Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pengabdian Masyarakat LPPM Unwaha Tambakberas Jombang

Juli 2019

PELAYANAN KESEHATAN BAGI BALITA MELALUI POSYANDU DI


DESA KARANGAN KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG

Atika Yuliana, Khairun Nisak dan Khusnul Khotimah

Abstrak
Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan bentuk peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan yang di bentuk oleh dan untuk masyakrakat itu
sendiri. Pelayanan posyandu dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi Balita di Posyandu
di Desa Karangan Kecamatan Bareng. Bentuk pelayanan kesehatan yang terdapat
pada Posyandu terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian vitamin, penyuluhan
kesehatan, penentuan status pertumbuhan, imunisasi, gizi. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian yaitu data primer
dan data sekunder, dimana data primer didapat dari key informan yaitu petugas
Puskesmas dan Ketua Kader Posyandu yang dipilih melalui teknik purposive
sampling, dan informan yaitu Kader Posyandu dan ibu Balita menggunakan teknik
snowball sampling. Kemudian data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen,
laporan Posyandu, serta internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang terdiri dari tahap
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia. Salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan bangsa Indonesia menciptakan generasi-generasi yang cerdas
adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, karena kesehatan pun
menjadi tolak ukur maju atau tidaknya suatu negara.
Sulaeman (2012 : 01) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional, perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya
manusia dilihat dari berbagai aspek yang salah satunya aspek kesehatan. Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah antara lain perluasan
jangkauan imunisasi, pemberian vitamin A, ASI ekslusif, Gizi, dan pengobatan yang
tepat terhadap penyakit umum, dan menjangkau pelayanan kesehatan secara langsung
bersentuhan dengan masyarakat di level bawah melalui Posyandu.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di level bawah, terdapat beberapa
kegiatan pelayanan kesehatan di Posyandu diantaranya 5 program prioritas Posyandu;
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi,
Penanggulangan Diare.

B. Permasalahan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dalam Pelayanan Kesehatan
bagi Balita di Posyandu Desa Karangan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang, di
peroleh beberapa permasalahan yaitu; masih kurangnya kedisplinan dari ibu/orang tua
balita dalam kegiatan Posyandu dibuktikan masih banyaknya orang tua balita datang
terlambat, masih kurangnya kesadaran orang tua balita terhadap pemantauan status
pertumbuhan balita, serta kurangnya partisipasi ibu-ibu dari balita yang masih belum
mencapai sasaran Posyandu.
Alasan dari ketidak disiplinannya datang ke posyandu seperti, ibu balita yang
bekerja, jarak posyandu terlalu jauh dari rumah, atau terkadang lupa kalau sudah tiba
tanggal posyandu. Serta terkadang dalam kehadirannya ibu balita tidak membawa buku
KMS (Kartu Menuju Sehat) dikarenakan lupa ataupun hilang.

Hal ini terkadang menyusahkan para kader, karena setelah itu harus menyerahkan
data ke puskesmas, sementara data balita tidak lengkap. Mungkin tidak masalah kalau
itu data balita yang sehat. Kalau data yang tidak lengkap adalah data balita yang berat
badannya turun, atau terindikasi mengalami kurang gizi, bahkan gizi buruk, maka hal
ini akan menyulitkan.

Pada dasarnya, Posyandu itu sendiri ada karena memiliki banyak manfaat untuk
masyarakat. Masyarakat jadi mudah untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita; bayi dan balita mudah untuk mendapatkan
imunisasi maupun kapsul vitamin A; dan yang paling penting, pertumbuhan anak
terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

Balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk banyak yang masih belum
tercatat oleh tenaga kesehatan. Alasannya bukan karena kader tidak teliti, tapi karena
ibu-ibu/orang tua balita itu sendiri yang tidak rajin datang ke Posyandu. Padahal datang
ke Posyandu itu simpel: datang, mendaftar, balita ditimbang, dicatat, diberi penyuluhan,
lalu diberi pelayanan kesehatan. Biasanya diberikan Makanan Tambahan (PMT).
Kalau balita mengalami masalah gizi, maka kader akan menindaklanjuti.

C. Metode Pelaksanaan
Dalam metode pelaksanaan penulis lebih mengedepankan pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini dipilih agar memperoleh gambaran secara detail mengenai informasi
atau suatu gejala sosial tertentu yang bersifat fenomenalis.
D. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan posyandu balita di desa Karangan dilakukan secara bergantian di setiap
dusunnya, yaitu dimulai dari Dusun Karangan Krajan, Dusun Karangan Kulon, Dusun
Jeruk, Dusun Blimbing, Dan Dusun Karangan Wetan. Kegiatan posyandu balita
dimulai jam 08.00 wib sampai selesai. Biasanya ibu-ibu datang dengan membawa
buku KMS (Kartu Menuju Sehat) kemudian mengisi daftar hadir yang telah
disediakan oleh ibu-ibu kader kesehatan, setelah itu balita ditimbang, dicatat berat
badannya pada buku KMS, diberi penyuluhan dan pelayanan kesehatan, serta
pemberian asupan/makanan sehat untuk balita.

Gambar 1. Ibu-ibu mengisi daftar hadir posyandu balita

Hasil dari kegiatan posyandu balita di desa Karangan menunjukkan bahwa


pertumbuhan dan perkembangan balita berbeda-beda, hal ini dilihat dari naik
turunnya berat badan balita. Biasanya jika balita sedikit minum ASI/susu formula
maupun nafsu makannya menurun atau karena sakit maka berat badannya juga akan
menurun. Dan jika balita banyak minum ASI/susu formula maupun nafsu makannya
bertambah dan keadaanya sehat maka berat badannya juga akan bertambah. Untuk
menangani hal tersebut biasanya ibu-ibu kader memberikan vitamin maupun asupan
makanan sehat untuk balita.
Gambar 2. Menyiapkan asupan untuk balita setelah menimbang

Ibu-ibu balita yang rajin datang ke posyandu dan memberikan imunisasi untuk
anaknya dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya di setiap
bulannya. Sedangkan ibu-ibu/orang tua yang lalai memberikan imunisasi dan sering
lupa datang ke posyandu maka kurang dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya secara teratur. Dan untuk mengantisipasi hal tersebut,
sebaiknya bidan desa selalu mengingatkan orang tua ketika ada kegiatan posyandu.

Gambar 3. Menimbang balita untuk memantau pertumbuhannya

Manfaat Kegiatan Posyandu Balita


1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk
3. Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A
4. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak
5. Apabila ada kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
6. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan
balita. dll

E. Kesimpulan
Dari kegiatan posyandu balita yang telah dilakukan di desa Karangan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ini mempunyai banyak manfaat, khususnya bagi balita
dan ibunya. Melalui kegiatan posyandu ini orang tua dari balita dapat mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya secara teratur, selain itu orang tua juga
dapat memantau kesehatan anaknya serta mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
anaknya. Kegiatan posyandu juga bertujuan untuk memantau balita agar tidak terjadi
gizi kurang atau gizi buruk. Sehingga orang tua balita dapat lebih perhatian kepada
anaknya.
Referensi

Kementerian Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan. 2014. Situasi dan Analisa ASI Eksklusif. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Belajar.
Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di
Puskesmas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutanto, Hari Prasetyo. 2006. “Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap perilaku ibu
dalam perawatan kesehatan anak usia 1-4 tahun. (Studi di Kampung Pedaengan,
Kel. Penggilingan Kec. Cakung, Jakarta Utara)”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Geografi UGM.
Widodo, Fx. Sri. 1987. “Pengaruh Faktor Sosio Ekonomi Terhadap Mortalitas Anak
Balita Di Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur”. Tesis. Yogyakarta:
Fakultas Pasca Sarjana UGM.

Anda mungkin juga menyukai