Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)

‘’MERINTIS USAHA MENDIRIKAN BPM’’

DOSEN PENGAMPUH : ERNI AGIT EKAWATI.,S.TR.KEB

NAMA KELOMPOK II

1. CHAROLINA MARCELINA T. DIMU 20180901002


2. DIAN NUR ANISYAH 20180901006
3. MARIA TERSIANA BORDALENDENG 20180901012
4. MARIA BERNADEHTA D.ATOK 20180901015
5. PAULINA YOHANA RUMASUKUN 20180901020
6. WA’AMBE 20180901023
7. JESICA W. SAMUSAMU 20180901026
8. ALFRIDA MARTA N.KANDAM 20170901001
9. SILVIA SEFTIANI 20180901027
10. LEMI YIKWA 20170901015

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE

PROGRAM STUDY D III KEBIDANAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayahnya kami dari kelompok I telah berhasil menyelesaikan makalah yang

berjudul ‘Merintis Usaha Mendirikan Bpm’

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah KEWIRAUSAHAAN

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb selaku

pengajar mata kuliah HIV AIDS yang telah memberikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari penulisan makalah yang

kami buat, maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan untuk memperbaiki makalah

yang kami buat sehingga menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan dipahami oleh

siapapun yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan

kata-kata yang kurang berkenan, dan mohon kritikan dan sarannya yang membangun.

Merauke, 28 Oktober 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di

bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan

masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang

menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga

dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. (Imamah, 2012 :

01)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk

menjalankan  prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –

obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan

memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan

yang kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan

bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan

kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea, 2011 : 01)

Pelayanan yang diberikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan

kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara,

asuhan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB (IUD, AKBK,

Suntik, Pil), imunisasi (ibu dan bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan

pasca keguguran. Selain itu, bidan praktek mandiri melayani pemeriksaan untuk
orang yang sakit, kemudian memberi pelayanan kesehatan terhadap WUS (wanita

usia subur ) serta LANSIA (lanjut usia). (Imamah, 2011 : 01)

Tingginya  permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam

memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi

Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan

penghargaan.

Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan

kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya

termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Karena

hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang

diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan

masyarakat dapat tercapai. (Ambarwati, 2010 : 0l)

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Bidan praktek Mandiri

2. Tujuan Bidan Praktek Mandiri (BPM)

3. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

4. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri (BPM)

5. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)

6. Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)

7. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri

8. Tujuan dan Pencatatan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)


1.3. TUJUAN MAKALAH

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tentang standart pelayanan pada

Bidan Praktek Mandiri.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan mampu:

a. Menjelaskan tentang definisi Bidan Praktek Mandiri

b. Mengetahui fungsi dan peran Bidan Praktek Mandiri

c. Mengidentifikasi persyaratan mendirikan Bidan Praktek Mandiri

d. Mengidentifikasi pelayanan yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri

e. Mengetahui tarif yang dijadikan patokan oleh Bidan Praktek Mandiri

f. Mengidentifikasi tentang pencatatan dan pelaporan pada Bidan Praktek

Mandiri

g. Menjelaskan tentang bagaimana proses menjadi Bidan Delima

1.4. MANFAAT MAKALAH

1. Untuk memenuhi tugas mata Asuhan Kebidanan Komunitas

2. Untuk mengetahui tentang Bidan Praktek Mandiri (BPM)

3. Untuk sumber wacana bagi mahasiswa, dosen, dan pembaca lainnya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bidan praktek Mandiri


Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan

dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,

keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.

Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan

(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau

program. (Imamah, 2012 : 01).

Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus

mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan

Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri.

Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya

penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006).

Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan

kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik

kebidanan.

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam

memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan

pendekatan menejemen kebidanan.


2.2. Tujuan Bidan Praktek Mandiri (BPM)

Menurut, Ambarwati, 2010 : 02, tujuan dari adanya Bidan Praktek Mandiri,
yaitu :
1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak

balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta

keluarga berencana melalui upaya strategis.

2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai

kasus dan rujukannya.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu

dan anak.

4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat

yang mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka

kematian bayi.

2.3. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

1. Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi

yang lengkap

2. Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau diagnosa

berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang terkumpul

3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin

terjadi dikarenakan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi


4. Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera

dan atau untuk manajemen konsultasi atau kolaborasi dengan anggota

tim kesehatan lainnya,seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu

5. Buat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan

rasionalyang tepat menggarisbawahi keputusan yang diambil

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya

6. Arahkan atau terapkan rencana asuhan secara efisien dan aman

7. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang secara tepat

manajemen proses untuk semua asuhan yang tidak efektif

2.4. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri (BPM)

Persyaratan-persyaratan untuk mendirikan Bidan Praktek Mandiri, yaitu :

1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :

a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan

kesehatan.

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5

tempat tidur.

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan

melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang

berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek

bidannya atau foto copy prakteknya  diruang praktek, atau tempat yang

mudah dilihat.

3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang

memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.

4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan

minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus

tersedia ditempat prakteknya.

5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai

dengan jenis pelayanan yang diberikan.

6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan

meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar

informasi dengan sesama bidan.

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan

bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh

organisasi profesi.

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek

agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.

Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :

1. Papan nama
a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik

dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari

nama yang berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau

nama lain yang sesuai dengan fungsinya.

b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.

c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.

d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah

terbaca oleh masyarakat.

2. Tata ruang

a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.

b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang

adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar

mandi/WC masing-masing 1 buah.

c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.

3. Lokasi

a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah

daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum

lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.

b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar

sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

4. Hak dan guna pakai


a. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)

b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

2.5. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut Ambarwati, 2010 :03. Dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8. Imunisasi (Ibu dan Bayi)
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Perawatan Pasca Keguguran

Bidan Praktek Mandiri selain berfungsi tempat pelayanan

masyarakat terutama ibu dan anak, hendaknya dapat pula berfungsi

sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang juga berperan ikut

serta dalam kegiatan peran serta masyarakat, misalnya  menjadi ibu

asuh dan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan. (Ambarwati,

2010 : 04).

Anda mungkin juga menyukai