Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, POLA MAKAN,

DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KANKER


PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)
DI PUSKESMAS MUARA PANAS
TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)

OLEH:

MUTIA OCTAVIA
1915301212

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN KEBIDANAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT peneliti ucapkan terimakasih atas rahmat

dan karunia-nya lah sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini dengan

judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pola Makan, Dan Aktivitas Fisik

Dengan Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita Usia Subur (WUS) di

Puskesmas Muara Panas Tahun 2020”

Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

program study pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan. Selama penyusunan

Proposal ini banyak terdapat kekurangan namun berkat bimbingan dan bantuan

serta semangat dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

Proposal dengan maksimal, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd,Ns, M.Kes selaku Rektor Universitas Fort

De Kock Bukittinggi

2. Ibu Oktavianis, S.ST, M.Biomed selaku Dekan Fakultas kesehatan For De

Kock Bukittinggi

3. Ibu Febriyeni, S.ST, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan STIKes Fort De Kock Bukittinggi

4. Ibu Widya Nengsih, S.ST, M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta nasehat sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Proposal ini


5. Ibu Novi Wulan Sari, S.ST, M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta nasehat sehingga

peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini

6. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staff Universitas Fort De Kock

Bukittinggi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta

nasehat selama menjalani pendidikan

7. Bapak dan ibu di Puskesmas Muara Panas yang telah memberikan

informasi dan data penunjang untuk penyusunan proposal ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangatlah penulis harapkan, semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, 14 Februari 2020

Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR SKEMA................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar kanker payudara..............................................................................8
B. konsep dasar tingkat pengetahuan........................................................................10
C. konsep dasar aktivitas fisik...................................................................................12
D. konsep dasar pola makan......................................................................................14
E. Kerangka Teori.....................................................................................................21
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep........................................................................................22
B. Defenisi Operasional...................................................................................24
C. Hipotesis.....................................................................................................25
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.........................................................................................36
B. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................36
F. Analisa Data................................................................................................29
DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Kerangka Teori Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pola Makan,

Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Kanker Payudara Pada

Wanita Usia Subur

(WUS).....................................................................................................21

3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pola Makan,

Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Kanker Payudara Pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas

Muara Panas............................................................................................22
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional................................................................ 24


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal


2. Format Persetujuan (Informed Concent)
3. Format Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak
terkendali, tidak terbatas, dan tidak normal yang tidak di ketahui apa
penyebabnya. Salah Satunya adalah Kanker payudara merupakan
gangguan payudara yang paling di takuti perempuan. Salah satu
penyebabnya karena penyakit ini tidak dapat di sembuhkan pada stadium
lanjut. Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat
ditakuti oleh banyak orang terutama kaum wanita. Karena selain proses
pengobatannya cukup lama dan sampai saat ini masih sulit disembuhkan,
kanker payudara juga penyebab kematian yang setiap tahunnya terus
meningkat. Kanker payudara adalah kanker terbanyak kedua di dunia
merupakan kanker yang sering terjadi pada perempuan dengan perkiraan
1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosa pada tahun 2012 (25% dari
semua kanker). Diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker mencapai 26
juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal. Menurut data World Health
Organization (WHO, 2014), insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus
pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun 2012, sedangkan
jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi
8,2 juta pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Berdasarkan data IARC (International Agency for Research on
Cancer), pada tahun 2002 kanker payudara menempati urutan pertama dari
seluruh kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan)
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah kematian 14% per tahun dari
seluruh kanker pada perempuan di dunia (Pusat Komunikasi Publik Setjen
Depkes, 2011). Breast Cancer Foundation Singapore memberikan data
bahwa 1 dari 16 wanita didiagnosa mengidap kanker payudara. Pada 2015,
sekitar 40.290 wanita diperkirakan meninggal akibat kanker payudara
(American Cancer Society, 2016). Prognosis kanker payudara pada per
stadium yaitu stadium I (100%), stadium II (92%), stadium III (72%) IV
(22%). Dimana lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang
lanjut (Kemenkes, 2015). Provinsi Sumatera Barat sendiri terletak pada
peringkat ke 8 dengan jumlah estimasi penderita kanker payudara tertinggi
(2.285 orang) dan dengan prevalensi yang sudah di diagnosis oleh dokter
0,9% (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan hasil penilitian dari Sumiatin Titi dari poltekkes
Kemenkes Surabaya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan upaya pencegahan kanker payudara pada wanita usia
subur bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan
pola hidup dalam meningkatkan kesehatan, pengetahuan yang memiliki
pengaruh yang kuat, semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin
baik pula maka semakin baik pula perilaku seseorang dalam bidang
kesehatan. Jika pengetahuan dan upaya pencegahan ditingkatkan, maka
akan menurunkan tingginya kejadian kanker payudara pada wanita , maka
hal yang harus dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan bagian
dari kesehatan yang bertujuan untuk merubah perilaku individu atau
masyarakat sehingga sesuai dengan norma hidup sehat (Sumiatin Titik,
2016. Poltekkes Kemenkes Surabaya).

Dari hasil penilitian fitryaningsih Eva, Dkk. Di Banda Aceh dapat


disimpulkan adanya hubungan konsumsi sumber hewani yang diawetkan
dengan kejadian kanker payudara, yaitu sumber daging olahan/ awetan
terutama pola makan Western sering terpapar dengan senyawa Heterocylic
amines pada saat proses pengolahan sehingga menghasilkan senyawa
penyebab kanker. Pola makan yang tidak baik (western inhealthy dietay
patterns) berdasarkan jenisnya termasuk sumber daging, sumber dagingan
olahan yang diawetkan, kentang goreng, makanan yang manis-manis dan
sumber lemak yang tinggi. Pola makan yang baik dan tidak baik tersebut
berhubungan dengan resiko kanker payudara, hasil penilitian menunjukkan
pola makan tidak baik akan meningkatkan resiko kejadian kanker
payudara (Fitryaningsih Eva, Dkk. 2015. Banda Aceh).
Hasil analisis statistic pada penilitian Yulianty Titik, Dkk. Di
Semarang dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan
berolahraga <4 jam /minggu mempunyai resiko 1,222 lebih besar. Hasil
analisis ini mendukung hipotesis bahwa wanita dengan aktifitas yang
rendah memiliki resiko lebih besar untuk terkena kanker payudara
dibandingkan dengan wanita yang memiliki kebiasaan berolahrga atau
aktifitas fisik yang tinggi. Dengan aktifitas fisikatau berolahraga yang
cukup akan dapat dicapai keseimbangan antara kalori yang masuk dan
kalori yang keluar (Yulianty Iin, Dkk. 2016. Semarang).

Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua


tipe kanker di Indonesia. Provinsi Sumatera Barat terdapat 19 Kabupaten/
Kota, dengan cakupan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan
klinis (CBE) pada usia wanita usia subur (WUS) dengan kategori umur 30-
50 tahun didapatkan dengan jumlah Tumor/benjolan 1.338 kasus (Profil
kesehatan Sumatera Barat, 2017).

Beberapa factor yang mempengaruhi fenomena tersebut yaitu


factor internal yang meliputi pendidikan dan umur seseorang. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang makan semakin tinggi pula mereka
mendapatkan informasi dan semakin paham mereka akan adanya deteksi
dini kesehatan. Selain itu factor eksternal seperti lingkungan juga sangat
berpengaruh, karena lingkungan cenderung mendorong seseorang untuk
berbuat selayaknya lingkungan yang ditempatinya, lingkungan yang baik
akan menciptakan seseorang yang baik juga. Berada dilingkungan yang
peduli dengan kesehatan maka seseorang akan bersikap demikian juga
(Mubarak, 2007).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Solok didapatkan


pada usia 40-50 tahun yang diperiksa sebanyak 1.925 responden dengan
hasil pemeriksaan tumor/benjolan sebanyak 67 kasus dan dicurigai kanker
sebanyak 67 kasus dengan peningkatan tertinggi berada diwilayah kerja
Puskesmas Muara Panas. Pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas
Muara Panas pada kelompok usia 40-50 tahun didapatkan 20 populasi
yang diperiksa, dengan hasil terdapat tumor/benjolan pada 6 responden
dan 1 responden dengan hasil dicurigai kanker, pada tahun 2018 kelompok
usia 40-50 tahun didapatkan 62 responden yang diperiksa dengan hasil
pemeriksaan tumor/benjolan sebanyak 61 responden dan dicurigai kanker
sebanyak 54 responden. di Kabupaten Solok terdapat sebanyak 41 kasus.di
RSUD M. Natsir solok didapatkan cakupan diagnosa kanker payudara
terdapat sebanyak 23 kasus (Dinkes Kab.Solok 2018).
Berdasarkan Survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada Januari
2020, peneliti mewawancarai 10 orang Wanita Usia Subur (WUS) di
wilayah kerja Puskesmas Muara Panas dan mendapatkan hasil bahwa 8
orang dari 10 Wanita Usia Subur (WUS) belum mengetahui factor
penyebab kejadian kanker payudara. Dari survei awal tersebut diketahui
bahwa mereka belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang
factor penyebab terjadinya Kanker Payudara. Berdasarkan fenomena
diatas, peneliti tertarik meneliti Hubungan tingkat pengetahuan, pola
makan, dan aktivitas fisik dengan kejadian Neoplasma Payudara Jinak
pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Muara Panas Tahun 2020.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah pada
penelitian ini, yaitu: “Bagaiamanakah Hubungan tingkat pengetahuan,
pola makan, dan aktivitas fisik dengan kejadian Kanker Payudara pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Muara Panas Tahun 2020”

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan, pola makan,
dan aktivitas fisik dengan kejadian Kanker Payudara pada Wanita Usia
Subur (WUS) di Puskesmas Muara Panas Tahun 2020.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan Wanita
Usia Subur (WUS) Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Panas Tahun 2020
b. Untuk mengetahui distribusi Frekuensi pola Makan Wanita Usia Subur
(WUS) Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Panas Tahun 2020
c. Untuk mengetahui distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Wanita Usia
Subur (WUS) Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Panas Tahun 2020
d. Untuk mengetahui distribusi Frekuensi Wanita Usia Subur (WUS)
Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas
Tahun 2020
e. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Panas Tahun 2020

f. Untuk mengetahui hubungan Pola makan Wanita Usia Subur (WUS)


Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas
Tahun 2020
g. Untuk mengetahui hubungan Aktivitas Fisik Wanita Usia Subur
(WUS) Dengan Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Panas Tahun 2020
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Responden
Menjadi landasan dalam promosi kesehatan pada Wanita Usia
Subur (WUS) dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pola makan,
dan aktifitas fisik pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan kejadian
Kanker Payudara
2. Bagi wilayah kerja Puskesmas Muara Panas
Melalui penelitian ini diharapkan pihak Puskesmas mampu
menjadi indicator tingkat pengetahuan, pola makan, dan aktifitas fisik
pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan kejadian Kanker Payudara
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas khususnya mata kuliah kebidanan dan
mengembangkan instrument-instrumen pengkajian kesehatan
reproduksi pada perempuan serta penembangan kurikulum dalam
pendidikan kebidanan.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan kebidanan yang berbasis
evidence base practice khususnya dalam upaya pencegahan terhadap
kanker payudara.
E. RUANG LINGKUP
Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelatif dengan
pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan
tingkat pengetahuan, pola makan, dan aktivitas fisik dengan kejadian
Kanker Payudara pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Muara
Panas Tahun 2020. Populasi penelitian ini adalah Seluruh Wanita Usia
Subur (WUS) dengan kejadian kanker payudara di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Panas. Teknik pengambilan sampel dengan cara Non
Random sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu oleh
peneliti. Lembar observasi pengambilan data menggunakan kuesioner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kanker Payudara

1. Definisi Kanker Payudara

Kanker merupakan pertumbuhan sekelompok sel yang tidak

normal, yang berkembang pada bagian tubuh yang normal. Sel kanker

yang tumbuh membentuk benjolan disebut tumor. Sedangkan tumor yang

bersifat ganas disebut kanker. Kanker yang tumbuh pada payudara disebut

kanker payudara (Endang Pruwoastuti, 2008).

Penyakit ini menjadi pembunuh wanita terbanyak di dunia. Akan

tetapi, laki-laki juga bisa terkena penyakit yang mematikan ini. Namun,

kemungkinan terkena penyakit kanker payudara pada wanita 100 kali lipat

dibandingkan pada laki-laki. The American Cancer Society (2008)

memperkirakan sekitar 178.000 wanita dan 2.000 pria Amerika akan

didiagnosis terkena kanker payudara untuk setiap tahunnya

(EndangPruwoastuti, 2008)

2. Jenis Kanker Payudara

a. Lobular carcinoma in situ (LCIS/ lobular neoplasia)

Kata “in situ” berarti kanker yang tidak menyebar pada daerah kanker

pertama kali muncul. Pada LCIS, pertumbuhan kanker terlihat sangat

jelas di dalam kelenjar susu (lobules).


b. Ductal carcinoma in situ (DCIS)

DCIS merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang

paling umum terjadi. Penyakit ini sering terdeteksi dengan

mammogram sebagai tumpukan kalsium dalam jumlah kecil

(microcalcifications). Ada beberapa tipe dari DCIS, salah 8 satunya

adalah ductal comedocarcinoma, yang merupakan DCIS necrosis (area

sel kanker yang mati atau degenerasi).

c. Infiltrating lobular carcinoma (ILC)

ILC juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. Penyakit ini

mulai terjadi di dalam kelenjar susu payudara, kemudian menyebar ke

bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari jenis-jenis

kanker yang ada.

d. Infiltrating ductal carcinoma (IDC)

IDC juga dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. Penyakit ini

terjadi di dalam saluran susu payudara, kemudian merusak dinding

saluran, dan menyerang jaringan lemak payudara, yang kemungkinan

bisa terjadi pada bagian tubuh yang lain. Sekitar 80% dari seluruh

kanker payudara, penyakit ini paling sering terjadi (Endang

Pruwoastuti, 2008)

3. Faktor Risiko Kanker Payudara

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan

kanker payudara bisa terjadi. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko

yang menambah kemungkinan terjadi kanker payudara, yaitu :


a. Pengetahuan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin tinggi pula mereka menerima informasi, dan pada

akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,

informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak,2007)

b. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas

fisik sehari-hari dan olahraga, sedangkan menurut WHO (2010)

yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah kegiatan yang

dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti. Jadi rendah aktivitas

fisik seseorang akan terganggu terhadap kesehatannya sendiri.

c. Pola makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan

jumlah dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan

meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau

membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

d. Tingkat kecemasan

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam

perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau


kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability /RTA,

masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami

keretakan kepribadian / splitting of personality), perilaku dapat

terganggu tapi masih dalam batas-batas normal.

4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Tanda-tanda kemungkinan terjadinya kanker payudara adalah

adanya massa atau benjolan pada payudara, perubahan simetris dari

payudara, perubahan kulit bawah dada atau putting susu, kulit atau

putting susu yang tertarik kedalam (retraksi) kulit pucat sekitar putting

susu, adanya kerutan seperti jeruk purut, perubahan temperature kulit

(hangat, panas, kemerahan), adanya cairan yang keluar dari putting

susu, perubahan pada putting susu seperti gatal, terbakar, rasa sakit

pada tumor yang sudah berkembang (Endang Pruwoastuti, 2008)

B. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmodjo,2012)

Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam

menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan


bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang

(Kholid, 2012)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak

dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

tinggi pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang

tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Mubarak,2007)

Kategori pendidikan menurut SISDIKNAS (2008) yaitu :

a) Pendidikan Dasar

Sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), dan Madrasah Tsnawiyah (MTs)

b) Pendidikan Menengah

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK)

c) Pendidikan Tinggi

Pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor.


2) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

dari aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara garis

besar ada 4 kategori perubahan pertama perubahan ukuran, kedua

perubahan propersi, ketiga perubahan hilangnya ciri-ciri lama,

keempat timbulnya ciri-ciri baru.Pada aspek psikologis atau mental

taraf berfikir seseorang semakin matang dan semakin dewasa.

Menurut Santrock, 2007 Masa perkembangan terbagi atas :

1) Prenatal

2) Bayi

3) Childhood

(a) Early Childhood (akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun)

(b) Middle and Late Childhood (6-11 tahun)

(c) Adolescene (Remaja)

(1) Masa remaja awal 12-16 tahun

(2) Masa remaja akhir 17-25 tahun

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Menurut An. Mariner lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapa tmempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Social budaya

System social budaya yang ada pada masyarakat dapa tmempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi (Wawan, 2011)


3) Pengalaman

Pengalaman adalah sautu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha

melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika

pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu

menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat

membentuk sikap positif seseorang.

4) Informasi

Informasi adalah kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

(Mubarak,2011)

C. Konsep Aktivitas Fisik

1. Definisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas fisik

sehari-hari dan olahraga, sedangkan menurut WHO (2010) yang dimaksud

dengan aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10

menit tanpa henti. Aktivitas fisik dibagi atas tiga tingkatan yakni aktivitas

fisik ringan, sedang, berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang

adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup

besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit
lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah

pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak

(pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik

faktor lingkungan makro, lingkungan mikro maupun faktor individual.

Secara lingkungan makro, faktor sosial ekonomi akan berpengaruh

terhadap aktivitas fisik. Pada kelompok masyarakat dengan latar belakang

sosial ekonomi relatif rendah, memiliki waktu luang yang relatif sedikit

bila dibandingkan masyarakat dengan latar belakang sosial ekonomi yang

relatif baik. Segingga kesempatan kelompok sosial ekonomi rendah

melakukan aktivitas fisik yang terprogram serta terukur tentu akan lebih

rendah bila dibandingkan kelompok sosial ekonomi tinggi. Lingkungan

sosial ekonomi makro juga berpengaruh terhadap kondisi fasilitas umum

dalam satu Negara. Pada Negara dengan kondisi sosial ekonomi tinggi

akan menyediakan fasilitas umum yang lebih modern seperti tersedia

angkutan umum yang lebih nyaman dan baik, fasilitas escalator dan

fasilitas canggih lain yang memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas

fsik yang rendah. Sebaliknya pada Negara dengan kondisi sosial ekonomi

yang rendah, Negara belum mampu menyediakan fasilitas umum dengan

teknologi maju.

Lingkungan mikro yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik adalah

pengaruh dukungan masyarakat sekitar. Masyarakat sudah beralih kurang


memperlihatkan dukungan yang tinggi terhadap orang yang masih berjalan

kaki ketika pergi ke pasar, kantor dan sekolah.

Faktor individu seperti pengetahuan dan persepsi tentang hidup

sehat, motivasi, kesukaan berolahraga, harapan tentang keuntungan

melakukan aktivitas fisik akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan

aktivitas fisik. Apalagi orang yang mempunyai motivasi dan harapan untuk

mencapai kesehatan optimal, akan terus melakukan aktivitas fisik sesuai

anjuran kesehatan. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap seseorang

rutin melakukan aktivitas fisik atau tidak adalah faktor usia, genetik, jenis

kelamin dan kondisi suhu dan gografis (Welis & Rifki, 2007).

D. Pola Makan

1. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalahsuatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah

dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

Pengertian pola makan menurut Handajani adalah tingkah laku

manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang

meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan, sedangkan menurut

Suhardjo pola makan di artikan sebagai cara seseorang atau sekelompok

orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsi makanan terhadap

pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.


Dan menurut seorang ahlimengatakan bahwa pola makan di

definisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan

individu atau setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan.

(Sulistyoningsih, 2011).

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pola Makan

Pola makanyang terbentuk gambaran sama dengan kebiasaan makan

seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola

makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan

lingkungan (Sulistyoningsih, 2011).

a. Faktor Ekonomi

Variabel ekonomi mencukup dalam peningkatan peluang untuk daya

beli pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan

menurunan daya beli pangan secara kualitas maupun kuantitas

masyarakat.

Pendapatan yang tinggidapat mencakup kurangnya daya beli

denganh kurangnya pola makan masysrakat sehingga pemilihan suatu

bahan makanan lebih di dasarkan dalam pertimbangan selera

dibandingkan aspek gizi. Kecenderungan untuk mengkonsumsi

makanan impor.(Sulistyoningsih, 2011).

b. Faktor Sosial Budaya

Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya

adat daerah yang menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan disuatu


masyarakat memiliki cara mengkonsumsi pola makan dengan cara

sendiri.

Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk macam pola

makan seperti:dimakan, bagaimana pengolahanya, persiapan dan

penyajian, (Sulistyoningsih, 2011).

c. Agama

Dalamagama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali

berdoa sebelum makan dengan diawali makan mengunakan tangan

kanan (Depkes RI, 2008).

d. Pendidikan

Dalam pendidikan pola makan iala salah satu pengetahuan, yang

dipelajari dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan

dan penentuan kebutuhan gizi (Sulistyoningsih, 2011).

e. Lingkungan

Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap

pembentuk perilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui

adanya promosi, media elektroni, dan media cetak. (Sulistyoningsih,

2011).

f. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang mempunyai

keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi

dan jenis makanan yang dimakan. (Depkes,2009).


Menurut Willy (2011) mengatakan bahwa suatu penduduk

mempunyai kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan

makan dalam setiap waktu.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi

Kebutuhan gizi setiap golongan umur dapat dilihat pada angka kecukupan

gizi yang di anjurkan (AKG). Yang berdasarkan umur, pekerjaan, jenis

kelamin, dan kondisi tempat tinggal seperti yang disebutkan.

(Sulistyoningsih, 2011).

a. Umur

Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa berbeda dengan kebutuhan

gizi pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan

perkembangan sangat pesat. Semakin bertambah umur kebutuhan zat

gizi seseorang lebih rendah untuk tiap kilogram berat badan orang

dewasa.

b. Aktifitas

Aktifitas dalam angka kecukupan gizi ialah suatu kegiatan seseorang

yang beraktifitas dalam menjalankan pekerjaan setiap hari.

c. Jenis Kelamin

Dalam angka kecukupan gizi pada jenis kalamin ialah untuk

mengetahui identitas seorang individu maupun sekelompok masyarakat.

d. Daerah Tempat Tinggal

Suatu penduduk yang bertinggal perkotaan atau pendesaan

membutuhkan pengetahuan tentang pola makan dengan cara yang benar

dan baik dalam tempat waktu makan teratur.


E. Kerangka Teori

Kerangka teori ini mengacu pada tinjauan pustaka yang telah

dipaparkan mengenai penyuluhan kesehatan yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yang dikemukakan oleh Wawan, (2011)

Notoatmodjo, (2012) Manan, (2013). Kerangka teori dapat digambarkan

sebagai berikut: Bagan 1.

KerangkaTeori

Definisi:
Merupakan penyakit
yang disebabkan oleh
tumor ganas (kanker)
yang tumbuh pada
jaringan payudara

Gejala: Etiologi:

 Tingkat
1. Timbul benjolan
Pengetahuan
payudara.
 Aktivitas
2. Rasa nyeri di
Fisik
payudara.
 Polamakan
3. Benjolan dan o Umur
nyeri di KankerPayudara o Riwayat
payudara. Keluarga
4. Keluar darah, o Lama
nanah atau menyusui
cairan encer dari o Alkohol
putting o Kontrasepsi

 Diteliti
o Tidakditeliti

(Sumber :EndangPruwoastuti, 2008, Hlm 110)


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah kerangka hubungan atau kaitan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo,2010).

Berdasarkan tinjauan pustaka dan masalah penelitian yang telah

dirumuskan maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian yang

disesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yang akan dicapai, yakni sesuai

dengan apa yang ditulis dalam rumusan masalah. Kerangka konsep pada

penelitian ini adalah sebagai berikut;

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Dependen Independen

Profil Penderita Kanker


Payudara :
Wanita Usia Subur (Wus)dengan 1. Tingkat
kejadian kanker payudara di Pengetahuan
Puskesmas Muara Panas tahun
2020 2. Aktivitas Fisik

3. Pola Makan

(Sumber: Notoatmodjo, 2005, hlm. 164)


B. Definisi Operasional

Definisi operational merupakan penjelasan semua variable dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi,2007).

Definisi dari operasional menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi

operasional yang memudahkan pengukuran variable tersebut (Wasis, 2008)

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala


Operasional Ukur
1 Pengetahuan Hasil Wawancara Kuesioner 0 = pengetahuan Ordi-
pemahaman rendah < Mean nal
Wanita Usia
Subur (WUS) 1 = pengetahuan
tentang Kanker tinggi > Mean
Payudara
(Sumber:
Indriana Dewi,
2012. Depok)

2 Aktivitas Aktivitas Fisik Wawancara Golding 0 = Tidak ada, Inter-


Fisik adalah kegiatan Leissure jika Aktifitas val
atau aktivitas Time Fisik tidak
yang dilakukan exercise ada = 0
diwaktu luang (GLTE)
yag mengguna- 1= Ada, Jika
kan energy dan Aktifitas Fisik
mempengaruhi ada = 1
kardiorespirasi
(sumber :

Wahyuni
1. Aktivitas
ngtyas
Berat Pungki,
(berlari,
2019.
jogging,
Jember)
bersepeda
jarak
jauh,bere-
nang)
2. Aktifitas
Sedang
(jalan cepat,
bersepeda
ringan,
bermain
voli,
badminton,
berenang
ringan,
menari)
3. Aktivitas
Ringan
(Yoga,
memancing,
jalan kaki)
3 Pola Makan Kebiasaan Wawancara kuesioner 0 = Tidak Nomi-
makan Wanita normal, jika Nal
usia subur tidak sesuai
(WUS) dilihat dengan pola
dari frekuensi makan yang
dan konsumsi tidak sehat
secara sehat
1 = Normal, Jika
1. Pola makan sesuai dengan
Tidak sehat pola makan
= Makanan yang sehat
berbahan
pengawet (Sumber: Eva
(penyedap Sulistyaningsih,
rasa), 2014. Banda
makanan Aceh)
tinggi lemak

2. Pola makan
Sehat =
sayuran dan
buah-buahan
Kanker Melakukan Wawancara kuesioner 0 = Ada Nomi-
4.
payudara pemerik Nal
saan teknik 1= Tidak ada
SADARI untuk
menentukan
adanya Tumor/
Benjolan
C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Adanya Hubungan

tingkat pengetahuan, pola makan, dan aktivitas fisik dengan kejadian Kanker

Payudara pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Muara Panas Tahun

2020”
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penilitian yang dilakukan adalah bersifat analitik korelatif

merupakan penilitian untuk melihat hubungan anatar variabel indenpenden

dengan variabel dependen pada suatu situasi atau kelompok subjek dengan

pendekatan cross sectional adalah suatu penilitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas

2. Waktu : Pada bulan Januari – Maret 2020

C. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Wanita Usia

Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara panas Sebanyak 95 orang.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive

Sampling yaitu sampel yang ditetapkan dengan kriteria tertentu. Jumlah

populasi semua Wanita Usia Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas

Muara panas adalah 95 orang.


N
n= 1+N(d)2

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Tingkat Kepercayaan

95
n = 1+95(0,1)2

95
n = 1.95

n= 48 responden

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 48 responden.

c. Kriteria Inklusi

1) Wanita Usia Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas

yang bersedia untuk jadi responden

d. Kriteria Inklusi

1) Wanita Usia Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas

yang bersedia untuk jadi responden

e. Kriteria Inklusi

1) Wanita Usia Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas

yang bersedia untuk jadi responden

f. Kriteria Inklusi

1) Wanita Usia Subur (WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas

yang bersedia untuk jadi responden.

g. Cara Pengumpulan Data

Jenis Data

1. Data primer
Data primer adalah data Wanita Usia Subur (WUS) yang diperoleh

langsung dari responden melalui instrument kuesioner dalam bentuk

pertanyaan hubungan tingkat pengetahuan, pola makan, aktivitas fisik,

dan tingkat kecemasan dimana semua jawaban sudah dipersiapkan.

2. Data sekunder

Data Wanita Usia Subur (WUS) yang berjumlah 95 orang diperoleh dari

data Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Muara Panas.

h. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan secara komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan data (editing)


Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan oleh responden kemudian jawaban
pada kuesioner diperiksa kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab
dengan baik.
2. Pengkodean (coding)
Memberikan kode pada jawaban secara angka
3. Tabulasi (tabulating)
Menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi
4. Memasukan data (entry data)
Data yang telah diedit dan diberi kode kemudian dientri dengan
menggunakan kuesioner.

i. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan pada 2 variabel, variabel indenpenden

maupun variabel dependen, sehingga diketahui masing-masing variabel

kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan interprestasi.

Setelah data terkumpul, data tersebut diklasifikasikan menurut variabel yang

diteliti dan data diolah menggunakan komputer.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara


variabel independen dengan vairabel dependen. Data dikumpulkan tersebut

diolah dengan komputerisasi dengan uji C-Square. Jika hasil uji statistik

menunjukkan nilai p ≤ 0.05 maka ada Hubungan tingkat pengetahuan, pola

makan, aktivitas fisik, dan tingkat kecemasan di Puskesmas Muara Panas .

Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan proposi

yang bermakna antara distribusi frekuensi yang diamati dan yang diharapkan

dengan derajat kemaknaan, 0.05 bila p-value ≤ 0.05 berarti ada hubungan

bermakna (Ho ditolak), sedangkan bila p-value > 0.05 berarti tidak ada

hubungan bermakna (Ho gagal ditolak) (Notoatmodjo, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Endang Pruwoastuti, 2008. Kanker Payudara. Jakarta


Depkes RI, 2009. Pola makan yang benar. Diakses 20 Februari 2020.
Mubarak, 2007. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS). Surabaya
Abidin.2014. Faktor Resiko Kejadian Kanker Payudara di RSUD Labuang Baji
Makassar.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun
2014 hal. 236 – 242..
Agency for Research on Cancer. 2012. Latest world cancer statistics: Extimated
Cancer Incidence..
Anggorowati.(2013). Faktor Resiko Kanker Payudara Wanita.KEMAS 8 (2)
(2013) 121-126.
Antonsson A, Bialasiewicz, Rockett RJ, Jacob K, and Bennett IC. 2012.
Exploring the Prevalence of Ten Polyomaviruses and Two Herpes Viruses
in Breast cancer.PLOSONE.
Bray F, Ren JS, Masuyer E, Ferlay J. 2013. Global estimates of cancer prevalence
for 27 sites in the adult population in 2008. Int J Cancer. Budiman. 2009.
Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta. Diakses
dari 18 Desember 2013 : 19.40
Departmen Kesehatan Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Provensi Jawa Tengah.
Indonesia. Diakses tanggal 29 Desember 2013.
Desiyani, Nani. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Kanker Payudara Di Rumah Sakit Pertamina Cilacap.Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4,
No.2 Juli 2009 hal 61-66.Diakses tanggal 13 Maret 2014.
Detik Health. 2012. 5 Jenis Kanker yang Paling Banyak Membunuh Wanita dan
Pria.http://www.detikhealth.com/read/2013/02/04/100114/1834037/763/5
jenis kanker yang paling banyak membunuh pria wanita.Date 26
Desember 2013.

Emy, Rianti. 2012. Faktor Risiko Kanker Payudara Pada Pasien Wanita di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Diambil dari http://indonesian
journal of cancer. org/2012/2012-no3-jul-sep/194 90%3Aresearch.
Diakses tanggal 13 Januari 2014 time 11.30.
Globocan. 2012. EstimatedCancer Incidence, Mortality,Prevalence and
Disability-adjusted life years (DALYs) Worldwide in 2008. IARC Cancer
Base No. 11. Diakses tanggal 28 Desember 2013 time 8.50.
Lampiran 1
Kuesioner Pengetahuan Dengan Kanker Payudara

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda silang (x ) pada jawaban yang anda anggap benar :

1. Yang anda ketahui tentang kanker payudara :


a. Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menular
b. Kanker payudara merupakan penyakit yang tidak dapat diobati
c. Kanker payudara adalah penyakit yang tidak hanya menyerang wanita tetapi
pada laki-laki juga dapat terkena
d. Tidak tahu
2. Penyebab kanker payudara yang anda ketahui :
a. Belum diketahui secara pasti
b. Bakteri
c. Virus
d. Jamur
3. Bakteri resiko terjadi kanker payudara :
a. Makanan tinggi lemak
b. Penggunaan terapi hormonal yang lama
c. Obesitas/kegemukan
d. Semua benar
4. Kanker payudara dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
a. SADARI (pmeriksaan payudara sendiri)
b. Mamografi
c. Papsmear
d. Jawaban a,b,dan c benar
5. Kanker payudara dapat diketahui bila terdapat tanda-tanda berikut :
a. Teraba benjolan dipayudara
b. Keluarnya cairan tidak normal dari putting
c. Nyeri pada payudara
d. Semua benar
6. Factor resiko terjadinya kanker payudara yang dapat dikontrol adalah :
a. Makanan tinggi lemak
b. Obesitas/kegemukan
c. Terapi hormone
d. Diet, obesitas, dan terapi hormone
7. Factor resiko kanker payudara yang tidak dapat dikontrol adalah :
a. Obesitas/kegemukan
b. Diet
c. Riwayat kanker payudara dalam keluarga
d. Terapi hormonal
8. Pemeriksaan payudara dapat menemukan benjolan pertama kali oleh penderita
sendiri disebut :
a. SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
b. USG
c. Momografi
d. Radioterapi
9. Resiko tinggi terjadinya kanker payudara adalah :
a. Haid pertama kali kurang dari 12 tahun
b. Menopause (mati haid) kurang dari 40 tahun
c. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran
d. Sering menggunakan bra pada waktu malam hari
10. Yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker payudara :
a. Usaha yang dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan payudara sedini
mungkin
b. Pemberian informasi tentang kanker payudara melalui ceramah dan
penyuluhan
c. Pencegahan kanker payudara dengan menghindari perilaku timbulnya kanker
payudara
d. Tidak tahu

(Sumber : Indriana Dewi, 2012. Depok)


Lampiran 2

Kuesioner Aktivitas Fisik Dengan Kanker Payudara

Petunjuk pengisian :

Selama 7 (tujuh) hari, berapa kali anda melakukan latihan seperti yang tertulis di

kuesioner ini yang durasinya lebih dari 15 menit ?

Jenis Aktifitas Waktu dalam 1 (satu) minggu

Aktivitas Berat

Seperti : berlari, jogging, bersepeda jarak

jauh,berenang

Aktivitas Sedang

Seperti : jalan cepat, bersepeda ringan,

bermain voli, badminton, berenang ringan,

menari

Aktifitas Ringan

Seperti : Yoga, memancing, jalan kaki

(Sumber : Wahyuningtyas Pungki, 2019. Jember)


Lampiran 3
Kuesioner Pola Makan Dengan Kanker Payudara

Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda centang (√ ) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar

Bahan Frekuensi
Makanan Tidak 1-3x <3x per 3-5x per 1x 2x 3x
pernah per minggu minggu sehari sehari sehari
bulan
Sumber hidrat
arang :
Nasi
Jagung
Ubi
Singkong
Talas
Kentang
Sereal
Lain-lain….
Sumber
protein
hewani :
Ayam ikan
telur
Daging sapi
Daging
kambing
Susu
Keju
Lain-lain….
Sumber
protein nabati
:
Tempe
Tahu
Kacang-
kacangan
Lain-lain….
Sayuran :
Kacang
panjang
Buncis
Bayam
Sawi hijau
Tomat
Wortel
Lain-lain….
Buah-buahan
:
Papaya
Pisang
Jeruk
advokad
Nenas
Lain-lain…
Bahan
penyedap :
Masako/rayco
Sasa
Cuka
Lain-lain…
Lemak
nabati:
Minyak
goring
Mentega
Margarin
Santan
Lain-lain….
Junkfood :
Mie instan
Lain-lain….

Keterangan :

a : tidak pernah dikonsumsi


b : jarang mengkonsumsi (1-3x per bulan)
c : dikonsumsi <3x per minggu
d : dikonsumsi 3-5x per minggu ( sekurangnya 3x seminggu)
e : dikonsumsi 1 sehari
f : dikonsumsi 2 sehari
g : dikonsumsi 3 sehari

(Sumber: Eva Sulistyaningsih, 2014. Banda Aceh)

Anda mungkin juga menyukai