Y USIA 29
TAHUN G2P1A0 HAMIL 43 MINGGU DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Identitas
Nama : Youlanda elsa leo
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 12 November 1996 Agama : Islam
Nama Ayah : Sutjipto
Nama Ibu : Ani Ardyanti
Alamat Rumah : Komplek Harapan Baru Taman Bunga (HBTB) Jl.
Bunga 1 Blok B1 No. 19 RT 007/017 Tapos - Depok
Pendidikan
TK : Cupu Wirada Depok
SD : SDN Curug V Depok
SMP : SMP Islam Al-Ma’ruf Jakarta
SMA : SMAN 105 Jakarta
Akademik : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor, tahun
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, Februari 2018
Youlanda Elsa Leo, NIM : P17324215034
Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan Kehamilan Lewat Waktu di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
ABSTRAK
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post
datisme atau pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu)3. Kehamilan lewat waktu
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin, ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau
lebih lebih, berat badannya meningkat terus, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa
partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat3. Menurut SDKI pada tahun
2012 Angka Kematian Ibu naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, di Indonesia 10% AKI disebabkan oleh kehamilan lewat
waktu dan Angka Kematian Bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup5. Berdasarkan data terakhir bulan januari tahun 2018 angka kejadian
postterm di RSUD Sekarwangi masuk peringkat ke 4 dari 10 besar dan menjadi penyumbang angka kejadian secio cesaria di RSUD
Sekarwangi.
Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah agar penulis mampu memahami, dan melaksanakan asuhan kebidanan intranatal pada Ny.
Y 29 tahun dengan postterm di RSUD Sekarwangi. Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan adalah dalam bentuk SOAP.
Dari data subjektif diketahui Ny. Y 29 tahun, hamil anak kedua dan tidak pernah keguguran, hari pertama haid terakhir pada tanggal
14-04-2017. Ibu mengeluh kehamilannya sudah lewat bulan. Dari data penunjang USG didapatkan kehamilan sudah berusia lebih dari
42 minggu, plasenta dalam keadaan baik, dan air ketuban cukup. Dari hasil pengkajian tersebut ditegakkan diagnosa Ny. Y, 29 tahun,
G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
Pentalaksanaan yang dilakukan ialah melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan induksi persalinan dengan metode
infus oksitosin.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan
rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang telah diuraikan maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu melalui pendekatan
manajemen kebidanan secara komprehensif dan secara umum telah dapat dilakukan, serta terdapat faktor penghambat dalam
melakukan asuhan kepada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu.
Kepustakaan : 23 (2006-2017)
Kata kunci : kebidanan intranatal, kehamilan lewat waktu, postterm.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. Y 29 Tahun G2P1A0 43 minggu di RSUD Sekarwangi
kabupaten Sukabumi”. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat, keluarga serta umat
yang senantiasa meneladani beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
III Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung ,
Penulis menyadari selama melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas
segala bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam dalamnya kepada :
Bapak Dr. Ir. H. R. Osman syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Ibu Hj. Enung Harni Susilawati, MKM selaku Ketua Program Studi Kebidanan Bogor Poltiknik Kesehatan Kemenkes
Bandung
Ibu Yohana Wulan Rosaria, SST, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan
masukan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.
Ibu Sinta Nuryati selaku Wali Tingkat III B yang telah banyak memberikan nasehat dalam pembuatan Laporan Tugas
Akhir
Ibu Devi SST, Keb selaku Kepala Ruangan di Ruang PONEK.
Ibu Hesti Amd.Keb selaku Pembimbing lahan Praktik.
Ibu Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb selaku Pembimbing Akademik.
Seluruh dosen dan Staf Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
i
Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan dan doa yang mengiringi langkah menempuh
pendidikan di Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Khususnya
Tingkat III Angkatan 17 yang memberikan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi
atau abnormal 1.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal, jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Hampir sebagian besar persalinan
merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik 2.
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy,
postdate/post datisme atau pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu)
atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus
rata-rata 28 hari 3.
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu (294 hari) belum terjadi persalinan4. Kehamilan
postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas dan morbiditas perinatal ataupun makrosomia.
Kehamilan postterm mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin, ada janin yang dalam masa
kehamilan 42 minggu atau lebih lebih, berat badannya meningkat terus, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya,
atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan
serotinus dapat berupa partus lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat3.
Pertolongan kehamilan lewat waktu (postterm) adalah induksi persalinan atau persalinan anjuran. Dalam pertolongan persalinan lewat
waktu, pengawasan saat persalinan induksi sangat penting karena setiap saat dapat terancam gawat janin.
Kematian janin pada kehamilan lewat waktu dapat terjadi sekitar 25% sampai 35% dalam rahim dan makin meningkat pertolongan
persalinan
1
2
dengan tindakan. Dengan demikian bila bidan menghadapi kehamilan lewat waktu maka merujuk pasien merupakan sikap yang paling
tepat 4.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu naik menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup, di Indonesia 10% AKI disebabkan oleh kehamilan lewat waktu dan Angka Kematian Bayi 32 per 1.000 kelahiran
hidup5.
Di Jawa Barat berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu tercatat sebanyak 804
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi sebanyak 4.803 per 1000 kelahiran hidup.5 Di Kabupaten Sukabumi pada
tahun 2016 tercatat sebanyak 25 kasus kematian ibu dan 90 kasus kematian bayi 6.
Berdasarkan data terakhir bulan januari 2018 di RSUD Sekarwangi jumlah ibu bersalin dengan postterm sejumlah 23 orang. Dari
jumlah tersebut kejadian kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi masuk dalam peringkat ke 4 dari 10 besar dan menjadi
penyumbang angka kejadian secio caesaria di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal
Pada Ny. Y 29 Tahun G2P1A0 Hamil 43 Minggu Di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi”.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Diperoleh Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G 2P1A0 Hamil 43 Minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi,
agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan, melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif
dan melaksanakan asuhan kebidanan dengan tepat.
Tujuan Khusus
Diperoleh data subjektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Diperoleh data objektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Ditegakkan analisa pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi
sesuai kebutuhan klien serta mengevaluasi hasil dari penatalaksanaan tersebut di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Diketahui faktor pendukung dan faktor penghambat selama melakukan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun
G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
Manfaat
Bagi RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi
Pihak rumah sakit dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan pelayanan kebidanan intranatal
khususnya pada Ny. Y
29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dan dapat memperbaiki faktor penghambat yang ditemukan dalam memberikan pelayanan tersebut.
Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan, nifas, dan pada bayi baru lahir yang berkaitan dengan kehamilan lewat
waktu sehingga mendapatkan penanganan yang tepat.
4
Tinjauan teori yang akan dibahas dalam kasus ini yaitu konsep dasar persalinan, kehamilan lewat
waktu, induksi persalinan, protap penanganan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi
kabupaten Sukabumi, kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu dan aplikasi
manajemen kebidanan pada kehamilan lewat waktu.
Bila dasar panggul sudah berrelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his
dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum.
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran urin. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina
dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah antara 100-200 cc.8
Kala IV
Pimpin kala IV terutama observasi ketat, karena bahaya perdarahan primer post partum terjadi
pada dua jam pertama.4 Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang
bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi fundus
dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya,
fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat. Kemudian perkirakan kehilangan darah
secara keseluruhan periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Lakukan evaluasi
keadaan umum ibu dan dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV.9
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengarui proses persalinan dan akan menentukan berlangsungnya
suatu persalinan, faktor tersebut ialah power, passage, dan passenger.
Power ( Tenaga/Kekuatan )
Kekuatan mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diagfragma, dan aksi dari ligament. Kekuatan power yang diperlukan dalam persalinan adalah
his, sedangkan sebagai
8
kekuatan sekundernya adalah tenaga.11 His yang normal memiliki karakteristik yaitu kontraksi
otot Rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, fundal abdomen dan menjalar ke seluruh otot
rahim. Kekuatannya seperti memeras isi rahim. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali
ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.4
His atau kontraksi uterus adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna, sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, dan
relaksasi.
Pembagian his dan sifat-sifatnya adalah :
His pendahuluan. Merupakan his yang sifatnya tidak kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lendir darah.
His pembukaan (kala I). Adalah his yang menyebabkan pembukaan serviks, kontraksi
bersifat simetris, bagian fundus uteri sebagai pusat dan mempunyai kekuatan yang paling
besar, involunter artinya tidak dapat diatur oleh ibu, intervalnya semakin lama semakin
pendek, kekuatannya makin besar dan pada kala II diikuti dengan reflek mengejan,
kontaksi ini diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak akan
kembali ke panjang semula. Kontaksi rahimini menimbulkan rasa sakit pada pinggang,
daerah perut, dan dapat menjalar ke paha.
His pengeluaran (kala II) adalah his untuk mengeluarkan janin, sifatnya sangat kuat,
teratur, simetris dan terkoordinasi. Kekuatan his ini menimbulkan putaran paksi dalam,
penurunan kepala atau bagian terendah janin, menekan serviks dimana terdapat saraf
fleksus frankenhauser sehingga terjadi reflex mengejan.
His pengiring ( kala IV adalah his yang sifat kontraksinya tetep kuat, kekuatan kontraksi
ini tidak diikuti oleh interval, pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan thrombus terjadi
penghentian pengeluaran darah post partum.4
9
Beberapa kasus pada proses persalinan sering dijumpai his yang tidak normal atau terjadi
kelainan kontraksi otot rahim. Diantaranya inersia uteri, yaitu his yang sifatnya lemah, pendek,
dan jarang baik itu terjadi di awal persalinan ataupun terjadi di tengah proses
persalinan.Kelainan his yang kedua yaitu tetania uteri, his ini terjadi dengan terlalu kuat, sifat
hisnya normal, kelainannya terletak pada kekuatan his.Kelainan his yang terakhir yaitu his yang
tidak terkoordinasi merupakan his yang frekuensinya dan kekuatannya berubah-ubah.7
Passage ( Jalan lahir )
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, yaitu relatif
kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.4
Komponen yang sangat penting saat persalinan terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak.
Jalan lahir merupakan komponen yang tetap, artinya dalam konsep obstetric modern tidak diolah
untuk melancarkan proses persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa
membahayakan janin.4 Jalan tulang mempunyai kriteria sebagai berikut :
Pintu atas panggul dengan distansia ( jarak ) tranversalis kanan kiri lebih panjang dari
muka belakang.
Mempunyai bidang tersempit dari spina ischiadika.
Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
Panjang jalan lahir depan sepanjang 4,5cm sedangkan panjang jalan lahir belakang
12,5cm.
Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke dapan,
mempunyai bidang sempit pada spina ischiadika, terjadi perubahan pintu atas panggul
lebar kanan dan kiri menjadi pintu bawah panggul lebar ke depan dan belakang yang
terdiri dari dua segitiga.
Passenger ( Janin dan plasenta )
Passenger adalah janin dan plasenta.Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di
sepanjang jalan lahir, merupakan akibat interaksi
10
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. 4
294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid
terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata- rata 28 hari.3
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu (294 hari) belum
terjadi persalinan.4
Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu (postdates) dan postmatur sering dipakai bergantian
secara bebas untuk mendeskripsikan kehamilan yang telah melebihi durasi yang dianggap diatas
batas normal.13
Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010) penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum
diketahui. Beberapa teori yang diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan
kehamilan lewat waktu sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan.
Beberapa teori yang diajukan yaitu sebagai berikut :
Penyebab dari kehamilan post matur ini masih belum diketahui secara jelas. Menurut
Prawirohardjo (2010) beberapa teori yang diajukan antara lain :
Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan merupakan perubahan endokrin yang dapat
memacu proses biomolekur pada saat persalinan dan meningkatkan sensitivitas unterus terhadap
oksitosin, sehingga terjadi kehamilan post matur karena masih dipengaruhi progesteron.
Teori oksitosin
Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan, secara fisiologis memiliki
peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu
hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu peyebab kehamilan post
matur.
Teori Kortisol/ ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah
janin, diduga akibat peningkatan kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan
mempengaruhi plasenta
12
sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, yang dapat
berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti
anasefalus, hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kalenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung
lewat bulan
Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan meningkatkan kontraksi
uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali
pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuannya diduga sebagai penyebab terjadinya
kehamilan post matur.
Herediter
Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan post matur
mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren
menyatakan bahwa jika ada seorang ibu mengalami kehamilan postmatur saat melahirkan anak
perempuan, makan kemungkinan besar anak perempuan tersebut akan mengalami kehamilan post
matur.
Patofisiologi
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak, menipis, mudah
berdilatasi, dan bergerak ke arah anterior mendekati waktu persalinan. Serviks pada wanita
multipara lebih cepat matang dibandingkan nulipara, dan pemahaman mengenai paritas penting
dalam menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks pada kehamilan lanjut.11
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena faktor hormonal, kurangnya produksi oksitosin
akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga mengurangi respons
serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan lebih lama dan tidak ada
kecenderungan untuk persalinan pervaginam.11
13
Diagnosis
Sering seorang tenaga medis kesulitan untuk menentukan diagnosis kehamilan postterm karena
diagnosis ditegakkan bukan berdasarkan kondisi kehamilan, melainkan umur kehamilan.
Diperkirakan sebesar 22% kasus kehamilan postterm tidak dapat ditegakkan secara pasti.3
Prognosis kehamilan postterm tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratur dan haid pertama
haid terakhir diketahui pasti. Untuk menilai apakah kehamilan matur atau tidak. Pemeriksaan
yang dapat dilakukan menurut Nugroho (2012), antara lain :
Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil air ketuban berkurang.
Pemeriksaan rontgenologik
Pemeriksaan ini pada janin matur dapat ditemukan pusat osifikosi pada os cuboid, bagian distal
femur dan bagian proksimal tibia, diameter biparental kepala 9.8 cm lebih. Keberatan
pemeriksaan ini mungkin adalah pengaruh tidak baik sinar rontgen terhadap janin.
Pemeriksaan dengan USG
Pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya.
Pemeriksaan sitologik liquoramnion amnioskopi dan periksa pHnya dibawah 7.20
dianggap sebagai tanda gawat janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang apabila dana dan sarana memenuhi menurut Nugroho (2012) antara lain :
Sitologi vagina yaitu dengan indeks kariopiknotik meningkat (>20 %).
Foto rontgen untuk melihat inti penulangan terutama pada os cubiod, proximal tibia dan
bagian distal femur
USG yaitu menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajat maturitas plasenta,
besarnya janin, keadaan janin.
Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test (NTS) relaktif
atau tidak, maupun Contraction Stress Test (CTS) negatif atau positif.
Amniostropi yaitu warna air ketuban.
15
Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi persalinan. Namun apabila
terdapat janin besar lakukan tindakan sectio caesaria.
Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan pengkajian janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri dengan persalinan anjuran.
Cegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan segera mengusap neonatus dan dilanjutkan
resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur
mekonium.
Segera setelah lahir, bayi harus segera di periksa terhadap kemungkinan hipoglikimia,
hipovolemi, hipotermi, dan polisitemi.
Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda – tanda serotinus.
Hati – hati kemungkinan terjadinya distosia bahu
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin serotinus
sehingga setiap persalinan kehamilan serotinus harus dilakukan pengamatan ketat dan
sebaiknya dilaksanakan di rumah sakit.
b. Indikasi Relatif
Indikasi ibu
Hipertensi kronik.
Hipertensi dalam kehamilan.
Diabetes gestasional.
Faktor logistik seperti risiko persalinan yang cepat, jarak dari rumah sakit, indikasi
psikokosial.
Indikasi janin
Ketuban pecah dini.
Kematian janin.
Riwayat lahir mati sebelumnya.
Janin dengan suatu kelainan bawaan yang besar.
Indikasi Uteroplasenta
Oligohidramnion yang tidak dapat dijelaskan.
Skor Bishop
Keberhasilan induksi sebagian besar bergantung pada keadaan serviks. Pada tahun 1964, bishop
merancang suatu sistem penilaian serviks untuk memperkirakan tingkat keberhasilan induksi. Jika
skor bishop baik (>5), maka kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah
tinggi. Jika skor tidak baik (<5) kemungkinan keberhasilan tidak baik.
Tabel 2.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas
FAKTOR
Skor Pembukaan Pendataran Sation Konsistensi Posisi
cm (%) servik
Bentuk
Menurut Manuaba (2010) terdapat bentuk induksi persalinan per vaginam yaitu secara medis
(metode Steinche, metode 36 drip/infus oksitosin, oksitosin sublingual, induksi persalinan dengan
prostlagandin) dan secara mekanis (pemecahan ketuban, pemasangan laminaria stiff/busi) :
Metode Steinsche Diberikan pil kinine sebesar 0,2 g setiap jam sampai mencapai dosis
1,2 g. 1 jam setelah pemberian kinine pertama, disuntikan oksitosin 0,2 unit/jam sampai
his yang adekuat.
Metode Infus Oksitosin Merupakan metode yang paling umum dilakukan. Tindakan
dengan metode drip oksitosin :
Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.
Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit.
Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang adekuat jumlah tetesan
ditambah 4 tetes sampai maksimal tercapai 40 tetes per menit.
Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstrose 5%.
Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim yang adekuat, maka tetesan
terakhir dipertahankan sampai persalinan berlangsung.
Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit dengan oksitosin sebanyak 10
unit.
Komplikasi pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah :
Ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan
tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar.
Prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat
Gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio
plasenta.
Observasi pada induksi persalinan sangat penting, sehingga kemungkinan komplikasi dapat
ditentukan melalui evaluasi C (cortonen/ denyut jantung janin), H (his yang kuat menuju tetani
uteri), P (penurunan
23
bagian terendah), B (bandle yang mengikat sebagai tanda terjadinya ruptura uteri yang
membakat).
Metode oksitosin sublingual
Oksitosin dalam bentuk tablet isap dibawah lidah dengan isi 50 IU oksitosin. Tingginya
kemampuan penyerapan oleh mukosa lidah, dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot rahim
yang kuat, yang dapat membahayakan. Pemberiannya 0,5-1 jam.
Induksi Persalinan dengan Prostlagandin
Dapat dilakukan dengan supositoria transvaginal atau infus dengan nalador. Yang paling efektif
untuk mencapai tujuan 38 ini adalah PDE2 dan PGF2. Harganya cukup mahal sehingga tidak
terjangkau untuk pelayanan masyarakat secara rutin.
Pemecahan Ketuban
Indikasi :
Perpanjangan fase laten.
Perpanjangan fase aktif.
Hidramnion.
Pembukaan hampir lengkap.
Syarat :
Pembukaan minimal 3 cm.
Tidak terdapat kedudukan ganda.
Bagian terendah sudah masuk PAP.
Proses pelunakan sudah dimulai.
Perkiraan lahir per vaginam dalam waktu 6 jam.
Komplikasi :
Meningkatkan bahaya infeksi.
Perdarahan.
Terjadi kontraksi yang sangat besar dapat menimbulkan Gawat janin.
Kesempitan panggul dapat terjadi edema serviks, partus tak maju.
Prolapsus bagian kecil janin.
24
Penatalaksanaan
Pengelolaan kehamilan lewat waktu atau postterm dimulai dari umur 41 minggu.
Pengelolaan anterpartum
Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengeloaan tergantung dari derajat
kematangan serviks.
Bila serviks matang (bishop skor > 6)
dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontra indikasi)
Seksio saesarea hendaknya diputuskan bila berat janin ditaksir
> 4000 gram
Pada serviks belum matang (bishop skor < 6), kita perlu menilai keadaan janin lebih
lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri
Pemeriksaan profil biofisi
Bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan oligohidramion (< 2 cm pada kantong terbesar dan indeks
cariran < 5) atau dijumpai deselerasi variable pada NST, maka dilakukan induksi persalinan
dengan pemantauan KTG kontinyu
Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, uji dengan kontraksi CST
harus dilakukan. Bila hasil CST positif, janin perlu dilahirkan. Sedangkan bila CST
negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari
kemudian
Keadaan serviks (skor bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien dan kehamilan
harus diakhiri serviks matang
Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapao 308 hari (44 minggu)
tanpa melihat keadaan serviks
Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti diabetes meliutus, preeklamsi,
PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang kedaan serviks
Pengelolaan inpartu
Pasien tidur miring kesebalah kiri
Pemantauan dengan KTG kontinyu
26
Objektif
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan hasil tes diagnostic yang menjadi data fokus untuk mendukung pemberian
asuhan, pendokumentasian, dan tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
Pada pemeriksaan diagnostik menurut Manuaba (2010), terdapat dua pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan USG
Hasil USG pada kehamilan postterm dapat dilihat :
Gerakan janin berkurang
Air ketuban berkurang < 500 cc (oligohidramnion)
terjadi insufisiensi plasenta
Amnioskopi
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik.
Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia.
Analisa
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif yang didapat.
Setelah mengidentifikasi data maka diperoleh analisa pada kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun
G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala, Keadaan ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
Menurut Saifuddin (2010) penatalaksanaan kehamilan postterm diawali dari umur kehamilan 41
minggu. Bila dipastikan umur kehamilan mencapai 41 minggu, pengelolaan tergantung dari
derajat kematangan serviks.
Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi persalinan. Namun apabila
terdapat janin besar lakukan tindakan sectio caesaria.
28
Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan pengkajian janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri dengan
persalinan anjuran.
BAB III METODOLOGI
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah metode studi kasus, yaitu meneliti suatu permasalahan
melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu, dan
mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Menurut Nawawi (2003), Studi kasus adalah metode dengan memusatan diri secara intensif terhadap satu objek tertentu, dengan
sebagai suatu kasus.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau
kejadian berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya. Pendokumentasian SOAP terdiri dari:
S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari hasil anamnesa (wawancara). Data yang diperoleh pada
kasus ini berupa identitas pasien, keluhan utama ibu, riwayat kehamilan ibu dan lain-lain.
O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostic yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan, pendokumentasian, dan tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
analisa.
A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif yang didapat. Setelah mengidentifikasi data maka
diperoleh analisa pada kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup
presentasi kepala, Keadaan ibu dan janin baik.
P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pndokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
29
30
yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Adapun data sekunder yaitu :
Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dai catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Membaca dan mempelajarai status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter/ bidan maupun hasil pemeriksaan penunjang
lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam menyelesaikan asuhan kebidanan komprehensif ini.
Studi Kepustakaan
Mempelajari buku atau literatur, mengambil data-data internet yang terpercaya, membaca buku yang berkaitan dengan kasus asuhan
komprehensif ini.
BAB IV TINJAUAN KASUS
Data Subjektif
Data Subjektif
Identitas
Nama : Ny. Y Tn. W
Usia : 29 tahun 32 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Buruh Alamat : Parakanlima
Golongan Darah :A
Keluhan utama
Ibu mengaku kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini sudah mulai merasa mulas namun belum teratur dan keluar lendir darah
tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir.
Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua.
HPHT : 14-04-2017 (TP : 21-01-2018). Ibu pertama kali
melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki 5 minggu. Gerakan Janin dirasakan aktif, kurang lebih 8x sehari dan gerakan
terakhir dirasa sekitar 10 menit yang lalu. Ibu mengatakan pertama kali mendengar detak jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu
saat diperiksa oleh bidan dan gerakan janin pertama kali dirasakan
32
33
saat usia kandungan memasuki 12 minggu. Selama hamil ibu mengatakan berat badannya tidak mengalami kenaikan berat badan dan
tinggi badan 154 cm, sebelum hamil berat badan ibu 75 kg dan saat hamil berat badan ibu tetap 75 kg (IMT 31,6). Ibu mengatakan
mengalami kenaikan tensi seminggu yang lalu, tensi ibu 150/90 mmHg. Ibu kadang tidak mengkonsumsi tablet penambah darah, karna
mual setelah meminum obat tersebut tetapi ibu rutin meminum vitamin yang lainnya diberikan oleh bidan. Ibu sudah imunisasi TT 2
kali saat usia kehamilan 12 minggu dan 27 minggu. ibu merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40
minggu dan klien belum merasakan ada tanda-tanda persalinan. Saat ibu melakukan pemeriksaan di bidan, ibu diminta untuk
konsultasi ke dokter kandung dan hasilnya ibu harus kembali seminggu kemudian jika belum ada tanda persalinan, namun karena rasa
takut akhirnya ibu baru kembali ke bidan saat dirasakan ada tanda persalinan.
Ibu datang ke PONEK RSUD Sekarwangi atas rujukan Bidan N pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 00.30 karena usia
kehamilan ibu yang sudah lewat bulan.
Riwayat pemeriksaan di BPM
Ibu datang ke BPM bidan N pukul 21.30 WIB, mengeluh merasa mulas namun belum teratur, belum keluar air-air dan sudah keluar
lendir sejak kemarin malam (15 Januari 2018) jam 20.30 WIB, Gerakan janin dirasa aktif. Di bidan dilakukan pemeriksaan Tekanan
darah 120/80 mmHg, Nadi 86x/menit, suhu 36,6°C dan dilakukan pemeriksaan dalam, portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban
utuh, presentasi kepala, Hodge 1, DJJ 142x/menit, TFU 28 cm.
34
Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung berdebar-debar dan terasa sakit di dada sebelah kiri, ibu tidak
pernah merasa sesak di dada, tekanan darah tinggi, ibu tidak pernah merasakan nyeri pada pinggang yang berlebihan, batuk berbulan-
bulan, sakit kuning, kencing manis, terasa sakit saat BAK dan keluar nanah.
Riwayat KB
Sebelumnya ibu menggunakan KB IUD selama 3 tahun dan dilepas karena ingin memiliki anak.
Riwayat Psikososial Ekonomi
Ibu menikah secara sah pada usia 20 tahun dan suami usia 23 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama untuk ibu dan suaminya.
Ibu cemas dengan kehamilannya karna jarak kehamilan pertama dengan yang sekarang cukup jauh, serta ibu takut persalinan
mengalami penyulit, suami dan keluarga juga mendukung atas kehamilan ini. Suami dan ibu sebagai pengambil keputusan dirumah.
Ibu mengatakan tidak ada pantangan selama kehamilan. Ibu dan suami menggunakan dana persalinan dengan BPJS KIS.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi
Sebelum hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan menu nasi, sayur, tempe dan tahu.
35
Selama hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan nasi, sayur, tempe dan tahu, tidak ada pantangan.
Makan terakhir
Ibu makan pukul 07.30 dengan makanan rumah sakit, sayur, buah, nasi, dan ayam.
Hidrasi
Sebelum hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 6-7 gelas sehari.
Selama hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 8 gelas sehari.
Minum terakhir
Ibu minum terakhir air putih setengah botol air mineral 350cc dan teh hangat 1 gelas
Eliminasi
Sebelum hamil
Ibu BAB 1 kali sehari dan BAK 3-5 kali sehari
Selama hamil
Ibu BAB masih lancar 1 kali sehari, sesudah hamil ibu BAK kurang lebih 6 kali sehari, tidak ada keluhan.
Eliminasi terakhir
Ibu terakhir BAB kemarin sore dan BAK 1 jam yang lalu
Kebiasaan Hidup
Sebelum hamil
Ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol,merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
Selama hamil
Ibu juga tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
36
Kegiatan Sehari-hari
Sebelum hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, kadang di bantu oleh suami dan menjaga warung di rumahnya.
Selama hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah di bantu oleh keluarga dan tetap menjaga warung dirumahnya.
Istirahat
Sebelum hamil
Ibu tiap malam tidur 6 jam sehari, ibu tidak rutin tidur siang karna ibu memiliki warung.
Selama hamil
Ibu tidur 7 jam sehari setiap malam dan kadang ibu tidur siang.
Personal Hygiene
Sebelum hamil
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
Selama hamil
Ibu juga mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian 2 kali sehari.
Hubungan Sex
Sebelum hamil
Ibu dan suami melakukan hubungan seksual, kira-kira 2 kali seminggu.
Selama hamil
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama hamil. Tidak ada keluhan saat berhubungan. Terakhir melakukan seminggu yang lalu.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
37
Ekstremitas :
Atas
Kuku tangan kanan dan kiri tidak pucat, dan tidak ada edema.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises. Reflex Patella positif.
Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan bartoline.
Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan kepala Hodge I.
Anus :
Tidak ada hemorroid
Data penunjang :
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu, inpartu kala I fase laten. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin
baik.
Penatalaksanaan
10.00 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
39
Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan sering. Ibu baru saja minum teh hangat setengah gelas.
40
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 83x/menit, teratur
Respirasi : 22x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
Penurunan Kepala 4/5. Kandung kemih kosong. His 3x10 menit selama 35 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
Auskultasi
DJJ 137x/menit, reguler.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 360cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
Bawah
Kaki kanan dan kiri tidak ada edema, kuku tidak pucat.
Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan bartoline.
41
Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan kepala Hodge I.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu , inpartu kala I fase laten. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan
janin baik.
Penatalaksanaan
14.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
14.23 WIB Mengajurkan ibu untuk tidur miring ke kiri untuk mempelancar
oksigen ke janin. Ibu memilih berbaring
miring menghadap kiri.
14.25 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa mulas.
Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi dengan cara
mengambil nafas dari hidung lalu mengeluaran lewat
mulut.
14.27 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu sudah BAK dan BAB.
14.32 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara
his.
Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin sering dan kuat, menjalar dari perut hingga ke pinggang. Terasa seperti ibu ingin BAB, keluar
lendir darah semakin banyak dan merasa keluar air-air dari kemaluan ibu.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 23x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Palpasi
Penurunan kepala 1/5, divergen. Kandung kemih kosong. His 4x10 menit selama 47 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
Auskultasi
DJJ 143x/menit, reguler.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 250cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
43
Genetalia :
Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah dan air-air,. Terlihat perineum menonjol, kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva
Pemeriksaan dalam
Portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (-), ketuban pecah spontan berwarna putih keruh pukul 17.12 WIB. Penurunan kepala Hodge
IV, ubun-ubun kecil (UUK) depan, moulage 0.
Anus :
Tidak ada hemorroid, terdapat tekanan pada anus
Penatalaksanaan
17.15 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa sudah boleh
meneran.
17.17 WIB Menjelaskan pada ibu untuk tenang dan bersabar dalam
menghadapi proses persalinan
17.23 WIB Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar serta
mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa
mulas. Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi.
Data Subjektif
Ibu mengatakan perut ibu masih terasa mulas.
Data Objektif
Abdomen
TFU sepusat, uterus globuler dan keras, tidak ada janin kedua. Kandung kemih kosong.
Genetalia
Terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.
Ekstremitas
a. Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 160cc drip oxytosin 5iu 20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku
tidak pucat.
Analisa Inpartu kala III
Penatalaksanaan
17.55 WIB Memberitahu ibu bahwa ari-ari belum keluar dan akan segera
dikeluarkan.
17.56 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan Oksitosin 10 IU.
Oksitosin disuntikkan di 1/3 paha luar secara IM
Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya. Ibu merasa masih mulas.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 20x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan globuler, kontraksi baik. Kandung kemih kosong.
46
Genetalia
Terdapat pengeluaran darah ± 70 cc, tampak robekan jalan lahir pada mukosa dan kulit perineum.
a. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL 500cc dengan drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit, kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada
tangan.
Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 1.
Penatalaksanaan
18.04 WIB Memberitahu ibu bahwa ada robekan dijalan lahir.
18.05 WIB Melakukan penjahitan tanpa anastesi. Dua jahitan di
mukosa vagina dan dua jahitan di kulit perineum
18.20 WIB Menilai keberhasilan IMD dan kondisi bayi. IMD berhasil
dilakukan di menit ke 70 dan kondisi bayi tampak baik.
18.30 WIB Melakukan pemberian terapi oral sesuai dengan protap dokter
Sp.OG di RSUD Sekarwangi dalam pemberian obat yaitu,
Amoxilin 3x500g, Asam mefenamat 3x500g,
SF 1x1
Dalam bab ini penulis membahas tentang kegiatan selama melaksanakan asuhan pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu
dengan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi di mulai dari tanggal 16 februari 2018 sampai 17 februari
2018 dan kunjungan rumah 1 kali pada tanggal 24 februari 2018. Secara umum, asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan lewat
waktu melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan tepat sudah dapat dilaksanakan walaupun ada juga
kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya pada kasus tersebut.
Data subjektif
Pada kasus tersebut pengkaji mampu memperoleh data subjektif pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi.
Dari hasil pengkajian tanggal 16 februari 2018 didapatkan informasi bahwa HPHT : 14-04-2017 dan klien mengatakan bahwa
kehamilan sudah lewat bulan. Keluhan klien ini sesuai seperti pernayataan Prawirohardjo (2010), Kehamilan postterm atau disebut
juga serotinus, kehamilan lewat waktu, merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur
kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari
(Prawirohardjo, 2010).
Rata-rata ovulasi terjadi pada hari ke 14 sebelum periode menstruasi berikutnya. Satu hari perlu ditambahkan pada umur kehamilan
untuk setiap kelebihan dari siklus 28 hari dan satu minggu ditambahkan pada siklus 35 hari.
Pada pengkajian riwayat kehamilan diperoleh bahwa klien merasakan gerakan janin yang dirasakan kurang lebih 8x sehari dan selama
hamil ibu mengatakan berat badannya tidak mengalami kenaikan berat badan, sebelum hamil berat badan ibu 75 kg dan saat hamil
berat badan ibu tetap 75 kg. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan, Manuba (2010) bahwa pada kehamilan postterm gerak janin
menurun, normal janin bergerak dalam 24 jam 10 kali dan berat badan ibu mendatar atau menurun.
47
48
Ibu mengatakan bahwa berat badan sebelum hamil dan sesudah hamil tidak memilki kenaikan atau tetap stabil 75 kg, ini tidak sesuai
dengan teori Sukarni (2013), dimana ibu hamil seharusnya mengalami kenaikan berat badan sekitar 10-12 kg. Pada trimester I
kenaikan berat ibu tidak mencapai 1 kg. Pada trimester II, 3 kg dan pada trimester III, 6 kg.
Kenaikan berat badan yang ideal untuk ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Pola makan dan gaya
hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik
fisik, sosial dan mental ibu. Keadaan gizi ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan janin yang akan dilahirkan.16,18
Pada kasus ini dapat dilihat adanya hubungan dari berat badan ibu yang tidak pernah mengalami kenaikan atau penurunan selama
kehamilan, TFU 28 cm, dan berat badan bayi 2800 gram yang sesuia dengan teori Murkoff Heidi (2013), berat badan bayi ditentukan
oleh beberapa faktor misalnya faktor genetik, berat badan ibu sebelum mengandung dan jenis makanan yang membuat berat badan ibu
bertambah.
Ibu pertama kali melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki 5 minggu, serta ibu pertama kali mendengar detak jantung
janin pada usia kehamilan 12 minggu dan gerakan janin pertama kali dirasakan saat usia kandungan memasuki 12 minggu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo (2010), Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih
dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:
Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.
Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler.
Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop leannec.
Ibu mengatakan bahwa telah mendengar bunyi detak jantung janin, ini sesuai dengan teori Manuaba (2007), detak jantung janin baru
terdengar dengan stetoskop laeneac saat usia kandungan 5 bulan dan dengan fetal doppler
49
saat usia kandungan 3 bulan. ibu merasakan gerakan pertama janin saat usia kandungan 12 minggu, ini tidak sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2007), gerakan janin pertama atau quickening, dapat dirasakan saat usia kehamilan 16 minggu, namun ibu bisa saja
merasakan gerak janin jika kulit rahim ibu tipis atau ibu dengan oligohidramnion.
Klien juga mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan
ada tanda- tanda persalinan. Saat ibu melakukan pemeriksaan di bidan, ibu diminta untuk konsultasi ke dokter kandung dan hasilnya
ibu harus kembali seminggu kemudian jika belum ada tanda persalinan, namun karena rasa takut akhirnya ibu baru kembali ke bidan
saat dirasakan ada tanda persalinan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo (2010), bahwa Ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung
melewati taksiran persalinan. Kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu masuk ke dalam UUD No 28 tahun 2017
pasal 19 ayat 3 (d), yaitu penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
Deteksi dini bidan pada kehamilan lewat waktu salah satunya yaitu dengan mengkaji kembali taksiran persalinan dan HPTH pasien
dan saat usia kehamilan sudah memasuki 40-41 minggu namun belum ada tanda persalinan, bidan dapat menjelaskan tentang kerugian
kehamilan lewat waktu kepada pasien, serta merujuk pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
Pada tanda persalinan kala II, Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin sering dan kuat, menjalar dari perut hingga ke pinggang. Terasa
seperti ibu ingin BAB dan keluar lendir darah semakin banyak bercampur air-air dari kemaluan ibu. Ini sesuai dengan pernyataan
Sulityawati (2010), tanda terjadinya persalinan meliputi pengeluaran cairan, pinggang terasa sakit menjalar ke depan, terjadi
perubahan pada serviks, sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan his makin besar, dengan diiringi pengeluaran lendir dan
darah (penandaan persalinan).
Pada kasus ini diduga penyebab kehamilan lewat waktu Ny. Y adalah obesitas dimana menurut penilitian M. Galal (2012), mungkin
diantara semua
50
faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Postterm adalah obesitas. Ini bukan bagaimana indeks massa tubuh dapat memperngarui
kehamilan dan waktu persalinan, tetapi wanita dengan obesitas memilki insiden kehamilan komplikasi yang lebih tinggi, karena
wanita gemuk mungkin memilki status metabolik yang berubah, ada kemungkinan bahwa faktor endokrin terlibat. Fakor risiko lainnya
dalah faktor hormonal dan genetik.
Data objektif
Pada kasus tersebut pengkaji berhasil memperoleh data objektif melalui pemeriksaan fisik pada Ny. Y dengan Kehamilan lewat waktu
di RSUD Sekarwangi.
Pada Ny Y, tanda persalinan kala 1 terjadi selama 7-8 jam, ibu mengatakan mulas belum terlalu kuat, hal ini sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2010), pada permulaan his kala pembuaan berlangsung tidak begitu kuat, sehingga parturine masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Sejak pukul
09.35 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB pembukaan tetap 2 cm dan tidak bertambah, hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba
(2010) yaitu, berdasarkan kurva fierdman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam, dengan perhitungan waktu pembukaan tersebut, maka kita dapat memperkirakan kapan pembukaan lengkap akan terjadi.
Pada tanda persalinan kala II terlihat pengeluaran lendir bercampur darah dan air-air, terlihat perineum menonjol, terdapat tekanan
pada anus, kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva, portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (-), ketuban pecah spontan, penurunan
kepala Hodge IV, ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, moulage 0. Ini sesuai dengan pernyataan Mochtar (2011) yaitu, tanda gejala kala
II
adalah :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah
masuk pintu atas
51
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagiananya.
Perineum menonjol
Vulva vagina dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam (informasi objektif ) yang hasilnya adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi dilalui introitus vagina
Pada tanda persalinan kala III terlihat, TFU sepusat, uterus globuler dan keras, tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, terdapat
semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva. Proses kala III ini berlangsung selama 6 menit. Hal ini sesuai dengan Mochtar
(2010), Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal
dari sebelumnya. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah antara 100-200 cc.
Pada tanda persalinan kala IV TFU 2 jari di bawah pusat dan dilakukan massase fundus uteri selama 15 detik saat plasenta telah lahir,
tidak terlihat adanya perdarahan dan terjadi robekan jalan lahir pada mukosa vagina dan kulit perineum atau derajat 1, serta dilakukan
heacting tanpa diberikan anastesi. Ini sesuai dengan pernyataan Wiknjosastro (2008), Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil
(masase uterus) yang bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi fundus dengan
meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah
pusat.
Kemudian perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan dan periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Saat
dilakukan heacting ditemukan kesenjangan dimana tidak diberikannya anatesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit dan hal ini juga
tidak sesuai dengan asuhan sayang ibu.
52
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG klien, kehamilan klien lebih dari 42 minggu, keadaan plasenta baik dan ketuban
cukup. Sesuai dengan pernyataan Manuaba (2010), Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih
baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia. Serta penyataan Nugroho
(2012), Apabila tidak terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
Dilakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu pemeriksaan menggunakan Non Stress test (NTS) dan di dapatkan hasil Non
Stress test (NTS) dalam keadaan baik. Sesuai dengan pernyataan Nugroho (2012) untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan,
Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test (NTS) relaktif atau tidak, maupun Contraction Stress Test
(CTS) negatif atau positif.
Pada pemeriksaan fisik bayi ditemukan, rambut bayi hitam, tampak kulit di telapak tangan dan kaki kering serta sedikit mengelupas,
dan kuku yang sedikit lebih panjang. Data tersebut sesui dengan pernyataan Prawirohardjo (2010) tentang tanda postmaturisasi pada
bayi, Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering,
keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak paha dan genetalia luar, warna
coklat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita dan rambut kepala banyak atau tebal.
Hasil ini juga sesuai dengan Tanda post matur dapat di bagi dalam 3 stadium menurut Sarwono Prawirohardjo (2010) :
Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
53
Pada kasus ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa dari hasil tersebut merujuk pada tanda post matur stadium I, yaitu
kulit kering dan mengelupas.
Assesment
Berdasarkan analisis data yang didapat pada saat pengkajian, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka dapat ditegakkan
assessment yaitu Ny. Y usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan Kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala.
Keadaan ibu dan janin baik.
Penegakan kehamilan lewat waktu pada kasus ini berdasarkan pernyataan Sarwono Prawirohardjo (2010) Kehamilan postterm atau
disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu, merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu) atau lebih.
Umur kehamilan ini dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari.
Planning
Berdasarkan assesment yang telah ditegakkan, pengkaji dapat
membuat rencana asuhan sesuai manajemen kebidanan untuk memenuhi kebutuhan klien dan metalaksanakan tindakan-tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut.
Pada kasus tersebut dilakukan penangan dengan induksi persalinan dengan metode infus oksitosin, ini sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2010), tatalaksana pada ibu bersalin dengan kehamilan postterm memerlukan pertolongan induksi persalinan atau
persalinan anjuran. Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung
dan membuktikan keseimbangan antara kepala janin dan jalan lahir.
54
Menurut Manuaba (2010) terdapat bentuk induksi persalinan per vaginam yaitu secara medis. Metode Infus Oksitosin merupakan
metode yang paling umum dilakukan. Tindakan dengan metode drip oksitosin :
Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.
Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit.
Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal
tercapai 40 tetes per menit.
Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstrose 5%.
Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim yang adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan sampai
persalinan berlangsung.
Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit dengan oksitosin sebanyak 10 unit.
Pada hal ini terdapat kesenjangan pada kasus tersebut, karena pada kasus tersebut pemberian tetesan pertama drip oksitosin adalah 20
tetes per menit. Seharusnya pemberian tetesan pertama saat dilakukan induksi dengan infus oksitosin adalah 8-12 tetes per menit yang
kemudian setia 15 menit dilakukan penilaian, bila his tidak adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal tercapai 40 tetes
per menit.
Perbedaan pemberian awal tetesan infus ini dikhawatirkan akan berpengaruh kepada janin, seperti yang diketahui bahwa induksi
persalinan dapat menyebabkan hiperstimulasi yang dapat mengakibatkan gawat janin.
Sebelum dilakukan induksi persalinan dilakukan penilaian kematangan serviks dengan cara bishop dan didapatkan hasil skor bishop
pada Ny. Y adalah 6, sesuai dengan protap rumah sakit Sekarwangi, yaitu Menilai derajat kematangan serviks dengan menggunakan
skor bishop.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Cunningham (2006), Keberhasilan induksi sebagian besar bergantung pada keadaan serviks.
Pada tahun 1964, bishop merancang suatu sistem penilaian serviks untuk memperkirakan tingkat keberhasilan induksi. Jika skor
bishop baik (>5), maka
55
kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah tinggi. Jika skor tidak baik (<5) kemungkinan keberhasilan
tidak baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemerikaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan
rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan kesesuain serta kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada telah diuraikan maka
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu, melalui
pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan secara umum telah dapat dilakukan.
Data subjektif
Pada kasus tersebut telah dapat diperoleh data subjektif pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu. Dari anamnesa didapatkan pada
tanggal 16 Februari 2018, HPHT : 14-04-2017 dan Ny. Y datang dengan keluhan Ibu kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini
sudah mulai merasa mulas namun belum teratur dan keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air dari jalan lahir.
Pada pengkajian riwayat kehamilan diperoleh bahwa klien merasakan gerakan janin yang dirasakan kurang lebih 8x sehari. Klien juga
mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan ada tanda-
tanda persalinan.
Data objektif
Melalui pemeriksaan pada Ny. Y dengan postterm telah diperoleh data objektif. Pada pemeriksaan fisik terutama daerah abdomen,
didapatkan hasil fundus uteri teraba bokong dan bagian terendah teraba kepala. Kemudian pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil
portio lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, hodge 1.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG klien, kehamilan klien lebih dari 42 minggu, keadaan plasenta baik dan ketuban
cukup. Di lakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu pemeriksaan
56
57
menggunakan Non Stress test (NTS) dan di dapatkan hasil Non Stress test
(NTS) dalam keadaan baik.
Pada pemeriksaan fisik bayi ditemukan, rambut bayi hitam, tampak kulit di telapak tangan dan kaki kering serta sedikit mengelupas,
dan kuku yang sedikit lebih panjang.
Assesment
Melalui pengjakian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. Y dapat ditegakkan assesment yaitu : Ny. Y, usia 29 tahun G2P1A0
hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
Planning
Rencana asuhan sesuai dengan manajemen kebidanan untuk memenuhi kebutuhan klien dan menatalaksanakan tindakan-tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut pada kasus ini telah dapat
dilakukan walaupun terdapat kesenjangan perencanaan asuhan pada kasus tersebut dengan teori yang ada.
Rencana asuhan yang dilakukakn pada kasus tersebut yaitu :
Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kehamilan lewat waktu dalam kehamilan, persalianan dan
penanganannya.
Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan tenaga kesehatan lain untuk tindakan pemberian terapi dan tindakan.
Konseling mengenai persiapan persalinan dan persalinan.
Melakukan asuhan intranatal pada Ny. Y
Pada kasus tersebut dilakukan penanganan perencanaan induksi persalinan dengan metode infus oksitosin untuk mengurangi resiko
mortalitas serta morbiditas pada Ny Y dan bayinya, namun saat penanganan ditemukan kesenjangan, yaitu pemberian tetesan infus
yang tidak sesuia dengan teori dan protap rumah sakit dan tidak dilakukannya pemeriksaan bishop sebelum diberikan induksi
persalinan.
58
Faktor pendukung
Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis menggali permasalahan serta memberikan asuhan.
Adanya kerjasama yang baik dengan dokter Sp.OG dan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y,
usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu.
Tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional dalam memberiakn asuhan yang tepat kepada Ny. Y, usia 29 tahun
G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu.
Adanya protap rumah sakit dalam penanganan kehamilan lewat waktu. di RSUD Sekarwangi.
Faktor penghambat
Keterbatasan alat seperti doppler untuk pemantauan kesejahteraan janin sedikit terhambat, karena harus menunggu
penggunaan NST yang digunakan sebagai doppler penganti.
Ketidaksesuaian pemberian tetesan infus oksitosin pada induksi persalinan dengan teori induksi persalinan dan protap
rumah sakit Sekarwangi.
Saran
Bagi RSUD Sekarwangi
Pihak rumah sakit diharapkan dapat terus meningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi seluruh
pengguna jasa pelayanan khususnya pada kasus postterm di RSUD Sekarwangi.
Perlu adanya pengkayaan penanganan kasus postterm di rumah sakit khususnya protap induksi persalinan.
Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan mengerti akan tanda bahaya kehamilan lewat waktu serta mengetahui tanda bahaya ibu nifas yang
mungkin terjadi.
59
Bagi penulis
Bidan dapat mengetahui tindakan dan penanganan yang tepat pada ibu bersalin dengan kehamilan lewat waktu, serta dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan khusunya pada kasus kehamilan, persalinan, dan nifas yang beresiko tinggi, seperti kehamilan lewat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Nurul. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. 2011
Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. 2010
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
2010
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan. Bandung. 2016
Dinas Kesehatan Sukabumi. Profil Kesehatan. 2016
Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2013
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstectri Fisiologi dan Patologi. Jakarta : EGC. 2011
Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009
Sulityawati A, Nugraheny E. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. 2010
Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC. 2007
Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2012
Fraser M. D. Myles. Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC. 2009
Protap penanganan kehamilan lewat waktu atau postterm di RSUD Sekarwangi
Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2006
Proverawati, Asfuah. Buku Ajar Gizi Untuk Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2009
Sukarni, I DKK. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013
Proverawati, Ibrahim SM. Nutri Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika. 2010
Murkoff, H. Kitab Hamil Terlengkap Sebelum, Selama Dan Setelah Melahirkan. Bandung : Qanita. 2013
Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009
Galal M, Symonds I, urray H, Petraglia F, Smith R. Postterm Pregnancy. FVV in Obgyn. 2012. [Di akses tanggal 18
Mei 2018]. Didapat dari : www.fvvo.be/assets/294/04-Galal_et_al.pdf.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. 2007
Kementerian Kesehatan. UUD No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta. 2017
LEMBAR OBSERVASI
Nama : Ny. Y
Usia : 29 tahun
Alamat: Kp. Leuwiliang RT 02/11 parakanlima, cikembar, Sukabumi
09.35 WIB 120/80 mmHg 86 x/mnt 19 x/mnt 36.6⁰ 138 x/mnt 2 cm 3x10’ 20’’ Utuh
14.15 WIB 110/80 mmHg 83x/mnt 22 x/mnt 36.7⁰ 137x/mnt 2 cm 3x10’ 35’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
360cc
17.12 WIB 110/80 mmHg 84x/mnt 23x/mnt 36.7⁰ 143x/mnt 10 cm 4x10’ 47’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
250cc
18.04 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 20x/mnt 36.7⁰ Inpartu kala IV. Menganti cairan
infus dengan RL 500cc+drip
- - - -
oxytosin 20 iu 20 tpm.
POSTPARTUM
20.10 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.7⁰ 2 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
bawah pusat penuh 440cc
01.0 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat 300cc
14.30 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di Setengah Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat pembalut 30cc
Lampiran 1
Asuhan kebidanan postpartum
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Febuari 2018 Waktu pengkajian : 20.10 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi Nama pengkaji :
Youlanda Elsa Leo
Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan darah yang keluar sebanyak satu pembalu dan ASI ibu belum keluar.
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan bubur ayam pukul 18.45 dan minum terakhir teh hangat ½ gelas air mineral gelas
pukul 20.00 WIB. Ibu sudah mengonsumi obat amoxilin, asam mefenamat SF yang diberikan oleh
bidan pukul 19.00 WIB.
Eliminasi
Ibu sudah BAK 1 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu belum tidur setelah melahirkan.
Mobilisasi
Ibu sudah bisa miring kekiri, miring kekanan dan duduk, serta sudah ke kamar mandi untuk BAK.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 1 kali, namun ASI belum keluar.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o
Pemeriksaan Fisik
Wajah
Tidak ada oedema, tidak pucat
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum belum keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkan
getah bening.
Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL dengan drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa 440cc,
kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada tangan.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut penuh (± 50 cc), berbau khas darah.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 2 jam keadaan baik.
Penatalaksanaan
20.12 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik.
20.13 WIB Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi uterus yang
baik dan benar. Ibu merasakan uterusnya bulat
dan keras, kontraksi baik.
Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air mineral 1 gelas
(±250 cc).
Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 3 kali, ASI ibu sudah keluar, walau belum banyak.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkan getah bening.
Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa 300cc, kuku tidak
puvat dan tidak ada edema pada tangan
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut (± 40 cc), berbau khas darah.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 6 jam keadaan baik.
Penatalaksanaan
01.05 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
01.08 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
mengonsumsi buah, baik untuk memperlancar buang air
besar dan memakan telur ayam rebus agar penyembuhan
luka jahitan lebih cepat karena banyak kandungan albumin
dan protein di dalam telur ayam
yang dapat membantu penyembuhan luka
Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air mineral 1 gelas
(±250 cc).
Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 7 kali, bayinya kuat menyusui.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 18x/menit, teratur
Suhu : 36,6 C
o
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Abdomen
TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
Ekstremitas
Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per menit tersisa ±30cc, kuku tidak
pucat dan tidak ada edema pada tangan
Bawah
Kaki kanan dan kiri kuku kemerahan, tidak ada edema, dan tidak ada varises.
Genetalia
Bersih. tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche Rubra, sebanyak setengah
pembalut (± 30 cc), berbau khas.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 1 hari keadaan baik.
Penatalaksanaan
14.35 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu sudah diperbolehkan
pulang di setelah administrasi
telah selesai diurus dan di lengkapi
Data Subjektif
Keluhan utama
Ibu mengatakan kondisi ibu saat ini sangat sehat. Setiap malam ibu terbangun karena bayinya
terbangun dan ingin menyusui. Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya masa nifas seperti yang
sudah dijelaskan.
Nutrisi dan hidrasi
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, ikan, ayam, tempe, tahu dan sayur, sudah mengonsumsi buah-
buahan seperti pisang, papaya, menteng, dan manggis. Minum air putih 8-9 gelas sehari
Eliminasi
Ibu BAB 1x sehari, BAK 4-5x sehari.
Istirahat
Pada siang hari saat bayi tidur, ibu juga tidur, ± 3 jam dan malam hari ± 7 jam.
Aktivitas
Selama seminggu ini ibu sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci
baju bayi, ibu dibantu orang tua dan suami dalam mengerjakan perkerjaan rumah.
Laktasi
Sehari ibu menyusui bayinya lebih dari 10x sehari, 2-3 jam sekali
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosi : stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit, teratur
Respirasi : 19x/menit, teratur
Suhu : 36,7 C
o
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, ASI sudah keluar banyak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkan getah bening dan tidak ada massa atau benjolan.
Abdomen
TFU pertengahan pusat dan symfisis, kontraksi baik, distasi rekti 2/5, Kandung kemih kosong.
Ekstremitas:
Atas
Tangan kanan dan tangan kiri kuku tidak pucat, dan tidak ada edema.
Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada varises. Tanda Homan
negative
Genetalia
Bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche sanguinolenta, tidak terlalu
banyak di pembalut (± 15 cc), berbau khas.
Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 7 hari keadaan baik.
Penatalaksanaan
13.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan
baik.
13.17WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga pola tidurnya.
Bahwa istirahat yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang
1 jam baik untuk kesehatan ibu, tidur yang kurang
menyebabkan ibu pusing dan ASI yang kurang
lancar.
Data Subjektif
Bayi Ny. Y lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan lahir tanggal 16 Februari 2018 pukul
17.55 WIB ditolong bidan di RSUD Sekarwangi. Bayi sudah BAB beberapa saat setelah lahir.
Bayi sudah dilakukan IMD, berhasil IMD pada menit ke 70.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 47x/menit, teratur
Laju Jantung : 145x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Antopometri
Berat Badan : 2800 gr
Panjang Badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Peut : 29 cm
Lingkar Lengan Kiri Atas : 10 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut hitam, fontanel mendatar, tidak ada moulage, tidak ada caput sucsaedenum dan tidak
ada cepal hematom.
Mata
Simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada pus pada mata. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Tidak ikterus
Telinga
Simetris, daun telinga elastis, terdapat lubang pada kedua telinga, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal.
Hidung
Simetris, terdapat 2 lubang pada hidung, terdapat septum ditengah, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
Mulut
Simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan labioskizis dan
labiopalataoskizis. Lidah bersih, gusi kemerahan.
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar, tidak ada massa abnormal.
Dada
Puting simetris, areola berwarna gelap, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi nafas dan jantung
normal.
Abdomen
Sedikit buncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi, terdapat bunyi bising usus, tidak ada
penonjolan tali pusat bayi menangis.
Ekstremitas
Atas
Simetris, pergerakan aktif, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan sindaktili. Kulit di telapak
tangan sedikit mengelupas dan kuku panjang
Bawah
Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada polidaktili dan sindaktili. Terdapat kulit yang
mengelupas di bagian tungkai bawah
Genetalia
Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang vagina dan lubang uretra.
Anus
Terdapat lubang pada anus
Punggung
Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada cekungan.
Kulit
Tampak kemerahan, terdapat verniks sedikit, terdapat sedikit lanugo, tidak ada bercak mongol,
kulit sedikit mengelus di bagian tangan dan tungkai bawah.
Sistem Saraf
Refleks Glabella : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Sucking : Positif
Refleks Swallowing : Positif
Refleks Palmar : Positif
Refleks Plantar : Postif
Refleks Babinski : Positif
Reflek Moror : Postif
Analisa
Bayi Ny. Y, Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 jam keadaan bayi baik.
Penatalaksanaan
18.45 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayinya baik
18.48 WIB Memberiahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep
mata. Memberikan salep mata kepada bayi.
Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusui ± 3x sehari. BAK 4x sehari, BAB 1x sehari warna hijau, konsistensi lunak.
Tidur ± 7 jam. Tidak rewel.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 45x/menit, teratur
Laju Jantung : 146x/menit, teratur
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 6 jam, keadaan bayi baik.
Penatalaksanaan
01.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik.
Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 7x sehari. BAK 5-6x sehari, BAB 2x sehari warna coklat
kekuningan, konsistensi lunak. Tidur ± 12 jam. Tidak rewel.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 2800 gr
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 47x/menit. teratur
Laju Jantung : 144x/menit, teratur
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 hari, keadaan bayi baik.
Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik dan bayi diperbolehkan pulang
bersama ibu.
Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 10x sehari. BAB 2x sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi
lunak, BAK lebih dari 10x sehari. Bayi tidur ± 12 jam sehari, tali pusat puput saat usia dua hari,
tanggal 18-02-2018. Ibu tinggal bersama suami dan anaknya, ibu sering dibantu oleh orang tuanya
untuk mengurus rumah dan menjaga bayinya karena dekat dengan rumah orangtua. Pencahayaan,
ventilasi, sanitasi cukup baik. Sumber air berasal dari sumur, sampah dibuang ditempat
pembuangan sampah dan di kubur. Ibu tidak memiliki binatang peliharaan.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 3000 gr
Tanda-tanda Vital
Laju Nafas : 43x/menit, teratur
Laju Jantung : 144x/menit, teratur
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada
Tidak ada retraksi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput, tidak ada tanda-tanda infeksi,.
Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 7 hari keadaan bayi baik.
Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi
dalam keadaan baik.
14.40 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
Materi
Pengertian masa nifas
Tanda bahaya pada masa nifas
Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Media
Lembar BALIK
Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
Pembukaan Salam Pembuka Menjawab salam
(4 menit) Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
penyuluhan
Menjelaskan jalannya penyuluhan
Membagi leaflet
Materi Penyuluhan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan dapat mengetahui tanda - tanda bahaya pada
bayi baru lahir
Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
Memahami tentang tanda - tanda bahaya bayi baru lahir
Membawa bayi segera ketenaga kesehatan bila terjadi dari tanda - tanda bahaya bayi
baru lahir
Media
Leaflet / Poster
Materi
Terlampir
Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
Kegiatan Penyuluhan
Memperhatikan
Evaluasi
Jenis Pertanyaan
Jelaskan pengertian bayi baru lahir ?
Sebutkan 3 tanda bahaya pada bayi?
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR