Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.

Y USIA 29
TAHUN G2P1A0 HAMIL 43 MINGGU DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI

DISUSUN OLEH: YOULANDA ELSA LEO NIM : P17324215034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES KESEHATAN BANDUNG PROGRAM


STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. Y USIA 29
TAHUN G2P1A0 HAMIL 43 MINGGU DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

DISUSUN OLEH: YOULANDA ELSA LEO NIM : P17324215034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES KESEHATAN BANDUNG PROGRAM


STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018
RIWAYAT HIDUP

Identitas
Nama : Youlanda elsa leo
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 12 November 1996 Agama : Islam
Nama Ayah : Sutjipto
Nama Ibu : Ani Ardyanti
Alamat Rumah : Komplek Harapan Baru Taman Bunga (HBTB) Jl.
Bunga 1 Blok B1 No. 19 RT 007/017 Tapos - Depok
Pendidikan
TK : Cupu Wirada Depok
SD : SDN Curug V Depok
SMP : SMP Islam Al-Ma’ruf Jakarta
SMA : SMAN 105 Jakarta
Akademik : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor, tahun
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, Februari 2018
Youlanda Elsa Leo, NIM : P17324215034
Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan Kehamilan Lewat Waktu di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
ABSTRAK
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post
datisme atau pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu)3. Kehamilan lewat waktu
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin, ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau
lebih lebih, berat badannya meningkat terus, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa
partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat3. Menurut SDKI pada tahun
2012 Angka Kematian Ibu naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, di Indonesia 10% AKI disebabkan oleh kehamilan lewat
waktu dan Angka Kematian Bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup5. Berdasarkan data terakhir bulan januari tahun 2018 angka kejadian
postterm di RSUD Sekarwangi masuk peringkat ke 4 dari 10 besar dan menjadi penyumbang angka kejadian secio cesaria di RSUD
Sekarwangi.
Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah agar penulis mampu memahami, dan melaksanakan asuhan kebidanan intranatal pada Ny.
Y 29 tahun dengan postterm di RSUD Sekarwangi. Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan adalah dalam bentuk SOAP.
Dari data subjektif diketahui Ny. Y 29 tahun, hamil anak kedua dan tidak pernah keguguran, hari pertama haid terakhir pada tanggal
14-04-2017. Ibu mengeluh kehamilannya sudah lewat bulan. Dari data penunjang USG didapatkan kehamilan sudah berusia lebih dari
42 minggu, plasenta dalam keadaan baik, dan air ketuban cukup. Dari hasil pengkajian tersebut ditegakkan diagnosa Ny. Y, 29 tahun,
G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
Pentalaksanaan yang dilakukan ialah melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan induksi persalinan dengan metode
infus oksitosin.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan
rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang telah diuraikan maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu melalui pendekatan
manajemen kebidanan secara komprehensif dan secara umum telah dapat dilakukan, serta terdapat faktor penghambat dalam
melakukan asuhan kepada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu.
Kepustakaan : 23 (2006-2017)
Kata kunci : kebidanan intranatal, kehamilan lewat waktu, postterm.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. Y 29 Tahun G2P1A0 43 minggu di RSUD Sekarwangi
kabupaten Sukabumi”. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat, keluarga serta umat
yang senantiasa meneladani beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
III Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung ,
Penulis menyadari selama melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas
segala bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam dalamnya kepada :
Bapak Dr. Ir. H. R. Osman syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Ibu Hj. Enung Harni Susilawati, MKM selaku Ketua Program Studi Kebidanan Bogor Poltiknik Kesehatan Kemenkes
Bandung
Ibu Yohana Wulan Rosaria, SST, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan
masukan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.
Ibu Sinta Nuryati selaku Wali Tingkat III B yang telah banyak memberikan nasehat dalam pembuatan Laporan Tugas
Akhir
Ibu Devi SST, Keb selaku Kepala Ruangan di Ruang PONEK.
Ibu Hesti Amd.Keb selaku Pembimbing lahan Praktik.
Ibu Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb selaku Pembimbing Akademik.
Seluruh dosen dan Staf Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

i
Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan dan doa yang mengiringi langkah menempuh
pendidikan di Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Khususnya
Tingkat III Angkatan 17 yang memberikan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk Laporan Tugas Akhir ini.

Bogor, 29 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
ABSTRAK vii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN TEORI 5
BAB III MOTODOLOGI 29
BAB IV TINJAUAN KASUS 32
BAB V PEMBAHASAN 47
BAB VI PENUTUP 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar konsultasi


Lampiran 2 Asuhan kebidanan postpartum Lampiran 3 Asuhan kebidanan bayi baru lahir
Lampiran 4 Satuan acara penyuluhan tanda bahaya nifas Lampiran 5 Satuan acara penyuluhan tanda bahaya bayi baru lahir

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas


Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yag lalu Ny. Y Tabel 4.2 Data penunjang Ny. Y
Tabel 2.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 pathway kehamilan lewat waktu


DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi
atau abnormal 1.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal, jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Hampir sebagian besar persalinan
merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik 2.
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy,
postdate/post datisme atau pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu)
atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus
rata-rata 28 hari 3.
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu (294 hari) belum terjadi persalinan4. Kehamilan
postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas dan morbiditas perinatal ataupun makrosomia.
Kehamilan postterm mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin, ada janin yang dalam masa
kehamilan 42 minggu atau lebih lebih, berat badannya meningkat terus, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya,
atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan
serotinus dapat berupa partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat3.
Pertolongan kehamilan lewat waktu (postterm) adalah induksi persalinan atau persalinan anjuran. Dalam pertolongan persalinan lewat
waktu, pengawasan saat persalinan induksi sangat penting karena setiap saat dapat terancam gawat janin.
Kematian janin pada kehamilan lewat waktu dapat terjadi sekitar 25% sampai 35% dalam rahim dan makin meningkat pertolongan
persalinan

1
2

dengan tindakan. Dengan demikian bila bidan menghadapi kehamilan lewat waktu maka merujuk pasien merupakan sikap yang paling
tepat 4.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu naik menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup, di Indonesia 10% AKI disebabkan oleh kehamilan lewat waktu dan Angka Kematian Bayi 32 per 1.000 kelahiran
hidup5.
Di Jawa Barat berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu tercatat sebanyak 804
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi sebanyak 4.803 per 1000 kelahiran hidup.5 Di Kabupaten Sukabumi pada
tahun 2016 tercatat sebanyak 25 kasus kematian ibu dan 90 kasus kematian bayi 6.
Berdasarkan data terakhir bulan januari 2018 di RSUD Sekarwangi jumlah ibu bersalin dengan postterm sejumlah 23 orang. Dari
jumlah tersebut kejadian kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi masuk dalam peringkat ke 4 dari 10 besar dan menjadi
penyumbang angka kejadian secio caesaria di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal
Pada Ny. Y 29 Tahun G2P1A0 Hamil 43 Minggu Di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi”.

Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup


Rumusan masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun
G2P1A0 Hamil 43 Minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Ruang lingkup laporan tugas akhir adalah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 Hamil 43
Minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi. Asuhan dilakukan sejak tanggal 16-2-2018 sampai dengan 17-2-2018 dan tanggal
22-2-2018.
3

Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Diperoleh Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G 2P1A0 Hamil 43 Minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi,
agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan, melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif
dan melaksanakan asuhan kebidanan dengan tepat.
Tujuan Khusus
Diperoleh data subjektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Diperoleh data objektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Ditegakkan analisa pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi
sesuai kebutuhan klien serta mengevaluasi hasil dari penatalaksanaan tersebut di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Diketahui faktor pendukung dan faktor penghambat selama melakukan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun
G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.

Manfaat
Bagi RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi
Pihak rumah sakit dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan pelayanan kebidanan intranatal
khususnya pada Ny. Y
29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dan dapat memperbaiki faktor penghambat yang ditemukan dalam memberikan pelayanan tersebut.
Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan, nifas, dan pada bayi baru lahir yang berkaitan dengan kehamilan lewat
waktu sehingga mendapatkan penanganan yang tepat.
4

Bagi Profesi Bidan


Menambah wawasan dalam memberikan pelayanan dan pengetahuan saat melakukan asuhan kebidanan intranatal sesuai dengan
standar asuhan kebidanan yang berlaku, khusus pada kasus kehamilan lewat waktu.
BAB II TINJAUAN TEORI

Tinjauan teori yang akan dibahas dalam kasus ini yaitu konsep dasar persalinan, kehamilan lewat
waktu, induksi persalinan, protap penanganan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi
kabupaten Sukabumi, kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu dan aplikasi
manajemen kebidanan pada kehamilan lewat waktu.

Konsep dasar persalinan


Pengertian persalinan
Menurut Saifuddin persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.7 Hampir sebagian
besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan
persalinan patologik.3
Menurut Wiknjosastro persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit.7
Menurut Manuaba persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta )
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).4
Tahapan dalam persalinan
Dalam prosesnya, persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV
Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara nol sampai pembukaan lengkap. Pada
permulaan his berlangsung tidak begitu kuat, sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala I untuk
5
6

primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Berdasarkan kurva fierdman,


diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam,
dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan. 4
Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama. Kepala janin telah
turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar penggul yang
melalui lengkung reflex yang menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu
merasakan seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin
mulai tampak, vulva membuka, dan perineum meregang.
Dengan his dan mengedan yang terpimpin akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II pada primigravida berlangsun selama satu setengah jam sampai dua jam dan pada
multigravida berlangsung setengah jam hingga satu jam.8
Tanda gejala kala II adalah :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Karena biasanya
dalam hal ini kepala janin sudah masuk pintu atas panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagiananya.
Perineum menonjol.
Vulva vagina dan anus membuka.
Menigkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam (informasi objektif ) yang hasilnya
adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi di lalui introitus vagina.
7

Bila dasar panggul sudah berrelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his
dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum.
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran urin. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina
dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah antara 100-200 cc.8
Kala IV
Pimpin kala IV terutama observasi ketat, karena bahaya perdarahan primer post partum terjadi
pada dua jam pertama.4 Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang
bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi fundus
dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya,
fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat. Kemudian perkirakan kehilangan darah
secara keseluruhan periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Lakukan evaluasi
keadaan umum ibu dan dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV.9
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengarui proses persalinan dan akan menentukan berlangsungnya
suatu persalinan, faktor tersebut ialah power, passage, dan passenger.
Power ( Tenaga/Kekuatan )
Kekuatan mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diagfragma, dan aksi dari ligament. Kekuatan power yang diperlukan dalam persalinan adalah
his, sedangkan sebagai
8

kekuatan sekundernya adalah tenaga.11 His yang normal memiliki karakteristik yaitu kontraksi
otot Rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, fundal abdomen dan menjalar ke seluruh otot
rahim. Kekuatannya seperti memeras isi rahim. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali
ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.4
His atau kontraksi uterus adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna, sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, dan
relaksasi.
Pembagian his dan sifat-sifatnya adalah :
His pendahuluan. Merupakan his yang sifatnya tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah.
His pembukaan (kala I). Adalah his yang menyebabkan pembukaan serviks, kontraksi
bersifat simetris, bagian fundus uteri sebagai pusat dan mempunyai kekuatan yang paling
besar, involunter artinya tidak dapat diatur oleh ibu, intervalnya semakin lama semakin
pendek, kekuatannya makin besar dan pada kala II diikuti dengan reflek mengejan,
kontaksi ini diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak akan
kembali ke panjang semula. Kontaksi rahimini menimbulkan rasa sakit pada pinggang,
daerah perut, dan dapat menjalar ke paha.
His pengeluaran (kala II) adalah his untuk mengeluarkan janin, sifatnya sangat kuat,
teratur, simetris dan terkoordinasi. Kekuatan his ini menimbulkan putaran paksi dalam,
penurunan kepala atau bagian terendah janin, menekan serviks dimana terdapat saraf
fleksus frankenhauser sehingga terjadi reflex mengejan.
His pengiring ( kala IV adalah his yang sifat kontraksinya tetep kuat, kekuatan kontraksi
ini tidak diikuti oleh interval, pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan thrombus terjadi
penghentian pengeluaran darah post partum.4
9

Beberapa kasus pada proses persalinan sering dijumpai his yang tidak normal atau terjadi
kelainan kontraksi otot rahim. Diantaranya inersia uteri, yaitu his yang sifatnya lemah, pendek,
dan jarang baik itu terjadi di awal persalinan ataupun terjadi di tengah proses
persalinan.Kelainan his yang kedua yaitu tetania uteri, his ini terjadi dengan terlalu kuat, sifat
hisnya normal, kelainannya terletak pada kekuatan his.Kelainan his yang terakhir yaitu his yang
tidak terkoordinasi merupakan his yang frekuensinya dan kekuatannya berubah-ubah.7
Passage ( Jalan lahir )
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, yaitu relatif
kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.4
Komponen yang sangat penting saat persalinan terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak.
Jalan lahir merupakan komponen yang tetap, artinya dalam konsep obstetric modern tidak diolah
untuk melancarkan proses persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa
membahayakan janin.4 Jalan tulang mempunyai kriteria sebagai berikut :
Pintu atas panggul dengan distansia ( jarak ) tranversalis kanan kiri lebih panjang dari
muka belakang.
Mempunyai bidang tersempit dari spina ischiadika.
Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
Panjang jalan lahir depan sepanjang 4,5cm sedangkan panjang jalan lahir belakang
12,5cm.
Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke dapan,
mempunyai bidang sempit pada spina ischiadika, terjadi perubahan pintu atas panggul
lebar kanan dan kiri menjadi pintu bawah panggul lebar ke depan dan belakang yang
terdiri dari dua segitiga.
Passenger ( Janin dan plasenta )
Passenger adalah janin dan plasenta.Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di
sepanjang jalan lahir, merupakan akibat interaksi
10

beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. 4

Tanda-tanda dalam persalinan


Tanda terjadinya persalinan meliputi pengeluaran cairan, pinggang terasa sakit menjalar ke
depan, terjadi perubahan pada serviks, sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan his
makin besar, dengan diiringi pengeluaran lendir dan darah (penandaan persalinan).
Dengan adanya his persalinan, terjadinya perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran
dan pembukaan yang menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas
sehingga terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Sebagian pasien mengeluarkan
air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan
persalinan berlangsung dalam 24 jam, namun jika ternyata tidak tercapai, maka akhirnya diakhiri
dengan tindakan-tindakan tertentu, misalnya vakum atau section caesaria.10
Komplikasi persalinan menurut Marryunani Anik (2013):
Komplikasi yang berhubungan dengan kemajuan persalinan
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Distosia
Tidan ada kemajuan dalam persalinan (partus macet)
Emboli cairan ketubab
Komplikasi yang berhubungan dengan status ibu dan janin
Gawat janin
Janin >1 (kehamilan ganda)
Kematian janin (IUFD)

Kehamilan lewat waktu


Pengertian kehamilan lewat waktu
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, prolonged
pregnancy, extended pregnancy, postdate/post datisme atau pascamaturitas merupakan
kehamilan dengan umur kehamilan selama
11

294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid
terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata- rata 28 hari.3
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu (294 hari) belum
terjadi persalinan.4
Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu (postdates) dan postmatur sering dipakai bergantian
secara bebas untuk mendeskripsikan kehamilan yang telah melebihi durasi yang dianggap diatas
batas normal.13
Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010) penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum
diketahui. Beberapa teori yang diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan
kehamilan lewat waktu sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan.
Beberapa teori yang diajukan yaitu sebagai berikut :
Penyebab dari kehamilan post matur ini masih belum diketahui secara jelas. Menurut
Prawirohardjo (2010) beberapa teori yang diajukan antara lain :
Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan merupakan perubahan endokrin yang dapat
memacu proses biomolekur pada saat persalinan dan meningkatkan sensitivitas unterus terhadap
oksitosin, sehingga terjadi kehamilan post matur karena masih dipengaruhi progesteron.
Teori oksitosin
Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan, secara fisiologis memiliki
peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu
hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu peyebab kehamilan post
matur.
Teori Kortisol/ ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah
janin, diduga akibat peningkatan kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan
mempengaruhi plasenta
12

sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, yang dapat
berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti
anasefalus, hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kalenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung
lewat bulan
Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan meningkatkan kontraksi
uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali
pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuannya diduga sebagai penyebab terjadinya
kehamilan post matur.
Herediter
Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan post matur
mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren
menyatakan bahwa jika ada seorang ibu mengalami kehamilan postmatur saat melahirkan anak
perempuan, makan kemungkinan besar anak perempuan tersebut akan mengalami kehamilan post
matur.
Patofisiologi
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak, menipis, mudah
berdilatasi, dan bergerak ke arah anterior mendekati waktu persalinan. Serviks pada wanita
multipara lebih cepat matang dibandingkan nulipara, dan pemahaman mengenai paritas penting
dalam menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks pada kehamilan lanjut.11
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena faktor hormonal, kurangnya produksi oksitosin
akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga mengurangi respons
serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan lebih lama dan tidak ada
kecenderungan untuk persalinan pervaginam.11
13

Tanda dan gejala


Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4
kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:
Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.
Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler.
Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop
leannec.3
Tanda post matur dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo)
Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan
mudah mengelupas.
Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
Tanda bayi Postmatur menurut Manuaba :
Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
Verniks kaseosa di badan kurang
Kuku-kuku panjang
Rambut kepala agak tebal
Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
Faktor risiko
Faktor risiko yang diketahui untuk kehamilan postterm adalah ibu dengan kehamilan postterm
sebelumnya, dan apabila ibu melahirkan anak perempuan maka anak perempuannya tersebut
memiliki risiko dua hingga tiga kali lipat untuk mengalami kehamilan postterm. Nulliparitas dan
ibu dengan indeks masa tubuh ≥25 sebelum kehamilan juga mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kehamilan postterm.12
14

Diagnosis
Sering seorang tenaga medis kesulitan untuk menentukan diagnosis kehamilan postterm karena
diagnosis ditegakkan bukan berdasarkan kondisi kehamilan, melainkan umur kehamilan.
Diperkirakan sebesar 22% kasus kehamilan postterm tidak dapat ditegakkan secara pasti.3
Prognosis kehamilan postterm tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratur dan haid pertama
haid terakhir diketahui pasti. Untuk menilai apakah kehamilan matur atau tidak. Pemeriksaan
yang dapat dilakukan menurut Nugroho (2012), antara lain :
Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil air ketuban berkurang.
Pemeriksaan rontgenologik
Pemeriksaan ini pada janin matur dapat ditemukan pusat osifikosi pada os cuboid, bagian distal
femur dan bagian proksimal tibia, diameter biparental kepala 9.8 cm lebih. Keberatan
pemeriksaan ini mungkin adalah pengaruh tidak baik sinar rontgen terhadap janin.
Pemeriksaan dengan USG
Pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya.
Pemeriksaan sitologik liquoramnion amnioskopi dan periksa pHnya dibawah 7.20
dianggap sebagai tanda gawat janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang apabila dana dan sarana memenuhi menurut Nugroho (2012) antara lain :
Sitologi vagina yaitu dengan indeks kariopiknotik meningkat (>20 %).
Foto rontgen untuk melihat inti penulangan terutama pada os cubiod, proximal tibia dan
bagian distal femur
USG yaitu menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajat maturitas plasenta,
besarnya janin, keadaan janin.
Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test (NTS) relaktif
atau tidak, maupun Contraction Stress Test (CTS) negatif atau positif.
Amniostropi yaitu warna air ketuban.
15

Prognosis dan komplikasi


Mortalitas perinatal meningkat setelah usia 42 minggu. Kehamilan postterm berkaitan dengan
kondisi yang disebut dengan pascamaturitas, namun tidak pada semua kasus. Makrosomia yaitu
berat lahir bayi >4000 gram juga terjadi pada 10% kehamilan lebih bulan, dengan 1% bayi
memiliki berat 4500 gram atau lebih sehingga mempengaruhi prognosis kehamilan dengan
menyebabkan disproposi sefalopelvik atau distosia bahu. Distress janin dan sindrom aspirasi
mekonium cenderung mempersulit prognosis kehamilan postterm.13
Menurut Prawirohardjo (2010) ada ibu bersalin dengan kehamilan postterm dapat mengalami
komplikasi, antara lain :
Komplikasi pada ibu
Morbilitas dan mortalitas pada ibu :
Dapat meningkatkan sebagian akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih
keras yang menyebabkan distosia persalinan, partus lama, meningkatkan tindakan obstertrik dan
persalinan traumatis/perdarahan post partum akibat bayi besar.
Aspek emosi :
Ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran
persalinan.
Perdarahan post partum yaitu atonia uteri (karena janin besar atau penggunaan
oksitoksin).
Komplikasi pada janin
Kelainan pertumbuhan janin
Berat janin
Jika terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka akan terjadi penurunan berat
janin. Dari penelitian Vorherr tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata
pertumbuhan janin mendatar dan nampak adanya penurunan setelah 42 minggu.
16

Sindrom post maturitas


Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan
pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku
tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak paha dan genetalia luar, warna coklat kehijauan atau
kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita dan rambut kepala banyak atau
tebal.
Komplikasi perinatal
Kematian perinatal menunjukan angka peningkatan setelah kehamilan
42 minggu atau lebih sebagian besar terjadi intrapartum, umumnya disebabkan oleh :
Insufisiensi plasenta akibatnya pertumbuhan janin terhambat
Oligohidramnion; terjadi kompresi tali pusat
Keluar mekonium yang kental, berakibat terjadinya aspirasi mekonium pada janin.
Penanganan persalinan dengan Kehamilan Lewat Waktu
Menurut Manuaba (2010), kehamilan postterm dapat membahayakan janin karena sensitif
terhadap rangsangan kontraksi yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim. Dalam
melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat waktu dengan:
Anamnesa.
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.
Hasil pemeriksaan klinik
Berat badan ibu mendatar atau menurun
Gerak janin menurun (normal janin bergerak dalam 24 jam 10 kali).
Hasil pemeriksaan diagnostic
Pada pemeriksaan diagnostik menurut Manuaba (2010), terdapat dua pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan USG
17

Hasil USG pada kehamilan postterm dapat dilihat :


Gerakan janin berkurang
Air ketuban berkurang < 500 cc (oligohidramnion)
terjadi insufisiensi plasenta
Amnioskopi
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik.
Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia.
Tatalaksana persalinan
Penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan kehamilan lewat bulan menurut Nugroho (2012) yaitu:
Setelah usia kehamilan melebihi 40 minggu yang perlu diperhatikan adalah monitoring
janin sebaik-baiknya meliputi detak jantung janin serta gerakan janin.
Apabila tidak terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, apabila sudah matang
boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
Ibu harus dirawat di rumah sakit apabila:
Terdapat hipertensi, preeklamsia
Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
Kehamilan lebih dari 40-42 minggu
Tindakan operasi sectio caesaria dapat dipertimbangkan pada kasus insufisiensi plasenta
dengan keadaan serviks belum matang, pembukaan belum lengkap, persalinan lama,
gawat janin, primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi
menahun, infertilitas, kesalahan letak janin.
Menurut Saifuddin (2010) penatalaksanaan kehamilan postterm diawali dari umur kehamilan 41
minggu. Bila dipastikan umur kehamilan mencapai 41 minggu, pengelolaan tergantung dari
derajat kematangan serviks.
18

Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi persalinan. Namun apabila
terdapat janin besar lakukan tindakan sectio caesaria.
Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan pengkajian janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri dengan persalinan anjuran.

Gambar 2.1 pathway kehamilan lewat waktu


Pengelolaan selama Persalinan dengan Kehamilan Lewat Waktu
Menurut Kurniawati (2009) yaitu pengolalaan selama persalinan tentang serotinus sebagai
berikut :
Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejahteraan janin.
Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan.
Awasi jalannya persalinan.
Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu – waktu terjadi kegawatan janin.
19

Cegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan segera mengusap neonatus dan dilanjutkan
resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur
mekonium.
Segera setelah lahir, bayi harus segera di periksa terhadap kemungkinan hipoglikimia,
hipovolemi, hipotermi, dan polisitemi.
Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda – tanda serotinus.
Hati – hati kemungkinan terjadinya distosia bahu
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin serotinus
sehingga setiap persalinan kehamilan serotinus harus dilakukan pengamatan ketat dan
sebaiknya dilaksanakan di rumah sakit.

Konsep Dasar Induksi Persalinan


Pengertian Induksi Persalinan
Menurut Norwitz & Schorge (2008) Induksi merupakan intervensi yang dirancang untuk
menginisiasi persalinan sebelum onset spontan agar proses kelahiran pervaginam dapat
dilakukan. Induksi harus dibedakan dengan augmentasi yang merupakan upaya untuk menambah
kemampuan kontraksi uterus pada wanita yang telah memulai proses persalinan. Induksi
persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang aterm, belum inpartu, dengan
kemungkinan janin dapat hidup diluar kandungan (umur diatas 28 minggu).
Penilaian Pasien
Menurut Norwitz & Schorge (2008) Penilaian pasien sebelum induksi persalinan :
Konfirmasi indikasi untuk induksi.
Tinjau kembali kontraindikasi untuk proses melahirkan pervaginam.
Konfirmasi usia gestasi
TBJ
Tentukan presentasi janin.
Lakukan penilaian bentuk dan kecukupan ruang rongga tulang panggul.
Lakukan penilaian pemeriksaan serviks (Skor Bishop).
Lakukan penilaian kebutuhan kematangan paru janin.
20

Tinjau kembali resiko dan keuntungan induksi persalinan.


Waktu yang tepat untuk melakukan induksi adalah ketika manfaat bagi ibu atau janin lebih besar
jika kehamilan dihentikan dari pada bila dilanjutkan. Waktu tersebut juga bergantung pada usia
gestasi.
Kontraindikasi
Menurut Cunningham (2006) sejumlah kondisi di uterus, janin, atau ibu merupakan
kontraindikasi induksi persalinan
Kontraindikasi pada uterus riwayat cedera uterus misal insisi SC atau bedah uterus,
plasenta previa, prolap tali pusat, perdarahan yang tidak dapat dijelaskan.
Kontraindikasi pada janin makrosomia, hidrosephalus, malpresentasi atau status janin
yang kurang menyenangkan.
Kontraindikasi pada ibu usia ibu, anatomi panggul, dan penyakit medis seperti herpes
genetalis, karsinoma serviks.
Indikasi
Menurut Norwitz & Schorge (2008) indikasi induksi persalinan cukup bulan adalah sebagai
berikut :
Indikasi Absolut
Indikasi ibu
Preeklamsi/eklamsi
Masalah pada ibu seperti : diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit paru kronik,
penyakit jantung.
Indikasi janin
Korioamnionitis.
Pemeriksaan antepartum abnormal.
Pertumbuhan janin terhambat.
Kehamilan post term (>42 minggu).
Isoimunisasi.
Indikasi uteroplasenta Abruptio plasenta
21

b. Indikasi Relatif
Indikasi ibu
Hipertensi kronik.
Hipertensi dalam kehamilan.
Diabetes gestasional.
Faktor logistik seperti risiko persalinan yang cepat, jarak dari rumah sakit, indikasi
psikokosial.
Indikasi janin
Ketuban pecah dini.
Kematian janin.
Riwayat lahir mati sebelumnya.
Janin dengan suatu kelainan bawaan yang besar.
Indikasi Uteroplasenta
Oligohidramnion yang tidak dapat dijelaskan.
Skor Bishop
Keberhasilan induksi sebagian besar bergantung pada keadaan serviks. Pada tahun 1964, bishop
merancang suatu sistem penilaian serviks untuk memperkirakan tingkat keberhasilan induksi. Jika
skor bishop baik (>5), maka kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah
tinggi. Jika skor tidak baik (<5) kemungkinan keberhasilan tidak baik.
Tabel 2.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas
FAKTOR
Skor Pembukaan Pendataran Sation Konsistensi Posisi
cm (%) servik

0 Tertutup 0-30 -3 Keras Posterior


1 1-2 40-50 -2 Sedang Tengah
2 3-4 60-70 -1 0 Anterior
3 ≥5 ≥80 +1 +2 - -
Sumber : Cunningham, dkk. (2006)
Kondisi atau kelayakan serviks sangat penting bagi induksi persalinan. Segmen bawah uterus
merupakan faktor yang sangat penting. Ketinggian bagian terbawah janin atau station juga
penting.
22

Bentuk
Menurut Manuaba (2010) terdapat bentuk induksi persalinan per vaginam yaitu secara medis
(metode Steinche, metode 36 drip/infus oksitosin, oksitosin sublingual, induksi persalinan dengan
prostlagandin) dan secara mekanis (pemecahan ketuban, pemasangan laminaria stiff/busi) :
Metode Steinsche Diberikan pil kinine sebesar 0,2 g setiap jam sampai mencapai dosis
1,2 g. 1 jam setelah pemberian kinine pertama, disuntikan oksitosin 0,2 unit/jam sampai
his yang adekuat.
Metode Infus Oksitosin Merupakan metode yang paling umum dilakukan. Tindakan
dengan metode drip oksitosin :
Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.
Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit.
Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang adekuat jumlah tetesan
ditambah 4 tetes sampai maksimal tercapai 40 tetes per menit.
Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstrose 5%.
Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim yang adekuat, maka tetesan
terakhir dipertahankan sampai persalinan berlangsung.
Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit dengan oksitosin sebanyak 10
unit.
Komplikasi pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah :
Ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan
tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar.
Prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat
Gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio
plasenta.
Observasi pada induksi persalinan sangat penting, sehingga kemungkinan komplikasi dapat
ditentukan melalui evaluasi C (cortonen/ denyut jantung janin), H (his yang kuat menuju tetani
uteri), P (penurunan
23

bagian terendah), B (bandle yang mengikat sebagai tanda terjadinya ruptura uteri yang
membakat).
Metode oksitosin sublingual
Oksitosin dalam bentuk tablet isap dibawah lidah dengan isi 50 IU oksitosin. Tingginya
kemampuan penyerapan oleh mukosa lidah, dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot rahim
yang kuat, yang dapat membahayakan. Pemberiannya 0,5-1 jam.
Induksi Persalinan dengan Prostlagandin
Dapat dilakukan dengan supositoria transvaginal atau infus dengan nalador. Yang paling efektif
untuk mencapai tujuan 38 ini adalah PDE2 dan PGF2. Harganya cukup mahal sehingga tidak
terjangkau untuk pelayanan masyarakat secara rutin.
Pemecahan Ketuban
Indikasi :
Perpanjangan fase laten.
Perpanjangan fase aktif.
Hidramnion.
Pembukaan hampir lengkap.
Syarat :
Pembukaan minimal 3 cm.
Tidak terdapat kedudukan ganda.
Bagian terendah sudah masuk PAP.
Proses pelunakan sudah dimulai.
Perkiraan lahir per vaginam dalam waktu 6 jam.
Komplikasi :
Meningkatkan bahaya infeksi.
Perdarahan.
Terjadi kontraksi yang sangat besar dapat menimbulkan Gawat janin.
Kesempitan panggul dapat terjadi edema serviks, partus tak maju.
Prolapsus bagian kecil janin.
24

Protap penanganan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi


Pengertian
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang berlangsung selama 294 hari (42 minggu) atau
lebih dihitung dari hari pertama haid yang terahir pada siklus 28 hari atau 280 hari (40 minggu)
dari terjadinya konsepsi.
Saat ini dipercaya bahwa hasl persalinan yang buruk sudah meningkat pada usia 41 minggu.
Penentuan usia kehamilan yang akurat sangat penting.
Keadaan ini akan menghindarkan intervensi yang tidai diperlukan atau bahkan berbahaya apabila
kehamilan ini tidak pada kehamilan yang benar lewat waktu. Anamnesis ulang evaluasi status dan
pemeriksaan pada 16-20 minggu dapat membantu akurasi diagnosa.
Pemeriksaan dan diagnosis
Penentuan dan usia kehamilan
Penilaian janin
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan bimetri
Diagnosa PJT (pertmbuhan janin terhambat)
Pemeriksaan KTG dimulai dari umur kehamilan 41 minggu
Uji tanpa kontraksi (NST)
Bila hasil uji NST tidak reaktif pemeriksaan lebih lanjut, seepertu uji dengan kontraksi (OCT)
atau profil biofisik
Uji dengan kontraksi (CST)
Dilakukan apabila hasil NST non-reaktif
Hasil uji positif merupakan indikasi untuk melahirkan janin
Apabila hasil tidak memuaskan atau mencurigakan uji ulang 24 jam kemudian
Menilai kematangan serviks
Menilai derajat kematangan serviks dengan menggunakan skor bishop. Serviks belum matang
apabila skor bishop <6
25

Penatalaksanaan
Pengelolaan kehamilan lewat waktu atau postterm dimulai dari umur 41 minggu.
Pengelolaan anterpartum
Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengeloaan tergantung dari derajat
kematangan serviks.
Bila serviks matang (bishop skor > 6)
dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontra indikasi)
Seksio saesarea hendaknya diputuskan bila berat janin ditaksir
> 4000 gram
Pada serviks belum matang (bishop skor < 6), kita perlu menilai keadaan janin lebih
lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri
Pemeriksaan profil biofisi
Bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan oligohidramion (< 2 cm pada kantong terbesar dan indeks
cariran < 5) atau dijumpai deselerasi variable pada NST, maka dilakukan induksi persalinan
dengan pemantauan KTG kontinyu
Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, uji dengan kontraksi CST
harus dilakukan. Bila hasil CST positif, janin perlu dilahirkan. Sedangkan bila CST
negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari
kemudian
Keadaan serviks (skor bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien dan kehamilan
harus diakhiri serviks matang
Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapao 308 hari (44 minggu)
tanpa melihat keadaan serviks
Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti diabetes meliutus, preeklamsi,
PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang kedaan serviks
Pengelolaan inpartu
Pasien tidur miring kesebalah kiri
Pemantauan dengan KTG kontinyu
26

Bila perlu lakukan resisutasi intrauterine


Pemantauan intrapartum dengan mempergunakan KTG dan kehadiran dokter spesialis
anak mutlak diperlukan
Segera setelah lahir, anak harus diperiksa akan kemungkinan hipoglikemia, hiporolemi,
hipotermi, dan polisitemi
Mencegah aspirasi mekonium
Apabila ditemukan cairan ketuban yang berwarna mekonium harus segera dilakukan resusitasi

Kewenangan dan peran bidan pada kehamilan lewat waktu


Kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu masuk ke dalam UUD No 28 tahun
2017 pasal 19 ayat 3 (d), yaitu penanganan kegawat- daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
Deteksi dini bidan pada kehamilan lewat waktu salah satunya yaitu dengan mengkaji kembali
taksiran persalinan dan HPTH pasien dan saat usia kehamilan sudah memasuki 40-41 minggu
namun belum ada tanda persalinan, bidan dapat menjelaskan tentang kerugian kehamilan lewat
waktu kepada pasien, serta merujuk pasien untuk melakukan konsultasi denga dokter spesialis
kandungan.

Aplikasi manajemen kebidanan pada kehamilan lewat waktu


Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari hasil anamnesa
(wawancara). Data yang diperoleh pada kasus ini berupa identitas pasien, keluhan utama ibu,
riwayat kehamilan, riwayat kesehatan, riwayat psikologi, sosial dan ekonomi ibu dan lain-lain.
Menurut Manuaba (2010), dalam melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa
kehamilan lewat waktu dengan:
Anamnesa.
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.
27

Objektif
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan hasil tes diagnostic yang menjadi data fokus untuk mendukung pemberian
asuhan, pendokumentasian, dan tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
Pada pemeriksaan diagnostik menurut Manuaba (2010), terdapat dua pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan USG
Hasil USG pada kehamilan postterm dapat dilihat :
Gerakan janin berkurang
Air ketuban berkurang < 500 cc (oligohidramnion)
terjadi insufisiensi plasenta
Amnioskopi
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik.
Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia.
Analisa
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif yang didapat.
Setelah mengidentifikasi data maka diperoleh analisa pada kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun
G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala, Keadaan ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
Menurut Saifuddin (2010) penatalaksanaan kehamilan postterm diawali dari umur kehamilan 41
minggu. Bila dipastikan umur kehamilan mencapai 41 minggu, pengelolaan tergantung dari
derajat kematangan serviks.
Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi persalinan. Namun apabila
terdapat janin besar lakukan tindakan sectio caesaria.
28

Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan pengkajian janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri dengan
persalinan anjuran.
BAB III METODOLOGI

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah metode studi kasus, yaitu meneliti suatu permasalahan
melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu, dan
mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Menurut Nawawi (2003), Studi kasus adalah metode dengan memusatan diri secara intensif terhadap satu objek tertentu, dengan
sebagai suatu kasus.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau
kejadian berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya. Pendokumentasian SOAP terdiri dari:
S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari hasil anamnesa (wawancara). Data yang diperoleh pada
kasus ini berupa identitas pasien, keluhan utama ibu, riwayat kehamilan ibu dan lain-lain.
O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostic yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan, pendokumentasian, dan tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
analisa.
A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif yang didapat. Setelah mengidentifikasi data maka
diperoleh analisa pada kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup
presentasi kepala, Keadaan ibu dan janin baik.
P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pndokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.

29
30

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara primer dan sekunder:
Data Primer
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu
atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Adapun data primer yaitu :
Anamnesis/Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan orang tua dan keluarga klien guna mendapatkan data yang diperlukan memberi asuhan
kebidanan pada klien tersebut.
Observasi
Metode ini meupakan metode pengumpulan data tentang perilaku manusia. Perilaku yang diobservasi mungkin pasien atau orang-
orang. Observasi dilakukan terhadap semua tindakan dan terapi oleh bidan dan dokter dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. Y, 29 tahun G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala,
Keadaan ibu dan janin baik.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data objektif klien yang sebenarnya, yang
dilakukan secara sistematis dan teliti sehingga didapatkan hasil yang akurat. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis kepada
klien meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, dan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai kebutuhan dan
indikasi.
Sumber data Sekunder
Penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip baik
31

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Adapun data sekunder yaitu :

Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dai catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Membaca dan mempelajarai status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter/ bidan maupun hasil pemeriksaan penunjang
lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam menyelesaikan asuhan kebidanan komprehensif ini.
Studi Kepustakaan
Mempelajari buku atau literatur, mengambil data-data internet yang terpercaya, membaca buku yang berkaitan dengan kasus asuhan
komprehensif ini.
BAB IV TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Intranatal


Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 16 Februari 2018 Waktu Pengkajian : 09.35 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi Pengkaji : Youlanda Elsa Leo

Data Subjektif
Data Subjektif
Identitas
Nama : Ny. Y Tn. W
Usia : 29 tahun 32 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Buruh Alamat : Parakanlima
Golongan Darah :A
Keluhan utama
Ibu mengaku kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini sudah mulai merasa mulas namun belum teratur dan keluar lendir darah
tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir.
Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua.
HPHT : 14-04-2017 (TP : 21-01-2018). Ibu pertama kali
melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki 5 minggu. Gerakan Janin dirasakan aktif, kurang lebih 8x sehari dan gerakan
terakhir dirasa sekitar 10 menit yang lalu. Ibu mengatakan pertama kali mendengar detak jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu
saat diperiksa oleh bidan dan gerakan janin pertama kali dirasakan

32
33

saat usia kandungan memasuki 12 minggu. Selama hamil ibu mengatakan berat badannya tidak mengalami kenaikan berat badan dan
tinggi badan 154 cm, sebelum hamil berat badan ibu 75 kg dan saat hamil berat badan ibu tetap 75 kg (IMT 31,6). Ibu mengatakan
mengalami kenaikan tensi seminggu yang lalu, tensi ibu 150/90 mmHg. Ibu kadang tidak mengkonsumsi tablet penambah darah, karna
mual setelah meminum obat tersebut tetapi ibu rutin meminum vitamin yang lainnya diberikan oleh bidan. Ibu sudah imunisasi TT 2
kali saat usia kehamilan 12 minggu dan 27 minggu. ibu merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40
minggu dan klien belum merasakan ada tanda-tanda persalinan. Saat ibu melakukan pemeriksaan di bidan, ibu diminta untuk
konsultasi ke dokter kandung dan hasilnya ibu harus kembali seminggu kemudian jika belum ada tanda persalinan, namun karena rasa
takut akhirnya ibu baru kembali ke bidan saat dirasakan ada tanda persalinan.
Ibu datang ke PONEK RSUD Sekarwangi atas rujukan Bidan N pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 00.30 karena usia
kehamilan ibu yang sudah lewat bulan.
Riwayat pemeriksaan di BPM
Ibu datang ke BPM bidan N pukul 21.30 WIB, mengeluh merasa mulas namun belum teratur, belum keluar air-air dan sudah keluar
lendir sejak kemarin malam (15 Januari 2018) jam 20.30 WIB, Gerakan janin dirasa aktif. Di bidan dilakukan pemeriksaan Tekanan
darah 120/80 mmHg, Nadi 86x/menit, suhu 36,6°C dan dilakukan pemeriksaan dalam, portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban
utuh, presentasi kepala, Hodge 1, DJJ 142x/menit, TFU 28 cm.
34

Riwayat Kehamilan yang lalu


Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan anak
Anak ke
Tahun
UK Penyulit Jenis Penolong Penyulit Penyulit JK BB
persalinan Lahir

1 2009 Aterm Tidak Normal Bidan Tidak Tidak Laki- 3200g


ada ada ada laki

Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung berdebar-debar dan terasa sakit di dada sebelah kiri, ibu tidak
pernah merasa sesak di dada, tekanan darah tinggi, ibu tidak pernah merasakan nyeri pada pinggang yang berlebihan, batuk berbulan-
bulan, sakit kuning, kencing manis, terasa sakit saat BAK dan keluar nanah.
Riwayat KB
Sebelumnya ibu menggunakan KB IUD selama 3 tahun dan dilepas karena ingin memiliki anak.
Riwayat Psikososial Ekonomi
Ibu menikah secara sah pada usia 20 tahun dan suami usia 23 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama untuk ibu dan suaminya.
Ibu cemas dengan kehamilannya karna jarak kehamilan pertama dengan yang sekarang cukup jauh, serta ibu takut persalinan
mengalami penyulit, suami dan keluarga juga mendukung atas kehamilan ini. Suami dan ibu sebagai pengambil keputusan dirumah.
Ibu mengatakan tidak ada pantangan selama kehamilan. Ibu dan suami menggunakan dana persalinan dengan BPJS KIS.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi
Sebelum hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan menu nasi, sayur, tempe dan tahu.
35

Selama hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan nasi, sayur, tempe dan tahu, tidak ada pantangan.
Makan terakhir
Ibu makan pukul 07.30 dengan makanan rumah sakit, sayur, buah, nasi, dan ayam.
Hidrasi
Sebelum hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 6-7 gelas sehari.
Selama hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 8 gelas sehari.
Minum terakhir
Ibu minum terakhir air putih setengah botol air mineral 350cc dan teh hangat 1 gelas
Eliminasi
Sebelum hamil
Ibu BAB 1 kali sehari dan BAK 3-5 kali sehari
Selama hamil
Ibu BAB masih lancar 1 kali sehari, sesudah hamil ibu BAK kurang lebih 6 kali sehari, tidak ada keluhan.
Eliminasi terakhir
Ibu terakhir BAB kemarin sore dan BAK 1 jam yang lalu
Kebiasaan Hidup
Sebelum hamil
Ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol,merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
Selama hamil
Ibu juga tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
36

Kegiatan Sehari-hari
Sebelum hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, kadang di bantu oleh suami dan menjaga warung di rumahnya.
Selama hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah di bantu oleh keluarga dan tetap menjaga warung dirumahnya.
Istirahat
Sebelum hamil
Ibu tiap malam tidur 6 jam sehari, ibu tidak rutin tidur siang karna ibu memiliki warung.
Selama hamil
Ibu tidur 7 jam sehari setiap malam dan kadang ibu tidur siang.
Personal Hygiene
Sebelum hamil
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
Selama hamil
Ibu juga mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
Hubungan Sex
Sebelum hamil
Ibu dan suami melakukan hubungan seksual, kira-kira 2 kali seminggu.
Selama hamil
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama hamil. Tidak ada keluhan saat berhubungan. Terakhir melakukan seminggu yang lalu.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
37

Keadaan emosi : Stabil


Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86x/menit, teratur
Respirasi : 19x/menit, teratur
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah
Tidak ada oedema, tidak pucat
Mata
Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
Payudara
Bentuk normal, posisi simetris, puting menonjol, tidak ada benjolan/massa, tidak ada pembesaran pembuluh limfe, tidak ada nyeri
tekan, belum ada pengeluaran kolostrum dan tidak ada hiperpigmentasi
Abdomen :
Inspeksi
Tidak ada bekas luka operasi
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, terdapat linea nigra di bawah pusatdan sekitarnya, kandung kemih kosong. His tiga kali dalam sepuluh menit,
lamanya dua puluh detik
Leopold I : Fundus teraba bokong. TFU pertengahan
pusat dan Prosesus Xifoideus
Mc Donald : 28 cm
TBJ : TFU-11x155
28- 11 x 155 = 2.635 gram
Leopod II : Punggung teraba sebelah kiri.
Leopod III : Bagian terendah teraba kepala.
Leopod IV : Sudah masuk PAP. Convergen.
Penurunan kepala : 4/5
Auskultas : DJJ 138x/menit, reguler.
38

Ekstremitas :
Atas
Kuku tangan kanan dan kiri tidak pucat, dan tidak ada edema.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises. Reflex Patella positif.
Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan bartoline.
Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan kepala Hodge I.
Anus :
Tidak ada hemorroid
Data penunjang :
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin (Hb) 12,3 Gr% 12-14

Golongan Darah A Rhesus (+)


Hasil USG 16-02-2018 → Postterm (42 minggu, 5 hari), plasenta
baik, ketuban cukup

Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu, inpartu kala I fase laten. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin
baik.

Penatalaksanaan
10.00 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
39

10.05WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk


penanganan kehamilan lewat bulan pada ibu. Mendapatkan
advice dari dokter Sp.OG :
NST selama 10 menit
jika hasil NST baik lanjutkan dengan pemeriksaan bishop
dan pemberian drip oxytosin 5 iu dengan dextrose 5%, 20
tetes per menit
jika hasil NST buruk pertimbangkan operasi sesar.

10.20 WIB Melakukan pemeriksaan bishop dan NST selama 10


menit → hasil NST baik, bishop score 5

10.40 WIB Memberikan drip oxytosin 5 iu dengan dextrose 5%,


20 tetes per menit

10.48 WIB Membantu ibu mencari posisi yang nyaman. Ibu


memilih berbaring miring menghadap kiri.

10.49 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa


mulas. Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi dengan
cara mengambil nafas dari hidung
lalu mengeluaran lewat mulut.

10.50 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan


BAK. Ibu sudah BAK, namun belum BAB

10.51 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat


diantara his.

10.53 WIB Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin 30 menit.

Catatan perkembangan INC


Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 16 Febuari 2018 Waktu Pengkajian : 14.15 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan sering. Ibu baru saja minum teh hangat setengah gelas.
40

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 83x/menit, teratur
Respirasi : 22x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o

Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
Penurunan Kepala 4/5. Kandung kemih kosong. His 3x10 menit selama 35 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
Auskultasi
DJJ 137x/menit, reguler.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 360cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
Bawah
Kaki kanan dan kiri tidak ada edema, kuku tidak pucat.
Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan bartoline.
41

Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan kepala Hodge I.

Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu , inpartu kala I fase laten. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan
janin baik.

Penatalaksanaan
14.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
14.23 WIB Mengajurkan ibu untuk tidur miring ke kiri untuk mempelancar
oksigen ke janin. Ibu memilih berbaring
miring menghadap kiri.

14.25 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa mulas.
Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi dengan cara
mengambil nafas dari hidung lalu mengeluaran lewat
mulut.

14.27 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu sudah BAK dan BAB.

14.32 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara
his.

14.40 WIB Mengobservasi kesejahteraan ibu, janin, dan kemajuan


persalinan per 30 menit.
42

Catatan perkembangan INC


Tanggal : Jumat, 16 Febuari 2018
Waktu : 17.12 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin sering dan kuat, menjalar dari perut hingga ke pinggang. Terasa seperti ibu ingin BAB, keluar
lendir darah semakin banyak dan merasa keluar air-air dari kemaluan ibu.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 23x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
Penurunan kepala 1/5, divergen. Kandung kemih kosong. His 4x10 menit selama 47 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
Auskultasi
DJJ 143x/menit, reguler.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 250cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
43

Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah dan air-air,. Terlihat perineum menonjol, kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva
Pemeriksaan dalam
Portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (-), ketuban pecah spontan berwarna putih keruh pukul 17.12 WIB. Penurunan kepala Hodge
IV, ubun-ubun kecil (UUK) depan, moulage 0.
Anus :
Tidak ada hemorroid, terdapat tekanan pada anus

Analisa Inpartu kala II.

Penatalaksanaan
17.15 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa sudah boleh
meneran.
17.17 WIB Menjelaskan pada ibu untuk tenang dan bersabar dalam
menghadapi proses persalinan

17.18 WIB Memberikan minum kepada ibu.


17.19 WIB Mendekatkan alat-alat, memakai APD
17.22 WIB Membantu ibu memilihkan posisi yang nyaman untuk
meneran. Posisi dorsal recumbent

17.23 WIB Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar serta
mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa
mulas. Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi.

17.25 WIB Memimpin persalinan dengan APN. Bayi lahir spontan


pukul 17.55 WIB, menangis kuat, tonus otot baik, jenis
kelamin perempuan.

17.55 WIB Memeriksa janin kedua → tidak ada


44

Catatan Perkembangan INC


Tanggal : Jumat, 16 Febuari 2018
Waktu : 17.55 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Ibu mengatakan perut ibu masih terasa mulas.

Data Objektif
Abdomen
TFU sepusat, uterus globuler dan keras, tidak ada janin kedua. Kandung kemih kosong.
Genetalia
Terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.
Ekstremitas
a. Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 160cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
Analisa Inpartu kala III

Penatalaksanaan
17.55 WIB Memberitahu ibu bahwa ari-ari belum keluar dan akan segera
dikeluarkan.
17.56 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan Oksitosin 10 IU.
Oksitosin disuntikkan di 1/3 paha luar secara IM

17.57 WIB Menjepit dan memotong tali pusat


17.58 WIB Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
17.58 WIB Melakukan PTT dan memperhatikan tanda-tanda pelepasan
plasenta.
Melahirkan plasenta  terdapat tanda pelepasan plasenta.
Semburan darah, uterus terapa globuler dan keras, tali pusat
45

memanjang di depan vulva. Plasenta lahir pukul 18.01 WIB


18.02 WIB Melakukan massase uterus selama 15 detik. Uterus berkontraksi
dengan baik dan mengajarkan keluarga cara melalukan massase,
serta memberitahu tanya jika uterus
teraba keras, berarti kontraksi ibu baik.

18.03 WIB Memeriksa kelengkapan plasenta → Plasenta lengkap.


18.04 WIB Memeriksa robekan jalan lahir → terdapat robekan
menganti cairan infus dengan RL 500 cc drip oxytosin 20iu 20
tetes per menit.

Catatan Perkembangan INC


Tanggal : Jumat, 16 Febuari 2018
Waktu : 18.04 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya. Ibu merasa masih mulas.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 20x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan globuler, kontraksi baik. Kandung kemih kosong.
46

Genetalia
Terdapat pengeluaran darah ± 70 cc, tampak robekan jalan lahir pada mukosa dan kulit perineum.
a. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL 500cc dengan drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit, kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada
tangan.
Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 1.

Penatalaksanaan
18.04 WIB Memberitahu ibu bahwa ada robekan dijalan lahir.
18.05 WIB Melakukan penjahitan tanpa anastesi. Dua jahitan di
mukosa vagina dan dua jahitan di kulit perineum

18.17 WIB Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan,


kontraksi, kandung kemih selama 2 jam. 1 jam pertama
setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30 menit.

18.20 WIB Menilai keberhasilan IMD dan kondisi bayi. IMD berhasil
dilakukan di menit ke 70 dan kondisi bayi tampak baik.

18.21 WIB Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah


normal, karena rahim yang sedang berkontraksi untuk
mencegah perdarahan pasca persalinan.

18.22 WIB Membereskan alat-alat. Membereskan ibu dan alas, serta


membantu ibu memakai pembalut.

18.30 WIB Melakukan pemberian terapi oral sesuai dengan protap dokter
Sp.OG di RSUD Sekarwangi dalam pemberian obat yaitu,
Amoxilin 3x500g, Asam mefenamat 3x500g,
SF 1x1

18.31 WIB Memberikan ibu terapi oral Amoxilin 3x500g, Asam


mefenamat 3x500g, SF 1x1

18.32 WIB Mendekontaminasi alat.


18.35 WIB Melakukan pendokumentasian.
47
BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang kegiatan selama melaksanakan asuhan pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu
dengan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi di mulai dari tanggal 16 februari 2018 sampai 17 februari
2018 dan kunjungan rumah 1 kali pada tanggal 24 februari 2018. Secara umum, asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan lewat
waktu melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan tepat sudah dapat dilaksanakan walaupun ada juga
kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya pada kasus tersebut.
Data subjektif
Pada kasus tersebut pengkaji mampu memperoleh data subjektif pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi.
Dari hasil pengkajian tanggal 16 februari 2018 didapatkan informasi bahwa HPHT : 14-04-2017 dan klien mengatakan bahwa
kehamilan sudah lewat bulan. Keluhan klien ini sesuai seperti pernayataan Prawirohardjo (2010), Kehamilan postterm atau disebut
juga serotinus, kehamilan lewat waktu, merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur
kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari
(Prawirohardjo, 2010).
Rata-rata ovulasi terjadi pada hari ke 14 sebelum periode menstruasi berikutnya. Satu hari perlu ditambahkan pada umur kehamilan
untuk setiap kelebihan dari siklus 28 hari dan satu minggu ditambahkan pada siklus 35 hari.
Pada pengkajian riwayat kehamilan diperoleh bahwa klien merasakan gerakan janin yang dirasakan kurang lebih 8x sehari dan selama
hamil ibu mengatakan berat badannya tidak mengalami kenaikan berat badan, sebelum hamil berat badan ibu 75 kg dan saat hamil
berat badan ibu tetap 75 kg. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan, Manuba (2010) bahwa pada kehamilan postterm gerak janin
menurun, normal janin bergerak dalam 24 jam 10 kali dan berat badan ibu mendatar atau menurun.

47
48

Ibu mengatakan bahwa berat badan sebelum hamil dan sesudah hamil tidak memilki kenaikan atau tetap stabil 75 kg, ini tidak sesuai
dengan teori Sukarni (2013), dimana ibu hamil seharusnya mengalami kenaikan berat badan sekitar 10-12 kg. Pada trimester I
kenaikan berat ibu tidak mencapai 1 kg. Pada trimester II, 3 kg dan pada trimester III, 6 kg.
Kenaikan berat badan yang ideal untuk ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Pola makan dan gaya
hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik
fisik, sosial dan mental ibu. Keadaan gizi ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan janin yang akan dilahirkan.16,18
Pada kasus ini dapat dilihat adanya hubungan dari berat badan ibu yang tidak pernah mengalami kenaikan atau penurunan selama
kehamilan, TFU 28 cm, dan berat badan bayi 2800 gram yang sesuia dengan teori Murkoff Heidi (2013), berat badan bayi ditentukan
oleh beberapa faktor misalnya faktor genetik, berat badan ibu sebelum mengandung dan jenis makanan yang membuat berat badan ibu
bertambah.
Ibu pertama kali melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki 5 minggu, serta ibu pertama kali mendengar detak jantung
janin pada usia kehamilan 12 minggu dan gerakan janin pertama kali dirasakan saat usia kandungan memasuki 12 minggu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo (2010), Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih
dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:
Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.
Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler.
Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop leannec.
Ibu mengatakan bahwa telah mendengar bunyi detak jantung janin, ini sesuai dengan teori Manuaba (2007), detak jantung janin baru
terdengar dengan stetoskop laeneac saat usia kandungan 5 bulan dan dengan fetal doppler
49

saat usia kandungan 3 bulan. ibu merasakan gerakan pertama janin saat usia kandungan 12 minggu, ini tidak sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2007), gerakan janin pertama atau quickening, dapat dirasakan saat usia kehamilan 16 minggu, namun ibu bisa saja
merasakan gerak janin jika kulit rahim ibu tipis atau ibu dengan oligohidramnion.
Klien juga mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan
ada tanda- tanda persalinan. Saat ibu melakukan pemeriksaan di bidan, ibu diminta untuk konsultasi ke dokter kandung dan hasilnya
ibu harus kembali seminggu kemudian jika belum ada tanda persalinan, namun karena rasa takut akhirnya ibu baru kembali ke bidan
saat dirasakan ada tanda persalinan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo (2010), bahwa Ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung
melewati taksiran persalinan. Kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu masuk ke dalam UUD No 28 tahun 2017
pasal 19 ayat 3 (d), yaitu penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
Deteksi dini bidan pada kehamilan lewat waktu salah satunya yaitu dengan mengkaji kembali taksiran persalinan dan HPTH pasien
dan saat usia kehamilan sudah memasuki 40-41 minggu namun belum ada tanda persalinan, bidan dapat menjelaskan tentang kerugian
kehamilan lewat waktu kepada pasien, serta merujuk pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
Pada tanda persalinan kala II, Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin sering dan kuat, menjalar dari perut hingga ke pinggang. Terasa
seperti ibu ingin BAB dan keluar lendir darah semakin banyak bercampur air-air dari kemaluan ibu. Ini sesuai dengan pernyataan
Sulityawati (2010), tanda terjadinya persalinan meliputi pengeluaran cairan, pinggang terasa sakit menjalar ke depan, terjadi
perubahan pada serviks, sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan his makin besar, dengan diiringi pengeluaran lendir dan
darah (penandaan persalinan).
Pada kasus ini diduga penyebab kehamilan lewat waktu Ny. Y adalah obesitas dimana menurut penilitian M. Galal (2012), mungkin
diantara semua
50

faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Postterm adalah obesitas. Ini bukan bagaimana indeks massa tubuh dapat memperngarui
kehamilan dan waktu persalinan, tetapi wanita dengan obesitas memilki insiden kehamilan komplikasi yang lebih tinggi, karena
wanita gemuk mungkin memilki status metabolik yang berubah, ada kemungkinan bahwa faktor endokrin terlibat. Fakor risiko lainnya
dalah faktor hormonal dan genetik.

Data objektif
Pada kasus tersebut pengkaji berhasil memperoleh data objektif melalui pemeriksaan fisik pada Ny. Y dengan Kehamilan lewat waktu
di RSUD Sekarwangi.
Pada Ny Y, tanda persalinan kala 1 terjadi selama 7-8 jam, ibu mengatakan mulas belum terlalu kuat, hal ini sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2010), pada permulaan his kala pembuaan berlangsung tidak begitu kuat, sehingga parturine masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Sejak pukul
09.35 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB pembukaan tetap 2 cm dan tidak bertambah, hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba
(2010) yaitu, berdasarkan kurva fierdman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam, dengan perhitungan waktu pembukaan tersebut, maka kita dapat memperkirakan kapan pembukaan lengkap akan terjadi.
Pada tanda persalinan kala II terlihat pengeluaran lendir bercampur darah dan air-air, terlihat perineum menonjol, terdapat tekanan
pada anus, kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva, portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (-), ketuban pecah spontan, penurunan
kepala Hodge IV, ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, moulage 0. Ini sesuai dengan pernyataan Mochtar (2011) yaitu, tanda gejala kala
II
adalah :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah
masuk pintu atas
51

panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagiananya.
Perineum menonjol
Vulva vagina dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam (informasi objektif ) yang hasilnya adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi dilalui introitus vagina
Pada tanda persalinan kala III terlihat, TFU sepusat, uterus globuler dan keras, tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, terdapat
semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva. Proses kala III ini berlangsung selama 6 menit. Hal ini sesuai dengan Mochtar
(2010), Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal
dari sebelumnya. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah antara 100-200 cc.
Pada tanda persalinan kala IV TFU 2 jari di bawah pusat dan dilakukan massase fundus uteri selama 15 detik saat plasenta telah lahir,
tidak terlihat adanya perdarahan dan terjadi robekan jalan lahir pada mukosa vagina dan kulit perineum atau derajat 1, serta dilakukan
heacting tanpa diberikan anastesi. Ini sesuai dengan pernyataan Wiknjosastro (2008), Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil
(masase uterus) yang bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi fundus dengan
meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah
pusat.
Kemudian perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan dan periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Saat
dilakukan heacting ditemukan kesenjangan dimana tidak diberikannya anatesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit dan hal ini juga
tidak sesuai dengan asuhan sayang ibu.
52

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG klien, kehamilan klien lebih dari 42 minggu, keadaan plasenta baik dan ketuban
cukup. Sesuai dengan pernyataan Manuaba (2010), Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih
baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia. Serta penyataan Nugroho
(2012), Apabila tidak terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
Dilakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu pemeriksaan menggunakan Non Stress test (NTS) dan di dapatkan hasil Non
Stress test (NTS) dalam keadaan baik. Sesuai dengan pernyataan Nugroho (2012) untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan,
Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test (NTS) relaktif atau tidak, maupun Contraction Stress Test
(CTS) negatif atau positif.
Pada pemeriksaan fisik bayi ditemukan, rambut bayi hitam, tampak kulit di telapak tangan dan kaki kering serta sedikit mengelupas,
dan kuku yang sedikit lebih panjang. Data tersebut sesui dengan pernyataan Prawirohardjo (2010) tentang tanda postmaturisasi pada
bayi, Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering,
keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak paha dan genetalia luar, warna
coklat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita dan rambut kepala banyak atau tebal.
Hasil ini juga sesuai dengan Tanda post matur dapat di bagi dalam 3 stadium menurut Sarwono Prawirohardjo (2010) :
Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
53

Pada kasus ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa dari hasil tersebut merujuk pada tanda post matur stadium I, yaitu
kulit kering dan mengelupas.

Assesment
Berdasarkan analisis data yang didapat pada saat pengkajian, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka dapat ditegakkan
assessment yaitu Ny. Y usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan Kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala.
Keadaan ibu dan janin baik.
Penegakan kehamilan lewat waktu pada kasus ini berdasarkan pernyataan Sarwono Prawirohardjo (2010) Kehamilan postterm atau
disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu) atau lebih.
Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari.

Planning
Berdasarkan assesment yang telah ditegakkan, pengkaji dapat
membuat rencana asuhan sesuai manajemen kebidanan untuk memenuhi kebutuhan klien dan metalaksanakan tindakan-tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut.
Pada kasus tersebut dilakukan penangan dengan induksi persalinan dengan metode infus oksitosin, ini sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2010), tatalaksana pada ibu bersalin dengan kehamilan postterm memerlukan pertolongan induksi persalinan atau
persalinan anjuran. Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung
dan membuktikan keseimbangan antara kepala janin dan jalan lahir.
54

Menurut Manuaba (2010) terdapat bentuk induksi persalinan per vaginam yaitu secara medis. Metode Infus Oksitosin merupakan
metode yang paling umum dilakukan. Tindakan dengan metode drip oksitosin :
Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.
Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit.
Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal
tercapai 40 tetes per menit.
Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstrose 5%.
Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim yang adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan sampai
persalinan berlangsung.
Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit dengan oksitosin sebanyak 10 unit.
Pada hal ini terdapat kesenjangan pada kasus tersebut, karena pada kasus tersebut pemberian tetesan pertama drip oksitosin adalah 20
tetes per menit. Seharusnya pemberian tetesan pertama saat dilakukan induksi dengan infus oksitosin adalah 8-12 tetes per menit yang
kemudian setia 15 menit dilakukan penilaian, bila his tidak adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal tercapai 40 tetes
per menit.
Perbedaan pemberian awal tetesan infus ini dikhawatirkan akan berpengaruh kepada janin, seperti yang diketahui bahwa induksi
persalinan dapat menyebabkan hiperstimulasi yang dapat mengakibatkan gawat janin.
Sebelum dilakukan induksi persalinan dilakukan penilaian kematangan serviks dengan cara bishop dan didapatkan hasil skor bishop
pada Ny. Y adalah 6, sesuai dengan protap rumah sakit Sekarwangi, yaitu Menilai derajat kematangan serviks dengan menggunakan
skor bishop.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Cunningham (2006), Keberhasilan induksi sebagian besar bergantung pada keadaan serviks.
Pada tahun 1964, bishop merancang suatu sistem penilaian serviks untuk memperkirakan tingkat keberhasilan induksi. Jika skor
bishop baik (>5), maka
55

kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah tinggi. Jika skor tidak baik (<5) kemungkinan keberhasilan
tidak baik.

Tabel 5.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas


FAKTOR
Skor Pembukaan Pendataran Sation Konsistensi Posisi
cm (%) servik

0 Tertutup 0-30 -3 Keras Posterior


1 1-2 40-50 -2 Sedang Tengah
2 3-4 60-70 -1 0 Anterior
3 ≥5 ≥80 +1 +2 - -
Sumber : Cunningham, dkk. (2006)
Segmen bawah uterus merupakan faktor yang sangat penting. Ketinggian bagian terbawah janin atau station juga penting. Jika skor
bishop baik (>5), maka kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah tinggi.
Selama dilakukan induksi persalinan pemantauan kesejahteraan ibu dan janin terus dilakukan, namun tidak tersediannya doppler
membuat terhambatnya dalam melakukan pemantauan kesejahteraan janin, serta ibu juga dianjurkan untuk tidur miring kiri walaupun
terasa tidak nyama karena akan semakin terasa mulas, namun sesuai dengan pernyataan Manuaba (2010), kehamilan postterm dapat
membahayakan janin karena sensitif terhadap rangsangan kontraksi yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Observasi pada induksi persalinan sangat penting, sehingga kemungkinan komplikasi dapat ditentukan melalui evaluasi C (cortonen/
denyut jantung janin), H (his yang kuat menuju tetani uteri), P (penurunan bagian terendah), B (bandle yang mengikat sebagai tanda
terjadinya ruptura uteri yang membakat).
Serta sesuai dengan protap rumah sakit Sekarwangi dalam pengelolaan inpartu pada ibu dengan kehamilan postterm, yaitu
pengelolaan inpartu :
Pasien tidur miring kesebalah kiri.
Pemantauan dengan KTG berkelanjutan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemerikaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan
rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan kesesuain serta kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada telah diuraikan maka
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu, melalui
pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan secara umum telah dapat dilakukan.
Data subjektif
Pada kasus tersebut telah dapat diperoleh data subjektif pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu. Dari anamnesa didapatkan pada
tanggal 16 Februari 2018, HPHT : 14-04-2017 dan Ny. Y datang dengan keluhan Ibu kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini
sudah mulai merasa mulas namun belum teratur dan keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir.
Pada pengkajian riwayat kehamilan diperoleh bahwa klien merasakan gerakan janin yang dirasakan kurang lebih 8x sehari. Klien juga
mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan ada tanda-
tanda persalinan.
Data objektif
Melalui pemeriksaan pada Ny. Y dengan postterm telah diperoleh data objektif. Pada pemeriksaan fisik terutama daerah abdomen,
didapatkan hasil fundus uteri teraba bokong dan bagian terendah teraba kepala. Kemudian pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil
portio lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, hodge 1.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG klien, kehamilan klien lebih dari 42 minggu, keadaan plasenta baik dan ketuban
cukup. Di lakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu pemeriksaan

56
57

menggunakan Non Stress test (NTS) dan di dapatkan hasil Non Stress test
(NTS) dalam keadaan baik.
Pada pemeriksaan fisik bayi ditemukan, rambut bayi hitam, tampak kulit di telapak tangan dan kaki kering serta sedikit mengelupas,
dan kuku yang sedikit lebih panjang.
Assesment
Melalui pengjakian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. Y dapat ditegakkan assesment yaitu : Ny. Y, usia 29 tahun G2P1A0
hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
Planning
Rencana asuhan sesuai dengan manajemen kebidanan untuk memenuhi kebutuhan klien dan menatalaksanakan tindakan-tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut pada kasus ini telah dapat
dilakukan walaupun terdapat kesenjangan perencanaan asuhan pada kasus tersebut dengan teori yang ada.
Rencana asuhan yang dilakukakn pada kasus tersebut yaitu :
Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kehamilan lewat waktu dalam kehamilan, persalianan dan
penanganannya.
Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan tenaga kesehatan lain untuk tindakan pemberian terapi dan tindakan.
Konseling mengenai persiapan persalinan dan persalinan.
Melakukan asuhan intranatal pada Ny. Y
Pada kasus tersebut dilakukan penanganan perencanaan induksi persalinan dengan metode infus oksitosin untuk mengurangi resiko
mortalitas serta morbiditas pada Ny Y dan bayinya, namun saat penanganan ditemukan kesenjangan, yaitu pemberian tetesan infus
yang tidak sesuia dengan teori dan protap rumah sakit dan tidak dilakukannya pemeriksaan bishop sebelum diberikan induksi
persalinan.
58

Faktor pendukung
Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis menggali permasalahan serta memberikan asuhan.
Adanya kerjasama yang baik dengan dokter Sp.OG dan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y,
usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu.
Tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional dalam memberiakn asuhan yang tepat kepada Ny. Y, usia 29 tahun
G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu.
Adanya protap rumah sakit dalam penanganan kehamilan lewat waktu. di RSUD Sekarwangi.
Faktor penghambat
Keterbatasan alat seperti doppler untuk pemantauan kesejahteraan janin sedikit terhambat, karena harus menunggu
penggunaan NST yang digunakan sebagai doppler penganti.
Ketidaksesuaian pemberian tetesan infus oksitosin pada induksi persalinan dengan teori induksi persalinan dan protap
rumah sakit Sekarwangi.

Saran
Bagi RSUD Sekarwangi
Pihak rumah sakit diharapkan dapat terus meningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi seluruh
pengguna jasa pelayanan khususnya pada kasus postterm di RSUD Sekarwangi.
Perlu adanya pengkayaan penanganan kasus postterm di rumah sakit khususnya protap induksi persalinan.
Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan mengerti akan tanda bahaya kehamilan lewat waktu serta mengetahui tanda bahaya ibu nifas yang
mungkin terjadi.
59

Bagi penulis
Bidan dapat mengetahui tindakan dan penanganan yang tepat pada ibu bersalin dengan kehamilan lewat waktu, serta dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan khusunya pada kasus kehamilan, persalinan, dan nifas yang beresiko tinggi, seperti kehamilan lewat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Nurul. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. 2011
Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. 2010
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
2010
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan. Bandung. 2016
Dinas Kesehatan Sukabumi. Profil Kesehatan. 2016
Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2013
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstectri Fisiologi dan Patologi. Jakarta : EGC. 2011
Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009
Sulityawati A, Nugraheny E. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. 2010
Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC. 2007
Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2012
Fraser M. D. Myles. Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC. 2009
Protap penanganan kehamilan lewat waktu atau postterm di RSUD Sekarwangi
Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2006
Proverawati, Asfuah. Buku Ajar Gizi Untuk Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2009
Sukarni, I DKK. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013
Proverawati, Ibrahim SM. Nutri Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika. 2010
Murkoff, H. Kitab Hamil Terlengkap Sebelum, Selama Dan Setelah Melahirkan. Bandung : Qanita. 2013
Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009
Galal M, Symonds I, urray H, Petraglia F, Smith R. Postterm Pregnancy. FVV in Obgyn. 2012. [Di akses tanggal 18
Mei 2018]. Didapat dari : www.fvvo.be/assets/294/04-Galal_et_al.pdf.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. 2007
Kementerian Kesehatan. UUD No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta. 2017
LEMBAR OBSERVASI

Nama : Ny. Y
Usia : 29 tahun
Alamat: Kp. Leuwiliang RT 02/11 parakanlima, cikembar, Sukabumi

Jam TD N R S DJJ Ø His Ketuban Ket

09.35 WIB 120/80 mmHg 86 x/mnt 19 x/mnt 36.6⁰ 138 x/mnt 2 cm 3x10’ 20’’ Utuh

14.15 WIB 110/80 mmHg 83x/mnt 22 x/mnt 36.7⁰ 137x/mnt 2 cm 3x10’ 35’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
360cc

17.12 WIB 110/80 mmHg 84x/mnt 23x/mnt 36.7⁰ 143x/mnt 10 cm 4x10’ 47’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
250cc

17.55 WIB - - - - - - - - Inpartu kala III. Drip oxytosin 5iu


20 tpm sisa 160cc

18.04 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 20x/mnt 36.7⁰ Inpartu kala IV. Menganti cairan
infus dengan RL 500cc+drip
- - - -
oxytosin 20 iu 20 tpm.

POSTPARTUM

Jam TD N R S TFU Lochea Kontraksi Ket.

20.10 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.7⁰ 2 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
bawah pusat penuh 440cc

01.0 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat 300cc
14.30 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di Setengah Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat pembalut 30cc
Lampiran 1
Asuhan kebidanan postpartum
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Febuari 2018 Waktu pengkajian : 20.10 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi Nama pengkaji :
Youlanda Elsa Leo

Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan darah yang keluar sebanyak satu pembalu dan ASI ibu belum keluar.
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan bubur ayam pukul 18.45 dan minum terakhir teh hangat ½ gelas air mineral gelas
pukul 20.00 WIB. Ibu sudah mengonsumi obat amoxilin, asam mefenamat SF yang diberikan oleh
bidan pukul 19.00 WIB.
Eliminasi
Ibu sudah BAK 1 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu belum tidur setelah melahirkan.
Mobilisasi
Ibu sudah bisa miring kekiri, miring kekanan dan duduk, serta sudah ke kamar mandi untuk BAK.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 1 kali, namun ASI belum keluar.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o

Pemeriksaan Fisik
Wajah
Tidak ada oedema, tidak pucat
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum belum keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkan
getah bening.
Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL dengan drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa 440cc,
kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada tangan.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut penuh (± 50 cc), berbau khas darah.

Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 2 jam keadaan baik.
Penatalaksanaan
20.12 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik.
20.13 WIB Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi uterus yang
baik dan benar. Ibu merasakan uterusnya bulat
dan keras, kontraksi baik.

20.15 WIB Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan, mulai


turun dari tempat tidur dan berjalan secara bertahap.

20.21 WIB Membimbing ibu melakukan teknik menyusui yang


benar

20.25 WIB Menganjurkan ibu makan, minum dan istirahat yang


cukup.

20.27 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya masa


nifas

21.10 WIB Membantu ibu menganti pakaian dan pembalut ke


kamar mandi.

21.30 WIB Mengantarkan ibu ke ruang Cut Nyak Dien

Catatan perkembangan PNC


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Febuari 2018
Waktu Pengkajian : 01.00 WIB
Tempat : Ruang CND RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air mineral 1 gelas
(±250 cc).
Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 3 kali, ASI ibu sudah keluar, walau belum banyak.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkan getah bening.
Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa 300cc, kuku tidak
puvat dan tidak ada edema pada tangan
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut (± 40 cc), berbau khas darah.

Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 6 jam keadaan baik.

Penatalaksanaan
01.05 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
01.08 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
mengonsumsi buah, baik untuk memperlancar buang air
besar dan memakan telur ayam rebus agar penyembuhan
luka jahitan lebih cepat karena banyak kandungan albumin
dan protein di dalam telur ayam
yang dapat membantu penyembuhan luka

01.10 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat


yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik
untuk kesehatan ibu.

01.12 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan


genitalia

01.15 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu


masih mengingat tanda bahaya masa nifas.
Catatan perkembangan PNC
Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Febuari 2018
Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Tempat : Ruang CND RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air mineral 1 gelas
(±250 cc).
Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 7 kali, bayinya kuat menyusui.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,6 C
o
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Abdomen
TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa ±30cc, kuku tidak
pucat dan tidak ada edema pada tangan
Bawah
Kaki kanan dan kiri kuku kemerahan, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Bersih. tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche Rubra, sebanyak setengah
pembalut (± 30 cc), berbau khas.

Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 1 hari keadaan baik.

Penatalaksanaan
14.35 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu sudah diperbolehkan
pulang di setelah administrasi
telah selesai diurus dan di lengkapi

14.38 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa


mengonsumsi buah baik untuk memperlancar buang
air besar.

14.40 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat


yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik
untuk kesehatan ibu.
14.42 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia

14.45 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu


masih mengingat tanda bahaya masa nifas.

14.48 WIB Melepaskan infus set dan ibu dperbolehkan pulang.


Ibu pulang pukul 15.00 WIB

Catatan perkembangan PNC


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 3 Maret 2018
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. Y

Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan kondisi ibu saat ini sangat sehat. Setiap malam ibu terbangun karena bayinya
terbangun dan ingin menyusui. Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya masa nifas seperti yang
sudah dijelaskan.
Nutrisi dan hidrasi
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, ikan, ayam, tempe, tahu dan sayur, sudah mengonsumsi buah-
buahan seperti pisang, papaya, menteng, dan manggis. Minum air putih 8-9 gelas sehari
Eliminasi
Ibu BAB 1x sehari, BAK 4-5x sehari.
Istirahat
Pada siang hari saat bayi tidur, ibu juga tidur, ± 3 jam dan malam hari ± 7 jam.
Aktivitas
Selama seminggu ini ibu sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci
baju bayi, ibu dibantu orang tua dan suami dalam mengerjakan perkerjaan rumah.
Laktasi
Sehari ibu menyusui bayinya lebih dari 10x sehari, 2-3 jam sekali
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 19x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o

Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, ASI sudah keluar banyak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkan getah bening dan tidak ada massa atau benjolan.
Abdomen
TFU pertengahan pusat dan symfisis, kontraksi baik, distasi rekti 2/5, Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan dan tangan kiri kuku tidak pucat, dan tidak ada edema.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises. Tanda Homan
negative
Genetalia
Bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche sanguinolenta, tidak terlalu
banyak di pembalut (± 15 cc), berbau khas.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 7 hari keadaan baik.

Penatalaksanaan
13.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan
baik.
13.17WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga pola tidurnya.
Bahwa istirahat yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang
1 jam baik untuk kesehatan ibu, tidur yang kurang
menyebabkan ibu pusing dan ASI yang kurang
lancar.

13.18 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan


genitalia dan luka jahitannya

13.19 WIB Memberitahu ibu untuk mengutamakan pemberian


ASI pada bayi ibu.

13.20 WIB Memberitahu ibu cara perawatan payudara agar


puting tidak lecet.

13.25 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu


masih mengingat tanda bahaya nifas.

13.45 WIB Mengingatkan kembali ibu tentangmenjaga


kebersihan genetalianya.

14.15 WIB Mengingatan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu


tanggal 02-03-2018 atau saat ada keluhan ke Bidan N atau
ke rumah sakit.
Lampiran 2
Asuhan kebidanan neonatal
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Febuari 2018 Waktu pengkajian : 18.45 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi Nama pengkaji :
Youlanda Elsa Leo

Data Subjektif
Bayi Ny. Y lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan lahir tanggal 16 Februari 2018 pukul
17.55 WIB ditolong bidan di RSUD Sekarwangi. Bayi sudah BAB beberapa saat setelah lahir.
Bayi sudah dilakukan IMD, berhasil IMD pada menit ke 70.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 47x/menit, teratur
Laju Jantung : 145x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Antopometri
Berat Badan : 2800 gr
Panjang Badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Peut : 29 cm
Lingkar Lengan Kiri Atas : 10 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut hitam, fontanel mendatar, tidak ada moulage, tidak ada caput sucsaedenum dan tidak
ada cepal hematom.
Mata
Simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada pus pada mata. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Tidak ikterus
Telinga
Simetris, daun telinga elastis, terdapat lubang pada kedua telinga, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal.
Hidung
Simetris, terdapat 2 lubang pada hidung, terdapat septum ditengah, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
Mulut
Simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan labioskizis dan
labiopalataoskizis. Lidah bersih, gusi kemerahan.
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar, tidak ada massa abnormal.
Dada
Puting simetris, areola berwarna gelap, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi nafas dan jantung
normal.
Abdomen
Sedikit buncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi, terdapat bunyi bising usus, tidak ada
penonjolan tali pusat bayi menangis.
Ekstremitas
Atas
Simetris, pergerakan aktif, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan sindaktili. Kulit di telapak
tangan sedikit mengelupas dan kuku panjang
Bawah
Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada polidaktili dan sindaktili. Terdapat kulit yang
mengelupas di bagian tungkai bawah
Genetalia
Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang vagina dan lubang uretra.
Anus
Terdapat lubang pada anus
Punggung
Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada cekungan.
Kulit
Tampak kemerahan, terdapat verniks sedikit, terdapat sedikit lanugo, tidak ada bercak mongol,
kulit sedikit mengelus di bagian tangan dan tungkai bawah.
Sistem Saraf
Refleks Glabella : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Sucking : Positif
Refleks Swallowing : Positif
Refleks Palmar : Positif
Refleks Plantar : Postif
Refleks Babinski : Positif
Reflek Moror : Postif

Analisa
Bayi Ny. Y, Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 jam keadaan bayi baik.

Penatalaksanaan
18.45 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayinya baik
18.48 WIB Memberiahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep
mata. Memberikan salep mata kepada bayi.

18.50 WIB Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan


Vitamin K untuk pencegahan perdarahan pada bayi
baru lahir. Menyuntikan Vit.K Phytomenadione dosis
1 mg pada paha kiri seara IM.

18.52 WIB Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan


tali pusat, Menyusui bayi 2-3 jam sekali

18.57 WIB Memberitahu suami ibu untuk mengambil vaksin HB0


di Bidan Desa

18.58 WIB Memantau TTV bayi


19.00 WIB Menjaga kehangatan bayi

Catatan perkembangan neonatal


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Febuari 2018
Waktu Pengkajian : 01.30 WIB
Tempat : Ruang CND RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusui ± 3x sehari. BAK 4x sehari, BAB 1x sehari warna hijau, konsistensi lunak.
Tidur ± 7 jam. Tidak rewel.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 45x/menit, teratur
Laju Jantung : 146x/menit, teratur
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.

Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 6 jam, keadaan bayi baik.

Penatalaksanaan
01.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik.

01.35 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif


kepada bayi sampai usia 6 bulan.

01.38 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi


selama 30 menit, saat di rumah nanti.

01.43 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan


dan
kebersihan bayinya.
01.50 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.

Catatan perkembangan neonatal


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Febuari 2018
Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Tempat : Ruang CND RSUD Sekarwangi

Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 7x sehari. BAK 5-6x sehari, BAB 2x sehari warna coklat
kekuningan, konsistensi lunak. Tidur ± 12 jam. Tidak rewel.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 2800 gr
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 47x/menit. teratur
Laju Jantung : 144x/menit, teratur
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.

Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 hari, keadaan bayi baik.

Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik dan bayi diperbolehkan pulang
bersama ibu.

14.33 WIB Memberitahu ibu bayi akan disuntikkan imunisasi HB0.


Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar paha kanan.

14.35 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif


kepada bayi sampai usia 6 bulan.
14.38 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi
selama 30 menit, saat di rumah nanti.

14.43 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan


dan
kebersihan bayinya.
14.50 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.

14.53 WIB Bayi dan ibu diperbolehkan pulang oleh dokter

Catatan perkembangan neonatal


Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 24 Februaru 2018 Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. Y

Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 10x sehari. BAB 2x sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi
lunak, BAK lebih dari 10x sehari. Bayi tidur ± 12 jam sehari, tali pusat puput saat usia dua hari,
tanggal 18-02-2018. Ibu tinggal bersama suami dan anaknya, ibu sering dibantu oleh orang tuanya
untuk mengurus rumah dan menjaga bayinya karena dekat dengan rumah orangtua. Pencahayaan,
ventilasi, sanitasi cukup baik. Sumber air berasal dari sumur, sampah dibuang ditempat
pembuangan sampah dan di kubur. Ibu tidak memiliki binatang peliharaan.

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 3000 gr
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 43x/menit, teratur
Laju Jantung : 144x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retraksi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 7 hari keadaan bayi baik.

Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi
dalam keadaan baik.
14.40 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.

14.50 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap


pagi. Ibu rutin menjemur bayinya di pagi hari.

15.00 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan


kebersihan bayi. Ibu menjaga kehangatan
dan kebersihan bayi.

15.10 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi.


Ibu masih mengingat tanda bahaya pada bayi.

15.15 WIB Menjelaskan ibu tentang imunisasi dasar lengkap.


15.35 WIB Mengingatkan kunjungan ulang untuk melakukan
imunisasi BCG dan Polio 1 pada usia bayi 1 bulan
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda bahaya Nifas


Penyuluh : Youlanda Elsa Leo
Hari, Tanggal : Sabtu, 17 Februari 2018
Sasaran/ jumlah : Ny. Y
Tempat : RSUD Sekarwangi

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta mampu mengetahui tentang
tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
Pengertian masa nifas
Tanda bahaya pada masa nifas
Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya pada masa nifas
Dan ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan mengenali apa yang termasuk
dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa
nifas dapat dideteksi secara dini.

Materi
Pengertian masa nifas
Tanda bahaya pada masa nifas
Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
Metode
Ceramah dan Tanya jawab

Media
Lembar BALIK

Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
Pembukaan Salam Pembuka Menjawab salam
(4 menit) Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
penyuluhan
Menjelaskan jalannya penyuluhan
Membagi leaflet

Isi Menjelaskan pengertian masa nifas Melihat


(20 menit) Menjelaskan tanda bahaya pada masa nifas Mendengarkan
Menjelaskan macam-macam tanda Memperhatikan
bahaya pada masa nifas
Menjelaskan penanganan yang harus
dilakukan jika mengalami tanda bahaya
pada masa nifas

Penutup (6 Tanya jawab Mengajukan


menit) Mengakhiri penyuluhan pertanyaan
Salam penutup. Menjawab
Menjawab salam
Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab Jenis Pertanyaan :
Apa pengertian dari masa nifas?
Sebutkan tanda bahaya pada masa nifas dan cara penanganannya? Hasil :
1. Ibu dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

Materi Penyuluhan

TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2010) Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal,
dijumpai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi
(Manuaba, 2007).
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan mencakup 6 minggu berikutnya.
(APN, 2008)
Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari.

Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas


Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat
terjadi selama masa nifas, apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes, 2011).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
Pendarahan Post Partum
Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah
anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi dalam 24
jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta
dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi setelah 24
jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama adalah robekan
jalan lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008), pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal khususnya di Negara berkembang.
Faktor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
Grandemultipara
Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu
kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)


Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis,
jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini
berasal dari bekas melekatnya plasenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Muchtar, 2008):
Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.
Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.

Tanda dan gejala


Keluarnya cairan dari vagina
Adanya bau yang menyengat dari vagina
Disertai dengan demam > 38oC Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan segeralah
periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)


Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000
gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik
atau terganggu disebut sub- involusi (Rustam Muchtar, 2008).
Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma
uteri (Prawirohardjo, 2010).
Tanda dan gejala
Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
Fundus masih tinggi
Lochea banyak dan berbau
Pendarahan
Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

Nyeri pada Perut dan Panggul


Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
Demam
Nyeri perut bagian bawah
Suhu meningkat
Nadi cepat dan kecil
Nyeri tekan
Pucat muka cekung, kulit dingin
Anoreksia terkadang muntah
Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas kesehatan.

Pusing dan Lemas yang Berlebihan


Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan karena tekanan
darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat.
Tanda dan gejala
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
Lemas
Penanganan
Lakukan istirahat baring
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
Meminum tablet fe selama 40 har
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

Suhu Tubuh Ibu >38oC


Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.
Tanda dan gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38 oC
Penanganan
Istirahat baring
Kompres dengan air hangat
Perbanyak minum
Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

Penyulit dalam Menyusui


Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan melakukan
masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat.
Untuk menghindari putting susu terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting
susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik.
Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui yang benar,
putting harus kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan
perawatan payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi:
Bendungan ASI
Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang tidak
dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada putting susu.
Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri,
suhu tubuh meningkat.

Penanganan
Susukan payudara sesering mungkin
Kedua payudara disusukan
Kompres hangat payudara sebelum disusukan
Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
Kompret dingin pada payudara diantara menyusui
Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan.
Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar melalui luka pada putting susu/peredaran darah
(Manuaba, 2008)
Tanda dan gejala
Payudara membesar dan keras
Payudara nyeri, memerah dan membisul
Suhu tubuh meningkat dan menggigil
Penanganan
Sanggah payudara
Kompres dingin
Susukan bayi sesering mungkin
Banyak minum dan istirahat yang cukup
Abses payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastitis yang
tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus
(nanah) (Manuaba, 2008).
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda bahaya bayi baru lahir


Penyuluh : Youlanda Elsa Leo
Hari, Tanggal : Sabtu, 17 Februari 2018
Sasaran/ jumlah : Ny. Y
Tempat : RSUD Sekarwangi

Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan dapat mengetahui tanda - tanda bahaya pada
bayi baru lahir

Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
Memahami tentang tanda - tanda bahaya bayi baru lahir
Membawa bayi segera ketenaga kesehatan bila terjadi dari tanda - tanda bahaya bayi
baru lahir

Media
Leaflet / Poster

Materi
Terlampir

Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu


Pembukaan (2 Mengucapkan Menjawab salam
menit) salam Mendengarkan
Menyampaikan
tujuan

Inti Isi materi penyuluhan


(30 menit) Menjelaskan tentang
pengertian bayi baru Mendengarkan
lahir
Menjelaskan pengertian
tanda - tanda
bahaya bayi baru lahir
Menjelaskan tanda - Mendengarkan
tanda bahaya pada bayi
baru lahir

Memperhatikan

Penutup (3 Tanya jawab Mengajukan pertanyaan


menit) Mengakhiri Menjawab
penyuluhan Menjawab salam
Salam

Evaluasi
Jenis Pertanyaan
Jelaskan pengertian bayi baru lahir ?
Sebutkan 3 tanda bahaya pada bayi?
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR

Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
badan lahir 2.500-4000 gram dan telah mampu hidup di luar kandungan (Ibrahim Kristina S. 1984.
Perawatan Kebidanan jilid II,Bandung).

Pengertian Tanda – Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat
mengakibatkan kematian pada bayi.

Tanda – Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru
(neonatus):
Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita ketahui bersama,
ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya akan
berkurang dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika
sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.
Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah bagaimana
kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang
dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain.
Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini
berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per
menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka anda
wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita merintih terus
meneruswalau sudah diberi ASI atau sudah dihapuk- hapuk, maka konsultasikan hal ini pada
dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus anda
perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan
dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk
dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril
yang bisa anda beli di apotik.
Demam atau Tubuh Merasa Dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih perhatikan kondisi
sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan
yang dingin atau pakaian yang basah
Mata Bernanah Banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari proses
persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau
bidan.
Kulit Terlihat Kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi
pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak
tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal
tersebut pada dokter.
Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera ke rumah
sakit atau puskesmas.Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran
(oleh tenaga di kamar bersalin) :
Tidak bernafas
Sesak nafas
Sianosis sentral ( kulit biru)
Bayi berat lahir rendah (BBLR ) < 2500 gram
Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36.5°c)
Kejang
Kondisi perlu tindakan awal
Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah din atau pecah lama)
Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif)
Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga di
kamarbersalin):
Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi
Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai