10201133
PENDAHULUAN
1.3 Hipotesis
Terdapat pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja di SMA X.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja di SMA X.
Tujuan Umum
1. Mengetahui karakteristik umum remaja di SMA X berdasarkan usia dan jenis
kelamin.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja berdasarkan
usia dan jenis kelamin.
3. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
1.5 Manfaat
1. Manfaat bagi Fakultas: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi terhadap penyuluhan dan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja,
serta dapat dijadikan acuan dan bahan keputusan atau referensi untuk peneliti
selanjutnya.
2. Manfaat bagi peneliti: Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman mengenai kesehatan reproduksi pada remaja.
3. Manfaat bagi responden: Penelitian diharapkan dapat mengetahui pentingnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penyuluan
2.1.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui
pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu,
kelompok, atau masyarakat untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan
faktor sosial, ekonomi, dan budaya setempat..5
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau, dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan, kesejahteraan.6 Sedangkan menurut Gondoyoewono, dalam penyuluhan
adalah suatu penerangan yang menekankan pada suatu objek tertentu dan hasil yang
diharapkan adalah suatu perubahan perilaku individu atau sekelompok orang.
Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar
masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidik masyarakat,
memberi mereka pengetahuan, informasi, dan kemampuan-kemampuan baru, agar
mereka dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya.7
1. Tahap sadar (awareness), pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang
baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain.
2. Tahap minat (interest), pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui halhal
baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari keterangan atau informasi
yang lebih terperinci.
3. Tahap menilai (evaluation), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau
mempertimbangkan serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri,
misalnya kesanggupan baik dari segi sosial maupun ekonomi.
4. Tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan dalam skala
kecil sebagai upaya mencoba apakah dapat dilanjutkan.
5. Tahap penerapan atau adopsi (adoption), pada tahap ini seseorang sudah yakin
akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar.8
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior).12
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.12
1. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
orang tersebut untuk menerima informasi dan semakin banyak informasi yang
masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.
3. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang
mempunyai dan mempunyai nilai nyata dalam membuat keputusan. Informasi
yang diperoleh dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
4. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
5. Pekerjaan
Pekerjaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, hal
ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dimana
terjadi pertukaran informasi yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.12
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi :
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti lebih luas lagi yang mencangkup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik.17 Remaja daiartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. 18 Secara psikologis masa remaja adalah usia
dimana individu berintergrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang lebih tua. Sedangkan menurut teori Erikson, remaja adalah
tahapan ke lima yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18-20 tahun.17
Dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, ada 3 tahap perkembangan remaja:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahanperubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan
dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya
2. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-
kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas,
keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan
tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai
yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian
karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat
banyak orang tua menjadi takut.
6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang
lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam
cita-cita.
7. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan
di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam
memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok,
minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks.
Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan.17
2.4.1 Alat Reproduksi Wanita
1) Ovarium
Setiap wanita memiliki sepasang ovarium, yang setiap bulan secara bergantian
mengeluarkan satu sel telur (ovum) yag matang. Ovarium juga menghasilkan
hormone estrogen dan pprogesteron
a. Tuba falopii : Sepasang tuba falopi menghubungkan ovarium dengan rahim
pada sisi kiri dan kanan.
b. Uterus: uterus rahim adalah tertanamnya ovum telah dibuahi, yang selanjutnya
akan tumbuh dan berkembang menjadi janin. Bila tidak terjadi pembuahan,
maka ada lapisan dinding uterus yang terkelupas dan terjadi pendarahan yang
disebut mentruasi. Bagian akhir dari uterus yang berhubungan dengan vagina
disebut serviks.
c. Vagina: vagina adalah saluran yang menghubungkan uterus dengan alat
reproduksi bagian luar.
2.4.2 Upaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Reproduksi
Perlu disadari bersama bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan dari
kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan kondisi prima dalam hal
kesehatan reproduksi harus didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya, makan
dengan menu seimbang,a danya keseimbangan antara bekerja dan istirahat, olahraga,
rekreasi, dan lainnya. Memelihara kesehatan reproduksi (Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010):
a. Penggunaan pakaian dalam: pakaian dalam digunakan sebaiknya yang terbuat
dari bahan yang menyerap keringat, misalnya katun atau kaus.
b. Penggunaan Handuk: Masyarakat Indonesia masih menggunakan handuk sebagai
perlengkapan mandi yang dipakai secara berulang, bahkan ada yang menggunkan
satu handuk secara bersamaan dalam satu keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan
adalah handuk harus selalu dijemur setiap kali selesai dipakai. Handuk dijemur agar
terkena sinar matahari, sehingga jasad renik yang ada pada handuk mati dan tidak
menimbulkan infeksi. Sebaiknya handuk tidak digunakan lebih dari satu minggu
atau bila sudah tidak nyaman dipergunakan. Namun, walaupun dalam satu keluarga,
penggunaan handuk secara bersamaan hendaknya dihindari. Handuk yangv
digunakan secara bersamaan bisa menjadi media penularan penyakit kulit dan
kelamin, misalnya scabies dan pedikulosis pubis. Scabies disebabkan oleh tungau
Sarcoptes scabies var.Hominis. gejala scabies yang utama adalah pruritis pada
malam hari, karena aktivitas tungau meningkat pada suhu kulit yang lembab dan
hangat. Pedikulosis pubis disebabkan oleh kutu Pthirus pubis. Bila kutu ini
menggigit, maka tidak terilhat jelas bekas gigitannya. Namun setelah 30 hari akan
timbul pruritis, eritema, dan infeksi sekunder.
c. Memotong bulu pubis: Alat kelamin pria dan perempuan ditumbuhi bulu. Guna
memelihara kebersihan dan kerapian, bulu-bulu pubis sebaiknya dicukur. Bagi
pemeluk agama Islam, disunahkan untuk mencukur habis bulu-bulu pubis setiap 40
hari. Dengan mencukur bulu-bulu pubis, kebersihan bulu-bulu pubis akan selalu
terjaga, sehingga tidak menjadi media kehidupan kutu dan jasad renik, serta aroma
yang tidak sedap. Bulu pubis yang terlalu panjang dan lebat (khususnya bagi remaja
putri) akan selalu terpapar oleh urine saat buang air kecil.
d. Kebersihan alat kelamin luar: Bagi remaja putri, membiasakan diri untuk
membersihkan vulva setiap setelah buang air kecil atau buang air besar dan
mengeringkan sampai benar-benar kering sebelum mengenakan pakaian dalam
adalah perilaku yang benar. Tehnik membersihkan vukva adalah dari arah depan
kebelakang. Jika perlu, gunakan air bersih yang hangat. Bersihkan vulva dengan
tidak menggunakan cairan antiseptik secara berlebihan, karena akan merusak flora
normal, yaitu bakteri Doderlain. Kuman ini mencegah glikogen pada lender vagina
menjadi asam (Ph ± 4,5) yang bersifat bakterisida (membunuh kuman). Penggunaan
antiseptik yang berlebihan akan membunuh flora normal ini dan memberi
kesempatan bagi berkembang biaknya kuman patogenik, sehingga tubuh akan
rentan terhadap infeksi. Bagi remaja putra, glans penis juga harus dibersihkan dari
sisa urine setiap setelah buang air kecil. Khusus bagi remaja putra yang tidak
dilakukan sirkumsisi pada preputiumnya, pada saat membersihkan preputium harus
diretraksi sehingga seluruh permukaan glans penis dapat dibersihkan. Hal ini
dilakukan karena cairan urine yang mengandung urea dapat merusak selaput lender
glans penis atau menimbulkan ulserasi pada meatus uretrae.
e. Penggunaan pembalut wanita: Pada saat haid, remaja putri harus memakai
pembalut wanita yang bersih. Pilih pembalut yang tidak berwarna dan tidak
mengandung parfum (pewangi). Hal ini dilakukan untuk mengurangi paparan zat
kimia pad vulva. Setelah buang air kecil atau buang air besar, ganti dengan
pembalut yang bersih (baru). Jenis ukuran pembalut disesuaikan dengan
kebutuhannya, misalnya pada saat menjelang haid dan mulai terasa ada keputihan
yang sifatnya fisiologis, bisa menggunakan pembalut yang berukuran kecil
(pantyliner).
f. Meningkatkan imunitas : Human Papiloma Virus (HPV) adalah jasad renik yang
bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). Wanita yang terinfeksi HPV umumnya
akan menderita kanker serviks (kanker leher rahim) dalam waktu 10-20 tahun,
tetapi pada beberapa kasus ada yang prosesnya berjalan sangat cepat yaitu hanya
dalam waktu 1-2 tahun. Semua perempuan beresiko terkena kanker serviks, dan
risiko meningkat apabila telah melakukan kegiatan seksual aktif pada usia muda (<
20 tahun), berganti-ganti pasangan,seering mengalami kehamilan, merokok, dan
menderita penyakit menular seksual. Meningkatkan imunitas terhadap HPV melalui
vaksinasi merupakan salah satu upaya mencegah kanker serviks, yang sangat efektif
bila dilakukan oleh remaja putri sejak usia 10 tahun.
Karakteristik Umum
Tingkat Pengetahuan Kesehatan
1. Usia
Reproduksi
2. Jenis Kelamin
Penyuluhan
Peningkatan Kesehatan
reproduksi Reproduksi
METODE PENELITIAN
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
siswi di SMA x di Kelas XI-MIA 1 dan XI-MIA 2 yakni 75 orang siswi. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitiaan ini adalah teknik total samplinjg. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total Sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi
(Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono
(2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah semua siswa
yang mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi.
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteri inklusi tetapi
harus dikeluarkan karena suatu hal, antara lain:
a. Siswi yang tidak hadir saat penelitian berlangsung.
b. Siswa yang tidak bersedia sebagai sampel penelitian.
3.6 Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yang
sifatnya bebas. Yang termasuk variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
pengetahuan.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang bersifat dapat mempengaruhi
variabel lain. Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah
penyuluhan kesehatan reproduksi.
3.7 Bahan, Alat dan Cara Pegambilan Data
3.7.1 Bahan
Bahan- bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah google formulir.
3.7.2 Alat Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dengan Multiple Choice dalam bentuk checklist, yaitu dimana responden tinggal
memilih jawaban yang telah disediakan.
3.7.3 Cara Pengambilan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitas. Kuesioner diberikan kepada responden sebelum dan
setelah dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, kuesioner secara
langsung dan dijawab di tempat. Setelah itu, keuesioner dikumpulkan kembali dari
responden setelah responden selesai menjawab. Kuesioner berisi tentang
pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi.
1. Responden mengisi formulir persetujuan (inform consent) untuk menjadi
subjek penelitian.
2. Kuesioner diberikan kepada responden sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, kuesioner secara langsung dan
dijawab di tempat. Setelah itu, keuesioner dikumpulkan kembali dari
responden setelah responden selesai menjawab. Kuesioner berisi tentang
pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi.
Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. Baik : dengan
persentase skor
Pengetauan siswa
76%-100%
responden baik
2. Cukup: dengan
sesudah ataupun
persentase skor
Pengetahuan sebelum diadakan Kuesioner Ordinal
60%-75%
penyuluhan
3. Kurang: dengan
kesehatan
persentase skor ≤
resproduksi wanita.
60
DAFTAR PUSTAKA