun
diperbaiki untuk waktu mendatang. Selain dari peserta, umpan balik dapat juga diperoleh dari
sesama Motivator Menyusui. Umpan balik tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menjelek-
jelekkan seorang Motivator, namun justru untuk membantu meningkatkan kemampuan Motivator

Menerima Umpan Balik Secara Positif:


1. Cobalah untuk menunjukkan penghargaan kepada orang yang memberikan umpan balik

2. Saat anda merasa ingin segera membela diri, lakukan beberapa teknik untuk mengelola
stres seperti ambil napas dalam-dalam dan buang napas perlahan-lahan.

3. Fokus untuk memahami umpan balik dengan bertanya dan mengulang pernyataan
umpan balik biasanya akan mengurangi rasa marah

4. Jika anda benar-benar merasa tidak setuju, marah, atau kecewa dan ingin menyatakan
ketidaksetujuan atas pendapat mereka, tunggu sampai emosi anda terkendali untuk
membuka diskusi kembali.

5. Ingatlah bahwa orang yang memberi umpan balik bahkan merasa takut untuk memberi
umpan balik karena mereka tidak pernah tahu bagaimana reaksi anda akan umpan
balik tersebut.

18
KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
SEBAGAI PEMANDU PERTEMUAN KP-IBU

Memberi Umpan Balik Secara Positif:


1. Berilah pendapat mengenai apa yang dilakukan atau dikatakan, bukan mengenai orang
yang melakukannya

2. Berilah pendapat mengenai apa yang dilakukan atau dikatakan seseorang saat ini, bukan
yang sudah terjadi jauh sebelumnya

3. Sampaikan apa yang anda lihat atau dengar, bukan apa yang anda pikirkan atau rasakan

4. Sampaikan secara jelas apa akibat dari perbuatan atau perkataan tersebut pada diri
anda

5. Utamakanlah upaya membagi ide atau informasi bukan memberi nasehat

6. Perhatikan bahasa tubuh orang yang anda beri umpan balik; berhentilah bicara bila
orang tersebut tampak tidak nyaman

7. Pekalah terhadap akibat umpan balik anda kepada perasaan atau emosi orang yang
anda beri umpan balik

8. Jangan menghakimi

9. Jangan mengatakan kata “selalu” atau “tidak pernah”

10. Berikan pendapat anda sendiri dan jangan menyampaikan pendapat orang lain

19
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Tips Sukses memandu pertemuan KP-Ibu

• Perlakukan peserta sebagai orang dewasa. Dalam memandu jangan menggurui/


ceramah, namun upayakan agar peserta melakukan diskusi dan menyampaikan
pengalamannya.

• Lakukan kontak mata dengan semua peserta. Dengan melihat dan tersenyum, anda
menolong orang tersebut merasa menjadi bagian dari diskusi, walau pada saat itu
mereka tidak mengatakan apa-apa.

• Panggilah peserta dengan menyebutkan nama mereka, untuk menolong peserta


saling mengenal dan merasakan kepedulian anda pada mereka.

• Beri perhatian pada yang berbicara dan juga pada yang tidak berbicara. Jangan
paksa peserta baru untuk langsung aktif berbicara.

• Peka akan keadaan energi kelompok dan reaksi setiap individu. Lihat keadaan
sekitar ruangan secara rutin, lihat ekpresi dan bahasa tubuh. JIka ada peserta yang
terlihat bosan, anda dapat mengajak dia untuk ikut menyampaikan pendapatnya dalam
diskusi.

• Biarkan peserta yang berbicara lebih dahulu. Bila ada pertanyaan dari peserta,
tanggapan pertama anda sebaiknya adalah memberi kesempatan peserta lain untuk
menyampaikan tanggapannya atas pertanyaan tersebut, misalnya dengan bertanya,
“Bagaimana menurut ibu-ibu? Mungkin ada yang punya pengalaman atau pendapat
tentang pertanyaan tadi?”

• Usahakan diskusi tidak melebar keluar dari topik yang sudah direncanakan. Jika
diskusi sudah mulai jauh menyimpang dari topik utama upayakan untuk kembali pada
topik utama secara halus, kecuali bila topik yang menyimpang itu memang tampaknya
sangat penting bagi peserta.

20
KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
SEBAGAI PEMANDU PERTEMUAN KP-IBU

• Pujilah perilaku atau jawaban yang benar.

• Jangan menyalahkan tapi juga jangan membenarkan pendapat yang salah

• Gunakan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti peserta

• Berbicaralah dengan suara agak keras, jelas dan tidak terlalu cepat

• Selingilah pertemuan dengan canda-tawa agar peserta tetap bersemangat

• Selalu ingat batasan waktu agar pertemuan tidak sampai berlarut-larut sehingga peserta
menjadi gelisah.

• Nikmati peran anda sebagai Motivator Menyusui. Anda bukan pakar/ahli yang bisa
menjawab semua pertanyaan. Kelompok yang mempunyai jawaban dan peran anda
adalah memandu diskusi. Anda bebas untuk berpartisipasi dalam diskusi. tanya.

21
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

MOTIVATOR MENYUSUI SEBAGAI


PEMANDU PERTEMUAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU

Santai
Memperhatikan semua
Bertanya peserta

Peka terhadap apa yang Ekspresi yang


tengah dialami/dihadapi menyenangkan
(tersenyum dan
peserta tertawa)

Memperhatikan semua Menggunakan bahasa


peserta yang tegas, singkat,
lugas, jelas.
Terbuka
Memberi contoh

Bergerak /mobilitas
Tepat waktu

Menggunakan metode Tidak banyak berbicara


yang bervariasi atau mendominasi
pembicaraan

Mampu menjelaskan
topik, tujuan, dan proses Pertanyaan dan
pernyataan yang tidak
menyinggung
Siap menerima kritik,
Mau merubah diri,
Menjadi pendengar yang
Memberi kesempatan
baik, tidak memotong
bertanya
pembicaraan

22
Metode yang Dapat Motivator
Gunakan dalam Pertemuan KP-Ibu
Beberapa Metode untuk Membantu Peserta Memahami Topik Yang Disampaikan Dalam Pertemuan
KP-Ibu

1. Diskusi

Diskusi diawali dengan sebuah pertanyaan terbuka,


untuk membangun partisipasi dan menggali pendapat
dan ide dari peserta Diskusi memberi kesempatan
kepada setiap peserta untuk berpikir, berpendapat, dan
menemukan sendiri jawaban atas masalah yang
didiskusikan.

2. Simulasi

Simulasi adalah menirukan sesuatu; bisa berupa perbuatan atau situasi. Simulasi memberi
kesempatan kepada peserta untuk mengalami sendiri situasi dan proses yang akan mereka
hadapi kemudian dalam kehidupan nyata.

Hal yang penting dalam memandu proses simulasi adalah:

a. Sampaikan tujuan simulasi dengan jelas

b. Sampaikan langkah-langkah simulasi dengan jelas, termasuk di dalamnya bahan-bahan


yang diperlukan untuk kegiatan simulasi

c. Sampaikan dengan jelas berapa lama simulasi harus dilakukan

d. Beri pernghargaan kepada peserta setelah mereka menyelesaikan simulasinya

23
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

e. Lakukan debriefing, review kembali apa yang terjadi selama simulasi dan apa yang dipelajari
dari simulasi tersebut.

3. Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode belajar dengan cara mem-


peragakan langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Setelah
demonstrasi, peserta dapat diajak untuk mencoba
langsung mempraktekkan agar mereka dapat merasa-
kan sendiri melakukan apa yang didemonstrasikan.

4. Role play/Bermain Peran

Role-play merupakan drama yang dimprovisasi, atau


sejenis teater bebas, dimana peserta menjadi aktor/
pemain peran dan bisa juga menjadi penonton.
Peserta mengadopsi dan berperan sebagai orang lain
yang mungkin kepribadian, motivasi, dan juga latar
belakang nya berbeda dengan dirinya sendiri

Pilih metode penyampaian informasi yang membantu proses belajar


menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

24
METODE YANG DAPAT MOTIVATOR GUNAKAN
DALAM PERTEMUAN KP-IBU

Orang akan mengingat apa yang dipelajarinya sebanyak:

10 % dengan membaca
20 % dengan mendengar
30 % dengan melihat
50 % dengan melihat dan melakukan
70 % dengan berbicara
90 % dengan berbicara dan melakukan

95 % dengan mengajarkan
Jadi begini lho
posisi menyusui
Ooooo…… yang benar

25
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

26
Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan oleh
Motivator Menyusui Sebelum
Menyelenggarakan Pertemuan KP-Ibu

• Berkoordinasi dengan para Motivator Menyusui lainnya


Untuk mendiskusikan rencana pertemuan KP-Ibu serta pembagian peran diantara Motivator
Menyusui, sehingga ada kesepakatan peran serta masing – masing Motivator, sehingga tidak
ada yang merasa terbebani.

• Berkoordinasi dengan pemimpin lokal dan Pembina KP-Ibu untuk


mendapatkan dukungan

27
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

• Menentukan berapa jumlah peserta yang akan diundang dan siapa


saja mereka yang akan diundang?
Sebelum memulai pertemuan KP–Ibu, Motivator sebaiknya menentukan jumlah peserta yang
akan diundang dan mulai mengidentifikasi siapa saja yang akan diundang. Untuk pertemuan
pertama, undanglah ibu-ibu hamil atau menyusui yang bertempat tinggal disekitar kediaman
anda. Memungkinkan juga untuk sesekali mengundang tokoh-tokoh masyarakat atau tenaga
kesehatan di wilayah tersebut. Namun berhati-hatilah dalam memilih siapa tokoh
masyarakat atau tenaga kesehatan yang akan anda undang. Pastikan bahwa mereka
benar-benar mendukung pemberian ASI dan memiliki rasa hormat kepada ibu-ibu, agar
kehadiran mereka dalam pertemuan KP-Ibu tidak membawa pesan yang bertentangan dengan
tujuan kelompok atau merusak suasana saling percaya yang sudah atau ingin dibangun.

Tidak menjadi masalah bila dalam setiap pertemuan kelompok ada orang baru yang datang
selama ada anggota inti yang dapat diandalkan untuk memberi dukungan secara tetap. Hal
yang harus diingat adalah anggota baru biasanya mempunyai informasi atau permasalahan
yang menurut mereka harus segera dibahas, dan mereka juga membutuhkan informasi –
informasi dasar yang sudah diketahui oleh anggota yang lain. Diperlukan kesabaran dan
kerelaan peserta lama untuk menerima situasi tersebut.

• Menentukan cara bagaimana sebaiknya mengundang calon peserta


KP – Ibu?
Tantangan utama di awal pertemuan KP-Ibu adalah menghadirkan sasaran peserta KP-Ibu
pada pertemuan-pertemuan pertama. Sehingga bagi siapa pun yang mengundang, mereka
perlu dapat memberitahu apa manfaat bagi para calon peserta apabila mereka menghadiri
pertemuan KP-Ibu, misalnya bagi ibu hamil maka dia bisa belajar tentang manfaat dan proses
IMD yang sangat berguna bagi dirinya dan bayi. Berkaitan dengan manfaat menghadiri

28
HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN OLEH MOTIVATOR MENYUSUI
SEBELUM MENYELENGGARAKAN PERTEMUAN KP-IBU

pertemuan KP-Ibu sebenarnya yang paling tahu adalah Motivator, sehingga akan lebih mudah
menjelaskan apabila yang mengundang adalah Motivator Menyusui. Masing – masing
motivator mengundang calon peserta, misalnya disuatu wilayah terdapat 5 motivator maka
masing – masing motivator akan mengundang 2 orang ibu hamil atau menyusui dengan anak
0 – 6 bulan sehingga total peserta yang diundang ada 10 orang. Para Motivator Menyusui juga
dapat meminta bantuan dari tokoh masyarakat setempat untuk membuat surat undangan
secara resmi kepada sasaran peserta.

• Menentukan apakah akan memakai makanan ringan atau tidak dan


bagaimana pengadaan makanan ringan tersebut apabila memang
akan disediakan.
Makanan selalu menjadi cara yang baik untuk memecahkan suasana dan meningkatkan ikatan
dalam kelompok. Namun penyediaan makanan ringkan dapat menjadi satu tantangan bila
keuangan merupakan pemikiran dari motivator atau anggota KP – Ibu. Ada beberapa strategi
untuk memecahkan hal ini:

• Meminta tiap-tiap anggota membawa makanan ringan yang sehat untuk dirinya dan anaknya
sendiri

29
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

• Meminta sumbangan sukarela dari anggota untuk penyediaan makanan ringan selama
pertemuan diakhir sesi KP–Ibu.

• Meminta anggota secara sukarela bergiliran membawa makanan ringan untuk kelompok

• Mengusahakan adanya donasi dari luar kelompok, misalnya tokoh masyarakat, dan
sebagainya.

Anda boleh saja memutuskan bahwa selama pertemuan tidak disediakan makanan ringan
sehingga peserta tidak akan mengharapkan adanya makanan ringan untuk mereka atau anak-
anak mereka. Strategi-strategi diatas dapat anda tawarkan kepada anggota KP–Ibu untuk
didiskusikan sehingga menjadi kesepakatan kelompok untuk pertemuan–pertemuan
berikutnya.

• Menyiapkan alat – alat pendukung pertemuan KP-Ibu


Selama pertemuan KP – Ibu, penting bagi Motivator menyediakan kertas flipchart, spidol juga
alat peraga (jika diperlukan) untuk membantu menuliskan hal-hal penting yang dibicarakan
selama pertemuan. Di akhir sesi, kertas flipchart yang berisi informasi penting ini dapat
berguna untuk mengingatkan peserta sebagai kesimpulan dari pertemuan hari itu.

• Mempelajari materi
Sebaiknya sebelum memandu pertemuan Motivator disarankan
untuk mempelajari kembali lembar informasi yang sudah
didapat selama pelatihan sehingga lebih percaya diri saat
memandu.

30
Memantau dan Menilai Kemajuan
Diri Sebagai Motivator Menyusui
Motivator Menyusui adalah seorang yang memiiliki komitmen untuk membantu ibu hamil dan
menyusui yang ada dilingkungannya melalui pertemuan KP-Ibu dan kunjungan rumah serta
melalui percakapan sehari-hari dengan ibu hamil dan menyusui. Seorang Motivator Menyusui
yang baik tentu ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pertemuan KP-Ibu dan kunjungan
rumah yang telah dilakukan, serta hasil capaian dari pelaksanaan pertemuan KP-Ibu dan kunjungan
rumah sehingga dapat mengambil suatu hikmah yang dapat dijadikan pembelajaran.

Cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan


tersebut adalah dengan melakukan kegiatan pemantauan
dan evaluasi.

Impian merupakan TUJUAN


Cara yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan adalah KEGIATAN
Membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan kegiatan dikenal dengan
istilah PEMANTAUAN
Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak, dilakukan EVALUASI

31
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Pemantauan Evaluasi

Proses yang berkelanjutan Dilakukan dengan frekuensi tertentu, misalnya


1 atau 2 kali selama program

Fokus pada “apakah kita mencapai Fokus pada “mengapa dan bagaimana kita
target atau tidak” mencapai hasil tersebut”

Pentingnya Melakukan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi untuk Kegiatan Kelompok Pendukung
Ibu (KP-Ibu)

Pemantauan dan evaluasi berguna untuk:

mengukur sejauh mana kita telah melakukan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai
tujuan

menilai apakah kegiatan yang dilaksanakan saat ini masih sesuai untuk mencapai tujuan

mengambil hikmah dari suatu kegiatan yang dapat dijadikan pembelajaran oleh motivator,
baik untuk tujuan Motivator sendiri maupun tujuan kelompok

Cara Melakukan Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala atau teratur, dan tergantung dengan kebutuhan
kita, seperti harian, mingguan atau bulanan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi, namun yang paling terpenting adalah adanya data atau bukti yang
akan digunakan sebagai sumber pemantauan dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah
subyektifitas dalam menilai hasil yang telah dicapai. Untuk membantu melihat pencapaian
tujuan, diperlukan alat bantu pengumpulan data. Pada bagian lampiran dalam buku ini, anda
dapat melihat contoh alat bantu pengumpulan data yang dapat anda gunakan untuk memantau
kemajuan anda sebagai Motivator Menyusui dan kegiatan KP-Ibu yang anda bina.

32
MEMANTAU DAN MENILAI KEMAJUAN DIRI
SEBAGAI MOTIVATOR MENYUSUI

Tahapan melakukan pemantauan

1. Buatlah rencana kelompok secara tertulis, serta tentukan capaian keberhasilan kegiatan

2. Sepakati data yang akan dikumpulkan secara tertulis, dimana data yang dikumpulkan akan
membantu para Motivator memantau rencana yang telah dibuat sekaligus mengukur capaian
keberhasilan kegiatan

3. Tentukan waktu pertemuan untuk membahas data tersebut., dan selalu buat hasil pertemuan
tersebut dalam bentuk tertulis.

Melakukan pemantauan dan evaluasi akan membantu Motivator dalam


mengukur pencapaian tujuan pembentukan kelompok pendukung ibu,
sekaligus belajar untuk melakukan kegiatan yang lebih baik lagi.

33
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

34
Dokumentasi Kegiatan
Kelompok Pendukung Ibu

Tujuan Dokumentasi Kegiatan KP-Ibu:


Mengumpulkan data dari peserta Kelompok Pendukung Ibu untuk membantu proses penilaian
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok.

Data yang Didokumentasikan


1. Biodata ibu

2. Daftar kehadiran peserta

3. Catatan pertemuan

4. Catatan kunjungan rumah

35
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

Cara Pengisian

I. Daftar kehadiran peserta pertemuan KP-Ibu

Tujuan pengisian daftar kehadiran peserta:


Mencatat jumlah peserta yang hadir dalam setiap pertemuan

Kapan dilakukan:
Sebelum kegiatan pertemuan dilakukan

Siapa yang melakukan:


Motivator yang sedang tidak menjadi pemandu utama dalam pertemuan

Daftar Kehadiran peserta Kelompok Pendukung Ibu Menyusui

Kelurahan: _______________________ RW: ____________________________ Bulan: _______________________

Status Peserta Kedatangan Tanda Tangan


No. Nama Alamat Ibu Hamil Ibu Bayi Lainnya Pertama Kali Tanggal Tanggal
0-6 bulan

10

TOTAL

36
DOKUMENTASI KEGIATAN
KELOMPOK PENDUKUNG IBU

II. Catatan Pertemuan

Tujuan pengisian daftar kehadiran peserta:


Mencatat kegiatan yang telah dilakukan

Kapan dilakukan:
Setelah kegiatan pertemuan dilakukan

Siapa yang melakukan:


Motivator yang sedang tidak menjadi pemandu utama dalam pertemuan
Catatan Pertemuan

No. Topik Pertemuan Tanggal Fasilitator Narasumber


Pelaksanaan

10

11

12

37
PANDUAN DASAR
MOTIVATOR MENYUSUI

III. Kegiatan Kunjungan Rumah Kepada Ibu Baru Bersalin

Tujuan pencatatan:
Mengetahui bagaimana praktek pelaksanaan IMD dan dukungan kepada ibu menyusui oleh
fasilitas kesehatan

Kapan dilakukan:
Sesudah melaksanakan kunjungan rumah kepada ibu baru bersalin

Siapa yang melakukan:


Motivator yang melakukan kunjungan rumah

Catatan Kunjungan Rumah ibu Melahirkan

Nama Motivator : _______________________


Bulan/Tahun : ____________________________

No Nama Ibu Tanggal Tempat Penolong Tgl Pelaksanaan IMD Dukungan tenaga/fasilitas kesehatan Topik Tanggal Topik
Persalinan persalinan PersalinanKunjungan Ke-1 Tanya-1 Tanya-2 Tanya-3 Tanya-4 Tanya-5 Tanya-6 Tanya-7 Diskusi Kunjungan Ke-2 Diskusi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tanya-1: Apakah bayi diletakkan di dada ibu, kulit-ke-kulit, segera setelah lahir?
Tanya-2: Apakah bayi dibiarkan mencari sendiri puting payudara ibu?
Tanya-3 Apakah bayi tetap di dada ibu sampai satu jam atau lebih?
Tanya-4: Apakah bayi dan ibu dirawat dalam satu ruangan/satu tempat tidur?
Tanya-5: Apakah petugas kesehatan membantu ibu menyusui bayi?
Tanya-6: Apakah ibu diberi contoh susu formula bayi gratis?
Tanya-7: Apakah bayi diberi susu formula/bubur bayi, empeng atau dot?

38
Daftar Pustaka
Hildreth Roudy, Coaching skill, The Art of Questioning/Listening, Center for Democracy and
Citizenship, 2004

Liga de la Lactancia Materna de Honduras Wellstart International’s Expanded Promotion of


Breastfeeding (EPB) Program, Community-based Breastfeeding Support:A Training
Curriculum, 1996

Nickols, Fred, Mentor, Mentors, Mentoring, sebuah artikel, 2002

Spangler, Brad, Facilitation, sebuah artikel, 2003

The Human Leadership and Development Division of the American Society for Quality; Basic
Facilitation Skill, The Association for Quality and ParticipationThe International Association of
Facilitators, 2002

Tim Partnerships for e-Prosperity for the Poor (Pe-PP), Bappenas – UNDP; Lampiran Metode
Pembelajaran Pendampingan, Panduan untuk Fasilitator Infomobilisasi, Teknik
Fasilitasi Partisipatif Pendampingan Masyarakat, Jakarta 2007

Weitzel, R, Sloan, Feedback that works; How to build and deliver your message, Centre for
creative leadership, 2000

www.torbay.gov.uk/06_questioning_and_listening_guide

www.recoftc.org/site/fileadmin/docs/CABS/manuals/Facilitation/FM6_1.pdf

39

Anda mungkin juga menyukai