SKRIPSI
oleh
Indah Dwi Purwatih Rono
711530118028
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau <10,5 gr% pada trimester II
2007 dan tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan Angka Kematian
Ibu (AKI) dari 228 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9%. Persentase ibu hamil yang
yaitu sebesar 37,1%. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2015 sebesar
sebesar 80,4% dan tahun 2017 sebesar 80,8% yang menunjukan bahwa anemia
Kejadian anemia pada ibu hamil di Sulawesi Utara pada tahun 2016 yaitu 36 ibu
hamil (0,47%) sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 55 ibu hamil
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan sel
darah merah (hemoglobin), zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen
(protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta
1
enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh, cara mengatasi
kekurangan zat besi pada tubuh dengan cara mengkonsumsi 6,3 mg Fe/hari dan
Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu syarat pelayanan
kesehatan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia, dimana jumlah
suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet
Salah satu bahan makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada
ibu hamil yaitu dengan pemberian Ubi Jalar Ungu. Hal ini sesuai dengan
peningkatan kadar Hb Siswi Remaja setelah diberikan cookies Ubi Jalar Ungu.
Ubi jalar (Ipomoea Batatas) adalah salah satu tanaman herbal yang tumbuh
menjalar didalam tanah dan menghasilkan umbi (Murtiningsih, 2011). Dari tahun
Indonesia. Pada tahun 1968, Indonesia merupakan Negara penghasil ubi jalar
nomor empat terbesar di dunia karena berbagai daerah menanam ubi jalar
(Rukmana, 2002). Soenardi pada tahun 2009 mengatakan bahwa ubi jalar salah
pangan dan merupakan jenis umbi yang relatif tahan disimpan, semakin lama
disimpan rasanya bertambah manis. Ubi jalar mengandung 4 mg zat besi dalam
100 gramnya, sehingga penggunaan ubi jalar dapat dikonsumsi ibu hamil yaitu
dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam sel darah merah, dapat mencegah
dan mengobati anemia karena kaya akan zat besi (Toruan, 2012).
Hasil dari survey awal yang peneliti lakukan pada bulan Januari 2019 di
yaitu terdapat 15 ibu hamil (75%) dengan Anemia Ringan. karena di Puskesmas
Ranomut belum pernah dilakukan terapi dengan pemberian Ubi Jalar Ungu maka
Jalar Ungu Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia
B. Rumusan Masalah
ada Pengaruh Pemberian Ubi Jalar Ungu Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Trimester III dengan Anemia di Puskesmas Ranomut Kecamatan Paal Dua Kota
Manado ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Manado.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kesehatan pada umumnya tentang penangan anemia pada ibu hamil dengan
2. Manfaat Praktis
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
b. Fisiologi Kehamilan
Setiap bulan saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur
konsepsi. Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau
(Prawirohardjo, 2010).
5
6
normal
6
(Sukarni, 2013).
1) Perdarahan
sangat terkait dengan plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang
(Prawirohardjo, 2012).
Sakit kepala yang hebat dan menetap, serta tidak hilang setelah
jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan
patologis.
Gerakan janin minimal 10 kali dalam 24 jam, jika kurang dari itu maka
Jika ibu merasakan nyeri yang hebat, di sertai dengan tanda-tanda syok
plasenta.
(pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil
muda.
14 T yaitu:
b) Tekanan darah
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil minimal 90 tablet selama
Masa kehamilan.
Research Lab)
g) Temu wicara/konseling
h) Pemeriksaan Hb
kehamilan.
preeklamsia.
diabetus mellitus.
Terapi ini di berikan kepada ibu hamil dengan gejala malaria yaitu
positif.
T” yaitu :
c) Tekanan darah
d) Tetanus toxoid
e) Teblet Fe
f) Tes PMS
g) Temu wicara
2. Hemoglobin
a. Pengertian Hemoglobin
(Citrakesumasari, 2012).
dan bila kadar hemoglobin itu tidak meningkat jika kadar Hb mengalami
c. Fungsi Hemoglobin
(Erdina, 2016).
1) Mengikat oksigen
11
2008).
dibuang.
2) Pertahanan Tubuh
bakteri. Darah tersebut nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan di
3) Menyuplai Nutrisi
yaitu :
a. Umur Ibu
kecukupan umur ibu. Umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua
persalinan. Usia yang terbaik untuk hamil adalah usia 20-35 tahun.
Pada wanita hamil dengan umur <20 tahun, asupan zat besi akan
Sedangkan pada wanita yang hamil >35 tahun, fungsi faal tubuh tidak
tahan tubuh. Dengan demikian, hamil pada usia <20 tahun dan >35
13
dengan berat badan atau panjang badan yang rendah, dan komplikasi
b. Usia Kehamilan
Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar
zat besi lebih rendah dari sebelum hamil karena menstruasi dan jumlah
zat besi yang ditransfer pada janin masih rendah (Suriani, 2016). Mulai
trimester III. Kondisi ini menyebabkan zat besi pada trimester II dan
kebutuhan terhadap zat besi selama trimester I relatif sedikit, yaitu 0,8
zat besi yang tinggi (> 500mg) di dalam tubuhnya. Apabila wanita
hamil tidak mempunyai simpanan zat besi yang cukup dan tidak
c. Paritas
14
d. Tingkat Pendidikan
2013).
zat gizi dalam makanan. Ibu hamil merupakan orang yang paling
makanan terutama zat besi. Kekurangan zat besi dalam jangka waktu
(Proverawati, 2009).
anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan diobati dengan memberikan
tablet Fe setiap hari. Defisiensi asam folat juga dijumpai pada ibu
hamil. Kadar asam folat di dalam serum akan turun pada waktu hamil.
Hal ini dimungkinkan akibat pengaruh dari kekurangan zat besi dan
kebutuhan yang bertambah pada waktu hamil. Oleh sebab itu, asam
f. Pendapatan Keluarga
mampu membeli pangan, memilih jenis pangan yang baik mutu gizi
g. Riwayat Penyakit
16
Mekanisme yang tepat dari proses ini tidak diketahui, tetapi setiap
3. Ubi Jalar
Ubi jalar (Ipomoea Batatas) adalah salah satu tanaman herbal yang
2011). Dari tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hampir di
Negara penghasil ubi jalar nomor empat terbesar di dunia karena berbagai
daerah menanam ubi jalar (Rukmana, 2002). Ubi jalar (Ipomoea batatas)
atau dikenal juga dengan istilah ketela rambat merupakan tanaman yang
jalar diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian
pada abad ke-16. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke Spanyol
melalui Tahiti, kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Pada tahun
Indonesia. Daerah produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di Pulau Jawa,
berikut :
1) Susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan
umbi.
yaitu 2 m sampai 3 m.
18
4) Ukuran batang dibedakan atas 3 macam, yaitu besar, sedang, dan kecil.
1) Kerajaan : Plantae
2) Divisi : Spermatophyta
3) Subdivisi : Angiospermae
4) Kelas : Dicotyledonae
5) Suku : Convolvulaceae
6) Marga : Ipomoea
Selain itu, serat pangan ubi jalar merupakan polisakarida yang tidak bisa
dalam usus besar. Serat pangan bermanfaat bagi keseimbangan flora usus
bagi usus, sehingga penyerapan zat gizi menjadi baik. Ubi jalar merupakan
tanaman yang sangat familiar bagi kita, banyak ditemukan di pasar dengan
harga relatif murah. Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Jenis yang
paling umum adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange.
Ubi jalar ungu memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya vitamin, dan mineral.
Dalam 100 gram ubi jalar ungu terkandung energi (123 kkal), protein (2,7
g), lemak (0.79 g), mineral kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), zat besi (4
mg), vitamin A (14187 IU), vitamin B-1 (0.09 mg), vitamin B-2 (0.32
19
mg), vitamin C (20 mg), dan air (68,5%). Kandungan lemak dalam ubi
Ubi jalar ungu mengandung 4 mg zat besi dalam 100 gram (Toruan,
2012), sehingga penggunaan ubi jalar ungu dapat dikonsumsi ibu hamil
dapat mencegah dan mengobati anemia karena kaya akan zat besi.
Kelebihan dari ubi jalar ungu yaitu mengandung antioksidan yang kuat
pencetus aneka penyakit degeneratif seperti kanker dan jantung. Zat gizi
lain yang banyak terdapat dalam ubi jalar ungu adalah energi, vitamin C,
mangan, zat besi dan serat yang larut untuk menyerap kelebihan
Berikut ini khasiat ubi jalar ungu menurut Toruan (2012) diantaranya:
1) Mencegah anemia
5) Mengatasi sembelit
6) Mencegah kanker
minuman, serta jenis narkotika tertentu. Selain itu, juga sangat baik
betakaroten yang tinggi serta fosfor sangat baik bagi kesehatan mata
dan kardiovaskular.
hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah lebih sedikit
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma 30%, sel darah 18%,
Ubi jalar ungu mengandung 4 mg zat besi dalam 100 gram, sehingga
penggunaan ubi jalar ungu dapat dikonsumsi oleh ibu hamil Trimester III
karena ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari (Jordan,
2003). Hal ini dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam sel darah merah,
serta dapat mencegah dan mengobati anemia karena kaya akan zat besi. Ubi
dijadikan sumber kalori. Selain itu kandungan karbohidrat ubi jalar ungu
tergolong Low Glycemix Index (LGI 54) yaitu tipe karbohidrat ubi jalar yang
jika dikonsumsi tidak akan menaikan kadar gula darah secara drastis. Karena
itu sangat baik jika dikonsumsi ibu hamil dengan riwayat penderita diabetes.
(Murtiningsih, 2011). Ubi jalar ungu mengandung energy sebesar (123 kkal),
protein (2,7 g), lemak (0.79 g), mineral kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), besi
(4 mg), vitamin A (14187 IU), vitamin B-1 (0.09 mg), vitamin B-2 (0.32 mg),
vitamin C (20 mg), dan air (68,5%). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
pemberian terhadap 100 gr ubi jalar ungu dengan jumlah yang dapat dimakan
besi pada tubuh menurut Tarwoto & Wasnidar (2013) dengan cara
22
bahan-bahan pangan sumber zat besi, diantaranya daging, hati, ikan, susu,
makanan dari tanaman herbal juga banyak mengandung zat besi yang
screening pada kunjungan ANC dan rutin pada setiap trimester (Fatmah,
2011).
Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah 200-600
kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari
(Jordan, 2003). Salah satunya dengan pemberian Ubi Jalar Ungu untuk
vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi sehingga bisa mencegah
E. Kerangka Teori
Penatalaksanaan
Ibu Hamil Trimester III
Gambar 1. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ubi Jalar Ungu Terhadap Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di Puskesmas
Ranomut Kecamatan Paal Dua Kota Manado.
F. Kerangka Konsep
Intervensi dengan
pemberikan Ubi Jalar
Ungu
G. Hipotesis Penelitian
25
A. Jenis Penelitian
Design with Kontrol Group di mana penelitian ini terdapat dua kelompok
Keterangan :
KI : Kelompok Intervensi
KK : Kelompok Kontrol
C. Variabel Penelitian
Trimester III
D. Definisi Operasional
1. Populasi
30 ibu hamil.
27
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari objek yang diteliti dan
dalam penelitian ini adalah Total Sampling yaitu seluruh ibu hamil
kelompok yaitu 15 ibu hamil dengan kasus anemia ringan untuk kelompok
intervensi yang diberikan ubi jalar ungu dan tablet Fe, sedangkan 15 ibu
hamil dengan kasus anemia ringan untuk kelompok kontrol yang hanya
a) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden untuk kasus anemia ringan
F. Instrumen Penelitian
alat pemeriksaan Hb yaitu Easy Touch, alat tulis menulis, lembar pernyataan
lembar master tabel hasil penelitian pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
1. Data Primer
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi Ubi Jalar Ungu dan tablet fe, serta
28
2. Data Sekunder
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
tempat kerja
e. Menentukan masalah
a. Pemilihan Sampel tanggal 13 Juni 2019 terdiri dari 30 ibu hamil yang
ringan untuk kelompok intervensi yang diberikan ubi jalar ungu dan
d. Pemberian ubi jalar ungu pada responden sebanyak 100 gr/hari selama
kurang lebih 20-25 menit dan disajikan sebagai makanan di sore hari.
dikirim melalui pesan WhatsApp pada group yang telah di buat, agar
b. Seminar hasil
I. Analisis Data
1. Analisa Univariat
2. Analisis Bivariat
A. Hasil Penelitian
4) Ranomut : 7.5 ha
5) Perkamil : 1.90 ha
6) Malendeng : 1.90 ha
31
32
4) Bidan : 10 Orang
5) Perawat : 12 Orang
7) Nutrisionis : 3 Orang
8) Farmasi : 1 Orang
Manado
1) Jumlah Puskesmas : 1
4) Jumlah Ambulance : 1
5) Jumlah Motor : 8
6) Jumlah Posyandu : 24
Kondisi Sarana dan Prasarana Puskesmas saat ini dalam kondisi baik
a. Karakteristik responden
1) Umur
2) Paritas
3) Pendidikan
4) Pekerjaan
pada kelompok kontrol terletak pada nilai yang sama yaitu 9,1–10,0
gr/dL (46,7%).
Kontrol.
3. Analisis Bivariat
Hasil Uji normalitas dengan Uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Puskesmas Ranomut Kota Manado semua data tersebut lebih besar dari
yaitu Ubi Jalar Ungu dan variabel terikat adalah kadar hemoglobin ibu
Tabel 12. Hasil Analisis kadar hemoglobin ibu hamil Trimester III pre-
test dan post-test untuk kelompok intervensi dan kontrol.
Kelompok
Intervensi Kontrol
37
hemoglobin pre-test sebesar 9,6 gr/dL dan post-test sebesar 10,2 gr/dL,
gr/dL dan pada kelompok kontrol 0,6 gr/dL. Hal ini menunjukkan
dari hasil nilai mean, diketahui jika nilai mean pada kelompok
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Umur
38
(Depkes RI, 2009). Usia yang terbaik untuk hamil adalah usia 20-35
tahun. Pada wanita hamil dengan umur <20 tahun, asupan zat besi akan
Sedangkan pada wanita yang hamil >35 tahun, fungsi faal tubuh tidak
tahan tubuh. Dengan demikian, hamil pada usia <20 tahun dan >35
dengan berat badan atau panjang badan yang rendah, dan komplikasi
b. Paritas
atau ibu yang telah melahirkan lebih dari satu kali sebanyak (60%)
adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama
2012).
c. Pendidikan
yang dikandung. Kekurangan zat besi dalam jangka waktu yang relatif
d. Pekerjaan
memilih jenis pangan yang baik mutu gizi dan keragamannya. Jumlah
dan jenis pangan suatu keluarga dipengaruhi oleh status ekonomi. Salah
2012).
Pada penelitian ini terdapat 30 ibu hamil trimester ketiga dengan kadar
yang diminum seperti biasanya yaitu satu kali sehari dan juga
mengonsumsi Ubi Jalar Ungu sebanyak 100 gr/hari pada sore hari.
hemoglobin di dalam tubuh ibu hamil diantaranya adalah umur ibu, umur
41
melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dan hasil
<10 gr/dL.
Pada tahap kedua dalam penelitian ini, responden dibagi menjadi dua
kelompok yaitu 15 ibu hamil pada kelompok eksperimen dan 15 ibu hamil
diberikan perlakuan yaitu dengan pemberian tablet Fe dan Ubi Jalar Ungu,
Kontrol sebesar 9,6 gr/dL dan Post-Test Kontrol sebesar 10,2 gr/dL. Hal ini
Ubi Jalar Ungu pada kelompok intervensi. Hasil penelitian ini di dukung
oleh teori menurut Toruan (2012) bahwa Ubi Jalar mempunyai kandungan
42
zat besi 4 mg setiap 100gram ubi jalar sehingga bisa mencegah terjadinya
anemia dalam tubuh. Oleh karena itu Ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4
mg zat besi per hari (Jordan, 2003). Hal ini disebabkan karena ubi jalar
ungu mempunyai kandungan zat besi yang cukup untuk mencegah anemia
bahwa peningkatan kadar hemoglobin rata-rata adalah 0,6 gr/dl atau Kadar
sebesar 10,2 gr/dL sehingga konsumsi tablet Fe saja belum cukup untuk
salah satunya dengan mengkomsumsi ubi jalar ungu. Hasil penelitian yang
tablet Fe saja karena, disebabkan oleh faktor lain yang menurut Waryono
(2010) bahwa hal tersebut dapat disebabkan karena faktor gizi ibu hamil
jalar ungu terhadap kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan
Ranomut Kecamatan Paal Dua Kota Manado. Hasil penelitian ini sejalan
0,000. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
diberika cookies ubi jalar ungu. Selain ubi jalar ungu untuk meningkatkan
kadar hemoglobin pada ibu hamil, ubi jalar ungu juga diolah dan
oleh amriani (2017) bahwa, biskuit ubi jalar ungu berpengaruh secara
signifikan yang bisa memenuhi kebutuhan zat gizi perharinya dengan hasil
nilai P = 0,008 menunjukkan pemberian ubi jalar ungu pada biskuit ubi
jalar ungu berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap daya terima atau tingkat
kesukaan di masyarakat.
kekurangan zat besi pada tubuh menurut Tarwoto & Wasnidar (2013)
wanita hamil harus dilakukan screening pada kunjungan ANC dan rutin
pada setiap trimester (Fatmah, 2011). Ekstra zat besi diperlukan pada
untuk kehilangan eksternal; 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta; 90-
310 mg untuk
mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi
membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori. Selain itu kandungan
karbohidrat ubi jalar ungu tergolong Low Glycemix Index (LGI 54) yaitu
tipe karbohidrat ubi jalar ungu yang jika dikonsumsi tidak akan menaikan
kadar gula darah secara drastis. Karena itu ubi jalar ungu sangat baik jika
2011). Ubi jalar ungu mengandung energy sebesar (123 kkal), protein (2,7
45
g), lemak (0.79 g), karbohidrat (27,9 gr) mineral kalsium (30 mg), fosfor
(49 mg), zat besi (4 mg), vitamin B-1 (0.09 mg), vitamin B-2 (0.32 mg),
vitamin C (20 mg), dan air (68,5%). Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100gram ubi jalar, dengan jumlah yang dapat dimakan
A. Kesimpulan
Puskesmas Ranomut Kecamatan Paal Dua Kota Manado, maka Peneliti dapat
perlakuan yaitu 9,72 gr% dan sesudah diberikan perlakuan yaitu 12,22 gr
%.
perlakuan yaitu 9,68 gr% dan sesudah diberikan perlakuan yaitu 10,29 gr
%.
gr/dL dan kelompok kontrol 0,6 gr/dL. Hal ini menunjukkan adanya
B. Saran
sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian
Pendidikan kesehatan tentang manfaat Ubi Jalar Ungu, sebagai salah satu
46
47
bahan makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil dan
2. Institusi Pendidikan
3. Peneliti
4. Bagi Responden
Jalar Ungu terhadap kadar hemoglobin ibu hamil Trimester III dan
salah satu upaya untuk mencegah anemia dan untuk responden yang tidak
selain rasanya enak harganya juga murah dan terjangkau, ubi jalar ungu
supermarket atau pasar-pasar manapun. Selain itu, ubi jalar ungu sudah
tersebar di seluruh indonesia maka disarankan untuk para ibu hamil dapat
48
49
Nurjanah, S., Sofiana, J., (2017). Hubungan Asupan Vitamin C, Tablet Fe, dan
Daun Ubi Jalar Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Trimester III Dengan Anemia. Jurnal Rikes. 1(1:5-6)
Ojofeitimi EO., Ogunjuyigbe PO., & Sanusi, E.O., (2008). Poor Dietary Intake of
Energy and Retinol among Pregnant Women Implications for Pregnancy
Outcome in Southwest Nigeria. Jurnal Nutr. 7 (3:480-5).
Pantikawati, Ika & Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Muha
Medika, Yogyakarta.
Paramitha, R., Siti, F., Meddiati, F., (2012). Daya Terima dan Kandungan Gizi
Makanan Tambahan Berbahan Dasar Ubi Jalar Ungu. Jurnal Food and
Culinary Education. 1 (1:35-36).
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. (2016). Pedoman Penulisan Laporan
Tugas Akhir. Manado.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Proverawati, A dan Asfuah, Siti. (2009). Gizi untuk Kebidanan. Nuha Medika,
Yogyakarta.
Proverawati, A dan Wati, E K. (2011). Ilmu Gizi untuk Perawat dan Gizi
Kesehatan. Yulia Medika, Yogyakarta.
Proverawati, A. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Nuha Medika,
Yogyakarta
Puskesmas Ranomut, (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Ranomut.
Rimawati, E., Kusumawati, E., Gamelia, E., & Nugraheni, S.A., (2018).
Intervensi Suplemen Makanan Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin
pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 9 (3:161-9).
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2018. Kemenkes RI,
Jakarta
Saifuddin, A B. (2013). Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal cetakan ke dua
belas. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.