Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang Berjudul Perencanaan
dan Strategi Pemberdayaan Kader Dan Dukun. Tugas ini diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat.
Penyusun
BAB I
1. PENDAHULUAN
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong oleh
tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan
penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat. Masyarakat masih memercayakan
pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun di anggap
murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti
merawat dan memandikan bayi.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang
terkait dengan reproduksi wanita. Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40
tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat
panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis
dalam kehamilan,persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul
komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun
tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional.
Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat
bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan
(Prawirohardjo, 2005)
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong oleh
tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan
penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat. Masyarakat masih memercayakan
pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun di anggap
murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti
merawat dan memandikan bayi. Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun,
pemeritah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah
satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat pemerintah
dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan
fungsi dan tugasnya.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh
tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang
bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat-
alatpersalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan,
deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan
kematian. Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga
kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader
kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan yang
ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan .
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau
partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau
bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader
kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan
secukupnya oleh masyarakat setempat.Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang.
Oleh sebab itu, baik individu, kelompok, maupun masyarakat, merupakan asset yang harus
dijaga, dilindungi, bahkan harus ditingkat. Semua orang baik secara individu, kelompok,
maupun masyarakat dimana saja dan kapan saja mempunyai hak untuk hidup sehat atau
memperoleh perlindungan kesehatan. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber
daya yang ada, dan pendekatan yang dipimpin masyarakat.
Perencanaan adalah suatu proses pengkajian oleh masyrakat tentang berbagai aspek
kehidupan mereka termasuk potensi dan aset mereka. Pemberdayaan adalah sebuah proses
dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, terutama individu yang
mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan, atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
PEMBAHASAN
1. Azas Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stres manajemen, krisis intervensi. Tujuan utamanya adalah membeimbing atau
melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai
pendekatan yang berpusat pada tugas. Pada azas mikro peran utama pekerja sosial adalah
sebagai pialang yang menghubungkan klien dengan sumber sumber yang tersedia pada
lingkungan sekitar. Sebagai pialang social utama yang dilakukan pekerja social adalah
manajement kasus (case manajement) yang mengkoordinasikan berbagai pelayanan social
yang disediakan oleh beragam penyedia.
b. Memfasilitasi pilihan pilihan klien dengan berbagai informasi dan sumber alternatif.
2. Azas Mezzo
3. Azas makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar karena sasaran perubahan
diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,
kampanye, dan aksi sosial. Lobbying, pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik
adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien
sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri dan
untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk
menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.(Dep Kes RI.
1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun temurun belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah penigkatan ketrampilan tersebut serta melalui petugas
kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun-temurun belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas
kesehatan. Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan.
Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga
dekat lainnya (Kusnada Adimihardja)
Pada umumnya adalah seorang anggota masyarakat yang cukup dikenal di desa.
Pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari uang tetapi karena
‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk menolong sesama
Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi pria.
Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial, perawatan diri
sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh
tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian
ibu dan bayi, antara lain :
1.Terjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari
luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin
1.Memberitahu ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan. Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
diantaranya bersalin dengan bidan karena bidan :
a.Bisa menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai dan dapat memberikan pelayanan
dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama
proses persalinan berlangsung.
c.Bidan melakukan pengeluaran plasenta dengan peregangan tali pusat dengan benar
d.Bidan mengenali secara tepat tanda – tanda gawat janin dan tanda bahaya
dalampersalinan sehingga dapat melakukan rujukan secara tepat.
Peran dukun sangat sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat.
Terdapat kelebihan dan kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
a.Kelebihan
b.Kekurangan
1) Dukun belum mengerti teknik septic dan anti septic dalam menolong persalinan.
2) Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru
lahir.
3) Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program
pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat bervariasi sesuai
dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal sangat kecil atau dukun
memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan keputusan tentang cara
penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan, sehinngga angka kematian masih
tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, yaitu untuk meningkatkan status dukun dalam
pengambilan keputusan, maka di lakukan upaya pelatihan dukun bayi agar mereka memiliki
pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan di terima oleh anggota masyarakat.
Beberapa program pelatihan dukun bayi memperbesar peran dukun bayi dalam
program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan
anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang
sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti memberikan saran tentangkehamilan,
melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada
saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini
mungkin.
Pembinaan dukun dilakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan dari
masing-masing daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah mengajak seseorang dukun
untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan bidan dalam pembinaan
dukun adalah sebagai berikut:
a. Fase I: pendaftaran Dukun
1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar
2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap mereka
dalam penanganan kehamilan dan persalinan
b. Fase II : Pelatihan
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu
4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek
c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih
1) Persalinan hanya boleh dilakukan oleh tenaga trelatih
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak dan keluarga dukun
3.Memberikan pengertian kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan
aman.
6.Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus-kasus resiko tinggi kehamilan kepada
tenaga kesehatan.
Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan
Dokter
Bidan
Perawat kesehatan
Petugas imunisasi
Petugas gizi
Berikut adalah klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan dukun:
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan
pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam
pertolonganpersalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila dukun
menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam
perawatan bayi baru lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan
kesadaran, dukun akan memberitaukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga
kesehatan (bidan). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut
semakin meningkat.
Tetanus neonatorum
1.Bayi baru lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa menetek.
Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat lima
sempurna.
Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari seperti kolak,
kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
Dukun bayi melakukan pencatatan dan pelaporan dari persalinan yang ditolongnya kepada
Puskesmas atau Desa dan Kelurahan.
c.Sosial ekonomi
d.Tingkat pendidikan
3. PEMBINAAN KADER DI KOMUNITAS
1. Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk
berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader
kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan
yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan
petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk
lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan
yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh
masyarakat setempat.
3.Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan
4.Menolong persalinan
10.Pemberian motivasi KB
11.Membagikan alat-alat KB
3.Pembentukan Kader
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung
jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan harian
pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah
tanaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan
adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik
lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
2. persiapan posyandu
5. imunisasi
6. gizi
7. penangulangan diare
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka dapat selalu eksis
membantu masyarakat dibidang kesehatan.
1.refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa
maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
2.adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan
secara bergilir disetiap posyandu
3.revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader di
undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
4.Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes untuk kader dan
keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan
dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan
lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat
adalah melaksanakan pembinaan kader.
1.Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
5.Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan sayang ibu
BAB III
PENUTUP
Kader adalah seorang tenaga suka rela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Dukun adalah seseorang yang
membantu masayarakat dalam penyembuhan penyakit melalui kekuatan supranatural,
kebudayaan dukun serta kebudayaan manusia yang terbagi dalam berbagai macam aliran.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang ada. Dalam pendekatan
yang dipimpin masyarakat, perencanaan adalah suatu proses pengkajian oleh masyarakat
tentang berbagai aspek kehidupan mereka termasuk potensi dan asset mereka. Kemudian dari
aspek dan keadaan tersebut masyarakat menyusun agenda pembangunan yang disusun dalam
bentuk RPJM desa dengan memperhitungkan asset dan nilai serta potensi utama masyarakat.
Pemberdayaan yang kita berikan terhadap klien dapat secara individu melalui bimbingan,
konseling, management, krisis intervensi. Selain itu kita juga dapat melakukan kepada
sekelompok klien.
KESIMPULAN
1. Strategi Pemberdayaan Kader Dan Dukun Oleh Kelompok 9 Rahma Kinnur Tita
Awalia Ahmad
2. Strategi pemberdayaan kader dan dukun Strategi pemberdayaan kader dan dukun.
Dikaitkan dengan kontek pekerjaan sosial, bahwa pemberdayaan dapat dilakukan
melalui aras atau mata pemberdayaan (empowerment setting):
a. Aras Mikro Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling stres manajemen, kritis intervensi.
Azas Mezzo Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan
pelatihan dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategis dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Azas Makro Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi system besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye dan aksi sosial. Lobbying, pengorganisasian
masyarakat dan menejemen konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
3. Materi pembinaan kader dan dukun a. Survey kebutuhan kader dan dukun :
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan
karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader.
Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader di desa yang telah ditetapkan.
4. Penyusunan materi pelatihan pemberdayaan kader dan dukun Tim pelatihan kader
melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis bertanggung jawab terhadap
pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksaan harian pelatihan
ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihnya adalah
tenaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, PKK dan sector lain.
5. Pendampingan sosial kader dan dukun Pengembangan Masyarakat adalah proses
membantu orang-orang biasa agar dapat memperbaiki masyarakatnya melalui
tindakan-tindakan kolektif (Twelvetrees, 1991:1). Secara akademis, pengembangan
masyarakat dikenal sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya
untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-
sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial
(Suharto, 1997:292).
6. Peran bidan sebagai fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis dan
memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun bayi, kader, tokoh
masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan
Pendamping adalah petugas yang ditunjuk untuk memfasilitasi dan melakukan
aktifitas bimbingan kepada masyarakat untuk melalui tahapan – tahapan dalam sebuah
program pembangunan. Bidang tugas pendampingan
7. Peran sebagai pendamping a. Fasilitator b. Mediator c. Bloker d. Pembela e.
Pelindung
Daftar Pustaka
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi edisi
2007.