Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PWS KIA-KB BULAN JANUARI - MARET 2023

PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
KOTA SEMARANG

DISUSUN OLEH :

AFRINA YUNI PURNASARI (P1337424422351)


ALFI KHOIRIYAH (P1337424422352)
ADE IMA NOVITASARI (P1337424422353)
YULIA ERMAWATI (P1337424422367)
B. TITIK SUYATMININGSIH (P1337424422371)
SALSHADILLA WIDYA N (P1337424422380)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

DAN PROFESI BIDAN SEMARANG

KELAS ALIH JENJANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT PWS KIA-KB

DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG BULAN JANUARI-MARET 2023

Analisa pemantauan mengenai PWS KIA-KB ini telah disahkan oleh pembimbing Puskesmas

Kedungmundu Kota Semarang dan pembimbing institusi pada :

Hari :

Tanggal :

Untuk memenuhi tugas OMPK Sarjana Terapan Kebidanan Semarang di Puskesmas

Kedungmundu Kota Semarang


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan

ini. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi

laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah

ini.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021

menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian (Kemenkes RI, 2021). Sedangkan

jumlah angka kematian ibu di Kota Semarang di tahun 2021 sebanyak 21 kasus dari

22.030 kelahiran hidup atau sekitar 95,32% per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota

Semarang, 2021).

Jumlah kematian balita di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian

balita, menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh

kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian). Dari

seluruh kematian neonatal yang dilaporkan, sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi

pada usia 0-6 hari, sedangkan kematian pada usia 7 28 hari sebesar 20,9%. Sementara

itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar 18,5% (5.102

kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 8,4% (2.310

kematian). (Kemenkes, 2021). Sedangkan, berdasarkan hasil laporan sarana pelayanan

Kesehatan pada tahun 2021 jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang

sebanyak 133 dari 22.030 kelahiran hidup, sehingga didapatkan Angka Kematian Bayi

(AKB) sebesar 6,04 per 1000 kelahiran hidup. Selain AKB, Angka Kematian Balita

(AKABA) juga termasuk dalam indikator SDGs. Berdasarkan data kasus kematian anak

balita di Kota Semarang, jumlah kematian balita di Korta Semarang tahun 2021 sebanyak

20 kasus (Dinkes Kota Semarang, 2021).


Untuk mengurangi AKI, AKB, dan AKABA Indonesia berusaha untuk

memperbaiki program pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program PWS KIA.

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat

manajemen untuk melakukan pemantauan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) di suatu

wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan

tepat. Program KIA yang meliputi 4 pelayanan kesehatan yaitu tentang ibu hamil atau ibu

bersalin, kesehatan anak, imunisasi dan gizi. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan,

pengolahan, analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke

penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut. Program KIA

merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini

bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan

bayi. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada

ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan

pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan

primer. Dengan adanya program ini diharapkan agar dapam embantu memantau kondisi

kesehatan ibu dan anak di Indonesia dalam rangka memperbaiki derajat KIA dan

menurunkan AKI. Sehingga penulis tertarik untuk membuat laporan PWS KIA ini untuk

menggambarkan keadaan kesehatan yang ada di Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian PWS KIA

2. Untuk mengetahui tujuan dari PWS KIA

3. Untuk mengetahui prinsip dari PWS KIA

4. Untuk mengetahui indicator dari PWS KIA


5. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan PWS KIA

6. Untuk memberi gambaran mengenai PWS KIA di Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang

7. Untuk mengetahui cara menganalisis status Kesehatan ibu dan anak melalui PWS

KIA di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang

C. Manfaat

1. Mahasiswi dapat mengetahui pengertian PWS KIA

2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari PWS KIA

3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dari PWS KIA

4. Mahasiswa dapat mengetahui indicator dari PWS KIA

5. Mahasiswa dapat mengetahui Langkah-langkah pembuatan PWS KIA

6. Mahasiswa dapat menganalisis PWS KIA di Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang

7. Mahasiswa mengetahui cara menganalisis status Kesehatan ibu dan anak melalui

PWS KIA di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PWS KIA

PWS KIA adalah alat manajemen yang digunakan untuk memantau program KIA

di suatu wilayah kerja secara terus-menerus sehingga pelaksanaannya dapat sesuai

dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan, berdasarkan pemantauan tersebut juga

dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat (Sari, 2017; Winarni, 2015). Program

KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan

komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan

komplikasi, bayi, dan balita. Kegiatan PWS KIAnterdiri dari pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program

dan pihak/instansi terkait untuk segera dilakukan tindak lanjut guna meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat (Dharmawan, 2015; Matruty, 2014; Pambudi, 2015; Sutaip, 2012;

Wijayanti, 2016).

B. Prinsip

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta

mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ¡ni

diutamakan pada kegiatan pokok sebagai benkut (Kemenkes RI, 2010):

1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua

fasilitas Kesehatan

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan kompeten diarahkan ke


fasilitas Kesehatan

3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar disemua fasilitas

Kesehatan

4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonates sesuai standar di semua fasilitas

Kesehatan

5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonates oleh

tenaga kesehatan maupun masyarakat

6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat

dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan

7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan

8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan

9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar

C. Indikator PWS KIA

1. Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal selengkapnya mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intensi dasar dan khusus (sesuai risiko

yang ada termasuk penyuluhan dan konseling_. Akan tetapi dalam penerapan sehari-

hari penerapan operasionalnya menurut Kemenkes RI 2021 standar minimal ANC

adalah 10 T yaitu :

Pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui10 T antara

lain:

a. Penimbangan berat badan badan


b. Pengukuran tinggi badan

c. Pengukuran tekanan darah

d. Penilaian status gizi melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

e. Pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan presentasi janin dan denyut

jantung janin

f. Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT sesuai status

imunisasi ibu.

g. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)

h. Pemeriksaan test lab sederhana (Golongan Darah, Hb, Glukoprotein Urin)

dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),

i. Tata laksana kasus

j. Temu wicara/konseling termasuk P4K serta KB PP. Pada konseling yang

aktif dan efektif, diharapkan ibu hamil dapat melakukan perencanaan

kehamilan dan persalinannya dengan baik serta mendorong ibu hamil dan

keluarganya untuk melahirkan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan.

1) Cakupan K1/ Akses

Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal

oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan

antenatal serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat.

Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :

Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal


oleh nakes di suatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,

dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan

rumus :

1,10 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk.

Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR

kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat

Statistik (BPS) di kabupaten/kota. Bila angka CBR kabupaten/kota tidak

ada maka dapat digunakan angka terakhir CBR provinsi. CBR provinsi

dapat diperoleh juga dari buku Data Penduduk Sasaran Program

Pembangunan Kesehatan 2007-2011 (Pusat Data Kesehatan Depkes RI,

tahun 2007)

2) Cakupan K4

Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal

sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1

kali pada trimester ke 1, 1 kali pada trimester ke 2 dan 2 kali pada trimester

ke 3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal

secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang

ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu

wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun

kelangsungan program KIA.


Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :

Jumlah bumil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal


4 kali sesuai standar oleh nakes di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu x 100%
jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

3. Cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan (Pn)

Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam

kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan

yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan

manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Jumlah persalinan yang ditolong oleh nakes kompeten di wilayah


kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF 3)

Pelayanan Kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.

Untuk deteksi dini komplikasi pada ¡bu nifas diperlukan pemantauan

pemeriksaan terhadap ibu nilas dengan melakukan kunjungan nifas minimal

scbanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah

persalinan’

b. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari)

c. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-41

hari)
1) Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga Kesehatan

Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42

hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi

waktu 6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-

29 s/d hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara

lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan

serta untuk menjaring KB Pasca Persalinan), yang menggambarkan

jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, keluarga

berencana disamping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun

kelangsungan program KIA. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai
standar oleh nakes di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

5. Cakupan pelayanan neonates pertama (KN 1)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

pada 6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan

kesehatan neonatal.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 6-48 jam


setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan jumlah

perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah sasaran bayi = Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk

6. Cakupan pelayanan Kesehatan neonates 0-28 hari (KN Lengkap)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling

sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari

ke-3 hari ke-7 dan 1 kali pada hari ke-8 hari ke-28 setelah lahir disuatu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan

kesehatan neonatal.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan neonatal sesuai
standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

7. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat

Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang

ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga

kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini,

bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu sendiri.

Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam

mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.


Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan kader/ dukun bayi/
masyarakat Di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%

20% x jumlah sasaran ibu hamil

8. Cakupan penanganan komplikasi obstetri (PK)

Cakupan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu

dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai

standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan.

Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif di suatu wilayah


kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
20% X jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

9. Cakupan penanganan komplikasi neonatal (KN)

Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif

oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan

disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus

komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal.

Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa

melihat hasilnya hidup atau mati.

Rumus yang digunakan adalah:

Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan definitif disuatu


wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
15% x jumlah sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
10. Cakupan pelayanan Kesehatan bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi)

Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali

yaitu 1 kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, dan satu kali

pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan

kualitas pelayanan kesehatan bayi.

Rumus yang digunakan adalah :


Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan Kesehatan sesuai standar disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

11. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan)

Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan

sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,

pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x

setahun

Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah anak balita yg memperoleh pelaynaan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
x 100
jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun %

12. Cakupan pelayanan Kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS

Adalah cakupan anak balita (umur 12 – 59 bulan) yang berobat ke

puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS)

di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah anak balita sakit
diperoleh dari kunjungan balita sakit yang dating ke puskesmas (register

rawat jalan di puskesmas). Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan

pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan pelaporan MTBS.

Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah anak balita sakit yg memperoleh pelayanan sesuai tatalaksana MTBS di


Puskesmas di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X100 %
13. Cakupan pesertaanak
Jumlah seluruh KB aktif
balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas
disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif

menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan

jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif

memakai alokon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan

kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

Rumus yang digunakan adalah:

Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah seluruh PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Keterangan :

PUS : Pasangan yang istrinya berusia 15-49 tahun atau lebih dari 49 tahun

masih menstruasi

D. Langkah-langkah Pembuatan PWS KIA

1. Pengumpulan data

Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegi atan pokok dari PWS KIA.

Data yang di catat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpul kan di tingkat

puskesmas akan dil aporkan sesuai jenj ang admi nistrasi. Data yang di perl ukan
dalam PWS KIA adal ah Data Sasaran dan Data Pelayanan. Proses pengumpulan

data sasaran sebagai berikut :

A. Jenis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah

data sasaran :

1) Jumlah seluruh ibu hamil

2) Jumlah seluruh ibu bersalin

3) Jumlah ibu nifas

4) Jumlah seluruh bayi

5) Jumlah seluruh anak balita

6) Jumlah seluruh PUS

B. Data pelayanan :

1) Jumlah K1

2) Jumlah K4

3) Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga Kesehatan

4) Jumlah ibu nifas dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga Kesehatan

5) Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6 –

48 jam

6) Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap pada

umur 0-28 hari (KN 1, KN 2, KN 3)

7) Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan factor risiko/ komplikasi

yang dideteksi ol eh masyarakat

8) Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani

9) Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani

10) Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 29 hari –

11 bulan sedikitnya 4 kali


11) Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan

kesehatan sedikitnya 8 kali

12) Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar

13) Jumlah peserta KB aktif

C. Sumber data

Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi) yang dihitung

berdasarkan rumus. Berdasarkan data tersebut, Bidan di Desa bersama dukun

bersalin/bayi dan kader melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di

wilayah kerjanya. Data pelayanan pada umumnya berasal dari :

1) Register kohort ibu

2) Register kohort bayi

3) Register anak balita

4) Register kohort KB

D. Data sasaran

Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di desa/kelurahan.

Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun bersalin/bayi,

membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan, rumah serta

setiap waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu

yang hamil, neonatus dan anak balita. Data sasaran diperoleh bidan di

desa/kelurahan dari para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak balita dimana sasaran

tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K di depan

rumahnya. Selain itu data sasaran juga dapat diperoleh dengan mengumpulkan
data sasaran yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang

ada di wilayah kerjanya.

E. Data pelayanan

Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA di dalam kartu

ibu, kohort Ibu, formulir MTBM, formulir MTBS, kartu bayi, kohort bayi, kohort

anak balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus dilakukan segera

setelah bidan melakukan pelayanan. Pencatatan tersebut diperlukan untuk

memantau secara intensif dan terus menerus kondisi dan permasalahan yang

ditemukan pada para ibu, bayi dan anak didesa/kelurahan tersebut, antara lain

nama dan alamat ibu yang tidak datang memeriksakan dirinya pada jadwal

yang seharusnya, imunisasi yang belum diterima para ibu, penimbangan anak

dan lain lain. Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data

pelayanan yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang

ada di wilayah kerjanya

2. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dan diteliti kelengkapannya, lakukan pengolahan data.

Untuk mengolah data diperlukan data cakupan kumulatiff per desa, cakupan bidan

yang akan diolah, dan cakupan bulan sebelumnya. Langkah-langkah pengolahan

data adalah :

1) Pembersihan data : melihat kelengkapan data dan kebenaran pengisian

formular yang tersedia

2) Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data

3) Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan

Perhitungan untuk cakupan K1 adalah sebagai berikut :

1) Pencapaian kumulatif per desa adalah pencapaian cakupan kumulatif ibu hamil
baru per desa dibagi sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun dikalikan

100%

2) Cakupan bulan yang diolah per desa adalah pencapaian sasaran ibu hamil per

desa dibagi sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun dikalikan 100%

3) Pencapaian bulan lalu per desa adalah pencapaian cakupan ibu hamil baru per

desa selama bulan lalu dibagi sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun

dikalikan 100%

Perhitungan untuk cakupan K4 adalah sebagai berikut :

1) Pencapaian kumulatif per desa adalah pencapain kumulatif K4 per desa

dibagi sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun dikalikan 100%.

2) Pencapaian bulan yang akan dihitung adalah pencapaian cakupan K4 per desa

selama bulan dibagi sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun dikalikan

100 %

3) Pencapaian bulan lalu adalah pencapaian cakupan K4 per desa bulan lalu

dibagi dengan sasaran ibu hamil per desa selama satu tahun dikalikan 100 %.
BAB III

ANALISIS PROGRAM

A. Demografi Puskesmas Kedungmundu

UPTD Puskesmas Kedungmundu sebagai salah satu Puskesmas yang berada di

Kecamatan Tembalang dengan luas wilayah 2.135,96 Ha. Kelurahan di kecamatan

Tembalang antara lain: Kedungmundu, Tandang, Jangli, Sendangguwo, Sendangmulyo,

Sambiroto, Mangunharjo, Bulusan, Meteseh, Rowosari, Kramas dan Tembalang. UPTD

Puskesmas Kedungmundu mempunyai wilayah kerja 7 kelurahan dengan 788 RT dan 91

RW Dengan batas wilayah kerja sebagai berikut : 1. Sebelah utara : Kecamatan

Pedurungan 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Banyumanik 3. Sebelah Timur : Kecamatan

Batursari 4. Sebelah Barat : Kecamatan Candisari.

Gambar 1.1 Peta wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu


Dibagi menjadi 7 kelurahan yaitu :
Kelurahan Kedungmundu : 9 RW
Kelurahan Tandang : 14 RW
Kelurahan Jangli : 5 RW
Kelurahan Sendangguwo : 10 RW
Kelurahan Sendangmulyo : 32 RW
Kelurahan Sambiroto : 11 RW
Kelurahan Mangunharjo : 10 RW
1. Keadaan Penduduk

Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kedungmundu tahun 2020

sesuai dengan data badan Pusat Statistik ( BPS ) Kecamatan Tembalang sebesar

141.753 jiwa,yang terdiri atas jumlah Penduduk laki - laki sebesar 70.861 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan sebesar 71.302 Kepadatan penduduk menurut

Kelurahan dapat dilihat pada lampiran tabel di bawah ini :


JUMLAH
JUMLAH KK
NO KELURAHAN PENDUDUK
Tabel
3.1 TOTAL

1 SAMBIROTO 16.645 5.192

2 SENDANGGUWO 23.595 7.450

3 TANDANG 26.385 8.415

4 SENDANGMULYO 41.009 12.748

5 JANGLI 8.325 2,260

6 MANGUNHARJO 11.846 3.680

7 KEDUNGMUNDU 13.948 4.390

JUMLAH 141.753 44.499


Distribusi Penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di wilayah UPTD
Puskesmas Kedungmundu belum merata. Kepadatan penduduk tertinggi di wilayah UPTD
Puskesmas Kedungmundu terdapat di Kelurahan Sendangmulyo sebesar 41.009 jiwa dan
penduduk yang paling rendah terdapat di Kelurahan Jangli sebesar 8.325 jiwa.

B. Data Sasaran Puskesmas Kedungmundu

Tabel 3.2
Data sasaran Puskesmas Kedungmundu tahun 2023

SASARAN
NO KELURAHAN

BAYI BUMIL BUFAS


1 KEDUNGMUNDU 195 183 196
2 TANDANG 372 360 373
3 JANGLI 122 110 123
4 SENDANGGUWO 282 270 283
5 SENDANGMULYO 473 465 473
6 SAMBIROTO 209 197 212
7 MANGUNHARJO 206 193 208
   TOTAL 1859 1778 1868

C. Rekap Laporan PWS KIA Puskesmas Kedungmundu

Lampiran register PWS KIA terlampir


PUSKESMA
KECAMATA
KOTA
BULAN
D. Cakupan K1/ Akses

Tabel 3.3
Capaian Data K1 Akses Puskesmas Kedungmundu tahun 2023

Grafik PWS CAKUPAN K1 BULAN MARET 2023


40.00

35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
SAMBIROTO M.HARJO SDGUWO TANDANG SDMULYO KD.MUNDU JANGLI PUSKESMAS

Target
Bulan Ini Bulan Kumulatif Sasaran Pencapaian
Desa
(%) Lalu (%) (%) Bumil Komulatif/bulan
(%)
SAMBIROTO 9,64 15,74 34,0 197 9,14
M.HARJO 8,29 10,36 31,1 193 9,30
SDGUWO 9,26 9,63 27,8 270 8,52
TANDANG 9,17 9,72 26,9 360 8,61
SDMULYO 8,60 5,38 21,7 465 8,60
KD.MUNDU 6,01 5,46 19,7 183 8,74
JANGLI 4,55 1,82 10,0 110 9,09
PUSKESMAS 8,38 8,38 25,1 1778 8,86
ANALISA SEDERHANA CAKUPAN K1

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Sambiroto + + KURANG

Mangunharjo + + JELEK

Sendangguwo + + KURANG

Tandang + + KURANG

Sendangmulyo + + BAIK

Kd. Mundu + + CUKUP

Jangli + + CUKUP

B. Cakupan K4
Tabel 3.4
Capaian Data K4 Puskesmas Kedungmundu tahun 2023

Bulan Ini Bulan Kumulatif Sasaran Target Pencapaian


Desa
(%) Lalu (%) (%) Bumil Komulatif/bulan (%)
M.HARJO 7,1 10,2 32,1 197 9,30
SDGUWO 13,5 13,5 28,1 193 8,52
TANDANG 14,1 13,7 27,5 270 8,61
SAMBIROTO 3,9 5,3 24,4 360 9,14
KD.MUNDU 2,8 2,6 23,0 465 8,74
SDMULYO 22,4 11,5 22,2 183 8,60
JANGLI 9,1 6,4 21,8 110 9,09
PUSKESMAS 8,2 7,6 25,5 1778 8,86

Grafik PWS CAKUPAN K4 BULAN MARET


2023
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
JO O G TO DU YO G LI AS
AR W AN RO UN UL AN M
.H GU ND BI M J E S
M S D
TA .M SD SK
S AM KD PU
ANALISA SEDERHANA CAKUPAN K4

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + JELEK

Sendangguwo + + BAIK

Tandang + + BAIK

Sambiroto + + JELEK

Kedungmundu + + CUKUP

Sendangmulyo + + BAIK

Jangli + + BAIK

Puskesmas + + CUKUP

C. Cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan (Pn)

Tabel 3.5
Capaian Data Pn Puskesmas Kedungmundu tahun 2023
Target
Bulan
Bulan Kumulatif Sasaran Pencapaian
Desa Lalu
Ini (%) (%) Bulin Komulatif/bulan
(%) (%)
M.HARJO 10,1 13,5 23,6 208 8,65
SDGUWO 9,2 8,5 17,7 283 8,13
TANDANG 9,7 6,4 16,1 373 8,58
SAMBIROTO 8,9 7 16,0 213 7,98
KD.MUNDU 6,2 8,7 14,9 195 8,72
SDMULYO 4,4 8,6 13,1 474 8,44
JANGLI 5,7 5,7 11,5 122 8,2
PUSKESMAS 54,2 58,4 112,7 1868  
120

ANALISA SEDERHANA CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo

Sendangguwo
100 +
+

+
+ KURANG

BAIK

Tandang + + BAIK

Sambiroto + + BAIK

Kedungmundu + + JELEK

Sendangmulyo + + JELEK

Jangli + + CUKUP

D. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF 3)

80 Tabel 3.6
Capaian Data KF 3 Puskesmas Kedungmundu tahun 2023
Target
Pencapaian
Bulan Ini Bulan Kumulatif Sasaran Kumulatif/
Desa (%) Lalu (%) (%) Bufas bulan (%)
M.HARJO 6,73 9,62 29,8 195 8,21
SDGUWO 9,19 9,19 26,9 373 8,31
TANDANG 10,19 9,92 26,5 122 8,20
SAMBIROTO 6,57 8,92 22,5 283 8,13
SDMULYO 8,65 4,43 21,7 474 8,23
KD.MUNDU 6,67 6,15 21,5 213 8,45
JANGLI 8,20 5,74 19,7 208 8,65

CAKUPAN PELAYANAN NIFAS OLEH TENAGA


KESEHATAN (KF3)
35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
M.HARJO SDGUWO TANDANG SAMBIROTO SDMULYO KD.MUNDU JANGLI PUSKESMAS

ANALISA SEDERHANA CAKUPAN PELAYANAN NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN (KF3)

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + JELEK

Sendangguwo + + KURANG

Tandang + + KURANG

Sambiroto + + CUKUP
Kedungmundu + + CUKUP

Sendangmulyo + + KURANG

Jangli + + CUKUP

E. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1)

Target
Pencapaian
Bulan Kumulatif Kumulatif/ bulan
Desa Bulan Ini (%) Lalu (%) (%) Sasaran Bayi (%)
M.HARJO 8,21 10,77 30,3 195 8,21
SDGUWO 8,60 6,99 26,5 372 8,33
TANDANG 12,30 29,51 26,0 122 8,20
SAMBIROTO 8,51 6,74 22,1 282 8,16
SDMULYO 8,46 4,44 21,7 473 8,25
KD.MUNDU 9,09 5,74 21,5 209 8,61
JANGLI 4,37 4,37 19,7 206 8,74

Tabel 3.6
Capaian Data KN 1 Puskesmas Kedungmundu tahun 2023

CAKUPAN PELAYANAN NEONATUS PERTAMA (KN1)


35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
M.HARJO SDGUWO TANDANG SAMBIROTO SDMULYO KD.MUNDU JANGLI PUSKESMAS
ANALISA SEDERHANA CAKUPAN PELAYANAN NEONATUS PERTAMA (KN1)

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + KURANG

Sendangguwo + + BAIK

Tandang + + KURANG

Sambiroto + + BAIK

Kedungmundu + + BAIK

Sendangmulyo + + BAIK

Jangli + + CUKUP

F. Cakupan pelayanan Kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)

Target
Pencapaian
Bulan Kumulatif Kumulatif/ bulan
Desa Bulan Ini (%) Lalu (%) (%) Sasaran Bayi (%)
M.HARJO 8,21 10,77 30,3 195 8,21
SDGUWO 8,60 6,99 26,5 372 8,33
TANDANG 12,30 29,51 26,0 122 8,20
SAMBIROTO 8,51 6,74 22,1 282 8,16
SDMULYO 8,46 4,44 21,7 473 8,25
KD.MUNDU 9,09 5,74 21,5 209 8,61
JANGLI 4,37 4,37 19,7 206 8,74
Tabel 3.7
Capaian Data KN Lengkap Puskesmas Kedungmundu tahun 2023
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS 0 -
28 HARI (KN LENGKAP)
35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
M.HARJO SDGUWO TANDANG SAMBIROTO SDMULYO KD.MUNDU JANGLI PUSKESMAS

ANALISA SEDERHANA CAKUPAN PELAYANAN NEONATUS LENGKAP (KN4)

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + KURANG

Sendangguwo + + BAIK

Tandang + + KURANG

Sambiroto + + BAIK

Kedungmundu + + BAIK

Sendangmulyo + + BAIK

Jangli + + CUKUP

G. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat

Target
Pencapaian
Bulan Ini Bulan Lalu Kumulatif Komulatif/bulan
Desa (%) (%) (%) Sasaran (%)
M.HARJO 12,95 12,95 25,91 39 8,33
SDGUWO 9,26 9,26 18,52 54 8,33
SAMBIROTO 7,61 10,15 17,77 39 8,33
JANGLI 9,09 4,55 13,64 22 8,33
TANDANG 5,56 6,94 12,50 72 8,33
KD.MUNDU 5,46 2,73 8,20 37 8,33
SDMULYO 3,23 3,23 6,45 93 8,33

Tabel 3.8
Capaian Data Deteksi Faktor Risiko dan Komplikasi Puskesmas Kedungmundu
tahun 2023

Grafik PWS Cakupan Dereksi Risiko


Tinggi oleh Masyarakat Bulan Maret
2023
30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

-
JANGLI SDGUWO KD.MUNDU TANDANG M.HARJO SAMBIROTO SDMULYO

ANALISA SEDERHANA DETEKSI FAKTOR RISIKO DAN KOMPLIKASI OLEH MASYARAKAT

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + BAIK

Sendangguwo + + BAIK

Tandang + + JELEK

Sambiroto + + JELEK
Kedungmundu + + CUKUP

Sendangmulyo + + CUKUP

Jangli + + BAIK

H. Cakupan penanganan komplikasi obstetri (PK)

Target
Pencapaian
Bulan Ini Bulan Lalu Kumulatif Komulatif/bulan
Desa (%) (%) (%) Target (%)
SDGUWO 12,96 9,26 8,5 54 8,33
JANGLI 0,00 4,55 8,5 22 8,33
SAMBIROTO 5,08 7,61 8,1 39,4 8,33
TANDANG 6,48 7,56 6,7 92,6 8,33
M.HARJO 2,59 10,36 6,2 38,6 8,33
SDMULYO 10,75 3,23 4,3 93 8,33
KD.MUNDU 5,46 5,46 3,8 36,6 8,33
PUSKESMAS 7,44 6,65 5,9 8,33

Tabel 3.9
Capaian Data Penanganan Komplikasi Obstetri (PK) Puskesmas Kedungmundu
tahun 2023

CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI OBSTETRI


(PK)
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
I
O GL TO G JO YO DU AS
W N RO AN AR UL UN M
GU JA BI ND .H M M E S
S D
TA M D . SK
S AM S KD PU
ANALISA SEDERHANA CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI OBSTETRI

CAKUPAN THD TREN THD CAKUPAN BLN


TARGET LALU STATUS
DESA DI NAIK TURUN TETAP DESA
DI ATAS BAWAH
Mangunharjo + + JELEK

Sendangguwo + + BAIK

Tandang + + JELEK

Sambiroto + + JELEK

Kedungmundu + + CUKUP

Sendangmulyo + + BAIK

Jangli + + JELEK

I. Cakupan penanganan komplikasi neonatal (KN)

J. Cakupan pelayanan Kesehatan bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi)

K. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan)

L. Cakupan pelayanan Kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS

M. Cakupan peserta KB aktif

Anda mungkin juga menyukai