Anda di halaman 1dari 74

KEGIATAN

PEMBERIAN MAKANAN
PADA BAYI DAN ANAK

(PMBA)
DALAM SITUASI
BENCANA

BUKU PANDUAN
BAGI MASYARAKAT

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 1

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 2

9/4/13 12:16 PM

KEGIATAN

PEMBERIAN MAKANAN
PADA BAYI DAN ANAK

(PMBA)
DALAM SITUASI
BENCANA

BUKU PANDUAN
BAGI MASYARAKAT

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 3

9/4/13 12:16 PM

Cetakan I: 2013
Diterbitkan oleh:
Wahana Visi Indonesia
Penyusun (urut abjad):
1. Asih Silawati
2. Butet Yunita
3. C.Vita Aristyanita
4. Candra Wijaya
5. Kartini Sihotang
Kontributor:
1. Alfred Anakota
2. Margarettha Siregar
3. Maria J Adrijanti
4. Romenti Silaen
5. Sigit Sulistyo
6. Untoro
7.Yosellina
Pembaca Kritis:
1. Seksi Gizi dan PPSM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
2. Seksi Kebencanaan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
3. Kader Posyandu Kramat Jati, Makasar, Cilincing dan Jatinegara
4. Hendro Suwito dan Lukas Ginting (World Vision Indonesia)
Desain: C.Vita Aristyanita dan Wisnuk
Ilustrasi: Wisnuk & Unicef
Buku ini tidak diperjual-belikan
Hak penerbitan ada pada Wahana Visi Indonesia
dan World Vision Indonesia.
Buku ini dapat digandakan sebagian atau seluruhnya oleh
lembaga lain atau perorangan untuk tujuan non-komersial
demi kepentingan pemberian makanan pada bayi dan anak
(PMBA) dalam situasi bencana.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Departemen Komunikasi
World Vision Indonesia
Jl. Wahid Hasyim No. 33
Jakarta 10340
Telp. 021-31927467
Fax. 021-3207846

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 4

9/4/13 12:16 PM

KATA PENGANTAR
Anak Berhak Mendapatkan
yang Terbaik
Investasi terbesar di bidang gizi pada
anak adalah pada seribu hari pertamanya, yaitu sejak dia di dalam kandungan
hingga anak berusia dua tahun.
Pada usia itulah perbaikan gizi sangat
dibutuhkan, sebab setelah usianya melewati dua tahun
kerusakan otak yang disebabkan karena kekurangan gizi
tidak lagi bisa diperbaiki. Jendela kesempatan ini sangat
sempit. Kita berpacu dengan waktu dan usia anak dalam
upaya memastikan perbaikan dan kecukupan gizinya.
Wahana Visi Indonesia telah melakukan berbagai upaya
perbaikan gizi pada anak dalam program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini. Sejak tahun 2008, Wahana Visi Indonesia semakin meningkatkan
program perbaikan gizi melalui beberapa proyek khusus,
antara lain melalui pembuatan Pos Gizi, penguatan kapasitas kader masyarakat melalui pembentukan Pos Bumil
serta Revita-lisasi Posyandu.
Dengan berbagai pengalaman dan pembelajaran yang didapat, baik dalam interaksi Wahana Visi Indonesia dengan
masyarakat maupun dari studi-studi yang berkembang,
ditemukanlah bahwa masalah gizi utama yang paling banyak terjadi di dunia -- termasuk di Indonesia dan Jakarta
-- adalah stunting atau pendek. Stunting adalah keadaan
dimana tinggi badan anak tidak berkembang sesuai dengan
penambahan usianya.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 5

9/4/13 12:16 PM

Umumnya stunting mulai tampak sesudah anak berusia


lebih dari enam bulan. Stunting sebenarnya dapat dicegah
dengan perbaikan gizi selama masa kehamilan serta pemberian makanan padat (yang disebut MP-ASI) dengan cara
yang tepat. Inilah yang mendasari munculnya praktik Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang sedang dikerjakan dan dimasyarakatkan oleh Wahana Visi Indonesia.
Selain merupakan pengetahuan yang sangat praktis dan
dekat di masyarakat, sistem konseling PMBA ini juga memampukan masyarakat untuk melakukan monitoring anak
di sekitar mereka.
Banjir yang sering melanda Jakarta menjadi salah satu
bagian pembelajaran Wahana Visi Indonesia dalam mengimplementasikan program PMBA dengan menggerakkan
pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan kerjasama,
termasuk menjadi sumber inspirasi dan motivasi pengembangan buku Pemberian Makanan Bayi dan Anak dalam
situasi bencana ini.
Pesan utama yang ingin disampaikan adalah: dalam keadaan
apapun termasuk dalam situasi bencana, kita harus tetap
memperhatikan kesejahteraan anak karena anak berhak
mendapatkan yang terbaik.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi mereka yang menggunakannya, dan diatas segalanya semoga anak Indonesia tumbuh lebih sehat, kuat dan jaya!
Jakarta, 27 Agustus 2013
Salam
Charles Sinaga
Regional Office Manager
Jawa dan Sumatra

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 6

9/4/13 12:16 PM

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Apa itu PMBA?

BAGIAN 1: Sebelum Terjadi Bencana


8
Langkah-langkah Persiapan Sebelum Terjadi Bencana
TP PMBA
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan TP PMBA
Praktik Simulasi Mengelola Dapur Sehat Baduta
BAGIAN 2: Saat Terjadi Bencana 14
Dapur Sehat Baduta
Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Saat Terjadi Bencana
Prinsip-prinsip Penyediaan Air, Sanitasi dan Kebersihan
Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Menyiapkan
MP-ASI
Hati-hati Menerima Bantuan Susu!
Prinsip-prinsip Penanganan PMBA Sesuai dengan Kelompok
Usia Bayi dan Anak
BAGIAN 3: SetelahTerjadi Bencana
36
Hal-hal yang Perlu Dilakukan Setelah Masa Tanggap Bencana
Berakhir (Masa Pemulihan)
REFERENSI

40

LAMPIRAN 41
Alur Kegiatan PMBA Dalam Situasi Bencana
Contoh Resep MP-ASI
Sodis
Formulir Data Ibu Hamil & Baduta
Formulir Konseling PMBA
Formulir Pemantauan Ibu Hamil & Baduta

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 7

9/4/13 12:16 PM

PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Materi utama buku ini terdiri dari tiga bagian yang

masing-masing bagiannya dibuat dalam tiga warna yang


berbeda untuk memudahkan pencariannya di halaman
sebagai berikut:
Bagian

Warna & Nomor Halaman

Bagian 1:
Sebelum Terjadi Bencana

Hal. 8 - 13, 51,52

Bagian 2:
Saat Terjadi bencana
Bagian 3:
Setelah Terjadi Bencana

Hal 14 - 35, 43 - 50, 52


Hal. 36 - 39, 53
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 8

9/4/13 12:16 PM

DAFTAR SINGKATAN
ASI
Baduta
MP-ASI
PKK
PMBA
RT
RW
Sodis

: Air Susu Ibu


: Anak berumur di bawah dua tahun
: Makanan Pendamping ASI
: Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
: Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak
: Rukun Tetangga
: Rukun Warga
: Solar Water Disinfection, yaitu sebuah cara
sederhana untuk memperoleh air minum
yang sehat dengan memanfaatkan sinar
matahari
Tagana : Taruna Siaga Bencana
Tagana adalah relawan dari masyarakat
yang memiliki kepedulian dan aktif dalam
penanggulangan bencana bidang bantuan
sosial
TP PMBA : Tim Pendukung Pemberian Makanan pada
Bayi dan Anak

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 9

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 10

9/4/13 12:16 PM

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Apa itu PMBA?

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 11

9/4/13 12:16 PM

PENDAHULUAN Latar Belakang

Latar Belakang

Banjir besar yang melanda Jakarta pada bulan Janu-

ari 2013 lalu berdampak pula pada bayi dan anak-anak di


bawah usia dua tahun (baduta). Ada dapur-dapur umum
yang membantu untuk memenuhi kebutuhan makan warga di posko pengungsian. Namun sayangnya, ketersediaan
menu makanan terbanyak dari dapur umum ini adalah untuk konsumsi orang dewasa.

Seminggu setelah terjadinya banjir besar, masih cukup banyak anak-anak baduta yang ada posko yang masih
terisolir dan minim pasokan makanannya, khususnya di
daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Di antara mereka sudah ada yang mulai menderita demam dan diare karena
kurangnya air bersih, air minum serta makanan yang cocok
untuk usia mereka. Wahana Visi Indonesia bekerja sama
dengan World Vision Indonesia dan para kader memberikan bantuan praktis untuk ibu-ibu menyusui yang membutuhkan konseling dan memperkenalkan pula Makanan

Pemberian makanan pada bayi dan anak korban banjir


di lokasi pengungsian (Penjaringan, 2013).

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 12

9/4/13 12:16 PM

Latar Belakang

PENDAHULUAN

Pendamping ASI (MP-ASI) yang dibuat dari bahan pangan


lokal, agar baduta tetap mendapatkan makanan yang cukup
dengan kandungan gizi seimbang sesuai usianya.

Pembuatan MP-ASI sebagai bentuk promosi untuk
sasaran keluarga baduta di posko pengungsian RW 17 Kelurahan Penjaringan, dilaksanakan oleh para kader posyandu Kecamatan Cilincing, Kecamatan Penjaringan, Kecamatan Makasar, Kecamatan Kramat Jati, Kecamatan Ciracas,
dan Kecamatan Jatinegara yang didampingi oleh Wahana
Visi Indonesia dan didukung oleh karang taruna setempat.
Promosi kebersihan dan keamanan dalam penyiapan, distribusi dan pemanfaatan MP-ASI juga menjadi bagian yang
terpadu dalam kegiatan ini. Seluruh rangkaian kegiatan
ini didasarkan secara umum pada panduan dalam modul
pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA)
Kemenkes dengan penyesuaian di beberapa bagian sesuai
situasi yang dinamis di lokasi bencana.

Berdasarkan pengalaman tersebut, disadari perlunya panduan khusus bagaimana mengelola kegiatan untuk
mendukung pemberian makanan bagi baduta dalam situasi
bencana. Buku panduan ini dikembangkan untuk membantu
masyarakat dan pemerintah lokal dalam menanggapi kebutuhan tersebut.

Pengemasan
makanan oleh
kader posyandu
untuk pengungsi
bayi dan anak di
Penjaringan
(2013).

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 13

9/4/13 12:16 PM

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sasaran
Masyarakat dan pemerintah lokal,
terutama di daerah yang rawan terjadi
bencana.
Tujuan
Memberikan panduan bagaimana
mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan
PMBA dalam situasi
bencana.
Pembahasan dalam buku panduan
ini dibuat dalam tiga (3) bahasan:
1. Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum
terjadi bencana
2. Hal-hal yang perlu dilakukan saat
terjadi bencana/tanggap bencana
3. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah
masa tanggap bencana berakhir
(masa pemulihan)

Ringkasan alur ini dapat dilihat pada


Lampiran 1 (hal. 41-42).

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 14

9/4/13 12:16 PM

Apa itu PMBA?

PENDAHULUAN

Apa itu PMBA?

PMBA merupakan kepanjangan dari Pemberian Makanan


pada Bayi dan Anak. Dalam praktik PMBA, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Usia anak
Frekuensi pemberian makanan dalam sehari
Jumlah pemberian makanan atau porsi untuk sekali makan
Tekstur makanan
Variasi makanan
Selalu menjaga kebersihan
Memberikan makanan secara aktif kepada anak

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 15

9/4/13 12:16 PM

PENDAHULUAN Apa itu PMBA?


Pengertian pembagian kelompok usia bayi dan anak yang
digunakan dalam panduan ini:
0-5 bulan sama dengan 0-5 bulan 29 hari
(disebut sebagai bayi)
6-8 bulan sama dengan 6-8 bulan 29 hari
(disebut sebagai bayi)
9-11 bulan sama dengan 9-11 bulan 29 hari
(disebut sebagai bayi)
12-23 bulan sama dengan 12-23 bulan 29 hari
(disebut sebagai anak)
PMBA berfokus pada dua tahun pertama kehidupan
seorang anak karena:
Gangguan terhadap tumbuh kembang dan perkembangan
anak tidak dapat diperbaiki setelah usia dua tahun
Efek kurang gizi (termasuk pendek/stunting) tidak dapat
diperbaiki setelah usia dua tahun

PMBA juga penting diperhatikan saat bencana,


karena:
Bayi dan anak balita adalah kelompok yang
paling rentan.
Pada saat bencana, kematian anak balita bisa
meningkat 2 (dua) sampai 70 (tujuh puluh)
kali lebih tinggi dari situasi normal.
Menyusui menyelamatkan nyawa anak-anak saat
bencana.
Pemberian susu formula bisa meningkatkan
risiko bayi meninggal.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 16

9/4/13 12:16 PM

Apa itu PMBA?

PENDAHULUAN

Pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam panduan


ini:

ASI Eksklusif:
Pemberian ASI saja (termasuk
ASI perahan atau dari ibu susu)
kepada bayi baru lahir sampai selama enam bulan pertama (usia
0-5 bulan 29 hari). Bayi boleh
menerima vitamin, mineral, obat
berupa tetes maupun sirup. Bayi
tidak boleh menerima makanan
atau pun cairan lainnya.

I
amping AS
d
n
e
P
n
a
n
Maka
k
(MP-ASI):
n yang coco
u
p
a
p
a
l
a
k
I
Makanan lo
SI ketika AS
A
g
in
p
m
a
d
sebagai pen
pi untuk me
u
k
u
c
n
e
m
k
menjadi tida han gizi bayi. MP-ASI
utu
menuhi keb
anak genap
a
k
ti
e
k
n
a
ik
n
mulai diber
rus diberika
te
n
a
d
n
la
u
9
berusia 6 b
23 bulan 2
ia
s
u
r
e
b
k
sampai ana
hari.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 17

9/4/13 12:16 PM

PENDAHULUAN Apa itu PMBA?

Tabel Pemberian MP-ASI


Rekomendasi
Usia

Tekstur
Frekuensi Berapa banyak
setiap
kali
(kekentalan/
(per hari)
makan
konsistensi)

2-3 kali
Mulai
makan
berikan
MP-ASI
ketika anak
berusia 6
bulan
6-9 bulan

9-12 bulan

Mulai dengan
2-3 sendok
makan dan secara perlahan
tingkatkan jumlahnya

Variasi

Bubur kental

ASI sesering mungkin

2-3 kali
makan
ditambah
1-2 kali
makanan
selingan

2-3 sendok ma- Bubur kental/


kan penuh seti- makanan
lumat
ap kali makan
dan tingkatkan
secara perlahan
sampai setengah
mangkuk ukuran
250 ml (125 ml)

3-4 kali
makan
ditambah
1-2 kali
makan
selingan

Setengah
mangkuk
ukuran 250 ml
(125 ml)

+
Makanan pokok

Makanan yang
dicincang atau
diiris atau makanan dengan
potongan kecil Sayuran dan buah
yang dapat
+
dipegang

Kacang-kacangan
12-24 bulan 3-4 kali
makan
ditambah
1-2 kali
makanan
selingan

Tiga perempat
Makanan
mangkuk ukuran keluarga
250 ml (190 ml)

+
Makanan hewani
Gambar: UNICEF

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 18

9/4/13 12:16 PM

BAGIAN 1

Sebelum
Terjadi Bencana

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 19

9/4/13 12:16 PM

BAGIAN 1

Sebelum Terjadi Bencana

Langkah-langkah Persiapan
Sebelum Terjadi Bencana:
1

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 20

9/4/13 12:16 PM

Sebelum Terjadi Bencana

BAGIAN 1

Wilayah

Jakarta yang masih rawan terhadap bencana


banjir dan bencana lainnya menuntut kita untuk senantiasa
siaga supaya dapat mengurangi risiko dampak terjadinya
bencana. Berikut ini langkah-langkah persiapan sebelum
terjadi bencana:
1 Ketua RW mengoordinasi masyarakat untuk
membentuk tim pendukung PMBA (TP PMBA).
2 TP PMBA meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai PMBA.
3 TP PMBA menerapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai konselor PMBA dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat sehingga masyarakat
juga mempunyai pengetahuan dan keterampilan
mengenai PMBA. Laporan konseling dapat dilihat
pada Lampiran 5 (hal. 52). Rekap data baduta dan
ibu hamil dapat dilihat pada Lampiran 4 (hal. 51)
4 Ketua RW mengoordinasi masayarakat melakukan
praktik simulasi mengelola kegiatan PMBA

saat bencana.
5 Ketua RW berkoordinasi dengan TP PMBA

secara rutin atau bila perlu.
6 Ketua RW berkoordinasi secara rutin dengan

pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi terbaru antara lain mengenai nomor telepon
penting yang dapat dihubungi dan situasi bencana
khususnya di wilayah kerjanya dan di Jakarta pada
umumnya.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 21

9/4/13 12:16 PM

10

BAGIAN 1

Sebelum Terjadi Bencana

TP PMBA
Anggota TP PMBA bisa terdiri dari: ibu-ibu PKK, kader
pos-yandu, karang taruna, ketua RT/RW, bidan, perawat,
dokter, Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan lain-lain. TP
PMBA ini diharapkan dapat mengelola kegiatan PMBA
(bisa disebut sebagai Dapur Sehat Baduta) dalam
situasi bencana.
TP PMBA dapat melakukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tim ini bisa terdiri dari
minimal 7-10 orang untuk satu Dapur Sehat Baduta.
Contoh pembagian tugas sebagai berikut:
Koordinator
: 1 orang
Bendahara
: 1 orang (merangkap logistik)
Tim memasak
: 5 orang
Semua anggota tim tersebut sekaligus bertugas
menjadi konselor.
Contoh uraian tugas TP PMBA:
Koordinator
1. Berkoordinasi dengan Ketua RW baik secara rutin maupun di waktu-waktu tertentu.
2. Mengoordinasi pembuatan rencana, persiapan, dan pelaksanaan tugas anggota TP PMBA.
3. Berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana di wilayah
setempat, misalnya untuk penentuan tempat yang akan
digunakan sebagai Dapur Sehat Baduta, sumber air bersih yang bisa digunakan, merujuk ibu hamil dan baduta
sakit ke pelayanan kesehatan.
4. Berkoordinasi dengan anggota TP PMBA dan kader posyandu untuk pendataan anak usia 0-23 bulan dan ibu hamil.
5. Memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 22

9/4/13 12:16 PM

Sebelum Terjadi Bencana

BAGIAN 1

11

Bendahara
Mencatat uang masuk dan uang keluar (membuat laporan
keuangan).
Logistik
1. Mengidentifikasi jumlah dan jenis bantuan bahan makanan yang sudah diterima oleh posko dan didistribusikan
ke pengungsi.
2. Berkoordinasi dengan tim memasak untuk pengadaan
bahan makanan dan barang yang dibutuhkan.
3. Mengoordinasi distribusi makanan.
Tim Memasak
1. Menyusun menu dan membuat daftar bahan makanan
dan barang yang diperlukan
2. Berkoordinasi dengan bagian logistik untuk pengadaan
bahan makanan dan barang yang dibutuhkan.
3. Menyiapkan peralatan dan bahan makanan, memasak dan
mengemasnya.
4. Menjaga kebersihan Dapur Sehat Baduta.
Konselor
1. Memberikan konseling kepada ibu/pengasuh baduta yang
memerlukan.
2. Memberikan penyuluhan dan memfasilitasi kegiatan diskusi pendukung PMBA di lokasi pengungsian (bila diperlukan).

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 23

9/4/13 12:16 PM

12

BAGIAN 1

Sebelum Terjadi Bencana

Peningkatan Pengetahuan dan


Keterampilan TP PMBA
Hal ini bisa diperoleh antara lain dengan mengikuti pelatihan
sebagai berikut:
Pelatihan Konselor PMBA yang bisa diperoleh
dengan bantuan petugas gizi atau bidan dari puskesmas
setempat.
Pelatihan mengenai air, sanitasi dan kebersihan
pada saat tanggap bencana yang bisa diperoleh dengan
bantuan staf Kesehatan Lingkungan dari puskesmas setempat.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 24

9/4/13 12:16 PM

Sebelum Terjadi Bencana

BAGIAN 1

13

Praktik Simulasi Mengelola


Dapur Sehat Baduta
Secara berkala,TP PMBA didukung oleh Ketua RW dan jajarannya dapat melakukan praktik simulasi mengelola Dapur Sehat
baduta supaya meningkatkan kesiapan ketika harus melakukannya saat bencana. Praktik ini dapat dilakukan dengan
praktik memasak menu sehat bagi baduta dan mengundang
beberapa orangtua baduta dan anaknya dengan empat
kelompok usia yang berbeda supaya dapat mempraktikkan
konseling dan pemberian MP-ASI. Empat kelompok usia
tersebut mengacu pada pengertian pembagian kelompok
usia bayi dan anak (lihat pada bagian Apa itu PMBA?,
halaman 5).
Pada saat praktik simulasi ini, TP PMBA dapat mengevaluasi persiapan dan pelaksanaannya. Contoh beberapa hal yang
perlu dievaluasi:
Hal-hal apa yang harus disiapkan
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyiapkan makanan
Bagaimana respon anak-anak dan orangtua saat konseling
dan pemberian MP-ASI

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 25

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 26

9/4/13 12:16 PM

BAGIAN 2

Saat
Terjadi Bencana

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 27

9/4/13 12:16 PM

14

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Dapur Sehat Baduta


Pada saat bencana, TP PMBA membuat Dapur Sehat Baduta. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh TP PMBA di
Dapur Sehat Baduta:
Penanggung
jawab

No

Langkah

Bekerja sama dengan kader posyandu untuk menyiapkan data


baduta & ibu hamil berupa:
Jumlah anak berdasarkan kelompok usia Jumlah anak yang
sakit dan jenis penyakitnya.
Masih disusui/tidak.
Nama ibu/pengasuh.
Nama ibu hamil, usia ibu hamil
dan usia kehamilan.
Format data dapat dilihat di
Lampiran 4 (hal. 51).

Koordinator

Berkoordinasi dengan pemerintah


setempat untuk:
Mengidentifikasi lokasi posko
pengungsian dan lokasi yang
akan digunakan sebagai Dapur
Sehat Baduta.
Penyediaan sumber air
bersih yang bisa digunakan.

Koordinator

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 28

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

15

BAGIAN 2
Penanggung
jawab

No

Langkah

Mengidentifikasi jumlah dan


jenis bantuan bahan makanan
dan barang yang sudah diterima
oleh posko dan didistribusikan ke
pengungsi.

Menyusun menu dan membuat Tim Memasak


daftar kebutuhan makanan
dan peralatan yang dibutuhkan oleh Dapur Sehat Baduta.
Daftar ini dapat ditempelkan di
lokasi Dapur Sehat Baduta dengan dilengkapi nama dan nomor
telepon yang bisa dihubungi (contact person) supaya memudahkan
pihak-pihak yang akan memberikan bantuan.

Mengadakan bahan makanan dan


peralatan yang diperlukan.

Logistik

Membuat identitas Dapur


Sehat Baduta, misalnya membuat tulisan di atas kertas karton
atau papan tripleks. Identitas ini diharapkan dapat memudahkan ibu/
pengasuh baduta untuk mengetahui letak Dapur Sehat Baduta.

Logistik

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 29

Logistik

9/4/13 12:16 PM

16

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

No

Langkah

Penanggung
jawab

Menyiapkan bahan makanan dan


peralatan serta memasak.
Contoh resep MP ASI dapat dilihat pada Lampiran 2 (hal. 43-48).

Tim Memasak

Mengemas makanan yang sudah


matang.

Tim Memasak

Mengoordinasi distribusi makanan kepada ibu/pengasuh baduta.

Logistik

10

Menjaga kebersihan Dapur


Sehat Baduta.

11

Melakukan konseling kepada


ibu/pengasuh baduta atau ibu
hamil yang membutuhkan bantuan
dalam PMBA, termasuk dalam hal
kesulitan menyusui.

Tim Memasak

Semua
TP PMBA

Konselor perlu membuat catatan


hasil konseling supaya memudahkan ketika melakukan tindak
lanjut.
Contoh Formulir Konseling PMBA
dapat dilihat pada Lampiran 5
(hal. 52)

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 30

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

17

BAGIAN 2
Penanggung
jawab

No

Langkah

12

Memfasilitasi pelaksanaan diskusi


kelompok pendukung PMBA
dan penyuluhan di tempat pengungsian (bila perlu). Peserta diskusi
adalah ibu/ pengasuh baduta.

Semua
TP PMBA

13

Berkoordinasi dengan pemerintah


setempat atau koordinator posko
pengungsian untuk menyiapkan ruangan khusus untuk menyusui dan
memerah ASI (bisa disebut dengan
Pojok Laktasi) dengan kondisi:
Ruangan tertutup dengan ventilasi udara yang cukup.
Penutup ruangan bisa dibuat dari
kain yang tidak tembus pandang
dan dipasang seperti tirai.
Ruangan bersih.
Tersedia alas untuk duduk
(tikar atau bangku).
Tersedia bantal bila memungkinkan
Tersedia air minum bagi ibu yang
menyusui atau memerah ASI.

Koordinator

11

Koordinator
Memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta, antara lain:
- apakah makanan dapat memenuhi
jumlah sasaran?
- bagaimana kualitas makanan yang
disediakan?
- apakah makanan memenuhi standar kebersihan?

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 31

9/4/13 12:16 PM

18

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana
Penanggung
jawab

Langkah

No
15

Merujuk ibu hamil dan baduta


sakit ke layanan kesehatan terdekat.

Koordinator

16

Berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain


yang melakukan tanggap bencana
di wilayah setempat.

Koordinator

Contoh Papan Nama


dan Daftar Kebutuhan di
Dapur Sehat Baduta

Kegiatan Kelompok
Pendukung PMBA

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 32

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

19

BAGIAN 2

Faktor-faktor yang Perlu


Diperhatikan Saat Terjadi Bencana
Dalam situasi bencana, kita perlu memerhatikan:
Faktor psikologis dan
Faktor air, sanitasi, dan kebersihan.

Faktor Psikososial:

Kondisi bayi dan anak-anak lemah dan mengalami stres.


Ibu menyusui mengalami stres, disebabkan antara lain
karena kondisi yang tidak nyaman dan memikirkan
keamanan tempat tinggalnya.

Bila psikologis terguncang


maka dapat berimbas pada
daya tahan tubuh yang jadi
menurun dan mempermudah masuknya berbagai
penyakit ke dalam tubuh.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 33

9/4/13 12:16 PM

20

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Faktor air, sanitasi dan kebersihan:


Sulit untuk mendapatkan sumber air minum yang layak.
Terbatasnya sarana untuk MCK (mandi, cuci, kakus).
Lingkungan yang tidak bebas dari:
- pencemaran tinja
- hewan pembawa dan penular penyakit, misalnya
tikus, lalat dan nyamuk
- sampah dan zat berbahaya lainnya
- bangkai hewan
Sulit untuk memastikan peralatan makan yang bersih.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 34

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

BAGIAN 2

21

Beberapa penyakit yang bisa terjadi


saat bencana, terutama saat banjir adalah:
Diare
Leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran
dan air kencing tikus
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dengan
gejala utama dapat berupa batuk dan demam,
atau kalau berat dapat disertai sesak nafas, nyeri
dada, dan lain-lain
Penyakit demam berdarah yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti
Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi dan
yang lainnya
Peyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid
Perburukan penyakit kronis yang sebelumnya
sudah diderita
Penyakit infeksi mata misalnya konjungtivitis
(peradangan selaput mata)

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 35

9/4/13 12:16 PM

22

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Prinsip-prinsip Penyediaan Air,


Sanitasi dan Kebersihan
TP PMBA perlu berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain yang melakukan tanggap bencana
di wilayah setempat untuk mengatasi faktor-faktor yang
berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan PMBA, terutama
faktor air, sanitasi dan kebersihan.
1

Penyediaan air, sanitasi, dan kebersihan


Prinsip:
Masyarakat terlibat dalam rencana, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kondisi air, sanitasi dan kebersihan di wilayah masing-masing.
Air minum harus diolah terlebih dahulu agar bibit penyakit mati. Pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti memasak sampai mendidih, menjemur di
bawah terik matahari (sodis), membubuhkan disinfektan,
menyaring dengan saringan pasir (bio dan filter).
Salah satu cara sederhana
mengolah air minum yang
sehat adalah Solar Water
Disinfection (Sodis) yang
memanfaatkan sinar matahari
Penjelasan mengenai Sodis
dapat dilihat pada lampiran 3
(hal. 49 - 50)

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 36

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana


2

BAGIAN 2

23

Perilaku kebersihan
Prinsip minimum:
Lelaki, perempuan dan anak-anak:
- tahu dan melakukan praktik kebersihan yang benar
- dapat mengakses dan menggunakan sarana dan alat
kebersihan yang ada
Kebersihan tangan harus dijaga karena di tangan bisa
terdapat kuman-kuman penyakit, yaitu:

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 37

9/4/13 12:16 PM

24

BAGIAN 2
3

SaatTerjadi Bencana

Ketersediaan sarana sanitasi


Prinsip:
Lingkungan tempat
tinggal dan makanan
bebas dari pencemaran tinja.

Pengendalian hewan pembawa dan


penular penyakit
Prinsip:
Lingkungan pribadi dan keluarga aman dari hewan
pembawa dan penular penyakit.
Lingkungan sekitar aman dari hewan pembawa dan
penular penyakit.
Pembasmian hama yang aman.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 38

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana


5

25

BAGIAN 2

Pengelolaan sampah
Prinsip minimum:
Pengumpulan sampah
tertutup dan aman
dari manusia maupun
hewan pembawa dan
penular penyakit.

Pengelolaan air minum


Prinsip:
Sumber air minum
yang layak.
Penyimpanan air
yang aman.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 39

9/4/13 12:16 PM

26

BAGIAN 2
7

SaatTerjadi Bencana

Kondisi saluran air


Prinsip:
Air bisa mengalir dan tidak ada sampah dan zat yang
berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 40

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

BAGIAN 2

27

Hal-hal Penting yang Perlu


Diperhatikan Saat Menyiapkan
MP-ASI:
1
Menyediakan MP-ASI yang dapat memenuhi kecukupan gizi baduta dengan mengupayakan penggunaan 4 kelompok jenis bahan makanan yang
masih segar dalam setiap porsi MP-ASI, yaitu:
1. Makanan pokok yang mengandung
karbohirat, misalnya: beras, kentang, ubi, bakmi.
2. Sayuran dan buah, misalnya: wortel, labu,
tomat, bayam, kangkung, pisang, pepaya.
3. Kacang-kacangan, misalnya: kacang merah,
kacang hijau, tahu, tempe.
4. Makanan hewani, misalnya: telur, daging, ikan.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 41

9/4/13 12:16 PM

28

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Menggunakan
peralatan masak
yang bersih

3
Cuci tangan pakai sabun,
terutama saat:
sebelum menyiapkan
bahan makanan
setelah memegang bahan
makanan hewani yang
masih mentah
sebelum memasak bahan
makanan
sebelum mengemas
bahan makanan
sebelum makan
setelah buang air besar
dan buang air kecil
setelah memegang barang
yang kotor,

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 42

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

BAGIAN 2

29

4
Mencuci bahan makanan
terlebih dahulu sebelum
dipotong

Saat mengolah makanan,


menggunakan penutup
kepala (misalnya: syal,
kerudung dan lain-lain)
agar tidak ada rambut
atau kotoran yang jatuh
ke makanan. Bila sedang
batuk, gunakan masker
penutup mulut

Menutup makanan
yang sudah siap saji
supaya tetap bersih

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 43

9/4/13 12:16 PM

30

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

7
Membuang sisa-sisa
olahan dan sampah
lainnya ke tempat
sampah

8
Selalu menjaga
kebersihan tempat
yang digunakan
untuk mengolah
makanan

9
Selalu tersedia air
putih yang layak
diminum, baik air
dingin maupun air
panas

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 44

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

BAGIAN 2

31

10
Tersedia alat makan
dan alat minum yang
bersih

11
Diutamakan menggunakan alat makan
dan alat minum
yang bisa digunakan
berulang kali (tidak
sekali pakai lalu
dibuang yang akan
mengakibatkan bertambahnya tumpukan sampah)

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 45

9/4/13 12:16 PM

32

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Hati-hati Menerima
Bantuan Susu!
ASI sangat penting tetap diberikan pada baduta dalam
situasi bencana. Dalam situasi bencana, seringkali ada pihak
yang memberi bantuan berupa susu. TP PMBA perlu berhati-hati bila menemui hal tersebut.
Penting diperhatikan oleh tokoh masyarakat,
misalnya lurah, ketua RT/RW, maupun kader
posyandu bahwa:

Pemberian bantuan susu formula (susu


kar- dus/susu kaleng), botol susu, maupun
dot yang diantar langsung ke daerah bencana tanpa melalui koordinasi dengan Suku
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten harus
ditolak. Mintalah surat pengantar yang
menjelaskan bahwa bantuan tersebut telah
disetujui oleh Suku Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten. Hal ini untuk memastikan bahwa
pemberian bantuan adalah tepat dan tidak
membahayakan.
Bagi anak-anak yang sebelum kondisi bencana sudah diberi Air Susu Ibu (ASI), dorong
ibu untuk meneruskan pemberian ASI.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 46

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 47

BAGIAN 2

33

Pemberian bantuan susu formula hanya


boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu:
Diberikan pada anak piatu
Pemberian susu formula harus di
bawah pengawasan yang ketat oleh
tenaga kesehatan
Tersedianya air bersih dan bahan
bakar untuk memasak air
Tersedianya cangkir/gelas dan sendok yang bersih (jangan gunakan
botol susu dan dot)
Ibu atau pengasuh mengerti cara
menyiapkan susu formula dengan
takaran yang tepat (diberikan penjelasan oleh tenaga kesehatan)
Memerhatikan tanggal kadaluwarsa,
yaitu: masa berlaku sewaktu diterima harus lebih dari enam bulan
Jika semua kriteria di atas tidak dapat dipenuhi, maka sebagai tokoh masyarakat berhak untuk menolak pemberian bantuan susu formula.

9/4/13 12:16 PM

34

BAGIAN 2

SaatTerjadi Bencana

Prinsip-prinsip Penanganan PMBA


Sesuai dengan Kelompok Usia Bayi
dan Anak:
Usia 0-5 Bulan
1. Bayi tetap diberi ASI dan tidak diberi makanan
atau cairan lain selain ASI (ASI eksklusif)
2. Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau
ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan
bayi mendapat bantuan ibu susu/donor,
dengan persyaratan:
Permintaan ibu kandung atau keluarga
bayi yang bersangkutan
Identitas, agama, dan alamat pendonor
ASI diketahui dengan jelas oleh ibu atau
keluarga dari bayi penerima ASI donor
Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yang di beri ASI
Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan
baik dan tidak mempunyai indikasi medis
ASI donor tidak diperjualbelikan
Bila tidak memungkinkan bayi mendapat
ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi
oleh petugas kesehatan

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 48

9/4/13 12:16 PM

Saat Terjadi Bencana

BAGIAN 2

35

Usia 6-23 Bulan


1. Baduta tetap diberi ASI
2. Pemberian makanan olahan yang berasal
dari bantuan Dapur Baduta Sehat yang
mempunyai nilai gizi tinggi
3. Air yang layak minum diupayakan selalu
tersedia di tempat pengungsian

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 49

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 50

9/4/13 12:16 PM

BAGIAN 3

Setelah
Terjadi Bencana

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 51

9/4/13 12:16 PM

36

BAGIAN 3

SetelahTerjadi Bencana

Langkah-langkah yang Perlu


Dilakukan Setelah Masa Tanggap
Bencana Berakhir
Setelah masa tanggap bencana berakhir, mulailah masuk

ke dalam masa pemulihan. Jangka waktu masa tanggap bencana dan masa pemulihan ini berbeda-beda, tergantung
pada jenis bencana dan kondisi daerah masing-masing yang
terkena bencana. Dalam panduan ini, yang disebut sebagai
masa pemulihan adalah saat di mana korban bencana sudah kembali ke rumah masing-masing atau masih berada di
tempat penampungan sementara namun sudah bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan makanan (tidak tergantung
dari pasokan makanan dari dapur umum atau pihak lain).
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh TP
PMBA setelah masa tanggap bencana berakhir:

1
Tetap melanjutkan
untuk mendukung
praktik PMBA dengan
memberikan konseling
dan kunjungan rumah
bila dibutuhkan.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 52

9/4/13 12:16 PM

Setelah Terjadi Bencana

BAGIAN 3

37

2
Mendorong masyarakat untuk terus menerapkan
praktik kebersihan diri dan lingkungan, seperti:
tidak buang air besar sembarangan
cuci tangan pakai sabun
menjaga kebersihan makanan dan sumber air minum
membuang sampah di tempatnya
menjaga saluran air tetap berfungsi dengan baik
membasmi hewan pembawa dan penular penyakit, misalnya membasmi dengan cara aman serta
menutup tempat-tempat yang bisa menjadi sarang
hewan pembawa dan penular penyakit, seperti sarang tikus dan sarang nyamuk.

Memberikan dukungan
praktik PMBA melalui
kegiatan posyandu.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 53

9/4/13 12:16 PM

38

BAGIAN 3

SetelahTerjadi Bencana

4
Bekerja sama dengan kader posyandu
melakukan pemantauan kesehatan baduta
dengan mengacu pada pengumpulan data
yang sudah dilakukan saat tanggap bencana.
Hasil pemantauan ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan menindaklanjuti hal-hal
yang perlu dilakukan.
Contoh format pemantauan dapat dilihat
pada Lampiran 6 (hal. 53)

5
Bila menemukan
bayi dan anak yang
sakit atau yang tidak
dapat ditangani oleh
TP PMBA, sebaiknya
merujuk ke layanan
kesehatan terdekat.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 54

9/4/13 12:16 PM

Setelah Terjadi Bencana

BAGIAN 3

39

4
Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh TP PMBA. Evaluasi ini dipimpin
oleh Ketua RW dengan melibatkan pengurus
RW dan RT serta Puskesmas setempat. Hasil
evaluasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran kegiatan PMBA dalam situasi bencana.
Contoh evaluasi:
Hal apa yang sudah baik
Hal apa yang perlu ditingkatkan
Hal-hal menarik yang ditemui selama
persiapan dan pelaksanaan kegiatan
Dapur Sehat Baduta

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 55

9/4/13 12:16 PM

40

REFERENSI

Referensi
1. Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan
Bencana, Kemenkes, 2012
2. Modul Panduan Fasilitator PMBA, UNICEF, 2011
3. Peraturan Pemerintah No 3 tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
4. Yang Perlu Diwaspadai di Musim Banjir (leaflet),
Ditjen PP & PL, Kemenkes, 2013.
5. Bencana Penyakit Paska Bencana Banjir,
Dr Widodo Judarwanto SpA, artikel yang dimuat dalam
situs Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta:
http://www.dinkes-dki.go.id/
6. Berita mengenai kegiatan Wahana Visi Indonesia
dan World Vision Indonesia saat respon banjir,
dimuat dalam situs www.wvindonesia.org
7. Sodis, Membuat Air Sehat dengan Sinar Matahari
(poster & leaflet), Ditjen PPM & PL, Depkes RI, 2003.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 56

9/4/13 12:16 PM

LA M P I RA N
LAMPIRAN 1
ALUR KEGIATAN PMBA DALAM SITUASI
BENCANA
LAMPIRAN 2
CONTOH RESEP MP-ASI
LAMPIRAN 3
SODIS
LAMPIRAN 4
FORMULIR DATA IBU HAMIL & BADUTA
LAMPIRAN 5
FORMULIR KONSELING PMBA
LAMPIRAN 6
FORMULIR PEMANTAUAN IBU HAMIL
& BADUTA

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 57

9/4/13 12:16 PM

41

LAMPIRAN 1

Alur Kegiatan PMBA

LAMPIRAN 1
Sebelum Terjadi Bencana

Saat Terjadi Bencana

1 Ketua RW mengoordinasi
masyarakat untuk membentuk
tim pendukung PMBA (TP
PMBA).

1 TP PMBA bekerja sama


dengan kader posyandu
untuk menyiapkan data
baduta & ibu hamil.

2 TP PMBA meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
mengenai PMBA.

2 TP PMBA berkoordinasi
dengan pemerintah setempat
untuk mengidentifikasi lokasi
posko pengungsian dan
lokasi Dapur Sehat Baduta
serta penyediaan air bersih.

3 TP PMBA menerapkan pengetahuan dan keterampilan


sebagai konselor PMBA
dalam kehidupan seharihari di masyarakat sehingga
masyarakat juga mempunyai
pengetahuan dan keterampilan
mengenai PMBA.
4 Ketua RW mengoordinasi
masyarakat melakukan praktik
simulasi mengelola kegiatan
PMBA saat bencana.
5 Ketua RW berkoordinasi
dengan TP PMBA secara rutin
atau bila perlu.
6 Ketua RW berkoordinasi
secara rutin dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai situasi bencana khususnya
di wilayah kerjanya dan di
Jakarta pada umumnya.

3 TP PMBA mengidentifikasi
jumlah dan jenis bantuan
bahan makanan dan barang
yang sudah diterima oleh
posko dan didistribusikan ke
pengungsi.
4 TP PMBA menyusun menu
dan membuat daftar kebutuhan makanan dan peralatan
yang dibutuhkan oleh Dapur
Sehat Baduta.
5 TP PMBA mengadakan bahan
makanan dan peralatan yang
diperlukan.
6 TP PMBA membuat identitas
Dapur Sehat Baduta.
7 TP PMBA menyiapkan bahan
makanan dan peralatan serta
memasak.
8 TP PMBA mengemas makanan yang sudah matang .

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 58

9/4/13 12:16 PM

Alur Kegiatan PMBA

LAMPIRAN 1

Saat Terjadi Bencana

Setelah Terjadi Bencana

9 TP PMBA mengoordinasi
distribusi makanan kepada
ibu/ pengasuh baduta.

1 TP PMBA tetap melanjutkan


untuk mendukung praktik
PMBA dengan memberikan
konseling dan kunjungan
rumah bila dibutuhkan.

10 TP PMBA menjaga keber sihan Dapur Sehat Baduta.


11 TP PMBA melakukan konseling kepada ibu/pengasuh
baduta atau ibu hamil yang
membutuhkan.
12 TP PMBA memfasilitasi
pelaksanaan diskusi kelompok
pendukung PMBA dan penyuluhan di tempat pengungsian (bila perlu).
13 TP PMBA berkoordinasi dengan pemerintah setempat
atau koordinator posko
pengungsian untuk menyiapkan ruangan khusus untuk
menyusui dan memerah ASI
(bisa disebut dengan Pojok
Laktasi).
14 TP PMBA memantau kegiatan Dapur Sehat Baduta.
15 TP PMBA merujuk ibu hamil
dan baduta sakit ke layanan
kesehatan terdekat.
16 TP PMBA berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan
organisasi lain yang melakukan
tanggap bencana di wilayah
setempat.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 59

42

2 TP PMBA mendorong
masyarakat untuk terus
menerapkan praktik kebersihan diri dan lingkungan.
3 TP PMBA memberikan
dukungan praktik PMBA
melalui kegiatan posyandu.
4 TP PMBA bekerja sama
dengan kader posyandu
melakukan pemantauan
kesehatan baduta dengan
mengacu pada pengumpulan
data yang sudah dilakukan
saat tanggap bencana.
5 Bila menemukan bayi dan
anak yang sakit atau yang
tidak dapat ditangani oleh
TP PMBA, sebaiknya merujuk ke layanan kesehatan
terdekat.
6 Ketua RW memimpin
evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan oleh TP PMBA.

9/4/13 12:16 PM

43

LAMPIRAN 2

Contoh Resep MP-ASI

A. Usia 6 - 8 bulan
Bubur Sayur Isi Tahu Ikan

Foto Istimewa

Bahan:
1250 gr beras untuk bubur
2000 gr atau 8 ekor ikan kembung (atau ikan jenis lain) ukuran
sedang, diambil dagingnya saja, buang durinya.
1000 gr wortel
500 gr buncis
1000 gr tahu (4 buah ukuran besar)
Seledri secukupnya
Bawang putih
Cara Membuat:
1. Cuci terlebih dahulu beras lalu rebus beras hingga menjadi nasi aron.
2. Cuci terlebih dahulu semua sayuran sebelum dipotong-potong.
Rebus wortel sampai matang, lalu wortel diparut sampai halus.
3. Buncis dicincang halus lalu direbus sampai matang.
4. Tahu direbus sampai matang lalu dihaluskan.
5. Rebus ikan bersama dengan seledri dan bawang putih. Setelah matang, sisihkan/buang seledri dan bawang putih. Hancurkan ikan rebusan tadi sampai halus.
6. Tuangkan air rebusan ikan, wortel dan buncis ke dalam aronan nasi,
masak nasi dan aduk terus sampai menjadi bubur (sekitar 1-1,5 jam).
7. Kemudian setelah nasi menjadi bubur, masukkan sayuran, ikan dan
tahu ke dalam bubur lalu diaduk selama kurang lebih 10 menit.
8. Matikan kompor dan bubur sayur isi tahu ikan siap disajikan.
Keterangan:
Menu ini untuk 80-100 porsi, 1porsi = 3-4 sendok makan penuh.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 60

9/4/13 12:16 PM

Contoh Resep MP-ASI

44

LAMPIRAN 2

Bubur Ayam Kacang Merah

Foto Istimewa

Bahan:
1250 gr beras untuk bubur
625 gr kacang merah, rendam dalam air selama beberapa saat
2 ekor ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan
1250 gr brokoli, cuci bersih dan rendam dengan air yang dicampur dengan garam untuk menghilangkan ulat (kalau ada)
Bawang putih secukupnya
Cara Membuat:
1. Cuci terlebih dahulu beras lalu dimasak hingga menjadi nasi.
2. Rebus kacang merah sampai matang, lalu haluskan.
3. Rebus brokoli yang sudah dipotong-potong kecil (jangan terlalu
lama merebus).
4. Rebus daging ayam dan tulang ayam. Setelah masak, ambil dagingnya saja. Cincang daging ayam sampai halus.
5. Tuangkan air rebusan kacang merah, brokoli dan daging ayam ke
dalam aronan nasi, masak nasi dan aduk terus sampai menjadi
bubur (sekitar 1-1,5 jam).
6. Masukkan kacang merah, brokoli dan daging ayam ke dalam bubur
dan diaduk selama kurang lebih 10 menit.
7. Matikan kompor dan bubur ayam kacang merah siap disajikan.
Keterangan:
Air yang dibutuhkan untuk memasak nasi sampai menjadi bubur
= 1:1 (misalnya: Untuk membuat bubur dari 1 mangkok nasi maka
air yang dibutuhkan adalah 1 mangkok air).
Resep ini untuk 100 porsi,1 porsi = 3-4 sendok makan penuh.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 61

9/4/13 12:16 PM

45

LAMPIRAN 2

Contoh Resep MP-ASI

B. Usia 9 - 11 bulan
Nasi Tim Sayur Isi Tahu Ikan

Foto Istimewa

Bahan:
2500 gram beras untuk nasi lembek
2500 gram atau 10 ekor Ikan kembung sedang (atau ikan jenis lain)
diambil dagingnya, buang durinya. Daging ikan dipotong kecil-kecil
1000 gram wortel dipotong-potong
1000 gram buncis, dipotong halus
2000 gram tahu (sekitar 8 buah tahu ukuran besar)
Seledri secukupnya
Bawang putih secukupnya, dimemarkan dan dicincang
Cara Membuat:
1. Cuci terlebih dahulu beras lalu dimasak sampai menjadi nasi.
2. Rebus wortel sampai matang.
3. Rebus buncis yang telah dipotong halus.
4. Rebus tahu, lalu dipotong-potong dadu.
5. Rebus ikan bersama dengan seledri dan bawang putih. Setelah
matang, sisihkan/buang seledri dan bawang putih lalu masukkan
rebusan wortel dan buncis.
6. Makanan siap untuk disajikan. Saran penyajian: masukkan nasi dalam wadah yang sudah disiapkan, letakkan ikan, tahu dan sayur di
atas nasi.
Keterangan: Resep untuk 80-100 porsi

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 62

9/4/13 12:16 PM

Contoh Resep MP-ASI

46

LAMPIRAN 2

C. Usia 12 - 24 bulan
Nasi sup ayam kacang merah

Foto Istimewa

Bahan:
3000 gr beras
1500 gr brokoli, cuci bersih dan rendam dengan air yang dicampur dengan garam selama beberapa saat untuk menghilangkan ulat
3 ekor ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan
1000 gr kacang merah, rendam dalam air dingin selama beberapa saat
1500 gr wortel
Bawang putih secukupnya
Seledri secukupnya
Bawang goreng secukupnya
Cara Membuat:
1. Cuci terlebih dahulu beras lalu masak sampai menjadi nasi.
2. Rebus kacang merah.
3. Rebus brokoli (jangan terlalu lama).
4. Rebus daging ayam yang sudah dipotong-potong. Setelah daging
ayam mulai empuk,angkat daging ayam lalu disuwir-suwir.
5. Masukkan wortel ke dalam kaldu daging ayam dan masak sampai
wortel matang.
6. Masukkan kacang merah dan brokoli yang sudah direbus ke dalam kaldu
daging ayam tersebut, kemudian aduk sebentar kira-kira 5 menit.
7. Suwir-suwir daging ayam lalu masukkan ke dalam kaldu daging ayam.
8. Setelah api dimatikan, masukkan garam sedikit.
9. Angkat dari kompor dan sup siap disajikan bersama dengan nasi.
Keterangan: Resep untuk 80-100 porsi

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 63

9/4/13 12:16 PM

47

LAMPIRAN 2

Contoh Resep MP-ASI

Snack/Kudapan Untuk Usia 1-5 Tahun


1. Martabak Mie Telur Oranye
Bahan:
2 bungkus mie instan
(bumbu instan tidak digunakan)
4 butir telur
Daging ayam di rebus kemudian
disuwir-suwir
1 buah wortel direbus dan dipotong
kecil-kecil atau diparut
Daun bawang secukupnya, dipotong
kecil-kecil
Garam secukupnya
Foto Istimewa
Minyak sayur secukupnya
Cara membuat:
1. Rebus mie instan, namun jangan terlalu matang kemudian tiriskan.
2. Masukkan 2 butir telur ke dalam mie dan aduk sampai rata.
3. Masukkan daun bawang dan garam secukupnya.
4. Siapkan wajan dan minyak untuk menggoreng.
5. Goreng semua adonan tadi dan masukkan wortel ke atas adonan
yang digoreng.
6. Setelah matang, angkat dan siap disajikan.
Keterangan: Untuk 12 porsi.

Foto Istimewa

2. Puding Coklat Kacang Ijo


Bahan:
1 bungkus agar agar
100 gr kacang ijo, rendam dalam air dingin
100 gram (4 sdm) gula pasir
50 gram (3 sdm ) susu bubuk
3 gelas air ukuran gelas belimbing
(sekitar 600cc)
Daun pandan untuk pewangi

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 64

9/4/13 12:16 PM

Contoh Resep MP-ASI

48

LAMPIRAN 2

Cara Membuat:
1. Rebus kacang ijo sampai matang kemudian dihaluskan.
2. Masukkan agar-agar, gula, susu dan daun pandan ke dalam air.
Rebus sambil diaduk sampai mendidih, lalu angkat.
3. Masukkan kacang ijo yang sudah di haluskan/diblender ke dalam.
campuran agar-agar yang sudah matang. Aduk sampai rata selama
beberapa menit, lalu masukkan ke dalam cetakan dan dinginkan.
4. Setelah puding menjadi keras, siap disajikan.
Keterangan: Untuk 20 porsi.

Foto Istimewa

3. Hunkwe Coklat
Bahan:
100 gram hunkwe
100 gram gula pasir
250 ml santan instan atau santan dibuat dari 1/2 butir kelapa
100 ml susu coklat cair untuk pelengkap dan warna
Pisang secukupnya untuk variasi rasa, dipotong kecil
Cara Membuat:
1. Siapkan air santan 250 ml di panci dan masak bersama gula sampai
mendidih, lalu matikan.
2. Larutkan tepung hunkwe dengan air matang sampai merata.
3. Masukkan larutan tepung hunkwe ke dalam adonan santan dan
gula yang sudah dimasak. Aduk terus sampai menjadi kental dan
berubah warna menjadi agak bening, lalu angkat.
4. Masukkan susu coklat dan potongan-potongan pisang, lalu dinginkan
5. Setelah menjadi keras, siap disajikan.
Keterangan: Untuk 20 porsi

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 65

9/4/13 12:16 PM

49

LAMPIRAN 3

SODIS

SODIS
SODIS merupakan akronim dari Solar Water Disinfection,
yaitu sebuah cara sederhana untuk memeproleh air minum
yang sehat dengan memanfaatkan sinar matahari. Secara
prinsip SODIS dilakukan dengan menjemur air mentah dalam sebuah wadah transparan selama beberapa jam agar
panas yang dihasilkan bersinergi dengan sinar UV membunuh bakteri dalam air. Jadi SODIS memang mudah, murah dan yang penting betul-betul membunuh bakteri dalam
air. Berikut ini langkah-langkah dalam SODIS:
1 Membersihkan botol-botol
plastik bening polos/tidak
berwarna (bisa menggunakan botol bekas air mineral).
Kondisi botol harus masih
dalam keadaan baik yaitu
tanpa ada goresan supaya
sinar matahari dapat menembus botol dan membuat
air menjadi matang.

2 Isi botol dengan air bersih.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 66

9/4/13 12:16 PM

SODIS

LAMPIRAN 3

50

3 Letakkan botol berisi air bersih di atap rumah (paling bagus di atap seng yang bergelombang) atau
dile-takkan di atas meja. Beri alas kain gelap di bawah
botol supaya sinar matahari mudah menembus botol. Jemur botol-botol berisi air tersebut di bawah
sinar matahari selama paling sedikit 6 jam (dari pagi
sampai sore hari). Bila hari mendung, jemur selama
2 hari berturut-turut.

4 Ambil botol-botol berisi air yang telah dijemur


selama sehari atau dua
hari tersebut.Tetap simpan air minum tersebut
di dalam botol tertutup
supaya bersih.

5 Air di dalam botol siap


diminum.

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 67

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 68

No.

Nama Anak/
Ibu Hamil

Usia Anak/ Nama Ibu/


Jenis
Kelamin Kehamilan Pengasuh
Alamat

Kondisi (Sehat/
sakit, disebutkan
sakit apabila
diketahui)

FORMULIR DATA IBU HAMIL & BADUTA

LAMPIRAN 4

Masih Disusui/Tidak

51
LAMPIRAN 4
Formulir Data Ibu Hamil & Baduta

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 69

BB

PB/
TB

Jenis

Frek

Jumlah

Pemberian ASI dan


Cairan Lain

Masalah
Tindakan*
dan
Jumlah Tekstur Variasi Prioritas

Pemberian MP ASI dan


Jajanan
Frek

Keterangan: *Lingkari tindakan yang merupakan kesepakatan

Kunjungan Tanggal
ke:
Kunjungan

Hasil KMS

Nama KK
:
Nama Baduta/Ibu Hamil :
Tgl. Lahir/Umur
:

FORMULIR KONSELING PMBA

LAMPIRAN 5

Formulir Konseling PMBA


LAMPIRAN 5

52

9/4/13 12:16 PM

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 70

No.

Nama Anak/
Ibu Hamil

Usia Anak/ Nama Ibu/


Jenis
Kelamin Kehamilan Pengasuh
Alamat

Kondisi Anak
& Ibu Saat
Kebutuhan
Didata (Sehat/ Terkait PMBA
sakit, disebutkan
yang Perlu
sakit apabila
Dilakukan
diketahui, masih
disusui/tidak)

FORMULIR PEMANTAUAN IBU HAMIL & BADUTA

LAMPIRAN 6

53
LAMPIRAN 6
Formulir Pemantauan Ibu Hamil & Baduta

9/4/13 12:16 PM

CATATAN

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 71

9/4/13 12:16 PM

CATATAN

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 72

9/4/13 12:16 PM

Bersiap siaga
menghadapi bencana
bermanfaat bagi
diri kita sendiri dan
memampukan kita
untuk membantu
orang lain

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 73

9/4/13 12:16 PM

Wahana Visi Indonesia


Mitra World Vision Indonesia
Kantor Operasional Urban Jakarta
www.wvindonesia.org

WVI PMBA Book 2013_ISI6.indd 74

9/4/13 12:16 PM

Anda mungkin juga menyukai