Disusun oleh:
KUSWATI
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa telah
memberikan kesehatan dan kesempatan untuk kami dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Dokumentasi Kebidanan. Adapun penyusunan makalah ini adalah
sebagai tugas individu untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi
Kebidanan Program Studi D III Kebidanan Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
A. Kesimpulan ............................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian
yang baik. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus
didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh
bidan baik pada ibu hamil, bersalin fisiologis maupun patologis.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, yang mencatat
status pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang
menggambarkan catatan kebidanan yang diberikan. Umumnya catatan
pasien berisi informasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa kebidanan
dan kebutuhan klien, respons pasien terhadap asuhan kebidanan yang
diberikan dan respons terhadap pengobatan serta rencana untuk intervensi
lebih lanjut. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun
laporan akan sangat membantu komunikasi antara sesama bidan maupun
disiplin ilmu lain dalam rencana pengobatan
Manajemen kebidanan merupakan metode/bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, dimana bidan harus
membuat suatu catatan perkembangan dari kondisi pasien untuk dapat
memecahkan masalah. Catatan perkembangan kadang-kadang dalam
bentuk kertas polos tanpa kolom yang kemudian lebih dikenal dengan
metode SOAP (IER) sebagai panduan untuk menampilkan informasi tentang
pasien. Atau juga disebut sebagai SOAP notes.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan prinsip pendokumentasian kebidanan dengan pendekatan
SOAP
2. Menjelaskan metode SOAP.
1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah DOKUMENTASI KEBIDANAN
dari dosen yang bersangkutan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan akhir dari makalah ini adalah memberikan pengetahuan
mengenai langkah dokumentasi SOAP, Memahami SOAP sebagai satu
metode rekam medis yang diintisarikan dari manajemen proses asuhan
kebidanan sehingga akan mampu menerapkan pendokumentasian pada
saat memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi teori
Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan standar pelayanan dalam memberikan asuhan pada ibu
hamil fisiologis, ibu bersalin fisiologis dan ibu hamil patologis , ibu
bersalin patologis.
2. Bagi Penulis
Untuk mempraktikkan teori yang didapat secara langsung dilapangan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin baik
fisiologis maupun patologis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya lahir normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009).
2. Tujuan Asuhan Antenatal
Adapun tujuan Asuhan Antenatal pada ibu hamil yaitu (Saifuddin,
2009) :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
social ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
asi eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
3. Fokus Asuhan Antenatal
Menurut Sunarsih (2011) fokus asuhan antenatal adalah sebagai
berikut:
a. Trimester I (sebelum 14 minggu) :
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membayakan jiwa
2) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang berbahaya
3) Membangun hubungan saling percaya
4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi
komplikasi
5) Mendorong prilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga,
istirahat, seks, dsb)
b. Trimester II (14-28 minggu) :
Sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi edema, proteinuria).
c. Trimester III (28-36 minggu) :
Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu :
Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di RS.
4. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Rustam Mochtar (2011) jadwal pemeriksaan pada
kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haid terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d. Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan
Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksan dan pengawasan
ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Antenatal care: pengawasan sebelum anak lahir, terutama ditujukan
pada anak
b. Prenatal care: pengawasan pra-kelahiran
c. Antepartal care: pengawasan sebelum bersalin, lebih ditujukan
pada keadaan ibu.
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 14T (Saryono,
2010):
a. Timbang berat badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi fundus uteri
d. Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan
e. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
f. Pemeriksaan Haemoglobin (Hb)
g. Pemeriksaan test terhadap penyakit menular seksual atau Veneral
Disease Research Lab (VDRL)
h. Pemeriksaan payudara
i. Senam payudara dan pijit tekan payudara
j. Pemelihara tingkat kebugaran atau senam hamil
k. Temu wicara (konseling)
l. Pemeriksaanprotein urine atas indikasi
m. Pemeriksaanreduksi urineatas indikasi
n. Pemeriksaan terapi kapsul Iodium untuk daerah endemis gondok
dan pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
5. Tanda Pasti Kehamilan
Manuaba (2011) menjelaskan tanda pasti kehamilan dapat
ditentukan melalui:
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin
c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat
kardiotokografi, alat Dopler. Dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.
6. Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Sunarsih (2011) tanda bahaya pada kehamilan,
diantaranya adalah:
a. Perdarahan per vaginam
b. Masalah penglihatan/pandangan kabur
c. Bengkak pada muka dan tangan
d. Nyeri perut yang hebat
e. Gerakan bayi yang berkurang
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2009).
Menurut Mochtar (2011) persalinan (partus= labor) adalah proses
pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa dan
pelahiran (delivery) adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir
kala I).
2. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Menurut Manuaba (2010) kala pendahuluan memberikan tanda-
tanda sebagai berikut:
a. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara, hal
tersebut tidak begitu jelas.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus , kadang-kadang disebut false labor pains.
e. Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show).
3. Tanda-tanda Inpartu
Tanda-tanda Inpartu menurut Mochtar (2011) dapat diketahui
dengan:
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks
c. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada
pembukaan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Mochtar (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi proses
persalinan adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
1) His (kontraksi uterus),
2) Kontraksi otot-otot dinding perut,
3) Kontraksi diagfragma,dan
4) Ligmentous action, terutama lig.rotundum
b. Factor janin
c. Factor jalan lahir
5. Proses Persalinan Normal
Menurut Sofian (2011) proses persalinan normal adalah sebagai
berikut:
a. Kala 1(Kala Pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler di sekitar kanalis sevisis akibat pergeseran
ketika serviks mendatar dan membuka. Lamanya kala ini pada primi
berlangsung selama 13 jam dan pada multi adalah 7 jam. Kala
pembukaan dibagi atas 2 fase.
1) Fase Laten : pembukaan serviks yag berlangsung lambat
sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
2) Fase Aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase.
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap)
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat
dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.Kepala janin telah turun
dan masuk ke ruang panggul sehingga tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa
mengedan.Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus terbuka.Pada waktu his, kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum merenggang.
Dengan his dan mengeden yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin.
c. Kala III
Pada primi berlangsung selama 1 jam, pada multi - 1
jam. Kala III (Kala Pengeluaran Uri) Setelah bayi lahir, kontraksi
rahim beristirahat sebentar.Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal
dari sebelumnya.Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan
dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau
dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc. Lamanya kala III pada primi adalah jam dan pada
multi jam.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi
lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi
adalah 14 jam dan pada multi adalah 7 jam. .
C. Anemia Dalam Kehamilan
1. Pengertian
Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin
atau jumlaheritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal). Ukuran
hemoglobin normal- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram 18 gram-
Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram 16 gram. Tingkat pada anemia-
Kadar Hb 10 gram 8 gram disebut anemia ringan.- Kadar Hb 8 gram 5
gram disebut anemia sedang.- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia
berat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl
dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif
Mansjoer,dkk. 2001).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr%
pada trimester II (Saifudin, 2002).
2. Klasifikasi Anemia
a. Klasifikasi Anemia akibat Gangguan Eritropoieses
1) Anemia defisiensi Besi
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis
Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan
mikrositer.
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah
anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena
gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau
banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan.
Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan , terutama pada
trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan
kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih lebih
pada kehamilan kembar.
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang
paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi,
konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan
konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun. Pada
kehamilan,kahilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi meternal
ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat
persalianan,dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai
900 mg atau setara dengan dua liter darah. Oleh karena sebagian
besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang
rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia
defisiensi besi.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
fisiolagik selama kehamilan. Namun, banyak literatur menganjurkan
dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada
kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi,
dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan post
partum.
Hubungan antara konsentrasi Hb dan kehamilan masih
merupakan lahan kontroversi. Di negara-negara maju misalnya, tidajk
hanya anemia, tetapi juga konsentrasi hemoglobin yang tinggi selama
kehamilan telah dilaporkan meningkatkan risiko komplikasi seperti
kelahiran kecil untuk masakehamilan (KMK) atau small-for-gestational
age (SGA), kelahiran prematur, mortalitas perinatal. Kadar Hb yang
tinggi terkait dengan infark plecenta sehingga hemodilusi pada
kehamilan dapat meningkatkan pertumbuhan janin dengan cara
mencegah trombosis dalam sirkulasi uteroplasental. Oleh karena itu,
jika peningkatan kadar Hb mencerminkan kelebihan besi, maka
suplementasi besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak anemik perlu
ditinjau kembali.
Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai
minggu ke-28 kehamolan pada ibu hamil yang belum mendapat besi
dan nonanemik (Hb < 11 g/dl dan feritin >20 g/l) menurunkan
prevalensi anemia dan bayi berat lahir rendah. Namun, pada ibu hamil
dengan kadar Hb normal ( 13,2 g/dl) mendapatkan peningkatan
resiko defisiensi tembaga dan zinc. Selain itu, pemberian suplementasi
besi elemental pada dosis 50 mg berkaitan dengan proporsi bayi KMK
dan hipertensi meternal yang lebih tinggi dibandingkan kontrol.
2) Anemia Megaloblastik
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan
pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul
adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum
tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai
sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang
menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih
besar dapat terjadi karena kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi,
adanya anemia hemotitik atau pengobatan antikonvulsi. Kadar
esterogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya
memiliki efek penghambatan terhadap absorbsi folat. Defisiensi asam
folat oleh karenanya sangat umum terjadi pada kehamilan dan
merupakan penyebab utama anemia megaloblastik pada kehamilan.
Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat
merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi zat gizi.
Anemia megaloblastik adalah kelainan yang disebabkan oleh ganguan
sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang
khas untuk jenis anemia ini.selain karena defisiensi asam folat, anemia
megaloblastik juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12
(kobalamin). Folat dan turunnya formil FH4 penting untuk sintesis DNA
yang memadai dan produksi asam amino. Kadar asam folat yang tidak
cukup dapat menyebabkan menifestasi anemia megaloblastik.
3) Anemia Aplastik
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan
DNA serta gen.
4) Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh
infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.
b. Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada
gangguan penyerapan penyakit saluran pencernaan atau apabila
kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri.
Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol
besi (Jectofer)
D. Persalinan Dengan Preeklamsia Berat
1. Pengertian persalinan
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
2) Edema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat
1) Tekanan darah 160 / 110 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
6) Pandangan kabur
4. Faktor predisposisi
mencapai 30 %.
c. Mempunyai riwayat diabetus mellitus angka kejadiannya mencapai
50 %
mencapai 20 %.
awal kehamilan.
g. Nuliparitas
j. Polyhidramnion.
k. Hidropsi fetalis
3. Patofisiologi
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi
5 18.00 WIB Ibu merasa 1. Keadaan umum : Ibu dalam kala 1. Memberitahukan hasil
sangat lega Baik IV persalinan pemeriksaan kepada ibu
karena bayi dan 2. Tanda-tanda vital : normal 2. Melakukan pemantauan kala IV
plasentanya a. Tekanan darah Keadaan umum a. Pantau kondisi ibu saat ini
telah : 100/60 mmHg ibu baik b. Memantau tekanan darah,
lahir. b. Nadi : 80 nadi, TFU, kandung kemih,
x/menit perdarahan
c. Pernafasan : 21 c. Melakukan peninjauan
x/menit uterus tetap berkontraksi
d. Suhu : 360C d. Memenuhi kebutuhan nutrisi
3. TFU : 2 jari ibu sehari-hari
dibawah pusat e. Membersihkan ibu,
4. Kontraksi uterus : menganjurkan untuk
Baik menjaga personal hygiene
f. Membantu ibu dalam
memenuhi kebutuhan
aktifitas dan berikan posisi
yang nyaman
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SOAP pada dasarnya sama dengan komponen yang terdapat pada
metode SOAPIER, hanya saja pada SOAP untuk implementasi dan evaluasi
dimasukkan dalam P sedangkan komponen REVISI tidak dicantumkan.
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat.
Prinsip metode ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan
manajemen kebidanan.
1. Dokumentasi kebidanan adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan
informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan
semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
2. Prinsip pencatatan dapat ditinjau dari isi dan teknik pencatatan. Model
sistem pencatatan bisa berbentuk naratif atau orientasi masalah.
3. Data subjektif adalah data yang diperoleh langsung dari klien.
Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi,
pemeriksaan dan informasi dari keluarga. Analisa adalah diagnosa yang
ditegakkan berdasarkan data subjektif dan data objektif. Implementasi
adalah tindakan kebidanan yang dilakukan berdasarkan rencana
tindakan yang tertera pada Planning. Evaluasi merupakan tafsiran dari
hasil tindakan yang telah dilakukan, dan revisi merupakan tindakan yang
dibuat dengan melihat hasil evaluasi.
Pada praktiknya SOAP pada kasus yang disampaikan pada BAB III,
metode SOAP dalam mengemukakan data subyektif dan data obyektif lebih
terfokus pada kasus sehingga didapatkan analisa yang fokus dan rencana
asuhan pun dapat disesuian dengan data yang telah diassement yang
diperoleh.
26
B. Saran
1. Dalam pembelajarn ini mahasiswa perlu memberikan perhatian yang
lebih lagi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang prinsip
pendokumentasian kebidanan dengan metode soap dan dalam
menyusun makalah ini kami berharap dapat memberikan I semua pihak
atau setiap manfaat bagi setiap mahasiswa.
2. Kami menyadari bahwa penyuunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu, saran dan kritik dari semua kelompok kami
harapkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2011. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetric
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC
Pastuti, Rosyati. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGCEGC
Saifuddin, A.B., 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
PrawiroJSofian,