Anda di halaman 1dari 8

Peran Mahasiswa KKN UPI dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Melalui Posyandu di Desa Cimalaka


1
Afina Rahmani ,
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail:afina.rahmani01@gmail.com

Abstrak
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang
memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan dengan sasaran seluruh
masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lair, bayi, balita, ibu hamil, ibu
menyusui, ibu nifas, dan pasangan usia subur (PUS). Namun dari hasil penimbangan
data di Desa Cimalaka,pengamatan langsung ke sasaran pengguna layanan Posyandu
hasilnya bahwa; 1. Sebagian besar bayi dan balita memiliki buku KIA yang berisi
grafik berat badan anak menurut umur dan jadwal imunisasi sehingga sangat bagus
untuk pengetahuan Ibu tentang manfaat grafik berat badan anak menurut usia dan
jadwal imunisasi, 2.Cukup tinggi ibu bayi dan ibu balita memanfaatkan sarana
posyandu, terlihat dari jumlah yang memanfaatkan posyandu setiap bulan, 3. Kader
juga menggerakan Ibu bayi dan balita saat hari pelaksanaan posyandu. Kegiatan
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan
posyandu lebih diarahkan kepada upaya promotif dan preventif melalui integrasi 5
kegiatan, dikelola dari masyarakat dan untuk masyarakat yang dalam kegiatannya
dilakukan oleh kader posyandu ,selanjutnya dilatih oleh bidan dan petugas puskesmas
yang bertanggung jawab terhadap posyandu tersebut. Dalam pelatihannya
disampaikan terkait pelaksanaan kegiatan posyandu dan pengerakan yang dilakukan
oleh kader dibawah penanggung jawab kepala pemerintahan desa.

Kata Kunci : Posyandu ; Pelayanan Kesehatan Masyarakat; Desa Cimalaka

Abstract
Integrated service post (Posyandu) is an extension of the Puskesmas that provides
health services and monitoring with the target of the entire community/family,
especially newborns, infants, toddlers, pregnant women, breastfeeding mothers,
postpartum mothers, and couples of childbearing age (PUS). However, from the
results of weighing data in Cimalaka Village, direct observations of the target users of
Posyandu services showed that; 1. Most of the infants and toddlers have a MCH book
which contains a graph of the child's weight according to age and the immunization
schedule, so it is very good for mothers' knowledge about the benefits of a child's
weight-for-age chart and immunization schedule. 2.High enough mothers of infants
and toddlers use the facility posyandu, it can be seen from the number of people who
use the posyandu every month, 3. Cadres also mobilize mothers of babies and toddlers
on the day of the posyandu. The activity aims to accelerate the reduction in maternal
and infant mortality rates. Posyandu activities are more directed at promotive and
preventive efforts through the integration of 5 activities, managed from the
community and for the community whose activities are carried out by posyandu
cadres, then carried out by midwives and puskesmas officers who are responsible for
the posyandu. In the training, it was conveyed regarding the implementation of
posyandu activities and mobilization carried out by cadres under the responsibility of
the head of the village government.

Keywords: Posyandu; Community Health Service; Cimalaka Village

Pendahuluan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah lama menjadi salah satu elemen utama dari
pendidikan tinggi di Indonesia yang mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung
dalam pemberdayaan masyarakat dan pengabdian kepada negara. Program ini
memberikan kesempatan unik bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka peroleh di dalam kelas ke dalam konteks dunia nyata,
khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah.
Dalam konteks inilah artikel ini akan mengulas peran yang luar biasa yang dimainkan
oleh mahasiswa KKN dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Cimalaka. Yang membuat proyek
KKN ini menjadi istimewa adalah komitmen mahasiswa untuk memperbaiki sektor
kesehatan melalui partisipasi aktif mereka dalam program Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) di tujuh Posyandu yang berbeda selama periode tujuh hari.
Posyandu telah lama menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat di
Indonesia. Ini adalah titik pusat di mana masyarakat lokal, terutama ibu hamil, ibu
menyusui, balita, dan bayi, dapat mengakses layanan kesehatan dasar yang sangat
penting. Layanan-layanan ini termasuk pemantauan pertumbuhan anak, pemberian
imunisasi, penyuluhan kesehatan, dan pemantauan kesehatan ibu dan anak. Dengan
berpartisipasi aktif dalam Posyandu, mahasiswa KKN UPI telah memberikan
kontribusi yang berarti dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa
Cimalaka.Selama tujuh hari yang intensif, mahasiswa KKN UPI telah bekerja dengan
tekun di tujuh Posyandu yang berbeda di Desa Cimalaka. Mereka bukan hanya
menyediakan layanan kesehatan dasar, tetapi juga berperan sebagai fasilitator dalam
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan gizi yang
baik. Mereka juga membantu dalam administrasi dan pemantauan program Posyandu.
Artikel ini akan menggambarkan secara rinci bagaimana peran mahasiswa KKN UPI
dalam tujuh Posyandu yang berbeda di Desa Cimalaka telah membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Kami akan menganalisis dampak nyata
yang telah dicapai selama periode waktu yang singkat ini dan bagaimana hal ini
menggambarkan komitmen mahasiswa terhadap pelayanan masyarakat dan
pembangunan berkelanjutan. Selain itu, kami akan mencermati pembelajaran yang
diperoleh oleh mahasiswa dalam proses ini dan bagaimana pengalaman ini dapat
membentuk mereka sebagai calon pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan
komunitas.

Metode Pelaksanaan

Menurut bahasa (etimologi) metode berasal dari dua kata yaitu meta dan
hodos artinya “cara” maka artinya metode adalah cara yang harus dilalui untuk
terciptanya suatu tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode
dapat diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan. (Mursid, 2016)

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif. Landasan digunakan penelitian kualitatif sebab masalah yang diteliti
memerlukan suatu pengungkapan yang bersifat deskriptif, dalam hal ini
menggambarkan mengenai grafik gizi terhadap anak di Desa Cimalaka,Kabupaten
Sumedang.
Prosedur dalam pengambilan data penelitian menggunakan jenis data
sekunder yang menjadi sumber informasi yang akan dicari dan dikumpulkan:

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran dan


penelaahan studi-studi dokumen yang terdapat di tempat penelitian dan yang ada
hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti. Informasi yang menjadi target
pengambilan data lain yaitu buku posyandu dan hal-hal yang menunjang
pengumpulan data penelitian.

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata dan dokumen yang
digunakan dalam penelitian kualtitatif deskriptif ini, yaitu:

a. Interview

b. Dokumentasi

c. Observasi

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Selama program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di tujuh Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
yang berbeda di Desa Cimalaka selama tujuh hari, terlihat bahwa tingkat angka
stunting pada anak-anak di Desa Cimalaka relatif rendah. Angka ini mencerminkan
adanya keberhasilan dalam upaya pencegahan stunting di desa tersebut, yang pada
gilirannya merupakan indikasi positif bagi kesejahteraan anak-anak di wilayah
tersebut.

Namun, meskipun angka stunting cukup rendah, perlu dicatat bahwa masih
ada beberapa anak yang perlu mendapatkan perhatian khusus terkait status gizi
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masalah gizi tidak boleh diabaikan sepenuhnya,
bahkan ketika angka stunting secara keseluruhan tergolong rendah. Identifikasi dan
intervensi dini pada anak-anak yang mengalami masalah gizi menjadi penting untuk
mencegah potensi krisis gizi yang lebih besar di masa depan.
Pembahasan

1. Keberhasilan dalam Pencegahan Stunting:

Angka stunting yang relatif rendah di Desa Cimalaka merupakan hasil positif dari
upaya yang telah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah desa, puskesmas, dan
masyarakat setempat. Ini mencerminkan pentingnya pendekatan preventif yang telah
diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak di desa tersebut.

2. Peran Posyandu dalam Pencegahan Stunting:

Program Posyandu yang aktif di Desa Cimalaka berperan penting dalam menjaga
tingkat angka stunting rendah. Dalam program KKN, mahasiswa UPI memberikan
dukungan tambahan dengan memantau pertumbuhan anak-anak, memberikan
penyuluhan tentang gizi yang baik, dan memantau perkembangan anak-anak secara
berkala. Hal ini menunjukkan bahwa Posyandu adalah alat yang efektif dalam upaya
pencegahan stunting.

3. Perlunya Intervensi Khusus:

Meskipun angka stunting rendah secara keseluruhan, perhatian khusus masih


diperlukan terhadap anak-anak yang mengalami masalah gizi. Identifikasi dini dan
intervensi yang tepat adalah kunci untuk mencegah masalah gizi yang lebih serius di
kemudian hari. Dalam konteks ini, peran mahasiswa KKN dalam memantau
anak-anak yang memerlukan perhatian ekstra menjadi sangat penting.

4. Kolaborasi yang Berkelanjutan:

Hasil ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang berkelanjutan antara universitas,


puskesmas, dan pemerintah desa dapat menjadi model yang efektif dalam
meningkatkan kesejahteraan anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan
terus menjaga kerja sama ini, potensi perbaikan kesehatan dan gizi di Desa Cimalaka
dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

5. Pemberdayaan Masyarakat:

Program KKN yang melibatkan mahasiswa juga memperkuat pemberdayaan


masyarakat. Masyarakat setempat terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting, dan
hal ini merupakan aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Dalam keseluruhan, hasil dan pembahasan ini menekankan pentingnya
kerjasama berkelanjutan dalam pencegahan stunting dan perhatian yang harus
diberikan kepada anak-anak yang memerlukan perawatan khusus. Program KKN
yang melibatkan mahasiswa UPI di Posyandu Desa Cimalaka telah membantu
menjaga angka stunting rendah, tetapi tantangan perawatan anak-anak dengan
masalah gizi tetap ada dan harus diatasi dengan serius.

Kesimpulan

Artikel ini menggambarkan peran penting mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui partisipasi aktif mereka dalam program Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) di tujuh lokasi yang berbeda di Desa Cimalaka dalam waktu tujuh hari.
Hasil dan pembahasan artikel ini menghasilkan beberapa kesimpulan yang signifikan:

1. Tingkat Angka Stunting yang Rendah:

Desa Cimalaka menunjukkan tingkat angka stunting yang relatif rendah,


menunjukkan keberhasilan upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan oleh
pemerintah desa, puskesmas, dan masyarakat setempat. Ini mencerminkan peran
penting Posyandu dalam menjaga status gizi anak-anak di wilayah tersebut.

2. Peran Mahasiswa KKN dalam Posyandu:

Mahasiswa KKN UPI berperan penting dalam meningkatkan Posyandu Desa


Cimalaka dan memberikan layanan kesehatan dasar kepada anak-anak dan ibu hamil.
Mereka juga memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya gizi yang baik.

3. Perlunya Intervensi Khusus:

Meskipun angka stunting rendah secara keseluruhan, perhatian khusus masih


diperlukan terhadap anak-anak yang memerlukan perawatan gizi tambahan.
Identifikasi dini dan intervensi yang tepat adalah kunci untuk mencegah masalah gizi
yang lebih serius.

4. Kolaborasi yang Berkelanjutan:


Kerja sama yang berkelanjutan antara universitas, puskesmas, dan pemerintah desa
adalah model yang efektif dalam menjaga tingkat kesejahteraan anak-anak dan
masyarakat secara keseluruhan. Dengan mempertahankan kolaborasi ini, potensi
perbaikan kesehatan dan gizi di Desa Cimalaka dapat dipertahankan.

5. Pemberdayaan Masyarakat:

Program KKN yang melibatkan mahasiswa juga memperkuat pemberdayaan


masyarakat. Masyarakat setempat terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting, dan
hal ini merupakan aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan.Dalam
keseluruhan, artikel ini menyoroti pentingnya peran mahasiswa dalam pengabdian
kepada masyarakat, khususnya dalam konteks kesehatan dan gizi. Dalam upaya
menciptakan kesejahteraan masyarakat, mahasiswa memiliki peran yang vital dalam
mendukung pelayanan kesehatan dasar dan mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya gizi yang baik. Hasil dari program KKN ini menggambarkan betapa
pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dan perhatian yang berkelanjutan terhadap
anak-anak yang memerlukan perawatan khusus dalam upaya mencapai kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik.

Dokumentasi

Daftar Pustaka
1. Black, R. E., Allen, L. H., Bhutta, Z. A., Caulfield, L. E., de Onis, M., Ezzati, M.,
... & Rivera, J. (2008). Maternal and child undernutrition: global and regional
exposures and health consequences. The lancet, 371(9608), 243-260.

2. BPS - Badan Pusat Statistik. (Tahun Terakhir yang Tersedia). Statistik


Desa/Kelurahan. [Sumber Data Statistik]. Diakses dari [URL].

3. Kemenkes - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Tahun Terakhir yang


Tersedia). Profil Kesehatan Indonesia. [Sumber Data Statistik]. Diakses dari [URL].

4. Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Umum Pengelolaan Pos Pelayanan


Terpadu (Posyandu). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

5. Smith, L. C., & Haddad, L. (2015). Reducing child undernutrition: past drivers and
priorities for the post-MDG era. World Development, 68, 180-204.

Anda mungkin juga menyukai