Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Manajemen


Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “ managing”
yaitu pengelolaan, sedangkan pelaksanannya disebut managar atau pengelola.
Seorang manager adalah orang yang melaksanaakan fungsii manajemen dan
bekerja dengan dan melalui orang lain. Dia bertanggung jawab atas
pekerjaannya sendiri dan orang lain, menyeimbangkkan tujuan yang saling
bertentangan dan menentukan prioritas, mampu berfikir secara analisis dan
konseptual, menjadi penengah, oleh politisi dan diplomat dan mampu
mengambil keputusan yang sulit. Inti dari menejemen adalah kepemimpinan.
Seorang maneger yang baik adalah memiliki jiwa kepemimpinan. Seorang
manager yang baik adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan.
2.2. Definisi Operasional
2.3. Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua
belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen
kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang
mandiri, kolaborasi, dan melakukan rujukanyang tepat. Oleh karena itu, bidan
dituntut untuk mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi
kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan
perinatal dan merujuk kasus. Praktek kebidanan telah mengalami perluasan
peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan kesehatan
reproduksi sejak konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi,
asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan
bagi bidan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
a. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data
subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
b. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan
timbul (potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan
rujukan.
c. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
d. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
e. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan
sebagai bahan tindak lanjut.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien.

2.4. Tujuan manajemen kebidanan


a. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak
dengan logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan
ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.
b. Tujuan Khusus :
1) Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan
kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien atau masyarakat
berdasarkan evidence based.
2) Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan
kebidanan yang diberikan disarana pelayanan kesehatan.
2.5. Model manajemen

2.6. Proses manajemen


Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan
oleh American College Nurse Midwife (ACNM) terdiri dari :
a. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang
lengkap dan relevan dengan melakukan pengajian yang komprehensif
terhadap kesehatan setiap klien,termasuk mengupulkan riwayat kesehatan
dan pemeriksa fisik.
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interprestasi
data dasar.
c. Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klen.
d. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan
dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
f. Secara pribadi bertanggungjawab terthadap implementasi rencana
individual.
g. Melakukan konsultasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu,dalam situasi
darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan
dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
2.7. Fungsi manajemen
Adapun penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut Henry Fayol
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaam (planning adalah fungsi dasar (fundamental)
manajemen, karena pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan
pengendalian pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini
dinamis artinya dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pada
saat itu. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh demgan
ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi, sedangkan
hal dari perencanaan akan diketahui pada masa depan. Perencanaan
meruoakan proses pemikiran dalam memilih dan menentukan program
apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai
hasil yang diinginkan
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen dan suatu proses
yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang
statis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaanpekerjaan
yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan pembagian
pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen
(subsistem) dan penentuan hubunganhubungan. Untuk memahami
pengorganisasian secara mendalam, maka perlu mengetahui arti
pengorganisasian menurut beberapa ahli.
Pengorganisasian adalah suatu proses pengelompokan dan pembagian
pekerjaan oleh karyawan, penentuan kegiatan apa yang akan dilakukan
guna mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Prinsip-prinsip
pengorganisasian yaitu pembagian tugas pekerjaan, kesatuan pengarahan,
sentralisasi, ,mata rantai tingkat jenjang organisasi.
c. Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan (actuating) merupakan fungsi terpenting dan
paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat
diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini
di terapkan maka prpses manajemen dala merealisasi tujuan dimulai.
Namun, penerapan fungsi ini sangat sulit, rumit dan kompleks karena
keinginan karyawan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya. Hal ini disebabkan
karena karyawan adalah makhluk hidup yang punya pikiran, perasaan,
harga diri, cita-cita, dan lain-lain. Prinsip-prinsip pengarahan ditujukan
pada keterpaduan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasinya,
keterpaduan antara tujuan kelompok dan tujuan organisasinya, kerjasama
antara pimpinan, partisipasi dalam pembuatan keputusan, terjalinnya
komunikasi yang efektif dan pengawasan yang efektif dan efisien.
Definisi fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat
atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan. Pengarahan dilakukan untuk memberikan arahan
kepada Sumber Daya Manusia sebagai pegawai di dalam suatu organisasi
atau perusahaan agar pegawai tersebut mampu menyelesaikan tugas
dengan baik. Fungsi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan di dalam suatu organisasi untuk membimbing, menggerakan,
mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha.
d. Pengoordinasian (coordinating)
Pengoordinasian adalah usaha untuk mengatur para karyawan agar
bekerja secara teratur, sinkron dan selaras agar pekerja tersebut dapat
dilakukan secara efektif dan tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai.
Koordinasi yang baik jika memperoleh partisipasi dari bawahan, dan
pihak-pihak yang terkait yang akan melakukan pekerjaan diikutsertakan
dalam proses pengambilan keputusan supaya mereka antusias dalam
melaksanakannya. mengoordinasi berarti mengikat bersama menyatukan
dan menyelaraskan semua kegiatan yang ada dalam mecapai tujuan
organisasi. Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika masing-masing
individu menyadari dan memahami akan tugastugas mereka. Mereka
harus mengetahui bahwa sebenarnya tugas mereka sangat membantu pada
usaha-usaha untuk mencapai organisai.
e. Pengendalian (controlling)
Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan
kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengsisi, karena :
1) Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2) Pengendalain baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan
baik.
4) Tujuan baru dapat diketahuan tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau penilaian dlakukan.
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang
dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud
dengan tjuan yang telah digariskan semula agar rencana dapat
terselenggarakan dengan baik.
2.8. Tujuan langkah manajemen kebidanan
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut
berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada
klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi
dalam tulisan saja

2.9. Pelayanan kebidanan


2.10. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
Proses manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek
kebidanan dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah
atau proses manajemen kebidanan Langkah-langkah manajemen
kebidanan tersebut adalah :
a. Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah pertama
identifikasi dan analisis masalah. Di dalam langkah pertama ini bidan
sebagai tenaga professional tidak dibenarkan untuk menduga-duga
masalah yang terdapat pada kliennya. Bidan harus mencari dan
menggali data atau fakta baik dari klien, keluarga maupun anggota tim
kesehatan lainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
bidan sendiri.
Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah
ini merupakan proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam
tindakan yang akan menghasilkan rumusan masalah yang dialami/
diderita pasien atau klien.
b. Diagnosis kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi,
masalah, penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi
yang dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosis. Hasil dari
perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan
yang disebut diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis
kebidanan diperlukan pengetahuan keprofesionalan bidan.
Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan dasar tindakan dalam
upaya menanggulangi ancaman keselamatan hidup pasien atau klien.
Masalah potensial dalam kaitannya dengan diagnosis kebidanan adalah
masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan
mengganggu keselamatan hidup klien atau diantisipasi, dicegah dan
diawasi serta segera dipersiapkan tindakan untuk mengatasinya.
c. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana
kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk
memecahkan masalah pasien atau klien serta rencana evaluasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan
hasil yang akan dicapai.
2) Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan
dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
3) Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.
d. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara
mandiri, pada penanganan kasus yang di dalamnya memerlukan
tindakan di luar kewengangan bidan, perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam
waktu yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama
pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau
klien.
e. Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Jadi tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
tindakan kebidanan yang dilakukan.

Pada tahun 1997, Helen Varney menyempurnakan proses 5 langkah


tersebut memnjadi 7 langkah. Langkah-langkah tersebut membentuk
kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua situasi. Akan
tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas
tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien yaitu :
1) Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik (khusus dan penunjang). Tahap ini merupakan langkah awal yang
akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam
pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang
sebenarnya dan valid
2) Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau
masalah. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosis.Diagnosis kebidanan adalah diagnose
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnose kebidanan.
3) Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial
ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang
akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah
atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar
merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
4) Langkah 4 : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan
berdasarkan kondisi klien.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah
keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan.
5) Langkah 5 : Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat
dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah
ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural
atau masalah psikologis
6) Langkah 6 : Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
7) Langkah 7 : Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan
mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang
tidak efektif.
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam
masalah diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar dalam pelaksanaannya. !da kemungkinan bah$a
sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta.


Estiwidani, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta.
Tadjuddin norma. Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai